Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MATA KULIAH

BANK LEMBAGA DAN KEUANGAN LAINNYA


Dosen Pengampu : Dra. Baiq Ismiwati,
M.Si

Makalah Mengenai :
PASAR MODAL DAN PASAR UANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Muhammad Rizqy Al Furqon (A1A021125)
2. Na’Ilah (A1A021126)
3. Nadia Meylani (A1A021127)
4. Nadiyah Zulfa Islamy (A1A021128)
5. Ni Made Cahya Chinta Kusmaputri (A1A021129)
6. Nia Oktaviana (A1A021130)
7. Novia Romdani (A1A021131)
8. Nurwaidah (A1A021132)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Prodi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (C)
Tahun Ajaran 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Selama proses penyusunan tugas ini, penyusun mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
2. Ibu, Bapak, dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.
3. Teman – teman yang telah memberikan semua bantuannya.
4. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
penyusunan.

Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan mendapatkan ridho
dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami
harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk nanti ke depannya.

Mataram, 18 Mei 2022

Penyusun
Kelompok 6

DAFTAR ISI

ii
Halaman Judul.....................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................................iii

BAB 1 Pendahuluan............................................................................................................ 1

1. Latar Belakang.........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................................2
3. Tujuan Pembuatan...................................................................................................2
4. Manfaat Pembuatan.................................................................................................3
BAB 2 Pembahasan.............................................................................................................4
1. Pengertian Pasar Modal...........................................................................................4
2. Manfaat Pasar Modal...............................................................................................5
3. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia................................................................6
4. Lembaga dan Instrumen Pasar Modal di Indonesia.................................................9
5. Fungsi dan Peluang Pasar Modal di Indonesia........................................................19
6. Tantangan Pasar Modal di Indonesia.......................................................................21
7. Pengertian Pasar Uang............................................................................................25
8. Fungsi Pasar Uang..................................................................................................25
9. Karakteristik Pasar Uang........................................................................................25
10. Debitur dan Kreditur dalam Pasar Uang.................................................................26
11. Jenis – Jenis Risiko Investasi di Pasar Uang..........................................................26
12. Instrumen Pasar Uang.............................................................................................27
BAB 3 Penutup....................................................................................................................24
1. Kesimpulan..............................................................................................................24
2. Saran........................................................................................................................24
Daftar Pustaka........................................................................................................................25

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Dalam fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua
kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang
memerlukan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki
kelebihandana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh
keuntungan (return), sedangkan perusahaan (issuer) dapat memanfaatkan dana tersebut
untuk kepentingan investasi tanpa menunggu tersedianya dana operasional perusahaan.
Dalam fungsi keuangan, pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh keuntungan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik
investasi yang di pilih. Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu
faktor penting dalam pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak
industri dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sebagai media untuk menyerap
investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual pasar modal
telah menjadi pusat saraf finansial (financial nerve centre) pada dunia ekonomi modern
dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak mungkin dapat eksis tanpa adanya pasar
modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik. Selain itu,
pasar modal juga dijadikan sebagai salah satu indikator perkembangan perekonomian
suatu negara.
Jalloh (2009) mengatakan bahwa pasar keuangan berperan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui mobilisasi sumber daya keuangan dan arus
masuk modal. Perusahaan dan pemerintah sama-sama dapat mengambil manfaat dari
eksistensi pasar modal. Keduanya dapat memanfaatkan berbagai instrumen keuangan di
pasar modal untuk mendanai berbagai proyek jangka panjang.
Sebagai contoh, pemerintah dapat menerbitkan obligasi untuk membangun
infrastruktur jalan raya, membangun rumah sakit, transportasi umum, membangun

bendungan, bandar udara, dan infrastruktur sosial lainnya. Hal ini tentu akan mendorong

i
penciptaan kekayaan negara dan tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik.
Pasar modal Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang yang dalam
perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi secara umum serta
kondisi ekonomi global dan pasar modal dunia.
Pengaruh makroekonomi tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara seketika
melainkan secara perlahan dan dalam jangka waktu yang panjang. Sebaliknya harga
saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi tersebut
karena para investor lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan makro ekonomi itu terjadi,
para investor akan memperhitungkan dampaknya baik yang positif maupun yang negatif
terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun ke depan, kemudian mengambil keputusan
membeli, menjual atau menahan saham yang bersangkutan.
Oleh karena itu harga saham lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan
variabel makroekonomi daripada kinerja perusahaan yang bersangkutan. Indeks harga
saham gabungan sebagai indikator perkembangan pasar modal Indonesia yang sekarang
bernama Bursa Efek Indonesia (BEI) membuktikan bahwa kondisi makro ekonomi dan
kondisi ekonomi global menyebabkan IHSG mengalami pergerakan yang sangat terkait
dengan keadaan tersebut.Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pergerakan IHSG
adalah kondisi politik dan keamanan negara. Tulisan ini membahas tentang sejarah,
perkembangan dan tantangan pasar modal Indonesia dimasa yang akan datang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu pasar modal ?
2. Apa saja pengertian pasar modal menurut para ahli?
3. Apa saja fungsi layanan pasar modal?
4. Apa saja tantangan pasar modal?

