a. Histori Singkat
Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin,
S.H., No. 69. Akta Pendirian Sampoerna disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta
Nopember 1964, Tambahan No. 357. Anggaran dasar Sampoerna telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini
sudah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai
industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan
Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki pabrik yang berlokasi di
Sampoerna Tbk. memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas,
“Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. PT HM Sampoerna Tbk. adalah afiliasi
dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen
Sampoerna Tbk. lakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan
bangga atas reputasi yang PT HM Sampoerna Tbk. raih dalam hal kualitas, inovasi
dan keunggulan.
terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913,
Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok
memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. Popularitas rokok kretek tumbuh
dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga
Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat
dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai
Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di
Surabaya.
pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern,
salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT
Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas
Sampoerna. Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan
menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan
warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.
1) Stategi STP
Segmentation
utama.
Targetting
Targeting adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar.
Pria dan wanita. Berusia remaja sampai dewasa (untuk a-mild usia 18-29
Tahun). Atlet, eksekutif, pelajar, yang menghendaki gaya hidup dan rokok
Berpola pikir dinamis dan energik. Lalu merambah kepasaran anak muda
Berani menembus semua segmen pasar dari menjadi sponsor Olah raga,
pargelaran music, acara dansa hingga klub malam. Dalam brand book PT HM
Sampoerna Tbk. Target pemasaran dibagi kedalam dua kelompok yaitu the
Positioning
HM Sampoerna Tbk yang tersedia, Dji Sam Soe untuk target dengan selera
kretek klasik dan A Mild kepada generasi muda usia 18-29 tahun yang
diharapkan para perokok merek perusahaan ini. Di setiap negara tempat produk
erat bersama pengecer dan mitra lain untuk menerapkan program pencegahan
dengan mengurangi penggunaan sumber daya alam, mengurangi emisi gas rumah
Meluncurkan rokok A Flava Click Mint yaitu produk rokok mild pertama di
berbeda kepada perokok dewasa, yaitu rokok dengan rasa mild & mint.
Meluncurkan rokok A Mild, A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low
14 mg/1.0 mg.
4) Strategi Digitalisasi
Periklanan
Memiliki potensi besar dalam komunikasi pemasaran, karena media yang
dipakai bersifat massa. periklanan dipakai dalam bauran komunikasi
pemasaran untuk mengkomunikasikan, menyampaikan dan menanamkan suatu
persepsi di benak konsumen tentang bagaimana karakteristik produk, fungsi
dan manfaat produk sampoerna.seiring dengan perkembangan teknologi
perilaku konsumen, dan banyaknya peraturan pemerintah yang sangat ketat
dalam membatasi kegiatan berpromosi pada perusahaan rokok, terutama
beriklan pada media televisi, membuat media ini tidak begitu efektif lagi bagi
sampoerna untuk menempatkan iklan sebagai media utama dalam mencapai
tujuan pemasaran produknya
Promosi Penjualan
melakukan promosi konsumen berupa Trial dan Merchandising. namun bentuk
utama dari promosi penjualannya adalah promosi dagang melalui
SRC(Sampoerna Retail Community) yaitu kegiatan promosi penjualan produk
sampoerna dan bentuk kepedulian sampoerna kepada retailer atau pedagang
kecil dengan mendesain toko para pedagang menjadi lebih modern agar tidak
kalah bersaing dengan yang lain
Public Relation
kegiatan PR yang utama pada komunikasi pemasaran pt sampoerna adalah
untuk mendapatkan publisitas melalui berbagai event. selain untuk
mendapatkan publisitas media, event yang diadakan juga untuk meningkatkan
consumer engagement (keterlibatan konsumen)
Personal Selling
kegiatan personal selling yang dilakukan oleh sampoerna dilakukan dengan
menjual produknya secara langsung ke end consumen melalui DST (Direct
Selling Team). biasanya kegiatan ini dilakukan oleh SPG/SPB di tempat
tempat segmen targer berkumpul
Direct dan Online Marketing
Pemasaran langsung merupakan salah satu kegiatan pemasaran utama
sampoerna dalam membangun merk produknya. kegiatan ini dilakukan oleh
Direct Selling Team. tim ini bertugas untuk memasarkan produk sampoerna
langsung pada retailer ataupun end consumen. Walaupun membutuhkan biaya
yang tidak sedikit dan SDM yang lebih banyak dari alat komunikasi
pemasaran lainnya, namun pemasaran langsung mampu memaksimalkan usaha
komunikasi pemasaran produk sampoerna. Online marketing kegiatan ini
melalui media internet atau dengan online marketing dilakukan oleh
perusahaan untuk memaksimalkan terjalinnya hubungan yang erat dengan
segmen target.
