Makalah Mengenai :
PASAR MODAL DAN PASAR UANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Muhammad Rizqy Al Furqon (A1A021125)
2. Na’Ilah (A1A021126)
3. Nadia Meylani (A1A021127)
4. Nadiyah Zulfa Islamy (A1A021128)
5. Ni Made Cahya Chinta Kusmaputri (A1A021129)
6. Nia Oktaviana (A1A021130)
7. Novia Romdani (A1A021131)
8. Nurwaidah (A1A021132)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Selama proses penyusunan tugas ini, penyusun mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
2. Ibu, Bapak, dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.
3. Teman – teman yang telah memberikan semua bantuannya.
4. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
penyusunan.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan mendapatkan ridho
dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami
harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk nanti ke depannya.
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul.....................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB 1 Pendahuluan............................................................................................................ 1
1. Latar Belakang.........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................................2
3. Tujuan Pembuatan...................................................................................................2
4. Manfaat Pembuatan.................................................................................................3
BAB 2 Pembahasan.............................................................................................................4
1. Pengertian Pasar Modal...........................................................................................4
2. Manfaat Pasar Modal...............................................................................................5
3. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia................................................................6
4. Lembaga dan Instrumen Pasar Modal di Indonesia.................................................9
5. Fungsi dan Peluang Pasar Modal di Indonesia........................................................19
6. Tantangan Pasar Modal di Indonesia.......................................................................21
7. Pengertian Pasar Uang............................................................................................25
8. Fungsi Pasar Uang..................................................................................................25
9. Karakteristik Pasar Uang........................................................................................25
10. Debitur dan Kreditur dalam Pasar Uang.................................................................26
11. Jenis – Jenis Risiko Investasi di Pasar Uang..........................................................26
12. Instrumen Pasar Uang.............................................................................................27
BAB 3 Penutup....................................................................................................................24
1. Kesimpulan..............................................................................................................24
2. Saran........................................................................................................................24
Daftar Pustaka........................................................................................................................25
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
bendungan, bandar udara, dan infrastruktur sosial lainnya. Hal ini tentu akan mendorong
i
penciptaan kekayaan negara dan tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik.
Pasar modal Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang yang dalam
perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi secara umum serta
kondisi ekonomi global dan pasar modal dunia.
Pengaruh makroekonomi tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara seketika
melainkan secara perlahan dan dalam jangka waktu yang panjang. Sebaliknya harga
saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi tersebut
karena para investor lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan makro ekonomi itu terjadi,
para investor akan memperhitungkan dampaknya baik yang positif maupun yang negatif
terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun ke depan, kemudian mengambil keputusan
membeli, menjual atau menahan saham yang bersangkutan.
Oleh karena itu harga saham lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan
variabel makroekonomi daripada kinerja perusahaan yang bersangkutan. Indeks harga
saham gabungan sebagai indikator perkembangan pasar modal Indonesia yang sekarang
bernama Bursa Efek Indonesia (BEI) membuktikan bahwa kondisi makro ekonomi dan
kondisi ekonomi global menyebabkan IHSG mengalami pergerakan yang sangat terkait
dengan keadaan tersebut.Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pergerakan IHSG
adalah kondisi politik dan keamanan negara. Tulisan ini membahas tentang sejarah,
perkembangan dan tantangan pasar modal Indonesia dimasa yang akan datang.
ii
1.4 MANFAAT PEMBUATAN
Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat membantu para mahasiswa untuk
memahami tentang pasar modal, fungsi layanan pasar modal, dan tantangan pasar modal.
BAB II
PEMBAHASAN
iii
Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
Adapun pengertian Pasar Modal menurut Para Ahli sebagai berikut:
1) Widoatmodjo (2012: 15). Pengertian pasar modal adalah di mana yang
diperjualbelikan dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam
investasi lebih dari satu tahun.
2) Irham (2011: 34). Pengertian pasar modal adalah sebuah pasar tempat dana-
dana modal seperti ekuitas serta utang diperdagangkan.
3) Martalena dan Malinda (2011: 2). Pengertian pasar modal adalah tempat
bertemunya permintaan dan penawaran terhadap modal, baik bentuk ekuitas
maupun jangka panjang.