1.3 TUJUAN PEMBUATAN


1. Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan pasar modal di
Indonesia
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi adanya pasar modal di Indonesia
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami produk apa saja yang ada di pasar modal

ii
1.4 MANFAAT PEMBUATAN
Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat membantu para mahasiswa untuk
memahami tentang pasar modal, fungsi layanan pasar modal, dan tantangan pasar modal.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PASAR MODAL


Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka
panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat
dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut
bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga
(sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat
berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right
(right issue), dan waran (warrant).
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan pasar modal “sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran
umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar
konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan
dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak
penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan
yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan
dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dan
merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang biasanya terdiri dari berbagai jenis
surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito, commercial papper, Sertifikat

iii
Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
Adapun pengertian Pasar Modal menurut Para Ahli sebagai berikut:
1) Widoatmodjo (2012: 15). Pengertian pasar modal adalah di mana yang
diperjualbelikan dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam
investasi lebih dari satu tahun.
2) Irham (2011: 34). Pengertian pasar modal adalah sebuah pasar tempat dana-
dana modal seperti ekuitas serta utang diperdagangkan.
3) Martalena dan Malinda (2011: 2). Pengertian pasar modal adalah tempat
bertemunya permintaan dan penawaran terhadap modal, baik bentuk ekuitas
maupun jangka panjang.
4) Fahmi dan Hadi (2009: 41). Pengertian pasar modal adalah tempat menjual
saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut untuk
memperkuat modal perusahaan.
5) Sunariyah (2006: 5). Pengertian pasar modal adalah tempat pertemuan antara
penawaran dengan permintaan surat berharga.
6) Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin (2006: 1). Pengertian pasar
modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, misalnya seperti hutang, ekuitas (saham), maupun instrumen
lainnya.
7) Suad Husnan (2005: 3). Pengertian pasar modal adalah pasar untuk berbagai
instrumen keuangan dalam jangka panjang yang bisa diperjualbelikan.

2.2 MANFAAT PASAR MODAL


1. Bagi Emitmen
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar;
b) Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai;
c) Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam
pengelolaan dana/ perusahaan;
d) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan; dan
e) Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil.

iv
2. Bagi Investor

Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara


lain:
a) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham;
b) Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan
bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi; dan
c) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang
mengurangi risiko.
3. Bagi Pemerintah
Manfaat dari pasar modal bagi pemerintah, antara lain:
a) Lapangan kerja, menciptakan kerja atau profesi bagi masyarakat, baik
sebagai pelaku pasar maupun investor.
b) Mendorong laju pembangunan, perusahaan yang mendapatkan
pembiayaan dari pasar modal akan turun melakukan ekspansi sehingga
mendorong pembangunan di pusat dan daerah.
4. Bagi Masyarakat
Manfaat dari pasar modal bagi masyarakat, antara lain:
a) Pasar modal dapat dijadikan manajemen professional;
b) Solusi sukses bagi Wiraswasta (entrepreneur);
c) Pasar modal bisa menjadi alternatif investasi masyarakat; dan
d) Bisa dijadikan sebagai alternator sumber dana.

2.3 PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA


Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai
pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor
den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada
tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di
Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah
Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai

v
aktivitas pasar midal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta.

Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang
dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda
mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu
sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik- baiknya. Para
penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.

Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar midal.
Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia
yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama
Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai
perdagangan. Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi
perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa
Batabia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun
1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di
Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.

Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada


tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini
menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan
diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak
ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti 12 tahun.
Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan beberapa makelar efek lainnya
dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank
Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955,
dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan
maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase
dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.

Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di


bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap

vi
Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan
banyak warga begara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebyut
makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan

Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya
aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-
undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari
Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan
Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda
yangberoperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang
Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.

Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan.
Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan
atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang
bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham melalui
pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga,
dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.

Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan perbankan
termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar midal antara
lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan
Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal
meliputi pokok-pokok:

1. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
Diperkenalkan Bursa Paralel;
2. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang
sebelumya dipungut oleh Bapepam;
3. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
4. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk;
5. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum
ditiadakan;

vii
6. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30
hari sejak dilengkapinya persyaratan;

Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek
Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya
fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Pada bulan Agustus 1997 krisis moneter yang melanda negara Asia seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Singapura menyebabkan penurunan
nilai mata uang negara-negara Asia terhadap Dollar Amerika. Untuk menstabilkan
Rupiah, Bank Indonesia pada saat itu menaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Tingginya suku bunga berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor tidak
lagi tertarik menanam dananya di Pasar Modal, karena total return yang dihasilkan
lebih kecil dari bunga deposito. Akibatnya harga-harga saham di pasar modal
mengalami penurunan drastis. Kemerosotan pasar saham ditunjukkan oleh IHSG yang
turun dari 750,83 poin pada tanggal 8 Juli 1997 menjadi 278,95 poin pada tanggal 28
September 1998. IHSG mulai mengalami peningkatan pada bulan Oktober 1998
menembus angka diatas 300 poin (Jogiyanto, 2014). Pasca krisis moneter tersebut,
pasar modal Indonesia secara umum mengalami perkembangan yang signifikan.
Bahkan pada tahun 2009 pasar modal Indonesia merupakan yang terbaik di ASEAN
dan menempati peringkat ke-2 di Asia Pasifik meskipun beberapa kali mengalami
fluktuasi yang cukup berat seperti saat krisis global tahun 2008.
Saat ini, tugas dan fungsi Bappepam-LK digantikan oleh Lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-Undang Repblik Indonesia Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, terhitung mulai tanggal 31 Desember
2012

