Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Struktur Dalam


Mata Kuliah: Syarah Hadits Ekonomi Islam

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


1. Gita Sonia (2110401002)
2. Nur Hidayah (2110401062)

DOSEN PEMBIMBING :
H. Syamsul Bahri Harahap, Lc, M.A.

JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW. Penulis bersyukur kepada Allah SWT,
karena dengan hidayah dan taufik-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang (Dasar-
dasar Ekonomi Islam)
Selesainya makalah ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen, serta keluarga
yang selalu memberikan dukungan dan support. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima
kasih yang tak terhingga.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan kekhilafan.
Oleh karena itu, kepada para pembaca, penulis ucapkan mohon maaf apabila banyak
kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.

Sungai Penuh, September 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulis

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Ekonomi Islam

2.2 Karakteristik Ekonomi Islam

2.3 Hakikat Ekonomi Islam

2.4 hadits tentang nilai dasar ekonomi

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.3 Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Ekonomi islam sebagai suati ilmu pengetahuan lahir melalui proses
pengkajian ilmiah yang panjang. Dimana pada awalnya terjadi sikap pesimis terkait
eksistensi ekonomi islam dalam kehidupan masyarakat saat ini. Hal ini terjadi karena
di masyarakat telah terbentuk suatu pemikiran bahwa harus terdapat dikotomi antara
agama dengan keilmuan. Dalam hal ini termasuk didalamnya ilmu ekonomi, namun
sekarang hal ini sudah mulai terkikis.
Para ekonomi barat pun mulai mengakui eksistensi ekonomi islam sebagai
suati ilmu ekonomi yang memberi warna kesejukan dalam perekonomian dunia
dimana ekonomi islam dapat menjadi sistem ekonomi alternative yang mampu
mengiatkan kesejahteraan umat, disamping ekonomi kapitalis dan sosialis yang telah
terbuktu tidak mampu meningkatkan kesejahteraan umat.
Ekonomi islam dibangun atas dasar agama islam, karena ia merupakan bagian
tak terpisahkan (integrital) dari agama islam. Sebagai derivasi dari agam islam,
ekonomi islam akan mengikuti agama islam dalam berbagai aspeknya.
1.2. Rumusan Masalah
1) Menjelaskan menurut istilah ekonomi konvensional dan para pakar ekonomi
islam ?
2) Menjelaskan hakikat dan dasar ekonomi islam ?
3) Menjelaskan hadits tentang nilai dasar ekonomi islam ?
4) Menjelaskan nilai-nilai dasar ekonomi islam ?
1.3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui istialh ekonomi islam dalam konvensional
2) Untuk mengetahui pengertian ekonomi dalam pakar ekonomi islam
3) Untuk mengetahui pengertian hakikat dan dasar ekonomi islam
4) Untuk mengetahui hadits tentang nilai dasar ekoomi islam
5) Untuk mengetahui nilai-nilai dasar ekonomi islam
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Ekonomi Islam


Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani Kuno (Greek) yaitu oicos dan
nomos yang berarti rumah dan aturan (mengatur urusan rumah tangga).[1] Ekonomi
pada umumnya didefinisikan sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam
hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produksi yang langka untuh
diproduksi, dan dikonsumsi. Senada dengan hal ini Lionel Robins, seperti yang
dikutip Muhammad Anwar, menjelaskan ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia yang berhubungan dengan kebutuhan dan sumber
daya terbatas.
Ekonomi Islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-islami.
Al-iqtishad secara bahasa berarti al-qashdu yaitu pertengahan dan berkeadilan.
Pengertian pertengahan dan berkeadilan ini banyak ditemukan didalam al-Qur’an.
Diantaranya “diantara mereka ada golongan yang pertengahan.” (al-Maidah: 66).
Maksudnya, orang yang berlaku jujur, lurus, dan tidak menyimpang dari kebenaran.
Iqtishad (ekonomi) didefinisikan dengan pengetahuan tentang aturan yang berkaitan
dengan produksi kekayaan, mendistribusikan, dan mengonsumsinya. Ekonomi Islam
adalah aturan untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi berdasarkan al-Qur’an,
hadis, maupun ijma.
Secara garis besar pembahasan ekonomi mencangkup tiga hal, yaitu ekonomi
sebagai usaha hidup dan pencaharian manusia (economical life), ekonomi dalam
rencana suatu pemerintahan (political economy), dan ekonomi dalam teori dan
pengetahuan (economical science).
1.2. Karakteritik Ekonomi Islam
Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa ekonomi Islam itu adalah ekonomi
yang berasaskan ketuhanan, berwawasan kemanusiaan, berakhlak, dan ekonomi
pertengahan. Sesungguhnya ekonomi Islam adalah ekonomi ketuhanan ekonomi
kemanusiaan, ekonomi akhlak, dan ekonomi pertengahan. Dari pengertian yang
dirumuskan al-Qaradhawi ini muncul empat nilai-nilai utama yang terdapat dalam
ekonomi islam sehingga menjadi karakteristik ekonomi islam yaitu:
1. Iqtishad Rabbani (Ekonomi ketuhanan)
2. Iqtishad Akhlaqi (Ekonomi Akhlak)
3. Iqtishad Insani (Ekonomi Kerakyatan)
4. Iqtishad Washathi (Ekonomi pertengahan).
1.3. Hakikat Ekonomi Islam
Hakikat ekonomi Islam itu merupakan penerapan syariat dalam aktivitas
ekonomi di tengah masyarakat. Misalnya perilaku konsumsi masyarakat dinaungi
oleh ajaran Islam, kebijaksanaan fiskal, dan moneter, yang dikaitkan dengan zakat,
sistem kredit, dan investasi yang dihubungkan dengan pelarangan riba.
Hakekat dari ekonomi Islam sendiri terlihat dari sumber-sumber ajaran Islam
serta maqashid al-syari’ah umumnya yang bertujuan merealisasikan kesejahteraan
manusia dengan terealisasinya keberuntungan (falah) dan kehidupan yang baik
(hayah thayyibah) dalam bingkai aturan syari’ah yang menyangkut pemeliharaan
keyakinan, jiwa atau kehidupan, akal pikiran, keturunan dan harta kekayaan melalui
alokasi dan distribusi sumber-sumber daya, menciptakan keseimbangan
makroekonomi dan ekologi, memperkuat solidaritas keluarga dan social serta
jaringan masyarakat, dan menciptakan keadilan terutama dalam distribusi
Sebagaimana dipraktekkan pada masa nabi dan masa-masa berikutnya, umat
Islam mempunyai konsep ekonomi yang khas jika dibandingkan dengan konsep
ekonomi lain baik kapitalisme maupun sosialis. Meskipun Rasullah tidak diutus
sebagai ahli ekonomi, tetapi sebagai rasul dalam rangka untuk menjadi rahmat bagi
alam semesta, bidang ekonomi juga tersentuh oleh ajaran yang dibawa nabi
Muhammad sebagaimana bidang-bidang lainnya: akidah, ibadah, etika, social,
kenegaraan, dan hukum. Rasulullah pernah menyatakan:
‫ َع ْن َيْبِع اْلَح َص ا ِة َو َعن َبْيِع اْلَغ َر ِر‬: ‫َعن أبى ُهَر ْيَر َة َقا َل َنَهى َر ُسوُل ِهللا َص َلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َلَم‬
“Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian, jika kalian berpegang teguh pada
keduanya, niscahya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah (al-quran) dansunah Rasul”
(HR. Al Hakim an naisabur).
Dalam al-Quran dan hadis nabi terdapat banyak ajaran yang berkaitan dengan
bidang ekonomi. Berdasarkan ajaran dalam kedua sumber tersebut, para ulama’
berijtihad menetapkan hukum dan konsep tentang ekonomi sehingga muncullah
aturan-aturan berkenaan dengan bidang tersebut, seperti fiqih muamalah dan al-
istishab fii al-islam (ekonomi Islam).
1.4. Hadits Tentang Nilai Dasar Ekonomi Islam
Nilai-nilai dasar ekonomi antara lain dijelaskan dalam hadist Nabi yang
diriwayatkan Abū Sa’īd al-Khudzī yang menjelaskan pedagang yang jujur dan
terpercaya dalam melakukan aktivitas ekonomi sehingga tidak melalukan penipuan
kepada pembeli atapun orang lain. Pedagang yang jujur disamping akan
mendapatkan laba dan kehidupan yang berkah didunia, diakhirat kelak mereka akan
bersama para nabi, orang-orang yang jujur dan orang-orang yang mati syahid,
sebagaiman sabda nabi berikut:
‫ َالَتا ِج ُر اَالِم ْيُن الَص ُدوُق َم َع‬: ‫َعن َاِبى َسِع ْيِد الُخ ُذ ِر ئ َرِض ى ُهللا َعنُه َقا َل َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َليِه َو َس َلَم‬
‫ الَتا ِج ُر‬: ‫الَّبِبِّيَن و الِص دْيِقْيَن َو الُّش َهَداِء (روه اترمذى) َوِفى ِر َوَيِة َاحَم د َقا َل َر ُسوُل ِهللا َص لى ُهللا َع َليِه َو َس َّلَم‬
‫الَص ُدوُق اَالِم يُن َم َع الَنِبِييَن َو الِص ِّديِقيَن َو الُّش َهَذ اِء َيوَم الِقَيا َم ِة‬
Dari Abu Sa’id al-Khudzi r.a katanya Rasulullah SAW bersabda “pedagang
yang terpecaya, jujur akan bersama dengan para nabi, para shiddiqin dan syuhada”
(HR. al-Tirmidzi). Dalam riwayat Ahmad, Rasulullah bersabda pedagang yang jujur
lagi terpecaya akan bersama dengan para nabi, para siddiqin, dan para syuhada’ pada
hari kiamat.
Dalam hadist diatas, terdapat nilai-nilai dasar ekonomi, yaitu kejujuran (al-
shidq), transparansi dan keterpercayaan (al-amanah), ketuhanan (at-tawhid),
kenabian (al nubuwwah) serta pertanggung jawaban (ma’ad yaum al qiyamah).
Dalam sistem ekonomi Islam, dapat diungkap empat nilai instrumental yang
strategis dan sangat berpengaruh pada tinggah laku ekonomi manusia dan masyarakat
serta pembangunan ekonomi umumnya, yaitu: zakat, pelarangan riba, jaminan social,
kerja sama ekonomi.
1) Zakat
Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap
muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan. Berikut hadits tentang zakat :
، ‫ َو الَح ِّج‬، ‫ َو ِإيَتاِء الَّز َك اِة‬، ‫ َوِإَقاِم الَّص َالِة‬، ‫ُبِنَى اِإل سَال م َع َلى َخمِس َش َهاَد ِة َأن َالِإَلَه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُمَحَّم ًداَر ُس واُل ِهلل‬
‫َو َص ْو ِم َر َم َض ا َن‬
Islam dibangun di atas lima : persaksian bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan
puasa ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits tersebut membawa pesan nabi Muhammad SAW bersabda
bahwa islam dibangun atas lima pondasi. Pertama adalah bersaksi bahwa tiada tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, kedua mendirikan shalat,
membayar zakat, haji dan berpuasa pada bulan Ramadhan.
2) Pelarangan riba
Riba adalah suatu usaha mencari rezeki dengan cara yang tidak benar dan
dibenci oleh Allah Swt. Sebagaimana dalam sebuah hadits dijelaskan:
‫َلَع َن َر ُسوُل ِهللا صلى هللا وسلم َاِكَل الِّر َبا َوُم و ِك َلُه َو َك ا ِتَبُه َو َش ا ِهَد ْيِه َو َقا َل ُهم َس َو اٌء‬
“rasulullah SAW mengutuk orang yang makan harta riba, yang memberikan
riba, penulis transaksi riba dan kedua saksi transaksi riba. Mereka semuanya sama
(berdosa).” (HR. Muslim).
3) Jaminan sosial
Jaminan sosial dikenal juga dengan asuransi sosial, adalah program yang
bersifat contributory, yaitu adanya kontribusi iuaran dari peserta, pemberi kerja,
dan/atau pemerintah. Sasaran program jaminan sosial adalah seluruh masyarakat
Indonesia.
4) Kerja sama ekonomi
‫َأخَبَر َنا َعمُرو بُن ُز َر اَر َة َقا َل َأنَبَأَنا ِاسَم ِع يُل َقا َل َح َّد َثَّنا ابُن َعوٍن َقا َل َك ا َن ُمَحَّم ٌد َيُقوُل اَأل رِع نِد ي ِم ثُل َم ا ِل‬
‫الُمَض اَّر َبِة َلم َيصُلح ِفي اَألرِض َقا َل َو َك ا َن َال َيَر ى َبأ ًسا َأن َيد َفَع َأرَض ُه ِإَلى اَألَّك اِر َع َلى َأن َيعَم َل ِفيَها ِبَنفِسِه‬
‫َو َو َلِدِه َو َأعَو ا ِنِه َو َبَقِر ِه َو َال ُينِفُق َش يًئا َو َتُك وَن الَّنَفَقُه ُك َّلَها ِم ن َر َّب اَألرِض‬
Nabi bersabda : “bagiku bumi bagaikan harta mudrobahah, apa yang baik pada harta
maka baik pula pada buminya, jika tidak baik maka tidak baik pula bagi bumi
tersebut”. Dari nabi Muhammad bersabda “tidak ada masalah memberikan buminya
kepada pengelola tanah untuk digarap sendiri bersama anak, teman, dan pembantu,
dan sapinya, dan tidak usah memberi sedekah, hyang mengeluarkan sedekah
ditanggung oleh pemilik tanahnya (Matan Infirot).
Nilai kerjasama Islam harus dapat dicerminkan dalam semua tingkat kegiatan
ekonomi. Bentuk kerja sama adalah qirat, yaitu kerjasama antara pemilik modal
dengan pemilik keahlian. Qirat dikenal dengan participation loan, tanpa beban bunga,
modal tetapi atas dasar proft-lost-sharing. Karena itu, pemilik modal bukan sebagai
peminjam tetapi merupakan partner.
1. Program kerja sama antara kementrian koperasi dan usaha kecil dan
menengah Republik Indonesia dan otoritas usaha kecil dan menengah
kerajaan arab Saudi mengenai pengembangan usaha kecil dan menengah,
2. Nota kesepahaman antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah
kerajaan Arab Saudi dibidang kerja sama kelautan dan perikanan, Program
kerja sama dibidang perdagangan antara kementrian perdagangan republic
Indonesia dan kementrian perdagangan dan invertasi kerajaan Arab Saudi,
3. Nota kesepahaman mengenai kontribudi pendanaan Saudi terhadap
pembiyayan proyek pembangunan antara Saudi Fund for Development
dengan Pemerintah Republik Indonesia.
BAB III

KESIMPULAN

Ekonomi islam sebagai suati ilmu pengetahuan lahir melalui proses


pengkajian ilmiah yang panjang. Dimana pada awalnya terjadi sikap pesimis terkait
eksistensi ekonomi islam dalam kehidupan masyarakat saat ini.
Hal ini terjadi karena di masyarakat telah terbentuk suatu pemikiran bahwa
harus terdapat dikotomi antara agama dengan keilmuan. Dalam hal ini termasuk
didalamnya ilmu ekonomi, namun sekarang hal ini sudah mulai terkikis.
Dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar ekonomi islam wajib untuk kita ketahui
agar tidak salah dalam berekonomi dan mampu memahami mana yang boleh dan
tidak untuk di lakukan.
Semoga makalah ini bisa dapat dipahami oleh teman-teman semua. Kami
menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini. Sekian terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Prenadamedia Group,
(2015), hal 1.

Rozalinda, Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 2.

Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, hal. 3.

Rozalinda, Ekonomi Islam: teori dan aplikasinya pada aktivitas ekonomi, hal. 10.

Ilfi Nur, Hadis-Hadis Ekonomi (Malang, UIN Maliki Press, 2008)

Anda mungkin juga menyukai