Anda di halaman 1dari 33

PASAR MODAL INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Manajemen Investasi Dan Portofolio”
Dosen Pengampu : Devi Iriandha Widyastuti., S.IP., MA.

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Dewi Amalia Putri (2021071035)
2. Pramudiyah Wiji Masruroh (2021071003)
3. Vindy Permata Sari (2021071006)
4. Zaidatuzulfa (2021071027)
5. Wiwin Novi Anjani (2019071019)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAYOR JENDRAL SUNGKONO
MOJOKERTO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat dan hidayahnya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pasar Modal Indonesia” dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sebagai
suri tauladan bagi siapa saja yang mencari ilmu dunia maupun akhirat.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Investasi Dan
Portofolio”. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pasar Modal
Indonesi. Kami mengucapakan terima kasih kepada Ibu Devi Iriandha Widyastuti., S.IP., MA.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Investasi Dan Portofolio. Tak lupa juga kami
sampai kan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi tidak
mengurangi makna dan esensi dari makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapakan demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 01 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB 1 ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

2.1 Sejarah Pasar Modal Di Indonesia ............................................................................... 3

2.2 Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) ................... 5

2.3 Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ................................. 6

2.4 Sistem Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ................................................... 8

2.5 Cara Jual Beli Saham Di BEI ..................................................................................... 17

JURNAL .................................................................................................................................. 21

STUDI KASUS ........................................................................................................................ 25

KESIMPULAN ....................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 30

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mendorong pertumbuhaan ekonomi nasional, pemerintah berupaya
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan modalnya secara maksimal,
serta menarik investor Asing untuk menanamkan modalnya secara intensif. Meningkatnya
partisipasi masyarakat untuk berinvestasi serta masuknya arus modal Asing melalui
investasi portofolio dapat menambah tabungan domestik untuk meningkatkan investasi.
Keputusan berinvestasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Pertama, mendirikan
perusahaan (real investment); dan Kedua, membeli aktiva finansial yang biasa disebut
dengan sekuritas (financial investment), berupa saham dan obligasi di pasar modal.

Pasar modal (capital market) merupakan salah satu sarana yang efektif dalam
pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam menunjang pembangunan, serta pembiayaan nasional guna mendorong
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peran pasar modal pada
dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak investor (pemilik dana)
dengan pihak perusahaan yang membutuhkan dana, baik untuk keperluan ekspansi usaha
ataupun perbaikan struktur modal perusahaan (Manurung, 2005:16).

Kebutuhan modal oleh perusahaan yang relatif besar serta tingginya minat masyarakat
untuk berinvestasi mendorong pemerintah mendirikan Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa
Efek didirikan untuk memudahkan perusahaan dalam memperoleh modal kerja dan juga
sebagai upaya meningkatkan partisipasi msyarakat dalam pembiayaan nasional. Tingginya
minat masyarakat untuk berinvestasi akan meningkatkan pula minat perusahaan untuk go
public, dan pada akhirnya akan mendorong meningkatnya aktivitas di pasar modal yang
disebabkan oleh meningkatnya jumlah emiten dan jumlah surat-surat berharga yang
diperdagangkan serta peningkatan volume transaksi yang terjadi pada setiap saat (Husnan,
1989: 3).
Pada dasarnya, perkembangan pasar modal suatu negara tercermin dari tingginya
jumlah saham yang diperdagangkan, jumlah perusahaan (emiten) yang terdaftar (listed),
volume transaksi, nilai transaksi, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), serta nilai

1
kapitalisasi pasar yang semuanya itu telah membawa konsekuensi tertentu bagi para
investor (penanam modal), emiten, dan pelaku pasar modal lainnya.

Untuk mengevaluasi kinerja pasar modal dapat dilakukan dengan indikator indeks.
Indeks dibuat dan dijadikan sebagai tolak ukur dan sekaligus sebagai alat untuk memantau
kecenderungan perlembangan bisnis dan perkembangan tingkat harga saham yang
diperdagangkan. BEI memiliki beberapa indeks yang dapat digunakan untuk memantau
perdagangan saham, yaitu IHSG, indeks liquid quality, indeks individual dan indeks
sektoral, dan lain sebagainya (Bursa Efek Indonesia, 2009: 6).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Sejarah Pasar Modal Di Indonesia ?
1.2.2 Apa itu Bapepam LK ?
1.2.3 Bagaimana Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?
1.2.4 Bagaimana Sistem Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?
1.2.5 Bagaimana Cara Jual Beli Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.2.1 Mengetahui Sejarah Pasar Modal Di Indonesia.
1.2.2 Mengetahui Bapepam LK.
1.2.3 Mengetahui Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2.4 Mengetahui Sistem Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2.5 Mengetahui Cara Jual Beli Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pasar Modal Di Indonesia


Pasar modal di Indonesia telah hadir sejak tahun 1912 lalu di Batavia. Saat itu pasar
modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda demi kepentingan pemerintah kolonial
atau VOC. Berikut ini beberapa tahapan sejarah dari pasar modal Indonesia :

Masa Kolonial
Meskipun secara resmi pasar modal di Indonesia telah didirikan pada tahun 1912, tapi
sebenarnya transaksi perdagangan Efek sudah dilakukan jauh sebelumnya. Dalam buku
Effectengids disebutkan bahwa transaksi Efek di Indonesia sudah berlangsung sejak tahun
1880-an. Buku yang dirilis oleh Vereniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939 itu
juga menyatakan bahwa transaksi Efek tidak memiliki organisasi resmi sehingga catatan
transaksinya pun tidak lengkap. Pada tahun 1878 diketahui bahwa sebuah perusahaan yang
memperdagangkan komuitas dan sekuritas yang pertama di Indonesia akhirnya berdiri.

Perusahaan itu disebut dengan Dunlop & Koff yang rupanya menjadi permulaan dari
PT Perdanas. Perdagangan efek yang pertama kali dicatat dan dibukukan terjadi di tahun
1892. Pada saat itu perusahaan perkebunan yang disebut dengan Cultuur Maatschappij
Goalpara yang ada di Batavia melakukan transaksi saham. Perusahaan tersebut diketahui
melakukan penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham-nya. Kemudian
transaksi lain yang terjadi di tahun 1896 juga kembali tercatat.

