Anda di halaman 1dari 15

KETIDAKSEMPURNAA

N PASAR
Oleh: Sokhikhatul Mawadah
Ketidaksempurnaan Bekerjanya Pasar

 Ketidaksempurnaan pasar disebabkan oleh beberapa faktor


diantaranya: penyimpangan terstruktur, penyimpangan tidak
terstruktur dan ketidaksempurnaan informasi dan penyesuaian.
 Penyimpangan Terstruktur, struktur/bentuk organisasi pasar
seperti monopoli, oligopoli dan monopolistik akan mengganggu
mekanisme pasar dengan cara yang sistematis dan terstruktur.misal:
dalam monopoli terdapat halangan bagi perusahaan lain yang ingin
memasuki pasar sehingga tidak terdapat persaingan antarprodusen,
adanya penetapan harga yang sangat tinggi secara sepihak, adanya
distorsi (penympangan/pemutarbalikkan fakta) mekanisme pasar yang
sempurna.
 Penyimpangan Tidak Terstruktur, misal: ikhtikar (penimbunan
barang agar harga menjadi tinggi), najasy (penciptaan permintaan
semu untuk menaikkan harga), tadlis (penipuan kualitas, harga/waktu
pengiriman harga), bai al-hadir lil badi (kolusi para pedagang untuk
membuat harga di atas normal).
Lanjutan...
 Ketidaksempurnaan Informasi Dan Penyesuaian,
informasi tsb misalnya: informasi untuk mengetahui
seberapa besar permintaan pasar dan tingkat harga,
berapa harga input dan teknologi yang tersedia (bagi
produsen), sedangkan informasi bagi konsumen
misalnya: berapa tingkat harga pasar yang berlaku,
bagaimana kualitas barangnya untuk dapat
menentukan permintaan dengan akurat. Oleh karena
itu Rasulullah melarang transaksi yang terjadi dalam
ketidaksempurnaan informasi, seperti: talaqi rukhban
(menghalangi transaksi pada harga pasar), ghaban fa
hisy (mengambil keuntungan tinggi dengan
memanfaatkan kebodohan konsumen).
Pengertian Dan Jenis Distorsi Pasar
Perspektif Islam

 Distorsi pasar meliputi distorsi permintaan yang disebut Ba’i


Najasy dan distorsi penawaran yang disebut Ihtikar.
 Distorsi permintaan (ba’i najasy), transaksi najasy diharamkan
karena si penjual bekerja sama dengan orang lain dengan cara
memuji atatu menawar dagangannya dengan harga tinggi untuk
mempengaruhi si pembeli agar tertarik dan siap membeli. Di sini
terdapat unsur penipuan karena sudah ada kesepakatan terlebih
dahulu antara penjual dengan orang lain tsb (bukan pembeli)
sehingga mendapatkan “mangsa” seorang pembeli sesungguhnya
yang membeli dengan harga tinggi.Akibatnya akan terjadi
“permintaan palsu” (false demand).sehingga terjadi pergeseran
kurva permintaan yang tidak alamiah, yaitu adanya tambahan
keuntungan yang tidak alamiah pula. Tambahan itulah yang
merupakan penerimaan haram.
P
S

P1

P0

D1
D0
0 Q
Q0 Q1

Gambar Bai’Najasy (Distorsi Permintaan)


