Anda di halaman 1dari 31

”PEGADAIAN DAN KOPERASI”

MAKALAH

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Dosen Pengampu:Dean Subhan Saleh, SE, MM

Oleh:

KELOMPOK 4
AI SOFA MUTMAINAH (030122001)

DARIN SAFISKA RIZKI (030222032)

FIKRI MUHAMMAD YASIN (030222008)

LISTYA HAFIDZ (030122016)

SITI AZZAHRA PUTRI MISBACH (030122044)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR.KHEZ MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT. Atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk

memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan lah

penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam

penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan

hidayah bagi keikhlasan dan ketulusan atas dukungannya.

Sangatlah penting untuk disadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan di dalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat

membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

Purwakarta, 2 Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... iv
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. iv
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 6
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 7
2.1 Pengertian Pegadaian............................................................................................................. 7
2.2 Sejarah Pegadaian.................................................................................................................. 7
2.3 Struktur Pimpinan dalam Pegadaian ..................................................................................... 8
2.4 Kegiatan Usaha Pegadaian .................................................................................................... 9
2.5 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai ................................................................... 12
2.6 Manfaat Pegadaian .............................................................................................................. 15
2.7 Pegadaian Syariah ............................................................................................................... 17
2.8 Koperasi Simpanan Pinjaman............................................................................................. 18
2.9 Sumber-Sumber Dana Koperasi .......................................................................................... 19
2.10 Jenis Jenis Koperasi ........................................................................................................... 20
2.11 Keuntungan Koperasi ........................................................................................................ 24
2.12 Pendirian Koperasi ............................................................................................................ 25
BAB III.......................................................................................................................................... 29
PENUTUP ..................................................................................................................................... 29
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 29
3.2 Saran .................................................................................................................................... 30

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin

meningkat. Salah satu instansi keuangan yang dapat diandalkan oleh masyarakat

adalah Pegadaian dan koperasi. Pegadaian merupakan perusahaan milik negara yang

bergerak di bidang jasa keuangan dengan fokus pada kegiatan gadai, sedangkan

koperasi merupakan badan usaha yang dimiliki dan dikelola oleh anggota yang

memiliki kesamaan kepentingan.

Dalam beberapa tahun terakhir, peran Pegadaian dan koperasi semakin diakui

dalam membantu masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah,

untuk memperoleh akses keuangan yang memadai. Hal ini merupakan langkah positif

dalam upaya pemerataan ekonomi di Indonesia.

Namun, di sisi lain, masih terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh

Pegadaian dan koperasi, seperti adanya persaingan yang ketat dengan lembaga

keuangan lain, perubahan regulasi yang dapat mempengaruhi operasional, serta

tingginya tingkat pemahaman masyarakat mengenai produk dan layanan yang

ditawarkan.

4
Penulis merasa perlu untuk menggali lebih dalam mengenai peran Pegadaian

dan koperasi dalam memberikan akses keuangan kepada masyarakat. Dengan

demikian, melalui makalah ini, penulis ingin memberikan gambaran yang

komprehensif mengenai peranan Pegadaian dan koperasi dalam membantu memenuhi

kebutuhan keuangan masyarakat, serta menjelaskan permasalahan dan solusi yang

mungkin dapat diambil untuk meningkatkan peran mereka dalam mendukung

perekonomian masyarakat.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pegadaian?

2. Bagaimana sejarah pegadaian?

3. Bagaimana kegiatan pegadaian?

4. Apa itu manfaat pegadaian?

5. Apa itu pegadaian syariah?

6. Apa itu pengertian koprasi simpan pinjam?

7. Apa itu sumber - sumber dana koprasi?

8. Apa itu jenis - jenis koprasi?

9. Bagaimana pendirian koprasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian pegadaian

2. Untuk mengetahui sejarah pegadaian

3. Untuk mengetahui kegiatan pegadaian

4. Untuk mengetahui manfaat pegadaian

5. Untuk mengetahui pegadaian syariah

6. Untuk mengetahui tentang pengertian koprasi simpan pinjam

7. Untuk mengetahui sumber - sumber dana koprasi

8. Untuk mengetahui jenis - jenis koprasi

9. Untuk mengetahui pendirian koprasi

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pegadaian

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak

yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang

bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang

mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.

Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang

untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang

apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh

tempo.1 Dengan bahasa mudahnya, gadai merupakan proses meminjam dana oleh

seseorang kepada sebuah lembaga (perum pegadaian) dengan memberikan jaminan

berupa barang bergerak, seperti BPKB sepeda motor, mobil, dan lain sebagainya.

2.2 Sejarah Pegadaian

Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu negara-negara

Italia, Inggris, dan Belanda. Pengenalan usaha pegadaian di Indonesia diawali pada

masa awal masuknya kolonial Belanda, yaitu sekitar akhir abad ke-19, oleh sebuah

bank yang bernama Bank Van Lening.2 Pada zaman kemerdekaan, pemerintah

Republik Indonesia mengambil alih usaha Dinas Pegadaian dan mengubah status

pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian berdasarkan Undang-Undang

No 19 Prp. 1990. Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969 berdasarkan

7
Peraturan Pemerintah RI No 7 Tahun 1969 PN Pegadaian berubah menjadi

Perusahaan Jawatan (Perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990 Perjan

Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. (Kasmir, 2008).

2.3 Struktur Pimpinan dalam Pegadaian

Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan direksi yang

terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari masing-

masing anggota dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa jabatan

tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping dewan

direksi yang bertugas menjalankan dan mengelola kegioatan usaha, Perum pegadaian

juga mempunyai sebuah dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk

mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum pegadaian agar selalu sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya untuk membantu

masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar hukum gadai. Dewan juga

bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan Perum Pegadaian agar

badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat memberatkan keuangan negara.

Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan diberhentikan oleh

presiden atas usul Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan

dengan Perum Pegadaian, Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat

Jenderal.

8
2.4 Kegiatan Usaha Pegadaian

Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara

lain :

1. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan

usahanya berasal dari :

a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan Dana jangka pendek sebagian besar

adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang

dihimpun).

b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang

kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan

diterima di muka, dan lain-lain).

c. Penerbitan obligasi Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 kali

menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan

pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan penerbitanyang

kedua kalinya adalah pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga

sampai dengan tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp

50 miiliar.

9
d. Modal sendiri Modal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari :

I. Modal awal ; kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliar

II. Penyertaan modal pemerintah

III. Laba ditahan : laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak

perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.

2. Penggunaan Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai

kegiatan usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :

a. Uang kas dan dana likuid lain

b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris

c. Pendanaan kegiatan operasional

d. Penyaluran dana

e. Investasi lain.

3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian

Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh Perum

Pegadaian :

a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai

Jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan masing-masing peminjam

sangat dipengaruhi opleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan.

Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan

10
pinjaman uang tunai dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan

jaminanbenda bergerak (perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan,

barang elektronik, dan sebagainya) dengan prosedur mudah dan layanan

cepat.

b. Penaksiran nilai barang

Jasa ini diberikan oleh perum pegadaian karena perusahaan ini

mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah

berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan

digadaikan. Atas jasa penaksiran yang diberikan, perum pegadaian

memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.

c. Penitipan barang

Perum pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena

perusahaan ini mempunyai

d. Jasa lain

I. Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk koin yang bisa

digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.

II. Krasida yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai yang diberikan kepada para

pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas

dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.

III. Kreasi yaitu Kredit Angsuran Fidusia, pinjaman kepada para pengusaha

mikro dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan konstruksi

11
penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan

melalui angsuran.

IV. Kresna atau Kredit Serba Guna merupakan pemberian pinjaman kepada

pegawai / karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan

pengembalian secara angsuran.

V. Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual

perhiasan emas dengan sertifikat.

2.5 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai

1. Macam-macam Barang yang Dapat Digadaikan

Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi :

a. Barang perhiasan Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan,

mutiara, dan batu mulia.

b. Kendaraan Mobil, sepeda motor, sepedda, dan lain-lain

c. Barang elektronik Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video

player, televisi, dan lain-lain.

d. Barang rumah tangga Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-

lain.

e. Mesin-mesin

f. Tekstil

g. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

12
2. Cara Penaksiran

Megingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai

barnag yang akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon

peminjam terklebvih dulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir.

Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan

khusus dan berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-barang yang

akan digadaikan. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis

barangnya adalah sebagai berikut :

a. Barang kantong

Emas

i) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran

logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk

keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga

yang terjadi

ii) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat

iii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

Permata

i) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapakan

oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan

pasarpermata yang ada

ii) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata

iii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.

13
b. Barang Gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)

I. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga

pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan

perkembangan harga yang terjadi.

II. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran,.

3. Pemberian Pinjaman

Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan

besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, maka

petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan

jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai

taksiran, dan persentase ini juga telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian

berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.

4. Pelunasan

Nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus

menunggu tanggal jatuh tempo. Pelunasan pinjaman besesrta sewa modalnya

(bunga) dibayarakan langsung ke kasir disertai surat gadai.Setelah adanya

pelunasan atau penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang

lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

14
5. Pelelangan

Pelelangan adalah penjualan barang yang digadai, dilakukan oleh

Perum pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka apabila hal-hal

berikut ini terjadi :

a. Pada saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus

barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai

alasan, dan

b. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak

memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.

Hasil pelelangan barang akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban

nasabh berupa:

a. Pokok pinjaman

b. Sewa modal atau bunga

c. Biaya lelang.

2.6 Manfaat Pegadaian

Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga

keuangan lainnya adalah :

1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga.

Hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;

2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk

memenuhinya;

15
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa

aja, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

Selain keuntungan tersebut, manfaat yang bisa diperoleh nasabah adalah :

1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah

berpengalaman dan dapat dipercaya;

2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang

diberikan kepada nasabahnya adalah :

1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam

dana;

2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah

pemeroleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian;

3. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara

yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada

masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif

sederhana.

4. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh

Perum Pegadaian digunakan untuk :

a. Dana pembangunan semesta (55%)

16
b. Cadangan umum (20%)

c. Cadangan tujuan (5%)

d. Dana sosial (20%).

2.7 Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah Adalah suatu wadah untuk menjaminkan barang

berlandaskan dasar syariat Islam. Pada dasarnya, produk berbasis syariah memiliki

karakteristik, seperti tidak menerapkan bunga karena riba. Barang yang dijadikan

jaminan dalam gadai syariah, biasanya memiliki nilai ekonomis sesuai jumlah uang

yang akan dipinjam. Pegadaian syariah mulai beroperasi sejak 2003. Sampai Oktober

2015, jumlah gerai pegadaian syariah mencapai 611 cabang di seluruh Indonesia.

Dalam ketentuannya, apabila pengembalian dana oleh peminjam melewati batas

waktu akad, barang jaminan akan dijual ke masyarakat. Nasabah atau peminjam uang

tidak akan dikenakan bunga, melainkan jasa penitipan barang jaminan.

Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti:

a. Tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba

b. Menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang

diperdagangkan .

17
c. Melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil

Pegadaian syariah atau biasa dikenal dengan istilah rahn, dalam

pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau mudharabah

(bagi hasil). Sebagai penerima gadai atau disebut Mutahim, penggadai akan

mendapatkan Surat Bukti Rahn (Gadai) berikut dengan akad pinjam-meminjam yang

disebut akad gadai syariah dan akad sewa tempat (ijarah). Dalam akad gadai syariah

disebutkan bila jangka waktu akad tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui

agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan

akad sewa tempat (ijarah) merupakan kesepakatan antara penggadai dengan penerima

gadai untuk menyewa tempat untuk penyimpanan dan penerima gadai akan

mengenakan jasa simpan.

