Anda di halaman 1dari 31

i

DEMOKRASI INDONESIA
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan”
(Dosen Pengampu Bapak Agus Suyanto M,Pd)

Disusun Oleh:
Kelompok 4

1. Rofi Dede Ananda (0502193160)


2. Ayu Permata Sari (0502192064)
3. Fitria Ratna (0502193192)
4. Denisa Felia Putri (05011920-78)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kepada Allah SWT karena memberi penulis kenyamanan


sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa bantuan-
Nya, tentu saja, penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam penulis limpahkan kepada raja kita tercinta, Nabi Muhammad
SAW, yang kita nanti akan beralih ke syariahnya di akhirat.

        Penulis bersyukur kepada Allah SWT untuk kelimpahan nikmat sehat-Nya,


baik dalam bentuk kesehatan fisik dan Rohani, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini.

       Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih ada banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk alasan ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, sehingga
makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik. Kemudian jika ada
banyak kesalahan dalam makalah ini penulis meminta maaf sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 7 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………2
D. Manfaat…………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi…………………………………………………….3
B. Manfaat Demokrasi……………………………………………………....5
C. Prinsip dan Nilai-nilai Demokrasi………………………………………..7
D. Demokrasi Indonesia Di antara berbagai Jenis Demokrasi…………...…10
E. Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem Demokrasi di Indonesia…………….13
F. Relasi Agama danNegara………………………………………………...17
G. Islam dan Demokrasi …………………………………………………….19
H. Islam dan DEmokrasi……………………………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………………22
B. Saran……………………………………………………………………..23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...24

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, demokrasi dianggap sebagai suatu sistem plitik yang diyakini
oleh banyak masyarakat dunia sebagai yang terbaik untuk mencapai tujuan
bernegara. Kecenderungan ini menguat terutama sesudah Perang Dunia II.
Menurut Penelitian UNESCO tahun 1949 disimpulkan bahwa “untuk pertama kali
dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nam yang paling baik dan wajar
untuk semua organisasi politik dan social yang diperjuangkan oleh pendukung-
pendukung yang berpengaruh” (Marriam Budiarjo,2008:105), demokrasi telah
menggantikan beberapa sistem politik non demokrasi yang dianggap kurang
efisien pada saat itu, seperti: totalitariam, otoritarian, monarki absolute, rezim
militer dan kediktatoran.

Sejalan dengan perkembangan waktu, demokrasi beserta prinsip-prinsip


yang menyertainya mengalami perkembangan, pembaharuan dan pengujian yang
terus-menerus, demokrasi juga mengalami pasang surut, bahkan terdapat
perkembangan menarik, hamper semua Negara jajahan yang merdeka setelah
perang Dunia II bergeser dari sistem demokrasi menuju non-demokrasi (Samuel
Huntingtton,1992:80). Criteria dan prinsip-prinsip demokrasi adalah segala gejala
kontinum, dimana semakin banyak prinsip dijalankan maka semakindemokratis
Negara tersebut, sebaliknya semakin banyak prinsip ditinggalkan maka semakin
tidak demokratis Negara tersebut. Banyak Negara yang mengupayakan sejauh
mungkin prinsip-prinsip itu ditegakkan agar dikatakan sebagai Negara demokrasi.
Indonesia sebagai Negara yang medeka setelah perang Dunai II juga tidak terlepas
dari pasang surutnya sistem Demokrasi.
.
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya.
Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi
1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih
terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok
2

merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya,


kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap
orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?
2. Apa Manfaat dari Demokrasi?
3. Apa saja Prinsip dan Nilai dari Demokrasi?
4. Bagaimana Demokrasi Indonesia diaantara berbagai Jenis Demokrasi?
5. Apa Saja Nilai-nilai Pancasila dalam sistem Demokrasi Indonesia?
6. Bagaimana relasi Agama dan Negara?
7. Bagaimana Islam dan Demokrasi?

C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas  maka dapat diketahui tujuan dari
pembuatan  makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi.
2. Untuk mengetahui Manfaat dari Demokrasi
3. Untuk mengetahui saja Prinsip dan Nilai dari Demokrasi
4. Untuk mengetahui Bagaimana Demokrasi Indonesia diantara berbagai
Jenis Demokrasi
5. Untuk memenuhi Nilai-nilai Pancasila dalam sistem Demokrasi Indonesia
6. Untuk mengetahui Bagaimana relasi Agama dan Negara
7. Untuk mengetahui Bagaimana Islam dan Demokrasi

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin sehingga dapat memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan yang
diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah wawasan
pengetahuan.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi 

Secara Terminologis Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos


yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan
Jadi secara Etimologi demokrasi adalah keadaan Negara Negara dimanadalam
sistem Pemerintahannyakedaulatan berada di tangan Rakyat,kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan bersama rakyat,rakyat berkuasa,Pemerintahan Rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat darssi rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat . Demokrasi
telah dikenal sejak abad ke 5 sebelum masehi, awalnya sebagai reaksi terhadap
pengalaman tidak baik yang diakibatkan oleh monarki dan ketidaktoran di
Yunani. 1

Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau


masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat,
berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara
memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.2

Adapun secara terminologi, menurut para Ahli, Antara lain:

Menurut Plato
Pengertian demokrasi menurut Plato adalah bentuk pemerintahan yang dijalankan
oleh rakyat yang memimimpin untuk kepentingan rakyat banyak.

1
TGS.Prof.Dr.K.H.Saidurrahman,M.Ag dan Dr.H.Arifinsyah,M.Ag,Pendidikan Kewarganegaraan NKRI
Harga Mati Edisi Pertama,Jakarta:Prenadamedia Group,hlm,64
2
Huwaydi Fahmi,1996,Demokrasi oposisi dan masyarakat madani,Jakarta:Penerbit Mizan,hlm:79
4

Menurut Abraham Lincoln


Pengertian demokrasi menurut Abraham Lincol adalah sistem pemerintahan yang
diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Menurut Sidney Hook
Sidney Hook berpendapat bahwa arti demokrasi adalah bentuk pemerintahan di
mana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.
Menurut Prof. Mr. Muhammad Yamin
Pengertian demokrasi menurut Muhammad Yamin adalah sebuah dasar yang ada
didalam pembentukan pemerintahan dan posisinya berada didalam atau
masyarakat pada sebuah kekuasaan untuk bisa memerintah dan mengatur supaya
dapat dikendalikan dengan sah pada setiap warga negara.
Menurut Hannry B. Mayo
Demokrasi menurut Hannry B. Mayo berupa kebijaksanaan umum ditentukan atas
dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan politik.
Menurut Yusuf Al Qordhawi
Pengertian demokrasi secara umum terjadi dimana masyarakat dapat menunjuk
seseorang untuk mengurus maupun mengatur segala urusan mereka melalui suatu
wadah yang dinamakan demokrasi. Masyarakat berhak untuk meminta
pertanggungjawaban kepada pemimpin atau wakil yang mereka pilih apabila
bersalah.
Menurut Affan Gaffar
Affan Gaffar mengemukakan dua definisi demokrasi. Yang pertama demokrasi
yang secara ideal ingin diwujudkan oleh negara yang disebut sebagai demikrasi
normatif. Yang kedua demokrasi yang terwujud dalam dunia politik yang disebut
sebagai demokrasi empirik.
Menurut Joseph A. Schumpeter
Suatu sistem politik bisa dikatakan bersifat demokratis apabila para pengambil
keputusan kolektifnya yang terkuat dipilih melalui suatu pemilihan umum yang
5

dilakukan secara berkala yang di dalamnya terdapat hak bagi manusia dewasa
untuk memilih. Sebuah demokrasi mencakup 2 hal, yaitu persaingan dan
partisipasi.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk


pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan
untuk kepentingan rakyat.

Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya mengandung


makna (Mas’oed, 1997) partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan (partisipasi
politik), yaitu;3

1. Penduduk ikut pemilu;

2. Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir;

3. Penduduk ikut kampanye pemilu;

4. Penduduk jadi anggota parpol dan ormas;

5. Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.

Perwujudan sistem demokrasi pada masing-masing negara dapat berbeda-beda


tergantung dari kondisi dan situasi dari negara yang bersangkutan.

B. Manfaat Demokrasi

Dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara memerlukan suatu sistem


yang disepakati bersama, termasuk sistem Demokrasi. Kehidupan masyarakat
yang demokratis, dimana kekuasaan Negara berada ditangan rakyat dan dilakukan
dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif masyarakat dapat memberikan
manfaat bagi perkembangana bangsa, Negara dan masyarakat. Manfaat demokrasi
sebagaimana yang dikatakan Srijanti A.Rahman diantaranya sebagai berikut:4
3
Toyibin Aziz,M.,1997,Pendidikan Pancasila,Jakarta:Rineka Cipta,hlm:99
4
TGS.Prof.Dr.K.H.Saidurrahman,M.Ag dan Dr.H.Arifinsyah,M.Ag,Pendidikan Kewarganegaraan NKRI
Harga Mati Edisi Pertama,Jakarta:Prenadamedia Group,hlm:69-70
6

1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan


semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut
perlakuan sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan
setiap warga Negara.

2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan


keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin
besar pula kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi
rakyat.

3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan


kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para
warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan
adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau
pameran kekuasaan.

4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan


dasar tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan
berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu
memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan
terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.

5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya


pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah
usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang
santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa
pergolakan.

Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan


pemerintahan Negara yang demokratis, yaitu:5

5
Azra Azyumardi,2003,E-Book Demokrasi,Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,Jakarta:Prenada
Media,hlm:109
7

1. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;

2. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati


kedudukan dalam pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti;
presiden, menteri, gubemur dsb;

3. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-


tokoh yang sah yang berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan;
sekaligus sebagai tandingan bagi pemerintah yang sedang berkuasa;

4. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah


tertentu yang diharapkan dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu;

5. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah


atau anggota masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan
pendapat (lisan, tertulis, pertemuan, media elektronik dan media cetak, dsb);

6. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam


pemilihan umum.

Ciri-ciri kepribadian yang demokratis:

(1) Menerima orang lain;

(2) terbuka terhadap pengalaman dan ide-ide baru;

(3) bertanggungjawab;

(4) Waspada terhadap kekuasaan;

(5) Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan;

(6) Emosi-emosinya terkendali;


8

(7) Menaruh kepercayaan terhadap lingkungan6

C. Prinsip dan Nilai-nilai Demokrasi


1. Prinsip Demokrasi

Suatu Negara dikatakan demokratis apabila sistem pemerintahannya


mewujudkan prinsip-pnnsip demokrasi. Robert. Dahi (Sranti, dkk; 2008)
menyatakan terdapat beberapa prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem
pemerintahan Negara demokrasi, yaltu:7

1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam


mengambil keputusan dikontrol oleh lembaga legislative (DPR dan DPRD).

2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan
baik apabila adanya partisipasi aktif dan warga Negara dan partisipasi
tersebut dilakukan dengan teliti dan jujur.Warga Negara diberi informasi
pengetahuan yang akurat dan dilakukan dengan jujur.

3. Adanya hak memilih dan dipilih. Hak untuk memilih, yaitu memberikan
hak pengawasan rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan
terbaik sesuai tujuan yang ingin dicapai rakyat. Hak dipilih yaitu
memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara untuk dipilih dalam
menjalankan amanat dari warga pemilihnya.

4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi


membutuhkan kebebasan dalam menyampaikan pendapat, bersenkat dengan
rasa aman.

5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Dengan membutuhkan informasi


yang akurat, untuk itu setiap warga Negara harus mendapatkan akses

6
Toyibin Aziz,M.,1997,Pendidikan Pancasila,Jakarta:Rineka Cipta,hlm:89
7
Huwaydi Fahmi,1996,Demokrasi oposisi dan masyarakat madani,Jakarta:Penerbit Mizan,hlm:84
9

informasi yang memadai. Setiap keputusan pemerintah harus disosialisasikan


dan mendapatkan persetujuan DPR, serta menjadi kewajiban pemenntah
untuk memberikan inforrnasi yang benar.

6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini


memberikan dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, dan untuk
memperkuatnya membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.

Untuk mengukur pelaksanaan pemerintahan demokrasi, perlu diperhatikan


beberapa parameter demokrasi, yaitu:8

1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Pembentukan pemerintahan


dilakukan dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan teliti
dan jujur.

2. Sistem pertanggungjawaban pemerintah. Pemerintahan yang dihasilkan


dan pemilu harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan
dan dalam periode tertentu.

3. Penganturan system dan distribusi kekuasaan Negara. Kekuasaan Negara


dijalankan secara distributive untuk menghindari penumpukan kekuasaan
dalam satu tangan (legislative, eksekutiv, dan yudikatif).

4. Pengawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan system pengawasan


oleh rakyat terhadap jalannya pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme
yang memungkinkan chek and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan
eksekutif dan legislatif

2. Nilai-Nilai Demokrasi

8
Syahrial Syarbaini,2012,Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia,hlm:95
10

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus


ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang
diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari demokrasi Menurut Srijanti A.Rahman
membutuhkan hal-hal sebagai berikut:9

1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus


menjaga keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin
keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga Negara.

2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan


didasarkan pada prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan mementingkan
kepentingan masyarakat pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam
demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal sehat dan sikap
tulus setiap orang untuk beritikad baik.

3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap


serta itikad baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada
masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.

4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi


menuntut kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun,
disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab untuk
kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.

5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan


adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan
dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara.
Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi
acuan dalam berbuat dan mencapal tujuan.

9
TGS.Prof.Dr.K.H.Saidurrahman,M.Ag dan Dr.H.Arifinsyah,M.Ag,Pendidikan Kewarganegaraan NKRI
Harga Mati Edisi Pertama,Jakarta:Prenadamedia Group,hlm:72
11

D. Demokrasi Indonesia diantara berbagai Jenis Demokrasi

Demokrasi merupakan suatu konsep yanf dapat dikaji secara luas dari
berbagai sudut pandang dan sisi kehidupan. Terdapat beberapa jenis demokrasi
yang disebabkan perkembangan dalam pelaksanaannya diberbagai kondisi dan
tempat. Oleh karena itu, pembagian jenis demokrasi dapat dilihat dari beberapa
hal, sebagai berikut:

Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Yang Temasuk jenis


demokrasi ini terdiri dari:10

1. Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam proses


pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
demokrasi langsung juga dikenal sebagai demokrasi bersih. Disinilah rakyat
memilih kebebasan secara mutlak memberikan pendapatnya, dan semua
aspirasi mereka dimuat dengan segera didalam satu pertemuan. Jenis
demokrasi ini dapat dipraktikkan hanya dalam kota kecil dan komunitas yang
secara relating belum berkembang., dimana secaraa fisik memungkinkan
seluruh elektorat untuk bermusyawarah dala satu tempat, walaupun
permasalahan pemerintahan tersebut bersifat kecil.

2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini


dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu.
Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat. Didalam Negara yang besar dan modern
demokrasi tidak bisa berjalan lancer. Oleh karena itu, untuk menanggulangi
masalah ini diperlukan sistem demokrasi yang representative. Para
representative inilah yang menyampaikan dan menyalurkan semua aspirasi
rakyat didalam pertemuan. Di mana mereka dipilih oleh rakyat dan
berkemungkinan berpihak pada Rakyat. Sistem ini berbasis atas ide, di mana
rakyat tidak secara langsung hadir dalam menyampaikan aspirasi mereka,
10
Hardiman,F.Budi,2009,E-Book Demokrasi Deliberatif:Menimbang Negara Hukum dann Ruang Publik
dalam Teori Diskursus Jugen Habermas,Kanius Yogyakarta,hlm:152
12

namun mereka menyampaikan atau menyarankan saran mereka melalui


wakil atau representatif. Bagaimanapun, didalam bentuk pemerintahan ini
wewenang disangka benar terletak sitangan rakyat,akan tetapi semuanya
dipraktikkan oleh para refresentatif.

3. Demokrasi perwakilan dengan system pengawasan langsung dari rakyat


(referendum). Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi
langsung dengan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk
duduk ddidalam lembaga perwakilan rakyat,tetapi wakil rakyat dalam
menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat.
yang dapat diklasifikasi; a) referendum wajib; b) referendum tidak wajib; dan
c) refendum fakultatif.

Adapun demokrasi ditinjau dari aspek titik perhatian dan prioritasnya, maka
dapat dibagi sebagai berikut. 11

1. Demokrasl formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu


secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonorni. Individu
diberikan kebebasan yang luas.

2. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai


kesamaan dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang
politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi material dikembangkan di
Negara sosialis-komunis.

3. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua


demokrasi tersebut Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan
seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap
orang.

11
Syahrial Syarbaini,2012,Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia,hlm:98
13

Jika dipahami dari prinsip ideologi, demokrasi terdiri dari sebagai


berikut:12

1. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu.


Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah
bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).

2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan


menyejahterakan rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas.
Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.

Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar-kelengkapan Alat Negara


demokrasi terbagi menjadi sebagai berikut:13

1. Demokrasi sistem parlementer

Dengan ciri-ciri antara lain:

1. DPR lebih kuat dari pemerintah.

2. Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan


memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab
kepada DPR.

Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota


parlemen.

12
Syahrial Syarbaini,2012,Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia,hlm:9
13
TGS.Prof.Dr.K.H.Saidurrahman,M.Ag dan Dr.H.Arifinsyah,M.Ag,Pendidikan Kewarganegaraan NKRI
Harga Mati Edisi Pertama,Jakarta:Prenadamedia Group,hlm:75
14

3. Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan,


biasanya hanya berfungsi sebagal symbol Negara. Tugas kepala Negara
sebagiari besar bersifat serimonial seperti melantik kabinet dan duta
besar sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata (kehormatan).

4. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR


(parlemen) dapat meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk
membubarkan pemerinta. Jika mayoritas anggota parlemen menyetujui,
maka pemerintah bubar, dan kendali pemerintahan dipegang oleh
pemerintahan sementara sampai terbentuk pemerintahan baru hasil
pemilu.

2. Demokrasi sistem presidensial.(Demokrasi Sistem Pemisahan/Pembagian


Kekuasaan)

Ciri-cin pemerintahan yang menggunakan Sistem presidentil, adalah:

1. Negara dikepalai presiden.

2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan


yang dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan
perwakilan.

3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan


menteri.

4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada


presiden. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai
lembaga Negara, dan tidak dapat saling membubarkan.

5. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai


lembaga Negara,dan tidak dapat saling membubarkan
15

6. Menteri tidak bergantung jawab kepada DPR, melainkan kepada


Presiden.

E. Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem Demokrasi di Indonesia

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hal pokok dan


pedoman bagi hidup seluruh rakyat Indonesia karena semua Sila tersebut sudah
mencakup segala aspek kehidupan14.
Selain sebagai Ideologi bangsa,Pancasila juga merupakan sistem filsafat
Negara. Susunan pada sistem tersebut menunjukkan bahwa setiap sila pada
pancasila bersifat organis. Karena setiap unsure yang tekandung didalamnya
memiliki fungsi masing-masing namun masih terkait satu sama lain. Secara tidak
langsung,Pancasila merupakan satu-kesatuan yang majemuk tunggal. Sehingga
sila yang satu dengan yang lain pasti saling terkait dan tidak mungkin
bertentangan.
Kembali pada esensi dari Pancasila, sebenarnya dalam setiap sila terdapat
patologi budaya Pancasila, yakni segala bentuk dan sifat yang mengancam atau
bahkan mampu menghancurkan eksistensi dari nilai Pancasila itu sendiri. Hal itu
terbukti dengan masih adanya kerusuhan, korupsi dan lainnya yang melanggar
moral dan etika dalam kehidupan, yang telah diatur dalam kelima sila tersebut.
Sebuah Ideologi pasti memiliki relasi dengan realitas social yang ada, karena
ideologi merupakan hasil refleksi dari kehidupan manusia itu sendiri. Maka, dari
itu melihat zaman yang terus berkembang dan kian global, kita sebagai bangsa
Indonesia sudah seharusnya menanamkan ideology pancasila dan
mempertahankanya dalam kehidupan, serta terus mempelajari dan menelaah
fenomena yang terjadi pada Indonesia agar Negara kita dapat bertahan diera
terkikisnya identitas dan jati diri bangsa seperti ini. 15

14
Suny Ismail,Msc.,1980,Mekanisme Demokrasi Pancasila,Aksara Baru,Jakarta,hlm:40

15
Suny Ismail,Msc.,1980,Mekanisme Demokrasi Pancasila,Aksara Baru,Jakarta,hlm:43
16

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang


politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia,
yaitu:16

1. Demokrasi Parlementer (liberal)

Demokrasi ini dipraktikan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama
(1945-1949) kemudian dilanjutkan pada bertakunya Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi ini secara yuridis
resmi berakhir pada tanggal 5 Juti 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembal
UUD 1945.

Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan


politik dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan
tidak dapat dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya perbedaan
pendapat yang sangat mendasar diantara partai politik yang ada pada saat itu.

2. Demokrasi Terpimpin

Mengapa lahir demokrasi terpimpin?, yaitu lahir dari keinsyafan, kesadaran,


dan keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi
parlementer (liberal) yang melahirikan terpecahnya masyarakat, baik dalam
kehidupan politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.

Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat


mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan
ungkapan Presiden Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante
tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, antara lain;17

16
Toyibin Aziz,M.,1997,Pendidikan Pancasila,Jakarta:Rineka Cipta,hlm:93

17
Kaelan dan Zubaidi,2007,Pendidikan Kewarganegaraan,Paradigma,Yogyakarta,107
17

1. Demokrasi terpimpin bukanlah dictator

2. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian


dan dasar hidup bangsa Indonesia

3. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan


kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan social

4. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah


permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.

5. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam demokrasi terpimpin.

Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak bertentangan


dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indoesia. Namun dalam
praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya,
sehingga seringkali menyimpang dan nilai-riilai Pancasila, UUD 1945, dan
budaya bangsa. Penyebabnya adalah selain terletak pada presiden, juga karena
kelemahan legislative sebagai patner dan pengontrol eksekutiI serta situasi social
poltik yang tidak menentu saat itu.

3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru

Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-hak


demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilal-nilal
kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia, haruslah menjamin
persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan musyawarah dalam menyelesaian
masalah bangsa, dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan social.
Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotong royong. Semangat
kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.
18

Mengapa lahir demokrasi Pancasila? Munculnya demokrsi Pancasila adalah


adanya berbagai penyelewengan dan permasalahan yang di alami oleh bangsa
Indonesia pada berlakunya demokrsi parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua
jenis demokrasi tersebut tidak cocok doterapkan diindonesia yang bernapaskan
kekeluargaan dan gotong royong.

Sejak lahirnya orde baru di Indonesia diberlakukan demokrasi Pancasila


sampai saat ini. Meskipun demokrasi ini tidak bertentangan dengan prinsip
demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang dijalankan pada masa
orde baru masih terdapat berbagai peyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri
dan prinsip demokrasi pancasila, diantaranya:18

1)  Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan adil

2)  Penegakkan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

3)  Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim


adalah anggota  PNS Departemen Kehakiman

4)  Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat

5)  Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah

6)  Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme

7)  Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR

4.   Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi
pancasila. Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat
18
Kaelan dan Zubaidi,2007,Pendidikan Kewarganegaraan,Paradigma,Yogyakarta,109
19

beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pancasila dari masa orde baru


pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu :

1. Pemilihan umum lebih demokratis

2. Partai politik lebih mandiri

3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi

4. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat


otonom penuh.

Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang


dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih
mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas
mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik
Indonesia berdasarkan konstitusi.

Demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakandengan baik apabila


nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-
nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.

Catatan penting :  kegagalan Demokrasi Pancasila pada zaman orde baru,


bukan berasal dari konsep dasar demokrasi pancasila, melainkan lebih kepada
praktik atau pelaksanaanya yang mengingkari keberadaan Demokrasi Pancasila

F. Relasi Agama dan Negara

Diskusi tentang hubungan agama dan negara di Tanah Air seolah tidak ada
habisnya. Sebagian orang menganggap memiliki relasi yang begitu kuat,
sedangkan sebagian yang lain menilai memiliki jurang pemisah. Relasi antara
agama dan negara ternyata tidak hanya terdapat di Indonesia. Hampir di berbagai
belahan dunia selalu terdengar diskursus mengenai agama dan negara.19

19
Kuntowijoyo,1997,Agama dan Demokrasi di Indonesia, dalam Riza Norma-normaArfani (Ed),Demokrasi
Indonesia Kontemporer,Jakarta:CV.Rajawali,hlm:84
20

Dari diskusi-diskusi yang dilakukan, timbul pertanyaan apakah terdapat


hubungan antara agama dan negara? Pertanyaan kedua, apakah salah satu dari
keduanya menegasikan yang lainnya? ketika memahami jawaban dari pertanyaan
tersebut, suasana kehidupan beragama dan berbangsa dapat berlangsung secara
damai dan harmoni, sebagai seorang yang beragama di dalam sebuah negara.

Sebenarnya,agama di Indonesia diposisikan pada tempat yang  strategis.


Sekalipun disebutkan Indonesia bukan sebagai negara yang berdasarkan agama,
pemerintah memberikan perhatian yang sedemikian luas dan besar terhadap
kehidupan beragama.

Sejak lahir, pemerintah negeri ini menunjuk satu kementerian yang bertugas
melakukan pembinaan dan pelayanan terhadap semua agama yang ada. Tidak
hanya sampai di situ, pelaksanaan ritual agama pun mendapatkan perhatian dan
pelayanan dari pemerintah. Seperti dalam penyelenggaraan ibadah haji dan puasa
Ramadan, pemerintah ikut mengambil bagian dalam penentuan awal dan akhir
Ramadan. Demikian pula pada peringatan hari besar keagamaan, semua agama
dijadikan sebagai hari libur nasional.

Namun, tidak bisa dimungkiri dalam beberapa hal ada sebagian pihak
menuntut lebih dari itu. Misalnya, agar hukum Islam dijadikan sebagai dasar
hukum positif. Usulan ini selain didasarkan atas pertimbangan bahwa umat Islam
merupakan mayoritas penduduk negeri ini, juga dijamin bahwa jika usulan itu
disetujui, pemeluk agama lain tetap akan terlindungi.

Hal itu memang dimungkinkan, kerena hukum Islam sesungguhnya akan


melindungi siapa pun, termasuk bagi mereka yang memeluk agama lain. Begitu
pula muncul isu di wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama nonmuslim
mengajukan tuntutan serupa.

Aspirasi-aspirasi tersebut memang selalu muncul dan mewarnai kehidupan


beragama, dan juga masuk ranah politik. Keinginan itu sepertinya sulit dipenuhi
atas dasar pandangan bahwa negeri ini bukan berdasar agama, melainkan
21

Pancasila dan UUD 1945. Agama tidak dijadikan sebagai dasar mengatur negara,
tetapi agama diposisikan sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan
bermasyarakat sehari-hari.