Internal Factors
Strengths (+) Weakness (-)
1) Memiliki sumber daya manusia yang 1) Harga yang cukup mahal Harga yang
profesional dan mengerti operasional cukup mahal menjadi kelemahan
perusahaan sampoerna yang sangat terlihat dimata
2) Jaringan pemasaran tersebar hampir di competitor. Harga cukup mahal ini bersala
seluruh provinsi yang ada di tanah air. dari biaya promosi yang besar dan bahan
3) Produk dan varian yang ditawarkan sangat baku yang mahal.
bervariasi. 2) Kurang diminatinya produk rokok SKM
4) Kualitas bahan baku rokok sampoerna mild di Internasional.
sudah terpercaya, kualitas bahan baku 3) Lambatnya pertumbuhan rokok
menjadi andalan sampoerna untuk Avolution.
bersaing dengan empat perusahaan rokok
besar Indonesia lainnya.
External Factors
Opportunities (+) Threats (-)
1) Masuknya Philip Morris sebagai mitra 1) Regulasi dan perda mengenai anti-rokok.
bisnis. 2) Kompetitor dari rokok jenis Mild.
2) Trend pasar positif untuk rokok Low Tar 3) Bertambahnya competitor rokok jenis
Low Nicotine (LTLN) diIndonesia. mild.
3) Banyaknya spot yang terdapat pada event 4) Tingginya pajak rokok.
untuk mempromosikan produk baru. 5) Berkurangnya event yang disponsori oleh
4) Kemungkinan lahirnya produk baru. industry rokok
5) Beralihnya customer competitor ke rokok
(LTLN) Sampoerna
Analysis Summary
S-O Strategies S-T Strategies W-O Strategies W-T Strategies
1) Inovasi terbaru 1) Ikut dalam 1) Atur Strategi untuk 1) Kurangi penawaran
produk untuk kampanye anti mempromosikan mild untuk luar
target rokok untuk Avolution di luar negeri karena bea
mancanegara. meningkatkan negeri melalui cukai yang mahal,
2) Berusaha mencari awareness. bantuan tingkatkan
investor, dibawah 2) Kendalikan pangsa perusahaan phillip penawaran dalam
naungan Phillip pasar dengan morris. negeri.
Morris yang akan menurunkan harga 2) Lebih 2) Melakukan
memudahkan mild. memfokuskan penetrasi pasar
sampoerna untuk 3) Berusaha untuk strategi untuk untuk produk SKM
mencari modal. mendapatkan mempertahankan filter.
3) Promosi besar- sponsor melalui mild sebagai tren 3) Membuat stratregi
besaran untuk syarat tertentu. saat ini. CSR untuk
meningkatkan 4) Adakan riset untuk 3) Buat inovasi menghadapi perda
brand awareness mencari bahan terbaru untuk rokok.
dan ekspansi baku yang lebih membuat rokok 4) Buat citra
bisnis. murah. putih. Avolution lebih
4) Melakukan strategi 5) Pertahankan 4) Tekankan finest exclusive lalu
merebut customer. customer dan quality kepada ekspor ke luar
5) Tetap bangun persepsi di customer dan buat negeri.
mempertahankan customer bahwa persepsi finest 5) Manfaatkan event
pangsa pasar mild sampoerna the quality tersebut berkala sampoerna
yang sedang trend finest quality. melalui meda untuk promosi
saat ini promosi. produk.
5) Pada event yang
bersekala besar
adakan promosi
besar-besaran
untuk
meningkatkan
awareness
customer.
a. Histori Singkat
asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan tanggal 26 Juni 1958 oleh Suryo
pamannya. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapat promosi dan
akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut. Suryo Winowidjojo
kemudian keluar dari pabrik rokok “93” dan pada usia 35 tahun ia mendirikan
perusahaannya sendiri yaitu pabrik rokok Gudang Garamdi Kediri, Jawa Timur.
