Anda di halaman 1dari 14

ISLAMIC GENERAL EQUILIBRIUM

Makalah Ini Di Susun Guna


Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Mikro dan Makro
Dosen Pengampu Dharma Setyawan, M.A

DISUSUN OLEH KELOMPOK :


RENDI FERNANDO

(1502100295)

IKE N.

(1502100260)

RONI DARMAWAN

(1502100211)

KELAS : D
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH JURUSAN
SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelsaikan sebuah makalah yang
berjudul ISLAMIC GENERAL EQUILIBRIUM. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, karena perjuangan
beliaulah kita beranjak dari zaman Jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan saat ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu, kritik dan saran yan membangun dari para pembaca sangat kami harapkan,
agar makalah ini kedepan bisa lebih baik. Atas perhatian para pembaca kami
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memenuhi tujuan, fungsi
dan standar kompetensinya.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semuah pihak yang telah membantu demi kelancaran makalah ini. Sehingga makalah
ini dapat di selsaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca sekalian.

Metro, November 2016

Kelompok 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................

ii

DAFTAR ISI............................................................................................

iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Keseimbangan di pasar uang.........................................................


Keseimbangan Dalam Fungsi Saving, Investment, Dan Income. .
Uang dan Perekonomian...............................................................
General Equilibrium......................................................................

2
4
5
7

BAB III : KESIMPULAN.......................................................................

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak
memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan
tokoh-tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana
dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh mazhab
mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah Siddiqi,
Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir As-Sadr
dimana mazhab mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi terletak
pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi dibandingkan dengan
kebutuhan manusia.
Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara keseluruhan tidak terjadi
kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan manusia artinya
ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif pada satu waktu tertentu dan
pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan kelangkaan tersebut. Jadi
kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi oleh manusia di dunia ini.
Hal ini juga selaras dengan firman Allah SWT Dan sungguh akan kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara relatif juga tidak terbatas artinya
kalau sudah terpenuhi satu keinginan timbul keinginan lainnya demikian seterusnya.
Keadaan ini dilukiskan dalam Al-Quran Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahiim. Maksud bermegahmegahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya
telah melalaikan kamu dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara
ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesimbangan di Pasar Uang


Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang
akan terjadi pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa
interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku bunga
pada tingkat keseimbangan. Apabila suku bunga berada di atas tingkat
keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan
karena pada tingkat bunga tersebut, opportunity cost memegang uang menjadi terlalu
tinggi. Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio
kekayaannya untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan bunga, misal obligasi.
Penurunan permintaan uang diimbangi dengan kenaikan permintaan aset tersebut.
Akibatnya, harga aset tersebut akan naik dan tingkat bunganya menurun. Mekanisme
ini akan terus berjalan hingga uang yang ingin dipegang masyarakat sama dengan
pasokan uang.1
Mekanisme sebaliknya akan terjadi jika suku bunga berada di bawah tingkat
keseimbangan. Opportunity cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk
memegang uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga.
Peningkatan penjualan aset menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga
permintaan uang sama dengan pasokan uang. Untuk memahami interaksi
keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam membentuk permintaan agregat,
keseimbangan pasar uang digambarkan dalam panel pendapatan-bunga sebagai
kurva LM (akronim dari Liquidity preference = Money supply). Kurva LM
diderivasikan dari kurva permintaan dan penawaran dengan mengetahui arah
perubahan suku bunga ketika terjadi perubahan pendapatan.2
Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi
dan berjaga-jaga walau tingkat bunga tetap. Hal ini dapat digambarkan sebagai
1 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, (Jakarta: Kencana,
2009),h. 283.2 Jurnal Akuntasi Multiparadigma vol 2, no 1, april 2011, hal 1