2.4 LEMBAGA DAN INSTRUMEN PASAR MODAL DI INDONESIA


Lembaga:

1. Lembaga Pengawas Pasar Modal di Indonesia

viii
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan di
dirikan oleh Pemerintah Indonesia pada
16 Juli 2012 berdasarkan UU
No. 21 Tahun 2011 merupakan lembaga
yang independen yang mempunyai
fungsi, tugas dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan terkait
dengan keuangan di Indonesia.

Berikut alamat lengkap Kantor Pusat OJK:


OTORITAS JASA KEUANGAN

Gedung Soemitro Djojohadikusumo,


Jl.Lapangan Banteng Timur 2-4, Pasar Baru, Sawah Besar,
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10710

Telp : Direct call 021-29600000 ext.7234


Email : humas@ojk.go.id

 Struktur Organisasi

ix
 Fungsi dan Tugas Pokok

Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal mempunyai tugas


penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar
modal yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor
jasa keuangan.

Dalam melaksanakan fungsi bidang Pengawasan Sektor


Pasar Modal mempunya tugas pokok:

a) Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal;


b) Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal;
c) Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar Modal;
d) Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan
prosedur di bidang Pasar Modal;
e) Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan
Pasar Modal termasuk Pasar Modal Syariah;
f) Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal;
g) Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang
dikenakan sanksi oleh OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring
dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
h) Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan Investasi,
Transaksi dan Lembaga Efek, dan tata kelola Emiten dan
Perusahaan Publik;
i) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak
yang memperolah izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari
OJK dan pihak lain yang bergerak di bidang Pasar Modal;
j) Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau
menetapkan penggunaan pengelola statuter terhadap
pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan kegiatan di
bidang Pasar Modal dalam rangka mencegah dan
mengurangi kerugian konsumen, masyarakat dan sektor

x
jasa keuangan; dan
k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisioner

2. Lembaga Penunjang Pasar Modal di Indonesia


Dalam pelaksanaannya, pasar modal didukung oleh lembaga-lembaga yang
disebut sebagai lembaga penunjang pasar modal. Lembaga penunjang pasar

modal adalah institusi atau lembaga yang turut serta mendukung pengoperasian
pasar modal. Selain itu, mereka juga bertugas dan berfungsi untuk memberikan
pelayanan kepada pegawai dan masyarakat umum.
Lembaga penunjang pasar modal terdiri dari Biro Administrasi Efek, Bank
Kustodian, Wali Amanat, dan Pemeringkat Efek.

A. Biro Administrasi Efek

Biro Administrasi Efek (BAE) adalah Pihak yang berdasarkan


kontrak dengan Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek. Yang dapat
menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Biro Administrasi Efek adalah
Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK.
Pendaftaran pemilikan Efek dalam Buku Daftar Pemegang Efek
dari suatu Emiten dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek
tersebut dapat dilakukan oleh Biro Administrasi Efek berdasarkan kontrak
yang dibuat oleh Emiten dengan Biro Administrasi Efek dimaksud.

B. Bank Kustodian
Bank kustodian berarti lembaga yang bertanggung jawab untuk
mengamankan aset keuangan perusahaan maupun perorangan. Kustodian
bertindak sebagai penitipan kolektif dari aset, seperti saham, obligasi, dan
penagih hasil penjualan serta menerima deviden.
Di Indonesia, contoh bank kustodian di antaranya adalah PT Bank

xi
Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk.

C. Wali Amanat
Wali amanat adalah layanan jasa yang diberikan kepada
pemegang efek untuk menjadi wali investor dalam penerbitan suatu efek
yang bersifat utang.

Contoh wali amanat di Indonesia adalah PT Bank Bukopin Tbk, PT


Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia, dan PT Bank Rakyat
Indonesia.

D. Pemeringkat Efek
Pemeringkat Efek adalah lembaga yang didirikan atas inisiatif
BAPEPAM dan Bank Indonesia pada 21 Desember 1993. Lembaga ini
bertujuan untuk menyediakan peringkat atas risiko yang objektif,
independen, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Instrumen:
Produk-produk investasi yang ditawarkan kepada investor di pasar modal
adalah:
1. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Membeli saham tidak ubahnya
dengan menabung. Imbalan yang akan diperoleh dengan kepemilikan saham
adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Tidak
terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham biasa sangat besar, tetapi
tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya.
Bila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar maka ada
kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar

xii
pula. Karena laba yang besar tersebut menyediakan dana yang besar untuk
didistribusikan kepada pemegang saham sebagi dividen. Saham memberikan
kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga.
Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif
paling tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal
memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut.
Secara normal, artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi
pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita
capital loss. Keuntungan lainnya adalah capital gain akan diperoleh bila ada
kelebihan harga jual diatas harga beli. Ada kaidah-kaidah yang harus dijalankan

untuk mendapat capital gain. Salah satunya adalah membeli saat harga turun dan
menjual saat harga naik.
Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga.
Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif paling
tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal memiliki hak
klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut. Secara normal,
artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya
dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss.
A. Saham Biasa
Jenis ini sangat umum di kalangan masyarakat. Saham biasa merupakan
saham yang biasa kita lihat ditawarkan di bursa efek. Saham ini akan
memberikan keuntungan berupa dividen dan capital gain.
B. Saham Prefen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham
biasa. Disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki
karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham
preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya
saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian
dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan
dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki
didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya.

xiii
2. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah
selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi.
Pada dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito
berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi
memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan
dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih
antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan untuk
menentukan penghasilan obligasi disebabkan oleh

sulitnya memperkirakan perkembangan suku bunga. Padahal harga


obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku bunga. Bila suku
bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi
akan menderita kerugian. Disamping menghadapi risiko perkembangan
suku bunga yang sulit dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi
risiko kapabilitas (capability risk), yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo.
Sebelum obligasi ditawarkan di pasar, terlebih dahulu dibuat peringkat
(rating) oleh badan yang berwenang. Rating tersebut disebut sebagai
credit rating yang merupakan skala risiko dari semua obligasi yang
diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi
bagi pemodal. Keamanan ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk
membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
Salah satu varian produk obligasi adalah obligasi konversi.
Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa,
misalnya memberikan kupon yang tetap, memiliki jatuh tempo dan
memiliki nilai nominal atau nilai pari (par value). Hanya saja obligasi
konversi memiliki keunikan yaitu dapat ditukar dengan saham biasa. Pada
obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.
Misalnya setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 saham biasa

xiv
setelah 1 Januari 2005 dengan harga konversi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi tidak
ubahnya dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung tidak dapat
diperjualbelikan; sebaliknya obligasi konversi dapat diperjualbelikan.
Pilihan terhadap alat investasi ini karena mampunya memberikan
penghasilan optimal sebab obligasi konversi bisa digunakan sebagai
obligasi atau saham. Bila suku bunga yang ditawarkan obligasi konversi
lebih tinggi dari suku bunga bank atau perusahaan tidak membagikan
dividen yang besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu
mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten berhasil
mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi dividen yang
lebih besar daripada bunga obligasi konversi, pemegang obligasi konversi
lebih baik mengonversi obligasinya menjadi saham guna mendapatkan
dividen.

Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi dapat


terdiri bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi), dividen (bila
melakukan konversi), capital gain (bila berhasil menjual obligasinya
dengan harga lebih tinggi dari harga perolehannya, atau mendapat diskon
saat membeli. Capital gain juga bisa didapat jika pemegang obligasi
konversi melakukan konversi, kemudian berhasil menjual saham tersebut
diatas harga perolehannya).
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi adalah
kesalahan didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:
 Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal menggunakan
haknya menukar obligasi konversi menjadi saham, dan ternyata
kondisi menunjukkan suku bunga bank cenderung naik.
 Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan, sehingga tidak
membagikan dividen. Dengan demikian pemodal menghadapi risiko
tidak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh suku bunga.
Seandainya ia tidak menggunakan haknya, maka ia akan

xv
memperoleh kesempatan itu.
3. Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan
bahwa pemiliknya menitipkan uang
kepada pengelola reksa dana
(manajer investasi) untuk
digunakan sebagai modal
berinvestasi. Melalui dana reksa ini
nasihat investasi yang baik “jangan
menaruh semua telur dalam satu
keranjang” bisa
dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana adalah
melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi yang
diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan,
pertumbuhan, dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang
memberikan dividen/bunga ada ditangan manajer investasi.

Manajer investasi mempunyai hak untuk mendistribusikan atau tidak


dividen/bunga yang diperolehnya kepada pemodal. Jika prospektusnya
menerangkan bahwa dividen/bunga akan didistribusikan maka dalam
waktu tertentu pemodal akan mendapatkan dividen/bunga.
Capital gain akan diberikan oleh reksa dana yang memiliki
sasaran pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan harga saham
atau diskon obligasi yang menjadi portofolio reksa dana. Manajer
investasi harus berhasil membeli saham pada saat harga rendah dan
menjualnya pada saat harga tinggi. Selanjutnya manajer investasi akan
mendistribusikan pada pemodal. Meski demikian, pendapatan dari
capital gain tergantung kebijakan manajer investasi. Bila manajer
investasi dalam prospektusnya menerangkan akan mendistribusikan
capital gain, maka dalam waktu tertentu pemegang reksa dana akan
mendapatkan distribusi capital gain. Ada juga reksa dana yang tidak

xvi
mendistribusikan capital gain ini, tapi
menambahkannya pada nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih adalah
perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan manajer
investasi dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.
Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini
sangat tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa dana terbuka
akan dibeli kembali dengan harga nilai aktiva bersih baru. Reksa dana
tertutup tidak akan dibeli kembali oleh penerbitnya. Setelah terjadi
transaksi di pasar perdana, selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan
di pasar sekunder. Harga yang terbentuk merupakan pertemuan dari
permintaan dan penawaran. Harga inilah yang merupakan nilai aktiva
bersih yang baru.
4. ETF (Exchange Traded Fund)
ETF atau Exchange traded fund adalah instrumen investasi yang
menyatukan sifat dari reksa dana dan saham. ETF merupakan hampir sama
seperti reksa dana karena pengumpulan dana dilakukan secara kolektif tapi
instrumen ini diperjualberikan secara realtime melalui bursa seperti instrumen
saham.

Oleh sebab itu, sistem ini sangat menarik untuk diversifikasi portofolio
jangka panjang anda apalagi management fee dari instrumen ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan reksa dana.
Instrumen ini juga semakin menarik dengan fleksibilitas yang tinggi
karena penjualan secara real-time mengikuti naik turun harga bursa. Oleh sebab
itu, instrumen ini semakin banyak diminati masyarakat dari waktu ke waktu.

5. Derivatif
Derivatif adalah instrumen pasar modal turunan dari efek utama.
Derivatif sendiri memiliki beberapa jenis yaitu opsi, right, dan warrant.
Jenis-jenis instrumen derivatif ini terdapat beberapa di pasar modal
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, mari kita bahas berbagai
jenis deratif yang ada di pasar modal.

xvii
A. Opsi
Opsi adalah jenis derivatif yang dikeluarkan oleh suatu pihak atau
lembaga untuk memberikan hak kepada pihak tertentu untuk menjual atau
membeli sebuah saham pada saat momen harga yang telah ditentukan
sebelumnya.
B. Right
Right adalah hak pemegang saham baru yang akan dikeluarkan
oleh emiten yang harus menawarkan hak tersebut kepada pemegang
saham lama terlebih dahulu. Dalam right, saham dapat dibeli dengan
harga yang lebih mudah dibandingkan tanpa right. Pihak yang memiliki
hak ini dapat menjual right yang mereka miliki apabila mereka tidak ingin
menggunakan hak tersebut.
C. Warrant
Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan
dengan memberikan hak kepada investor untuk membeli saham
perusahaan dengan persyaratan seperti harga, jumlah dan masa berlaku
tertentu.
Emiten biasanya akan mengeluarkan warrant bersamaan dengan
surat berharga lain seperti obligasi dan saham yang ditujukan untuk
menarik investor mau menanamkan modal mereka ke perusahaan
penerbit warrant.

Saham Warrant adalah akses kepada investor untuk mendapatkan


saham dalam jumlah yang mereka inginkan. Warrant juga dapat
diperjualbelikan apabila pemilik warrant tidak mau menggunakan hak
mereka.

2.5 FUNGSI DAN PELUANG PASAR MODAL DI INDONESIA


 Fungsi Pasar Modal Indonesia
1. Sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar
modal. Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-

xviii
perusahaanlain, lembaga, atau oleh pemerintah.
2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, sahamsaham yang telah dibeli akan
memberikan deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para
pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar
modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
3. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.
4. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya
industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
5. Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan
dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak
ini akan meningkatkan pendapatan negara.
6. Sebagai indikator perekonomian negara
Aktivitas dan volume penjualan /pembelian di pasar modal yang semakin
meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan
berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.

 Peluang Pasar Modal Indonesia


Untuk meningkatkan kinerja pasar modal di Indonesia secara
berkesinambungan, para pemangku kebijakan sudah seharusnya memanfaatkan
peluang yang ada pada perekonomian Indonesia. Salah satu peluang yang perlu
dimanfaatkan oleh para pemangku kebijakan pasar modal adalah meningkatnya
golongan kelas menengah di Indonesia. Pertumbuhan populasi kelas menengah di
Indonesia relatif tinggi. Pada tahun 2003, ada 81 juta penduduk Indonesia yang
termasuk kelas menengah (37,7% dari total penduduk). Pada tahun 2012, jumlah
populasi kelas menengah di Indonesia mencapai 134 juta penduduk atau sekitar
56,5% dari total penduduk (Bank Dunia, dalam Majalah SWA). Secara definitif,

xix
kelas menengah (middle class atau consuming class) merupakan golongan
masyarakat yang mampu melakukan aktifitas konsumsi dan investasi. Bahkan
pada tahun 2030, Indonesia diprediksikan akan memiliki 135 juta orang yang
masuk dalam golongan kelas menengah (consuming class), 113 juta orang yang
masuk dalam golongan tenaga kerja berketrampilan, dan lebih hebatnya lagi,
Indonesia diprediksikan akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke- 7 di
dunia (Riset McKinsey 2012, dalam presentasi Direktur Pengembangan Bisnis
BEI, Friderica Widyasari Dewi, di FEUI).
Sayangnya, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tidak didukung
oleh pengetahuan berinvestasi di pasar modal yang memadai. Sebuah riset
monthly middle class monitoring pada majalah pemasaran terkemuka di
Indonesia (Majalah Marketeers) mengungkapkan bahwa mayoritas kelas
menengah di Indonesia melakukan investasi jangka pendek, namun hanya
segelintir orang saja yang melakukan investasi jangka panjang di pasar modal.
Bahkan, pada riset mengenai tipe investasi yang dimiliki oleh kelas menengah
Indonesia pada tahun 2012 (n=600) mengungkap fakta bahwa kelas menengah ini
hanya melakukan investasi sebesar 5,5% pada instrumen saham dan obligasi di
pasar modal. Persentase lainnya tersebar pada rekening tabungan (87, 3%),
properti (49,5%), asuransi dengan manfaat investasi (48,8%), tabungan berencana
(24,2%), emas (20%), deposito berjangka (19,5%), asuransi (19%),
dan perhiasan (7,8%).
Eksistensi dan potensi meningkatnya kelas menengah sebaiknya dapat
dimanfaatkan para pemangku kebijakan untuk menciptakan daya tarik pasar
modal sebagai sarana berinvestasi kepada masyarakat kelas menengah. Dengan
demikian, Indonesia dapat mentransformasi masyarakatnya dari saving society

