Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP DAN

PRAKTIK
EKONOMI ISLAM
dibuat oleh Kelompok 1A

12/02/2024
PENDAHULUAN

Makhluk sosial yaitu makhluk yang dalam memenuhi


kebutuhan hidupnya tidak bisa dilakukan tanpa
bantuan orang lain. Hukum yang mengatur hubungan
antar sesama manusia ini disebut mu'amalah agar
tatanan kehidupan masyarakat berjalan dengan baik.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur’an
surat al-Maidah ayat 2

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah
kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.
MU’AMALAH

Menurut KBBI Menurut Fiqih Islam

muamalah berarti tukar


muamalah adalah menukar barang atau
hal-hal yang sesuatu yang memberi
termasuk urusan manfaat dengan cara yang
kemasyarakatan ditempuhnya. Seperti jual
(pergaulan dan beli, saewa menyewa,
sebagainya) pinjam meminjam dan
usaha lainnya
Islam melarang beberapa hal dalam
melakukan transaksi ekonomi :
1. Tidak boleh menggunakan cara-cara
yang batil
2. Tidak boleh melakukan kegiatan riba
3. Tidak boleh dengan cara-cara zalim
4. Tidak boleh mempermainkan takaran,
timbangan, kualitas, dan kehalalan.
5. Tidak boleh dengan cara-cara spekulasi
atau berjudi.
6. Tidak boleh melakukan transaksi jual
beli barang haram.
syarat-syarat jual-beli
MACAM-MACAM 1. Penjual dan pembelinya haruslah ;
MU'AMALAH a) balig
b) berakal sehat
1. JUAL BELI c) atas kehendak sendiri
Menurut syariat agama ialah
kesepakatan tukar menukar benda 2. Uang dan barangnya haruslah :
untuk memiliki benda tersebut a) halal dan suci
selamanya. Melakukan jual beli b) bermanfaat
dibenarkan sesuai dengan firman Allah

Artinya : “... dan Allah Swt. telah


menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba...” (Q.S Al-
Baqarah : 25)
JUAL BELI 2. KHIYAR
Khiyar adalah bebas memutuskan antara
syarat-syarat jual-beli meneruskan jual-beli atau membatalkannya.
c) keadaan barang dapat
diserahterimakan. Macam-Macam Khiyâr
d) keadaan barang diketahui oleh a) Khiyar Majelis, adalah selama penjual dan
penjual dan pembeli. pembeli masih berada di tempat
e) milik sendiri. berlangsungnya transaksi/tawar-menawar.

3. Ijab Qobul b) Khiyar Syarat, adalah khiyar yang dijadikan


Ijab adalah perkataan yang syarat dalam jual-beli.
diucapkan oleh penjual dalam
mengutarakan keinginannya. c) Khiyar Aibi (cacat), adalah pembeli boleh
mengembalikan barang yang dibelinya jika
Sedangkan Qabul ialah perkataan terdapat cacat yang dapat mengurangi
yang diucapkan oleh pembeli dalam kualitas atau nilai barang tersebut, namun
menerima akad tersebut. hendaknya dilakukan sesegera mungkin.
RIBA
Riba adalah bunga uang atau
nilai lebih atas penukaran
barang.

Dalam hadis yang diriwayatkan


bahwa “Rasulullah mengutuk
orang yang mengambil riba,
orang yang mewakilkan, orang
yang mencatat, dan orang yang
menyaksikannya.” (HR. Muslim)
MACAM-
MACAM RIBA c) Ribā Yadi : akad jual beli
a) Ribā Fadli : barang sejenis dan sama
pertukaran barang timbangannya namun
sejenis yang tidak sama penjual dan pembeli
timbangannya. berpisah sebelum
melakukan serah terima.
b) Ribā Qordi : pinjam
meminjam dengan d) Ribā Nasi'ah : akad jual
syarat harus memberi beli dengan penyerahan
kelebihan saat barang beberapa waktu
mengembalikannya. kemudian.
RUKUN-RUKUN UTANG

UTANG PIUTANG 1. Yang berpiutang dan


yang berutang
Utang-piutang adalah
menyerahkan harta dan benda
kepada seseorang dengan catatan
akan dikembalikan pada waktu 2. Ada harta atau barang
kemudian. Memberi hutang kepada
seseorang berarti menolongnya dan
sangat dianjurkan oleh agama.
3. Lafadz kesepakatan
Allah Swt. menyarankan agar kita mencatat dengan baik
utang piutang yang kita lakukan. Jika orang berhutang
tidak dapat melunasi tepat pada waktunya karena
kesulitan Allah subhanahu wa ta'ala menganjurkan
memberinya kelonggaran.
SEWA-MENYEWA
Sewa-menyewa dalam fiqh
Islam disebut ijarah, artinya
imbalan yang harus diterima
oleh seseorang atas jasa yang
diberikannya. Jasa di sini
berupa penyediaan tenaga
dan pikiran, tempat tinggal,
atau hewan.
6) Berapa lama
Syarat dan Rukun memanfaatkan barang
Sewa-Menyewa tersebut harus
disebutkan dengan
1) Haruslah telah balig 4) Ditentukan jelas.
dan berakal sehat. barangnya serta
keadaan dan sifat- 7) Harga sewa dan cara
2) Dilangsungkan atas sifatnya. pembayarannya juga
kemauan masing- harus ditentukan
masing, bukan karena 5) Manfaat yang akan dengan jelas serta
dipaksa. diambil dari barang disepakati bersama
tersebut harus diketahui
3) Barang tersebut secara jelas oleh kedua
menjadi hak belah pihak
sepenuhnya orang yang
menyewa- kan, atau
walinya.
TERIMA KASIH
ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai