Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LANDASAN DASAR EKONOMI ISLAM


“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Ekonomi Islam”

Disusun oleh :

1. Mariani Yolanda
2. Hendri Wahyudi

Dosen Pengampu :

Neri Aslina S.H,I, MA

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah


Universitas Ibnu Sina Batam
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Landasan Dasar Ekonomi
Islam” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada
kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas mata kuliah “Dasar-dasar Ekonomi Islam” dengan judul “Landasan Dasar
Ekonomi Islam”. Disamping itu, Kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini
agar kedepannya dapat diperbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat
ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Batam, 12 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR………………………………………………………………1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………3

1. Latar Belakang………………………………………………………….. …3
2. Rumusan Masalah………………………………………………………… 3
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………... 3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………4

1. Pengertian Ekonomi Islam……………………………………………….... 4


2. Landasan-landasan Ekonomi Islam………………………………………...5
3. Sumber-Sumber Ekonomi Islam……………………………………..…….6

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………8

1. Kesimpulan………………………………………………………………….8
2. Kritik dan Saran……………………………………………………………. .8
3. Daftar Pustaka……………………………………………………………… .9

2
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi Islam dalam tataran praktis maupun akademis sangat pesat.
Hal ini dapat dilihat dari data statistik perbankan syari’ah yang dikeluarkan tiap bulannya
oleh bank Indonesia, juga penelitian di bidang perbankan syari’ah, mulai dari soal faktor-
faktor yang memengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan syari’ah,
bidang investasi syari’ah, hingga soal model pemberdayaan dana zakat di Indonesia.
Inti asas ekonomi Islam adalah hak milik. Hak milik itu terdiri dari hak milik pribadi,
hak milik umum, dan milik Negara. Dalam realitas, banyak praktik ekonomi (mikro
maupun makro) mengalami kegagalan disebabkan kekeliruan pemahaman mengenai hak
milik, seperti mendapatkan harta korupsi atau suap untuk membangun fasilitas umum
dianggap benar, kebijakan sumber daya air, kebijakan sumber daya alam dan energi,
kebijakan pengentasan kemiskinan, kebijakan privatisasi BUMN Milik Umum, kenaikan
harga BBM dan berbagai penyimpangan lainnya.

2. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud Ekonomi Islam ?
B. Apa saja Landasan-landasan Ekonomi Islam ?
C. Apa saja Sumber-Sumber Ekonomi Islam ?

3. Tujuan Penulisan
A. Pembaca dapat mengetahui apa Pengertian Ekonomi Islam
B. Pembaca dapat mengetahui Landasan-Landasan Ekonomi Dalam Islam
C. Pembaca dapat mengetahui Sumber-Sumber Ekonomi Islam

3
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

Kata Islam setelah “Ekonomi” dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas
tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih
ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan sebagai landasan
nilai.
Sedang ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga
manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah
di dunia dan akhirat (hereafter).

2. Landasan-Landasan Ekonomi Dalam Islam

A. Landasan Akidah
Hubungan ekonomi Islam dengan aqidah Islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti
pandangan Islam terhadap alam semesta yang ditundukkan (disediakan) untuk kepentingaan
manusia. Hubungan ekonomi Islam dengan aqidah dan syari’ah tersebut memungkinkan
aktifitas ekonomi dalam islam menjadi ibadah.

Dalam sistem ekonomi Islam kedudukan manusia sebagai makhluk Allah SWT yang
berfungsi mengemban amanat Allah untuk memakmurkan kehidupan di bumi dan kelak di
kemudian hari akan dimintai pertanggungjawaban atas amanat Allah tersebut.

4
B. Landasan Akhlak
Al-Qur’an dan hadist Nabi memberikan landasan yang terkait dengan akhlak atau moral
dalam ekonomi sebagai berikut:

1. Islam mewajibkan kaum muslimin untuk berusaha mencari kecukupan nafkah hidup
untuk dirinya, keluarga, dan mereka yang menjadi tanggungjawabnya dengan kekuatan
sendiri dan tidak menggantungkan kepada pertolongan orang lain. Islam mengajarkan
pada manusia bahwa makanan seseorang yang terbaik adalah dari jeri payahnya sendiri.
Islam juga mengajarkan bahwa orang yang memberi lebih baik dari orang yang meminta
atau menerima.

2. Islam mendorong manusia untuk memberikan jasa kepada masyarakat. Hadist riwayat
Ahmad Bukhori Muslim dan Tarmidzi mengatakan bahwa muslim yang menanam
tanaman, kemudian sebagian dimakan manusia, binatang merayap atau burung, semuanya
itu dipandang sebagai sedekah.

C. Landasan Syariah

Landasan Syariah dalam bidang ekonomi meliputi al-Qur’an, Hadist dan Ijtihad (ra’yu).
Al-Qur’an dalam bidang ekonomi memberikan pedoman yang bersifat garis besar seperti
pedoman untuk memperoleh rizki dengan jalan berniaga, melarang melakukan riba,
menghambur hamburkan harta, memakan harta milik orang lain, perintah bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup, dan sebagainya. Sunnah Rasul memberikan penjelasan rincianya
seperti bagaimana cara berniaga yang halal dan yang haram, menerangkan bentuk bentuk riba
yang dilarang, bentuk bentuk pemborosan dan sebagainya.

