Disusun
Kelompok 4
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan, kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah – Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas membuat makalah dengan
judul “Teori Produksi dalam Islam”
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan yang perlu mendapat penyempurnaan, namun inilah usaha maksimal yang dapat
kami lakukan. Dengan segala kerendahan hati, kami harapkan kritik dan saran demi
sempurnanya makalah ini, karena kami yakin bahwa makalah ini belum mencapai hasil yang
sempurna.
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih yang setinggi –
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan para pembaca
pada umumnya.
Amiin ya rabbal „alamin.
Lhokseumawe, 06 November 2020
Penyusun
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A.Latar Belakang Masalah ................................................................................................................. 4
B.Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 4
c.Tujuan Masalah................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. TEORI PRODUKSI IBNU KHALDUN ...................................................................................... 5
B. KURVA BIAYA DAN PENERIMAAN SISTEM PRODUKSI RIBAWI ................................... 6
C. KURVA BIAYA DAN PENERIMAAN SISTEM PRODUKSI BAGI HASIL .........................12
D. EFISIENSI SISTEM PRODUKSI RIBAWI DAN SISTEM BAGI HASIL ...............................18
BAB III ................................................................................................................................................ 20
PENUTUP ........................................................................................................................................... 20
Kesimpulan .......................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 21
3
BAB 1
PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah
1.Apa Pengertian Teori Produksi menurut Ibnu Khaldun?
3.Bagaimana analisis kurva biaya dan penerimaan Sistem Produksi Bagi Hasil?
5.Bagaimana skala ekonomi Sistem Produksi Ribawi dan Sistem Bagi Hasil?
c.Tujuan Masalah
1.Untuk dapat mengetahui pengertian teori produksi menurut Ibnu Khaldun
2.Untuk dapat mengetahui analisis kurva biaya dan penerimaan sistem produksi ribawi
3.Untuk dapat mengetahui analisis kurva biaya dan penerimaan sistem produksi bagi hasil
4.Untuk dapat mengetahui efisiensi sistem produksi ribawi dan sistem bagi hasil
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI PRODUKSI IBNU KHALDUN
Menurut Ibnu Khaldun, produksi adalah aktivitas manusia yang diorganisasikan secara
social dan internasional. Manusia merupakan faktor produksi yang paling utama.Faktor-
faktor lain, seperti hujan hanyalah faktor pendukung saja.Namun, agar proses produksi
berjalan efektif, maka manusia harus dapat mengorganisasikan tenaganya. Ibn Khaldun
mengenalkan konsep Division of Labour, yaitu pembagian kerja menurut spesialisasinuya
masing-maisng.1[1]
“Menjadi jelas dan pasti bahwa seorang individu tidak akan dapat memenuhi seluruh
kebutuhan ekonominya sendirian. Mereka semua harus bekerja sama untuk tujuan ini. Apa
yang dipenuhi melalui kerjasama yang saling menguntungkan jauh lebih besar dibandingkan
yang dapat dicapai oleh individu-individu itu sendirian.”
Melalui pembagian kerja pula, maka akan memungkinkan terjadinya suatu surplus dan
perdagangan antara para produsen. Adanya surplus akan memungkinkan suatu daerah dapat
mengekspor barangnya ke daerah lain, sehingga akan meningkatkan kemakmuran daerah
tersebut.Pada lain pihak, dengan tingkat kemakmuran yang semakin tinggi akan
meningkatkan permintaan penduduk terhadap barang dan jasa.Dalam hukum permintaan kita
ketahui, bahwa kenaikan permintaan akan barang dan jasa akan menaikkan harga barang dan
jasa tersebut dan berdampak pada kenaikan gaji yang dibayarkan pada pekerja-pekerja
terampil.
Ibnu Khaldun telah menguraikan sebuah teori ekonomi tentang pembangunan yang
berdasarkan pada interaksi antara penawaran dan permintaan, yaitu permintaan menciptakan
5
penawarannya sendiri yang akan menigkatkan permintaan dan menunjukkan bahwa
pembentukan modal manusia merupakan elemen yang penting dalam sebuah proses
ekonomi.
Faktor-Faktor Produksi.
Faktor-faktor produksi menurut Ibnu Khaldun ada tiga, yaitu alam, pekerjaan, dan modal.
1) Alam
Alam merupakan sumberdaya yang membekali manusia berupa materi yang ada kalanya
dapat dipergunakan secara langsung dan ada kalanya pula setelah ia olah
2) Pekerjaan mempunyai kelebihan dengan coraknya yang positif dan merupakan faktor yang
selalu ada dalam semua bentuk produksi, malah hasil alam tidak mungkin diperoleh kecuali
dengan pekerjaan. Pada masa Ibn Khaldun sendiri pekerjaan mengungguli faktor-faktor
produksi lainnya.
3) Modal adalah kekayaan dan saham di samping faktor pekerjaan dan alam. Ibn Khaldun
tidak memisahkan modal dari kerja.
Pengertian Biaya
Biaya adalah aliran dana atau sumber daya yang dihitung dalam satuan moneter yang
dikeluarkan guna memenuhi pengeluaran perusahaan atau sering disebut bebean perusahaan
atau penurunan manfaat ekonomi selama satu priode akuntansi dalam bentuk arus kas atau
6
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.
8
b.Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit
output. Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam
jangka pendek TC = FC + VC, maka biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap
rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average variable cost).
AC = AFC + AVC
Dimana :
AC = biaya rata-rata jangka pendek
AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek
AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek
c.Biaya Marjinal
Biaya marjinal (marginal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit output. Jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan perubuhan
output adalah aQ
9
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variabel.
Jika harga perunit tenaga kerja adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja adalah av
10
Jika produsen berpandangan bahwa tingkat output yang memberikan laba maksimum
adalah X1, maka dalam jangka pendek dia memilih produksi dengan pabrik ukuran kecil.
Tetapi jika menurutnya tingkat produksi yang memberi laba adalah X3, maka dalam jangka
pendek panbrik yang dia pilih adalah yang bersekala menengah. Sebenarnya dia bisa saja
memproduksi X3 dengan menggunakan pabrik kecil, tetapi biaya produksi rata-ratanya
menjadi lebih besar ( 0C1>0C2 ).
Diagram tersbut menunjukkan bahwa tingkat produksi dibawah 0X1 unit akan
menghasilkan SAC yang lebih besar dari LAC, sehingga LLTC lebih besar dari STC. Kita
dapat menyimpulkan bahwa biaya marjinal jangka pendek (SMC) lebih kecil dari biaya
marjinal (LMC). Ketika ekspansi produksi dilanjutkan sampai 0X2, SAC sama dengan LAC
(titik A), sehingga SMC=LMC (titik B). Ekspansi lanjutan ke 0X3 menyebabkan SAC lebih
besar dari LAC atau STC lebih besar dari LTC. Karena itu SMC lebih kecil dari LMC.
Sampai disini kita dapat menyimpulkan bahwa jika produksi lebih kecil dari 0X2, LMC
lebih besar dari SMC. Tetepi jika produksi lebih besar dari 0X2, LMC lebih kecil dari SMC.
11
Selanjutnya yang harus kita ingat adalah LMC akan memotong LAC pada saat LAC
minimum. Hal itu terjadi jika ekspansi produksi sampai ke 0X4 ( titik C). Karena it kurva
LMc harus meelusuri titik titik B dan C ( perhatikan garis putus-putus LMC.
Rp TR
TRrs
TC = TCrs
FC
0 Q Qrs
Selanjutnya pada sistem profit sahing seluruh biaya ditanggung oleh pengelola
modal. Sementara pemilik modal tidak menanggung biaya produksi. Oleh karena itu,
yang dibagihasilkan adalah keuntungan (profit). Kurva TR pada sistem profit sharing
akan berputar dengan poros BEP (BEP sebagai tanda mulai terjadinya keuntungan).
Tingkat produksi sebelum BEP tercapai (Q < Qps) adalah keadaan di mana total biaya
lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan (TC > TR) begitupun sebaliknya.
Putaran TRps akan terjadi hanya berkisar antara kurva TR dengan TC, yaitu ruang yang
menggambarkan besarnya keuntungan. Grafik dapat dilihat pada gambar 4.
Rp TR
13 TRps
TC = TCps
FC
Untuk lebih memperjelas perbandingan di antara ketiga sistem tersebut, akan coba
kita terapkan pada contoh kasus berikut:
- Kapasitas produksi beras pada lahan seluas 1 hektar adalah 10 ton. Untuk
memproduksi beras sebanyak itu diperlukan total biaya tetap sebesar total Rp.4 juta dan
total biaya variabel Rp. 50 juta. Harga jual beras di pasaran adalah Rp. 12.000/kg.
