Anda di halaman 1dari 20

DASAR-DASAR EKONOMI MAKRO ISLAM

DISUSUN OLEH:

Munardi Siregar (2040100164)

Khoirunnisa Pardede (2040100189)

Nurintan (2040100184)

Nurhasanah Harahap (2040100167)

Asri Sakinah Harahap (1940100175)

DOSEN PENGAMPU

Ferri Alfadri,S.E.I,.M.E.

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PADANGSIDIMPUAN

T.A. 2021/2022
A. Konsep Dasar Ekonomi Makro Islam
Ekonomi makro islam merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebijakan
ekonomi secara makro yang sesuai dengan ajaran islam.
Menurut perspektif ekonomi islam yaitu sesungguhnya ekonomi islam
berpedoman kepada akidah islam yang sumbernya dari al-quran,As-sunnah,Ijma’
dan Qiyas. Sebelum mengkaji lebih dalam bagaimana makro ekonomi menurut
perspektif islam maka sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan ekonomi islam.Ada beberapa pengertian ekonomi islam
yang dikemukakan oleh para ahli,yaitu:
1. Umer Chapra, ilmu ekonomi Islam merupakan suatu pengetahuan yang bisa
membantu kemaslahatan manusia melalui distribusi sumber daya yang
terbatas yang berada di koridor yang menjurus kepada pengajaran islam
dengan tidak memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro yang
berhubungan dan tanpa ketidakseimbangan.
2. Muhammad Abdul Manan, ilmu ekonomi Islam merupakan sebuah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari permasalahan ekonomi dalam
masyarakat yang di ilhami dari nilai-nilai islam.
3. M. Akrar Kan, ekonomi islam itu bertujuan untuk melakukan kajian tentang
kebahagiaan dari hidup manusia yang akan dicapai dengan cara
mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan atas dasar
partisipasi.
4. Muhammad nejatullah Ash-Sidiqy, ilmu ekonomi Islam itu merupakan
tanggapan pemikir muslim terhadap tantangan dari ekonomi pada masa
tertentu dengan cara dibantu oleh Al-Quran,Sunnah,Ijtihad dan pengalaman.1
1. Pengertian Ekonomi Makro Islam
Ekonomi makro merupakan mengenai perekonomian dengan menyeluruh
yang meliputi analisis perilaku dengan perekonomian secara luas, seperti

1
Jamaluddin dan Reza Syafrizal”Konsep Dasar Ekonomi Menurut Syariat Islam”
Muamalatuna Jurnal Hukum Ekonomi Syariah,Vol.12 No. 1, Januari-Juni 2020, hlm 35.

1
pada perubahan agregat,perubahan harga secara umum, dan pada tingkat
pengangguran.
Sikap-sikap ataupun karakteristik mengacu pada perilaku rumah tangga
dan perusahaan,contohmya pada saat membahas pasar dalam pasar terjadi
interaksi antar pasar itu,seperti pasar tenaga kerja, komoditas, dan pasar
keuangan, bukan hanya pasar satu macam barang seperti ekonomi mikro,pada
ekonomi makro semua pasar berinteraksi satu sama lain. Jadi output data
tentang pengangguran dan tingkat harga menjadi data dari ekonomi makro.
Ekonomi makro mencakup semua permasalahan ekonomi secara
menyeluruh. Artinya semua data yang terkait masalah ekonomi merupakan
permasalahan dari ekonomi makro.
Ekonomi mikro hanya berpusat pada satu pasar, misalnya pasar keuangan
maka ekonomi mikro tersebut hanya membahas soal keuangan. Tetapi dalam
ekonomi makro membahas semua permasalahan karena keterkaitan antar
pasar. Tidak hanya masalah pasar, tetapi ekonomi makro juga mencakup
sampai kepada tingkat pengangguran dan perubahan harga.
Tetapi dalam perekonomian pastinya banyak sekali masalah yang datang,
dari berbagai segi termasuk produksi, distribusi dan konsumsi. Tentunya
untuk mengatasi masalah ini kita membutuhkan sistem ekonomi yang kuat
agar masalah-masalah yg berdatangan dapat terselesaikan.
Sistem ekonomi islam hadir untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi
baik itu dari segi produksi, distribusi atau konsumsi. Masyarakat berusaha
untuk mengolah dan mengelola sumber daya alam untuk menghasilkan
pendapatan yang tinggi.2 Jika kita tinjau dari segi produksi, prinsip utama
produksi bagi ekonomi konvensional adalah modal yang serendah-
rendanhnya dan menargetkan keuntungan yang sebesar-besar nya. Tetapi di
dalam islam kita jga harus memperhatikan aspek kegunaan dan harus
memastikan bahwa produk yang kita produksi merupakan produk halal. Hal
ini tentunya tidak hanya memikirkan tentang keuntungan saja, tetapi juga
bagaimana agar produk itu dapat berguna bagi ummat.

