Anda di halaman 1dari 9

makalah EKONOMI MIKRO (OPTIMAL SOLUTIONS)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu ekonomi modern menganalisis masalah ekonomi, lepas dari pertimbangan moralitas
dan agama. Gejala- gejala yang diamati dijelaskan dengan logika. Misalnya mengapa di negara-
negara maju atau kaya, setiap keluarga umumnya memiliki sedikit anak? Sedangkan di negara-
negara yang belum maju, jumlah anak per keluarga umumnya banyak? Mengapa perusahaan-
perusahaan yang mempunyai daya monopoli lebih suka menjual produk dalam jumlah lebih
sedikit dengan harga yang lebih tinggi? Dan masih banyak pertanyaan yang lainnya.
Untuk menjawab pertanyaa- pertanyaan di atas, ekonomi mengembangkan pemahaman-
pemahaman dan peralatan analisis ekonomi mikro. Dengan peralatan itu ilmu ekonomi
mengamati prilaku konsumen dan produsen. Prilaku konsumen penting dibahas untuk
memahami sisi permintaan barang dan jasa. Prilaku produsen penting dibahas untuk memahami
sisi penawaran barang dan jasa.
Dalam mengonsumsi barang, berlaku The Law Of Diminishing Marginal
Utility (LDMU), sedangkan dalam pengguinaan faktor produksi berlaku The Law Of Diminishing
Return (LDR). Pemahaman mengenai prilaku konsumen, akan memudahkan pemahaman
mengenai prilaku produsen.

B. Rumusan masalah
a. Apa yang di maksud dengan nilai guna?
b. Apa itu optimal solution?
c. Apa itu produsen?
d. Apa yang dimaksud dengan faktor dan fungsi produksi?
e. Apa yang di maksud dengan optimal produksi?
f. Apa yang dimaksud dengan tingkat produksi optimal ?
g. Bagaimana penentuan volume produksi yang optimal ?
C. Tujuan penulisan
Memahami sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa

BAB II

PEMBAHASAN

A. Solusi fungsi optimal untuk prilaku konsumen


1. Teori nilai guna
Di dalam teori ekonomi kepuasan seseorang dalam mengkonsomsi suatu
barang dinamakan utility atau nilai guna. Jika kepusan semakin tinggi, semakin tinggi pula nilai
gunanya. Sebaliknya, bila kepuasan semakin rendah maka semakin rendah pulalah nilai gunanya.
Untuk mengetahui kepuasan seseorang dapat di ilustrasikan dalam bentuk nilai guna.
Nilai guna dibedakan menjadi dua, yaitu nilai guna total (total utility)dan nilai guna
tambahan (marginal utility). Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh
dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu, sedangkan nilai guna marginal adalah
pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan
penggunaan satu unit barang.

Bila kita mengkonsumsi barang maka dapat diukur beberapa tingkat kepuasan yang kita
dapat dari barang tersebut, tetapi kita tidak hanya mengkonsumsi satu barang, tetapi lebih dari
satu barang, bahkan mungkin berpuluh- puluh barang. Kerumitan muncul dalam menentukan
komposisi dan jumlah barang yang mewujudkan nilai guna yang maksimum dari berbagai
perbedaan barang yang akan kita konsumsi. Kalau harga setiap barang adalah bersamaaan, nilai
guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marginal dari setiap barang
adalah sama besarnya. Misalnya seorang muslim mengkonsumsi tiga jenis kebutuhan,
yaitu: makanan, pakaian, dan hiburan. Didapatinya bahwa unit makanan ketiga, unit pakaian
kedua, dan unit hiburan pertama memberikan nilai guna marginal yang sama besar. Maka
kepuasan maksimum akan diperoleh orang tersebut apabila mengkonsumsi tiga unit makanan,
dua unit pakaian, dan satu unit hiburan.

Ketika harga dari berbagai macam barang berbeda, apakah syarat yang harus dipenuhi
agar barang- barang yang dikonsumsi dapat memberikan nilai guna yang maksimum. Syarat
yang harus dipenuhi adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari
berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Contoh,
seorang muslim melakukan pembelian diatas dua macam barang makanan dan pakaian. Misalnya
tambahan satu unit makanan akan memberikan nilai guna marginal sebanyak 3 dan satu unit
pakaian mempunyai nilai guna marginal sebanyak 30. Andaikata seorang muslim mempunyai
uang sebanyak 30.000 . maka dengan uang tersebut ia dapat membeli 10 unit tambahan
makanan, nilai guna marginal yang diperoleh adalah 10 x 3 = 30. Kalau uang itu digunakan
untuk membeli pakaian, yang diperolehnya hanya satu unit, maka nilai gunanya marginal satu
unit tambahan pakaian ini adalah 30.