Saat itu harian Het Centrum dari Djoejacarta merilis prospektus penjualan saham
dengan nilai 105 ribu gulden. Diketahui harga per sahamnya sebesar 100 gulden. Setelah
itu, di awal abad ke-19 Pemerintah Kolonial Belanda mulai melakukan pembangunan
perkebunan secara besar-besar di seluruh Tanah Air. Perdagangan saham dari perusahaan
perkebunan itu pun mulai dilakukan dan dijual kepada golongan elit saat itu.

Pada 14 Desember 1912 akhirnya pemerintah Kolonial Belanda merintis pasar modal
Amsterdamse Effectenbueurs atau Bursa Efek Amsterdam. Pasar modal Amsterdamse
Effectenbueurs di Batavia ini rupanya menjadi pasar modal tertua keempat yang ada di

3
Asia. Sebelumnya sudah ada pasar modal di Bombay (1830), Hong Kong (1847), dan
Tokyo (1878).

Perang Dunia I Dan II


Pada saat itu Efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi dari perusahaan
perkebunan Belanda. Sayangnya, Perang Dunia I pada 1914–1918 memaksa Bursa Efek
di Batavia tutup sementara. Meski begitu, perkembangan pasar modal yang ada di Batavia
berkembang sangat pesat hingga menarik perhatian penduduk dari kota lain. Hal itu
menginisiasi dibentuknya anggota bursa yang ada di Surabaya pada 11 Januari 1925 dan
di Semarang pada 1 Agustus 1925.

Sekali lagi, gangguan Perang Dunia harus menghentikan perkembangan pasar modal di
Indonesia. Perang Dunia II yang dimulai pada tahun 1939 menyebabkan ditutupnya Bursa
Efek yang ada di Semarang dan Surabaya. Sedangkan pada Bursa Efek Jakarta baru ditutup
pada tahun 1942. Penutupan tersebut dilakukan selama 10 tahun dan baru dibuka kembali
pada 3 Juni 1952.

Kondisi pasar modal di Indonesia saat itu semakin terpuruk karena terdampak
nasionalisasi perusahaan asing serta sengketa Irian Barat. Bahkan, saat itu inflasi sangatlah
tinggi hingga mencapai 650%. Hal itu pun membuat Bursa Efek Jakarta tutup kembali.

Masa Orde Baru


Pada masa Orde Baru perekonomian Tanah Air mulai membaik. Pada saat itu juga
dikeluarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 mengenai pendirian Pasar Modal,
pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, dan Badan Pelaksana Pasar Modal atau
Bapepam. Presiden Soeharto juga kembali meresmikan Bursa Efek di tahun 1977.
Pengaktifan pasar modal tersebut juga ditandai dengan PT Semen Cibinong yang mulai go
public sebagai emiten pertama.

Selama sekitar 10 tahun perdagangan di Bursa Efek tercatat sangat lesu. Kemudian
hadir kebijakan Paket Desember 1987 yang memberikan kemudahan perusahaan untuk
melakukan penawaran umum dan membuka jalan investor asing menanam modal di
Indonesia. Sejak saat itu pertumbuhan pasar modal di Indonesia semakin meningkat

4
dengan beberapa kebijakan yang dibuat. Misalnya saja kemudahan perusahaan untuk go
public dan kebijakan lain yang memiliki sisi positif pada pertumbuhan pasar modal.

Sampai saat ini pasar modal masih memerankan posisi penting untuk perekonomian
Indonesia. Di tengah pandemi Covid-19 rupanya terjadi lonjakan identitas tunggal investor
atau Single Investor Identification (SID). Data dari Tempo menunjukkan bahwa sampai
bulan Maret lalu, jumlah SID mencapai 1.160.542 akun. Jumlah tersebut mengalami
kenaikan hingga 4,82% dari awal 2020.

2.2 Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK) adalah
sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina,
mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Ketua
Bapepam-LK saat ini adalah Nurhaida. Bapepam-LK merupakan penggabungan dari
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan.
Saat ini, Bapepam-LK digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011.

Fungsi Bapepam-LK
Berikut fungsi Bapepam-LK adalah :
 Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan sekunder.
 Penegakan peraturan di bidang pasar modal.
 Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan,
pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal.
 Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.
 Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
 Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal.
 Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan.
 Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

5
 Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga
keuangan.
 Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan.
 Pelaksanaan tata usaha Badan.

Struktur Organisasi
Bapepam dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan membawahi 1
Sekretariat dan 12 Biro Teknis, di mana lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi
aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha jasa pembiayaan
serta modal ventura. Biro teknis Bapepam-LK terdiri atas :
 Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum.
 Biro Riset dan Teknologi Informasi.
 Biro Pemeriksaan dan Penyidikan.
 Biro Pengelolaan Investasi.
 Biro Transaksi dan Lembaga Efek.
 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa.
 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil.
 Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan.
 Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan.
 Biro Perasuransian.
 Biro Dana Pensiun.
 Biro Kepatuhan Internal.

2.3 Prosedur Pendaftaran Sekuritas di Bursa Efek Indonesia (BEI)


Perusahaan yang akan going public bisa mengikuti 3 tahapan utama. Yaitu persiapan
diri. memperoleh izin registrasi dari BAPEPAM-LK, dan terakhir melakukan penawaran
perdana ke publik (Initial Public Offering/ IPO) dan memasuki pasar sekunder dengan
mencatatkan efeknya di bursa

1. Persiapan Untuk Going Public


a. Manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk memperoleh dana melalui
publik dan rencana ini harus diajukan di rapat umum pemegang saham dan harus
disetujui.

6
b. Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar-pakar pasar modal dan institusi-
institusi pendukung untuk membantu didalam penyediaan dokumen yang
dibutuhkan sebagai berikut :
 Underwriter (Penjamin Emisi) yang akan mempersiapkan segala sesuatunya
berkaitan dengan proses penempatan saham di pasar primer.
 Profesi-profesi yang terdiri dari kantor akuntan publik, notaris publik, konsultan
hukum, perusahaan penilai (appraisal company).
 Institusi-institusi pendukung seperti trustee. penjamin (guarantor). Biro
Administrasi Sekuritas, kustodian.
i. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke public.
ii. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa.
iii. Mengumumkan ke publik.
iv. Menandatangani perjanjian-perjanjian yang behubungan dengan going public.
v. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkan ke agenperingkat
untuk obligasi yang akan ditawarkan.
vi. Mengirimkan pemyataan registrsi dan dokumen-dokumen pendukung lainnya ke
BAPEPAM-LK.

2. Registrasi Di BAPEPAM-LK
Setelah semua persiapan yang dibutuhkan sudah diselesaikan dan semua dokumen
yang dibutuhkan untuk registrasi di BAPEPAM-LK sudah dikirimkan, berikutnya
adalah tugas BAPEPAM-LK untuk mengevaluasi usulan going public. Yang dilakukan
oleh BAPEPAM-LK adalah :
a. Menerima pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung dari
perusahaan yang akan going public dan dari underwriter.
b. Pengumuman terbatas di BAPEPAM-LK.
c. Mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan.
d. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada 3 hal
utama.yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan dari informasi dan
pengungkapan (disclosure) tentang aspek-aspek legalitas, akuntansi, keuangan dan
manajemen. Jika selama 30 hari BAPEPAM-LK tidak memberi jawaban, maka
pemyataan registrasi akan dianggap secara otomatis efektif.

7
3. Pencatatan Di Bursa
Setelah BAPEPAM-LK mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan registrasi.
selanjutnya underwriter dapat menjual saham perdana tersebut di pasar primer. Setelah
penawaran perdana selesai, emiten (perusahaan yang going public) dapat melakukan
proses-proses berikut ini untuk mencantumkan sahamnya di pasar sekunder (bursa).
a. Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya disediakan oleh BEI
untuk permintaan mencantumkan sahamnya di bursa efek.
b. BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
c. Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disyaratkan, BEI akan menyetujuinya.
d. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing fee) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di BEI.
e. BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari sekuritas ini.
f. Sekuritas yang sudah dicantumkan ini siap untuk diperdagangkan.

4. Pelaporan Yang Diwajibkan


Setelah perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar bursa, perusahaan ini menjadi
perusahaan publik yang sahamnya dimiliki oleh publik. Untuk melindungi publik yang
juga merupakan pemilik dari perusahaan, BAPEPAM dan BEI mengharuskan
perusahaan publik menyerahkan laporan-laporan rutin atau laporan-laporan khusus
yang menyerahkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi. Laporan ini bisa
didapatkan di BEI / lewat broker maupun melalui pengumuman di bursa.

2.4 Sistem Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)


Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan sejak
tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan efek secara
real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga disebut dengan
continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu perdagangan. Namun
seiring perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus mengantisipasi perkembangan pasar
modal Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei 2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan
pengembangan pada sistem perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan
sistem perdagangan JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0,
pengembangan ini memiliki beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa
fungsi perdagangan ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan

8
spesifikasi data feed. Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja
sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara
Dealer driven Market dan Order driven Market terlebih dahulu.

Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order-driven market system dan sistem


lelang kontinyu (continous auction system). Dengan order-driven market system berarti
bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker.
Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa. Hanya broker yang
dapat melakukan transaksi jual dan beli di lantai bursa berdasarkan order dari investor.
Broker juga dapat melakukan transaksi untuk dirinya sendiri untuk membentuk
portofolionya.

Dengan sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran
(supply) dan permintaan (demand) dari investor. Untuk sistem manual, harga penawaran
penjualan (ask price) dan harga permintaan (bid price) dari investor diteriakkan oleh
broker di lantai brusa. Seperti di pasar lelang, harga transaksi ditentukan jika ada
pertemuan antara harga penawaran dan permintaan. Untuk sistem otomatisasi dengan
JATS, broker memasukkan order dari investor ke workstation JATS di lantai bursa
Kemudian order ini akan diproses oleh komputer JATS yang akan menemukan harga-
transaksi yang cocok dengan mempertimbangkan waktu urutan dari order. Sistem lelang
ini akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam kerja bursa sampai ditemukan harga
kesepakatan.

Di BEI, transaksi reguler dilakukan dengan cara round lot yaitu sebanyak 500 lembar
untuk non-investment fund dan 100 lembar untuk investment fund. Disamping itu,
beberapa transaksi non-reguler juga dapat dilakukan seperti misalnya block trades, cross
trades, cash trades, odd-lot trades, dan foreign board trades. Block trades merupakan
transaksi dengan minimum 200,000 lembar yang dilakukan diantara anggota bursa. Cross
trades terjadi jika transaksi jual dan beli dengan kuantitas dan jumlah yang sama dilakukan
oleh broker. Cash trades dilakukan oleh anggota bursa yang ingin membayar tunai untuk
mendapatkan sertifikat langsung. Odd-lot trades dilakukan untuk transaksi dibawah 500
lembar. Foreign board trades merupakan transaksi saham dengan investor asing.

9
a. Proses Pelaksanaan Perdagangan Di Bursa

Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka
Rekening Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang
diminta nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan transaksi
pembelian dan penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari portofolio
perusahaan.

Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya


adalah :
- SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia.
- Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK sebagai
Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh
persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa
dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan
Peraturan Bursa.
- Nasabah.
- Biro Administrasi Efek.
- Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian.

10
Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak
Bagi Perusahaan Efek atau Anggota Bursa
1. Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan
nasabah mengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan nasabah
untuk membeli atau menjual Efek, dengan ketentuan sebagai berikut :
- Transaksi Efek untuk kepentingan nasabah tidak dapat dilaksanakan
sebelum rekening Efek dibuka atas nama nasabah yang bersangkutan,
kecuali untuk:
i. Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana
terbuka;
ii. Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum; dan
iii. Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain,
Pihak terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan
Asuransi, Dana Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain;
- Kontrak harus memuat:
i. Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai
jaminanpenyelesaian kewajiban nasabah tersebut terhadap Perusahaan
Efek;
ii. Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening
Efek,dengantujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position);
iii. Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang
Rekening tersebut,sebelum pelaksanaan Transaksi Efek;
iv. Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat
disimpan dalam Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atas nama Perusahaan Efek untuk
kepentingan nasabah bersangkutan, sepanjangterdapat catatan dalam
Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian tersebut bahwa dana dan Efek dimaksud dimiliki oleh
nasabah Perusahaan Efek; dan
v. Dalam hal dana menunjukan saldo negatif dalam Rekening Efek
nasabah, PerusahaanEfek dapat menggunakan Efek dalam Rekening
Efek nasabah tersebut sebagaijaminan atas kredit bank atau lembaga
keuangan lainnya.

11
- Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi
dengan dokumen :
i. Identitas nasabah termasuk nama, alamat, nomor telepon, nomor
faksimili dan NPWP.
ii. Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang
memberikan wewenang kepada pejabat tertentu dari badan hukum
tersebut untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek
sehubungan dengan rekening Efek nasabah tersebut;
iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;
iv. Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak
ketiga untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan
dengan rekening Efek nasabah;
v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan
kepada ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan
dengan Rekening Efek Reksa Dana; dan
vi. Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya
memuat : 1. pekerjaan; 2. status perkawinan; 3. tujuan investasi; dan 4.
keadaan keuangannya
2. Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul Hukum
dan Etika Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10 atau POJK
NO. 22 Tahun 2014)
- Sebelum menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di
Pasar Modal, baik melalui atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek,
Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
pertemuan langsung (face to face) dengan calon Nasabah dan meminta
beberapa informasi.
- Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan
dokumen-dokumen pendukung.
- Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
identifikasi dan verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung
mengenai calon Nasabah (customer due diligence).
- Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
verifikasi yang lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon
Nasabah dan pengendali calon Nasabah yang dianggap dan/atau

12
diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi terhadap praktik pencucian uang
dan/atau risiko tinggi terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme.
- Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini
kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memungkinkan Nasabah
melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau Pendanaan Kegiatan
Terorisme.
- Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka
atau memelihara rekening Efek anonim atau rekening Efek yang
menggunakan nama fiktif.
- Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah
yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib
terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau
manajemen senior Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.
3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22
Tahun 2014 Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan
- Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas
nama nasabah tersebut
- Pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub
Rekening Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single
investor identification) untuk Nasabah.
- Kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub
Rekening Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single
investor identification) peraturan KSEI nomer 3.C.7
Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah
perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek
harus melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual
atau beli setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang
bersangkutan.
Bagi Bursa Efek Indonesia
1. Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim data
transaksi bursa (DTB) kepada KPEI.

13
b. Proses Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote

c. Jam perdagangan
Perdagangan efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi dilakukan
selama jam perdagangan setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu JATS.

Hari Sesi I Sesi 2

Senin - Kamis Pukul 09.00 - 12.00 WIB Pukul 13.30 - 16.15 WIB

Jumat Pukul 09.00 - 11.30 WIB Pukul 14.00 - 16.15 WIB

Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap hari bursa pada waktu dan
dengan agenda sebagai berikut :

Waktu Agenda

Pukul 08:45 - 08:55:00


Anggota Bursa memasukkan penawaran jual atau permintaan beli
WIB

Pukul 08:55:01 - JATS melakukan proses pembentukan harga pra-pembukaan dan


08:59:59 WIB alokasi transaksi yang terjadi

14
Sedangkan jam perdagangan Pasar Tunai adalah :

Hari Jam

Senin - Kamis Pukul 09.30 - 12.00 WIB

Jumat Pukul 09.30 - 11.30 WIB

Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan
(round lot) efek atau kelipatanya , yaitu 500 (lima ratus) efek. Sedangkan perdagangan
di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan.

d. Ketentuan Perubahan Harga (Fraksi)

g. Harga Step Value Maximum Price Step*

< Rp 500 Rp. 1 Rp. 20

Rp. 500 sampai < Rp. 5000 Rp. 5 Rp. 100

>= Rp. 5000 Rp. 25 Rp. 500

Jenjang maksimum perubahan harga adalah 10x fraksi harga, masih berada di bawah
batas auto rejection dan tidak berlaku pada pre-opening.

Jenis Order Saham


Dalam melakukan transaksi jual maupun beli saham, pialang menghadapi berbagai
jenis order. Beberapa jenis order yang kita kenal di antaranya adalah :
1. Market Order, merupakan jenis order yang paling umum. Pada jenis ini, investor
menginstruksikan kepada pialang untuk membeli atau menjual saham dalam jumlah
tertentu dengan segera. Pialang selanjutnya bertanggung jawab untuk mengambil
tindakan atas dasar usaha terbaik untuk mendapatkan harga yang terbaik dari harga Bid
dan Offer yang terjadi pada saat order dibuat oleh investor. Harga yang terbaik adalah
harga yang tinggi untuk order penjualan, dan harga yang rendah untuk order pembelian.
Pada umumnya, investor juga memberikan patokan harga tertentu sebagai informasi
bagi pialang dalam mengeksekusi order resebut.

15
2. Limit Order. Pada jenis ini, investor memberikan batas harga tertentu kepada pialang.
Dalam hal order beli, pialang akan melaksanakan order tersebut hanya pada harga yang
telah ditentukan atau harga yang lebih rendah dari batas harga yang diberikan investor.
Jika ordernya adalah order jual, maka pialang akan malaksanakan order jika harga
saham lebih tinggi atau sama dengan batas harga yang ditentukan. Order jenis ini
cenderung sulit dijalankan, karena terdapat ketidakpastian harga, ketidakpastian kapan
order dijalankan, dan karena adanya batasan harga. Contoh: Harga pasar saham PT.
ABC saat ini Rp. 750,- seorang investor memberikan limit order untuk menjual 100
lembar saham ABC dengan batas harga Rp. 800,- per lembar saham dalam satu hari
tertentu. Hal ini kemungkinan sulit dilaksanakan mengingat harga yang diminta lebih
tinggi, kecuali bila harga saham tersebut naik Rp. 50,- per lembar.
3. Stop order terdiri dari stop order (atau sering disebut stop-loss order) dan stop limit
order (lihat No.4). Stop-loss order dilakukan bila investor menentukan batas harga
(stop price). Jika ia akan melakukan order jual, maka stop-loss order adalah batas harga
bawah pialang tidak boleh (stop) menjual sahamnya di bawah harga itu untuk
menghindari kerugian. Kebalikannya, untuk order beli, maka stop-loss order adalah
batas harga atas di mana pialang tidak boleh membeli saham diatas harga tersebut. jika
kemudian ada pihak lain yang memperdagangkan saham tersebut dengan harga yang
sama atau melebihi harga yang ditentukan, maka penghentian order diberlakukan.
Misalnya: stop-loss order jual ditetapkan Rp 750,-, maka penjualan hanya dilakukan
pada harga terbaik diatas harga Rp 750,- dan bila stop-loss order beli ditetapkan Rp
800,-, maka pembelian dilakukan pada harga terbaik dibawah harga Rp 800,-.
4. Stop limit order adalah jenis order yang bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian
eksekusi harga yang berasosiasi dengan stop order. Dengan stop limit order, investor
menentukan dua batas harga, yaitu order price dan limit price. Ketika saham
diperdagangkan Pada harga yang sama atau melebihi harga stop order yang telah
ditentukan, maka terbentuklah stop limit order pada limit price untuk order beli yang
ditentukan oleh investor. Contohnya, stop order ditentukan Rp. 800,-, dansaham
bergerak menuju Rp. 825,-. Investor kemudian menentukan Rp. 825,- sebagai limit
Price maka pialang akan membeli saham dengan harga terbaik dibawah harga Rp. 825,-
atau Rp. 800,-. Sebaliknya bila saham diperdagangkan pada harga yang sama atau
kurang dari harga stop order, maka terbentuklah stop limit order price untuk order jual
yang ditentukan investor. Misalnya, stop order ditentukan Rp.800,- dan harga saham
bergerak menuju Rp. 775,-, investor menentukan Rp. 775,- sebagai limit price, maka