2
Naili Nuril Aufa Manik dkk, “Perspektif Ekonomi Makro Islam Terhadap Pemanfaatan
Sumber Daya Alam”, Ulil Albab: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 1, No.1, (Desember, 2021).

2
2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Dalam Islam
Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian yang paling penting dalam
kebijakan ekonomi maupun sistem ekonomi dimanapun. Secara keseluruhan
hal ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan membawa pada
peluang dan pemerataan ekonomi yang lebih besar. Satu fakta yang tidak
terpatahkan,pertumbuhan ekonomi di dunia selam kurang lebih dua abad ini
telah menimbulkan dua efek yang sangat penting,yaitu:
Pertama, semakin meningkatnya kemakmuran ataupun taraf hidup yang
digapai oleh masyarakat dunia.
Kedua,terbukanya kesempatan kerja baru untuk penduduk yang semakin
hari semakin bertambah jumlahnya. Meskipun itu, sekarang ditengah
pesatnya perkembangan pada bidang industri, sains, dan revolusi teknologi,
di negara maju kemiakinan absolut dan beberapa masalah ekonomi yang lain
masih terjadi. Sedangkan pada negara berkembang, kondisinya bahkan lebih
parah lagi.
Sampai dengan sekarang kesenjangan pendapatan, pengangguran,
kekurangan pangan dan masih banyak lagi kesenjangan hidup masih banayk
di sebagian besar penduduk dunia. Dan situasi ini malah di perparah lagi
dengan terjadinya krisis keuangan global yang justru memperburuk situasi
ekonomi di beberapa negara.
Terjadinya krisis ekonomi ini dalam pandangan islam tentu saja tidak
akan terlepas dari pelaksanaan ekonomi yang berlawanan dengan nilai-nilai
islam, misalnya perilaku riba, monopoli, korupsi, dan tindakan lainnya. 3
Krisis ekonomi pada penelitian Chapra sudah menunjukkan dengan jelas atas
kelemahan logika Hukum Say dan konsep laissez faire. Ini telah dibuktikan
dengan ekonomi pasar yang sudah hampir tidak mampu lagi secaar konstan
mencapai tingkat full employment dan kemakmuran.
Ironisnya, dibalik kemajuan ilmu ekonomi yang sudah begitu pesat,
penuh inovasi, dilengkapai juga dengan metedologi yang semakin tajam,
model-model matematika dan ekonometri yang sudah semakin luas untuk

3
Rizal Muttaqin,”Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam’’Maro Jurnal Ekonomi
Syariah Dan Bisnis, Vol. 1 , No. 2 ( November 2018 ) hlm 39

3
melakukan evaluasi dan prediksi, ternyata ilmu ekonomi tetap memiliki
keterbatasan untuk mendesain, menganalisa maupun memproteksikan
kecenderungan perilaku ekonomi dalam pandangan waktu jangan pendek.
Kejanggalan-kejanggalan premis ekonomi konvensional menjadi salah
satu sumber paradoks antara pertumbuhan dan distribusi ekonomi. Oleh
sebab itu, dalam pandangan ekonomi syriah paradox ini diperkecil dengan
mengganti paradigma konflik antara pertumbuhan dengan distribusi, melalui
penciptaan berbagai isntrumen dan mekanisme yang dapat menjamin
perkembanga ekonomi di satu sisi, dan terciotanya distribusi di sisi lain.
Konsep ini terpaparkan dalam kesatuan bangunan di antara tiga sector di
perkeonomian syariah, yaitu sektor riil, sector keuangan syariah dan sektor
Ziswaf.
Untuk mewujudkan pemerataan, menurut pendapat M. Umer Chapra,
setidaknya ada 5 unsur yang utama yang harus dilaksanakan. Pertama,
mengadakan pelatihan dan juga menyediakan lowongan pekerjaan bagi
pencari kerja, sehingga terlaksananya full employment. Kedua, dengan
memberikan sistem upah yang pantas untuk seluruh karyawan. Ketiga,
mempersiapkan asuransi dengan wajib guna mengurangi risiko
pengangguran, kecelakaan kerjam tunjangan hari tua dan keuntungan-
keuntungan lainnya. Keempat, memberikan bantuan untuk meraka yang
mengalami caca mental dan fisik, agar mereka bisa hidup dengan layak.4
3. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Dalam Islam
Islam mempunyai beberapa karakteristik yang mendefensisikan
pertumbuhan ekonominya, sebagai berikut :
a. Komprehensif
Menurut Abdul Husein apabila beberapa aturan yang dibuat oleh
manusia, terkhusus antara kontemporer dalam kontribusinya untuk
menciptakan sebuah aturan yang bisa mencegah permasalahan, yaitu
secara umum tidak beranjak dari aturannya untuk menciptakan aturan
yang berpatokan dari distribusi barang-barang yang ekonomis untuk

4
Rizal Muttaqin,” Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam” Maro Jurnal Ekonomi
Syariah dan Bisnis , Vol 1 . No. 2 ( November 2018 ), hlm, 120

4
kelompok-kelompok masyarakat tertentu dalam bentuk distribusi dengan
menyisakan kesenjangan antara kelompok-kelomok itu.
Sama halnya dengan adanya deskriminasi hukum yang sudah berlaku
pada beberapa kasus, karena tidak adanya akses untuk distribusi ini, maka
dari itu isalam sesungguhnya sudah menciptakan 1 mekanisme distribusi
barang-barang ekonomis untuk hasil dan bagia yang di distribusikan
manusia dengan tidak adanya diskrimansi, baik atas dasar suku, rasm,
maupun agama.
Dengan hal ini dikarenakan adanya satu ketetapan bahwa pelaksanaan
acuan didalam aturan-aturan yang diatur oleh manusia kadang-kadang
menimbulkan akibat gradasi kemudahan untuk masyarakat miskin. Abdul
Husein menambahkan pendapat komprenshif didalam pekembangan
ekonomi menuntut agar pertumbuhan ekonomi ini mengandung jaminan
terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia dengan sempurna, baik pangan,
sandang, papan, buahbuahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, hak atas
pekerjaan, kebebasan dalm beraktivitas, pengajaran agama, dan
sebagainya, dimana islam tidak bisa menerima perkembangan model
kapastitas yang hanya memperdulikan kebebasan beraktivitas akan tetapi
tidak menjamin adanya pemerataan.
b. Berimbang
Pertumbuhan pada ekonomi islam tidak hanya diorientasikan untuk
menciptakan partambahan, akan tetapi di tujukan dengsn berlandaskan
asas keadilan distribusi. Keadilan dilakukan dengan cara memberlakukan
kebaikan untuk semua manusia dengan kondisi apapun. Tujuan
pertumbuhan ekonomi dalam pandangan islam merupakan adanya
kesempatan seluruh anggota masyarakat apapun ras, agama, karakternya
untuk mendapatkan kecukupan, bukan kekurangan. Posisi berimbang ini
dalam pertumbuhan ekonomi membutuhkan adanaya keberimbangan
usaha-usaha pertumbuhan.
Oleh karena itu, Abdul Husein mengatakan islam tidak menerima
langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan pedeasaan,
industri yang juga megabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan

5
tersier dan sekunder diatas kebuutuhan pokok ataupun primer,
mendahulukan industri berat dibandingkan dengan indistri ringan,
ataupun dengan memfokuskan pembangunan program tertentu dengan
mangabaikan sarana dan prasarana umum dan pokok lainnya.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa pertumbuhan ekonomi yang tidak
diseimbangi keberimbangan di negara-negara islam merupakan sumber
yang akan menyenbakan ketidakmertaan ekonomi negara. Bahkan,
pertumbuhannitu sebenarnyamerupkan pertumbuhan mundur dikarenakan
semakin maraknya ketidakmerataan di tengah masyarakat.
c. Realistis
Realistis itu merupakan suatu pandangan terhadap permasalahan yang
sesuai kenyataan. Pembahasan tentang sifat realistis islam dalam bidang
pertunbuhan ekonomi diperuntukkan untuk mencapai keadaan yang
paling baik dan juga produksi yang paling sempurna yang mungkin
dicapai manusia dalam perekonomiannya.
Sifat realistis ini dalam bidang pertumbuhan ekonomi memaparkan
bahwasanya islama juga melihat permasalahan ekonomi dan sosial yang
mungkin bisa terjadi di masyarakat islam dengan tawaran solusi yang juga
realistis.
d. Keadilan
Menurut Abdul Husein islam menegakkakan hukum-hukumnya
berdasarkan atas landasan keadilan diantara manusia. Islam juga telah
menjamin tercapainya keadilan di antara manusia dalam usaha untuk
memperbanyak pemasukan dan distribusinya antara orang-orang muslim
dengan orang-orang non muslim.
e. Bertanggung Jawab
Adanya tanggung jawab sebagai salah satu tiang yang paling penting
dikemukakan secara jelas dalam syariah islam. Apabila kita mengikuti
ssyariah ini, maka kita bisa menyimpulkan bahwa adanya tanggung jawab
mencakup 2 sisi yaitu :
1) Tanggung jawab antara anggota masyarakat dan golongan lainnya.

6
2) Tanggung jawab negara kepada masyarakat. Setiap orang mempunyai
tanggung jawab, masyarakat mempunyai tanggung jawab, dan negara
juga mempunyai tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan yang
dipaparkan oleh Rasulullah saw.
f. Mencukupi
Islam tidak hanya menetapkan adanya karakteristik tanggung jawab
seperti yang sudah dikemukakan, namun tanggung jawab itu seharusnya
mutlak dan bisa mencakup realisasi kecukupan untuk semua manusia.
Karena tujuan tanggung jawab itu bukan hanya kewajiban orang mampu
kepada golongan orang kurang mampu, akan tetapi juga di peruntukkkan
untuk menghapuskan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan di
masyarakat islam.
Menurut Abdul Husein para ahli fiqh sudah enerapkan di bidang
pengaplikasian harta dengan ukuran yang bisa memenuhi kebutuhan
seperti pangan, sandang, papan dalam batas seharusnya. Mereka juga
mentapkann apabila terdapat seorang shabat yang sedang membutuhkan
pekerjaan, maka sahabat lainnya yang bekecukupan wajib untuk
memberikan pekerjaan dan memberikan upah yang sepadan dan harus di
bayarkan.
g. Berfokus pada manusia
Karakter ini sama halnya dengan posisi manusia yang merupakan duta
Allah dimuka bumi ini yang bertujuan dan pengaruh pertumbuhan
ekonomi didalam islam. Pertumbuhan ekonomi islam tidak lain yaitu
manusia agar tidak diperbudak oleh materi sebagaimana dalam ekonomi
kapitalis dan menjadi hina karena tidak mempunyai kebebasan bertabur
kemuliaan untuk kesejahteraan dunia dan menghidupkannya dengan
kegiatan yang penuh nilai guna. Kemudian dapat dgunakakn hak sebagai
duta Allah di bumi.
Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat yang
tinggi sebagai hamba allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk
sebaik-baiknya. Allah juga menundukkan alam semesta agar bisa
membantu manusia dengan memposisikan manusia sebagai alat dan

