Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN PASAR MODAL DAN BURSA EFEK

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan”
(Dosen Pengampu Ibu Elvira Agustina S.E.I.,ME)

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Ayu Permata Sari (0502192064)


2. Haliza (0502191020)
3. Denisa Felia Putri (0502192078)
4. Uci Roito Anggina (0502193266)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena memberi Penulis
kenyamanan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat waktu.
Tanpa bantuan-Nya, tentu saja, Penulis tidak akan dapat menyelesaikan Makalah
ini dengan baik. Shalawat dan salam Penulis limpahkan kepada raja kita tercinta,
Nabi Muhammad, yang kita nanti akan beralih ke syariahnya di akhirat.
        Penulis bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk kelimpahan
nikmat sehat-Nya, baik dalam bentuk kesehatan fisik dan Rohani, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan pembuatan Makalah ini.
       Penulis tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih ada banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk alasan ini,
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk Makalah ini, sehingga
Makalah ini nantinya bisa menjadi Makalah yang lebih baik. Kemudian jika ada
banyak kesalahan dalam Makalah ini Penulis meminta maaf sebesar-besarnya.
Demikian, semoga Makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 30 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal .....................................................................................3


B. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia...........................................................3
C. Manfaat Pasar Modal .........................................................................................4
D. Pengelolaan atau Mekanisme Pasar Modal Di Indonesia...................................5
E. Proses Penawaran Umum (Go Public)...............................................................7
F. Proses Pencatatan Efek Di Bursa Efek Jakarta.................................................12
G. Instrumen Pasar Modal ......................................................................................14
H. Strategi Investasi di Pasar Modal ......................................................................15
I. Risiko Investasi di Pasar Modal..........................................................................16
J. Pasar Modal Syari’ah..........................................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................22
B. Saran...................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya perekonomian di dunia mengakibatkan perubahan yang
signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang mulai melakukan transaksi ekonomi
melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan menginvestasikan harta atau
uangnya melalui pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk mempermudah para
investor mendapatkan asset dan mempermudah perusahaan menjual asset. Kehidupan
yang semakin kompleks akan mendorong berbagai pihak untuk mencapai segala
sesuatu secara instan, mudah dan terorganisasi. Dalam hal ini, untuk memepermudah
transaksi produk pasar modal maka dibentuk Bursa Efek. Fungsinya sangat membantu
berbagai pihak yang terkait.
Pasar modal merupakan tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini.
Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sabagai media untuk
menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal
memiliki peran yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar
modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas
yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk
mempercepat pembangunan usaha ekonomi tersebut. Hal ini dimungkinkan karena
pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang dan mengarahkan dana
jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif yang
akhirnya secara perlahan akan mengurangi ketergantungan pada dana luar.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari Makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Pasar Modal?
2. Bagaimana Perkembangan Pasar Modal di Indonesia?
3. Apa Manfaat dari Pasar Modal?
4. Bagaimana Pengelolaan atau Mekanisme Pasar Modal Di Indonesia?
5. Bagaimana Proses Penawaran Umum (Go Public) ?
6. Bagaimana Proses Pencatatan Efek Di Bursa Efek Jakarta?
7. Apa Saja Instrumen Pasar Modal?
8. Bagaimana Strategi Investasi di Pasar Modal ?
9. Apa Risiko Investasi di Pasar Modal?
10. Bagaimana Pasar Modal Syari’ah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia
2. Untuk Mengetahui Manfaat dan Pengelolaan atau Mekanisme Pasar Modal Di
Indonesia

1
3. Untuk Mengetahui Proses Penawaran Umum (Go Public)
4. Untuk Mengetahui Proses Pencatatan Efek Di Bursa Efek Jakarta
5. Untuk Mengetahui Instrumen dan Strategi Investasi di Pasar Modal
6. Untuk Mengetahui Risiko Investasi di Pasar Modal
7. Untuk Mengetahui Pasar Modal Syari’ah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal


Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka
panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat
dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang
disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga
(sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat
berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right
(right issue), dan waran (warrant). 1 Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang
dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang
menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas.
Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuransi, dana pensiun,
bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah
dan masyarakat umum. Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar
uang berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari
satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang biasanya terdiri
dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito, commercial
papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

B. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia


Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai
pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor
den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada
tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di
Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah
Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas
pasar modal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan
oleh orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal
abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-
besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang
telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang
Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari
penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu
mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi
pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember
1912 dan bernama Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung
memulai perdagangan. Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan
obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada.

1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cetakan Ketiga, ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999),hlm:99

3
Bursa Batavia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada
tahun 1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di
Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua. Setahun setelah
pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi
Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya
kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang
Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-
undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggarannya
diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri
dari 3 bang negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai
penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan
pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli
obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum. 2
Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri
terutama dengan Amsterdam. Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan
kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang
dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi
kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan
Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan
Republik Indonesia dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya
aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-
undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari
Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan
Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda
yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang
Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia. Pada tahun 1977, bursa
saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam),
institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Untuk merangsang perusahan
melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar
10%-20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu,
untuk investor WNI yang membeli saham melalui pasar modal tidak dikenakan pajak
pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas
Nilai saham atau bukti penyertaan modal. Pada tahun 1988, pemerintah melakukan
deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang
memengaruhi perkembangan pasar modal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses
20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan
dengan usaha pengembangan pasar modal.

C. Manfaat Pasar Modal


1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai

2 Y. Sri Susilo,et.al., Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba Empat,2000),hlm: 104

4
c. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
d. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
e. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. Nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain.
b. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga
yang mengambang bagi pemenang obligasi.
c. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
risiko. 3

D. Pengelolaan atau Mekanisme Pasar Modal Di Indonesia


Lembaga-lembaga yang terlibat di Pasar Modal

1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)


Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990
tentang Pasar Modal adalah :
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-lembaga berikut:
1. Bursa efek
2. Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan
3. Reksa dana
4. Perusahaan efek dan perorangan
c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal. Bapepam
sebagai lembaga pengawas pasar modal wajib menetapkan ketentuan bagi
terjaminnya pelaksanaan efek secara Tertib dan wajar dalam rangka melindungi
pemodal dan masyarakat berupa:
1. Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh semua
perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat
persyaratan kererbukaan kepada Ketua Bapepam dan masyarakat tentang
semua transaksi efek oleh semua pemegang saham utama dan orang dalam
serta pihak terasosiasikan dengannya.
2. Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak telah
memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau pendaftaran
profesi.
3. Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah permintaan pada
suatu penawaran umum. Ketentuan ini tidak mengharuskn diadakannya
penerbitan sertifikat dalam jumlah yang kurang dari jumlah standar yang
berlaku dalam perdagangan efek pada suatu bursa efek.

3 Veihzal, dkk, Bank & Financial Institution Management , Cetakan Ketiga, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,2000),
hlm: 98

5
2. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
a. Penjamin Emisi Efek
Tugas penjamin efek antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan, harga
yang wajar dan jangka waktu efek (obligasi dan sekuritas kredit).
2. Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek, membantu
menyelesaikan tugas adinistrasi yang berhubungan dengan pengisian
dokumen pernyataan pendaftaran emisi efek, penyusunan prospektus
merancang spesimen efek dan mendampingi emiten selama proses evaluasi.
3. Mengatur penyelenggaraan emisi (pendistribusian efek dan menyiapkan
sarana-sarana penunjang).
b. Akuntan Publik
Tugas akuntan publik antara lain adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan
pendapatya.
2. Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan ketentuan-ketentuan Bapepam.
3. Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik apabila
diperlukan
c. Konsultan Hukum
Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan usaha emiten,
yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti kepemilikan atas kekayaaan emiten,
perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak ketiga, serta gugatan dalam perkara
perdata dan pidana.
d. Notaris
Notaris bertugas membuat berita acara RUPS, membuat konsep akta perubahan
anggaran dasar dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
e. Agen Penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan pialang (broker/dealer) yang
bertugas melayani investor yang akan memesan efek, melaksanakan pengembalian uang
pesanan dan menyerahkan sertifikat efek kepada pemesan.
f. Perusahaan Penilai
Perusahaan penilai diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan
penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
beberapa beesarnya nilai wajar aktiva perusahaan sebagai dasar dalam melakukan emisi
melalui pasar modal.

3. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi


Dalam emisi obligasi, disamping lembaga penunjang untuk emisi saham juga
dikenal lembaga sebagai berikut:

a. Wali Amanat (Trustee) Tugas wali amanat antara lain:


1. Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten
2. Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten
yang diterima olehnya sebagai jaminan.
3. Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten.

6
4. Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta
bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya.
5. Melaksanankan tugas selaku agen utama pembayaran.
6. Mengikuti secara terus-menerus perkembangan pengelolaan perusahaan
emiten.
7. Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten.
8. Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila diperlukan.
b. Penanggung (Guarantor)
Penanggung bertanggungjawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok
obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemengang obligasi tepat pada
waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.
c. Agen Pembayar (Paying Agent)
Agen pembayar bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya dilakukukan
setiap dua kali setahun dan pelunasan pada saat obligasi telah jatuh tempo.

4. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder


Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang menyediakan jasa-
jasa dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa. Lembaga penunjang terdiri dari:

a. Pedagang Efek
Di samping melakukan jual beli efek untuk diri sendiri, pedangang efek juga
berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek tertentu dan menjaga keseimbangan harga
serta memelihara likuiditas efek dengan cara membeli dan menjual efek tertentu di pasar
sekunder.
b. Perantara Perdagangan Efek (Broker)
Broker bertugas menerima order jual dan order beli investor untuk kemudian
ditawarkan di bursa efek. Atas jasa keperantaraan ini broker mengenakan fee kepada
investor.
c. Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas (sekurities company) dapat
menjalankan saru atau beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi efek
(underwriter) , peranraa pedagang efek, manajer investasi atau penasihat investasi.
d. Biro Administrasi Efek
Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur menyediakan
jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen,
pembagaian hak opsi, emisi sertifikat, atau laporan tahunan untuk emiten.
e. Reksa Dana (Mutual Fund)
Reksadana merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-dana
investor yang pada umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar modal atau
pasar uang oleh manajer investasi.

E. Proses Penawaran Umum (Go Public)


Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek
kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-gundang dan
peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut sebagai go public. Go
public dapat menjadi strategi untuk mendapatkan dana dalam jumlah besar. Dana
tersebut dapat digunakan untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur permodalan,
dan investasi. Dengan adanya proses penawaraan umum, perusahaan emiten akan

7
mendapatkan banyak keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya
penawaran umum adalah : 4
1. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus tanpa melalui
termin-termin.
2. Proses untuk melakukan go public relatif mudah sehingga biaya untuk go
publik juga menjadi relatif murah.
3. Perusahaan dituntut untuk lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu
perusahaan untuk melakukan pengelolaan dengan lebih profesional.
4. Memberikan kesempatan pada kalangan masyarakat untuk turut serta memiliki
saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial.
5. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat.

Gambar Proses Penawaran Umum di Pasar Modal

Meski proses untuk go public ini relatif mudah, ada beberapa hal yang harus
disiapkan oleh pihak emiten agar proses untuk go public ini dapat berjalan lancar sesuai
dengan perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan internal dan eksternal.
Perencanaan internal dilakukan dengan membuat kesepakatan dengan pemegang saham
dan manajemen. Perencanaan eksternal dilakukan dengan menjalin kerja dengan
lembaga-lembaga penunjang dan Bapepam.

1. Persiapan dalam Rangka Penawaran Umum


a. Menajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go public.

4 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga (Jakarta : FE UI, 2001),hlm: 94

8
b. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para pemegang saham
dan peruanahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk membantu
menyiapkan kelengkapan dokumen :
1. Penjamin emisi (under writer) untuk menjamin dan membantu emiten dalam
proses emisi.
2. Profesi penunjang :
 Akuntan Publik (auditor independen) untuk melakukan audit atas laporan
keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
 Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar (sound value) dari aktiva tetap.
 Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membat akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penewaran umum dan juga noulen-
notulen rapat.
3. Lembaga penunjang :
 Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi kepentingan pemegang
oblogasi (unuk emisi obligasi).
 Penanggung (guarantor).
 Biro Administrasi Efek (BAE).
4. Tempat penitipan Harta atau kusodian (custodian).
d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.
e. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek di mana efeknya akan dicatatkan.
f. Penandatangan perjanjian-perjanjian emisi.
g. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya yang bersifat utang, terlebih dahulu
harus memperoleh peringkat dari Lembaga Peringkat Efek.
h. Menyampaikan pernyataan pedaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada
BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM.

2. Tahapan dalam Rangka Penawaran Umum


Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat tahap
berikut:
a. Tahap persiapan Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum.
Pada tahap yang paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih
dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta
persetujuan paa pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan
penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasr yaitu:

 Penjamin emisi (underwiter). Merupakan pihak yang paling banyak


terlibat membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang
dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen,
membantu menyiapkan prospektus dan memberikan penjaminan atas
penerbitan.
 Akuntan publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuang calon emiten.

9
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar dari akviwa tetap tersebut.
 Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
 Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga
notulennotulen rapat.
b. Tahap pengajuan Pernyataan Pendaftaran Pada tahap ini, dilengkapi dengan
dokumen-dokumen pendukung calon emien menyampaikan pendaftaran kepada
Badan Pengawas Pasar Modal hingga BAPEPAM menyatakan Pernyataan
Pendaftaran menjadi Efektif.
c. Tahap Penawaran Saham Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada
waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor
dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk.
Masa penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa
tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham
dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli
seluuh investor berjumlah 150 juta saham. Jika invstor tidak mendapatkan sham
pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder
yaitu setelah saham dicatatkan di bursa efek.
d. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek Setelah selesai penjualan saham dipasar
perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di bursa efek, di Indonesia
adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ).

3. Persyaratan Pencatatan Saham di BEJ


a. Papan Utama
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyarat umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business)
yang sama minimal 36 buln berturut-turut.
3. Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan
Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan Laporan Keuangan
Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh
pendapat Wajar Tanpa Pengcualian (WTP).
4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp 100.000.000.000 (seratus
miliar rupiah).
5. Jumlah saham yang dimilikai oleh pemegang saham yang bukan merupakan
Pemegang Saham Pengendali atau Pemegang Saham Minoritas (minority
shareholders) setelah Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
Bursa Efek lain atau bagi Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek
lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 100.000.000 (seratus juta) saham atau 35% dari modal
disetor (mana yang lebih kecil).

10
6. Jumlah pemegang sah am paling sedikit 1.000 (seribu) pemenang saham yang
memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek, dengan ketentuan;
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran umum,
maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham
setelah penawaran umum perdana.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan publik,
maka jumlah peegang saham tersebut adalah jumlah pemegang saham
terakhir selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan
permohonan pencatatan.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka
jumlah pemegang saham tersebut dihitung berdasarkan rata-rata per
bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.

b. Papan Pengembagan
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business)
yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup minial 12
bulan bulan dan Laporan Keuagan Auditan interim terakir (jika ada)
memperoleh pendapat Wajar anpa Pengecualian
(WTP).
4. Memiliki Akiva Berwujud Bersih (net itangible asset) minimal Rp
5.000.000 (lima miliar rupiah).
5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan keuntugan
atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:
 Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih berdasarkan proyeksi
keuangan yang akan diumumkan di bursa.
 Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang yang sesuai
dengan sifanya usahanya memerlukan waku yang cukup lama untuk
mencapai titik impas (seperti: infrastruktur, perkebuban tanaman keras,
konsensi Hak Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri
(HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan pelayanan umum,
maka berdasrkan proyeksi keuangan calon perusahaan tercatat tersebut
selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih
6. Jumalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan pemegang saham pengendali (minority shareholders) setelah
Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
bursa efek lain atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di bursa efek

11
lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima puluh juta) saham tau 35% dari modal
disetor (mana yang lebih
kecil).
7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemenang saham yang
memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek, dengan ketentuan;
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran umum,
maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham
setelah penawaran umum perdana.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan publik,
maka jumlah peegang saham tersebut adalah jumlah pemegang saham
terakhir selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan
permohonan pencatatan.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka
jumlah pemegang saham tersebut dihitung berdasarkan rata-rata per
bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.
8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian emisinya harus
menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full
commiment).