Penjelasan kurva/gambar ba’i najasy

 Tingkat permintaan terjadi secara tidak alamiah. Pada


awalnya permintaan terhadap barang X digambarkan oleh
kurva D0, kemudian pelaku ba’i najasy melakukan tindakan
tertentu, misal pura-pura membeli barang X dengan harga
di atas P0, sehingga permintaan terhadap barang X
meningkat secara tidak alamiah dari D0 menjadi D1. dari
permintaan yang meningkat tsb maka harga juga
meningkat secara tidak alamiah dari P0 menjadi P1. revenue
(permintaan) sebelum najasy adalah P0Q0 mengalami
peningkatan menjadi P1Q1. Akibatnya pelaku ba’i najasy
dapat menikmati tambahan keuntungan/penerimaan yang
tidak alamiah pula. Tambahan penerimaan tsb merupakan
penerimaan haram.
Lanjutan...
 Distorsi penawaran (ikhtikar), ikhtikar masa Rasulullah SAW
dianggap berdosa karena diterjemahkan sbg monopoli/penimbunan.
Padahal ikhtikar tidak selalu identik dengan monopoli/penimbunan.
Dalam Islam, monopoli ataua menyimpan stok untuk persediaan
adalah tidak dilarang, yang dilarang adalah ikhtikar, yaitu mengambil
keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih
sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.istilahnya adalah
monopoly’s rent. Jadi dalam Islam, monopoli boleh, yang tidak boleh
adalah monopoly’s rent.
 Kegiatan yang masuk kedalam kategori ikhtikar yaitu apabila
memenuhi salah satu dari 3 hal berikut ini, yaitu: 1). Mengupayakan
adanya kelangkaan barang baik dengan cara menimbun/mengenakan
hambatan masuk, agar barang menjadi langka, 2). Menjual dengan
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sebelum muncul
kelangkaan, dan 3). Mengambil keuntungan yang lebih tinggi
dibandingkan keuntungan sebelum tindakan 1) dan 2) dilakukan.
Rp

MC

Pm x
AC

A D
Pi z y
B
C

MR AR=D
0 Q
Qm Q1

Gambar Ikhtikar
Penjelasan kurva/gambar
ikhtikar
 Pada gambar, produsen yang sebenarnya (sebelum
adanya ikhtikar) adalah berproduksi pada tingkat
permintaan sama dengan penawaran, yaitu MC=AR
dengan keuntungan sebesar ABCD. Setelah adanya
ikhtikar, produsen memproduksi ketika MR=MC
dengan keuntungan PXYZ. Selisih keuntungan
antara PXYZ dengan ABCD itulah yang merupakan
monopoly’s rent yang diharamkan.
 MC= marginal cost (biaya marginal), MR=marginal
revenue (penerimaan marginal), AC= average cost
(biaya rata-rata), AR= average revenue
(penerimaan rata-rata).
Tadlis (Penipuan)
 Tadlis terjadi jika ada ketimpangan informasi tentang barang yang akan
diperjualbelikan, sehingga informasi yang terjadi tidak sama antara kedua pihak
(pembeli dan penjual) sehingga unsur antarradi minkum (saling rela) tidak
terpenuhi.
 Tadlis dibedakan menjadi 4 yaitu: tadlis kuantitas, tadlis kualitas, tadlis harga
dan tadlis waktu penyerahan.
 Tadlis kuantitas dilakukan dengan cara menjual kuantitas sedikit dengan harga
barang kuantitas banyak. Misal harga 1 kontainer baju adalah 50 jt berisi 500
pcs baju. Karena jumlah barang banyak maka penjual tidak akan menghitung 1
per 1 maka cara penipuannya adalah dengan mengurangi jumlah barang yang
dikirim ke pembeli, misal menjadi hanya berisi 480 pcs.
 Tadlis kualitas dilakukan dengan menyembunyikan cacat/kualitas barang yang
buruk yang tidak sesuai dengan kesepakatan dengan pembeli.misal kesepakatn
penjual dengan pembeli dalam jual beli komputer bekas adalah dengan
kualifikasi pentium IV, memory 1GB, 512 mb hard disk dalam kondisi baik 80%
dengan harga 2 jt, namun kenyataannya penjual menjual kepada pembeli
dengan kualifikasi yang tidak sama dengan kesepakatan tetapi harga nya sama:
2jt. Maka dengan informasi yang tidak sama tsb ada pihak yang terdzalimi.
Lanjutan...
 Tadlis harga dilakukan jika ada barang yang dijual dengan harga
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasaran karena
ketidaktahuan pembeli/penjual. Dalam fiqh disebut ghaban.misal;
seorang pelancong dari Surbaya pergi ke Jakarta, sesampai di sana,
ia mau naik taksi,sebenarnya ongkos taksinya dalah 25rb, tetapi si
supir taksi mengatakan ongkosnya 50rb, setelah tawar menawar
maka ongkos disepakati sebesar 40rb, walaupun saling rela tetapi
rela alam keadaan tertipu karena pelancong tidak tahu harga
sebenarnya.
 tadlis waktu penyerahan terjadi jika terdapat penipuan terhadap
penyerahan barang yang telah dipesan sesuai waktu yang
disepakati. Misal: penjual sudah tahu jika hari senin barang yang
dipesan pembeli adalah blm tersedia, tetapi penjual mengatakan
hari senin barang sudah dapat diambil, sehingga pada hari
kesepaktan tsb (senin) pembeli mau mengambil barang pesanannya
tetapi barang blm tersedia.
Taghrir (Ketidakpastian Kedua Belah
Pihak)
 Taghrir atau gharar terjadi bila seseorang tidak tahu apa yang
tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan bisnis/jual beli.
Taghrir terjadi bila ada unsur ketidakpastian atau resiko.
 Taghrir dibedakan menjadi 4 yaitu taghrir kuantitas, taghrir kualitas,
taghrir dalam harga dan taghrir waktu penyerahan.
 Contoh taghrir kuantitas adalah sistem ijon. Misal: petani menjual
hasil panen jagung sebesar 2 jt kepada tengkulak, padahal pada
saat kesepakatan dilakukan, sawah si petani belum dipanen. Maka,
kesepakatan jual beli yang dilakukan tanpa menyebutkan
spesikfikasi mengenai kuantitas barang yang dipanen, padah harga
telah ditetapkan. Dengan demikaina terjadi ketidakpastian
menyangkut kuantitas barang yang ditransaksikan, karena pada
saatnya panen, berdasarkan prakiraan cuaca si tengkulak akan
mendapatkan hasil panen yang lebih banyak dengan harga 2 jt tsb,
sehingga tengkulak akan mendapatkan untung yang sangat banyak.
 Contoh taghrir dalam kualitas yaitu seseorang menjual anak kambing
yang masih dalam kandungan induknya.penjual sepakat menyerahkan
anak kambing itu setelah lahir seharga 500rb. Dalam hal ini baik penjual
maupun pembeli tidak dapat memastikan kondisi fisik anak kambing tsb
bila lahir nanti, apakah cacat, normal atau bahkan mati. Sehingga terjadi
ketidakpastian menyangkut kualitas barang yang ditransaksikan.
 Tagrir dalam harga misalnya: penjual menjual oven seharga 300rb jika
tunai dan harga 500rb juka dibayar tanggung/kredit/cicil. Maka terjadi
ketidakpastian harga, bahwa harga sebenarnya adalah berapa?300rb
ataukah 500rb. Walaupun kuantitas dan kualitas barang sudah ditentukan
namn terjadi ketidakpastian harga barang karena penjual dan pembeli
tidak menyepakati satu harga dalam satu akad.
 Tahgrir waktu penyerahan misalnya: misalnya A kehilangan mobuil Honda
Jazz, dilain pihak B sangat menginginkan honda jazz A. Maka A menjual
Honda jazz nya kepada B dengan harga 100 jt tetapi jika Honda Jazz tsb
ditemukan. Di sini terdapat ketidakpastian waktu penyerahan karena
barng yang diperjualbelikan belum diketahui keberadaannya.
Solusi Islam Terhadap Ketidaksempurnaan
Bekerjanya Pasar