pergeseran kurva permintaan uang ke kanan atas. Pada tingkat bunga semula, terjadi
kelebihan permintaan uang. Menurut ekonomi konvensional, kelebihan permintaan
uang ini akan mendorong bunga naik hingga permintaan uang kembali ke tingkat
yang sama dengan pasokan uang. Dengan demikian, peningkatan pendapatan
menyebabkan kenaikan suku bunga di pasar uang. Untuk menggambarkan hubungan
positif pendapatan dan suku bunga di pasar uang tersebut, kurva LM memiliki
kemiringan positif.
Logika derivasi kurva LM di atas memiliki kelemahan saat menjelaskan
kenaikan suku bunga di pasar uang. Kelebihan permintaan yang terjadi di pasar uang
disebabkan peningkatan kebutuhan uang untuk bertransaksi karena kenaikan
pendapatan. Tidak dijelaskan mengapa pada situasi tersebut suku bunga harus naik.
Pada penjelasan mekanisme penyeimbangan di pasar uang disebutkan bahwa
kenaikan suku bunga saat terjadi kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh
peningkatan penjualan aset berbunga. Akan tetapi, pada kasus kelebihan permintaan
itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan, tidak ada alasan bagi seseorang untuk
meningkatkan penjualan aset berbunga. Apabila seseorang mengalami kenaikan
pendapatan, ia memang membutuhkan uang lebih banyak untuk membiayai kenaikan
konsumsi. Akan tetapi, apakah uang tambahan tersebut diperoleh

dengan

mengurangi kepemilikan aset berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset yang


merupakan salah satu wujud tabungan pun cenderung meningkat ketika pendapatan
naik.

Kenaikan pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai peningkatan

konsumsi dan peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai aset berbunga
maupun uang. Jika kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan penjualan
aset, justru dapat menyebabkan kenaikan permintaan aset, maka tidak ada
mekanisme yang menyebabkan kenaikan bunga.
Jika terjadi kenaikan pendapatan, kenaikan bunga memang diperlukan untuk
mencapai keseimbangan pasar uang, tetapi tidak terbentuk sendiri oleh interaksi
pasar uang. Dengan demikian, situasi ekonomi bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan
kata lain, kurva LM tidak memiliki daya gravitasi. Ketidakseimbangan permintaan
dan penawaran uang yang ditimbulkan oleh perubahan pendapatan akan tetap
berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Dari teori kuantitas uang kita

tahu bahwa jika pendapatan riil bertambah namun jumlah uang tetap, salah satu dari
dua variabel harus berubah: kecepatan peredaran uang naik atau harga turun.
Dalam perekonomian tanpa bunga, permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi
secara negatif oleh tingkat imbal yang diharapkan dari aset produktif. Jika tingkat
imbal turun, orang akan cenderung memegang uang lebih banyak karena opportunity
cost turun. Proses penyeimbangan permintaan dan penawaran uang juga akan terjadi
melalui proses pergantian portofolio kekayaan. Misal, penurunan tingkat imbal
pertanian mendorong orang untuk menjual tanah pertanian sehingga harga jual dan
sewa tanah pertanian turun. Penurunan harga sewa menurunkan biaya usaha
pertanian pada tingkat pendapatan tetap, sehingga tingkat imbal pertanian kembali
naik.
Jika kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh kenaikan pendapatan, tidak
akan ada kenaikan penjualan aset produktif. Akibatnya, kenaikan tingkat imbal tidak
terjadi dan kelebihan permintaan uang akan terus berlangsung selama pasokan uang
tidak bertambah. Peningkatan ekspektasi laba diperlukan untuk menyeimbangkan
permintaan dan penawaran uang. Hubungan antara pendapatan dan tingkat imbal
yang menyeimbangkan pasar uang ini dicerminkan oleh kurva LM positif dalam
panel pendapatan-tingkat imbal. Akan tetapi, kurva LM ini tidak memiliki daya
gravitasi karena tidak ada mekanisme dalam pasar yang dapat menyeimbangkan
pasar uang ketika terjadi perubahan pendapatan.

B. Keseimbangan Dalam Fungsi Saving, Investment, Dan Income


Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate
expenditureAE) sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri dari
komponen domestik, mencakup konsumsi (C), investasi (I) dan belanja pemerintah
(G), dan komponen asing berupa ekspor neto (NX), yakni nilai ekspor dikurangi nilai
impor (NX = XM).
Belanja agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh tabungan
disalurkan menjadi investasi. Tabungan nasional (national saving) dibentuk oleh dua
komponen: tabungan swasta dan tabungan pemerintah. Tabungan swasta merupakan
sisa dari pendapatan neto pajak setelah dikurangi konsumsi (PS = Y T C).
4

