Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DEMOKRASI
DOSEN PENGAMPU : Ust. Agus Fadilla Sandi.S,H

Kelompok 5 :
Ahmad Septian 202260005
Feri Fadli 202150013
Ikmal Ibadurrohman 202150019
Muhammad Abbad Muttaqin 202150024

Fakultas Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDIN WADI MUBAROK
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami penjatkan kepada ALLAH AZZA WAJALLA yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ demokrasi “ ini dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam kita haturkan kepada baginda Nabi besar kita
MUHAMMAD ‫ﷺ‬, yang dengan pengorbanan dan perjuangannya kita
bisa merasakan nikmatnya cahaya islam dan iman.

Dalam penyusunan tugas makalah ini, penulis tidak lepas dan luput dari
berbagai hambatan dan kesulitan disebabkan berbagai hal. Penulis juga
menyadari akan banyaknya kekurangan yang ada dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, kami dari tim penulis dengan rendah hati menerima
kritik dan saran dari dosen sekaligus pembimbing agar kiranya kita bisa
memperbaiki karya ilmiah ini agar menjadi lebih baik.

Dengan selesainya makalah ini, tim penulis mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang terlibat dalam kepenulisan karya ilmiah ini.
Sehingga penyusunan karya ilmiah ini berjalan dengan baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 . latar belakang…………………………………………………………3
1.2 . Rumusan masalah…………………………………………………….3
1.3 . Tujuan ………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian demokrasi……………………………………………..….4
B. Jenis jenis demokrasi……………………………………………...….5
C. Konsep dasar demokrasi……………………………………………...6
D. Demokrasi Indonesia………………………………………………....8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan………………………………………………………….13
B. saran………………………………………………………………....13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terdapat banyak sekali sistem pemerintahan bernegara yang dikembangkan di


zaman milenial ini. Diantaranya seperti faderal, oligarki, monarki, dan demokrasi
yang merupakan sistem pemerintahan terbanyak menurut jumlah negara penganutnya.
Demokrasi yang kedaulatan tertingginya berada di tangan rakyat, untuk saat ini telah
mencapai angka 160 negara dalam jumlah penganutnya. Terlepas dari semua itu,
Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara berdemokrasi, yang sedang
berusaha untuk membangun sistem politik pemerintahannya sejak kemerdekaan 1945.

Indonesia adalah negara yang telah banyak menganut sistem pemerintahan,


seperti otoriter, monarki, dan demokrasi. Di Indonesia, demokrasi telah bertahan sejak
zaman reformasi 1998 hingga detik sekarang ini, dengan memberikan warga negara
keluasan untuk berpartisipasi aktif dalam pemerintahan, sehingga dapat diterima dan
dianggap sebagai sitem politik yang baik guna mencapai kehidupan yang sejahtera.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian demokrasi?


2. Apa saja jenis demokrasi?
3. Bagaimana konsep demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
5. Bagaimana demokrasi dalam perspektif Islam?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Apa pengertian demokrasi
2. Apa saja jenis demokrasi
3. Bagaimana konsep demokrasi di Indonesia
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia
5. Bagaimana demokrasi dalam perspektif Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEMOKRASI

Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa yunani kuno yaitu “demokratia”
yang berarti kekuasaan rakyat. Demokrasi berasal dari kata “demos” dan “cratos”. Demos
yang berarti kekuasaan dan kratos yang berarti rakyat. Sedangkan menurut KBBI demokrasi
berarti gagasan atau pandangan hidup yang Mengutamakan persamaan hak dan kewajiban
serta perlakuan yang sama bagi semua Warga negara. Secara harfiah, demokrasi dapat
diartikan kekuasaan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan yang mana rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya. Dari kutipan pengertian diatas tampak bahwa kata demokrasi
merujuk kepada konsep kehidupan masyarakat dan negara yang mana warganegaranya turut
ikut andil didalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih. Dimana pemerintahan atau
wakilnya menjamin kemerdekaan dan kesejahteraan terhadap rakyatnya, dan masyarakat dan
warga negaranya saling memberikan perlakuan yang sama.

Banyak sekali istilah – istilah yang dikaji oleh para ahli. Meski banyak sekali
perbedaan pada istilah tersebut, namun pada dasarnya pandangan pandangan para ahli
tersebut mempunyai banyak kesamaan prinsip. Berikut ini adalah pandangan – pandangan
demokrasi menurut beberapa ahli :

H. L. Mencken
Demokrasi adalah sebuah teori yang mana rakyat tahu apa yang mereka butuhkan dan pantas
dapatkan sangatlah berat.

