Anda di halaman 1dari 35

Jual Beli, Salam, Khiyar

dan Riba
Kelompok 1 :
1. Annisya nursyifa ( D1A191775 )
2. Fitri Herawati ( D1A191819 )
3. Nani Suryani ( D1A191763 )

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
JUAL BELI Pengertian Jual beli
Hukum Jual beli
Rukun Jual beli
Syarat Jual beli
Macam-macam Jual beli
Macam-macam Jual beli
Terlarang
Pengertian Jual Beli

O Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran


atau saling menukar. Sedangkan menurut
pengertian fikih, jual beli adalah menukar suatu
barang dengan barang yang lain dengan rukun
dan syarat tertentu. Setelah jual beli dilakukan
secara sah, barang yang dijual menjadi milik
pembeli sedangkan uang yang dibayarkan
pembeli sebagai pengganti harga barang,
menjadi milik penjual.
Jual beli

• Menurut terminologi, para ulama berbeda pendapat


dalam mendefinisikannya:
• Menurut ulama Hanafiyah: Jual beli yaitu
”pertukaran harta/benda dengan harta berdasarkan
cara khusus (yang dibolehkan).”
• Menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ : Jual beli
adalah ”pertukaran harta dengan harta untuk
kepemilikan.”
• Menurut Ibnu Qudamahdalam kitab Al-mugni ‘ : Jual
beli adalah ”pertukaran harta dengan harta, untuk
saling menjadikan milik.”
Hukum Jual beli

Hukum jual beli ada 4 macam, yaitu:


1. Mubah (boleh), merupakan hukum asal jual beli
2. Wajib, apabila menjual merupakan keharusan, misalnya
menjual barang untuk membayar hutang
3. Sunah, misalnya menjual barang kepada sahabat atau orang
yang sangat memerlukan barang yang dijual
4. Haram, misalnya menjual barang yang dilarang untuk
diperjualbelikan. Menjual barang untuk maksiat, jual beli untuk
menyakiti seseorang, jual beli untuk merusak harga pasar, dan
jual beli dengan tujuan merusak ketentraman masyarakat.
Rukun Jual beli

Rukun Jual Beli dalam islam :


1. Pihak yang bertrasaksi, adanya penjual dan pembeli
2. Barang, dapat berupa barang atau jasa. Biasanya objek jual
berupa barang namun bisa juga jasa yang berupa sewa-
menyewa
3. Harga, kesepakatan nilai tukar. Harga bisa berupa senilai barang
dan senilai uang
4. Serah Terima, adanya penyerahan uang dari pembeli dan
penyerahan barang dari penjual.
Syarat Jual beli
1. Berakal. Sesorang yang bertransaksi harus baligh dan berkemampuan dalam
mengatur uang.
2. Kehendak diri. Melakukan transaksi harus sukarela tidak karena terpaksa.
3. Mengetahui. Para pihak harus mengetahui kejelasan barang dan harga jualnya.
4. Suci barangnya. Barang yang diperjualbelikan tidak mengandung najis dan
bukan barang yang haram.
5. Barang bermamfaat. Barang yang diperjualbelikan bermamfaat dan tidak
mubazir.
6. Barang Sudah dimiliki. Penjual sudah memiliki hak menjual barang tersebut,
baik barang tersebut sudah dibeli dari produsen ataupun telah memproleh izin
menjual barang dari pemilik barang.
7. Barang dapat diserahterimakan. Jika barang tidak dapat diserahkan akan
menimbulkan kerugian salah satu pihak.
8. Ijab dan qabul transaksi harus saling berhubung. Tidak terpisah meski berbeda
tempat
9. Lafadz dan perbuatan harus jelas. Pengucapan menjual dan membeli harus
jelas agar tidak ada kekeliruan.
Macam-macam Jual beli
Macam-macam Jual Beli ditinjau dari beberapa segi diantaranya:

1. Ditinjau dari segi hukumnya yaitu jual beli yang sah menurut hukum dan jual
beli yang batal menurut hukum.
2. Ditinjau dari segi pelaku akad (subjek), jual beli terbagi menjadi tiga bagian
yaitu:
a) Dengan lisan, akad jual beli yang dilakukan dengan lisan adalah akad yang
dilakukan oleh kebanyakan orang. Bagi orang bisu diganti dengan isyarat
karena isyarat merupakan bawaan alami dalam menampakkan kehendak.
b) Dengan perantara, akad jual beli yang dilakukan melalui perantara,tulisan,
utusan, atau surat menyurat sama halnya dengan ijab dan qabul dengan
ucapan, misalnya via Pos dan Giro.
c) Dengan perbuatan, akad jual beli yang dilakukan dengan perbuatan
(saling memberikan) atau dikenal dengan istilah mu’athah yaitu mengambil
dan memberikan barang tanpa ijab dan qabul.
Macam-macam Jual beli Terlarang

Berikut beberapa bentuk jual beli yang dilarang dalam Islam :


1. Jual beli terlarang karena objeknya merupakan barang terlarang
juga seperti khomr, bangkai, babi, dan berhala
2. Jual beli dengan Riba yakni seperti ‘bai’ al-inah’ yakni seseorang
menjual barang secara tidak tunai kepada seorang pembeli,
kemudian ia membelinya lagi dari pembeli tadi secara tunai
dengan harga lebih murah. Tujuan dari transaksi ini adalah
untuk mengakal-akali supaya mendapat keuntungan dalam
transaksi utang piutang.
3. Jual beli Tadlis yang mana Tadlis dapat diartikan tidak
menjelaskan sesuatu, menutupinya, dan penipuan.
4. Jual beli dengan maisir atau judi seperti jual belu kupon togel
dimana uang yang diperoleh dari untung-untungan, spekulasi,
& ramalan atau terkaan & bukan diperoleh dari bekerja.
SALAM

Pengertian Salam
Hukum Salam
Rukun Salam
Syarat Salam
Pengertian Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih)


dengan pengiriman barang dikemudian hari oleh penjual
(muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli
pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
Jadi akad salam yaitu akad jual beli yang dimana
pembayaran dimuka dan barang yang diserahkan
dikemudian hari.
Hukum Salam

Jual beli salam adalah diperbolehkan dengan syarat dan


rukun ketentuan yang berlaku, islam telah mengajarkan
bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan hutang
hendaknya dilakukan pencatatan agar tidak terjadi
perselisihan dikemudian hari. Jual beli salam juga memiliki
tujuan untuk memperoleh kemudahan dalam menjalankan
bisnis, karna barangnya boleh dirkirim belakangan.
Rukun Salam
Pembeli Penjual Modal/Uang/ Akad/ijab qabul
(Muslam) (Muslam barang (Sighat)
Fiihi)

Your Text Here


Syarat Salam

1. Jelas jenis muslam fih (barang yang dipesan).


2. Jelas sifat barangnya.
3. Bentuk akad harus jelas.
4. Ukuran atau kadarnya diketahui.
5. Masanya tertentu (diketahui).
6. Mengetahui kadar (ukuran) ra’s al-mal
(modal/harga), dan
7. Menyebutkan tempat pemesanan/penyerahan.
KHIYAR
Pengertian Khiyar

Secara lughah (bahasa), khiyar berarti; memilih,


menyisihkan atau menyaring. Secara semantik
kebahasaan, kata khiyar berasal dari kata khair yang
berarti baik. Dengan demikian khiyar dalam pengertian
bahasa dapat berarti memilih dan menentukan sesuatu
yang terbaik dari dua hal (atau lebih) untuk dijadikan
pegangan dan pilihan. Sedangkan menurut istilah, khiyar
adalah; hak yang dimiliki seseorang yang melakukan
perjanjian usaha (jual-beli) untuk menentukan pilihan
antara meneruskan perjanjian jual-beli atau
membatalkannya.
Syarat dan Rukun Khiyar
Syarat Khiyar yaitu : Rukun khiyar yaitu:
1. Barang yang dikhiyarkan hendaknya 1. Adanya penjual dan pembeli
jelas (pelaku khiyar)
2. Barang yang dikhiyarkan hendaklah 2. Adanya barang yang dikhiyarkan
ditentukan harganya 3. Adanya akad dalam pembayaran
3. Pembeli harus melihat barang yang 4. Shigat (lafadz akad yang jelas)
dikhiyarkan.
Macam-macam Khiyar Suatu keadaan yang membolehkan salah seorang
yang akad atau masing – masing yang akad atau
selain kedua belah pihak yang akad memiliki hak
khiyar syarat atas pembatalan atau penetapan akad selama
Yaitu : waktu yang ditentukan. Misalnya, seorang pembeli
berkata,” Saya beli dari kamu barang ini, dengan
catatan saya ber-khiyar (pilih-pilih) selama sehari
atau tiga hari

suatu keadaan yang membolehkan salah hak pilih bagi pembeli dalam
seorang yang berakad memiliki hak untuk menentukan barang yang berbeda
kualitas dalam jual beli. Contoh pada
membatalkan akad atau menjadikannya
ketika ditemukan aib (kecatatan) dari salah
Khiyar Aib Khiyar Ta’yin pembelian keramik, ada yang
satu yang dijadikan alat tukar-menukar yang berkualitas super dan sedang.
tidak diketahui pemiliknya waktu akad, atau
sesuatu yang mengurangi nilai yang dijual.
hak pilih bagi kedua belah pihak untuk yang
hak memilih untuk meneruskan berakad untuk membatalkan akad, selama
atau membatalkan akad jual beli
Khiyar Ru’yah Khiyar Majelis keduanya masih berada dalam satu majelis
sebelum diketahui dengan jelas akad (di ruang toko) dan belum berpisah
barangnya dan belum dilihat. badan.
RIBA
Pengertian & Hukum Riba

o Riba adalah suatu kegiatan pengambilan nilai tambah yang


memberatkan dari akad perekonomian, seperti jual beli atau utang
piutang, dari penjual terhadap pembeli atau dari pemilik dana
kepada peminjam dana, baik diketahui bahkan tidak diketahui, oleh
pihak kedua.
o Riba, apa pun bentuknya, dalam syariat Islam hukumnya haram.
Sanksi hukumnya juga sangat berat. Diterangkan dalam hadis yang
diriwayatkan bahwa, “Rasulullah mengutuk orang yang mengambil
riba, orang yang mewakilkan, orang yang menatat, dan orang yang
menyaksikannya.” (HR. Muslim). Dengan demikian, semua orang
yang terlibat dalam riba sekalipun hanya sebagai saksi, terkena
dosanya juga.
Macam-macam Riba

1. Riba Hutang Piutang 2. Riba Jual Beli

 Riba Qard  Riba Fadhl

Riba Qard yaitu suatu manfaat atau Riba Fadhl yaitu pertukaran antara
tingkat kelebihan tertentu yang barang-barang sejenis dengan kadar atau
disyaratkan terhadap yang berhutang. takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termasuk dalam jenis
 Riba Jahiliyah 'barang ribawi'.

Riba Jahiliyah yaitu hutang yang  Riba Nasi'ah


dibayar lebih dari pokoknya, karena si
peminjam tidak mampu bayar Riba Nasi'ah yaitu penangguhan
hutangnya pada waktu yang penyerahan atau penerimaan jenis barang
ditetapkan. ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.
PENIMBUN BARANG
Pengertian dan Hukum Menimbun barang

 Menimbun atau dalam istilah syara’ adalah ihtikar, yakni tindakan


menyimpan harta, manfaat, atau jasa dan enggan menjual dan
memberikannya kepada orang lain, yang mengakibatkan melonjaknya
harga pasar secara drastis disebabkan persediaan terbatas atau stok
barang hilang sama sekali dari pasar. Sedangkan masyarakat, negara,
ataupun hewan memerlukan produk, manfaat, atau jasa tersebut.

 Ada banyak definisi ulama tentang ihtikar (penimbunan) yang secara


umum meliputi hal-hal berikut: membeli barang ketika harga mahal,
menyimpan barang tersebut sehingga kurang persediaannya di pasar,
kurangnya persediaan barang membuat permintaan naik dan harga juga
naik, penimbun menjual barang yang ditahannya ketika harga telah
melonjak, penimbunan barang menyebabkan rusaknya mekanisme
pasar.
Islam memandang perbuatan menimbun barang sebagai bentuk
kezaliman dan bertentangan dengan maqashid syariah berdagang
Hukum Menimbun Barang karena tindakan menimbun akan menyengsarakan orang banyak.
Penimbunan masuk dalam kategori kejahatan ekonomi dan sosial.
Ulama seperti Ibnu Hajar al-Haitsami menganggap pelakunya sebagai
pelaku dosa besar. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan menimbun
barang kecuali dia seorang pendosa.” (HR Muslim).
Bahkan, dalam sistem sosial Islam ditekankan jika ada pelaku
penimbunan di tengah-tengah mereka, Allah mengancamnya dengan
penyakit berat dan kebangkrutan. Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa yang menimbun bahan makanan bagi kaum Muslim, maka Allah
akan menimpakan penyakit lepra dan kebangkrutan ke atasnya. “ (HR
Ibnu Majah, Ahmad, dan Hakim).
Berdasarkan banyak hadis yang menjelaskan tentang haramnya
perilaku penimbunan yang berkaitan dengan bahan makanan, maka
sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang diharamkan
hanyalah penimbunan bahan makanan, sedangkan penimbunan
barang lainnya tidaklah diharamkan. Namun, pendapat yang kuat
karena sesuai dengan keumuman dalil-dalil tentang ihtikar ini adalah
diharamkannya penimbunan atas semua jenis barang yang menjadi
hajat orang banyak karena akan menyusahkan mereka jika terjadi
penimbunan.
Jual Beli Saham
• Pengertian dan Hukum Saham

 Saham adalah surat berharga yang merupakan bukti atas


bagian kepemilikan suatu perusahaan. Dari pengertian ini,
maka jika kamu membeli saham itu artinya kamu membeli
sebagian kepemilikan perusahaan dan kamu memiliki hak
untuk mendapat bagian keuntungan dari perusahaan
tersebut dalam bentuk dividen, dengan catatan perusahaan
yang kamu miliki sahamnya memperoleh keuntungan.

 Menurut para ulama, secara umum investasi berupa saham


hukumnya adalah halal. Saham ini sendiri, dalam
perekonomian syariah dipandang sebagai turunan dari
musyarakah.
Macam-Macam Saham
Saham Biasa (Common Stock) Saham Istimewa (Preferred Stock)

Jenis saham ini adalah yang paling banyak seorang pemegang saham istimewa akan
beredar di pasar modal. Saham biasa mendapat dividen yang jumlahnya tetap dengan
memiliki karakteristik utama yaitu tujuan suku bunga. Seorang pemegang saham istimewa
kepemilikannya. Seseorang yang membeli juga akan mendapatkan dividen meskipun
saham biasa memiliki tujuan untuk seandainya perusahaan mengalami kerugian. Tidak
mendapatkan dividen atas keuntungan yang hanya itu, pemegang saham istimewa akan lebih
diperoleh perusahaan. diprioritaskan dividennya dibanding pemegang
saham biasa.

Saham Kosong
Jenis saham yang ketiga ini merupakan saham yang berbeda dari dua jenis saham
sebelumnya. Saham kosong tidak memiliki nilai nominal tertulis di lembar sahamnya.
Hak pemegang saham kosong hanya terbatas pada menerima dividen. Dia tidak
berhak menghadiri RUPS, bahkan saham kosong bisa langsung dihapuskan, baik
sebagian atau keseluruhannya.
Saham kosong biasa diberikan atas adanya kesepakatan antara para pemegang saham
lainnya. Biasanya penerima saham kosong ini adalah orang-orang yang diharapkan,
atau telah dianggap berjasa atas keberlangsungan usaha.
Syarat Kehalalan Saham dalam Islam

Tidak ada praktik riba


Pembayaran harus secara kontan Tidak hanya barang dan jasa yang disediakan oleh
Jual beli saham harus dilakukan dengan pembayaran
perusahaan penerbit saham harus halal, perusahaan
kontan.
tersebut juga harus bebas riba. Artinya, perusahaan
tidak melakukan pembiayaan, penyimpanan asset
dan lainnya dengan cara riba.

Saham diterbitkan oleh perusahaan yang


telah beroperasi
Jual beli saham yang dilakukan harus saham yang
diterbitkan oleh perusahaan yang sudah beroperasi.
Bidang usaha perusahaan halal
Harganya pun harus sesuai kesepakatan dua belah
Tidak hanya jenis saham yang diterbitkan dengan cara yang halal,
pihak, boleh tidak sama dengan nilai nominal saham
sektor usaha perusahaan penerbit saham juga harus bergerak di
dan boleh juga tidak sama.
sektor yang halal.
LOTRE & SMS BERHADIAH

Your Picture Here


Undian (Lotre) diartikan
Undian/Lotre o Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, undian dengan sesuatu
yang diundi(lotre).
o Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa lotre itu berasal dari
Bahasa Belanda “loterij” yang artinya undian berhadiah, nasib,
peruntungan.
o Dalam Bahasa Inggris juga terdapat kata “lottery” yang berarti
undian.
o Menurut Ibrahim husen adalah salah satu cara untuk menghimpun
dana yang dipergunakan untuk proyek kemanusiaan dan kegiatan
sosial.

Semua taruhan yang dengan cara mengadu nasib, yang sifatnya


untung-untungan dilarang keras oleh agama, sebagaimana dalam
firman Allah surah Al-maidah ayat 90 yang artinya: “Hai orang-orang
yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-maidah : 90).
Macam-macam Undian/Lotre

Undian tanpa syarat adalah undian yang tanpa


Undian tanpa syarat menggunakan syarat dan ketentuan apapun.
Contohnya di pusat-pusat perbelanjaan, pasar, pameran
dan semisalnya sebagai langkah untuk menarik
pengunjung, kadang dibagikan kupon undian untuk
setiap pengunjung tanpa harus membeli suatu barang.
Kemudian setelah itu dilakukan penarikan undian yang
dapat disaksikan oleh seluruh pengunjung.

Undian dengan syarat membeli barang adalah undian yang


Undian dengan tidak bisa diikuti kecuali oleh orang yang membeli barang,
syarat membeli yang telah ditentukan oleh penyelenggara undian
tersebut.
barang. Contohnya pada sebagian supermarket telah diletakkan
berbagai hadiah seperti kulkas, radio dan lain-lainnya.
Siapa yang membeli barang tertentu atau telah mencapai
jumlah tertentudalam pembelian maka ia akan
mendapatkan kupon untuk ikut undian.
SMS Berhadiah

Your Picture Here


 “SMS Berhadiah” adalah segala bentuk kegiatan
penghimpunan pengiriman SMS mengenai suatu masalah, yang
disertai janji pemberian hadiah, baik melalui undian ataupun
melalui akumulasi jumlah (frekwensi) pengiriman SMS yang
paling tinggi, sementara biaya pengiriman SMS diluar ketentuan
normal, dan sumber hadiah tersebut berasal dari akumulasi
hasil perolehan SMS dari peserta atau 526 sebagiannya berasal
dari sponsor.
Hukum SMS berhadiah
SMS berhadiah hukumnya haram, jika:
A. Mengandung unsur maysir, tabdzir, gharar, dharar, ighra’ dan/atau israf.
1) Maysir (judi) yaitu mengundi nasib dimana konsumen akan berharap-harap
cemas memperoleh hadiah besar dengan cara mudah.
2) Tabdzir yaitu menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaat menurut
ketentuan.
3) Gharar yaitu adanya ketidakpastian peserta untuk memperoleh hadiah dalam
suatu kegiatan yang tidak jelas (bersifat tipu daya) oleh produsen/penyedia jasa
melalui trick janji pemberian hadiah atau bonus.
4) Dharar yaitu membahayakan orang lain akibat dari permainan judi terselubung
yang menyesatkan dengan pemberian hadiah kemenangan di atas kerugian dan
kekalahan yang diderita oleh peserta lain.
5) Ighra’ yaitu membuat anganangan kosong di mana konsumen dengan sendirinya
akan berfantasi mengharapkan hadiah yang menggiurkan. Akibatnya,
menimbulkan mental malas bekerja karena untuk mendapatkan hadiah tersebut
dengan cukup menunggu pengumuman.
6) Israf, yaitu pemborosan, di mana peserta mengeluarkan uang di luar kebutuhan
yang wajar.
A. Hadiah yang diberikan dalam praktek SMS Berhadiah, baik keseluruhan ataupun
sebagiannya, berasal dari hasil pengiriman SMS.
Hukum haram untuk SMS berhadiah ini berlaku secara umum bagi pihak pihak yang
terlibat, baik penyelenggara acara, provider telekomunikasi, peserta pengirim,
maupun pihak pendukung lainnya.

Anda mungkin juga menyukai