4) Fahmi dan Hadi (2009: 41). Pengertian pasar modal adalah tempat menjual
saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut untuk
memperkuat modal perusahaan.
5) Sunariyah (2006: 5). Pengertian pasar modal adalah tempat pertemuan antara
penawaran dengan permintaan surat berharga.
6) Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin (2006: 1). Pengertian pasar
modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, misalnya seperti hutang, ekuitas (saham), maupun instrumen
lainnya.
7) Suad Husnan (2005: 3). Pengertian pasar modal adalah pasar untuk berbagai
instrumen keuangan dalam jangka panjang yang bisa diperjualbelikan.
iv
2. Bagi Investor
v
aktivitas pasar midal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta.
Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang
dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda
mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu
sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik- baiknya. Para
penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.
Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar midal.
Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia
yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama
Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai
perdagangan. Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi
perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa
Batabia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun
1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di
Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.
vi
Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan
banyak warga begara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebyut
makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan
Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya
aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-
undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari
Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan
Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda
yangberoperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang
Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan.
Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan
atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang
bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham melalui
pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga,
dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan perbankan
termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar midal antara
lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan
Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal
meliputi pokok-pokok:
1. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
Diperkenalkan Bursa Paralel;
2. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang
sebelumya dipungut oleh Bapepam;
3. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
4. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk;
5. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum
ditiadakan;
vii
6. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30
hari sejak dilengkapinya persyaratan;
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek
Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya
fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Pada bulan Agustus 1997 krisis moneter yang melanda negara Asia seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Singapura menyebabkan penurunan
nilai mata uang negara-negara Asia terhadap Dollar Amerika. Untuk menstabilkan
Rupiah, Bank Indonesia pada saat itu menaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Tingginya suku bunga berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor tidak
lagi tertarik menanam dananya di Pasar Modal, karena total return yang dihasilkan
lebih kecil dari bunga deposito. Akibatnya harga-harga saham di pasar modal
mengalami penurunan drastis. Kemerosotan pasar saham ditunjukkan oleh IHSG yang
turun dari 750,83 poin pada tanggal 8 Juli 1997 menjadi 278,95 poin pada tanggal 28
September 1998. IHSG mulai mengalami peningkatan pada bulan Oktober 1998
menembus angka diatas 300 poin (Jogiyanto, 2014). Pasca krisis moneter tersebut,
pasar modal Indonesia secara umum mengalami perkembangan yang signifikan.
Bahkan pada tahun 2009 pasar modal Indonesia merupakan yang terbaik di ASEAN
dan menempati peringkat ke-2 di Asia Pasifik meskipun beberapa kali mengalami
fluktuasi yang cukup berat seperti saat krisis global tahun 2008.
Saat ini, tugas dan fungsi Bappepam-LK digantikan oleh Lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-Undang Repblik Indonesia Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, terhitung mulai tanggal 31 Desember
2012
viii
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan di
dirikan oleh Pemerintah Indonesia pada
16 Juli 2012 berdasarkan UU
No. 21 Tahun 2011 merupakan lembaga
yang independen yang mempunyai
fungsi, tugas dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan terkait
dengan keuangan di Indonesia.
Struktur Organisasi
ix
Fungsi dan Tugas Pokok
x
jasa keuangan; dan
k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisioner
modal adalah institusi atau lembaga yang turut serta mendukung pengoperasian
pasar modal. Selain itu, mereka juga bertugas dan berfungsi untuk memberikan
pelayanan kepada pegawai dan masyarakat umum.
Lembaga penunjang pasar modal terdiri dari Biro Administrasi Efek, Bank
Kustodian, Wali Amanat, dan Pemeringkat Efek.
B. Bank Kustodian
Bank kustodian berarti lembaga yang bertanggung jawab untuk
mengamankan aset keuangan perusahaan maupun perorangan. Kustodian
bertindak sebagai penitipan kolektif dari aset, seperti saham, obligasi, dan
penagih hasil penjualan serta menerima deviden.
Di Indonesia, contoh bank kustodian di antaranya adalah PT Bank
xi
Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk.
C. Wali Amanat
Wali amanat adalah layanan jasa yang diberikan kepada
pemegang efek untuk menjadi wali investor dalam penerbitan suatu efek
yang bersifat utang.
D. Pemeringkat Efek
Pemeringkat Efek adalah lembaga yang didirikan atas inisiatif
BAPEPAM dan Bank Indonesia pada 21 Desember 1993. Lembaga ini
bertujuan untuk menyediakan peringkat atas risiko yang objektif,
independen, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Instrumen:
Produk-produk investasi yang ditawarkan kepada investor di pasar modal
adalah:
1. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Membeli saham tidak ubahnya
dengan menabung. Imbalan yang akan diperoleh dengan kepemilikan saham
adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Tidak
terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham biasa sangat besar, tetapi
tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya.
Bila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar maka ada
kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar
xii
pula. Karena laba yang besar tersebut menyediakan dana yang besar untuk
didistribusikan kepada pemegang saham sebagi dividen. Saham memberikan
kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga.
Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif
paling tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal
memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut.
Secara normal, artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi
pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita
capital loss. Keuntungan lainnya adalah capital gain akan diperoleh bila ada
kelebihan harga jual diatas harga beli. Ada kaidah-kaidah yang harus dijalankan
untuk mendapat capital gain. Salah satunya adalah membeli saat harga turun dan
menjual saat harga naik.
Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga.
Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif paling
tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal memiliki hak
klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut. Secara normal,
artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya
dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss.
A. Saham Biasa
Jenis ini sangat umum di kalangan masyarakat. Saham biasa merupakan
saham yang biasa kita lihat ditawarkan di bursa efek. Saham ini akan
memberikan keuntungan berupa dividen dan capital gain.
B. Saham Prefen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham
biasa. Disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki
karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham
preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya
saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian
dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan
dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki
didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya.
xiii
2. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah
selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi.
Pada dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito
berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi
memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan
dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih
antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan untuk
menentukan penghasilan obligasi disebabkan oleh
xiv
setelah 1 Januari 2005 dengan harga konversi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi tidak
ubahnya dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung tidak dapat
diperjualbelikan; sebaliknya obligasi konversi dapat diperjualbelikan.
Pilihan terhadap alat investasi ini karena mampunya memberikan
penghasilan optimal sebab obligasi konversi bisa digunakan sebagai
obligasi atau saham. Bila suku bunga yang ditawarkan obligasi konversi
lebih tinggi dari suku bunga bank atau perusahaan tidak membagikan
dividen yang besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu
mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten berhasil
mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi dividen yang
lebih besar daripada bunga obligasi konversi, pemegang obligasi konversi
lebih baik mengonversi obligasinya menjadi saham guna mendapatkan
dividen.
xv
memperoleh kesempatan itu.
3. Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan
bahwa pemiliknya menitipkan uang
kepada pengelola reksa dana
(manajer investasi) untuk
digunakan sebagai modal
berinvestasi. Melalui dana reksa ini
nasihat investasi yang baik “jangan
menaruh semua telur dalam satu
keranjang” bisa
dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana adalah
melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi yang
diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan,
pertumbuhan, dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang
memberikan dividen/bunga ada ditangan manajer investasi.
xvi
mendistribusikan capital gain ini, tapi
menambahkannya pada nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih adalah
perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan manajer
investasi dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.
Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini
sangat tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa dana terbuka
akan dibeli kembali dengan harga nilai aktiva bersih baru. Reksa dana
tertutup tidak akan dibeli kembali oleh penerbitnya. Setelah terjadi
transaksi di pasar perdana, selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan
di pasar sekunder. Harga yang terbentuk merupakan pertemuan dari
permintaan dan penawaran. Harga inilah yang merupakan nilai aktiva
bersih yang baru.
4. ETF (Exchange Traded Fund)
ETF atau Exchange traded fund adalah instrumen investasi yang
menyatukan sifat dari reksa dana dan saham. ETF merupakan hampir sama
seperti reksa dana karena pengumpulan dana dilakukan secara kolektif tapi
instrumen ini diperjualberikan secara realtime melalui bursa seperti instrumen
saham.