16
pialang akan menjual saham tersebut dengan harga terbaik di atas stop limit order Rp.
775,- atau di atas stop order price Rp.800,-.
2.5 Cara Jual Beli Saham Di BEI
a. Proses Dan Prosedur Jual Beli Efek

1) Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek


Langkah pertama bagi investor yang ingin melakukan perdagangan saham adalah
menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan efek.
Para investor dapat melakukan transaksi jual beli setelah resmi terdaftar sebagai
nasabah pada perusahaan efek yang bersangkutan.
2) Pelaksanaan Order Nasabah
Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan cara
online trading yang banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional trading via
broker. Untuk online trading investor tinggal memasukan penawaran beli maupun
jual dari gadget, laptop dan device lainya dan order tersebut akan diteruskan ke
system yang tersedia di anggota bursa sebelum diteruskan ke JATS, sedangkan
untuk order via broker, investor memberikan instruksi kepada broker kapan saham
harus dibeli dan dijual. Order ini dapat dilakukan secara langsung dengan datang ke
kantor broker, telephone, dan layanan pesan singkat (short message service/sms).
Berikut contoh pemesanana via traditional trading.

17
3) Verifikasi dan Validasi Order
Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui sistem
dari anggota bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-masing Anggota
Bursa.
4) Transaksi Terjadi (matched)
Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu dengan
harga yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang telah terjadi
(done), artinya sebuah order jual/beli telah bertemu dengan harga yang cocok.
Selanjutnya petugas kantor broker menyampaikan informasi kepada investor bahwa
order yang disampaikan telah terpenuhi. Konfirmasi akan diberikan oleh masing-
masing Perusahaan Efek Anggota Bursa kepada nasabah pada akhir hari bursa
setelah order disampaikan atau diteruskan (online trading) oleh nasabah.
5) Penyelesaian Transaksi (settlement)
Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah siklus
transaksi. Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses seperti
kliring, pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini (T), maka
hak kita akan terpenuhi 3 hari bursa selanjutnya (T+3) untuk pasa regular dan (T+0)
untuk pasa tunai.

18
b. Pelaksanaan Pesanan Nasabah Oleh Anggota Bursa Efek
1) Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk
melakukan transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya
sendiri atas Efek yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut
melalui sistem perdagangan Bursa.
2) AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari
nasabahnya, guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya
perdagangan yang tidak wajar.
3) Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya pesanan
terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai dengan batas
harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
4) Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian Pemasaran
yang memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah, jumlah dan nama
(atau kode) Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli), serta keterangan
mengenai status nasabah (asing/lokal), dan instruksi khusus, jika ada sebelum
dimasukan ke JATS.
5) Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS
satu per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu
(prioritas waktu) disetujuinya pesanan tersebut.
6) Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib
dilengkapi dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor Identity/SID).
7) Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar
Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa
penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar
Negosiasi.
8) AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain apabila
AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara melakukan
aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan :
a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara
melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka :
1) Pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan
penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang bersangkutan
dikenakan suspensi; atau

19
2) Pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan nasabahnya; atau
3) Pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk
kepentingan penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.
b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan
pesanan Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan pesanan nasabah lainnya.
c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan
termasuk sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat melakukan
pesanan titip jual dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua puluh)
Hari Bursa dengan terlebih dahulu melaporkan ke Bursa mengenai :
1) Adanya gangguan atau kerusakan tersebut.
2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.
d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas permintaan
sendiri (voluntary suspension) dapat memberikan pesanan titipan jual dan beli
untuk kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.
e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa untuk
kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang bersangkutan,
apabila AB tersebut telah memiliki prosedur operasi standar tertulis tentang
pelaksanaan pesanan Transaksi Bursa untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan
atau pegawai AB yang sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Kewajiban untuk membuka Rekening Efek;
2) Prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;
3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat Pengawas
melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.

20
JURNAL

Judul : PENGARUH COVID-19 TERHADAP PASAR MODAL DI INDONESIA

Pendahuluan
Wabah Coronavirus (COVID-19) pada bulan Desember 2019 yang terjadi di Wuhan (Cina),
telah menginfeksi lebih dari satu juta orang dan lebih dari 60.000 kematian secara global dalam
hampir 100 hari, sampai dengan 22 Agustus 2021 dilaporkan menginfeksi 211 juta dengan total
kematian 4,4 juta. Skala dan penyebarannya membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan COVID-19 pertama kali sebagai darurat global pada Februari. 20, 2020, dan
kemudian pandemi pada pada 11 Maret 2020, secara resmi menyatakan wabah virus corona
(COVID-19) menjadi global pandemi Per 27 Maret 2020 (World Health Organization, 2021).