menjadi investing society. Hal tersebut tentu akan berdampak pada meningkatnya
perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Untuk meningkatkan peranan pasar modal dan pemberdayaan kelas
menengah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomiIndonesia, ada beberapa
kebijakan yang perlu diimplementasikan. Pertama, pembenahan peraturan dan
penegakan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 sesuai dengan

xx
perkembangan praktik pasar modal saat ini. Kedua, pemberdayaan investor lokal
(dalam hal ini dapat juga dilakukan pemberdayaan kelas menengah dengan
melakukan persuasi untuk berinvestasi di pasar modal). Ketiga, peningkatan
edukasi pasar modal kepada perusahaan-perusahaan. Keempat, pemberian
insentif bagi perusahaan go public. Kelima, peningkatan likuiditas pasar modal
dan pengembangan instrumen serta pasar derivatif.
Dengan upaya peningkatan kinerja dan peran pasar modal dalam
mendukung pendanaan proyek perusahaan swasta dan pemerintah, maka
perekonomian Indonesia akan terus tumbuh dan mampu menjadi negara dengan
ekonomi terbesar ke-7 di dunia di tahun 2030.

2.6 TANTANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA Tantangan


Pasar Modal Tahun 2022 Versi Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo mengungkapkan
sejumlah tantangan yang bakal dihadapi
ekonomi Indonesia dan pasar modal pada
2022 saat membuka perdagangan Bursa Efek
Indonesia pada Senin (3/1/2022).

Presiden Joko Widodo mengungkapkan tahun 2021 merupakan tahun yang cukup
sulit, karena Indonesia terkena serangan gelombang kedua pandemi Covid-19 dengan
kedatangan varian delta. Namun, sejumlah indikator ekonomi tetap menunjukan hasil
yang baik.

Menurutnya, beragam indikator ekonomi yang cukup baik sepanjang 2021


menjadi modal yang harus terus ditingkatkan menyongsong 2022. Kendati demikian,
sejumlah tantangan tetap menghantui tahun akselerasi pasca pandemi Covid-19 ini.

Kinerja ekonomi inilah yang harus ditingkatkan di 2022, meskipun kita tahu
masih akan banyak tantangan dihadapi baik omicron, baik itu kenaikan inflasi, baik

xxi
tapering off, baik kehilangan kontainer dimana-dimana, baik negara-negara lain yang
mengalami kelangkaan energi, ini akan mengganggu ekspor kita," jelasnya saat
membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/1/2022).

Menurut Jokowi, tantangan-tantangan tersebut yang akan dihadapi sepanjang


2022. Namun, Presiden menyakini semangat kerja keras bersama dapat menyelesaikan
tantangan tersebut dengan baik.

Jokowi juga bersyukur Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat tumbuh
dengan return 10,1 persen sepanjang 2021. Angka tersebut menurutnya cukup tinggi jika
dibandingkan dengan sejumlah negara Asean lain, seperti Singapura tumbuh 9,8 persen,
Malaysia minus 3,7 persen, dan Filipina minus 0,2 persen.

Jumlah orang yang masuk ke bursa, investor pasar modal ini juga naik sangat
tinggi sekali di 2017 disampaikan oleh Ketua OJK 1,1 juta, hari ini mencapai 7,4 juta
investor, utamanya investor ritel, yang banyak dari anak-anak muda, milenials, gen z,
semuanya masuk ini diharapkan terus membesar, dan akah memberikan dorongan
pertumbuhan ekonomi negara kita," paparnya.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso


menyebut pasar modal Indonesia akan menghadapi beberapa tantangan pada 2022. Dia
mengatakan, pencapaian pasar modal sepanjang 2021 tidak membuat pihaknya berpuas
diri, karena banyak tantangan yang akan dihadapi di 2022.

"Pertama, ada varian baru omicron di beberapa negara. Ini menjadi perhatian.
Kedua, kita mempunyai pembiayaan proyek strategis yg jumlahnya cukup besar, yang
harus kita pikirkan, bagaimana pembiayaan, terutama infrastruktur termasuk bagaimana
kita menciptakan lapangan kerja," ujar Wimboh. Tantangan selanjutnya menurut
Wimboh adalah normalisasi kebijakan negara maju. Menurutnya, hal ini tidak boleh

diabaikan. Selain itu, dia menyebut inflasi di beberapa negara telah meningkat.
Tantangan keempat, adalah agenda global penurunan emisi karbon. Indonesia, memiliki
komitmen untuk penurunan emisi karbon. Selanjutnya, adalah tantangan digitalisasi,

xxii
karena ada ekses yang menurutnya harus ditangani. Terakhir, dia menilai Indonesia perlu
memikirkan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, penduduk Indonesia
bertambah banyak, tetapi, suatu saat akan over capacity.