Tabungan pemerintah dibentuk dari surplus anggaran karena pendapatan pajak


melebihi belanja pemerintah (GS = T G).
Y=C+I+G
Y=C+S+T
C + S + T = C+ I + G
S + (T G) = I
Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan
interaksi permintaan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat
bunga akan mengarah pada tingkat di mana terjadi keseimbangan tabungan nasional
dan investasi. Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan nilai tabungan pada
berbagai tingkat suku bunga. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan modal pada
tingkat bunga yang berlaku. Untuk bersaing menawarkan modalnya, penawar
bersedia mengurangi suku bunga yang ia terima. Tingkat bunga akan turun hingga
permintaan modal sama dengan pasokan.
Dalam panel pendapatan-bunga, hubungan di atas digambarkan sebagai
kurva IS. Kurva ini mewakili tingkat bunga yang dapat menyeimbangkan tabungan
dan investasi pada berbagai tingkat pendapatan. Dalam perekonomian nonbunga,
permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara positif oleh tingkat imbal
harapan. Naiknya tingkat imbal harapan yang disebabkan penurunan pajak atau
pemberantasan korupsi akan mendorong perusahaan memperbesar pembelian
barang-barang modal. Perusahaan akan mencari modal untuk membiayai
investasinya. Pada sisi pemilik modal, kenaikan tingkat imbal harapan mendorong
mereka mengalokasikan lebih besar tabungan mereka untuk investasi sekalipun rasio
bagi hasil tidak berubah.s
Jika tingkat imbal harapan dari investasi naik, penawaran dan permintaan
modal akan naik secara simultan pada rasio bagi hasil tetap. Walau sama positif,
elastisitas penawaran modal kurang dari elastisitas permintaan modal karena tingkat
imbal hanya berpengaruh kecil pada tabungan. Tabungan seseorang lebih banyak
dipengaruhi oleh pendapatannya.

Akibatnya, selisih tabungan dan investasi

mengecil dan permintaan agregat meningkat.


5

Permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara berbeda oleh rasio bagi
hasil. Penawaran modal semakin besar jika rasio bagi hasil meningkat karena imbal
harapan bagi pemilik modal meningkat. Sebaliknya, peningkatan rasio bagi hasil
akan mengurangi imbal harapan bagi pemilik perusahaan sehingga permintaan akan
turun. Interaksi permintaan dan penawaran modal akan membawa rasio bagi hasil
pada tingkat yang menyeimbangkan keduanya.2

C. Uang dan Perekonomian


Masuknya uang dalam perekonomian mengakibakan pembentukan keseimbangan
umum pertumbuhan kompleks, meskipun pada akhirnya keseimbangan umum tetap
terjadi pada saat AD = AS.
Dalam pembentukan Aggregate Demand, ada dua keseimbangan pasar yang
menentukan yaitu:3
1.
2.

Keseimbangan pasar uang


Keseimbangan pasar barang dan uang

Karena nilai-nilai moral akidah dan akhlak serta ketentuan-ketentuan hukum


syariah tidak memperkenankan praktek-praktek ekonomi yang mengandung riba,
maisir dan spekulasi, maka muara aktifitas ekonomi secara makro lebih
dideskripsikan oleh mekanisme di pasar barang dan jasa. Moneter dalam definisi
konvensional tidak sejalan dengan nilai dan ketentuan hukum syariah Islam,
sehingga keberadaannya menjadi tidak ada dalam perekonomian yang menganut
perspektif Islam. Dengan begitu dapat juga dikatakan bahwa perekonomian Islam
tidak memiliki konsep keseimbangan umum riil dan moneter dua sektoral (dual
sector-konsep IS-LM). Konsep keseimbangan umum dalam Islam lebih sebagai
sebuah keseimbangan satu sektoral (single sector), dimana keseimbangan umumnya
identik dengan keseimbangan pasar riil (barang dan jasa). Sehingga segala jenis

2 Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. 2013. Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada. Hlm. 172
3 Adiwarman A.Karim, Ekonomi Makro Islam, Cet. ke-7,(Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada,2014), h. 51.
6

