Anda di halaman 1dari 8

RESUME MATERI EKONOMI MIKRO ISLAM

KELOMPOK 10

Anggota :

Syita Syafila Fitri 041811433151


Arfan Maulana 041811433153
Bena Mutiara Dwi Ulfa 041811433160

S1 EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
Rancang Bangun Ekonomi Mikro Islam

A. Mengapa Belajar Ekonomi Mikro Islam


Salah satu tujuan mempelajari ekonomi mikro islam adalah bagaimana
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi mikro islam dalam pengambilan keputusan agar
mendapatkan solusi terbaik, yaitu solusi yang akan menguntungkan kita dan tidak
menzalimi orang lain. Di dalam ekonomi mikro islam kita dapat mempelajari pasar,
fungsi, ekuilibrium, serta persamalahan ekonomi itu sendiri yaitu antara islami versus
konvensional.
Ekonomi konvensional mendefinisikan bahwa ilmu ekonomi lahir dari adanya
tujuan untuk mengalokasikan dan menggunakan sumber daya yang langka. Karena
sumber daya yang terbatas maka kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa
juga terbatas. Karena kelangkaan inilah, kemudian setiap individu akan akan
dihadapkan pada berbagai pilihan tentang apa yang harus produksi, bagaimana
memproduksi, untuk siapa, bagaimana membagi produksi dari waktu ke waktu serta
mempertahankan dan menjaga tingkat pertumbuhan produksi tersebut.
Sedangkan dengan ekonomi islam, para ekonom muslim menyatakan tidak
selamanya benar bahwa kelangkaan menjadi sebab utama dari permasalahan ekonomi
dan ketidakterbatasan keinginan manusia terhadap kebutuhan barang dan jasa masih
menjadi perdebatan. Baqr as-Sadr berpendapat bahwa sumber daya hakikatnya
melimpah dan tidak terbatas, pendapat ini didasari oleh dalil yang menyatakan bahwa
alam semesta ini diciptakan oleh Allah dengan ukuran yang setepat-tepatnya. Baqr as-
Sadr juga menolak pendapat yang menyatakan bahwa keinginan manusia tidak
terbatas. Ia berpendapat bahwa manusia akan berhenti mengonsumsi suatu barang
atau jasa apabila tingkat kepuasan terhadap barang atau jasa tersebut menurun atau
nol.

B. Manfaat dan Batasan teori ekonomi Mikro Islam


Dalam pembahasan ekonomi mikro islam, segala pembahasan yang ditujukkan
untuk melakukan explanation dan prediction didasarkan pada teori. Teori dibangun
untuk menerangkan dari fenomena yang terjadi dalam suatu waktu dengan
menggunakan hukum-hukum dasar dan beberapa asumsi yang terpenuhi. Dalam
pembentukan teori mikro ekonomi islami, hukum-hukum dasar ekonomi murni (yang
tidak mengandung nilai filosofi tertentu) tetap digunakan sepanjang hukum dasar
tersebut tidak bertentangan dengan hukum syariah.
Teori ekonomi juga dapat berfungsi untuk memprediksi dampak dari adanya
perubahan suatu variabel terhadap variabel alinnya. Misalnya, bagaimana teori mikro
ekonomi ini dapat menerangkan kepada kita tentang peningkatan dan penurunan
output sebaga dampak dari adanya kenaikan dan penurunan pada variabel ekonomi
lain, seperti : tingkat upah, inflasi dan jumlah permintaan. Dengan mengaplikasikan
ilmu statistikdab ekonometrik, maka teori ini dapat digunakan untuk membuat sebuah
model, yang kemudian digunakan untuk menerangkan dan memprediksi secara
terukut.