G. B. Shaw
Demokrasi adalah ‘pemilu pengganti’ oleh pihak yang tidak kompeten di mana banyak
kesepakatan yang diselewengkan.

Oxford English Dictionary


Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat; bentuk pemerintahannya terletak pada
kedaulatan rakyat secara menyeluruh, dan dijalankan secara langsung oleh rakyat, atau oleh
pejabat yang dipilih oleh rakyat.

E. E. Schattschneider
Demokrasi adalah sistem politik yang kompetitif yang di dalamnya terdapat persaingan
antara para pemimpin dan organisasi-organisasi dalam menjabarkan alternatif-alternatif
kebijakan publik sehingga publik dapat turut berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan.

Adam Przeworski
Demokrasi adalah bentuk institusionalisasi konflik terus- menerus, ketidakpastian,
menundukkan seluruh kepentingan yang tidak jelas. Demokrasi adalah sistem yang
memungkinkan partai politik kalah dalam pemilu, adanya kompetisi yang dikelola oleh-
aturan-aturan, dan periode pemenang dan pecundang.

Philippe C. S dan Terry L. K.


Demokrasi politik modern adalah sistem pemerintahan di mana penguasa
mempertanggungjawabkan tindakannya kepada warga negara, bertindak secara langsung
melalui kompetisi dan kerja sama dengan wakil-wakil rakyat.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulah bahwa demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan dimana kekuasaan dan kedaulatan berada ditangan rakyat. Dalam artian,
masyarakat dapat dilibatkan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
benegara. Atau demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana seluruh masyarakatnya
memiliki kesetaraan hak dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah kehidupan
mereka kedepannya.

Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung


pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai
kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan. Dengan demikian Negara yang menganut
sistem demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan
rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan
oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
B. Jenis jenis demokrasi

Demokrasi memiliki banyak sekali jenisnya, diantara jenis jenis demokrasi yang ada
didunia internasional adalah sebagai berikut :

I. Jenis demokrasi berdasarkan prosesnya dapat di bedakan sebagai berikut :


a. Demokrasi langsung, yaitu jenis demokrasi yang secara langsung melibatkan
masyarakatnya dalam pengambilan keputusan terhadap suatu negara. Masyarakat secara
langsung berpartisipasi dalam pemilihan umum dan menyampaikan pendapatnya. Contoh
negara yang menggunakan demokrasi langsung diantaranya adalah : norwegia, swiss,
uruguay, yunani kuno dan new england.
b. Demokrasi tidak langsung ( perwakilan ), yaitu jenis demokrasi yang tidak secara
langsung melibatkan masyarakatnya dalam pengambilan suatu keputusan terhadap suatu
negara. Yang mana masyarakat menyampaikan pendapat dan aspirasinya melalui wakil-
wakil yang dia percaya. Contoh negara yang menggunakan demokrasi tidak langsung
adalah : Indonesia.

II. Jenis demokrasi berdasarkan prinsip ideologinya dibedakan menjadi :


a. Demokrasi liberal, demokrasi liberal adalah sistem politik yang menganut kebebasan
individu, yaitu demokrasi yang menitikberatkan pemerintahannya kepada satu orang
individu yang biasanya merupakan pemimpin negara tersebut. Contoh negara yang
menerapkan demokrasi ini adalah : inggris, prancis dan jerman.
b. Demokrasi rakyat, yaitu demokrasi yang tidak mengenal kelas sosial dalam kehidupan
dan lebih mementingkan kelompok dan rakyat kecil. Contoh negara yang menerapkan
demokrasi ini adalah : venezuela, suriah dan bolivia.
c. Demokrasi konstitusional, yaitu demokrasi yang dilandaskan oleh kebebasan sebagai
makhluk sosial. Contoh negara yang menerapkan demokrasi ini adalah : india, australia
dan kanada.
d. Demokrasi pancasila, yaitu demokrasi yang berlandaskan nilai nilai pancasila sebagai
dasar negara Indonesia. Contoh negara yang menerapkan demokrasi pancasila adalah :
malaysia, brunei darussalam dan singapura.
III. Jenis Demokrasi Berdasarkan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negaranya dibedakan
menjadi :
a. Demokrasi perwakilan referendum, yaitu dimana masyarakat memiliki wewenang
untuk memberikan persetujuan atau penolakan terhadap suatu proposal atau perjanjian
melalui referendum. Contoh negara yang menerapkan demokrasi ini adalah swiss
( dalam beberapa daerah ) dll.
b. Demokrasi perwakilan parlementer, yaitu masyarakat menentukan atau memilih
anggota parlemen melalui pemungutan umum. Contoh negara yang menerapkan
demokrasi ini adalah : Indonesia, amerika serikat dan jepang.