F. Proses Pencatatan Efek Di Bursa Efek Jakarta


Proses pencatatan efek di BEJ, dilakukan setelah pernyataan efektif oleh
Bapepam dan emiten bersama dengan penjamin emisi telah melakukan penawaran
umum, maka:5
a. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan
pencatatan efek di BEJ;
b. BEJ melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan;
c. Jika memenuhi persyaratan pencatatan, BEJ memberikan surat persetujuan
pencatatan;
d. Emiten membayar biaya pencatatan;
e. BEJ mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa;
f. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di bursa.

1. Persyaratan Pencatatan Saham


a. Pernyataan pendaftaran emisi telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat
Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK-unqualified opinion) untuk tahun buku
terakhir;
c. Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta perlembar;
d. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki
sekurang-kurangnya 500 saham);
e. Wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor
penuh (company listing), sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan
asing (maksimal 49% dari jumlah saham yang tercatat di bursa);
5 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cetakan Ketiga, ( Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), hlm : 109

12
f. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun; pengertian berdiri :
telah berdiri pada suatu tahun buku apabila Anggaran Dasarnya telah
memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman.

2. Persyaratan Pencatatan Obligasi


a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat
Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir;
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp 25 miliar;
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari 6
(enam) bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang-kurangnya
4 (empat) tahun;
e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi
tahun terakhir;
g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.

3 . Persyaratan Pencatatan Reksa Dana


a. Reksadana tersebut telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan;
b. Pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
c. Nilai nominal saham reksa dana yang ditawarkan minimal Rp 10 miliar;
d. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1 pemodal
minimal memiliki 500 saham);
e. Direksi dan manajer investasi memiliki reputasi baik.

4. Persyaratan Pencatatan Waran


a. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di bursa;
b. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif;
c. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran untuk membeli
minimal satu saham atau kelipatannya;
d. Waran yang dinyatakan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan
pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran diterbitkan;
e. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari harga
saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan waran oleh RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) emiten;
f. Perjanjian penerbitan waran memuat ketentuan tentang:
 Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo;
 Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya harga saham
akibat keputusan perusahaan.
g. Harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan dalam
perjanjian penerbit waran;
h. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.

5. Kewajiban Pelaporan Emiten


Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya di bursa, maka
emiten sebagai perusahaan publik, wajib menyampaikan laporan secara rutin
maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada Bapepam dan BEJ. Seluruh
laporan yang disampaikan oleh emiten kepada bursa, yaitu laporan adanya kejadian

13
penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal
melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan informasi.
Masyarakat dapat memperoleh langsung informasi tersebut ataupun
melalui perusahaan piutang. Hal ini penting karena sebagai pemodal, terutama
pemodal pubik tidak memiliki akses informasi langsung kepada emiten. Untuk
mengetahui kinerja perusahaan, pemodal sangat bergantung pada informasi
tersebut. Oleh karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan untuk membantu
penyebaran informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan tepat guna kepada
pemodal.

G. Instrumen Pasar Modal


Instrumen Pasar Modal adalah semua Surat-surat berharga (security) yang
diperdagangkan di Bursa. Instrument ini umumnya bersifat Jangka Panjang, dan terdiri
dari berbagai jenis Antara lain : 6

1. Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan
sebagai modal berinvestasi. Melalui dana reksa ini nasihat investasi yang baik “jangan
menaruh semua telur dalam satu keranjang” bisa dilaksanakan. Pada prinsipnya
investasi pada reksa dana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah
alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. Adapun sasaran
reksa dana diantaranya adalah pendapatan, pertumbuhan, dan keseimbangan.
2. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan kertas tersebut. Membeli saham tidak ubahnya dengan menabung.
Imbalan yang akan diperoleh dengan kepemilikan saham adalah kemampuannya
memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Tidak terhingga ini bukan berarti
keuntungan investasi saham biasa sangat besar, tetapi tergantung pada perkembangan
perusahaan penerbitnya.
3. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki karakteristik
saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham preferen memberikan hasil yang
tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas
hak pembagian dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan
dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki didahulukan
dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang
menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan
yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan
memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi

6 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah (Jakarta : Kencana, 2009), hlm :89-93

14
memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan dengan
jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga memberikan
kemungkinan untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan
dengan harga pembelian.
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya, misalnya
obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi
oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran
memasuki pasar baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara
terpisah. Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya saja, waran dapat
diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan saham.
6. Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan
emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya. Ini
berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh
pemegang saham. Right issue dapat diperdagangkan. Pilihan terhadap alat investasi ini
karena kemampuannya memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham,
tetapi dengan modal yang lebih rendah. Biasanya harga saham hasil right issue lebih
murah dari saham lama.

H. Strategi Investasi di Pasar Modal


Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal disamping akan
memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan mengalami kerugian. Strategi
dasar investor yang akan meningkatkan kinerja atau Nilai portofolio investasi menjadi
lebih baik adalah dengan senantiasa mengikuti prinsip “Keep your alpha high and your
beta low”.7 Prinsip ini berarti bahwa investor akan selalu mempertimbangkan berapa
tingkat risiko dan keuntungan yang akan diperoleh. Oleh karena itu, bermain di pasar
modal tidak memberikan jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih
dari harga beli saham dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di bursa akan
sangat mungkin pula investor mengalami capital loss. Beberapa strategi yang dapat
digunakan dalam melakukan investasi di bursa efek khususnya dalam bentuk saham
antara lain sebagai berikut:
a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini dapat
memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai jenis saham.
b. Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut dicatat di bursa.
c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki
keyakinan berdasarkan analisis bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki
prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa tahun mendatang sehingga
sahamnya diharapkan akan mengalami kenaikan yang cukup besar pada saat itu.
d. Membeli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak pernah
ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan karena jumlah saham yang
dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor institusi dan pemilik saham
lama. Dapat pula disebabkan karena kinerja perusahaan yang bersangkutan kurang

7 Veihzal, dkk, Bank & Financial Institution Management , Cetakan Ketiga, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,2000),
hlm : 108

15
baik atau prospek usahanya masih cerah sehingga kurang mendapat perhatian
pemodal.
e. Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor yang
memiliki strategi in cenderung bersifat lebih spekulatif. Mereka akan cepat-cepat
melepas saham-saham yang diperkirakan harganya akan mengalami penurunan
atau buru-buru membeli saham yang menurut anggapannya akan mengalami
kenaikan kurs.
f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor yang
benar-benar menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga mengetahui prospek
perkembangannya dimasa yang akan datang.
g. Reksa dana (mutual fund). Melakukan investasi dengan membeli unit sertifikat
atau saham yang diterbitkan oleh investment trust. Strategi ini cocok untuk
investor yang tidak memiliki cukup waktu melakukan analisis pasar atau tidak ada
akses informasi.