aktifitas ekonomi akan tergambar dalam interaksi permintaan dan penawaran pada
pasar barang dan jasa.
Dengan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi riil didukung secara signifikan
oleh sector investasi dan penyediaan uang, maka kedua sector ini yang kemudian
secara simultan dimasukkan dalam menjelaskan keseimbangan umum ekonomi
(dalam perspektif Islam). Sector investasi menjadi sector pendukung aktifitas
ekonomi riil yang begitu dominan perannya dalam corak perekonomian kontemporer
saat ini. Aktifitas ekonomi yang begitu rumit dengan ruang lingkup yang cukup luas
membuat sector investasi menjadi suatu aktifitas yang penting dalam perekonomian.
Sementara itu, perekonomian tentu tidak akan lengkap jika tidak membahas
keterkaitannya dengan penyediaan uang sebagai medium of transaction. Urgensi dari
keberadaan uang telah menjadi sebuah keharusan bagi sistem ekonomi. Namun
dalam Islam Uang tidak berperan lebih besar kecuali sebagai alat pembayaran atau
alat penyimpan nilai (kekayaan).
D. General Equilibrium
Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak
memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan
tokoh-tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana
dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh mazhab
mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah Siddiqi,
Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir As-Sadr
dimana mazhab mainstream bisa membenarkan bahwa masalah ekonomi terletak
pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber daya ekonomi dibandingkan dengan
kebutuhan manusia. Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara keseluruhan
tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan
manusia artinya ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif pada satu
waktu tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan kelangkaan
tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi oleh manusia
di dunia ini. Hal ini juga selaras dengan firman Allah SWT Dan sungguh akan kami
berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara relatif juga tidak terbatas
7

artinya kalau sudah terpenuhi satu keinginan timbul keinginan lainnya demikian
seterusnya. Keadaan ini dilukiskan dalam Al-Quran Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahiim. Maksud bermegahmegahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya
telah melalaikan kamu dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara
ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam.4
Perbedaannya terletak pada mekanisme menyelesaikan masalah ekonomi. Menurut
pandangan mazhab mainstream bahwa penyelesaiannya masalah ekonomi tersebut
harus merujuk pada Al-Quran dan Assunnah. Sedangkan dalam pandangan
kapitalisme klasik melalui bekerjanya mekanisme pasar dan sosialisme klasik
melalui sistem perencanaan yang sentralistis. Karena sebagian besar dari tokoh
mazhab mainstream ini adalah alumni dari berbagai perguruan tinggi ternama di
Amerika dan Eropa, maka kontribusi yang signifikan dari para tokoh mazhab
mainstream adalah mampu menjelaskan fenomena ekonomi dalam bentuk modelmodel ekonomi yang canggih dengan pendekatan ekonometri. Mereka sukses
menjelaskan ekonomi Islam dengan wajah ilmu ekonomi sehingga mudah
dipelajari dan enak dicerna bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan
ekonomi.
Mazhab mainstream memiliki anggapan bahwa perbedaan utama antara ilmu
ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam hal cara mencapai
tujuan. Mereka menyetujui tentang pandangan konvensional bahwa masalah
ekonomi muncul karena adanya keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Dengan tetap memberikan pandangan kritis
terhadap aspek-aspek normative dalam ilmu ekonomi, mahzab mainstream
memfokuskan pada cara mengelola sumber daya yang terbatas dan keinginan
manusia yangtidak terbatas. Sesuai dengan namanya, maka mazhab mainstream
mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka
4 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, (Jakarta: Kencana,
2009),h. 282.
8

lebih moderat serta ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi
konvensional sehingga lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu kebanyakan
tokoh merupakan staf, peneliti, penasehat, atau setidaknya memiliki jaringan erat
dengan lembaga-lembaga regional dan internasional yang telah mapan sehingga
dapat mensosialisasikan gagasan ekonomi dengan baik.5

55 Jurnal Mentari Vol 12, No 1 (2009) hal 76 Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 47, No
119 Sept - Nov 2009 hal 4

BAB III
KESIMPULAN

Pandangan konvensional bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya


keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak
terbatas. Dengan tetap memberikan pandangan kritis terhadap aspek-aspek
normative dalam ilmu ekonomi, mahzab mainstream memfokuskan pada cara
mengelola sumber daya yang terbatas dan keinginan manusia yangtidak terbatas.
Sesuai dengan namanya, maka mazhab mainstream mendominasi khasanah
pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka lebih moderat serta ide-ide
mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi konvensional sehingga lebih
mudah diterima masyarakat.

10

DAFTAR PUSTAKA

A.Karim Adiwarman. 2014.

Ekonomi Makro Islam, Cet. ke-7. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.
Huda Nurul. 2009. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis. Jakarta: Kencana.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. 2013. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Jurnal Akuntasi Multiparadigma volume 2, nomor 1, april 2011
Jurnal Mentari Vol 12, No 1 (2009)
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 47, No 119 (2009): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Sept - Nov 2009

11

Anda mungkin juga menyukai