kebutuhan hidupnya tidak bisa dilakukan tanpa bantuan orang lain. Hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia ini disebut mu'amalah agar tatanan kehidupan masyarakat berjalan dengan baik. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 2
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya. MU’AMALAH
Menurut KBBI Menurut Fiqih Islam
muamalah berarti tukar
muamalah adalah menukar barang atau hal-hal yang sesuatu yang memberi termasuk urusan manfaat dengan cara yang kemasyarakatan ditempuhnya. Seperti jual (pergaulan dan beli, saewa menyewa, sebagainya) pinjam meminjam dan usaha lainnya Islam melarang beberapa hal dalam melakukan transaksi ekonomi : 1. Tidak boleh menggunakan cara-cara yang batil 2. Tidak boleh melakukan kegiatan riba 3. Tidak boleh dengan cara-cara zalim 4. Tidak boleh mempermainkan takaran, timbangan, kualitas, dan kehalalan. 5. Tidak boleh dengan cara-cara spekulasi atau berjudi. 6. Tidak boleh melakukan transaksi jual beli barang haram. syarat-syarat jual-beli MACAM-MACAM 1. Penjual dan pembelinya haruslah ; MU'AMALAH a) balig b) berakal sehat 1. JUAL BELI c) atas kehendak sendiri Menurut syariat agama ialah kesepakatan tukar menukar benda 2. Uang dan barangnya haruslah : untuk memiliki benda tersebut a) halal dan suci selamanya. Melakukan jual beli b) bermanfaat dibenarkan sesuai dengan firman Allah
Artinya : “... dan Allah Swt. telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (Q.S Al- Baqarah : 25) JUAL BELI 2. KHIYAR Khiyar adalah bebas memutuskan antara syarat-syarat jual-beli meneruskan jual-beli atau membatalkannya. c) keadaan barang dapat diserahterimakan. Macam-Macam Khiyâr d) keadaan barang diketahui oleh a) Khiyar Majelis, adalah selama penjual dan penjual dan pembeli. pembeli masih berada di tempat e) milik sendiri. berlangsungnya transaksi/tawar-menawar.
3. Ijab Qobul b) Khiyar Syarat, adalah khiyar yang dijadikan
Ijab adalah perkataan yang syarat dalam jual-beli. diucapkan oleh penjual dalam mengutarakan keinginannya. c) Khiyar Aibi (cacat), adalah pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya jika Sedangkan Qabul ialah perkataan terdapat cacat yang dapat mengurangi yang diucapkan oleh pembeli dalam kualitas atau nilai barang tersebut, namun menerima akad tersebut. hendaknya dilakukan sesegera mungkin. RIBA Riba adalah bunga uang atau nilai lebih atas penukaran barang.
Dalam hadis yang diriwayatkan
bahwa “Rasulullah mengutuk orang yang mengambil riba, orang yang mewakilkan, orang yang mencatat, dan orang yang menyaksikannya.” (HR. Muslim) MACAM- MACAM RIBA c) Ribā Yadi : akad jual beli a) Ribā Fadli : barang sejenis dan sama pertukaran barang timbangannya namun sejenis yang tidak sama penjual dan pembeli timbangannya. berpisah sebelum melakukan serah terima. b) Ribā Qordi : pinjam meminjam dengan d) Ribā Nasi'ah : akad jual syarat harus memberi beli dengan penyerahan kelebihan saat barang beberapa waktu mengembalikannya. kemudian. RUKUN-RUKUN UTANG
UTANG PIUTANG 1. Yang berpiutang dan
yang berutang Utang-piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan catatan akan dikembalikan pada waktu 2. Ada harta atau barang kemudian. Memberi hutang kepada seseorang berarti menolongnya dan sangat dianjurkan oleh agama. 3. Lafadz kesepakatan Allah Swt. menyarankan agar kita mencatat dengan baik utang piutang yang kita lakukan. Jika orang berhutang tidak dapat melunasi tepat pada waktunya karena kesulitan Allah subhanahu wa ta'ala menganjurkan memberinya kelonggaran. SEWA-MENYEWA Sewa-menyewa dalam fiqh Islam disebut ijarah, artinya imbalan yang harus diterima oleh seseorang atas jasa yang diberikannya. Jasa di sini berupa penyediaan tenaga dan pikiran, tempat tinggal, atau hewan. 6) Berapa lama Syarat dan Rukun memanfaatkan barang Sewa-Menyewa tersebut harus disebutkan dengan 1) Haruslah telah balig 4) Ditentukan jelas. dan berakal sehat. barangnya serta keadaan dan sifat- 7) Harga sewa dan cara 2) Dilangsungkan atas sifatnya. pembayarannya juga kemauan masing- harus ditentukan masing, bukan karena 5) Manfaat yang akan dengan jelas serta dipaksa. diambil dari barang disepakati bersama tersebut harus diketahui 3) Barang tersebut secara jelas oleh kedua menjadi hak belah pihak sepenuhnya orang yang menyewa- kan, atau walinya. TERIMA KASIH ada pertanyaan?