Oleh sebab itu, sistem ini sangat menarik untuk diversifikasi portofolio
jangka panjang anda apalagi management fee dari instrumen ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan reksa dana.
Instrumen ini juga semakin menarik dengan fleksibilitas yang tinggi
karena penjualan secara real-time mengikuti naik turun harga bursa. Oleh sebab
itu, instrumen ini semakin banyak diminati masyarakat dari waktu ke waktu.
5. Derivatif
Derivatif adalah instrumen pasar modal turunan dari efek utama.
Derivatif sendiri memiliki beberapa jenis yaitu opsi, right, dan warrant.
Jenis-jenis instrumen derivatif ini terdapat beberapa di pasar modal
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, mari kita bahas berbagai
jenis deratif yang ada di pasar modal.
xvii
A. Opsi
Opsi adalah jenis derivatif yang dikeluarkan oleh suatu pihak atau
lembaga untuk memberikan hak kepada pihak tertentu untuk menjual atau
membeli sebuah saham pada saat momen harga yang telah ditentukan
sebelumnya.
B. Right
Right adalah hak pemegang saham baru yang akan dikeluarkan
oleh emiten yang harus menawarkan hak tersebut kepada pemegang
saham lama terlebih dahulu. Dalam right, saham dapat dibeli dengan
harga yang lebih mudah dibandingkan tanpa right. Pihak yang memiliki
hak ini dapat menjual right yang mereka miliki apabila mereka tidak ingin
menggunakan hak tersebut.
C. Warrant
Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan
dengan memberikan hak kepada investor untuk membeli saham
perusahaan dengan persyaratan seperti harga, jumlah dan masa berlaku
tertentu.
Emiten biasanya akan mengeluarkan warrant bersamaan dengan
surat berharga lain seperti obligasi dan saham yang ditujukan untuk
menarik investor mau menanamkan modal mereka ke perusahaan
penerbit warrant.
xviii
perusahaanlain, lembaga, atau oleh pemerintah.
2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, sahamsaham yang telah dibeli akan
memberikan deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para
pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar
modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
3. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.
4. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya
industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
5. Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan
dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak
ini akan meningkatkan pendapatan negara.
6. Sebagai indikator perekonomian negara
Aktivitas dan volume penjualan /pembelian di pasar modal yang semakin
meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan
berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.
xix
kelas menengah (middle class atau consuming class) merupakan golongan
masyarakat yang mampu melakukan aktifitas konsumsi dan investasi. Bahkan
pada tahun 2030, Indonesia diprediksikan akan memiliki 135 juta orang yang
masuk dalam golongan kelas menengah (consuming class), 113 juta orang yang
masuk dalam golongan tenaga kerja berketrampilan, dan lebih hebatnya lagi,
Indonesia diprediksikan akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke- 7 di
dunia (Riset McKinsey 2012, dalam presentasi Direktur Pengembangan Bisnis
BEI, Friderica Widyasari Dewi, di FEUI).
Sayangnya, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tidak didukung
oleh pengetahuan berinvestasi di pasar modal yang memadai. Sebuah riset
monthly middle class monitoring pada majalah pemasaran terkemuka di
Indonesia (Majalah Marketeers) mengungkapkan bahwa mayoritas kelas
menengah di Indonesia melakukan investasi jangka pendek, namun hanya
segelintir orang saja yang melakukan investasi jangka panjang di pasar modal.
Bahkan, pada riset mengenai tipe investasi yang dimiliki oleh kelas menengah
Indonesia pada tahun 2012 (n=600) mengungkap fakta bahwa kelas menengah ini
hanya melakukan investasi sebesar 5,5% pada instrumen saham dan obligasi di
pasar modal. Persentase lainnya tersebar pada rekening tabungan (87, 3%),
properti (49,5%), asuransi dengan manfaat investasi (48,8%), tabungan berencana
(24,2%), emas (20%), deposito berjangka (19,5%), asuransi (19%),
dan perhiasan (7,8%).
Eksistensi dan potensi meningkatnya kelas menengah sebaiknya dapat
dimanfaatkan para pemangku kebijakan untuk menciptakan daya tarik pasar
modal sebagai sarana berinvestasi kepada masyarakat kelas menengah. Dengan
demikian, Indonesia dapat mentransformasi masyarakatnya dari saving society
menjadi investing society. Hal tersebut tentu akan berdampak pada meningkatnya
perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Untuk meningkatkan peranan pasar modal dan pemberdayaan kelas
menengah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomiIndonesia, ada beberapa
kebijakan yang perlu diimplementasikan. Pertama, pembenahan peraturan dan
penegakan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 sesuai dengan
xx
perkembangan praktik pasar modal saat ini. Kedua, pemberdayaan investor lokal
(dalam hal ini dapat juga dilakukan pemberdayaan kelas menengah dengan
melakukan persuasi untuk berinvestasi di pasar modal). Ketiga, peningkatan
edukasi pasar modal kepada perusahaan-perusahaan. Keempat, pemberian
insentif bagi perusahaan go public. Kelima, peningkatan likuiditas pasar modal
dan pengembangan instrumen serta pasar derivatif.
Dengan upaya peningkatan kinerja dan peran pasar modal dalam
mendukung pendanaan proyek perusahaan swasta dan pemerintah, maka
perekonomian Indonesia akan terus tumbuh dan mampu menjadi negara dengan
ekonomi terbesar ke-7 di dunia di tahun 2030.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan tahun 2021 merupakan tahun yang cukup
sulit, karena Indonesia terkena serangan gelombang kedua pandemi Covid-19 dengan
kedatangan varian delta. Namun, sejumlah indikator ekonomi tetap menunjukan hasil
yang baik.
Kinerja ekonomi inilah yang harus ditingkatkan di 2022, meskipun kita tahu
masih akan banyak tantangan dihadapi baik omicron, baik itu kenaikan inflasi, baik
xxi
tapering off, baik kehilangan kontainer dimana-dimana, baik negara-negara lain yang
mengalami kelangkaan energi, ini akan mengganggu ekspor kita," jelasnya saat
membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/1/2022).
Jokowi juga bersyukur Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat tumbuh
dengan return 10,1 persen sepanjang 2021. Angka tersebut menurutnya cukup tinggi jika
dibandingkan dengan sejumlah negara Asean lain, seperti Singapura tumbuh 9,8 persen,
Malaysia minus 3,7 persen, dan Filipina minus 0,2 persen.
Jumlah orang yang masuk ke bursa, investor pasar modal ini juga naik sangat
tinggi sekali di 2017 disampaikan oleh Ketua OJK 1,1 juta, hari ini mencapai 7,4 juta
investor, utamanya investor ritel, yang banyak dari anak-anak muda, milenials, gen z,
semuanya masuk ini diharapkan terus membesar, dan akah memberikan dorongan
pertumbuhan ekonomi negara kita," paparnya.
"Pertama, ada varian baru omicron di beberapa negara. Ini menjadi perhatian.
Kedua, kita mempunyai pembiayaan proyek strategis yg jumlahnya cukup besar, yang
harus kita pikirkan, bagaimana pembiayaan, terutama infrastruktur termasuk bagaimana
kita menciptakan lapangan kerja," ujar Wimboh. Tantangan selanjutnya menurut
Wimboh adalah normalisasi kebijakan negara maju. Menurutnya, hal ini tidak boleh
diabaikan. Selain itu, dia menyebut inflasi di beberapa negara telah meningkat.
Tantangan keempat, adalah agenda global penurunan emisi karbon. Indonesia, memiliki
komitmen untuk penurunan emisi karbon. Selanjutnya, adalah tantangan digitalisasi,
xxii
karena ada ekses yang menurutnya harus ditangani. Terakhir, dia menilai Indonesia perlu
memikirkan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, penduduk Indonesia
bertambah banyak, tetapi, suatu saat akan over capacity.
