Anda di halaman 1dari 15

MACAM-MACAM MUAMALAH

MUAMALAH TERDIRI TIGA MACAM YAITU:


1.JUAL BELI
2. UTANG-PIUTANG
3. SEWA-MENYEWA
JUAL BELI

Jual beli menurut syariat agama ialah kesepakatan tukar-menukar benda untuk memiliki benda tersebut selamanya.
Sesuai dengan firman Allah SWT. berikut ini:

ْ ‫هّٰللا‬
ِّ ‫َواَ َح َّل ُ البَ ْي َع َو َح َّر َم‬
‫الر ٰبو‬
Artinya: dan Allah SWT. telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. (Q.S. Al-Baqarah/2:275)
SYARAT-SYARAT JUAL-BELI

1) Penjual dan pembelinya haruslah:


a) ballig,
b) berakal sehat,
c) atas kehendak sendiri.
2) Uang dan barangnya haruslah:
a) halal dan suci. Haram menjual arak dan bangkai, begitu juga babi dan berhala, termasuk lemak bangkai tersebut;
b) Membeli barang-barang yang tidak bermanfaat sama dengan menyia-nyiakan harta atau pemboros.“Sesungguhnya pemboros-pemboros
itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Isrā’/17: 27)
c) Keadaan barang dapat diserahterimakan. Tidak sah menjual barang yang tidak dapat diserahterimakan. Contohnya, menjual ikan dalam
laut atau barang yang
sedang dijadikan jaminan sebab semua itu mengandung tipu daya.
d) Keadaan barang diketahui oleh penjual dan pembeli.
e) Milik sendiri, sabda Rasulullah saw., “Tak sah jual-beli melainkan atas barang yang dimiliki.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
3) Ijab Qobul 
Seperti pernyataan penjual, “Saya jual barang ini dengan harga sekian.” Pembeli menjawab, “Baiklah saya beli.” Dengan demikian,
berarti jual-beli itu berlangsung
suka sama suka. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jual-beli itu hanya sah jika suka sama suka.” (HR. Ibnu Hibban)
KHIYAR

Khiyar secara singkat adalah bebas memutuskan antara meneruskan jual beli atau membatalkannya. Kata khiyar menurut
bahasa artinya memilih antara dua pilihan. Sedangkan menurut istilah khiyar ialah hak memilih bagi penjual atau pembeli
untuk meneruskan akad (transaksi) jual beli atau membatalkannya. Khiyar hukumnya mubah bagi penjual dan pembeli
dengan cara membuat kesepakatan dalam akad jual beli.
Khiyar sangat bermanfaat bagi penjual dan pembeli, sehingga dapat memikirkan sejauh mana kebaikan dan keburukannya
agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari. Biasanya penyesalan terjadi dalam akibat kurang berhati-hati, tergesa-
gesa, dan kurang teliti dalam melakukan transaksi jual beli.
MACAM-MACAM KHIYAR

• Khiyar Majlis
• Khiyar syarat
• Khiyar Aibi
KHIYAR MAJLIS

Khiyar majlis adalah khiyar yang berlangsung selama penjual dan pembeli masih berada di tempat jual beli. Jika penjual
dan pembeli sudah berpisah maka hak khiyar sudah tidak berlaku lagi. Penjual sudah tidak bisa membatalkan transaksi
jual beli sebagaimana pembeli tidak dapat meminta kembali uangnya walaupun sudah mengembalikan barang.
Ukuran berpisah disesuaikan dengan adat kebiasaan yang berlaku di suatu daerah. Salah satu contoh dari khiyar
majlis dalam kehidupan sehari-hari adalah pernyataan penjual bahwa “barang yang sudah dibeli tidak dapat
dikembalikan”.
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya:”Orang yang mengadakan jual beli, diperbolehkan melakukan khiyar selama keduanya belum terpisah (dari
tempat aqad).” (HR. Al-Bukhari).
KHIYAR AIBI

Maksud dari khiyar ini adalah pembeli mempunyai hak pilih untuk membatalkan akad jual beli atau meneruskannya
karena terdapat cacat pada barang yang dibelinya. Cacat barang tersebut dapat mengurangi manfaat barang yang
dibeli.
KHIYAR SYARAT