 1. larangan ikhtikar (menimbun barang), karena dapat


merugikan masyarakat luas oleh sekelompok kecil yang
lain.
 2. membuka akses informasi, harus adanya upaya
menyebarluaskan informasi sehingga transaksi
berdasarkan antaradin minkum (saling rela) dan adil.
 3. regulasi harga, regulasi harga diperkenankan pada
kondisi tertentu dengan berpegang teguh pada nilai
keadilan.
 4. intervensi pasar, pemerintah ikut andil jika terjadi
ketidakstabilan permintaan dan penawaran pada
mekanisme pasar. Misal: menjamin ketersediaan barang
kebutuhan pokok.
Bentuk Ketidaksempurnaan Pasar Di
Indonesia Dewasa Ini

 Untuk menghindari ketidaksempurnaan pasar, maka


pemerintah menetapkan regulasi yang berkaitan dengan
perekonomian.
 Beberapa diantaranya adalah:
 pada UUD 45 pasal 33 ayat 2. “cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara”. Misal: regulasi terhadap
kontrol pada pasar, harga, upah, persetujuan, pembangunan,
efek polusi, standar produksi dll.
 Peraturan-peraturan tentang pajak dan APBN (kebijakan
fiskal), peraturan tentang keuangan&perkreditan (kebijakan
moneter), kebijakan untuk mendorong produksi barang&jasa
(kebijakan produksi), kebijakan ketenagakerjaan dan
kebijakan perdagangan luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai