Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN

“PASAR MODAL”

OLEH

VICTORIA LOTANIA JUDRIS (1903020028)

SEMESTER VI/D

PR0GRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Manajemen Lembaga Keuangan dengan judul: “Pasar Modal”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
dari pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Kupang, 16 Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................................

1.1 Latar Belakang 1-2


1.2 Rumusan Masalah2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................................................

2.1 Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal di Indonesia 3-5


2.2 Pelaku di Pasar Modal 6-7
2.3 Reksa Dana 7-8
2.4 Proses Emisi Efek 8-10
2.5 Instrumen Pasar Modal 10
2.6 Strategi dan Risiko Investasi di Pasar Modal 10-11

BAB III PENUTUP....................................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam meningkatkan pembangunan ekonomi nasional dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satunya meningkatkan peranan bursa perdagangan dan pasar modal. Bursa
Perdagangan disebut juga Bursa Komoditi merupakan tempat pertemuan antara permintaan
dan penawaran komoditas dan derivatifnya. Pihak penjual dan pihak pembeli barang-barang
komoditas bertemu di bursa tersebut. Bursa perdagangan dikatakan dapat meningkatkan
pembangunan ekonomi nasional karena bursa perdagangan merupakan sarana melakukan
aktivitas ekonomi dengan menjual dan membeli barang komuditi tertentu. Semakin
meningkatnya aktivitas bursa perdagangan maka aktivitas ekonomi nasional akan semakin
meningkat.
Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat
terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di didang keuangan dan
perbankkan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa
perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus
memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita Aktivitas
pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki peranan
yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor
swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pun
demikian, di Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi oleh pemodal asing.
Idealnya, dalam pasar modal perlu ada keseimbangan antara pemodal asing dengan pemodal
lokal.
Pasar modal Indonesia masih dianalogikan dengan arena judi, bukan sebagai sarana
investasi. Akibatnya, hal ini menyebabkan peningkatan fluktuasi dan merugikan investor
minoritas. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk
membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha
penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam
perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai
sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten.
Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan
pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber
yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan
dan bantuan luar negeri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
2. Pelaku di Pasar Modal
3. Reksa Dana
4. Proses Emisi Efek
5. Instrumen Pasar Modal
6. Strategi dan Risiko Investasi di Pasar Modal

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
2. Mengetahui Pelaku di Pasar Modal
3. Mengetahui Reksa Dana
4. Mengetahui Proses Emisi Efek
5. Mengetahui Instrumen Pasar Modal
6. Mengetahui Strategi dan Risiko Investasi di Pasar Modal

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia


Pengertian Pasar Modal menurut Undang-undang No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
Efek
Pasar Modal (Capital Market) dapat juga diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi). ekuitas (saham),
reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah). dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1
tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti
option, futures, dan lain-lain. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,
obligasi dan reksa dana. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pasar Modal merupakan tempat bertemunya investor sebagai
pemillik dana dan perusahaan/institusi yang memerlukan dana.
Menurut buku “Effectengids” yang dikeluarkan Vereniging voor den Effectenhandel pada tahun
1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa organisasi resmi
sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan
untuk perdagangan komoditas dan sekuritas, yaitu Dunlop & Koff, cikal bakal PT Perdanas.
Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia mengeluarkan
prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500,00 gulden per saham. Empat tahun
berikutnya (1896), harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus penjualan
saham senilai 105.000,00 gulden dengan harga perdana 100,00 gulden per saham. Menurut
perkiraan, saham yang diperjualbelikan adalah yang terdaftar (listed) di bursa Amsterdam.
Namun demikian, investornya berada di Batavia, Surabaya, dan Semarang. Pada periode ini,
belum ada bursa di Indonesia.
Perkembangan Pada Awal Abad Ke -19
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara
besar-besaran di Indonesia. Para penabung terdiri dari orang Belanda dan Eropa yang
penghasilannya lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Oleh karena itu kolonial
mendirikan pasar modal. AkhirnyaAmsterdamse Effectenbeursmendirikan cabang yang terletak
di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912, yang menjadi penyelenggara adalah
Vereniging voor de Effectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa
Batavia ini merupakan yang keempat. Pada awalnya bursa ini memperjualbelikan saham dan
obligasi perusahaan/ perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Tahun 1914 bursa di
Batavia sempat ditutup karena adanya Perang Dunia I, namun dibuka kembali pada tahun 1918.
Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota
lainnya. Pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi
didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman
& Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di
Semarang waktu itu adalah Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa.
Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co. Nilai efek yang tercatat yang mencapai
NIF1.400.000.000,00 (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982,
nilainya adalah ± Rp7.000.000.000.000,00) yang berasal dari 250 jenis efek. Periode ini tidak
berlangsung lama karena dihadapkan pada resesi ekonomi tahun 1929 dan pecahnya Perang
Dunia II (PD II). Keadaan yang semakin memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan
Semarang ditutup sementara. Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta. Pada
tanggal 23 Desember 1940 Bursa Efek Jakarta kembali aktif. Namun dikarenakan terjadinya
Perang Dunia II, hal ini tidak berlangsung lama karena kemudian Jepang masuk ke Indonesia
dan Bursa Efek Jakarta kembali tutup. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
289737/UU tanggal 1 November 1951 penyelenggaraan bursa diserahkan kepada Perserikatan
Uang dan Efek-Efek (PPUE). Bank Indonesia (BI) ditunjuk sebagai penasihat dan selanjutnya
dipilih pengurus. Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali.
Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek) yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan para pialang efek. Pada tanggal 26
September 1952 dikeluarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang
Darurat tentang Bursa yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa. Perkembangan
pasar modal selama tahun 1977 hingga 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah
memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek.
Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah
antara lainmengenaiproseduremisisahamdanobligasi
yangterlaluketat,adanyabatasanfluktuasihargasaham dan lain sebagainya. PT Semen Cibinong
merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam saham BEJ.
Deregulasi Pasar Modal Baru
Setelah pemerintah melakukan deregulasi pada periode awal 1987, gairah di pasar modal
kembali meningkat. Paket Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan Pakdes
1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi serta
dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh BAPEPAM,seperti biaya pendaftaran
emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan
memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk
memasuki bursa efek. Setelah itu Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 88) ditujukan pada
sektor perbankan. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan
pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap
perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah
memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal. Paket ketiga
adalah Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes 88) yang pada dasarnya memberikan
dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk
menyelenggarakan bursa. Hal ini memudahkan investor yang berada di luar Jakarta.
Pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),
Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Reksa Dana, serta Manajer Investasi. Tahun
1989 tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat (listed) di BEJ. Perkembangan ini
berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT Bursa Efek Surabaya pada 16 Juni
1989 yang dilanjutkan dengan pendirian Bursa Paralel Indonesia (BPI) pada 2 April 1991, dan
PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 13 Juli 1992, yang menggantikan peran BAPEPAM sebagai
pelaksana bursa. Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading
System). Suatu sistem perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis memasangkan antara
harga jual dan beli saham. Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual.
Perdagangan saham berubah menjadi scriptless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat
(bukti fisik kepemilikkan saham). Lalu seiring dengan kemajuan teknologi, bursa kini
menggunakan sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh. Pada tanggal 22 Juli
1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange (IPSX), sehingga sejak itu
Indonesia hanya memiliki dua bursa efek yaitu BES dan BEJ. Merger Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya
Market Information and Automated Remote Trading (S-MART) yang menjadi Sebuah sistem
perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan luas serta dapat menyediakan informasi real
time dari transaksi yang dilakukan melalui BES. BEJ melakukan merger dengan BES pada akhir
2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2009,
PT Bursa Efek Indonesia meluncurkan Sistem Perdagangan Baru JATS-G5.
Pengalihan Pengawasan dari Kementerian Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan Pada tahun
2011, mulai diundangkan tentang Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan yang
mengawasi sektor Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank. Pada 22
November 2011, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
resmi disahkan dan menjadi cikal bakal lahirnya lembaga OJK. OJK dinyatakan sebagai lembaga
independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank, seperti
perusahaan sekuritas, modal ventura, perusahaan pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana
pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan mengumpulkan dana masyarakat. Pengalihan
pengawasan dilakukan secara bertahap. Pada 31 Desember 2012, pengawasan Pasar Modal dan
Industri Keuangan Non Bank yang sebelumnya dilakukan oleh Kementerian Keuangan melalui
BAPEPAM-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) resmi beralih ke OJK.

2.2 Pelaku Pasar Modal


1. Pengawas
Namanya pengawas, tentu bertugas untuk mengawasi seluruh aktivitas yang ada di pasar modal.
Pengawas berada langsung di bawah kendali Menteri Keuangan, jadi akan banyak melakukan
koordinasi dengan Menteri Keuangan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 
Pengawas pasar modal adalah OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Pada umumnya, OJK bertugas
untuk :
 Menyusun peraturan tentang cara pelaksanaan di pasar modal
 Melakukan pengawasan terhadap pendaftaran, perolehan, dan perizinan badan usaha yang ingin
menjadi suatu emiten di pasar modal
 Memberikan perintah secara tertulis terhadap lembaga yang melakukan kegiatan di pasar modal
 Melaksanakan manajemen krisis di pasar modal
 Menentukan prinsip tata kelola investasi, transaksi efek, juga tata kelola suatu emiten
 Membuat ketentuan akuntansi di pasar modal

2. Penyelenggara
Penyelenggara pasar modal sendiri adalah menteri keuangan yang menduduki jabatan tertinggi di
pasar modal. Tugas utamanya adalah menyediakan fasilitas penunjang perdagangan, lalu
mengaturnya dalam sebuah regulasi.
Tujuannya agar transaksi di pasar modal berjalan secara adil, transparan, dan tidak merugikan
pihak manapun.  

3. Emiten atau perusahaan


Pelaku pasar modal yang juga memiliki peran penting adalah emiten atau perusahaan. Emiten
yang namanya sudah terdaftar di OJK wajib menerbitkan efek untuk mendapatkan suntikan
modal dari masyarakat. 
Suntikan modal tersebut digunakan untuk memaksimalkan kinerja emiten, melakukan ekspansi
usaha, mengembangkan produk, hingga membayar utang.
Suntikan modal diharapkan mampu membuat kinerja emiten menjadi lebih baik, sehingga
keuntungan yang diperoleh pun meningkat.

4. Investor
Investor adalah penyuntik modal kepada emiten dengan cara membeli efek atau saham yang
diterbitkan emiten. Besar kecilnya suntikan modal tergantung dari kemampuan finansial
investor. 
Pengelolaan modal inilah yang menjadi dasar investor untuk mendapatkan profit atau
keuntungan. Investor dapat menambah kepemilikan efek dengan menambah modal.
Transaksi efek dilakukan di perusahaan efek atau sekuritas. Sebelum mulai bertransaksi, pastikan
sudah memiliki rekening efek dulu di salah satu sekuritas resmi di Indonesia.

5. Pialang
Pialang disebut juga broker, adalah perantara dalam aktivitas jual beli efek. Pialang ini sendiri
biasanya berbentuk perusahaan, baik swasta maupun pemerintah. Seorang pialang wajib
memiliki sertifikat CFA dan wajib lulus dalam ujian WPPE. 
Selain itu, terdapat pula ketentuan seorang pialang sebagai berikut :
 Mengetahui seluk beluk pasar modal
 Mempertajam skill komunikasi
 Mampu bernegosiasi dengan baik
 Bekerja di perusahaan sekuritas
 Memiliki modal besar
 Memahami aturan main di pasar modal

6. Penjamin emisi
Bertugas untuk mempertanggungjawabkan efek yang diterbitkan oleh emiten sampai kepada
pembeli melalui transaksi di pasar modal. Singkatnya, penjamin emisi bertugas untuk menjual
efek. 

7. Penasehat investasi
Penasehat investasi bisa dikatakan sosok di balik layar karena tidak ikut terjun langsung dalam
aktivitas perdagangan di pasar modal. Hal ini tidak terlepas dari tugasnya sebagai penasehat dari
transaksi jual beli efek.
Penasehat akan memberikan saran terkait aktivitas efek kepada emiten. Saran ini dapat dijadikan
sebagai acuan sebelum emiten membuat suatu keputusan.

8. Manajer investasi
Manajer investasi yang biasa dikenal di dalam instrumen reksa dana juga memiliki andil penting
di pasar modal. Tugasnya tidak jauh berbeda, yaitu untuk mengelola dana yang terhimpun dari
masyarakat agar mampu memberikan keuntungan. Seorang manajer investasi wajib memiliki
ilmu pasar modal yang luas karena tugas dan tanggung jawabnya besar.

9. Lembaga penunjang
Agar transaksi di pasar modal lancar, stabil, dan aman, maka hadirlah lembaga penunjang.
Pelakunya seperti kustodian, wali amanat, penanggung, biro administrasi efek, Lembaga
Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP), serta Lembaga Kliring dan Pinjaman (LKP).

10. Profesi penunjang


Pelaku pasar modal yang terakhir adalah pihak penunjang dari berbagai profesi yang turut
berperan dalam kelancaran dan keamanan aktivitas perdagangan efek.
Ada akuntan untuk memeriksa keuangan efek, notaris untuk membuat perjanjian, audit untuk
menerbitkan laporan keuangan, dan konsultan hukum yang menandatangani pendapat tentang
efek yang diterbitkan oleh emiten.

2.3 Reksa Dana


Reksa dana adalah cara berinvestasi di pasar modal yang disederhanakan.
Degan reksa dana, nasabah cukup membeli paket-paket investasi yang berisi beberapa
saham, obligasi dan pasar uang sekaligus
Reksa dana adalah program investasi yang menghimpun dana dari sejumlah pemodal untuk
berinvestasi pada instrumen finansial seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Investasi reksa dana merupakan pilihan terbaik baik bagi para pemodal yang tidak memiliki
waktu, pengetahuan atau pengalaman yang dibutuhkan untuk berinvestasi pada pasar modal.
Singkatnya, reksa dana adalah investasi di pasar modal yang disederhanakan. Investor cukup
membeli paket-paket investasi (yang dikenal dengan nama Unit Penyertaan) yang
disediakan oleh Manajer Investasi. Paket investasi inilah yang berisi berbagai
saham, obligasi, dan pasar uang yang sudah diperhitungkan pertumbuhan dan risikonya oleh
Manajer Investasi. Cara seperti ini cocok untuk investor pemula yang belum tau cara untuk
memilih saham.
Investor dapat memiliki produk reksa dana di berbagai macam kelas aset sesuai dengan
kebutuhan, tujuan dan risiko dalam investasi. Modal investasi yang terjangkau juga
merupakan keunggulan investasi reksa dana, di mana pemodal dapat berinvestasi dalam
berbagai macam instrumen finansial tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Reksa dana dapat dikelola secara aktif oleh Manajer Investasi (MI) atau dikelola secara
pasif berdasarkan indeks atau sektor. Reksa dana pada umumnya telah terdiversifikasi
secara baik—dengan berinvestasi di berbagai macam lintas sektor—sehingga secara efektif
dapat mengurangi potensi kerugian.
Mengapa reksa dana diciptakan?
Reksa Dana awalnya diciptakan sekitar tahun 1770 setelah terjadinya krisis finansial di
Eropa. Untuk menyelamatkan perekonomian Eropa, salah seorang pengusaha Belanda
bernama Adriaan van Ketwich memutuskan untuk mengumpulkan sejumlah dana investor
untuk diinvestasikan pada sektor plantasi. Inilah yang menjadi cikal bakal reksa dana yang
kita kenal sekarang.

2.4 Proses Emisi Efek


Emisi efek atau sering disebut penawaran umum (go public) merupakan suatu proses yang
melibatkan lembaga penunjang pasar modal dalam rangka penjualan efek (saham dan obligasi)
suatu perusahaan kepada masyarakat umum. Proses emisi efek tersebut dapat dilakukan dengan
melalui mekanisme Bursa Efek atau Bursa Paralel. Proses emisi pada kedua bursa tersebut secara
prinsipil tidak berbeda kecuali pada persyaratan-persyaratan emisi masing-masing Bursa. Jangka
waktu pemberian ijin emisi oleh Bapepam sampai dengan pencacatan di Bursa menurut
ketentuan maksimal 90 hari.

Proses emisi efek di Pasar Modal Indonesia yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang akan menerbitkan efek (emiten atau issuer) menyampaikan pemyataan
maksud (letter of intent) kepada Bapepam.

2. Emiten menghubungi dan menunjuk penjamin emisi (underwriter) serta lembaga penunjang
emisi lainnya. Emiten dan underwriter mempersiapkan dokumen pernyataan pendaftaran emisi

3. Emitmen dan underwriter mempersiapkan dokumen pernyataan pendaftaran emisi efek berikut
lampiran dan dokumen emisi lainnya.

4. Emiten melalui underwriter menyampaikan pernyataan pendaftaran emisi efek kepada


Bapepam
5. Bapepam melakukan penelaahan kesesuaian dokumen emisi dengan ketentuan yang berlaku.

6. Ijin emisi diberikan oleh Bapepam bilamana semua dokumen emisi telah lengkapi dan
memenuhi ketentuan.

7. Pengumuman dan pendistribusian prospektus. Dalam prospektus tersebut memuat informasi


yang perlu diketahui calon investor antara lain yaitu :

a. Tujuan penawaran.
b. Keterangan tentang perseroan antara lain riwayat perusahaan dan susunan Dewan Direksi dan
Dewan Komisaris

c. Masa penawaran.

d. Tanggal penjahatan.

e. Tanggal pengembalian uang pesanan (refund).

f Tanggal pencatatan di Bursa,

g. Harga, jumlah dan jenis saham yang ditawarkan

h. Nama-nama penjamin emisi yang terdiri dari penjamin utama, penjamin pelaksana, penjamin
peserta.

i. Ikhtisar keuangan perusahaan dan rasio-rasio keuangan penting.

j. Kegiatan dan prospek usaha perusahaan.

k. Struktur permodalan perusahaan sebelum dan setelah emisi.

l. Faktor-faktor resiko yang mungkin dihadapi dalam usaha emiten.

m. Persyaratan dan tata cara pemesanan efek.

n. Perpajakan..

o. Nama-nama dan alamat agen penjual.

Sedangkan prospektus untuk emisi obligasi di samping hal-hal tersebut juga

dicantumkan hal-hal sebagai berikut:

a. Ketentuan mengenai pembayaran dan penetapan bunga (tetap dan atau mengambang)

b. Jatuh waktu

c. Jaminan atas obligasi

d. Masa kadaluarsa obligasi dan kupon bunga

e. Nama wali amanat (trustee) dan penanggung (guarantor)


2.5 Instrumen Pasar Modal
Ada beberapa instrumen yang diperjual-belikan di pasar modal, antara lain:
 Saham
Surat berharga atau bukti seseorang menjadi salah satu pemilik dari suatu perusahaan.
Pemilik saham berhak mendapat dividen dan pembagian keuntungan.
 Surat utang atau obligasi
Pemilik surat utang punya hak untuk memperoleh bunga dan pelunasan utang pada
jangka waktu yang telah ditentukan
 Reksadana
Reksadana dikenal sebagai wadah untuk pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa
investor. Dana ini nantinya akan dikelola oleh seorang manajer investasi.
 Derivatif
Derivatif merupakan surat berharga bentuk turunan dari saham. Ada dua jenis derivatif
yang bisa ditemukan di Indonesia, yaitu right dan warrant.

2.6 Strategi dan Risiko Investasi di Pasar Modal


Investasi adalah cara untuk mengembangbiakkan dana. Investasi juga sarana untuk
melawan inflasi yang menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Menyimpan dana di
bank atau tabungan saja tidak akan optimal meningkatkan daya beli. Fungsi tabungan lebih
untuk dana likuid untuk atau kebutuhan jangka pendek.

Mengapa perlu berinvestasi?


Rata-rata bunga tabungan di bank sebesar 4-5%, sementara itu meskipun rata-rata inflasi di
kisaran 5% atau masih bisa tercukupi dari bunga bank, pada kenyataannya banyak kebutuhan
di masa depan yang kenaikan harganya di atas rata-rata inflasi. Biaya sekolah contohnya,
berdasarkan data dari Certified Wealth Management Association (CMWA) naik rata-rata
15% per tahun. Sementara rata-rata kenaikan sejumlah barang elektronik berdasarkan data
Asoisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) antara 10-20%.
Investasi di pasar modal merupakan salah satu alternatif instrumen investasi selain
properti, emas, dan lainnya. Investasi pasar modal ada berbagai jenis, di antaranya saham dan
obligasi. Rata-rata hasil investasi saham per tahun berdasarkan kenaikan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dalam 5 tahun mencapai 16% dan 24% dalam 10 tahun terakhir, 3
kali lipat deposito. Demikian dipaparkan hasil riset PT Infovesta Utama. Bandingkan dengan
deposito bank yang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir hanya 6% dan 7% per tahun dalam
10 tahun.
Dengan demikian investasi di pasar modal bisa menjadi penangkal inflasi, atau melawan
kenaikan inflasi berbagai kebutuhan yang naik nilainya setiap tahun. Jadi dengan
berinvestasi, secara tidak langsung kita memproteksi dari turunnya daya beli, yaitu
kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan gaya hidup yang sama
sepanjang masa.

Namun, perlu menjadi perhatian penting, berbeda dengan instrumen bank yang berisiko
kecil, instrumen investasi memiliki risiko yang lebih besar. Ada istilah dalam dunia investasi,
“high risk, high return”. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi return. Sebaliknya, semakin
rendah risiko, semakin rendah pula return (low risk, low return).
Apabila ada instrumen investasi menawarkan hasil investasi yang tinggi, harus diwaspadai
dan ditanyakan apa risikonya. Apabila ada pihak yang menawarkan investasi yang
memberikan keuntungan besar apalagi sangat besar, dan tidak bisa menjelaskan risiko serta
penjelasan mengenai underlying asset atau aset yang menyertai investasi tersebut, maka
investor atau masyarakat perlu waspada, karena bisa jadi itu adalah produk investasi bohong
atau bodong.
Lalu, apa risiko investasi saham? Kalau tadi risiko menyimpan dana di bank kecil, tetapi
tetap ada, misalnya jika bank tempat nasabah menyimpan deposito tutup atau bangkrut.
Sehingga dana masyarakat bisa saja tidak bisa diambil kembali. Tetapi masyarakat yang
menyimpan uang di bank di bawah Rp2 miliar dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) yang didirikan pemerintah. LPS akan membayarkan dana nasabah yang disimpan di
bank jika bunganya tidak lebih tinggi dari bunga LPS.
Sementara di pasar saham risiko ada beberapa macam, bisa disebabkan risiko pasar atau
risiko fundamental perusahaan. Risiko pasar terjadi karena pasar modal mengalami fluktuasi
akibat berbagai sebab. Situasi makro ekonomi yang kurang baik di luar negeri maupun di
dalam negeri bisa menyebabkan harga-harga saham mengalami penurunan karena sentimen
negatif.
Jika terjadi, optimisme akan perbaikan ekonomi dunia atau bertumbuhnya sektor-sektor
usaha, maka sentimen positif yang akan muncul. Sentimen positif membuat harga-harga
saham naik didorong oleh permintaan pembelian saham yang tinggi pula. Selain situasi
ekonomi, kondisi sosial, politik, keamanan ikut mempengaruhi naik dan turunnya harga
saham.
Risiko fundamental perusahaan terkait langsung dengan kinerja masing-masing perusahaan
yang sahamnya dimiliki investor. Bisa saja, walaupun kondisi ekonomi secara eksternal
bagus misalnya, tapi perusahaan sedang mengalami gejolak demo buruh, atau sedang
mengalami kekurangan bahan baku, sehingga membuat kinerja keuangan perusahaan
memburuk. Kinerja keuangan perusahaan yang memburuk akan membuat harga saham
perusahaan turun. 

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, pasar modal adalah pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, seperti utang,
ekuitas (saham), maupun instrumen lainnya.

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat


terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di didang keuangan dan
perbankkan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa
perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus
memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita Aktivitas
pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki peranan
yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor
swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pun
demikian, di Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi oleh pemodal asing.
Idealnya, dalam pasar modal perlu ada keseimbangan antara pemodal asing dengan pemodal
local.

DAFTAR PUSTAKA
https://katadata.co.id/safrezifitra/finansial/6114aee40e699/pengertian-pasar-modal-
jenis-fungsi-dan-instrumennya
https://syailendracapital.com/pengenalan-reksadana/apa-itu-reksa-dana#:~:text=Reksa
%20dana%20adalah%20cara%20berinvestasi%20di%20pasar%20modal%20yang
%20disederhanakan.&text=Reksa%20dana%20adalah%20program
%20investasi,obligasi%2C%20dan%20instrumen%20pasar%20uang.
https://www.scribd.com/document/430827178/proses-emisi-efek
https://economy.okezone.com/read/2016/12/28/278/1577681/strategi-risiko-investasi-di-
pasar-modal

Anda mungkin juga menyukai