Khiyar syarat adalah hak penjual atau pembeli atau keduanya untuk melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli
selama masih dalam masa tengggang yang disepakati oleh kedua belah pihak. Adapun ketentuan khiyar syarat sebagai
berikut:
Khiyar syarat secara umum berlaku selama tiga hari tiga malam yang dimulai sejak terjadinya akad. Namun hal
tersebut tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak.
Jika masa khiyar telah lewat, maka transaksi jual beli tidak bisa
Hak khiyar tidak dapat diwariskan, artinya jika si pembeli meninggal dalam masa khiyar maka barang menjadi milik
ahli warisnya atau jika penjual yang meninggal dalam masa khiyar, maka kepemilikan barang secara otomatis
menjadi hak pembeli.
Dalam khiyar syarat harus ditentukan tenggang waktunya secara cermat. Salah satu contoh khiyar syarat dalam
kehidupan sehari-hari adalah pembeli berkata: “Saya membeli radio ini jika anak saya suka, tetapi jika anak saya
tidak suka maka jual beli ini ” Kemudian penjual menjawab: “Ya, saya setuju dengan kesepakatan tersebut.”
RIBA

Riba adalah bunga uang atau nilai atas penukaran barang. Seperti pertukaran bahan makan,perak,emas,dan pinjam-
meminjam. Riba apapun bentuknya, dalam syariat islam hukumnya haram. Diterangkan dalam hadis bahwa
“rasullullah mengutuk orang yang mengambil riba, orang yang mewakilkan, orang yang mencatat, dan orang yang
menyaksikannya.”(HR.Muslim).
MACAM-MACAM RIBA

• Riba fadli
Riba fadli adalah pertukaran barang sejenis yang tidak sama timbangannya.

• Riba qordi
Riba qordi adalah pinjam-meminjam dengan syarat harus memberi kelebihan saat mengambalikannya

• Riba yadi
Riba yadi,adalah akan jual-beli barang sejinis dan sama timbangannya,namun penjual dan pembeli berpisah sebelum
melakukan serah terima.

• Riba nasi`ah
Riba nasi`ah adalah akad jual-beli dengan menyerahkan barang beberapa waktu kemudian.
UTANG-PIUTANG

Utang-piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan catatan akan dikembalikan pada waktu
kemudian.
RUKUN UTANG-PIUTANG

• Yang berpiutang dan yang berutang


• Ada harta atau barang
• Lafadz kesepakatan.
Jika orang yang berutang tidak dapat melunasi tepat pada waktunya karena kesulitan,Allah swt.menganjurkan
memberikannya kelonggaran.

َ َ‫ان ُذ ْو ُع ْس َر ٍة فَنَ ِظ َرةٌ اِ ٰلى َم ْي َس َر ٍة ۗ َواَ ْن ت‬


‫ص َّدقُ ْوا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم ْو َن‬ َ ‫ َواِ ْن َك‬

Artinya: Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh
kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Q.S. Al-
Baqarah/2:280).
SEWA-MENYEWA

Sewa-menyewa dalam fiqih islam disebut ijarah, artinya imbalan yang harus diterima oleh seseorang atas jasa yang
diberikannya.
Dasar hukum ijarah dalam firman Allah Swt,:

ِ ‫ضع ُْٓوا اَ ْواَل َد ُك ْم فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم اِ َذا َسلَّ ْمتُ ْم َّمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم بِ ْال َم ْعر ُْو‬
‫ف‬ ِ ْ‫َواِ ْن اَ َر ْدتُّ ْم اَ ْن تَ ْستَر‬
Artinya: Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran dengan cara yang patut
SYARAT DAN RUKUN SEWA-MENYEWA

1) Yang menyewakan dan yang menyewa haruslah telah ballig dan berakal sehat.


2) Sewa-menyewa dilangsungkan atas kemauan masing-masing, bukan karena dipaksa.
3) Barang tersebut menjadi hak sepenuhnya orang yang menyewakan, atau walinya.
4) Ditentukan barangnya serta keadaan dan sifat-sifatnya.
5) Manfaat yang akan diambil dari barang tersebut harus diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak.
6) Berapa lama memanfaatkan barang tersebut harus disebutkan dengan jelas.
7) Harga sewa dan cara pem- bayarannya juga harus ditentukan dengan jelas serta disepakati bersama .
HAL-HAL YANG HARUS DISEPAKATI DALAM SEWA-MENYEWA

Dalam hal sewa-menyewa atau kontrak tenaga kerja, haruslah diketahui secara jelas dan disepakati bersama sebelumnya
hal-hal berikut:
1) Jenis pekerjaan dan jam kerjanya.
2) Berapa lama masa kerja.
3) Berapa gaji dan bagaimana sistem pembayarannya: harian, bulanan, mingguan ataukah borongan?
4) Tunjangan-tunjangan seperti transpor, kesehatan, dan lain-lain, kalau ada.

Anda mungkin juga menyukai