Seseorang tidak perlu bersusah payah untuk menentukan barang mana yang harus
ditambah. Manapun yang dipilih akan memberikan nilai guna marginal yang sama besar. Maka
dapat dikemukakan bahwa:
Seseorang akan memaksimumkan nilai guna daripada barang-barang yang dikonsumsinya
apabila perbandingan nilai guna marginal berbagai barang tersebut. Keadaaan seperti itu wujud
dalam contoh diatas perbandingan harga makanan dan pakaian adalah Rp. 3000,00 : Rp.
30.000,00 atau 1 :10 dan ini adalah sama perbandingan nilai guna marginal dari makanan dan
pakaian, yaitu 3:30 atau 1:10 atau;
Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsinya apabila
nilai guna marginal dari setiap rupiah dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang
dikonsumsi. Dalam contoh di atas nilai guna marginal per rupiah dari tambahan adalah nilai
guna marginal atau harga = 3/3.000 = 1/1.000. Dan nilai guna marginal per rupiah dari tambahan
pakaian adalah ; nilai guna marginal/ harga= 30/30.000 =1/1.000

= = = Nilai tertentu MU/rupiah.

Dalam persamaan di atas marginal utility (MU) adalah nilai guna marginal
dan berturut- turut adalah harga barang A, harga barang B dan harga barang C.

2. Optimal solution
Kombinasi konsumsi yang dapat memberikan kepuasan konsumen secara maksimal yang
merupakan optimalitas atau titik optimal bagi konsumen. Untuk mencapai tingkat optimalisasi
konsumen, seorang konsumen dibatasi oleh garis anggaran dari pendapatannya atau berbagai
komoditas yang dapat dibelinya. Secara matematis optimalisasi konsumen dapat diformulasikan
sebagai berikut:

Dengan demikian, kepuasaan maksimum seorang konsumen terjadi pada titik dimana
terjadi persinggungan antara kurva indifference dengan budget line.Konsumen akan
memaksimalkan pilihannya dengan dua cara:

1) Memaksimalkan utility function pada budget line tertentu


Maksimalisasi utility function pada budget tertentu
Kombinasi Jumlah barang X Jumlah barang Y Pengeluaran
barang yang dikonsumsi yang dikonsumsi total
B 20 30 $80
R 20 20 $60
S 10 30 $70

Dengan tingkat pengeluaran tertentu yaitu $80, maka kombinasi barang B lebih baik
daripada kombinasi R dan S. Kombinasi B lebih baik daripada R, karena dapat mengkonsumsi
barang Y lebih banyak; dari segi total pengeluaran pun terlihat bahwa masih ada yang tidak
termanfaatkan sebesar $20. Kombinasi B lebih baik daripada kombinasi S, karena dapat
mengonsumsi barang X lebih banyak; dari segi total pengeluaran pun terlihat bahwa masih ada
yang tidak termanfaatkan sebesar $10.

Halal Y

Titik Optimalisasi konsumsi

IC

IC Budget line

IC
Halal X

Optimalisasi konsumsi dengan memaksimalkan penggunaan budget line.

Pada kurva IC dan IC, anggaran yang tersedia untuk mengonsumsi barang halal x dan y
belum sepenuhnya dimanfaatkan atau masih adanya anggaran yangidle. Titik A merupakan titik
ekuilibrium dari tingkat kepuasan optimal yang dapat dicapai oleh konsumen. Pada titik ini
kurva IC yang mempunyai tingkat kepuasan tertinggi bersinggungan dengan garis anggaran
(budget line).

2) Meminimalkan budget line pada utility function tertentu

Minimalisasi budget line pada utility function tertentu

Kombinasi Jumlah barang X Jumlah barang Y Pengeluaran


barang Yang dikonsumsi Yang dikonsumsi total
B 20 30 $80
T 20 30 $90

Untuk mengonsumsi 20X dan 30Y cukup diperlukan uang $80. Oleh karenanya
kombinasi B lebih baik daripada kombinasi T, karena untuk mendapatkan T ia harus membayar
lebih mahal untuk jumlah barang yang sama.
Untuk mengonsumsi barang x dan y dengan tingkat kepuasan yang sama, seorang
konsumen mempunyai beberapa alternatif garis anggaran yang dibutuhkan.
Dengan demikian, optimalisasi konsumen akan terbentuk pada budget linepaling kecil
untuk mendapatkan kepuasan yang sama.
halal Y
BL