2.8 Koperasi Simpanan Pinjam

Lembaga keuangan yang dikenal dengan nama koperasi simpan pinjam

merupakan bentuk badan usaha yang berbeda dengan bank, dimana kegiatan

usahanya meliputi penerimaan simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada

anggota. Definisi koperasi simpan pinjam dan contohnya sudah diatur dalam

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Usaha Lembaga Keuangan Mikro.

Selain itu, koperasi simpan pinjam juga diatur oleh Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, yang menggantikan Undang-Undang Nomor

18
25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Sebagai lembaga keuangan mikro, KSP

memberikan pinjaman modal kepada anggota yang membutuhkan. KSP seringkali

disebut dengan sebutan KSP atau Kospin Jasa.

2.9 Sumber-Sumber Dana Koperasi

1) Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari koperasi itu sendiri atau modal

yang menanggung risiko. Modal sendiri terdiri dari:

a. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyakanya dan

wajib dibayar oleh anggota koperasi kepada koperasi pada saat masuk menjadi

anggota koperasi.Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan masih berstatus sebagai anggota. Nilai atau besaran simpanan

pokok diatur dan ditetapkan dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga

koperasi yang bersangkutan.

b. Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama

jumlahnya dan wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan

kesempatan tertentu.

19
c. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan

sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan

menutupi kerugian koperasi yang mungkin terjadi atau bila diperlukan. Dana

cadangan juga dimaksudkan bagi jaminan koperasi di masa yang akan datang

dan diperuntukkan bagi perluasan usaha. Pemupukan dana cadangan

ditetapkan dalam rapat anggota.

d. Hibah

Hibah adalah sumbangan dari pihak-pihak tertentu yang diserahkan

kepada koperasi sebagai upaya ikut serta mengembangkan usaha koperasi.

2.10 Jenis Jenis Koperasi

 Koperasi Berdasarkan Fungsinya

a. Koperasi Konsumsi

Koperasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para

anggotanya. Barang yang dijual di koperasi ini harganya harus lebih murah

dibandingkan di tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk mensejahterakan

anggotanya.

20
b. Koperasi Jasa

Fungsinya adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk

pinjaman kepada para anggotanya. Tentu bunga yang dipatok harus lebih

rendah dari tempat meminjam uang yang lain.

c. Koperasi Produksi

Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan baku,

penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu

serta membantu menjual dan memasarkan hasil produk tersebut.Ada baiknya

anggotanya terdiri dari unit produksi yang sejenis. Semakin banyak jumlah

penyediaan barang maupun penjualan barang maka semakin kuat daya tawar

terhadap penyuplai dan pembeli.

 Koperasi Berdasarkan Tingkat dan Luas Daerah Kerja

a. Koperasi Primer

Koperasi primer adalah koperasi yang memiliki anggota minimal

sebanyak 20 orang perseorangan.

b. Koperasi Sekunder

Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-

badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan

dengan koperasi primer.

21
Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi:

a) Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi

primer.

b) Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat

c) Induk koperasinya adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3

gabungan koperasi.

c. Koperasi Tersier

Koperasi tersier disebut juga induk koperasi yang beranggotakan koperasi-

koperasi sekunder dan berkedudukan di ibukota negara.

 Koperasi Berdasarkan Keanggotaannya

a. Koperasi Unit Desa (KUD)

KUD adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan. Koperasi ini

menjalankan kegiatan usaha ekonomi pedesaan terutama pertanian. Untuk itu,

kegiatan yang dilakukan kegiatan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat

pemberantas hama tanaman, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian

b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Koperasi Pegawai Republik Indonesia adalah koperasi yang beranggotakan

para pegawai negeri. Sebelum disebut KPRI, koperasi ini bernama Koperasi Pegawai

22
Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama meningkatkan kesejahteraan para pegawai

negeri (anggota) KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi.

c. Koperasi Sekolah

Koperasi sekolah memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru,

karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan

kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-

lain.Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata sebagai kegiatan

ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa antara lain

berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran.