5
Ijtihad mengembangkan penerapan pedoman pedoman al-Qur’an dan sunnah Rasul dalam
berbagai aspek perekonomian yang belum pernah disinggung secara jelas oleh al-Qur’an dan
hadist sesuai dengan perkembangan zaman, misalnya masalah bunga bank, asuransi,
koperasi, dan sebagainya. Ketika Nabi akan mengutus Mu’adz ke Yaman, Beliau bertanya
sebelum Muadz berangkat: “Bagaimana kamu akan memutuskan, jika kepadamu dihadapkan
suatu masalah? ” Muadz menjawab “ saya akan memutuskan dengan ketentuan al-Qur’an”.
Nabi bertanya lagi, “Jika kamu tidak mendapatkanya dalam al-Qur’an?” Muadz menjawab
“saya akan memutuskan dengan sunnah Rasulnya”. Nabi bertanya lebih lanjut, “Jika dalam
sunnah Rasulnya juga tidak kamu jumpai?” Muadz menjawab “saya akan berijtihad dengan
pikiranku, saya tidak akan membiarkan suatu masalah tidak berkeputusan. Mendengar
jawaban Muadz, Nabi mengatakan: “ Alhamdulillah yang telah memberikan taufik kepada
utusan rasulnya dengan sesuatu yang melegakan utusan Allah”. ( H. R. Muadz).

3. Sumber-Sumber Ekonomi Islam

A. Alquranul Karim
Alquran adalah sumber utama, asli, abadi, dan pokok dalam hukum ekonomi Islam yang
Allah SWT turunkan kepada Rasul Saw guna memperbaiki, meluruskan dan membimbing
Umat manusia kepada jalan yang benar. Didalam Alquran banyak tedapat ayat-ayat yang
melandasi hukum ekonomi Islam, salah satunya dalam surat An-Nahl ayat 90 yang
mengemukakan tentang peningkatan kesejahteraan Umat Islam dalam segala bidang
termasuk ekonomi.

B. Hadist dan Sunnah


Setelah Alquran, sumber hukum ekonomi adalah Hadist dan Sunnah. Yang mana para
pelaku ekonomi akan mengikuti sumber hukum ini apabila didalam Alquran tidak terperinci
secara lengkap tentang hukum ekonomi tersebut.

6
C. Ijma'
Ijma' adalah sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan konsensus baik dari
masyarakat maupun cara cendekiawan Agama, yang tidak terlepas dari Alquran dan Hadis.

D. Ijtihad atau Qiyas


Ijtihad merupakan usaha meneruskan setiap usaha untuk menemukan sedikit banyaknya
kemungkinan suatu persoalan syariat. Sedangkan qiyas adalah pendapat yang merupakan alat
pokok ijtihad yang dihasilkan melalui penalaran analogi.

E. Istihsan, Istislah dan Istishab


Istihsan, Istislah dan Istishab adalah bagian dari pada sumber hukum yang lainnya dan
telah diterima oleh sebahagian kecil oleh keempat mazhab.

7
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
Tujuan ekonomi islam adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat
(falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah tayyibah). dalam
konteks ekonomi, tujuan falah dijabarkan dalam beberapa tujuan antara lain: (1) mewujudkan
kemashlahatan umat, (2) mewujudkan keadilan dan pemerataan pendapatan, (3) membangun
peradaban yang luhur, dan (4) menciptakan kehidupan yang seimbang dan harmonis.
Pilar ekonomi islam adalah moral. Hanya dengan moral islam inilah bangunan ekonomi
islam dapat tegak dan hanya dengan ekonomi islam lah falh dapat dicapai. Moralitas islam
berdiri di atas suatu postulat keimanan dan postulat ibadah. Esensi dan moral islam adalh
tauhid. Implikasi dari tauhid, bahwa ekonomi islam memiliki sifat transcendental ( bukan
sekuler), di mana peranan Allah dalam seluruh aspek ekonomi menjadi mutlak.

2. Kritik dan Saran


Kritik : Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggungjawabkan.
Saran : Sistem Ekonomi Islam merupakan perwujudan dari paradigma Islam.
Pengembangan Sistem Ekonomi Islam bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau
sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang
mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem
ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur
hidup manusia guna mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di
akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi,
seluruh umat yang ada di muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat
memenuhi kebutuhan hidup secara limpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi
kebutuhan sebagai bekal di akhirat nanti.jadi harus ada keseimbangan dalam memenuhi
kebutuhan di dunia maupun di akhirat nanti.

8
DAFTAR PUSTAKA

Karim, M.A S.E, Adiwarman. Ir.,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, The International
Institut of Islamic Thought Indonesia, 2001, Jakarta
Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011.
At-Tariqi, Abdullah. Ekonomi Islam : Prinsip-prinsip Dasar dan Tujuan. Jakarta :
Magistra Insani Press. 2004
http://pengertiandefenisi.blogspot.co.id/2016/10/landasan-hukum-ekonomi-islam.html

Anda mungkin juga menyukai