Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Maulana Ali Akbar 18108030057
Alfan Rois Setiawan 18108030061
Ghilman Zakiya Faiz 18108030062
Irsyad Fauzan 18108030065
Rahmad Alvindi 18108030069
Khafid Akbar Fauzi 18108030070
YOGYAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tidak lupa Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Innovative Technology in Financial Supervision
(SupTech)”. Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
yang di ampu oleh Bapak Rizaldi Yusfiarto, pada Program Studi Manajemen Keuangan Syariah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun dan menyelesaikan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena
itu, kritik dan saran semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi di masa mendatang.
Hormat Kami
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................3
A. Definition and Framwork...............................................................................................3
B. Challenges Faced by Supervisors..................................................................................5
C. Current and Emerging SupTech and Its Benefits........................................................6
D. SupTech For Market Conduct.......................................................................................7
E. Potential Use Cases and Outcomes................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan adopsi teknologi telah merubah lanskap keuangan global,
dan juga meningkatkan peluang dan tantangan bagi otoritas dan lembaga
yang diatur. Bidang inovasi adalah penerapan teknologi baru untuk
membantu pihak berwenang dalam meningkatkan kemampuan pengawasan
yang dikenal sebagai Subtech. Untuk pihak berwenang, penggunaan
SupTech dapat meningkatkan kemampuan pengawasan, pengawasan dan
analitis, dan menghasilkan indikator risiko waktu nyata untuk mendukung
pandangan ke depan, berbasis penilaian, pengawasan dan pembuatan
kebijakan (The Use of Supervisory and Regulatory Technology by
Authorities and Regulated Institutions: Market Developments and
Financial Stability Implications, n.d.).
Suptech saat ini ditemukan di dua bidang aplikasi, yaitu pengumpulan
data dan analisis data. Dalam aplikasi pengumpulan data, aplikasi tersebut
digunakan untuk pelaporan pengawasan, pengelolaan data, dan bantuan
virtual. Sedangkan dalam analisis data, aplikasi tersebut digunakan untuk
pengawasan pasar, analisis pelanggaran serta pengawasan mikroprudensial
dan makroprudensial (Broeders & Prenio, 2018).
Suptech memerlukan penggunaan teknologi inovatif oleh lembaga
pengawas untuk mendukung pengawasan. Suptech memainkan peran besar
dalam memungkinkan regulator untuk mengawasi dan mengelola resiko
dengan lebih baik (Mothibi & Rahulani, n.d.).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan SupTech?
2. Bagaimana kerangka kerja SupTech?
3. Apakah manfaat dan tantangan dari SupTech?
4. Bagaimana Suptech untuk perilaku pasar?
5. Bagaimana kasus penggunaan potensial SupTech?
C. Tujuan Penelitian
Setelah diketahui masalah dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan SupTech.
2. Untuk mengetahui kerangka kerja SupTech.
3. Untuk mengetahui manfaat dan tantangan dari SupTech.
4. Untuk mengetahui Supteck untuk perilaku pasar.
5. Untuk mengetahui kasus penggunaan potensial SupTech.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
fungsi dan proses utama. Secara khusus, solusi SupTech dapat
mengotomatiskan beberapa tugas operasional dan administratif,
mendigitalkan prosdur peraturan dan pelaporan serta meningkatkan
manajemen dan analisis data resiko dan kepatuhan. Teknologi yang muncul
dapat memungkinkan supervisor untuk mengadopsi pendekatan yang lebih
berwawasan ke depan dengan meningkatkan proses pengumpulan data,
manajemen, dan analisis untuk lebih memahami dan memprediksi berbagai
risiko dan trends (Minto, P. A, 2020).
B. Challenges Faced by Supervisors
Agen menghadapi sejumlah tantangan dalam mengembangkan atau
menggunakan aplikasi SupTech. Beberapa masalah ini terkait dengan kendala
kapasitas komputasi, peningkatan risiko operasional, termasuk risiko dunia
maya, kualitas data, menemuka bakat yang tepat, dukungan manajemen dan
dukungan dari unit pengawasan, dan aturan kaku dalam manajemen proyek.
Kurangnya transparansi di beberapa aplikasi data juga merupakan masalah
kritis. Oleh karena itu, campur tangan manusia dalam bentuk keahlian
pengawasan masih dipandang sangat diperlukan dalam proses pengawasan,
terutama dalam menyelidiki lebih lanjut hasil analisis dan memutuskan suatu
tindakan (Broeders & Prenio, 2018).
Menurut (Call, I. C, 2019) berpendapat bahwa dalam sebuah
pengawasan pasti terdapat beberapa tantangan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Masalah kualitas data – kompleksitas dalam menganalisis atau
memvalidasi Big Data yang dikumpulkan dari sumber informasi non-
tradisional seperti data media sosial
b. Risiko Hukum – Supervisor perlu mengetahui undang-undang
perlindungan data yang ada di yurisdiksi mengingat pengumpulan data
berkelanjutan dan ketersediaan lebih banyak data
c. Risiko Operasional – lebih banyak data berarti bahwa perusahaan telah
menjadi target yang lebih besar untuk peretasan dan mungkin
5
memerlukan langkah-langkah keamanan siber yang ketat dalam tempat
untuk mendeteksi segala bentuk pelanggaran.
d. Risiko Reputasi – validitas data yang tidak benar oleh aplikasi SupTech.
Karena jika terjadi kesalahan maka dapat memungkinkan tindakan
pengawasan yang salah.
e. Masalah Sumber Daya – supervisor mungkin menghadapi kendala
anggaran, kurangnya personel yang terampil untuk menerapkan aplikasi
SupTech. Jika data tersebut tetap tidak digunakan, perusahaan asuransi
mungkin mengangkat masalah beban regulasi.
C. Current and Emerging SupTech and Its Benefits
Manfaat yang diharapkan dapat memotivasi badan pengawas untuk
menggunakan atau mengeksplorasi aplikasi suptech. Manfaat ini mencakup
peningkatan efektifitas, pengurangan biaya, dan peningkatan kemampuan.
Aplikasi suptech, khususnya dibidang analitik data, dipandang mampu
mengubah pemantauan risiko dan kepatuhan dari melihat ke belakang
menjadi proses prediktif dan proaktif. Manfaat aplikasi suptech dapat meluas
ke lembaga yang diawasi. Mereka bisa mengarah ke mengurangi biaya
kepatuhan dan berkontribusi pada peningkatan efektivitas manajemen risiko.
Ini khususnya kasus untuk pelaporan otomatis. Namun, pada saat yang sama,
beberapa lembaga pengawas mengakui risiko bahwa penggunaan suptech
dapat menyebabkan pelaku pasar menyesuaikan perilaku mereka untuk
"bermain" teknologi (Broeders & Prenio, 2018).
SupTech digunakan untuk mendigitalkan, mengotomatisasi,
merampingkan atau mengubah prosedur operasional dan administrasi,
meningkatkan tingkat standarisasi dan efisiensi. Manfaatnya dapat berkisar
dari peningkatan kinerja umum, misalnya mengurangi waktu respons
terhadap permintaan dan aplikasi, mengurangi biaya persiapan, dan
meningkatkan ketersediaan data digital yang dapat digunakan oleh perangkat
lunak analitik data baru, serta untuk diseminasi publik. Hasil ini dapat
membebaskan kekuatan otak untuk aktivitas kompleks yang membutuhkan
penilaian manusia, termasuk negosiasi, mengelola hubungan dan
6
pengambilan keputusan. Mereka juga dapat meningkatkan transparansi proses
pengawasan (Nguyen, n.d.).
7
bertahap mengalihkannya dari tugas “robot” misalnya pemrosesan data dan
pengumpulan kertas. Salah satu kasus contohnya adalah sistem pelaporan
yang diterapkan oleh Bank Sentral Austria (OeNB) pada tahun 2015, sejenis
pendekatan berbasis input. Data standar yang sangat granular (“kubus dasar”)
diinput oleh bank ke database di AuRep, perusahaan milik bank. AuRep
bekerja sebagai jembatan antara sistem bank dan OeNB dan sebagai gudang
data tunggal yang biayanya dibagi diantara bank. OeNB, alih-alih
mengumpulkan template yang diformat, menggunakan secara otomatis
mengubah “kubus dasar” menjadi laporan yang diinginkan. Pelaporan data
granular memungkinkan OeNB mengubah format laporan dengan dampak
minimal atau tanpa dampak pada FSP (Nguyen, n.d.).
8
9
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Supervisory Technology atau yang biasa disebut dengan SupTech
adalah penggunaan teknologi untuk melaksanakan tanggungjawab
pengawasan. Teknologi pengawasan atau SupTech adalah pemanfaatan
teknologi inovatif oleh lembaga pengawas untuk mendukung pengawasan.
SupTech saat ini ditemukan di dua kerangka kerja, dimana diantaranya terdiri
dari pengumpulan data dan analitik data.
SupTech memiliki beberapa tantangan, diantara nya seperti masalah
kualitas data, risiko hukum, risiko operasional, risiko reputasi, dan masalah
sumber daya. Selain itu SupTech juga memiliki manfaat seperti, peningkatan
efektifitas, pengurangan biaya, dan peningkatan kemampuan. mampu
mengubah pemantauan risiko dan kepatuhan dari melihat ke belakang
menjadi proses prediktif dan proaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Broeders, D., & Prenio, J. (2018). Innovative technology in financial supervision (suptech): The
experience of early users. Financial Stability Institute/Bank for International Settlements.
Call, I. C. (2019). RegTech and SupTech : Implications for Supervision Report of the A2ii – IAIS
Consultation Call.
Force, F. A. T. (2013). Guidance For A Risk-Based Approach Guidance For A Risk Based-
Approach. March.
Mothibi, K., & Rahulani, A. (n.d.). How Suptech empowers regulators to supervise efficiently
and effectively. 20.
Nguyen, K. (n.d.). SupTech: Leveraging Technology for Better Supervision. 17.
OJK. (2019). Siaran Pers Ojk Terapkan Supervisory Technology Awasi Fintech. September.
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Documents/Pages/OJK-Terapkan-
Supervisory-Technology-Awasi-Fintech/SP - OJK Terapkan Supervisory Technology
Awasi Fintech.pdf
The Use of Supervisory and Regulatory Technology by Authorities and Regulated Institutions:
Market developments and financial stability implications. (n.d.). 76.
World Bank. (2018). From Spreadsheets to Suptech - Technology Solutions for Market Conduct
Supervision. From Spreadsheets to Suptech, June.
Zeranski, S., & Sancak, I. E. (2020). Digitalisation of Financial Supervision with Supervisory
Technology (SupTech). SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3632053