 Koperasi Berdasarkan Komoditinya

a. Koperasi Pertambangan

Koperasi pertambangan adalah koperasi yang menjalankan usaha

dengan menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung

tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber-sumber alam

tersebut.

b. Koperasi Pertanian

Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha dengan komoditi

pertanian tertentu.

23
c. Koperasi Peternakan

Koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan

komoditi peternakan tertentu.

d. Koperasi Industri

Koperasi industri adalah koperasi yang melakukan usaha dalam bidang

industri atau kerajinan tertentu.

2.11 Keuntungan Koperasi

 Koperasi memunculkan insentif untuk bekerja. Setiap anggota memiliki

kepentingan dan keuntungan bersama dalam koperasi sehingga mereka lebih

tertarik dengan kinerjanya. Mereka dapat meningkatkan motivasi staf dan

produktivitas tenaga kerja.

 Manfaat bersama. Koperasi dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip yang

bertanggung jawab secara sosial, yang mengarah pada keuntungan untuk

semua anggota, tidak hanya untuk pemilik seperti dalam perusahaan. Dengan

demikian, koperasi menciptakan keuntungan sosial yang dapat dinikmati oleh

masyarakat luas.

 Masing-masing anggota memiliki kekuatan pengambilan keputusan yang

sama. Anggota memiliki hak untuk menjalankan koperasi. Ada sistem

demokrasi karena anggota memiliki hak suara yang sama. Kesetaraan ini

dapat memacu komitmen dan motivasi anggota.

24
 Dukungan publik yang besar. Keuntungan lain dari koperasi adalah bahwa

cenderung ada dukungan publik. Orang-orang ingin membantu koperasi

sukses karena mereka percaya pada ini akan menghasilkan kemakmuran yang

lebih luas.

2.12 Pendirian Koperasi

Tata cara pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen Koperasi dan

UKM No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian. Pendirian

koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian yang dihadiri para pendiri

dan dihadiri oleh pejabat (Kementerian Koperasi dan UKM dan/atau Dinas Provinsi,

Dinas Kabupaten/Kota sesuai wilayah keanggotaannya) untuk melakukan penyuluhan

terkait koperasi.

Untuk koperasi primer dihadiri oleh 20 orang bagi pendirian koperasi primer

dan untuk koperasi sekunder dihadiri paling sedikit tiga koperasi yang diwakili oleh

pengurus atau anggotanya.

a. Rapat pendirian tersebut, membahas materi rancangan anggaran dasar.

Adapun isi dari anggaran dasar dalam akta pendirian koperasi, yaitu:

1.Daftar nama pendiri;

2. Nama dan tempat kedudukan;

3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;

25
4. Ketentuan mengenai keanggotaan;

5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota;

6. Ketentuan mengenai pengelolaan;

7. Ketentuan mengenai permodalan;

8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;

9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;

10. Ketentuan mengenai sanksi.

Setiap koperasi, wajib mencantumkan jenis koperasi pada anggaran dasar.

b. Setelah rapat pendirian selesai maka Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK)

dapat membuat akta pendirian koperasi.

c. Setelah dibuat akta pendirian koperasi maka para pendiri atau kuasa pendiri

dapat mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri dalam jangka

waktu 30 (tiga puluh) hari setelah koperasi mendapat persetujuan nama

koperasi dari sistem administrasi layanan badan hukum koperasi

(Sisminbhkop).

Apabila dalam jangka waktu tersebut koperasi tidak mengajukan akta pendirian

koperasi, maka persetujuan nama koperasi melalui Sisminbhkop kadaluarsa.

Dalam mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus

menentukan apakah bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi sekunder,

karena cara pendirian koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder.