Wabah ini jelas memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Dalam jangka pendek, karena
banyak negara mengadopsi kebijakan karantina yang ketat, kegiatan ekonomi mereka sangat
terbatas. Jangka panjang konsekuensi dari pandemi ini mungkin timbul dari pengangguran
massal dan kegagalan bisnis (Zhang, Hu, & Ji, 2020).

Tidak ada wabah penyakit menular sebelumnya, termasuk Flu Spanyol, yang berdampak
kuat pada pasar saham seperti pandemi COVID-19. Faktanya, pandemi sebelumnya hanya
meninggalkan jejak ringan di pasar saham AS. Penelitan menggunakan metode berbasis teks
untuk mengembangkan poin-poin ini sehubungan dengan pergerakan pasar saham harian tahun
1900 dan sehubungan dengan volatilitas pasar saham secara keseluruhan pada tahun 1985
mengevaluasi penjelasan potensial untuk reaksi pasar saham yang belum pernah terjadi
sebelumnya terhadap pandemi COVID-19. Bukti menunjukkan bahwa pembatasan pemerintah
pada aktivitas komersial dan jarak sosial sukarela, yang beroperasi dengan efek kuat dalam
ekonomi berorientasi layanan, adalah alasan utama pasar saham AS bereaksi jauh lebih kuat
terhadap COVID-19 daripada pandemi sebelumnya pada tahun 1918- 19, 1957-58 dan 1968
(Baker et al., 2020).

COVID-19, mewakili ketakutan akan hal yang tidak diketahui dan bisa dibilang bapak dari
semua ketakutan yang telah melanda sistem keuangan dan ekonomi global. Pendapat bahwa
ketakutan inilah yang menyebabkan reaksi, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari bisnis.

21
Pada saat pemerintah bereaksi dan, sebagai akibatnya, bisnis bereaksi tanpa banyak pilihan,
individu tidak memiliki ruang untuk bereaksi – mereka hanya menjadi “pengambil reaksi.”
Secara teori, maka, kita dipandu dalam interpretasi kita tentang perilaku harga saham oleh teori
underreaction dan overreaction investor (Daniels & Mead, 1998; Hong & Stein, 2005; Hong,
Torous, & Valkanov, 2007).

Semua pemangku kepentingan mengenai COVID-19 adalah investor. Tidak sulit untuk
dilihat bahwa setiap pemangku kepentingan diprediksi akan mendapat kerugian dari krisis ini.
Pemerintah adalah investor utama dengan fungsi tujuan mereka adalah untuk meminimalkan
kerugian bagi bisnis dan rumah tangga.(Phan & Narayan, 2020).

Pada tahun 2003 sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) diperkirakan menelan biaya
dunia antara 30-100 miliar USD (Smith, 2006). Sementara SARS hanya terjadi pandemi di
Cina, pandemi COVID-19 telah menjadi krisis di seluruh dunia, berperilaku seperti "patogen
sekali dalam satu abad" berdampak jauh lebih besar prediksi awal terhadap ekonomi global
yang diharapkan (Gates, 2020). Perkiraaan terburuk memprediksi bahwa pandemi virus corona
berpotensi menginfeksi 7,0 miliar orang di seluruh dunia, menyebabkan 40 juta kematian,
kasus ekstrem ini hanya ramalan dan akan terjadi apabila tidak ada intervensi yang dipaksakan
oleh berbagai stakeholder (Walker et al., 2020). Intervensi dalam mengahadapi pandemic
diantaranya penguncian kota, penutupan perbatasan, dan banyak tindakan kesehatan lainnya
telah diterapkan di lebih dari 136 negara (World Health Organization, 2021), yang diharapkan
pada akhirnya akan memperlambat dan menghentikan pandemi. Namun, kebijakan ini juga
akan menyebabkan depresi ekonomi di seluruh dunia (Barro, Ursúa, & Weng, 2020), dan
dengan cepat menyebar ke pasar keuangan (Ramelli & Wagner, 2020).

Sementara dampak ekonomi global yang tepat belum jelas, pasar keuangan telah merespons
secara dramatis. Pada Maret 2020, pasar saham AS mencapai mekanisme breaker empat kali
dalam sepuluh hari. Sejak dimulai pada tahun 1987, breaker hanya pernah dipicu satu kali, pada
tahun 1997. Bersamaan dengan kehancuran AS, pasar saham di Eropa dan Asia juga jatuh.
FTSE, indeks utama Inggris, turun lebih dari 10% pada 12 Maret 2020, hari terburuk sejak
1987. 2 Pasar saham di Jepang anjlok lebih dari 20% dari posisi tertingginya pada Desember
2019 (Zhang et al., 2020).

22
Penelitian ini akan coba membahas dampak dari covid-119 terhadap pasar modal di
Indonesia. Melihat adakah perubahan yang signifikan kondisi pasar modal sebelum dan
sesudah adanya pandemic covid-19 dan berupa menggali secara literature mengenai dampak
covid-19 terhadap pasar modal.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk
menggambarkan profil, karakteristik, aspek-aspek yang relevan terkait fenomena
organisasi/industri sehingga temuan aktual dan penting tentang fenomena mengenai covid-19
terhadap pasar modal dengan tujuan menjawab pertanyaan terkait dengan fakta yang diperoleh
pada variabel yang diteliti (Babbie, 2016; Sekaran & Bougie, 2016). Pengujian statistik
menggunakan Paired Sample t-test untuk melihat perbedaan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) sebelum dan sesudah adanya pandemic covid-19, dimana terkonfirmasi covid-19
masuk pertama kali pada awal maret 2020. Pengujian akan dilakukan 1 tahun sebelum dan
sesudah konfimasi covid-19 masuk Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berasal dari laporan publikasi bursa efek Indonesia.

Hasil Pembahasan
COVID-19 merupakan kejutan pendapatan bagi sebagian besar industri yang tetap tutup
selama masa karantina. Dari perspektif ini, crash pasar saham Maret 2020 tidak terjadi karena
fundamental ekonomi yang lemah. Namun demikian, karena pengeluaran konsumen ditekan,
perusahaan merevisi ke bawah prospek pendapatan mereka. Akibatnya, terjadi penilaian ulang
pasar terhadap nilai perusahaan dan penurunan harga saham yang besar.

Jatuhnya IHSG di Indonesia dengan titik terendah pada bulan April 2020 bukan
merupakan yang terbesar di dunia, Dow Jones Industrial Average Amerika Serikat pada Maret
2020 menandai salah satu keruntuhan pasar saham terbesar dalam sejarah, pasar turun 26%
dalam empat hari. Kecelakaan itu disebabkan oleh Pandemi COVID-19 dan respons dramatis
pemerintah terhadapnya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perbedaaan yang signifikan pada IHSG
sebelum dan sesudah adanya pandemi covid-19 di Indonesia pada awal maret 2020, dan
penurunan indeks saham terjadi di hampir semua negara sebagai reaksi dari berbagai
stakeholders. Pasar modal di Indonesia bereaksi negative bahkan sebelum dikonfirmasi covid-

23
19 masuk ke Indonesia dengan titik terendah 1 bulan pasca covid terkonfirmasi masuk
Indonesia, periode setelahnya menunjukan trend kenaikan walaupun belum bisa mencapai
kinerja sebelum adanya pandemic covid-19, fenomena ini ternyata terjadi juga pada hampir
semua pasar modal di dunia.

Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perbedaaan yang signifikan pada IHSG sebelum
dan sesudah adanya pandemi covid-19 di Indonesia pada awal maret 2020, dan penurunan
indeks saham terjadi di hampir semua negara sebagai reaksi dari berbagai stakeholders. Pasar
modal di Indonesia bereaksi negative bahkan sebelum dikonfirmasi covid-19 masuk ke
Indonesia dengan titik terendah 1 bulan pasca covid terkonfirmasi masuk Indonesia, periode
setelahnya menunjukan trend kenaikan walaupun belum bisa mencapai kinerja sebelum adanya
pandemic covid-19, fenomena ini ternyata terjadi juga pada hampir semua pasar modal di
dunia.

24
STUDI KASUS

Judul : PENYELEWENGAN DANA/EFEK NASABAH OLEH PT SARIJAYA


PERMANA SEKURITAS

Latar Belakang Kasus


Kasus PT SARIJAYA ini dilatar belakangi oleh Penyelewengan dana 8.700 orang
nasabahnya sebesar 245 milyar rupiah yang dilakukan oleh komisari utama PT Sarijaya
Permana Sekuritas yang bernama Herman Ramli. Penyalah gunaan dana tersebut dilakukan
dengan cara menggunakan 17 rekening fiktif untuk menampung dana nasabah yang pada
mulanya ditujukan untuk melakukan perdagangan di pasar saham. Akan tetapi dana yang
terkumpul di rekening tersebut dipindahkan ke rekening yang lainnya untuk tujuan yang tidak
ada kaitannya degan jual beli saham. Pada dasarnya sebagai pemegang saham dan komisaris,
Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan pemindahan dana
tersebut. Tetapi ternyata Herman Ramli memiliki akses untuk melakukan tindakan itu.

Mengapa Herman Ramli melakukan penyalah gunaan dana nasabah tersebut. Hal ini di
awali dari terlibatnya PT SARIJAYA pada repo saham Bumi resource. Repo tersebut
menggunakan dana nasabahnya. Tetapi pembayaran yang di terimanya dari Perusahaan Bakri
ternyata nyangkut. Keseluruhan nilai repo adalah 35 Milyar, sedangkan yang telah terbayar
hanya sebesar 15 Milyar saja. 20 Milyar lagi tidak jelas kapan akan di bayarkan pihak Bakrie.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, Herman menggunakan cara ’menggoreng’ saham di
lantai bursa. Hal yang dilakukannya adalah membeli saham saham yang kurang aktif
menggorengnya , dengan harapan harga saham akan naik tajam, dan kemudian dia akan
menjualnya, serta mendapat keuntungan dari selisih penjualan saham tersebut. Namun
scenario tersebut tidak berhasil karena terjadinya krisis global di tahun 2008, yang
menyebabkan semua saham jatuh secara significant. Sehingga bukan keuntungan yang di
dapat malah dana nasabah yang digunakan tidak kembali.

Penyelewengan penggunaan dana nasabah tersebut akhirnya menyebabkan pula


dilakukannya miss prosedur terhadap pembuatan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan
(MKBD). Kedua tindakan yang dilakukan oleh PT SARIJAYA ini akhirnya membuat

25
Bapepam melakukan review dan melaporkan baik Komisaris utamanya maupun direksinya
ke BARESKRIM POLRI untuk di periksa dan ditahan.

Selain menyangkut menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap Pasar Modal di


Indonesia, maka kasus ini menggiring demonstrasi yang dilakukan oleh nasabah PT
SARIJAYA yang dilakukan di kantor Bapepam LK, juga mendatangi Bursa Efek Jakarta.
Para nasabah menilai selain dari Bapepam LK, maka BEI, Kliring Penjamin Efek Indonesia
(KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dianggap juga bertanggung jawab atas
terjadinya praktek kecurangan dan kejahatan di industri Pasar Modal.

Penyelesaian Kasus
Untuk dapat menyelesaikan kasus ini, tentu pihak pihak terkait harus segera melakukan
tindakan agar kasus tersebut tidak berlarut larut dan berpotensi merugikan lebih dari 7000
orang nasabah PT SARIJAYA. Tetapi yang harus di garis bawahi adalah pernyataan Direktur
Perdagangan Fix Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan BEI, Guntur Pasaribu
yang mengatakan bahwa BEI, KSEI, dan KPEI tidak dapat memenuhi tuntutan nasabah
terhadap BEI, KSEI dan KPEI untuk ikut menanggulangi pengembalian dana nasabah, karena
sama sekali tidak diatur dalam peraturan dan undang-undang. Menurut Guntur, penalangan
dana nasabah hanya bisa dilakukan jika terjadi gagal bayar transaksi, bukan akibat tindakan
kriminal.