7
tujuan, oleh karena itu islam datang untuk menghilangkan karakter-
karakter negatif didalam diri setiap orang untuk menjadi manusia yang
baik dan generasi yang baik bagi maysrakat yang baik dan juga menjadi
alat yang baik untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.5
4. Faktor-Farktor Pertumbuhan Ekonomi Islam
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu
1). Faktor Sumber daya manusia
Pertumbuhan ekonomi ini juga bisa dipengaruhi oleh sumber daya
manusia. Sumber daya manusia merupakan aspek yang paling utama
dalam pembangunan, cepat atau lambatnya proses pembangunan
tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusia itu sebagai
subjek untuk pembangunan dan memiliki kemampuan cukup dalam
melakukan proses pembangunan
2). Faktor sumber daya alam
Sumber daya alam umunya merupakan tumpuan dari negara yang
sedang berkembang dalam menjalankan proses pembangunan di
negaranya. Tetapi, keberhasilan dari suatu proses pembangunan itu
tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya alam, jika tidak diikuti
dengan kinerja sumber daya manusianya di negera tersebut untuk
memanfaat sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam tersebut
seperti hasil tambang, kekayaan mineral, kekayaan laut, kekayaan
hutan, dan kesuburan tanah.

3). Faktor Teknologi dan ilmu pengetahuan


Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat mendukung
kelancaran proses pembangunan, perubahan pada sistem pekerjaan yang
awalnya memakai tenaga manusia dan digantikan dengan tenaga mesin-
mesin yang canggih yang membantu dalam proses pembangunan.
4). Faktor budaya

5
Moch Zainuddin, “ Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam” ISTITHMAR,Vol. 1, No. 2
(Juli,2017 ) ,hlm, 125

8
Aspek budaya juhaa dapat memberikan pengaruh khusu
dalampembangunan ekonomi yang akan dilaksanakan, dimana aspek
tersebut berperan sebagai pendorong proses pembangunan akan tetapi
bisa juga sebagai penghambat pembangunan.6

5. Prinsip Produksi Dalam Ekonomi Islam


Pada prinsipnya kegiatan produksi seluruhnya terkait dengan ajara
islam, yaitu seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujaun dari
konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilaksanakan untuk mencari
kebahagiaan , demikian juga produksi itu dilakukan untuk menyediakan
barang-barang dan jasa untuk kebahagiaan tersebut.
Adapun pedoman-pedoman dalam berproduksi yaitu sebagai berikut :
a. Memproduksi barang maupun jasa dengan cara yang halal pada setiap
tahapannya.
b. Berusaha mencegah kerusakan di bumi, misalnya membatasi polusi
memelihara keserasian dan ketersediaan sumber daya alam.
c. Produksi tersebut dimaksudkan untuk memnuhi kebutuhan individu
maupun masyarakat dan juga mencapai kemakmuran.
d. Produksi menurut islam tidak bisa dipisahkan dari tujuan kemandirian
umat. Oleh karena itu seharusnya umat mempunyai kemampuan ataupun
keahlian yang memungkinkan akan memenuhi kebutuhan spritual dan
materialnya.

Bagi islam, memproduksi sesutu bukanlah hanya semata-mata untuk


konsusi diir sendiri ataupun dijaul kepasar. Kedua motivasi ini tidak akan
cukup karena masih sangat terbatas pada fungsi ekonomi. Islam juga
mempertegas bahwa setiap kegiatan produksi harus juga mewujudkan
fungsi sosial.7

6
Darwis Harahap dan Ferri Alfadri ,” Pengantar Ekonomi Makro”, ( Jakarta: Kencana,
Desember 2020 ), hlm, 164
7
Misbahul Ali ‘’Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam’’Jurnal Lisan Al- hal,
Vol. 7 , No. 1, ( Juni 2013 ) hlm, 26

9
B. Perbedaan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional
Dalam teori makro, kita dapat menggolongkan orang-orang ataupu lembaga-
lembaga yang melaksanakan kegiatan ekonomi menajadi lima bagian yaitu :
1. Rumah tangga
2. Produsen
3. Pemerintah
4. Lembaga-lembaga keuangan
5. Negara-negara lain

Kegiatan dari kelima kelompok tersebut akan dijelaskan perbedaan antara


ekonomi makro islam dengan ekonomi makro konvensional yaitu :

