Merespons perubahan harga berkaitan dengan tindakan yang akan kita lakukan
sehubungan dengan tindakan para pesaing produk kita yang melakukan kebijakan dengan
menurunkan harga. Hal-hal yang perlu kita cari tahu sebelum mengambil kebijakan dalam
menyelesaikan masalah ini antara lain yaitu: apa yang menjadi penyebab pesain menurunkan
harga, apa dampak bagi perusahaan kita, serta bagaimana respon dari perusahaan lain. Akan
tetapi, yang paling penting harus kita ketahui adalah bagaimana reaksi pelanggan kita
terhadap keadaan ini sehingga kita bisa mengambil strategi yang tepat dalam menghadapi
masalah ini.
Biasanya, penurunan harga yang dilakukan oleh pesaing akan berdampak pada
penurunan penjualan dan akhirnya berimbas pada penurunan laba yang diperoleh. Apabila hal
ini terjadi, perusahaan bisa bertahan dengan harga yang mereka tetapkan sekarang dengan
asumsi bahwa perusahaan percaya bahwa perusahaan tidak akan kehilangan terlalu banyak
pangsa pasar apabila bertahan dengan harga saat ini walaupun pesaing menurunkan harga.
Selain itu, bisa juga karena perusahaan akan rugi lebih banyak apabila ia menurunkan harga
produknya dibandingkan dengan tetap mempertahankan harga.
Selain kedua hal diatas, biasanya perusahaan justru akan menunggu dan merespon
penurunan harga yang dilakukan oleh pesaing juka perusahaan telah memiliki banyak
informasi mengenai dampak perubahan harga yang dilakukan oleh pesaing. Akan tetapi,
tindakan ini justru merugikan karena perusahaan menjadi terkesan lambat dalam menentukan
langkah yang akan diambil. Akibatnya, pesaing justru akan semakin kuat karena perusahaan
terlalu lamban dalam menentukan langkah.
Berikut ini akan diulas mengenai tindakan-tindakan efektif yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka mengatasi masalah diatas.
a. Yang pertama, perusahaan dapat menurunkan harga produk yang ia produksi
sehingga sama dengan harga pesaingnya. Hal ini dilakukan apabila kondisi pasar
sensitif terhadap perubahan harga sehingga apabila langkah ini tidak dilakukan
maka perusahaan akan kehilangan terlalu banyak pasar.
b. Kedua, yaitu dengan cara mengurangi kualitas produk serta pelayanan. Akan tetapi,
akibat dari tindakan ini adalah akan merusak pangsa pasar dalam jangka panjang.
menghabiskan stok perusahaan di gudang. Menjual produk lebih rendah karena alasan ini
dibenarkan. Masalah yang muncul dari kejadian ini adalah pihak yang berwenang menjadi
sulit menentukan perusahaan mana yang menjual produk dengan harga yang lebih rendah
dengan tujuan untuk mematikan perusahaan lain atau untuk menghabiskan stok. Sehingga
pelanggaran dalam kasus ini sangat sulit untuk dibuktikan.
penjual menetapkan harga yang susah dipahami oleh konsumen, biasanya terjadi dalam
penjualan secara kredit.
adanya keterbukaan dalam komunikasi sehingga tidak ada hal yang ditutup-tutupi
antara produsen maupun penyalur.
d. Kinerja Penyalur
Produsen menginginkan para penyalur bekerja dengan baik. Oleh karena itu,
mereka mengadakan pengawasan terhadap kinerja para penyalur sehingga mereka
bekerja sesuai dengan yang diinginkan olehn perusahaan. Apabila di tengah jalan
para penyalur mengalami masalah, maka perusahaan akan terjun untukm turun
tangan membantu masalah yang dihadapi oleh para penyalur.
e. Hubungan Pribadi
Perusahaan memperlakukan para penyalur layaknya keluarga sendiri. Sehingga
terjadi hubungan yang erat antara penyalur dengan perusahaan.
Hal-hal diatas mendorong suatu perusahaan memiliki keunggulan yang kompetitif
karena sistem yang mereka terapkan telah membuat perusahaan memiliki fondasi yang
kokoh.
Sangat sedikit jumlah produsen yang secara langsung menjual produk langsung ke
pengguna akhir. Dalam menjual produknya, biasanya produsen menggunakan perantara. Para
produsen membentuk saluran pemasaran untuk memasarkan produknya yang antar
elemennya saling terkait satu sama lain.
Keputusan maupun tindakan yang dilakukan oleh suatu saluran pemasaran akan
berpengaruh pada saluran pemasaran lainnya. Perusahaan yang acuh terhadap kinerja saluran
distribusi mereka biasanya akan mengalami kerugian. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan
akan memperoleh keunggulan yang kompetitiuf apabila mereka mereka menggunakan sistem
distribusi imajinatif.
c. Kontak, saluran pemasaran juga harus aktif melakukan komunikasi dengan pembeli,
khususnya pembeli yang prospektif.
d. Mencocokkan, saluran pemasaran melakukan pencocokan kembali apakah produk
yang produsen tawarkan sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
e. Negosiasi, saluran pemasaran mengadakan negosiasi yang berhubungan dengan
kesepakatan harga.
Ada juga fungsi-fungsi lainnya yang membantu proses transaksi, antara lain distribusi
fisik, yaitu fungsi saluran pemasaran dalam mengirimkan serta menyimpan barang.
Kemudian pendanaan yang meliputi mendapatkan serta menggunakan dana untuk
kelangsungan kinerja saluran pemasaran. Yang terakhir adalah pengambilan resiko, yaitu
mengestimasi resiko apa saja yang mungkin dihadapi oleh saluran pemasaran.
Saluran distribusi memiliki sistem yang sangat kompleks, dimana disdalamnya terdiri
dari banyak individu yang berinteraksi untuk mencapai tujuan individual. Sebuah sistem
saluran pemasaran akan selalu berkembang.
Perilaku Saluran
Masing-masing anggota dalam saluran akan bergantung pada anggota lainnya. Masingmasing penyalur akan bergantung pada penyalur lainnya. Sehingga keberhasilan perusahaan
akan bergantung pada baik tidaknya kinerja saluran pemasaran secara keseluruhan.
Masing-masingf anggota akan memainkan peran khusus dalam saluran. Peran tersebut
antara lain melayani pembeli dengan cara menjawab keluhan-keluhan mereka serta
menyelesaikan penjualan. Saluran tersebut dapat dikatakan efektif bila masing-masing
anggota telah menjalankan fungsinya secara baik. Olehkarena itu, perusahaan harus bekerja
sama secara baik demi kelancaran proses ini. Untuk mendukung kelancaran proses ini,
biasanya para penyalur harus bisa mengorbankan tujuan individual perusahaan. Mereka
sering bertindak sendiri demi tercapainya kepentingan mereka. Hal inilah yang menjadi
pemicu terjadinya konflik saluran.
Konflik saluran dibedakan menjadi 2, yaitu konflik horizontal dan lonflik vertikal.
Konflik horizontal biasanya terjadi antar saluran yang memiliki kedudukan yang sama.
Mialnya, suatu saluran dituduh oleh saluran lainnya telah mencuri pasar mereka sehingga
terjadi konflik diantara keduanya.
Konflik vertikal biasanya terjadi antar tingkat dalam saluran. Misalnya, prusahaan
menjual barang dengan jumlah pesar kepada pengecer massal sehingga terjadi kerenggangan
hubungan antara keduanya.
Namun demikian, beberapa konflik dalam saluran dapat berupa kompetisi yang sehat.
Saluran yang tanpa konflik justru kurang baik karena mereka cenderung akan pasif apabila
tidak ada persaingan di dalamnya. Akan tetapi, konflik yang parah dan berkelanjutan juga
dapat mengganggu kelangsungan jalannya perusahaan apabila konflik tersebut tidask segera
diatasi.