Dia membeli tanah di Kediri dan memulai memproduksi rokoknya sendiri diawali
dengan rokok kretek dari klobot. Gudang Garam didirikannya pada tahun 1958,
orang yang menghasilkan 50 juta batang kretek setiap bulannya. Pada tahun
International, Surya 12, Surya 16, Surya Slims, Surya Signature, Surya
Profesional, Surya Pro Mild, Gudang Garam Nusantara, Gudang Garam Mild,
Gudang Garam Merah, Gudang Garam Djaja, Nusa, Taman Swedari dan Sigaret
Gudang Garam Tbk sebagai dasar pertumbuhan perusahaan disebut Catur Darma
bermanfaat.
2. Kunci sukses adalah kerja keras, ketekunan, kejujuran, kesehatan dan iman.
1) Stategi STP
Segmentasi
masyarakat terdidik yang mengerti benar akan bahaya merokok tetapi tetap
konsumen yang sangat potensial bagi produsen rokok, yaitu kalangan anak
Targetting
segmen mana yang harus dilayani. Karena itu, perusahaan harus dapat jeli
dewasa dengan rentang usia 18-25 tahun. Pria dewasa, dimana saat ini
rokok kretek baru yang lebih ringan, Gudang Garam Mild mengincar
pangsapasar pria yang lebih memilih rokok kretek untuk beralih ke rokok
LTLN dengan rasa yang lebih halus. Wanita Modern. Target utama dari
Gudang garam filter tetap pria. Namun pihak dari PT Gudang Garam Tbk
Positioning
Positioning, yaitu cara menempatkan produk di benak konsumen agar
kata atau gambar yang menarik yang nantinya bisa melekat dibenak
Tema “How Low Can You Go” merupakan introduction theme, karena
saat itu rokok mild merupakan kategori produk yang baru bagi pasar
Indonesia. Dengan iklan televisi (TVC) yang begitu unik yaitu animasi
Gudang Garam memiliki kandungan tar dan nikotin yang paling rendah
dibanding brand lain. Lalu positioning ”How Low Can You Go” ini
berusaha diperkuat lagi dengan tema “Bukan Basa Basi”. Dalam iklan-
iklan bertema ”Bukan Basa Basi” ini, Gudang Garam sebagai sebuah
atribut produk Gudang Garam sendiri. Setelah itu Gudang Garam juga
menggunakan tema “Others Can Only Follow”, yang secara implisit ingin
menyampaikan bahwa brands rokok mild yang lain hanya bisa ikut-ikutan
Pada pertengahan 2005, Gudang Garam tampil beda dengan tema yang
bertahan hingga saat ini, yaitu “Tanya Kenapa”. Tema ini menarik karena
adalah print ad dan baliho yang bergambar beberapa oven dengan toga di
dalamnya, dan dengan harga di setiap toga. Di setiap toga ada label-label
”sarjana”, ”sarjana luar negeri” dan sejenisnya. Lalu iklan ini memiliki
tagline ”Mau Pintar Kok Mahal. Tanya Kenapa”. Berbagai TVC, print ad,
Mungkin kita masih ingat TVC ini, ”Taat Kalo Nggak Ada Yang Liat.
pasar. PT Gudang Garam Tbk sebagai pemimpin pasar dalam sigaret kretek,
Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret
penyebaran pamflet, brosur, dan stiker. Kegiatan promosi yang kedua melalui
produksi, selain itu juga menyesuaikan dengan harga dari produk pesaing
mereka. Tetapi dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menetapkan harga
yang terjangkau dengan kualitas produk yang baik karena pada saat ini banyak
perusahaan yang mengeluarkan produk dengan kualitas dan mutu yang relatif
pesaing dari PT. Gudang Garam Tbk Kediri. Akan tetapi harga yang
ditawarkan oleh PT. Gudang Garam Tbk Kediri dapat dijangkau oleh seluruh
juga menyesuaikan dengan pendapatan, dan hal itu secara tidak langsung
Gudang Garam Tbk Kediri yang terbagi dalam beberapa level yaitu agen, sub
agen, outlet atau rombong memiliki klasifikasi harga yang berbeda. Kebijakan
agen, sub agen, outlet untuk menjual hasil produksi perusahaan sebanyak
4) Strategi Digitalisasi
bidang pemasaran.