I. Risiko Investasi di Pasar Modal


Memprediksi risiko dalam Investasi merupakan hal yang cukup komplex. Resiko
investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Menurut Hartono dan Harjito (2002) bahwa
resiko-resiko yang mungkin dihadapi investor tersebut antara lain:
1. Risiko daya beli, (purchasing power risk) Risiko ini berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih
kecil
2. Risiko bisnis (business risk), Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya
kemampuan perusahaan memperoleh laba, sehingga pada gilirannya mengurangi
pula kemampuan perusahaan membayar bunga dan deviden.
3. Risiko tingkat Bunga, Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga
surat-surat berharga, sehingga biasanya harga surat berharga akan turun.
4. Risiko pasar (market risk), Apabila pasar bergairah (bulish) pada umumnya harga
saham akan mengalami kenaikan, tetapi bila pasar lesu (bearish) maka harga
cenderung turun.
5. Risiko likuiditas (liquidity risk), Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu
surat berharga untuk segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang
berarti.
Risiko tidak bisa dihindari, dan pada umumnya risiko muncul dari tiga
kemungkinan, (Brigham dan Houston, 2004):
1. Besarnya investasi Suatu investasi yang besar lebih baik dibanding investasi kecil,
terutama dari unsur kegagalannya. Apabila proyek dengan investasi besar gagal,
maka kegagalannya bisa mengakibatkan perusahaan menjadi bangkrut, sedang
investasi kecil mempunyai risiko yang kecil, artinya tidak terlalu banyak
menggangu opersional perusahaan secara keseluruhan.
2. Penanaman kembali dari Cashflow Apakah perusahaan akan menerima proyek
investasi dengan 24% selama 2 tahun atau yang mendatangkan keuntungan 20%
selama 4 tahun?. Jawabannya adalah seberapa besar kemungkinan hasil dari
penanaman kembali investasi dengan hasil 24%. Apabila risiko dari penanaman
kembali proyek pertama tersebut besar, maka proyek dengan hasil 20% lebih
diutamakan.

16
3. Penyimpangan dari cashflow Seperti diuraikan di atas bahwa cashflow perusahaan
didapat dari penerimaan keuntungan di masa yang akan datang. Cashflow tersebut
untuk masing-masing proyek investasi tidak sama, ada yang variasinya besar dan
ada yang variasinya kecil. Bila variasi penerimaan besar maka resikonya juga
besar, demikian sebaiknya bila variasinya kecil, risiko yang di hadapi juga kecil.

J. Pasar Modal Syari’ah


1. Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia
Al-Quran dengan tegas melarang aktivitas penimbunan (iktinaz) terhadap harta
yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW
bersabda,”Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim, sedangkan anak yatim itu
memiliki harta, maka hendaklah ia menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah
ia membiarkan harta itu idle, sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat” Untuk
mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana
untuk berinvestasi.Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk
investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal.
Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
utang maupun modal sendiri. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu
pengejawantahan dari seruan Allah tentang investasi tersebut. 8 Sejak secara resmi
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal syariah
pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara
Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),
maka dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah di
pasar modal Indonesia terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya
pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan
kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami
kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah
dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana
syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di
pasar modal Indonesia.
Dilihat dari kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk Indonesia
mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar modal yang berbasis syariah
dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan Malaysia
yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di dunia,
karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk industri pasar
modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah kita hingga saat ini
adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi, terutama jika
dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor perbankan. Pasar modal
merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri
dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap
investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Menurut Irfan Syawqy,
secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia,
Red) dunia ekonomi modern.

8 Marliyah, “Transaksi Pasar Uang Syari’ah di Indonesia” dalam Islam dan Isu Keuangan Kontemporer ( Medan:
FEBI UIN SU Press, 2015), hlm : 89

17
2. Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut metwally (1995, 177) fungsi dari keberadaan pasar modal syariah :
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis. 9

3. Karakteristik Pasar Modal Syariah


Karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah (Metwally,
1995, 178-179) adalah sebagai berikut :
a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek
b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang
c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di
Bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account)
keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen
bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan
d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan,
dan dengan harga HST Bapepam juga telah memberikan perhatian besar
kepada pasar modal syariah.

4. Produk Pasar Modal Syariah


a. Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk
mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal
dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau
syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang
diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah.
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan
oleh:
9 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah (Jakarta : Kencana, 2009), hlm : 94

18
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya
bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur
dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:
 perjudian dan permainan yang tergolong judi;
 perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
 perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
 bank berbasis bunga;
 perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
 jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional;
 memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan
barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan
karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau,
barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;
 melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
2. Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%,
dan
3. Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
b. Sukuk (Obligasi Syari’ah)
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah
obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak
dari kata ”sakk” dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan.
Sementara itu, Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan definisi Sukuk
sebagai berikut : “Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi
(syuyu’/undivided share) atas:
a. aset berwujud tertentu (ayyan maujudat);
b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada;
c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
d. aset proyek tertentu (maujudat masyru’ muayyan); dan atau
e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)”
c. Reksa Dana Syariah
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah
didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan
pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya
merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal
kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung
risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun
dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Reksa Dana