C. Konsep dasar Demokrasi


Kata demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, “demos” yang artinya rakyat dan
(cratos/cratein) pemerintahan, sehingga demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat. Menurut KBBI demokrasi merupakan istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat,
dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, dan dijalankan langsung oleh rakyat atau
wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan bebas. Sebagaimana yang
diungkapkan Abraham Lincoln, bahwasannya demokrasi merupakan suatu sistem
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya, rakyat mempunyai
kebebasan untuk melakukan semua aktifitas politik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya


dipegang oleh satu orang seperti monarki, dan berbeda pula dengan bentuk pemerintahan
yang kekuasaannya dipegang oleh sekelompok kecil seperti oligarki. Adapun konsep
pemerintahan demokatis memiliki beberapa landasan, pengelompokan, dan ciri sebagai
berikut;

I. Pemerintahan demokratis memiliki beberapa landasan;


a. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan. Misalnya pemilahan wakil-wakil
rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia
serta jujur&adil
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia. Misalnya, adanya tindakan pemerintah untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama
II. Pemerintahan demokratis memiliki beberapa klasifikasi atau pengelompokan;
a. Berdasarkan titik berat perhatiannya
b. Berdasarkan ideologi
c. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat

I) Klasifikasi pemerintahan demokratis berdasarkan titik berat perhatiannya;


a) Demokrasi formal. yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa
disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
ekonomi. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara liberal
b) Demokrasi material. Yang dititik beratkan pada upaya menghilangkan perbedaan
dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang
diperhatikan bahkan terkadang dihilangkan. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-
negara komunis.
c) Demokrasi gabungan. Yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari
bentuk demokrasi formal dan material. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-
negara non-blok

II) Klasifikasi pemerintahan demokratis berdasarkan ideologi;


a) Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasarkan
pada kebebasan atau individualisme
b) Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan pada
paham marxisme-komunisme
c) Demokrasi pancasila, yaitu demokrasi harus sesuai dan selaras dengan nilai-nilai
yang terkandung di dalam pancasila

III) Klasifikasi pemerinahan demokratis berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat;


a) Demokrasi langsung, yang mengikutsertakan setiap warga negara dalam
permusyawaratan untuk menentukan kebijaksaan umum serta atau undang-undang
secara langsung
b) Demokrasi tidak langsung, yang dilaksanakan melalui system perwakilan yang
biasanya dilaksanakan melalui pemilihan umum (pemilu)
III. Pemerintahan Demokratis memiliki beberapa ciri yaitu;
a. Keterlibatan warga negara dalam pengambilan kebijakan politik
b. Pengakuan, penghargaan, dan perlindungan hak asasi manusia
c. Persamaan hak bagi seluruh warga negara
d. Lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independent
e. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara
f. Adanya media massa yang bebas serta dapat mengontrol pemerintah
g. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat
h. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil dalam memilih pejabat politis
i. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragaman

D. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi hal ini
ditegaskan dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “Bahwa kedaulatan ada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar”. Perkembangan demokrasi
di Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase pra kemerdekaan dan
fase pasca kemerdekaan. Perkembangan demokrasi Indonesia pra merdeka adalah
sebagaimana dituturkan oleh Moh. Hatta -bapak demokrasi Indonesia- beliau mengatakan
bahwa kita sudah mengenal tradisi demokrasi jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni
demokrasi desa. Demokrasi desa merupakan demokrasi asli Indonesia, yang bercirikan tiga
hal yakni 1) cita-cita rapat, 2) cita-cita massa protes, dan 3) cita-cita tolong menolong. Ketiga
unsur demokrasi desa tersebut merupakan dasar pengembangan ke arah demokrasi Indonesia
yang modern.1

Perkembangan demokrasi di Indonesia pasca kemerdekaan mengalami pasang-surut


(fluktuasi) dari masa kemerdekaan sampai saat ini, selama 55 tahun perjalanan bangsa dan
negara Indonesia, masalah pokok yang dihadapi ialah bagaimana demokrasi mewujudkan
dirinya dalam berbagai sisi kehidupan berbangsa dan bernegara seperti dalam bidang politik,
ekonomi, hukum dan sosial budaya. Sebagai tatanan kehidupan, inti tatanan kehidupan
demokratis secara empiris terkait dengan persoalan pada hubungan antar negara atau
1
Intan Ahmad dan Paristiyanti Nurwadani, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Ristekdikti) hal. 152
pemerintah dengan rakyat, atau sebaliknya hubungan rakyat dengan negara atau pemerintah
dalam posisi keseimbangan (aquilibrium potition) dan saling melakukan pengawasan (check
and balance). Adapun Perkembangan demokrasi di Indonesia pasca kemerdekaan dilihat dari
segi waktu dibagi dalam empat periode, yaitu:

I. Demokrasi Parlementer Periode 1945-1959

Demokrasi Parlementer merupakan konsep pemerintahan di suatu negara yang


memberikan otoritas kepada parlemen untuk mengerjakan tugas-tugas negara. Sistem
demokrasi parlementer cenderung mengikuti demokrasi liberal.2 Demokrasi ini mulai
berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan dan mulai diperkuat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan 1950, tetapi sistem demokrasi parlementer ini kurang
cocok untuk Indonesia, meskipun dapat berjalan secara memuaskan pada beberapa negara
Asia lain.

Undang-Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer dimana


badan eksekutif terdiri dari Presiden beserta Menteri-Menterinya yang mempunyai
tanggung jawab politik. Karena fragmentasi partai-partai politik setiap kabinet
berdasarkan kondisi yang berkisar pada satu atau dua partai besar dan beberapa partai
kecil. Koalisi ternyata tidak berjalan dengan baik dan partai-partai koalisi tidak segan-
segan untuk menarik dukungannya sewaktu-sewaktu, sehingga kabinet seringkali jatuh
karena keretakan dalam koalisi sendiri. Umumnya kabinet dalam masa pra-pemilihan
umum yang diadakan dalam tahun 1955 tidak dapat bertahan lebih lama dari rata-rata
delapan bulan, dan hal ini menghambat perkembangan ekonomi politik dan politik oleh
karena pemerintah tidak memperoleh kesempatan melaksanakan programnya. Namun
pada periode ini kedudukan parlemen sangat kuat dan pada gilirannya menguat pula
kedudukan partai politik, karena itu segala hal yang terkait dengan kebijakan negara tidak
lepas dari sikap kritis para anggota parlemen untuk mendebatnya baik melalui forum
parlemen maupun secara sendiri- sendiri.

Dengan kondisi yang menghawatirkan pada 5 juni 1959, presiden soekarno


mengeluarkan dekrit presiden nomor 150 tahun 1959, dan dengan dikeluarkannya dekrit
ini berakhirlah demokrasi parlementer di Indonesia.3

II. Demokrasi Terpimpin Periode 1959-1965 (Orde Lama)


2
Ryan Ernando,” Perkembangan Sistem Demokrasi di Indonesia dan Relevansinya untuk Kehiduan di Tahun
2022” Jurnal Pendidikan, Seni, Saindan Sosial Humanioral, 2022, ha.l 5
3
Evi Purnamawati, Perjalanan Demokrasi Indonesia hal.5
Demokrasi terpimpin muncul akibat dekrit presiden pada 9 Juli 1959. Lewat dekrit
yang dikeluarkan Ir.Soekarno, badan konstituante dibubarkan dan UUDS 1950 digantikan
kembali pada UUD 19454, dengan ciri sistem politik pada periode ini adalah dominasi
peranan presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis
dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik.5

Dalam praktik pemerintahan, pada periode demokrasi terpimpin telah banyak


melakukan distrosi terhadap praktik demokrasi. Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang
sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik yang terjadi dalam
sidang konstituante yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan praktik demokrasi.
Begitu pula dalam Undang-Undang Dasar 1945 telah ditegaskan bahwa bagi seorang
presiden dapat bertahan sekurang-kurangnya selama lima tahun. Akan tetapi ketetapan
MPRS No. III/1963 yang mengatakan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah
membatalkan pembatasan waktu lima tahun.

Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan pada praktik demokrasi, terutama pada


bidang eksekutif. Misalnya Presiden diberi wewenang untuk campur tangan di bidang
yudikatif. Hal itu dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 19/1964, di bidang legislatif
presiden dapat mengambil tindakan politik berdasarkan peraturan tata tertib peraturan
presiden Nomor 14/1960 dalam hal anggota Dewan Perwakilan Rakyat tidak mencapai
manfaat. Demokrasi terpimpin Soekarno bukanlah demokrasi yang sebenarnya, melainkan
sebagai bentuk keotoriteran. Bentuk sistem demokrasi ini tidak mencerminkan arti dari
demokrasi itu sendiri. Demokrasi terpimpin dari Soekarno berakhir dengan lahirnya
Gerakan 30 September PKI (G30SPKI).6

III. Demokrasi Pancasila Periode 1965-1998

Periode pemerintahan ini muncul setelah peristiwa G30S/PKI dan penyerahan jabatan
kepada Soeharto. Landasan formil periode ini adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, serta ketetapan MPRS. Semangat yang mendasari lahirnya periode ini adalah ingin
mengembalikan dan memurnikan pelaksanaan pemerintahan yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 secara konsekuen dan murni. Untuk meluruskann dari penyelewangan
terhadap Undang-Undang Dasar yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin, kita telah
mengadakan tindakan korektif. Ketetapan MPPS Nomor III/1963 yang menetapkan masa
4
Ibid hal.7
5
Dwi Sulisworo, Wahyuningsih, Dikik Baegaqi, Demokrasi hal.24
6
Ibid hal.6
jabatan seumur hidup untuk Ir. Soekarno telah dibatalkan dan jabatan Presiden kembali
menjadi selektif selama lima tahun. Pada periode ini praktik demokrasi di Indonesia
senantiasa mengacu pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Demokrasi pada masa ini disebut dengan Demokrasi Pancasila. Karena dalam
demokrasi pancasila memandang kedaulatan rakyat sebagai inti dari sistem demokrasi,
karena rakyat mempunyai hak yang sama untuk menentukan dirinya sendiri. Begitu juga
dengan partisipasi politik yang sama semua rakyat, untuk itu pemerintah patut
memberikan perlindungan dan jaminan bagi warga negara dalam menjalankan hak politik.
Akan tetapi, “Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya sebagai retorika dan
gagasan belum sampai pada tataran praksis atau penerapan. Karena dalam praktik
kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan
berdemokrasi.7

IV. Demokrasi Periode Reformasi Pelaksanaan demokrasi di era reformasi (1998-sekarang)

Dengan berakhirnya rezim 32 tahun dan turunnya Soeharto, era orde baru digantikan
oleh era reformasi. B.J. Habibie menggantikan Soeharto dan menerapkan reformasi.
Sebagai presiden selanjutnya, Habibie berhasil menciptakan era reformasi serta
perkembangan secara besar-besaran di berbagai sektor. Demokrasi era reformasi ini
menerapkan nilai-nilai pancasila didalamnya. Mirip dengan demokrasi parlementer, tetapi
sudah dikembangkan lebih baik lagi.

Karakteristik demokrasi pada periode reformasi adanya Pemilu lebih demokratis,


terjadi perputaran kekuasaan dari pemerintah pusat hingga daerah. Pola rekrutmen politik
terbuka Hak-hak dasar warga negara, rekrutmen politik untuk pengisian jabatan politik
dilakukan secara terbuka. Setiap warga negara yang mampu dan memenuhi syarat dapat
menduduki jabatan politik tanpa diskriminasi. Hak-hak dasar warga negara terjamin,
sebagian besar hak dasar rakyat bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan pers dan sebagainya.

Kebebasan pers dan sistem multi partai kembali diterapkan. Pemilu lebih demokratis
dan konsisten karena sudah ditentukan dalam amandemen UUD 1945 seiring waktu.
Pembagian kekuasaan antar lembaga juga lebih stabil dibandingkan demokrasi-demokrasi
sebelumnya. Hak-hak warga negara lebih terjamin dan kembali menerapkan prinsip
kedaulatan berada ditangan rakyat. Diskriminasi SARA juga berhasil diatasi oleh
7
Ibid hal.7
B.J.Habibie dalam masa pemerintahannya.8 Terdapat beberapa indikator pelaksanaan
demokrasi di Indonesia, yaitu:

a. Diberikan kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasidalam kebangsaan


dan kenegaraan.

b. Berlakunya sistem multipartai, diberlakukan ini terlihat pada Pemilihan Umum 1999.
Masa ini Kesempatan pada rakyat untuk berserikat dan berkumpul sesuai ideologi dan
aspirasi politiknya. Karakteristik periode reformasi merupakan demokrasi Pancasila.
Warga negara bertugas mengawal demokrasi agar dapat teraplikasikan dalam aspek
kehidupan.9