Dalam penerapan strategi promosi digital hybrid, perusahaan
penyebaran pamflet, brosur, dan stiker. Kegiatan promosi yang kedua melalui
Internal Factors
Strengths (+) Weakness (-)
1) Perusahann menggunakan teknologi 1) Kurang cepatnya perusahaan dalam
pengolahan bahan baku dengan berbagai mengikuti tren pasar dalam bidang
teknologiserta pendukungnya untuk inovasidisbanding kompetitornya.
menghasilkan rokok dengan ekspektasi 2) Biaya yang cukup mahal dari segi bahan
para konsumen. baku maupun teknologi yang digunakan
2) Banyak produk dari PT Gudang Garam tbk olehperusahaan dalam proses produksi.
yang memiliki brand awareness yang 3) Perusahaan mengandalkan produksi
cukuptinggi dengan kadar tar dan nikotin produk rokok kretek yang memiliki
yang cukup rendah yang dapat menjadikan kadar nikotindan tar yang masih relative
produktersebut sebagai produk unggulan tinggi, padahal konsumen cenderung
daripada pesaing dengan produk sejenis. menyukai rokok dengankategori low
3) Perusahaan memproduksi berbagai macam nikotin.
variasi produk kedalam berbagai kelas
danragam yang memenuhi pasar
Indonesia.
4) Perusahaan memiliki jangkauan distribusi
yang tersebar luas dengan sistim
distribusiyang terorganisir di seluruh
Indonesia.
External Factors
Opportunities (+) Threats (-)
1) Pasar rokok yang besar di Indonesia 1) Peraturan pemerintah mengenai dampak
terbukti dari total penduduk sekitar 240 negative yang ditimbulkan dari rokok.
juta penduduk diperkirakan 65% adalah 2) Pembatasan promosi dari produk rokok
perokok. melalui PP No. 81/1999.
2) Penjualan sebagian besar di pulau jawa 3) Meningkatnya harga bahan baku
sudah mencapai 50%, sehingga masih tembakau dan cengkeh diakibatkan
terdapat banyak kesempatan dan potensi karena cuaca yangburuk.
untuk memperluas penjualan ke daerah 4) Kenaikan bahan bakar minyak dan
lain. kebijakan pemerintah lainnya secara
tidak langsungmenyababkan inflasi yang
dapat mempengaruhi daya beli para
perokok.
Analysis Summary
S-O Strategies S-T Strategies W-O Strategies W-T Strategies
1) Meningkatkan 1) Menggunakan 1)Meluncurkan 1) Menggunakan cost
promosi akan metode promosi produk-produk discipline untuk
produk-produk word of mouth baru dengan menghemat biaya
rokok dengan dengan segmen low tar produksi.
kadar rendah tar menonjolkan nikotin yang sesuai
yang sesuai tentang produk dengan tren pasar
dengan selera rendah nikotin dan saat ini.
konsumen. tar. 2)Membangun
2) Menggunakan 2) Melakukan cabang distributor
strategi terpadu penghematan biaya baru diluar pulau
untuk memperluas produksi terutama jawa dengan
jangkauan bahan bakum misal mempertimbangkan
pemasaran dengan membeli biaya lahan dan
keseluruh bahan baku dari tenaga kerja yang
nusantara. daerah yang lebih lebih murah.
murah dengan
kualitas yang baik
serta
mempertimbangkan
biaya distribusi.
3. ANALISIS KOMPARASI PERUSAHAAN 1 DAN 2
a. Kesimpulan
rokok terbesar dari Indonesia. Dan memiliki pangsa pasar yang juga besar.
remaja/pria dewasa yang menghendaki gaya hidup rokok yang rendah nikotin
memproduksinya.
Dalam hal sektor consumer goods, kedua perusahaan ini sama-sama bergerak di
yang sama untuk memajukan perusahaannya agar lebih bisa menyesuaikan zaman
yang semakin maju seperti periklanan, online shopping, advertasing melalui media
sosial, dll.
b. Solusi
pasarnya ke berbagai daerah diluar indonesia yang mempunya pangsa pasar yang
potensial untuk mengembangkan produksi penjualannya serta mengembangkan
lebih ditingkatkan.
Kedua perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan selera dan trend yang ada
agar produk-produk yang ada tidak ketinggalan jaman, dan perusahaan harus sering
kelemahan yang ada dalam perusahaan agar dapat bersaing di dalam pasar serta
yang lain.