19
Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997 ditandai dengan penerbitan
Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli 1997.
.
5. Kendala Pasar Modal Syariah
Menurut Nurul Huda, Pakar Pasar Modal Syariah Pascasarjana UI (2006), dalam
mengembangkan pasar modal syariah di Indoensia, ada beberapa kendala yang dihadapi
antara lain :
a. Belum ada ketentuan yang menjadi legitimisi pasar modal syariah dari Bapepam
atau pemerintah, misalnya Undang-Undang. Perkembangan keberadaan pasar
modal syariah saat ini merupakan gambaran bagaimana legalitas yang diberikan
Bapepam dan pemerintah lebih tergantung dari permintaan pelaku pasar yang
menginginkan keberadaan pasar modal syariah
b. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana dimana
banyak bicara tentang bagaimana pasar yang disyariahkan. Dimana selama ini
praktek pasar modal tidak bisa dipisahkan dari riba, maysir dan gharar, dan
bagaimana memisahkan ketiganya dari pasar modal
c. Kurangnya Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal, hal ini perlu dukungan
dari berbagai pihak. Karena perkembangan pasar modal perlu dukungan berbagai
pihak.

6. Strategi Pasar Modal Syariah


Beradasarkan pada kendala –kendala di atas maka strategi yang perlu
dikembangkan : 10
a. Keluarnya Undang-Undang Pasar modal syariah diperlukan untuk mendukung
keberadaan pasar modal syariah atau minimal menyempurnakan UUPM No 8
Tahun 1995, sehingga dengan hal ini diharapkan semakin mendorong
perkembangan pasar modal syariah.
b. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim untuk membentuk
kehidupan ekonomi yang Islami. Hal ini guna memotivasi meningkatkan image
pelaku pasar terhadap keberadaan instrumen pasar modal yang sesuai dengan
syariah
c. Diperlukan rencana jangka pendek dan jangka panjang oleh Bapepam untuk
mengakomodir perkembangan instrumen-instrumen syariah dalam pasar modal.
Sekaligus merencanakan keberadaan pasar modal syariah di tanah air.
d. Perlu kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal Syariah, oleh karena itu
dukungan akadmisi sangat diperlukan guna memahamkan perlunya keberadaan
pasar modal syariah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
10 Ibid, hlm : 98

20
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret
atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana
jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak
penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan
yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
Produk yang Terdapat di Pasar Modal yaitu Reksa Dana, Saham, Saham
Preferan, Obligasi, Waran, Right Issue.

Manfaat Pasar Modal


1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain: jumlah dana
yang dapat dihimpun berjumlah besar, dana tersebut dapat diterima sekaligus pada
saat pasar perdana selesai, tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih
bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan , solvabilitas perusahaan tinggi sehingga
memperbaiki citra perusahaan , ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih
kecil

2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
Nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain, memperoleh
dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang
bagi pemenang obligasi, dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa
instrumen yang mengurangi risiko Semakin berkembangnya waktu maka muncul
prinsip pasar modal baru yang menggunakan prinsip syariah.

B. Saran
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari
semua pihak terutama dosen. Penulis hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu
datangnya dari penulis sendiri dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah
SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga (Jakarta : FE UI,
2001).

21
Y. Sri Susilo,et.al., Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba
Empat,2000)
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cetakan Ketiga, ( Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 1999)
Veihzal, dkk, Bank & Financial Institution Management , Cetakan Ketiga,
(Jakarta : RajaGrafindo Persada,2000)

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah (Jakarta : Kencana,


2009)
Marliyah, “Transaksi Pasar Uang Syari’ah di Indonesia” dalam Islam dan Isu
Keuangan Kontemporer ( Medan: FEBI UIN SU Press, 2015)

22

Anda mungkin juga menyukai