26
Syarat koperasi primer, para pendiri koperasi mengajukan permintaan

pengesahan akta pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik kepada

Menteri dengan melampirkan:

1.Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu di antaranya bermaterai cukup;

2. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk

mengajukan permohonan pengesahan apabila ada; Surat bukti penyetoran

modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan Rencana awal kegiatan

usaha koperasi.

Syarat koperasi sekunder, hal yang harus dilakukan untuk mendirikan

koperasi sama seperti koperasi primer namun terdapat tambahan dokumen berupa:

1.Hasil berita acara rapat pendirian dan surat kuasa koperasi primer dan/atau

koperasi sekunder untuk pendirian koperasi sekunder;

2. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder

calon anggota koperasi sekunder; dan

3. Koperasi primer dan/atau sekunder calon anggota melampirkan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif.

Khusus untuk Koperasi Simpan Pinjaman juga terdapat dokumen tambahan

yang dapat dilihat pada Pasal 10 ayat (5) Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 9

tahun 2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.

27
d. Setelah pendiri atau kuasa pendiri mengajukan akta pendirian koperasi kepada

Menteri maka Menteri dapat melakukan penilaian terkait anggaran dasar serta

persyaratan administrasi lainnya. Apabila diterima Menteri akan menerbitkan

Surat Keputusan (SK) namun apabila ditolak menteri akan menerbitkan

keputusan penolakan. Dalam hal ini, yang berhak menerbitkan SK dan

keputusan terkait penolakan adalah Menteri Koperasi dan UKM.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gadai adalah hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas

suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang

berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama

orang yang mempunyai utang. Perusahaan umum pegadaian adalah satu satunya

badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan

kegiatan Lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke

masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Undang Undang Hukum

Perdata. Tugas pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar

hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan Lembaga keuangan

informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesar dari masyarakat.

Sedangkan koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan

berdasarkan asas kekeluargaan. Inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama

antara anggota dengan pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota

dan masyarakat dan membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai Gerakan

ekonomi rakyat, koperasi bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh

seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

29
Keanggotaan koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas

kepentingan Bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut

secara aktif memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan

jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi lebih menekankan pada

pelayanan terhadap kepentingan anggota baik sebagai produsen maupun konsumen.

Koperasi juga merupakan bentuk organisasi yang tujuan utamanya bukan

mencari keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggotanya dan meningkatkan

perekonomian rakyat.

3.2 Saran

Gadai dapat menjadi pilihan saat kita membutuhkan uang dengan

menggunakan jaminan berupa barang. Karena jika kita melakukan pinjaman ke pihak

lain mungkin akan tidak aman, sedangkan jika melalui gadai, akan dijamin lebih

aman dan prosesnya lebih cepat.

Kita harus meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dengan cara

meningkatkan kinerja anggota koperasi melalui pemberian training atau pelatihan

kepada anggota koperasi, kita juga bisa memodifikasi produk yang ada untuk

meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk mengkonsumsi produk dari

koperasi tersebut. Kita harus menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini sebagai

koperasi yang baik dan melalui koperasi diharapkan adanya perubahan untuk lebih

mensejahterkan masyarakat Indonesia.

30
DAFTAR PUSTAKA

Koperasi Simpan Pinjam https://pasla.jambiprov.go.id/koperasi-simpan-pinjam-

pengertian-dan-fungsinya/

Koperasihttps://amp.kompas.com/nasional/read/2022/06/05/02000001/sumber-

modal-koperasi

Pegadaian https://sg.docworkspace.com/d/sICnX2-S6AcmnsKsG?sa=00&st=0t

Pendirian Koperasi https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/560/sekilas-tentang-

syarat-dan-tata-cara-pendirian-koperasi

Keuntungan Koperasi https://cerdasco.com/apa-saja-keuntungan-dan-kerugian-

koperasi/

31

Anda mungkin juga menyukai