"Ini bagaimana kita bisa menghadapi itu. Ini semua sudah menjadi agenda presidensi
indonesia di G-20, sehingga pasar modal harus menjawab tantangan itu," ujarnya.
xxiii
penerimaan dan pengeluaran dana. Bagi para investor, pasar uang terutama untuk mencari
keamanan dan likuiditas di samping peluang untuk memperoleh pendapatan bunga.
2.9 Debitur dan Kreditur Pasar Uang
Menentukan siapa debitur (borrrower) dan siapa kreditur (leader) dalam pasar uang
agak sulit, karena kadang perusahaan atau lembaga-lembaga yang sama beroperasi di kedua
sisi pasar uang, yaitu dalam waktu yang sama bisa sebagai debitur dan juga kreditur.
Lembagalembaga yang biasanya ikut bermain di dua sisi pasar uang adalah bank-bank besar,
lembaga-lembaga keuangan non bank, lembaga-lembaga pemerintah. Bahkan kadang
bankbank sentral dapat menjadi pemasok dana yang agresif di pasar uang dan mengambil
posisi sebaliknya pada esok harinya.
xxiv
berharga tersebut memberi risiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrumen pasar
uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.
xxv
tempo maka mereka dapat menjualnya kepada lembaga keuangan atau kepada investor
lainnya. Di samping itu, deposito berjangka selalu diterbitkan dengan atas nama sementara
CD atas unjuk.
4. Banker’s Acceptance
Banker’s Acceptance (BA) merupakan wesel bank yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta
asing yang diberi tanda “accepted” apabila bank menyetujui wesel tersebut, dan dapat
diperjualbelikan di pasar uang sebagai salah satu sumber pendanaan jangka pendek. BA
merupakan instrumen jangka pendek yang dapat dipindahtangankan. BA pada dasarnya
memberikan alternatif untuk mendapatkan kredit pada saat barangbarang yang diekspor
dikapalkan untuk segera dikirimkan ke luar negeri. BA pada umumnya digunakan pada
proses L/C dalam perdagangan luar negeri. Jangka waktu jatuh tempo BA berkisar antara
30 hari sampai 180 hari.
5. Bill of Exchange
Bill of exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh
seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan
atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau pembawa. Surat wesel harus
berisikan hal-hal sebagai berikut, dalam kaitannya dengan penarikan wesel ini:
e. Nama orang atau pihak lain yang ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.
Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari.
6. Repurchase Agreement (Repo)
xxvi
Repo merupakan transaksi jual beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang telah dijual tersebut pada tanggal
dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat berharga yang sering
digunakan untuk transaksi Repo adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto. misalnya SBI, SPBU, CD dan T-Bills.
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI pada dasarnya merupakan surat berharga atas unjuk dalam satuan uang Rupiah yang
diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang jangka
pendek.
SBI sebagai piranti operasi pasar terbuka digunakan untuk mengendalikan moneter untuk
mengendalikan moneter melalui lelang harian.
Tujuan bank dan lembaga keuangan lainnya membeli SBI adalah sebagai alternatif
kelebihan dananya untuk memeperoleh pendapatan, dan apabila memerlukan dana maka
SBI dapat dijual kepada lembaga lain atau Bank Indonesia.
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjual belikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI. SBPU
berfungsi sebagi piranti pasar uang dan juga merupakan instrumen operasi pasar terbuka
dalam rangka ekspansi moneter oleh Bank Indonesia denagn menetapkan tingkat diskonto
SBPU. Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibagi sebagai berikut:
1) Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari
bank untuk membiayai kegiatan tertentu.
2) Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.
1) Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka
transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank.
xxvii
2) Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka
pemebrian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
9. Call Money
Call Money merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar
uang. Pasar uang antarbank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara
satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, mahasiswa paham akan fungsi layanan dan
tantangan pasar modal Indonesia
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
https://landx.id/blog/kenali-4-instrumen-pasar-modal ,
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2021/12/02/101733426
/
pengertian-pasar-modal-fungsi-dan-pelaku-yang-terlibat ,
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20220103/7/1484659/ini-
tantangan-pasar-modal-tahun-2022-versi-presiden-jokowi
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta: Salemba Empat
Jogiyanto, Hartono. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE, 2014.
OJK.co.id
xxix