Jadi, untuk mencapai BEP beras yang harus diproduksi sebesar 571,43
kg dengan biaya total sebesar Rp. 6.857.160.
d) Sumber modal dari pinjaman dengan profit sharing (nisbah 90:10) BEP
akan terjadi sama dengan kondisi jika menggunakan modal sendiri,
karena profit sharing hanya akan terjadi jika terjadi BEP.
16
Q = 571,43 kg TR = TC = Rp. 6.857.160.
Sekarang akan kita bandingkan analisis biaya ketiga sistem tersebut dengan
memperhatikan grafik pada gambar 5. Pada grafik tersebut terlihat nilai Qps < Qrs < Qi.
Karena profit sharing hanya akan setelah pada BEP, maka nilai Qps akan selalu lebih
kecil dari Qrs dan Q1 tanpa terpengaruh oleh besar kecilnya nisbah bagi hasil dibanding
bunga. Sedangkan nilai Qrs bisa saja lebih lebih besar dari Qi tergantung seberapa besar
bunga dibandingkan dengan nisbah bagi hasil. Jika besarnya bunga diturunkan, maka
bisa saja terjadi Qi < Qrs.
Rp
120 TR = TRi
jt
TRps
TRr
60 jt s
TCi
TC = TCrs = TRps
25.3 jt
21.8 jt FCi
14.8 jt FC = FCRS =
6.8 jt
4 jt FCPS
17
D. EFISIENSI SISTEM PRODUKSI RIBAWI DAN SISTEM BAGI HASIL
Pengertian
Efisiensi produksi atau daya guna produksi dalam perekonomian sangatlah penting,
dan suatu sistem produksi dapat dikatakan lebih efisien apabila memenuhi salah satu dari
kriteria – kriteria sebagai berikut :
1. Minimalisasi biaya untuk memproduksi jumlah yang sama;
2. Maksimalisasi produksi dengan jumlah biaya yang sama.
Dengan kriteria – kriteria tersebut kita dapat melihat makah yang lebih efesien sistem
produksi dengan sistem bunga atau sistem produksi dengan sistem bagi hasil.
18
sumbu X. Dan dapat kita lihat bahwa total cost yang sama (TC yang sama), jumlah sistem
produksi bagi hasil ( Q ) selalu lebih besar dari jumlah produksi dengan sistem bunga atau
ribawi ( Qi ). Jadi menurut kriteria inidapat disimpulkan bahwa produksi dengan sistem bagi
hasil lebih efisien dari pada sistem bunga atau ribawi.
SKALA EKONOMI
Skala Ekonomi merupakan fenomena turunnya biaya produksi per unit dari suatu
perusahaan yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi (output). Skala
ekonomi terjadi ketika biaya total rata-rata jangka panjang menurun seiring dengan
meningkatnya output. Ketika produksi yang semakin tinggi akan menyebabkan suatu
perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan
kegiatan produksi bertambah efisien.
Berikut ini adalah faktor-faktor penting yang dapat menimbulkan skala ekonomi, antara lain
yaitu :
1. Spesialisasi biaya produksi atau biaya-biaya tetap dalam proses produksi seperti biaya
pembelian gedung, mesin atau infrastruktur produksi.
2. Pengurangan harga barang mentah dan kebutuhan produksi lain.
3. Memungkinkan produk sampingan (by products) di produksi.
4. Mendorong perkembangan usaha lain.
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi. Maksudnya
adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi berbagai kebutuhannya,
sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan. Apa yang bisa dilakukan manusia dalam
“memproduksi” tidak sampai pada merubah substansi benda. Yang dapat dilakukan manusia
berkisar pada misalnya mengambilnya dari tempat yang asli dan mengeluarkan atau
mengeksploitasi (ekstraktif).
memperoleh laba sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam ekonomi
konvensional, tujuan produksi dalam islam yaitu memberikan Mashlahah yang maksimum
bagi konsumen.
mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang selama berada dalam bingkai tujuan dan
hukum islam. Dalam konsep mashlahah dirumuskan dengan keuntungan ditambah dengan
berkah.
20
DAFTAR PUSTAKA
2. http://agustianto.niriah.com/2008/10/04/etika-produksidalam-islam/Aziz Budi
5. http://pmiikomfaksyahum.wordpress.com/2008/04/02/meneguhkan-kembali-
konsepproduksidalam-ekonomi-islam
21