"Ini bagaimana kita bisa menghadapi itu. Ini semua sudah menjadi agenda presidensi
indonesia di G-20, sehingga pasar modal harus menjawab tantangan itu," ujarnya.

2.7 Pengertian Pasar Uang


Pasar uang (money market) merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian
dan pinjaman dana jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan
biasanya kurang dari satu tahun. Karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer.
Pelaku utama dalam pasar uang:
1. Lembaga-lembaga keuangan, misalnya: bank, dana pensiun dan perusahaan asuransi.
2. Perusahaan-perusahaan besar, misalnya: perusahaan yang sudah go public menerbitkan
commercial paper.
3. Lembaga-lembaga pemerintah, misalnya: Bank Indonesia menerbitkan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
4. Individu-individu, misalnya: rumah tangga membeli Sertifikat Bank Indonesia.

2.8 Fungsi Pasar Uang


Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-lembaga
keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya baik dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan
dana atas kelebihan likuiditasnya.
Pasar uang secara tidak langsung juga sebagai sarana pengendali moneter yang
dilakukan oleh penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Pelaksanaan
operasi pasar terbuka di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia yaitu dengan menggunakan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). SBI sebagai piranti
operasi pasar terbuka digunakan untuk tujuan kontraksi moneter yaitu untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sedangkan SBPU berfungsi sebagai piranti ekspansi
moneter yaitu menambah jumlah uang yang beredar.
Dalam sistem perekonomian pasar uang juga dibutuhkan karena banyaknya perusahaan
serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows. Oleh
karena itu pasar uang juga berfungsi untuk menjembatani adanya kesenjangan antara

xxiii
penerimaan dan pengeluaran dana. Bagi para investor, pasar uang terutama untuk mencari
keamanan dan likuiditas di samping peluang untuk memperoleh pendapatan bunga.
2.9 Debitur dan Kreditur Pasar Uang
Menentukan siapa debitur (borrrower) dan siapa kreditur (leader) dalam pasar uang
agak sulit, karena kadang perusahaan atau lembaga-lembaga yang sama beroperasi di kedua
sisi pasar uang, yaitu dalam waktu yang sama bisa sebagai debitur dan juga kreditur.
Lembagalembaga yang biasanya ikut bermain di dua sisi pasar uang adalah bank-bank besar,
lembaga-lembaga keuangan non bank, lembaga-lembaga pemerintah. Bahkan kadang
bankbank sentral dapat menjadi pemasok dana yang agresif di pasar uang dan mengambil
posisi sebaliknya pada esok harinya.

2.10 Jenis – Jenis Risiko Investasi Di Pasar Uang


Resiko yang mungkin dihadapi investor dalam kegiatan investasi di pasar keuangan yaitu:
1. Risiko Pasar (interest-rate risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat
berharga dan tingkat bunga naik mengakibatkan investor mengalami capital loss
2. Risiko reinvestment, yaitu risiko terhadap penghasilan suatu aset finansial yang harus di-
reinvest dalam aset yang berpendapatan rendah, atau dapat dikatakan bahwa risiko
reinvestment adalah risiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang
diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan
rendah akibat turunnya tingkat bunga
3. Risiko gagal bayar. Risiko ini terjadi akibat tidak mampunya peminjam memenuhi
kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan
4. Risiko inflasi. Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga-harga barang
dan jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya
5. Risiko valuta (currency or exchange rate risk). Investor internasional dihadapkan pada
risiko mata uang, yaitu kerugian yang terjadi akibat adanya perubahan yang tidak
menguntungkan terhadap kurs mata uang asing.
6. Risiko politik. Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan
perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi
atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan.
7. Marketability atau Liquidity risk. Risiko dapat terjadi apabila instrumen pasar uang yang
dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat

xxiv
berharga tersebut memberi risiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrumen pasar
uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.

