Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 3

PERBANDINGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL

DOSEN PENGAMPU:
ANDI RIO MAKKULAU, S.SY.,

DISUSUN OLEH:
MUH. ANSAR MARWAN
PIPI ARDIANTI
KASMAWATI
MUHLIZATUN JAHARIAH
NURUL AINUN
NURHIKMAH

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PAREPARE
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. atas rahmat, taufiq dan hidayahnya. Sehingga

makalah dengan judul “Perbandingan Ekonomi Islam dan Konvensional” dapat

diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa dihaturkan kepada

Rasulullah Muhammda Saw. beserta para keluarga, sahabat dan umat

pengikutnya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar

Ekonomi Islam pada program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Parepare, semester satu 2019. Kami menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran dari

pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing

dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima kasih

Parepare, 25 September 2019

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan makalah ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

1.2.1 Pengertian Ekonomi Islam? ....................................................................

1.2.2 Karakteristik Ekonomi Islam?.................................................................

1.2.3 Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam? ....................................................

1.2.4 Pengertian Ekonomi Konvensional? .......................................................

1.2.5 Karakteristik Ekonomi Konvensional? ...................................................

1.2.6 Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Konvensional?.......................................

12.7 Perbedaan Dasar Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional?..................

BAB III PENUTUP .......................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................

3.2 Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa Pengertian Ekonomi Islam?

1.2.2 Apa sajakah Karakteristik Ekonomi Islam?

1.2.3 Apa Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam?

1.2.4 Apa Pengertian Ekonomi Konvensional?

1.2.5 Apa sajakah Karakteristik Ekonomi Konvensional?

1.2.6 Apa Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Konvensional?

1.2.7 Apakah Perbedaan Dasar Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional?

1.3 Tujuan makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan atau

pembuatan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengertian Ekonomi Islam menurut para ahli Ekonomi

Islam.

2. Mengetahui apa saja karakteristik ekonomi Islam dan

Konvensional.

3. Mengetahui prinsip dasar ekonomi Islam dan Konvensional.

4
4. Serta mengetahui perbedaan dasar antara ekonomi Islam dan

Konvensional.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.2.1 PENGERTIAN EKONOMI ISLAM

Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang berarti

‘rumah tangga’ dan “nomos” yang berarti ‘peraturan kemudian bila digabungkan

bermakna “aturan dalam rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari

bahasa Arab yang terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” yang berarti alam, “lam”

yang berarti Allah dan “mim” yang berarti ibadah. Kemudian bila digabungkan

menjadi “sinlammim”. Secara harfiah berarti “aturan rumah tangga untuk

keselamatan (falah)”.

Dalam membahas perspektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang

benar-benar harus kita perhatikan yaitu: “ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya

bermuara kepada akidah Islam, yang bersumber dari syariatnya. Ini baru dari satu

sisi. Sedangkan dari sisi lain ekonomi Islam bermuara pada Al-Qur’an al Karim

dan As-Sunnah Nabawiyah yang berbahasa Arab.

Oleh karena itu, berbagai terminologi dan substansi ekonomi yang sudah

ada, haruslah dibentuk dan disesuaikan terlebih dahulu dalam kerangka Islami.

Atau dengan kata lain, harus digunakan kata dan kalimat dalam bingkai lughawi,

supaya kita dapat menyadari betapa pentingnya titik permasalahan ini. Dengan

demikian kita dapat dengan gamblang, tegas dan jelas memberikan pengertian

yang benar tentang istilah kebutuhan, keinginan, kelangkaan (al nudrat) dalam

upaya memecahkan problematika ekonomi manusia.

6
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam.

Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan

apa pun antara ekonomi Islam dan ilmu ekonomi modern. Andaipun ada

perbedaan itu terletak pada sifat dan volumenya (Mannan:1993). Itulah sebabnya

mengapa perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan

dengan memerhatikan penanganan masalah pilihan.1

Beberapa pengertian tentang ekonomi Islam yang dikemukakan oleh para ahli

ekonomi Islam:

A. M. Akram Kan

Islamic economic ains the study of the human falah (well-being) achieved

by organizing the resources of the earth on the basic of cooperation and

participation. Secara lepas dapat kita artikan bahwa ilmu ekonomi Islam

bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia

yag dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar

bekerja sama dan partisipasi. Definisi yang dikemukakan Akram Kan

memberikan dimensi normatif (kebahagian hidup di dunia dan akhirat)

serta dimensi positif (mengorganisir sumber daya alam).

B. Muhammad Abdul Manan

Islamic economics is a social science which studies the economics

problems of people imbued with the values of Islam, jadi. Menurut Manan

1
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam,
(Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2007) h.15

7
ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai

islam.

C. M. Umer Chapra

Islamics economics was difened as that branch of knowledge which helps

realize human well-being through an allocation and distribution of scarce

resources tha is in confirmity with Islamic teaching without unduly

curbing individual freedom or creating continued macroekonomic and

ecological imbalance. Jadi, menurut Chapra ekonomi Islam adalah sebuah

pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagian manusia melalui

alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam

koridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa memberikan

kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang

berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.2

D. Muhammad Nejatullah Ash-sidiqy

Islamics economics is the muslim thinker’s response to the economic

challenges of their time. In the endeavour they were aided by the Qur’an

an the Sunnah as well as by reason and experience. Menurur Ash-Sidiqy

ilmu ekonomi islam adalah respon pemikir muslim terhadap tantangan

ekonomi pada masa tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh

Al-Qur’an dan Sunnah, akal (ijtihad) dan pengalaman.

2
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam,
h.16

8
E. Kursyid Ahmad

Islamic economics is a systematic effort to thy to understand the

economic’s problem and man’s behaviour in relation to that problem

from an islamic perspective. Menurut Ahmad ilmu ekonomi islam adalah

sebuah usaha sistematis untuk memahami masalah-masalah ekonomi dan

tingkah laku manusia secara rasional dalam perspektif islam.3

1.2.2 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM

Sumber karakteristik ekonomi Islam adalah islam itu sendiri yang meliputi

tiga asas pokok. Ketiganya secara asasi dan bersama mengatur teori ekonomi

dalam Islam, akhlak dan asas hukum (muamalah).

Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam Al-

Mawsu’ah Al-ilmiyah wa al-islamiyah yang dapat diringkas sebagai berikut:

1. Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan Khalifah atas harta.

Maksudnya adalah semua harta baik benda maupun alat produksi adalah

milik (kepunyaan Allah).4 Serta manusia adalah Khalifah atas harta

miliknya.5 Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa semua harta yang ada di

tangan manusia pada hakikatnya kepunyaan Allah, karena Dia-lah yang

3
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam,
h.17
4
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.18
5
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.19

9
menciptakannya. Akan tetapi, Allah memberikan hak kepada kamu

(manusia) untuk memanfaatkannya.6

2. Ekonomi terikat denagn Akidah, Syariah (hukum), dan Moral

Hubungan ekonomi islam dengan akidah islam tampak jelas dalam banyak

hal, seperti pandangan islam terhadap alam semesta yang7 ditundukkan

(disediakan) untuk kepentingan manusia. Hubungan ekonomi islam

dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan aktivitas ekonomi

dalam islam menjadi ibadah. Sedangkan di antara bukti hubungan

ekonomi dan moral dalam islam (Yafie,2003:41-42) adalah : 1) larangan

terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan

kerugian atas harta orang lain atau kepentingan masyarakat. 2) larangan

melakukan penipuan dalam transaksi. 3) larangan menimbun (menyimpan)

emas dan perak atau sarana-sarana moneter lainnya, sehingga mencegah

peredaran uang, karena uang sangat diperlukan buat mewujudkan

kemakmuran perekonomian dalam masyarakat. Menimbun (menyimpan)

uang berarti menghambat fungsinya dalam memperluas lapangan produksi

dan penyiapan lapangan kerja buat para buruh.8 4) larangan melakukan

pemborosan, karena akan menghancurkan individu dalam masyarakat.

3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan

6
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.20
7
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.21
8
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.22

10
Sesungguhnya islam tidak memisahkan antara kehidupan dunia dengan

akhirat. Setiap aktivitas manusia didunia akan berdampak pada

kehidupannya kelak diakhirat.oleh karena itu, aktivitas keduniaan kita

tidak boleh mengorbangkan kehidupan akhirat.9 Islam menghendaki

adanya keseimbangan antara dunia dan akhirat. Apa yang kita lakukan

didunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai tujuan akhirat.

4. Ekonomi islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu

dengan kepentingan umum

Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk mensejahterakan

dirinya, tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan

kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum.10

5. Kebebasan individu dijamin dalam islam

Individu-individu dalam perekonomian islam diberikan kebebasan untuk

beraktivitas baik secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai

tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar aturan-aturan

yang telah digariskan oleh Allah SWT. dalam Al-Qur’an maupun Al-

hadis. Dengan demikian kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak.11

6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian

Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian

agar kebutuhan masyarakat baik individu maupun sosial dapat terpenuhi

9
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.23
10
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.24
11
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.26

11
secara personal. Dalam islam negara berkewajiban melindungi

kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang, ataupun dari negara lain. Negara juga

berkewajiban memberi jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat

hidup secara layak.12

7. Bimbingan konsumsi

Dalam hal bimbingan konsumsi Allah berfirman dalam QS. Al-A’raaf (7)

ayat 31 yang berarti “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah

disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah

berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berlebih-lebihan”. Selain itu ada juga larangan suka kemewahan dan

bersikap angkuh terhadap hukum karena kekayaan, sebagaimana firman

Allah dalam QS. Al-Israa (17) ayat 1613 yang berarti “Dan jika kami

hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada

orang-orang yang hidup mewah dinegeri itu (supaya menaati Allah) tetapi

mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah

sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian

kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.

8. Petunjuk investasi

Tentang kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, al-mawsu’ah

Al-ilmiyah wa al-islamiyah memandang ada lima kriteria yang sesuai

12
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.27
13
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.28

12
dengan islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi,

yaitu:

a) Proyek yang baik menurut islam.

b) Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat.

c) Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan.

d) Memelihara dan menumbuhkembangkan harta.

e) Melindungi kepentingan anggota masyarakat.

9. Zakat

Zakat adalah salah satu karakteristik ekonomi islam mengenai harta yang

tidak terdapat dalam perekonomian lain.

10. Larangan Riba

Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidang-nya yang

normal yaitu sebagai fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Di antara

faktor yang menyelewengan uang dari bidangnya yang normal adalah

bunga (riba).14

1.2.3 PRINSIP DASAR SISTEM EKONOMI ISLAM

a. Kebebasan individu. Individu mempunyai hak kebebasan sepenuhnya

untuk berpendapat atau membuat keputusan yang dianggap perlu di negara

Islam. Tanpa kebebasan tersebut, individu muslim tidak dapat

melaksanakan kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati

kesejahteraan dan menghindari terjadinya kekacauan dalam masyarakat.

14
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.29

13
b. Hak terhadap harta. Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta.

Walaupun begitu, ia memberikan batasan tertentu supaya kebebasan itu

tidak merugikan kepentingan masyarakat umum.

c. Ketidaksamaan ekonomi. Dalam batas yang wajar, Islam mengakui adanya

ketidaksamaan ekonomi diantara orang per orang, tetapi tidak

membiarkannya menjadi bertambah luas, ia mencoba menjadikan

perbedaan tersebut dalam batas-batas yang wajar, adil, dan tidak

berlebihan.

d. Kesamaan sosial. Islam tidak menganjurkan kesamaan ekonomi, tetapi

mendukung dan menggalakkan kesamaan sosial, sehingga sampai tahap

bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya dinikmati oleh

kelompok tertentu masyarakat. Di samping itu, sangat penting setiap

individu di negara (Islam) mempunyai peluang yang sama untuk

mendapatkan pekerjaan atau menjalankan berbagai aktivitas ekonomi.15

e. Jaminan sosial. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup di negara

Islam dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan

pokok masing-masing.

f. Distribusi kekayaan secara meluas. Islam mencegah penumpukan

kekayaan pada sekelompok orang tertentu, dan menganjurkan distribusi

kekayaan kepada semua lapisan masyarakat.

g. Larangan menumpuk kekayaan. Sistem ekonomi islam melarang individu

mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan dan mengambil langkah-

15
Sukarno Wibowo, S.E., M.M.; Dedi Supriadi, M.Ag.,Ekonomi Mikro Islam,h.43

14
langkah tertentu untuk mencegah perbuatan tersebut supaya tidak terjadi di

dalam negara.

h. Larangan terhadap organisasi antisosial. Sistem ekonomi Islam melarang

semua praktik yang merusak dan antisosial yang terdapat dalam

masyarakat, misalnya berjudi, minum arak, riba, menumpuk harta, pasar

gelap, dan sebagainya.

i. Kesejahteraan individu dan masyarakat. Islam mengakui kesejahteraan

individu dan kesejahteraan masyarakat yang saling melengkapi satu

dengan yang lain, bukan saling bersaing dan bertentang antarmereka.16

1.2.4 PENGERTIAN EKONOMI KONVENSIONAL

1.2.5 KARAKTERISTIK EKONOMI KONVENSIONAL

Ada beberapa karakteristik ekonomi konvensional, antara lain:

1) Dalam sistem kapitaslis kepemilikan bersifat mutlak dan pemanfaatannya

pun bebas.17

2) Prinsip ekonomi kapitalis hanya bertujuan untuk kehidupan dunia saja.18

3) Sistem ekonomi kapitalis hanya memikirkan kepentingan pribadi19

16
Sukarno Wibowo, S.E., M.M.; Dedi Supriadi, M.Ag.,Ekonomi Mikro Islam,h.44
17
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.21
18
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.24
19
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.25

15
4) Dalam sistem ekonomi kapitalis, kebebasan individual dalam berekonomi

tidak dibatasi norma-norma ukhwari, sehingga tidak ada urusan halal dan

haram.20

5) Sistem kapitalis sangat membatasi peran negara.21

1.2.6 PRINSIP DASAR SISTEM EKONOMI KAPITALIS

a. Kebebasan memiliki harta secara perseorangan. Setiap negara mengetahui

hak kebebasan individu untuk memiliki harta perseorangan. Setiap

individu dapat memiliki, membeli, dan menjual hartanya menurut yang

dikehendaki tanpa hambatan.

b. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas. Setiap individu berhak untuk

mendirikan, mengorganisasikan dan mengelola perusahaan yang

diinginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan

dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan. Negara tidak boleh

campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi yang bertujuan mencari

keuntungan, selama aktivitas yang dilakukan itu sah dan sesuai peraturan

negara tersebut.22

c. Ketimpangan ekonomi. Dalam sistem ekonomi kapitalis, modal

merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan. Individu-individu

20
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.27
21
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.28
22
Sukarno Wibowo, S.E., M.M.; Dedi Supriadi, M.Ag.,Ekonomi Mikro Islam,(Bandung: CV
PUSTAKA SETIA,2013)h.34

16
yang memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang

lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna.23

1.2.7 PERBEDAAN DASAR SISTEM EKONOMI ISLAM DAN

KONVENSIONAL

Perbedaan dasar antara ekonomi islam dan konvensional boleh dilihat dari

beberapa sudut yaitu:

A. Sumber (epistemology)

Sebagai sebuah addin yang syumul, sumbernya berasaskan kepada sumber

yang mutlak yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah. Kedudukan sumber yang

mutlak ini menjadikan islam itu sebagai suatu agama (addin) yang

istimewa dibandingkan dengan agama-agama ciptaan lain. Al-Qur’an dan

As-sunnah ini menyuruh kita mempraktikkan ajaran wahyu tersebut dalam

semua aspek kehidupan termasuk soal muamalah. Perkara-perkara asas

muamalah dijelaskan didalam wahyu yang me-liputi suruhan dan larangan.