C. Kontribusi Ekonomi Muslim klasik


Sejarah membuktikan bahwa pemikir Muslim merupakan penemu, peletak dasar, dan
pengembang dalam berbagai bidang-bidang ilmu. Para pemikir klasik Muslim tidak terjebak
untuk mengotak-ngotakan berbagai macam ilmu tersebut seperti yang dilakukan oleh para
pemikir saat ini. Mereka melihat ilmu-ilmu tersebut sebagai “Ayat-ayat” Allah yang
bertebaran di seuruh alam. Para pemikir memang melakukan klasidfikasi terhadap brerbagai
macam bidang ilmu Ibnu Sina (980-1037M), sebagai contoh, selain terkenal sebagai ahli
kedokteran, juga adalah ahli filsafat. Bahkan ia juga mendalami psikologi dan musik. Al-
Ghazali (450H/1058 H/1111M), selain banyak membahas asalah-masalah fikih(hokum), ilmu
kalam(teologi), dan tasawuf, beliaujuga banyak membahas masalah filsafat, pendidikan,
psikologi, ekonomi, danpemerintahan. Ibn Khaldun(1332-1404M) selain banya membahas
masalah sejarah, juga banyak menyinggung masalah-masalah sosiologi, antropologi, budaya,
ekonomi geografi, pmerintah, pembangunan, peradaban, filsafat, epistmologi, psikologi, dan
juga futurologi.
Sayangnya, tradisi pemikiran ini tidak berlanjut sampai sekarang karena mundurnya
peradaban umat muslim hampir diseluruh bidang. Kemunduran ini sebagian disebabkan
karena musuh dari luar, sebagian lagi disebabkan oleh sikap umat muslim sendiri. Di tengah
keadaan seperti ini, terjadilan proses kehilangan fakta-fakta sejarah, baik disengaja maupun
tidak. Terdapat beberapa pemikiran eknomi muslim yang dicuri tanpa pernah disebut sumber
kutipannya antara lain :
1. Teori Pareto Optimum diambil dari kitab Najhul Balaghah Imam Ali
2. Bar Hebraeus, pendeta Syriac Jacobite Church, menyalin beberapa bab Ihya
Ulumuddin Al Ghazali
3. Gresham-law dan Oresme Treatise- dari Kitab Ibnu Taimiyah, dan sebagainya
Dengan demikian, pemikir-pemikir ekonomi muslim telah mengidentifikasikan
banyak konsep, variabel, dan teori-teori ekonomi yang masih relevan hingga kini. Ibnu al-
Nadim (438H/1047 M) mencatat nama beberapa ulama dengan sejumlah karya ilmiah yang
masih bertahan sampai sekarang, sebagian lagi sudah hilang. Yang hilang itu antara lain
adalah :
1. Hafshawaih : “Kitab Al-Kharaj.” Buku ini merupakan yang pertama dalam
masalah ini
2. Al-Hasan Bin Ziyad Al-Lu’lu’i (204H/819M) : “Al-Kharaj” dan “Al-Nafaqah”
3. Al-Haetsam Bin Adi al-Kufi (114-2017H/732-831M):....
4. Ibn Daud (208H/823M):....

Kitab-kitab di atas itu adalah yang berhasil dicatat oleh Ibn Nadim hingga tahun
1047M. Setelah tahun tersebut, banyak lagi pemikir Muslim yang lahir dan menyumbangkan
pemikiran-pemikiran ekonominya, misalnya Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111), Ibn
Taimiyah (1283-1328), dan Ibn Khaldun (1332-1404). Oleh karena itu, sikap umat islami
terhadap ilmu-ilmu dari Barat, termasuk ilmu ekonomi “konvensonal”, adalah la tukadzibuhu
jamii’a, wala tushahhihuhu jami’a (jangan menolak semuanya, dan jangan pula menerima
semuanya). Maka ekonom muslim tidak perlu terkesima dengan teori-teori ekonomi barat.
Ekonom muslim perlu mempunyai akses terhadap kitab-kitab klasik islami. Di lain pihak,
fukaha islami perlu juga mempelajari teori-teori ekonomi modern agar dapat menerjemahkan
kondisi ekonomi modern dalam bahasa kitab klasik.

D. Kasus Ekonomi Mikro Islam

Peran Ekonomi Mikro Islam Terhadap Perekonomian

Kita sebagai pelaku ekonomi serta pengguna sumber daya alam yang tersedia, maka
sudah seharusnya kita mengetahui bagaimana cara yang efektif dan efisien dalam
memanfaatkan sumber daya untuk mencapai kepuasaan tanpa menghabiskan seluruh
ketersediaan sumber daya yang terbatas. Seperti dirumuskan pada pendapatan perseorangan
Y=C+S.
Berbeda dengan ekonomi konvensional yang lebih memilih melampiaskan
keinginannya dengan cara apapun. Sehingga menimbulkan dorongan tanpa batas untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber daya yang tersedia di alam. Ekonomi
konvensional mengartikan bahwa ilmu ekonomi lahir dari adanya tujuan untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka. Karena kelangkaan ini, maka tiap individu
dihadapkan pada beberapa permasalahan. Bagaimana memproduksi, untuk siapa, bagaimana
membagi produksi dari waktu ke waktu serta mempertahakan dan menjaga tingkat
pertumbuhan produksi tersebut. Juga adanya keinginan manusia yang tidak terbatas.

Beda halnya dengan ekonomi Islam, para ekonomi Muslim menyatakan tidak
selamanya kelangkaan dan ketidakterbatasan keinginan manusia menjadi masalah dan
perdebatan ekonomi. Baqir as-Sadr berpendapat bahwa sumber daya itu hakikatnya
melimpah dan tidak terbatas.  Pendapat ini didasarkan pada dalil yang menyatakan bahwa
alam semesta ini diciptakan oleh Allah dengan ukuran setepat-tepatnya.

Dalam konsepnya jika perekonomian membaik maka bunga akan turun, dampaknya
tabungan dan mata uang lokal juga akan menurun. Namun di sisi lain perekonomian akan
meningkat, seiring dengan itu permintaan dan konsumsi juga naik sehingga menaikkan laba
perusahaan dan indeks dibursa. Namun lagi-lagi terjadi dilema, karena hal ini akan
mendorong kenaikan harga dan inflasi serta menyebabkan kontraksi. Permintaan dan
konsumsi akan menurun dan seterusnya akan menurunkan daya beli dan tingkat harga. Hal
ini akan memacu inflasi. Inflasi turun, dan seterusnya siklus ini akan terus berulang antara
boom dan resesi, tanpa ada kondisi dimana terjadi keseimbangan perekonomian.

Hal inilah yang menjadi perhatian utama ekonomi Syariah. Yakni untuk membangun
keseimbangan antara sektor riil dan moneternya. Inti kajiannya bukan sekedar pengharaman
bunga atau riba, tetapi meliputi segenap sistem secara keseluruhan, baik itu fiskal ataupun
keuangan. Sudah seharusnya menjadi tugas bersama terutama mahasiswa, menjadi garda
terdepan untuk mengenalkan ekonomi mikro islam yang relavan dan dapat diterapkan oleh
masyarakat. Dan yang paling dekat untuk mahasiwa mengenalkan ekonomi mikro islam yaitu
pasar atau kepada tingkat yang lebih tinggi yaitu pengusaha, karena pengusaha identik
dengan meminjam modal kepada bank untuk usahanya.
Ekonomi Mikro Islam mengatur dalam pemenuhan kebutuhan individu secara bijak
dalam mengekspoitasi kebutuhan-kebutuhan manusia, terutama yang berkaitan dengan
sumber daya alam yang tanpa disadari beberapa sumber daya alam tidak dapat diperbaharui.
Berbeda pada konvensional sifat keserakahan dalam mengekspoitasi yang berorientasi pada
keuntungan dan mengesampingkan kemaslahatan secara berkelanjutan mempengaruhi
kestabilan ekonomi karena terlalu berorientasi pada keuntungan temporer, pada ekonomi
islam mengedepankan maslahah sedangkan pada ekonomi konvensional mengedepankan
pada utilitas. Sistem ekonomi kapitalis seperti ini rawan sekali mengalami krisis dan biasanya
selalu berulang, hal tersebut menunjukkan bahwa sistem ekonomi kapitalis ternyata tidak
dapat dipergunakan sebagai sistem ekonomi global dan dianggap telah gagal dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat ekonomi dunia. Saat sekarang ini merupakan
momentum yang tepat untuk mengevaluasi sistem ekonomi yang telah berjalan menurut
konsep barat, yang diharapkan dapat diganti dengan sistem ekonomi yang lebih berkeadilan
dan lebih bermoral. Solusi yang bisa ditawarkan adalah konsep ekonomi Islam yang sekarang
berkaca pada kesiapan individu maupun kelompok organisasi dalam penerapan sistem
ekonomi islam.

Anda mungkin juga menyukai