2.11 Instrumen Pasar uang


Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan di pasar uang ada beberapa
macam,yaitu:
1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-Bills), merupakan instrumen hutang yang diterbitkan oleh pemerintah
atau Bank Sentral (di Amerika Serikat ) atas tunjuk dengan jumlah tertentu yang akan
dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. T-Bills tidak
memberikan bunga secara langsung tetapi dijual atas dasar diskonto, dengan jumlah
diskonto ditetapkan melalui proses pelelangan.
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan, yang
diterbitkan oleh perusahaan / bank untuk mendapatkan dana jangka pendek. CP dijual
kepada investor dalam pasar uang. Dengan demikian CP pada dasarnya merupakan promes
di mana penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat CP jatuh
tempo.Jangka waktu CP ini berkisar mulai dari beberapa hari samapi 270 hari. Penjualan
CP pada umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa di antaranya menggunakan
bunga.Penerbitan CP tidak perlu menggunakan penjamin (underwriter) emisi, tetapi
beberapa penerbit karena alasan tertentu menggunakan arranger dalam penerbitannya.
Arranger ini pada umumnya merupakan bank-bank umum yang berfungsi sebagai
perantara antara pemodal dan penerbit, namun mereka tidak tidak bertanggung jawab atas
terjual atau tidak terjualnya CP yang diterbitkan.
3. Negotiable Certificate of Deposit
Negotiable Certificate of Deposit (CD) atau sertifikat deposito merupakan instrumen yang
diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu
dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat deposito diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar
diskonto dengan nilai nominal sekurang-kurangnya Rp. 1 juta dan jangka waktu 30 hari
samapi dengan 1 tahun. Pencairan sertifikat deposito dapat dilakukan setelah tanggal jatuh
tempo, tetapi apabila pemegang instrumen tersebut membutuhkan dana sebelum jatuh

xxv
tempo maka mereka dapat menjualnya kepada lembaga keuangan atau kepada investor
lainnya. Di samping itu, deposito berjangka selalu diterbitkan dengan atas nama sementara
CD atas unjuk.
4. Banker’s Acceptance
Banker’s Acceptance (BA) merupakan wesel bank yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta
asing yang diberi tanda “accepted” apabila bank menyetujui wesel tersebut, dan dapat
diperjualbelikan di pasar uang sebagai salah satu sumber pendanaan jangka pendek. BA
merupakan instrumen jangka pendek yang dapat dipindahtangankan. BA pada dasarnya
memberikan alternatif untuk mendapatkan kredit pada saat barangbarang yang diekspor
dikapalkan untuk segera dikirimkan ke luar negeri. BA pada umumnya digunakan pada
proses L/C dalam perdagangan luar negeri. Jangka waktu jatuh tempo BA berkisar antara
30 hari sampai 180 hari.
5. Bill of Exchange
Bill of exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh
seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan
atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau pembawa. Surat wesel harus
berisikan hal-hal sebagai berikut, dalam kaitannya dengan penarikan wesel ini:

a. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.

b. Nama orang yang yang harus membayar (tertarik atau pembayar).

c. Penetapan hari bayarnya.

d. Penetapan tempat di mana pembayaran harus dilakukan.

e. Nama orang atau pihak lain yang ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.

f. Tanggal dan tempat surat wesel ditarik.

g. Tanda tangan orang yang mengeluarkannya (penarik).

Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari.
6. Repurchase Agreement (Repo)

xxvi
Repo merupakan transaksi jual beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang telah dijual tersebut pada tanggal
dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat berharga yang sering
digunakan untuk transaksi Repo adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto. misalnya SBI, SPBU, CD dan T-Bills.
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

SBI pada dasarnya merupakan surat berharga atas unjuk dalam satuan uang Rupiah yang
diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang jangka
pendek.

SBI sebagai piranti operasi pasar terbuka digunakan untuk mengendalikan moneter untuk
mengendalikan moneter melalui lelang harian.

Tujuan bank dan lembaga keuangan lainnya membeli SBI adalah sebagai alternatif
kelebihan dananya untuk memeperoleh pendapatan, dan apabila memerlukan dana maka
SBI dapat dijual kepada lembaga lain atau Bank Indonesia.
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjual belikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI. SBPU
berfungsi sebagi piranti pasar uang dan juga merupakan instrumen operasi pasar terbuka
dalam rangka ekspansi moneter oleh Bank Indonesia denagn menetapkan tingkat diskonto
SBPU. Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibagi sebagai berikut:

a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:

1) Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari
bank untuk membiayai kegiatan tertentu.
2) Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.

b. Surat Wesel, dapat berupa:

1) Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka
transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank.

xxvii
2) Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka
pemebrian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
9. Call Money

Call Money merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar
uang. Pasar uang antarbank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara
satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pasar modal Indonesia dalam perjalanannya mengalami beberapa kali guncangan


yang hebat. Namun, dengan semakin membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia, maka
krisis tersebut dapat dilalui. Selanjutnya pasar modal Indonesia memiliki peluang yang
sangat besar menjadi pasar modal yang kuat dan tangguh dengan banyaknya kelas
menengah Indonesia yang potensial untuk berinvestasi di pasar modal. Tantangannya
adalah pengetahuan mereka masih minim terkait investasi dipasar modal, sehingga
keterlibatan masyarakat Indonesia berinvestasi di pasar modal masih sangat rendah
dibandingkan dengan negaranegara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

3.2 SARAN

Semoga dengan dibuatnya makalah ini, mahasiswa paham akan fungsi layanan dan
tantangan pasar modal Indonesia

xxviii
DAFTAR PUSTAKA

https://landx.id/blog/kenali-4-instrumen-pasar-modal ,

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2021/12/02/101733426
/
pengertian-pasar-modal-fungsi-dan-pelaku-yang-terlibat ,
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20220103/7/1484659/ini-
tantangan-pasar-modal-tahun-2022-versi-presiden-jokowi

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta: Salemba Empat

Jogiyanto, Hartono. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE, 2014.

OJK.co.id

xxix

Anda mungkin juga menyukai