Suruhan seperti makan dan minum menjelaskan tentang tuntutan keperluan

asasi manusia. Larangan-larangan Allah SWT. seperti riba, perniagaan

babi, judi, arak, dan lain-lain karena perkara-perkara tersebut mencerobohi

fungsi manusia sebagai Khalifah. Oleh karena itu, sumber rujukan untuk

manusia dalam semua keadaan termasuk persoalan ekonomi ini adalah

lengkap. Kesemuanya itu menjerumus ke-pada suatu tujuan yaitu

pembangunan seimbang rohani dan jasmani manusia berasaskan tauhid.

23
Sukarno Wibowo, S.E., M.M.; Dedi Supriadi, M.Ag.,Ekonomi Mikro Islam,h.35

17
Sedangkan ekonomi konvensional tidak bersumber atau berlandaskan

wahyu. Oleh karena itu, ia lahir dari pemikiran manusia yang bisa berubah

berdasarkan waktu atau masa sehingga diperlukan maklumat yang baru.24

Tujuan yang tidak sama akan melahirkan implikasi yang berbeda karena itu

pakar ekonomi islam bertujuan untuk mencapai al-falah di dunia dan

akhirat. Sedangkan, pakar ekonomi konvensional mencoba menyelesaikan

segala permasalahan yang timbul tanpa ada pertimbangan mengenai soal

ketuhanan dan keakhiratan tetapi lebih mengutamakan untuk kemudahan

manusia didunia saja.

B. Tujuan Kehidupan

Tujuan ekonomi Islam membawa kepada konsep al-falah (kejayaan) di

dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi sekuler untuk kepuasan di dunia

saja. Ekonomi islam meletakkan manusia sebagai Khalifah di muka bumi

ini di mana segala bahan-bahan yang ada di bumi dan di langit adalah

diperuntukkan untuk manusia. Kesemuanya bertujuan untuk beribadah

kepada Allah SWT.25

C. Konsep Harta Sebagai Wasilah

Di dalam islam, harta bukanlah merupakan tujuan hidup tetapi sekedar

wasilah atau perantara bagi mewujudkan perintah Allah SWT. Maka dari

itu harta bukanlah tujuan utama kehidupan tetapi adalah sebagai jalan bagi

mencapai nikmat ketenangan kehidupan di dunia hingga ke alam akhirat.

24
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.8
25
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.9

18
Sedangkan ekonomi konvensional meletakkan kedunian sebagai tujuan

yang tidak mempunyai kaitan dengan Tuhan dan akhirat sama sekali.

Untuk merealisasikan tujuan hidup menurut aliran konvensional ini,

mereka membentuk sistem-sistem yang mengikuti selera nafsu mereka

guna memuaskan kehendak materill mereka semata. Oleh karena itu, sistem

konvensional mempunyai tujuan keuntungan tanpa memedulikan nilai

wahyu, maka mereka mengutamakan kepentingan individu atau

kepentingan golongan tertentu serta menindas golongan atau individu yang

lemah dan berprinsip siapa kuat dialah yang berkuasa (survival of the

fittest).26

26
MUSTAFA EDWIN NASUTION, M.SC., MAEP,PH.D., ET AL.,Pengenalan Eksklusif: Ekonomi
Islam,h.10

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

20
DAFTAR PUSTAKA

Mustafa Edwin Nasution, M.Sc., MAEP, Ph.D., at al., Pengenalan eksklusif Ekonomi

Islam ,(Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2007)

Sukarno Wibowo, S.E., M.M.; Dedi Supriadi, M.Ag.,Ekonomi Mikro


Islam,(Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2013)

21

Anda mungkin juga menyukai