E. Demokrasi dan Kepemimpinan dalam perspektif Islam

Setiap warga negara mendambakan pemerintahan yang adil atau sempurna, demi
terjaminnya hak-hak warga negara. Demokrasi merupakan salah satu mekanisme
pemerintahan suatu negara -selain monarki dan oligarki- dengan rakyat sebagai kuasa utama
atas pemerintahan negara. Negara dengan pemerintahan demokrasi telah mencapai angka di
atas 160 dari berbagai negara dibelahan dunia,10 yang salah satunya adalah Indonesia.
Termaktub dalam Undang-undang dasar 1945 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi, “Kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar”11 juga dapat
dibuktikan dari segi praktiknya, dengan adanya sistem perwakilan dan pemilihan umum di
Indonesia. Maka Indonesia dengan mayoritas penduduknya yang muslim, menganggap
sistem demokrasi adalah hal yang penting dan bisa diterima banyak kalangan dalam
mencapai tujuan hidup bernegara, yakni kesejahteraan dan keadilan.12

Islam, agama yang memandang kesejahteraan hidup serta keadilan pada setiap
manusia sebagai sesuatu yang harus dipenuhi oleh masing-masing individu. Terlepas dari

8
Ibid hal.10
9
Ibid hal.7
10
Rebeca Bernike Etania, Negara-Negara dengan Indeks Demokrasi Tertinggi [Berita Online Kompas.com,
Jum’at, 17 Nov 2023 16:00 WIB] tersedia di situs:
https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/17/160000979/negara-negara-dengan-indeks-demokrasi-tertinggi?
page=all, diakses pada tanggal 18 Januari 2024, pada pukul 10:07 WIB
11
Janedjri M. Gaffar, “Mahkamah Konstitusi Dakam Sistem Ketatanegaraan RI” FSKN: Forum Silaturrahmi
Keraton Nusantara, 2017, hal 5
12
Intan Ahmad dan Paristiyanti Nurwadani, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Ristekdikti) hal. 178
persoalan apakah demokrasi benar-benar dapat menghasilkan kehidupan yang adil serta
sejahtera, yang patut ditunjau adalah bagaimana Islam memandang demokrasi sebagai sistem
pemerintahan dalam kehidupan berkepemimpinan. Abu A’la Al-Maududi -seorang ulama
dalam ekonomi Islam- dalam tulisannya mengemukakan, bahwasannya kedaulatan tertinggi
tidak terletak di tangan manusia, melainkan berada mutlak di tangan Allah subhanahu wa
ta'aala.13 Maka dari ungkapan beliau kita dapat menyimpulkan, bahwasannya Islam dengan
khzanahnya yang paripurna untuk kehidupan manusia tidak mengenal sistem pemerintahan
yang berdasarkan demokrasi, melainkan segala kesempurnaan hukum hanya milik Allah
'azza wa jalla. Allah subhanahu wa ta'aala berfirman di dalam Al-Qur'an yang artinya,
“... Ketetapan (yang pasti benar) itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar
kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”14

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah dalam salah satu


pernyataannya mengungkapkan, “Sekarang ini kami tidak menganjurkan siapapun saudara
kita sesama muslim untuk mencalonkan dirinya menjadi anggota parlemen di negara yang
tidak menjalankan hukum Allah. Sekalipun undang-undang dasarnya menyebutkan Islam
sebagai agama negara.”15 Lantas bagaimana Islam menganjurkan penganutnya dalam
kepemerintahan atau kepememimpinan?

Setidaknya ada 3 metode yang Islam kembangkan dalam jalan kepemimpinan:


I. Ahlul haali wal ‘aqdi
Ialah dengan cara permusyawaratan dalam menentukan pemimpin. Secara bahasa
diartikan orang yang berwenang melepaskan dan mengikat, yaitu mengikat atau
menentukan pemimpin, sebagaimana yang telah dilakukan Umar bin Khattab ketika akan
meninggal. Beliau memilih orang-orang terpercaya sebagai wakil dari kaum Muslimin,
untuk kemudian bermusyawarah, berdebat, dan memutuskan sesuatu yang harus ditaati

13
Solehuddin Harahap, “Demokrasi ditinjau perspektif siyasah syar'iah” Jurnal Hukum Islam, vol. 2, No. 3,
2020, hal. 2
‫ۤا‬ ‫ۤا‬
‫أَتْعُبُد ْو َن ِم ْن ُد ْو ِنٖٓه ِآاَّل َاْس َم ًء َسَّم ْيُتُم ْو َهٓا َاْنُتْم َو ٰا َب ُؤ ُك ْم َّم ٓا َاْنَز َل ُهّٰللا ِبَها ِم ْن ُس ْلٰط ٍۗن ِاِن اْلُح ْك ُم ِااَّل ِهّٰلِلۗ َاَم َر َااَّل َتْعُبُد ْٓو ا ِآاَّل ِاَّياُهۗ ٰذ ِلَك الِّدْيُن اْلَقِّيُم َو ٰل ِكَّن َاْكَثَر الَّناِس‬
14

