Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

KLASIK DAN MODERN

MAKALAH

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Ropi Marlina S.Pd., M.E.Sy

Oleh :

Kelompok 6

Dwi Andini Putri (030222007)

Khanza Maulana (030222003)

Naura Tria Ananda A (030122012)

Manajemen/Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ

MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

penulisan makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Pada

kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama

dosen pengampu Ibu Ropi Marlina S.Pd., M.E.Sy.

Makalah berjudul "Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Klasik dan Modern” ini

disusun untuk memenuhi tugas semester 3 mata kuliah Ekonomi Islam. Penulis

memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik

secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis juga menerima kritik

serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan

berikutnya.

Purwakarta, 2 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Islam ................................................................................ 3
2.2 Filsafat Ekonomi Islam .............................................................................................. 5
2.3 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Klasik dan Modern .............................................. 6
2.3.1 Fase I; Fase Pembangunan (Abad VI-XI/ Abad 1-V H) ........................................ 7
2.3.2 Fase II, Fase Cemerlang (Abad XI-XV)................................................................. 9
2.3.3 Fase III, Fase Kemunduran (Abad XV-XX/1446-1932M)................................... 10
2.3.4 Fase IV, Fase Institusionalisasi atau Pembangunan Kembali ........................... 11
2.4 Kontribusi Ekonomi Islam terhadap Ekonomi Modern ........................................... 11
BAB III ................................................................................................................................ 16
PENUTUP ........................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang universal dan komprehensif. Universal

artinya bahwa Islam diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di muka bumi

dan dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman.

Komprehensif artinya bahwa Islam mempunyai ajaran yang lengkap dan

sempurna. Kesempurnaan ajaran Islam dikarenakan Islam mengatur seluruh

aspek kehidupan manusia dan tidak hanya aspek spiritual, tetapi juga aspek

muamalah yang meliputi ekonomi, sosial, politik, hukum, dan lainnya.

Kesempurnaan Islam tidak hanya diakui oleh sesama muslim, tetapi juga

diakui oleh para ekonom Barat, diantaranya H.A.R Gibb yang mengatakan

“Islam is much more than a system of theology it’s a complete civilization”.

Oleh karena itu, maka tidak relevan bila terdapat anggapan yang memandang

bahwa Islam hanyalah sekedar agama ritual, terlebih lagi menganggapnya

sebagai sebuah penghambat kemajuan pembangunan.

Sebagai ajaran yang komprehensif, Islam meliputi 3 (tiga) pokok ajaran

yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah dan akhlak lah yang bersifat konstan,

namun syariah dapat berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan

zaman dan peradaban yang dihadapi para Rasul. Dalam syariah itu lah maka

umat muslim dapat mengatur kehidupannya dalam bermuamalat, yang tentunya

beracuan pada Al-Qur’an dan hadits.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian ekonomi islam?

2. Bagaimana filsafat ekonomi islam?

3. Bagaimana fase – fase perkembangan islam?

4. Bagaimana kontribusi ekonomi salam terhada ekonomi modern?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan tentang pengertian ekonomi Islam.

2. Menjelaskan tentang filsafat ekonomi Islam.

3. Menjelaskan fase-fase perkembangan ekonomi Islam.

4. Menjelaskan tentang kontribusi ekonomi Islam terhadap ekonomi

modern.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Islam

Save M. Dagun merumuskan bahwa ekonomi ialah suatu usaha

mempergunakan sumber daya secara rasional untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Definisi lain yang populer tentang ekonomi adalah segala aktivitas

yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi di antara orang-

orang. Dari penjabaran tersebut terlihat bahwa objek dari kegiatan ekonomi

ialah kekayaan material.

Pada dasarnya definisi ekonomi Islam tidak terlalu jauh berbeda engan

definisi ilmu ekonomi diatas. Namun, ilmu ekonomi Islam menetapkan tujuan

kegiatan ekonomi itu tidak terbatas pada kesejahteraan (kebahagiaan) dunia

yang bersifat material, tetapi juga kebahagiaan spiritual dan kesejahteraan

akhirat. Selain itu, ilmu ekonomi Islam senantiasa didasarkan kepada Al-

Qura’an dan Sunnah.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan beberapa paparan para pakar

ekonomi Islam yang terkemuka.

1. M Akram Khan merumuskan pengertian ekonomi Islam sebagai berikut,

“Islamic economics aims to the study of human falah (well-being) achieved

by organizing the resources of the earth on the basic of cooperation and

prticiption”.

3
4

“Ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang

kebahagiaan hidup manusia (human falah) yang dicapai dengan

mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar gotong royong dan

partisipasi

Definisi M. Akram Khan di atas tampaknya mengarahkan secara tegas

tujuan kegiatan ekonomi manusia Islam, yakni human falah (kebahagiaan

manusia), tentunya dengan mengikuti syariat Allah.

2. Syed Nawab Haider naqvi merumuskan definisi ekonomi Islam sebagai

berikut, “Islamic economics is the representative Muslim’s behaviour in a

typical Muslim society”.

“Ilmu ekonomi Islam adalah representasi perilaku umat Islam dalam

masyarakat muslim.

3. Prof. Dr. Muhammad Abdul Mannan dalam buku Islamics Economics,

Theory and Practice mengatakan, “Islamics Economics is social science

which studies the economics problems of a people imbued with the values

of Islam”

“Ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan social yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai

Islam”

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi Islam

dan ilmu ekonomi konvensional memiliki beberapa kesamaan yaitu

mempelajari tentang perilaku manusia dalam hal produksi, distribusi, dan

konsumsi namun ekonomi Islam berlandaskan pada syariah Islam yang


5

bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah dengan tujuan untuk memperoleh

kebahagiaan duniawi dan ukhrawi, sedangkan ekonomi konvensional hanya

bertujuan untuk memperoleh kepuasan material saja.

2.2 Filsafat Ekonomi Islam

Filsafat ekonomi merupakan prinsip dasar dari sebuah system ekonomi yang

dibangun. Filsafat ekonomi inilah yang menjadi pedoman dalam kegiatan

ekonomi. Dari filsafat ekonomi tersebut dapat dijadikan acuan peraturan dalam

menjalankan suatu kegiatan.

Dalam ekonomi Islam terdapat konsep triangle yang dijadikan sebagai

filsafat ekonomi Islam, yaitu filsafat Tuhan, manusia, dan alam. Jadi kunci

filsafat ekonomi Islam terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia

lainnya.

Hubungan manusia dengan Tuhan dirumuskan dalam tauhid, dimana

hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik

menyangkut ibadah maupun muamalah dalam rangka menciptakan pola

kehidupan yang sesui dengan kehendak Allah (QS. Az- Zumar : 38).

Dalam konteks ini, Ismail al-Faruqi mengatakan, “Tauhid lah sebagai

prinsip pertama tata ekonomi yang menciptakan Negara sejahtera yang pertama

dan Islam lah yang melembagakan gerakan sosialis pertama. Islam dengan

konsep tauhid telah melakukan lebih banyak keadilan social dan pengembalian

martabat manusia. Konsep dan pengertian yang canggih ini tidak ditemukan

dalam masyarakat barat masa kini”


6

Hubungan manusia dengan alam terlihat dalam tugas manusia sebagai

seorang halifah di bumi, yang tentunya dapat memanfaatkan sumber daya yang

banyak untuk kebutuhan hidupnya. Dalam pandangan Islam, nikmat Allah

hampir tak terbatas nikmatnya, sebagaimana dalam firman- Nya, “Dan jika

kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak bisa

menghitungnya” (QS. Ibrahim : 34).

Menurut ekonomi Islam, krisis ekonom yang dialami suatu negara bukanlah

disebabkan oleh terbatasnya sumber daya alam, melainkan dikarenakan tidak

meratanya distribusi sehingga terjadi ketidakadilan.

Hubungan manusia dengan manusia terlihat dalam anjuran untuk menjalin

persaudaraan dan bekerjasama dalam kegiatan ekonomi, dan Islam mengutuk

manusia yang berkelas-kelas.

2.3 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Klasik dan Modern

Kedudukan akal sangat penting dan tinggi dalam Islam. Agama Islam

memerintahkan manusia dapat mencari dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dengan akalnya.

Allah SWT berfirman:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah

supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran

orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad : 29)

Manusia dengan akal pikirannya dapat membuat pandangan- pandangan

atau pemikiran tentang ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya pemikiran


7

tentang ekonomi. Kedudukan kal yang penting dan tinggi di dalam dunia Islam

menjadikan kaum muslim memberikan kontribusi yang sangat besat terhadap

kelangsungan dan perkembngan pemikiran dalam sedala bidang ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang ekonomi Tetapi pemikiran kaum

muslim telah diabaikan oleh para ilmuwan Barat.

Para ilmuwan Barat tidak pernah menyebutkan dan memberikan

penghargaan yang layak atas kontribusi peradaban lain bagi kemajuan

pengetahuan manusia. Para ilmuwan tidak mencatat pemikiran yang dihasilkan

oleh kaum muslimin selama 500 tahun dan dikenal sebagai the great gap.

Sejarah pemikiran ekonomi Islam terbagi dalam empat fase, yaitu:

2.3.1 Fase I; Fase Pembangunan (Abad VI-XI/ Abad 1-V H)


Fase pertama dikenal sebagai fase dasar-dasar ekonomi Islam yang

dirintis oleh para fuqaha. Pemikiran mereka mengacu kepada Al-Quran

danhadits dan berorientasi pada masalah utility (maslahah) dan mafsadah

(disutility) yang terkait dengan aktivitas ekonomi. Pemikiran para fuqaha

terfokus pada apa manfaat sesuatu yang dianjurkan dan apa kerugian bila

melaksanakan sesuatu yang dilarang agama.

Tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam pada fase I adalah :

1) Zaid bin Ali (sebelum 80H/738 M)

Hasil pemikirnnya adalah tentang penjualan barang secara

kredit dengan harga yang lebih tinggi daripada harga tunai

merupqakan bentuk transaksi yang sah.

2) Abu Hanifah (80-150H/699-767M)


8

Hasil pemikirannya adalah tentang transaksi salam, yaitu

menjual barang yang akan dikirimkan kemudian, sedangkan

pembayaran dilakukan secara tunai pada saat akad disepakati.

3) Abu Yusuf (113-182H/731-798M)

Hasil pemikirannya adalah tentang tanggung jawab penguasa,

pertanian, dan perpajakan yang ditulis dalam kitab al-Kharaj.

Dalam bidang pertanian dia menyetujui Negara mengambil bagian

dari hasil pertanian dari penggarapan daripada menarik sewa dari

lahan pertanian.

Dalam perpajakan. Abu Yusuf telah memberikan prinsip-

prinsip tentang kesanggupan membayar, pemberian waktu yang

longgar bagi pembayar pajak, dan sentralisasi pembuat keputusan

dalam administrasi pajak.

Abu Yusuf juga menghasilkan pemikiran tentang harga, yaitu

pengendalian harga. Penguasa dilarang menetapkan harga, karena

penentuan harga didasarkan pada kekuatan permintaan dan

penawaran.

Keuangan publik juga merupakan hasil pemikiran Abu Yusuf

yaitu tentang cara memperoleh sumber-sumber perbelanjaan

untuk pembanguan jangka panjang.

4) Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani (132-189H/750-804M)

Hasil pemikirannya adalah tentang pendpatan dan belanja

rumah tangga. Adanya pengklasifikasian terhadap perkerjaan,


9

yaitu ijarah (sewa-menyew), tijarah (perdagangan), zira’ah

(pertanian) dan shina’ah (industri).

5) Ibnu Maskawaih (421H/1030M)

Hasil pemikirannya adalah tentang pertukaran dan peranan

uang. Ia menyatakan bahwa benda yang dapat dijadikan mata uang

adalah logam yang dapat diterima secara universal melalui

konvensi, yaitu tahan lama, mudah dibawa, tidak mudah rusak,

dikehendaki orang, dan orang senang melihatnya.

2.3.2 Fase II, Fase Cemerlang (Abad XI-XV)


Pada fase ini banyak meninggalkan hasil karya atau warisan intelektual

yang sangat kaya. Para cendikiawan muslim mampu menyusun suatu

konsep tentang bagaimana umat melaksanakan kegiatan ekonomi yang

berlandaskan Al-Qur’an an hadits. Pada masa ini juga mulai terjadi

disintegrasi pusat kekuasaan Bani Abbasiyah dan merebaknya korupsi di

kalangan penguasa.

Tokoh-tokoh pemikir pada fase kedua adalah :

1) Al-Ghazali (505H/1111M)

Hasil pemikirannya adalah tentang teori harga (pricing theory),

yaitu harga tidak boleh ditentukan secara kaku. Harga dibentuk

oleh beberapa faktor: pertama, cost plus, yaitu biaya tenaga kerja,

transportasi, keuntungan, dan biaya bahan baku. Kedua, market,

yaitu kelaziman pasar, di mana harga dibentuk atas dasar

permintaan dan penawaran sehingga tidak ada yang bleh merusak

harga pasar. Ketiga, kesepakatan para pihak, yaitu harga terjadi


10

karena adanya kesepakatan antara pihak- pihak yang bertransaksi.

2) Ibnu Taimiyah (728H/1328M)

Jika semua akad berdasarkan pada kesepakatan semua pihak.

Dalam kesepakatan harus mengedepankan moralitas agama.

3) Ibnu Khaldun (732-808H/1332-1406M)

Hasil pemikirannya adalah tentang :

a. Teori produksi, menurutnya produksi adalah aktivitas

manusia yang diorganisasikan secara sosial dan

internasional.

b. Teori nilai dan harga

c. Teori distribusi

d. Teori siklus, yaitu produksi bergantung kepada penawaran

dan permintaan terhadap produk.

e. Public Finance

4) Al-Maqrizi (845H/1441M)

Hasil pemikirannya adalah tentang uang dan kenaikan harga-

harga ang terjadi secara periodik dalam keadaan kelaparan. Al-

Maqrizi pun mengatakan bahwa emas dan perak merupakan satu-

satunya mata uang ang dapat dijadikan standar nilai sebagaimana

yang telah ditentukan dalam syariah.

2.3.3 Fase III, Fase Kemunduran (Abad XV-XX/1446-1932M)


Pada fase ini para fuqaha hanya menullis catatan-catatan pendahulunya

dan mengeluarkan fatwa yang sesuai standar bagi masing- masing

madzhab.
11

Salah satu tokoh ekonomi Islam pada fase ini adalah Shah Waliullah,

yang menjelaskan pentingnya kerjasama sebagai dasar kegiatan ekonomi.

Dilarang perjudian dan riba adalah sebab bertentangan dengan prinsip

kerjasama tersebut. Semua tempat pada dasarnya, seperti mesjid atau

tempat beristirahat untuk orang yang melakukan perjalanan, digunsksn

secara bersama dengan dasar first come first served (yang datang duluan

mendapat pelayanan duluan). Shah Walilullah juga menjelaskan perlu

adanya pemerintah yang memiliki pegawai untuk menjaga keamanan,

hukum dan peraturan, peradilan dan lain sebagainya, serta untuk

membangun jembatan, jalan, gedung dan lain sebagainya: Oleh karena itu,

pajak diperlukan untuk memenuhi pengeluaran rutin dan perigeluaran

pembangunan yang bila tidak dilakukan oleh pernerintah akan sulit untuk

dilakukan oleh rakyat atau jauh di luar kemampuan rakyat untuk

melakukannya.

Tokoh-tokoh pemikir lainnya pada masa ini adalah Jamaludin al-

Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Iqbal.

2.3.4 Fase IV, Fase Institusionalisasi atau Pembangunan Kembali


Pada fase ini telah lahir pemikir-pemikir ekonomi yang hasil

pemikirannya telah menjadi acuan dalam kegiatan ekonomi syariah, di

antaranya M Akrm Khan, M Abdul Mannan, M Umar Chapra, Khursyid

Ahmad, M Nejatullah ash-Shiddiqi.

2.4 Kontribusi Ekonomi Islam terhadap Ekonomi Modern

Teori ekonomi Islam bukanlah ilmu baru ataupun ilmu yang diturunkan

secara mendasar dari teori ekonomi modern yang berkembang saat ini. Fakta
12

historis menunjukkan bahwa para ilmuwan Islam zaman klasik adalah penemu

dan peletak dasar semua bidang keilmuwan, termasuk ilmu ekonomi. Oleh

karena itu sangat logis apabila dikatakan bahwa teori- teori ekonomi modern

yang saat ini dipelajari di seluruh dunia merupakan plagiat yang diadopsi dari

kitab-kitab klasik tentang ekonomi Islam.

Joseph Schumpeter, dalam bukunya History of Economics Analysis, Oxford

University 1954 mengatakan bahwasanyah terdapat great gap dalam sejarah

pemikiran ekonomi selama 500 tahun, yaitu masa yang dikenal dengan dark

ages. Ketika Barat dalam suasana kegelapan dan keterbelakangan itu, Islam

sedang mengalami kejayaan dalam ilmu pengetahuan. The dark ages adalah

suatu masa yang sengaja ditutup-tutupi oleh Barat karena pada masa inilah

pemikiran-pemikiran ekonomi Islam dicuri oleh ekonom Barat.

Indikasi kuat pencurian ilmu ekonomi Islam oleh Barat banyak dikupas oleh

para sejarawan. Para ahli sejarah mencatat bahwa dalam abad 11 dan 12 Masehi

sejumlah pemikir Barat seperti Constantine the African dan Delard of Bath

melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk mempelajari bahasa Arab dan

melakukan studi serta membawa ilmu-ilmu baru ke Eropa.

Banyak mahasiswa dari Italia, Spanyol, dan Prancis Selatan yang belajar di

pusat kuliah Islam untuk mempelajari matematika, filsafat, kedokteran,

kosmografi, dan ekonomi. Setelah pulang ke negerinya, mereka menjadi guru

besar di universitas - universitas Barat. Pola pengajaran yang dipergunakan pun

persis seperti kuliah Islam, termasuk kurikulum serta metodologi ajar-


13

mengajarnya.Universitas Naples, Padua, Salero, Toulouse, Salamaca, Oxford,

Monsptellier, dan Paris adalah beberapa universitas yang meniru pusat kuliah

Islam.

Berikut ini merupakan beberapa pemikiran ekonomi Islam yang dikutip oleh

ekonom Barat tanpa menyebutkan sumber kutipannya tersebut, antara lain:

1. Beberapa lembaga ekonomi yang ditiru oteh Barat dari dunia Islam

adalah syirkah (serikat dagang), suftaja (bills of exchange), hawala

(letter of credit), funduq (specialized large scale commercial

institutions and markets which developed into virtual stock exchanges).

Funduq untuk biji-bijian dan tekstil ditiru dari Bagdad, Cordova, dan

Damaskus. Dar-ut tiraz (pabrik yang didirikan dan dijalankan negara)

didirikan di Spanyol, Sicilia, Palerno. Wilayatul hisbah, yakni polisi

ekonomi (pengawas ekonomi perdagangan) yang sudah ada sejak masa

Rasulullh SAW juga ditiru oleh Barat.

2. Diadopsinya kata “credit” yang dalam ekonomi konvensional

dikatakan berasal dari bahasa Yunani “credere” atau “credo” yang

berarti pinjaman atas dasar kepercayaan. Credo sebenarnya berasal dari

bahasa Arab yaitu “qaradha” yang dalam pengertian fiqih berarti

meminjamkan uang atas dasar kepercayaan.

3. Teori invisible hand yang dikemukakan oleh Adam Smith diduga keras

juga berasal dari teori Islam. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh

tangan- tangan yang tidak terlihat. Harga barang tidak boleh ditetapkan

oleh pemerintah karena ia tergantung pada hukum supply and demand.


14

Invisible Hands bagaimanapun diadopsi dari hadits Rasulullah yang

menjelaskan bahwa Allah lah yang menentukan harga, sehingga

dikatakan Gods hands.

Diriwayatkan dari Anas RA, sahabat berkata “ Ya Rasulullah harga-

harga barang.” Maka Rasululah bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT

Dzat Yang Maha Menetapkan harga, yang Yang Maha Memegang,

Yang Maha Melepas, dan Yang Memberikan rezeki. Aku sangat

berharap bisa bertemu Allah SWT tanpa seorang pun dari kalian yang

menuntutku dengan tuduhan kedzaliman dalam darah dan harta.”

4. Pada tahun 774 M, dicetlah koin emas yang merupakan copy langsung

dari dinar Islam, termasuk tulisan Arabnya. Semua tulisan di koin uang

logam itu adalah tulisan Arab, kecuali pada satu sisinya tertulis

OFFAREX. Hal tersebut menunjukkan bahwa dinar Islam pada saat itu

merupakan mata uang terkuat di dunia. Selain itu, perekonomian umat

Islam juga lebih maju dibandingkan perekonomian Eropa, dan

perdagangan internasional muslim telah menjangkau Eropa Utara.

Berikut ini merupakan gambar koin yang dibuat pada masa Raja Offa.
15

Gambar 1: Mata uang


dinar islam

Gambar 2: Koin bertuliskan Offarex

Dari penjabaran di atas, terbukti bahwa peran ilmuwan muslim sangat

signifikan terhadap kebangkitan intelektual di Eropa, termasuk dalam hal

ekonomi
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kegiatan ekonomi Islam bukan saja bertujuan untuk mengejar materi

semata, melainkan juga kebahagian spiritual dan kesejahteraan akhirat. Filsafat

ekonomi Islam didasarkan pada tiga konsep yaitu filsafat Tuhan, manusia, dan

alam. Sejarah pemikiran ekonomi Islam dan Modern terbagi menjadi 4 (empat)

fase yaitu fase pembangunan, fase cemerlang, fase kemunduran, dan masa

institusional dan pembangunan kembali. Ekonomi Islam memberikan

kontribusi yang cukup banyak kepada perkembangan ekonomi modern, baik

dalam hal pemikiran, konsep, maupun contoh langsung yang diadopsi dari

zaman Rasulullah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dewanti, Ratih. 2013. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dan Modern. Accessed
November 2023.
https://www.academia.edu/4659152/Sejarah_Pemikiran_Ekonomi.
n.d. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Klasik. Accessed November 2023.
https://www.ekonomiislam.net/2017/11/sejarah-pemikiran- ekonomi-islam-
klasik.html?m=1 .

17

Anda mungkin juga menyukai