Pelaporan terhadap diri Herman Ramli sebagai pelaku penggelapan dana nasabahnya
tersebut langsung dilakukan oleh Bapepam LK ke BARESKRIM POLRI. Hal ini ditindak
lanjuti dengan pemeriksaan dan penahanan Herman Ramli. Kasus tersebut sudah tercatat di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bagian pidana pada tanggal 18 Mei 2009. Dan Herman
Ramli terancam hukuman penjara di atas 5 tahun.
Tetapi Mabes Polri dan Bapepam LK mempunyai pendapat yang berbeda untuk kasus ini.
Polri menyatakan kasus Sarijaya masuk dalam ranah hukum Pasar Modal, dan perlu ditindak
sesuai dengan UU Pasar Modal. Sedangkan Bapepam LK menyatakan bahwakasus ini bukan
pelanggaran pasar modal, melainkan kategori pidana umum, yakni penggelapan dan
pencucian uang.

26
Selain dari pengajuan tersangka utama ke meja hijau, dalam hal ini pihak pihak yang
berwenang di Pasar Modal juga mengambil beberapa tindakan untuk dapat menyelesaikan
masalah PT SARIJAYA ini. Tindakan tindakan tersebut diantaranya adalah :
4. Otoritas Pasar Modal dan Self Regulatory Organization (SRO) melakukan verifikasi
atas rekening efek nasabah PT SARIJAYA dan menilai aset asset pribadi yang telah
diserahkan komisaris utama termasuk atas status hukum aset aset tersebut.
5. Bapepam LK memerintahkan BEI untuk menghentikan sementara aktifitas
perdagangan PT SARIJAYA sejak 6 Januari 2009.
6. Bapepam LK memerintahkan KPEI dan KSEI untuk membekukan seluruh aset PT
SARIJAYA dan nasabahnya, kecuali untuk penyelesaian transaksi yang terjadi
sebelumnya kepada KPEI.
7. Penahanan Zulfian Alamsyah dan Teguh Jaya, yaitu dua direksi PT SARIJAYA
oleh Mabes Polri.
8. Pengupayaan percepatan proses pendistribusian saham nasabah PT SARIJAYA, untuk
dapat mempermudah memindahkan rekening efek ke perusahaan sekuritas lainnya.
9. Telah adanya beberapa perusahaan yang berminat membeli PT SARIJAYA yaitu
Vierjamal, PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Trimegah Sekurities Tbk. Setelah
dilakukannya review oleh BEI maka kursi keanggotaan PT SARIJAYA dapat
di cabut dan di lelang.

Lesson Learned
Yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran dari kasus ini adalah peningkatan pengawasan
yang lebih effektif harus lebih dini dilakukan oleh Bapepam yang dalam hal ini sesuai dengan
Undang Undang di tunjuk oleh pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan yang terjadi di pasar Modal. Dalam hal ini kegiatan pengumpulan dana dan laporan
laporannya harus dilakukan secara detil dan lebih intensif untuk dapat melakukan early
detection terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh pihak pihak tertentu di industri Pasar
Modal tersebut.

Walaupun tuntutan yang di kenakan masih berkenaan dengan KUHP tetapi karena kegiatan
yang dilakukan di dalam pasar modal dan menyangkut para pihak yang terkait di pasar tersebut
maka pasal pasal yang berkaitan dengan kejahatan pada UU pasar modalpun dapat diikut
sertakan.

27
Keterlibatan Komisaris Utama sebuah perusahaan efek terhadap dimilikinya akses terhadap
rekening nasabah dan dilanggarnya otoritas untuk dapat memindahkan uang nasabah ke
rekening lain untuk peruntukan yang bukan perdagangan saham harus segera di pantau secara
ketat oleh badan pengawas, agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Kelalaian dalam hal pengawasan yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan dana/efek
nasabah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan efek akan berdampak pada ketidak percayaan
investor terhadap Bursa Efek Indonesia dan akan menyebabkan larinya para investor ke luar
negeri.

UU Pasar Modal masih mempunyai beberapa kelemahan dan perlu direview ulang.
Beberapa hal yang belum diatur dalam UUPM a. L ;
1. Ketentuan tentang penyitaan aset perusahaan.
2. Wewenang Bapepam untuk mengakses data rekening sekuritas, bank, maupun data-data
lembaga keuangan lainnya.
3. Ketentuan tentang talangan dana yang disebabkan karena tindakan kriminal.
4. Ketegasan mengenai pemberlakuan sanksi tindakan pidana.

Kasus Sarijaya ini dapat dikategorikan sebagai kejahatan pasar modal yakni penipuan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 90 UU No 8 tahun 1995, karena sudah ada unsur
unsur :
1. Unsur kegiatan perdagangan efek.
2. Unsur setiap pihak.
3. Unsur menipu atau mengelabui pihak lain.
4. Unsur dengan menggunakan cara atau sarana apapun.

28
KESIMPULAN

Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mencari dana guna membiayai kegiatan
usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat
secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik
pengelolaannya.

Struktur Pasar Modal di Indonesia tertinggi berada pada menteri Keuangan menunjuk OJK
merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar
modal yang teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal.

Para pelaku utama dalam pasar modal adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan
saham (emiten) dan pembeli atau pemodal (investor) yang akan membeli instrumen yang
ditawarkan oleh emiten. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor.

Upaya untuk memperlancar mekanisme perdagangan di pasar modal, maka diperlukan


banyak pihak yang terlibat dalam transaksi seperti fasilitator pasar modal, lembaga penunjang
pasar modal juga badan arbitrase jika terjadi sengketa, profesi penunjang pasar modal, asosiasi-
asosiasi pasar modal. Semua ini demi menunjang keberlangsungnya fungsi pasar modal untuk
meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya"
secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

29
DAFTAR PUSTAKA

https://glints.com/id/lowongan/sejarah-pasar-modal-indonesia/#.ZCGYZqSyQ0E
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawas_Pasar_Modal_dan_Lembaga_Keuangan
https://id.scribd.com/doc/293128154/Prosedur-Pendaftaran-Sekuritas-Di-BEI
http://dmia.danareksaonline.com/mobile/Edukasi/basic/mengenal-pasar-modal/mekanisme-
perdagangan
https://www.scribd.com/doc/293128250/Sistem-Perdagangan-Di-BEI
http://ab.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/01/BAHAN-AJAR-4-Mekanisme-
Perdagangan-Efek.pdf
San Marino, Wilman, and Ai Siti Rohanah. "Pengaruh Covid-19 Terhadap Pasar Modal Di
Indonesia." BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan 2.2 (2021): 98-104.

30

Anda mungkin juga menyukai