‫َل‬
‫َيْع ُم ْو َن‬ ‫اَل‬
Qur’an Kemenag Online, Surat Yusuf, ayat 40, tersedia di
situs:https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/12?from=1&to=111> diakses pada tanggal 18 Januari
2024, pukul 17:14 WIB
15
Muhammad AbduhTausikal, “Hukum Coblos dalam Pemilu (3)” [Berita Online Rumaysho.com 2 Mei 2012]
tersedia di situs :https://rumaysho.com/2422-hukum-coblos-dalam-pemilu-3.html diakses pada tanggal 18
Januari 2024, pukul 17:30 WIB
anggota ahlul 'aqdi dan kaum Muslimin, yang diantaranya memilih Utsman bin Affan
sebagai pengganti Khalifah Umar bin Khattab.16
II. Walayatul ‘ahdi
Yaitu pelimpahan kekuasaan dan/atau penunjukan. Dapat bersifat wasiat sebagaimana
yang dilakukan oleh Abu Bakar kepada Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhuma,17 atau
bersifat istikhlaf, yaitu dengan cara pengangkatan putra mahkota yang dilakukan oleh
khalifah sebelumnya. Pelimpahan kekuasaan dengan sifat kedua ini tidak akan terwujud
secara sah, dikarenakan tidak adanya kesepakatan kaum muslimin dalam peimpahan
tersebut.18
III. Mendapatkan Kekuasaan dengan cara yang kurang benar
Salah satunya adalah dengan cara demokrasi. Jalan kepemimpinan dengan cara
terakhir ini dapat di berlakukan apabila dua cara sebelumnya -ahlul haali wal 'aqdi dan
walayatul 'ahdi- tidak diketemukan dalam suatu pemerintahan, juga disertai dengan
pemenuhan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh para ulama secara ketat dalam
berdemokrasi.

16
Mukafi Niam, “Apa Sebenarnya Makna ‘Ahlul Halli wal ‘Aqd’?” [Berita Online NU, Selasa 7 Oktober 2014]
tersedia di situs: https://nu.or.id/nasional/apa-sebenarnya-makna-ldquoahlul-halli-wal-aqdirdquo-wki1p, di
akses pada tanggal 18 Januari 2024, pukul 18:00 WIB
17
Mohd Ridzuan Mohammad dan Basri Ibrahim, “Konsep Pelantikan Pemimpin Dari Sudut Perspektif Fiqh
Siyasah” Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari,vol. 17, No. 1, 2018, hal. 3
18
Agustina Nurhayati, “Konsep Kekuasaan Kepala Negara Menurut Ketatanegaraan Islam” Asas: Jurnal
Hukum dan Ekonomi Islam, vol. 3, No. 2, 2011, hal. 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar tentang demokrasi, memahamkan kita bahwa bangsa Indonesia telah melalui
prosees yang sangat panjang dalam lika liku pemerintahannya. Maka pada tahun
kemerdekaannya, Indonesia menegaskan tentang politik pemerintahannya sebagaimana yang
termaktub dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2, bahwasannya kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan didasarkan pada Undang-undang. Sistem pemerintahan demokrasi tidaklah
sama dengan sistem monarki atau oligarki, yang mana sistem demokrasi didasarkan pada
partisipasi rakyat dan penjunjungan atas hak dan kewajibannya. Pemerintahan berdemokrasi
di Indonesia memiliki ciri yang sangat kental dengan persamaan hak bagi seluruh warganya,
yang dimulai sejak tahun 1945 dengan sistem parlementernya hingga berkembang di era
reformasi saat ini, dengan meletakkan fondasi yang kuat untuk dikembangkan bagi para
penerusnya.

Adanya kesejahteraan yang adil sesama manusia adalah dambaan setiap warga
Indonesia, sebagaimana Islam memandang kesejahteraan hidup serta keadilan adalah hal
yang harus ditegakkan oleh, dan untuk manusia. Dalam agama Islam, setidaknya terdapat tiga
metode untuk memperoleh pemimpin yang adil, yang mana demokrasi merupakan salah satu
dalam dari tiga tersebut jika ditegakkan atas dasar syarat-syarat yang ketat menurut para ulama.

B. Saran
Indonesia adalah negri yang kaya dengan suku, adat, dan budaya, dengan
semboyannya yaitu bineka tunggal ika. Tanah air yang dikenal dengan kekayaan budaya
tersebut, memiliki miliyaran ribu penduduk dengan mayoritas agamanya yaitu muslim. Maka
setidaknya pemerintah Indonesia perlu membaca ulang terkait sistem pemerintahannya,
sebagaimana Islam telah mengajarkan tentang pemerintahan yang adil dan sejahtera.
Daftar Pustaka
Agustina Nurhayati, “Konsep Kekuasaan Kepala Negara Menurut Ketatanegaraan Islam”
Asas: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam, vol. 3, No. 2, 2011, hal.3
Daha kaka maria, “makalah demokrasi”. Hal.5
Dwi Sulisworo, Wahyuningsih, Dikik Baegaqi, Demokrasi hal.24
Evi Purnamawati, Perjalanan Demokrasi Indonesia hal.5
Intan Ahmad dan Paristiyanti Nurwadani, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta:
Ristekdikti) hal. 178
Janedjri M. Gaffar, “Mahkamah Konstitusi Dakam Sistem Ketatanegaraan RI” FSKN: Forum
Silaturrahmi Keraton Nusantara, 2017, hal 5
Kemendagri, (9 juni 2023 ). Pengertian Demokrasi, Model, dan Prinsipnya,
https://polpum.kemendagri.go.id/pengertian-demokrasi-model-dan-prinsipnya/
Muhammad AbduhTausikal, “Hukum Coblos dalam Pemilu (3)” [Berita Online
Rumaysho.com 2 Mei 2012] tersedia di situs :https://rumaysho.com/2422-hukum-
coblos-dalam-pemilu-3.html diakses pada tanggal 18 Januari 2024, pukul 17:30
WIB
Mukafi Niam, “Apa Sebenarnya Makna ‘Ahlul Halli wal ‘Aqd’?” [Berita Online NU, Selasa
7 Oktober 2014] tersedia di situs: https://nu.or.id/nasional/apa-sebenarnya-makna-
ldquoahlul-halli-wal-aqdirdquo-wki1p, di akses pada tanggal 18 Januari 2024, pukul
18:00 WIB
Mohd Ridzuan Mohammad dan Basri Ibrahim, “Konsep Pelantikan Pemimpin Dari Sudut
Perspektif Fiqh Siyasah” Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari, vol. 17, No.
1, 2018, hal. 3
Ryan Ernando,” Perkembangan Sistem Demokrasi di Indonesia dan Relevansinya untuk
Kehiduan di Tahun 2022” Jurnal Pendidikan, Seni, Saindan Sosial Humanioral,
2022, ha.l 5
Rebeca Bernike Etania, Negara-Negara dengan Indeks Demokrasi Tertinggi [Berita Online
Kompas.com, Jum’at, 17 Nov 2023 16:00 WIB] tersedia di situs:
https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/17/160000979/negara-negara-dengan-indeks-
demokrasi-tertinggi?page=all, diakses pada tanggal 18 Januari 2024, pada pukul 10:07
WIB

Solehuddin Harahap, “Demokrasi ditinjau perspektif siyasah syar'iah” Jurnal Hukum Islam,
vol. 2, No. 3, 2020, hal. 2
‫أَتْعُبُد ْو َن ِم ْن ُد ْو ِنٖٓه ِآاَّل َاْس َم ۤا ًء َسَّم ْيُتُم ْو َهٓا َاْنُتْم َو ٰا َبۤا ُؤ ُك ْم َّم ٓا َاْنَز َل ُهّٰللا ِبَها ِم ْن ُس ْلٰط ٍۗن ِاِن اْلُح ْك ُم ِااَّل ِهّٰلِلۗ َاَم َر َااَّل َتْعُبُد ْٓو ا ِآاَّل ِاَّياُهۗ ٰذ ِلَك‬
‫الِّدْيُن اْلَقِّيُم َو ٰل ِكَّن َاْكَثَر الَّناِس اَل َيْع َلُم ْو َن‬
Qur’an Kemenag Online, Surat Yusuf, ayat 40, tersedia di
situs:https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/12?from=1&to=111> diakses pada
tanggal 18 Januari 2024, pukul 17:14 WIB

Universitas an nur lampung, 13 november 2023. https://an-nur.ac.id/blog/demokrasi-

pengertian-jenis-dan-prinsipnya.html

Alpa Seftiano, S.pd. (8 Sep 2020). Konsep Dasar Demokrasi [Berkas Video/Video Youtube].
Diakses melalui/Diperoleh dari https://www.youtube.com/watch?
v=ZZeTdavtK5k&t=25s.

Anda mungkin juga menyukai