Namun, nilai-nilai universal agama, seperti keadilan, kejujuran, saling


menghormati sesama, kasih sayang, kebersamaan, dan bermusyawarah, dijadikan
sebagai sumber atau roh dalam menyusun berbagai aturan, pedoman, dan bahkan
undang-undang negara

G. Islam dan Demokrasi


Berbicara tentang Islam adalah suatu permasalahan yang selalu
kontemporer, selalu actual untuk diperbincangkan meskipun telah dibahas
semenjaka beberapa abad yang lalu. Hingga sekarang belum ada sepakat mengenai
relasi Islam dan Demokrasi dikalangan umat Muslim. Kecenderungan yang terjadi
justru menunjukkan bahwa masalah ini semakin jauh dari kata “selesai”.
Bila dilihat dari ranah sejarah, maka dapat diketahui bahwa Islam tidak
mengenal demokrasi (ala barat), kecuali setelah adanya perbenturan kebudayaan
antara Islam dan Barat. Berawal semenjak zaman kolonialisme dan imperialism,
lalu diikuti dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan setiap orang untuk
mengakses beragam informasi dari segala penjuru dunia dalam waktu yang relatif
singkat.
Banyak orang menuduh bahwa Negara Islam maupun realitas-realitas
politik Muslim menunjukkan bahwa Islam tidak sejalan dengan Demokrasi.
Argument seperti ini sering kita mendengarnya, bahkan tak jarang orang
mengatakan bahwa Islam bertentangan dengan Demokrasi. Menurut Jhon
L.Esposito, pandangan yang menyatakan Islam tidak sejalan dengan demokrasi
adalah karena mereka memandang dari sudut pengalaman Negara-negara yang
20
maoyoritas Muslim adalah pengalaman tentang raja-raja, para penguasa militer,
dan eksmiliter yang memiliki legimitasi yang lemah dan ditopang oleh kekuatan-

20
Kuntowijoyo,1997,Agama dan Demokrasi di Indonesia, dalam Riza Norma-normaArfani (Ed),Demokrasi
Indonesia Kontemporer,Jakarta:CV.Rajawali,hlm:87
22

kekuatan militer dan keamanan. Perbenturan Islam dan postulat-postulat


Demokrasi tersebut disebabkan karena sifat umum Islam sebagai agama.
Dalam membicarakan relasi (hubungan) antara demokrasi dan Islam, maka
ada tiga kelompok atau pandangan yang berkembang didunia Muslim.
1. Pandangan yang menolak Demokrasi
Pandangan ini menyatakan bahwa antara Islam dan demokrasi merupakan
dua hal yang sama sekali berbeda. Antara keduanya tidak dapat dipersatukan,
bahkan saling bertolak belakang. Demokrasi merupakan sesuatu yang mesti ditolak,
karena merupakan sesuatu yang impossible, dan bahkan merupakan ancaman yang
perlu untuk dihindari. Tokoh atau Ulama yang masuk dalam kategori ini, seperti
Syaikh Fadhallah Nuri dan Muhammad Husain Thaba’thaba’i dari Iran,Sayyid
Quthb dan Al-Sya’rawi dari mesir dll. Aliran ini muncul pada tahun 1905-1911 di
Iran selama berlangsungnya gerakan konstitusional. Syah Fadlallah Nuri selam
debat tentang formulasi konstitusi mengatakan, satu kata kunci gagasan Demokrasi,
persamaan semua warga Negara adalah “imposible” dalam Islam. Tidak mungkin
semua warga Negara mempunyai persamaan, pasti ada perbedaan. Bahkan ia
menolak legislasi oleh manusia. Islam, menurutnya tidak pernah membenarkan dan
tidak mengizinkan seseorang untuk mengatur hukum, karena hukum telah dibuat
dan ditetapkan oleh Allah SWT melalui Wahyu di dalam Al-Qur’an. Oleh karena
itu, manusia hanya diwajibkan untuk melaksanakan hukum, bukan untuk membuat
hukum.

2. Pandangan atau kelompok moderat


Pandangan kedua menyatakan bahwa,Islam bisa menerima adanya
hubungan dengan demokrasi. Di satu sisi Islam memiliki persamaan dengan
Demokrasi, namun disisi lain juga ada perbedaan. Islam bisa menerima hubungan
demokrasi, akan tetapi dengan beberapa, catatan penting pandangan ini, tidak
sepenuhnya menerima hubungan demokrasi.
Abu al-A’la Al-Maududi mengatakan bahwa antara Islam dan demokrasi
ada kemiripan wawasan. Hal tersebut menurutnya didukung oleh beberapa alasan
yang dimiliki oleh Islam itu sendiri, seperti keadilan, persamaan, akuntabilita
pemerintahan, musyawarah, tujuan Negara, dan hak oposisi, yang kesemuanya
23

dalam Al-Qur’an . akan tetapi, menurutnya, perbedaannya terletak pada kenyataan


bahwa dalam sistem barat, suatu Negara demokrasi menikmati hal-hal kedaulatan
mutlak, maka dalam demokrasi Islam, Kekhalifahan ditetapkan untuk dibatasi oleh
batas-batas yang telah digariskan humum Ilahi, suatu Negara yang didrikan dengan
dasar kedaulatan Tuhan tidak dapat melakukan legislasi yang bertolak belakang
dengan-Nya (Al-Qur’an dan Hadist, walaupun consensus rakyat menurutnya. 21