BL I

BL

halal X

Optimalisasi konsumsi dengan meminimalkan budget line

B. Solusi fungsi optimal untuk prilaku produsen


1. Produsen dan fungsi produksi
Produsen adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan.
Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi
kebutuhan adalah konsumen.
Analisa mengenai produksi meliputi beberapa penilaian yang terdiri dari produksi
total (total product), produksi marginal (marginal product), dan produksi rata-rata (average
product).
Produksi total (TP), adalah keseluryhan jumlah produksi yang dikeluarkan oleh seorang
pengusaha. Produksi total didapat dari menjumlahkan jumlah barang yang diproduksi (Q) dengan
harga barang (P). Total produksi dapat diformulasikan sebagai berikut:
TP = Q x P
Produksi marginal (MP) adalah tambahan yang diakibatkan oleh penambahan satu faktor produksi
yang digunakan. Apabila adalah tambahan faktor produksi, TP adalah pertambahan
produksi total, maka produksi marginal dapat diformulasikan dalam bentuk berikut:
MP = TP/L
Produksi rata- rata adalah produksi yang secara rata- rata yang dihasilkan faktor produksi. Apabila
produksi total adalah TP, jumlah faktor produksi tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata
dapat diformulasikan dalam bentuk sebagai berikut:
AP = TP/L
Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi
barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga
kerja, modal, sumber daya alam , dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor
sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari
alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik
(physical resources).
Kaitan antara faktor- faktor produksi dan tingkat produksi dinamakan fungsi produksi.
Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukan hubungan antara berbagai kombinasi input yang
digunakan untuk menghasilkan output. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka
hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi
diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya, penurunan jumlah mesin diganti dengan
penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f (L, R, C, T)
Dimana :
Q = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F = symbol persamaan (function)
L = tenaga kerja (labour)
R = kekayaan alam (resources)
C = modal (capital)
T = teknologi (technology)
Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi adalah berlakunya the lay of
diminishing returns yang menyatakan bahwa apabila suatu input ditambahkan dan input lain
tetap, maka tambahan output dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mula- mula
menarik, tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input tambahan tersebut terus
menerus ditambahkan. Jadi dalam hak ini ada 3 tingkat produksi:

1) Tahap 1 : produksi terus bertambah dengan cepat


2) Tahap 2 : pertambahan produksi total semakin lama semakin mengecil
3) Tahap 3 : pertambahan produksi total semakin berkurang
2. Fungsi optimal produksi
Optimalisasi produksi adalah suatu cara meningkatkan nilai dari suatu produksi dengan
pengaruh variabel. Cara mengoptimalkan produksi bisa dengan meningkatkan kualitas produksi,
jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dan lain- lain.
Produksi optimal, dikaitkan dengan penggunaan faktor produksi untuk memproduksi
output tertentu, posisi optimal ini dicapai, apabila tidak meningkatkan output tanpa mengurangi
produksi output yang lain.
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau
efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini.
Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila
ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum
menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi.
3. Tingkat produksi optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaaan. Metode EPQ
dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan(set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying
cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan
total biaya persediaan atau Total Inventori Cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk
jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap
biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi sebagai berikut:
Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan.
Selama produksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama
pemenuhan.

4. Penetuan volume produksi yang optimal


Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal dapat dilihat
dengan memperhatikan biaya variabel. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat
digolongkan sebagai berikut:
Setiap biaya yang berubah- ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi
yang disebut biaya persiapan produksi (set up cost).
Setiap biaya yang berubah- ubah sesuai dengan besarnya biaya rata-rata yang disebut dengan
biaya penyimpangan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya- biaya yang bervariasi secara langsung dengan
kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan perperiode akan semakin besar apabila rata- rata
persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan:
Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
Biaya modal (opportunity cost of capita)
Biaya keusangan
Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
Biaya asuransi persediaan
Biaya pajak persediaan
Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
5. Least Cost Combination
Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan
biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah
ditentukan. Isoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukan hubungan antara
berbagai kemungkinan kombinasi dua input variabel dengan tingkat putput tertentu.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk
tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusikan masih lebih besar dari nilai input
yang menggantikan atau yang mensubstitusikan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesuai dengan asumsi rasionalitas, maka konsumsi seorang muslim akan selalu senantiasa
didasarkan pada perbandingan antarberbagai preferensi, peluang, dan manfaat serta madharat
yang ada. Konsumen yang rasional selalu berusaha menggapai preferensi tertinggi dari segenap
peluang dan manfaat yang tersedia. Optimalisasi atau titik optimal bagi konsumen dapat
terpenuhi dengan kombinasi konsumsi yang dapat memberikan kepuasan konsumen secara
maksimal. Kepuasan maksimum seorang konsumen terjadi pada titik dimana terjadi
persinggungan antara kurva indifference dengan budget line.

B. Saran
Memproduksi barang pun seharus nya memilih kualitas suatu barang dan memilih biaya
minimal yang di keluarkan untuk suatu produksi, namun dapat memberikan kepuasan maksimal
bagi konsumen.

Anda mungkin juga menyukai