3. Pandangan yang Pro Demokrasi


Kelompok pemikiran ketiga ini melihat bahwa Islam di dalam dirinya
demokratis karena meneria sepenuhnya demokrasi sebagai sesuatu yang universal.
Aliran ini menyatakan bahwa tidak ada pemisahan antara Islam dan demokrasi.
Demokrasi inhern atau bagian integral dari Islam dan oleh karenanya demokrasi
tidak perlu dijauhi dan menjadi bagian urusan Islam. Islam didalam dirinya
demokratis tidak hanya karena konsep musyawarah (syura), tetapi ia juga
mencakup tentang persetujuan (ijma’) dan penilaian interpretative yang mandiri
(ijtihad).
Pemikir-pemikir Islam yang termasuk dalam pandangan ini di antaranya:
Muhammad Abduh (1845-1905), Rasyid Ridha (1865-1935), Syaikh Muhammad
Syaltut, Ali Abd Al- Razzaq (1888-1966), Khalid Muhammad Khalid dll.

Menurut Abou El Fadl memandang bahwa demokrasi merupakan cara


paling baik untuk menghindari kezaliman, kemusyrikan, otoritarianime terhadap
teks-teks suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari kesewanang-wenangan yang dilakukan oleh individu-individu,
kelompok maupu organiisasi-organisasi yang mengaku telah mengetahui maksud
Tuhan dengan passti, serta memaksakan kehaendaknya terhadap kelompok lain
(otoriter).

21
Kuntowijoyo,1997,Agama dan Demokrasi di Indonesia, dalam Riza Norma-normaArfani (Ed),Demokrasi
Indonesia Kontemporer,Jakarta:CV.Rajawali,hlm:89
24

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasaan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi


merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang
diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan
menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap
warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-
hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang
sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari


rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang


demokratis, yaitu Kesetaraan sebagai warga Negara, memenuhi kebutuhan-
kebutuhan umum, pluralisme dan kompromi, menjamin hak-hak dasar, dan
pembaruan kehidupan social.

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka


harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai
demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan
hal-hal diantaranya kesadaran akan puralisme, sikap yang jujur dan pikiran
yang sehat. demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan
sikap serta itikad baik, demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. demokrasi
membutuhkan pertimbangan moral.

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang


politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia,
25

yaitu, Demokrasi Parlementer (liberal), Demokrasi Terpimpin, Demokrasi


Pancasila Pada Era Orde Baru, Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi.

B. Saran

Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun


kini telah menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial
atau penting dalam katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih
wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang biasa kita kenal dengan
sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Setelah terpilih
menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya adalah
bekerja untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan dengan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang
“melupakan” rakyatnya ketika mereka telah duduk enak di kursi “empuk”.
Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing, mengutamakan
kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya mengembalikan
modal mereka ketika kampanye. Fenomena ini sudah tidak aneh lagi bagi
bangsa Indonesia. Para elite politik saat ini, sudah tidak lagi pada bingkai
kesatuan, akan tetapi berada pada bingkai kekuasaan yang melingkarinya.
Seperti misalnya, adanya sengketa hasil pemilu, black campaign ketika
kampanye dan sebagainya, yang penting bisa mendapatkan kekuasaan.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun telah luntur dalam dirinya.

Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya


pemerintahan agar menuju Indonesia yang lebih baik.

 
26

DAFTAR PUSTAKA

TGS.Prof.Dr.K.H.Saidurrahman,M.Ag dan Dr.H.Arifinsyah,M.Ag,Pendidikan


Kewarganegaraan NKRI Harga Mati Edisi Pertama,Jakarta:Prenadamedia Group

Huwaydi Fahmi,1996,Demokrasi oposisi dan masyarakat madani,Jakarta:Penerbit


Mizan

Kaelan dan Zubaidi,2007,Pendidikan Kewarganegaraan,Paradigma,Yogyakarta

Kuntowijoyo,1997,Agama dan Demokrasi di Indonesia, dalam Riza Norma-


normaArfani (Ed),Demokrasi Indonesia Kontemporer,Jakarta:CV.Rajawali

Suny Ismail,Msc.,1980,Mekanisme Demokrasi Pancasila,Aksara Baru,Jakarta

Toyibin Aziz,M.,1997,Pendidikan Pancasila,Jakarta:Rineka Cipta

Azra Azyumardi,2003,Demokrasi,Hak Asasi Manusia dan Masyarakat


Madani,Jakarta:Prenada Media

Syahrial Syarbaini,2012,Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia


Indonesia

Hardiman,F.Budi,2009,Demokrasi Deliberatif:Menimbang Negara Hukum dann


Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jugen Habermas,Kanius Yogyakarta
27

Anda mungkin juga menyukai