1. Kegaiatan kelompok rumah tangga


Kegiatan kelompok rumah tangga ini melaksanakan kegiatan-kegiaatan
pokok yaitu :Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga dari
simpanan-simpanan mereka
a. Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang atau jasa
b. Menyisakan sisa dari pengahsilan tersebut pada lembaga-lembaga
keuangan.
c. Memabayarkan pajak kepada pemerintah( Pada masyarakat muslim,
pemgahasilan juga disishkan untuk zakat, imfaq, dan sedekah. )
2. Kegiatan kelompok perusahaan
Kelompok produsen melalukan kegiatan-kegiatan pokok yaitu :
a. Memproduksi dan mmemasarkan barang-barang dan jasa ( Dalam ekonomi
islam memproduksi dan menjual barang dan jasa harus berupa barang
ataupun jasa yang halal )
b. Membayar pajak ( Dalam ekonomi islam selain pajak perusahaan juga akan
melakukan pembayaran zakat perusahaan )
3. Kegiatan kelompok pemerintah ( Goverment )
a. Meminjam uang dari luar negri. ( dalam ekonomi islam pinjaman adalah
pembiayaan yang sesuai dengan syariah islam dan bebas dari riba )
4. Kegiatan keompok negara- negara lain ( Ekspor-Impor )

10
a. Menyediakan kebutuhan barang impor.( Dalam ekonomi islam barang
impor yang terikat harus dengan status kehalalannya )
Bank syariah apabila dilihat dari prinsipnya yang di pegang meiliki
perbedaan yang sangat mencolok dibanding dengan konvensonal. Bank
konvensional menggunakan sistem bunga (riba) sedangakn bank syariah
mengguanakan sistem bagi hasil yang mengedepankan hubungan
kepercayaan antara pihak bank dan juga nasabah.8

6. Permasalahan Ekonomi Makro


Seperti apa yang telah disampaikan Boediono tujuan dari ilmu ekonomi
itu merupakan memberikan petunjuk mengenai kebijakan apa saja yang akan
diambil untuk mengurangi permasalahan ekonomi tertentu. Permasalahan
makro ekonomi mencakup dua permasalahan utama yaitu masalah pada
jangka pendek ataupun masalah stabilisasi dan juga masalah jangka panjang
dan masalah pertumbuhan.
Masalah jangka pendek atau masalah stabilitas ini meliputi :
a. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga yang terjadi secara
terus-menerus. Inflasi ini akan membawa pengaruh negatif ataupun
menghancurkan suatu negara apabila terjadi secara terus-menerus. Inflasi
jadi masalah perekonomian karena inflasi dapat mengakibatkan
redistribusi pendapatan masyarakat. Inflasi juga dapat menyebabkan
perubahan output dan kesempatan kerja ke dalam masyarakat.
b. Masalah Pengangguran
Penganguran disebabkan karena jumlah tenaga kerja lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Faktor-
Faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu :

8
Fajar Fairuzi Sadrinata, “ Analisis perbandingan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi
Terhadap Stabilitas Bank Syariah Dan Konvensioanal Di Indonesia” , Jurnal Ekonomi Syariah, Vol.
6 No, 10 Oktober 2019 “

11
kekurangan agregat, Menganggur karena mencari pekerjaan yang lebih
baik, Pengusaha menggunakan peralatan modern dan mengurangi
penggunakan tenaga kerja.
c. Masalah ketimpangan
Neraca merupakan informasi keadaan keungan suatu negara secara
umum. Jika kondisi keuangan suatu negara surplus maka negara tersebut
mempunyai cadangan devisa yang besar
Contoh permasalahan ekonomi makro Indonesia saat ini adalah
Pandemi Covid 19 picu kenaikan pengangguran. Masalah ekonomi
makro yang dihadapi oleh Indonesia adalah pengangguran. Pandemi
Covid 19 ini memicu dan memunculkan gesekan kepentingan diantara
para pekerja dan perusahaan. Angka pengangguran terus meningkat dan
jumlahnya semakin besar, dan guncangan di dunia kerja tidak dapat
dihindarkan selama pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang
progresif.Contohnya pada bank-bank BUMN yang secara terus menerus
menarik dana dari masyarakat sementara dalam penyaluran kreditnya
tertahan sejak dimunculkannya pandemi covid 19.
Sehingga keadaan ini secara tidak langsung menyebabkan PHK, sebab
expansi usaha atau perluasan usaha dan peningkatan usaha menjadi
sangat terhambat, sedangkan disisi lain sumber daya manusia pekerja
selalu bertambah. 9. Dalam situasi sulit dimasa pandemi covid 19 para
pihak harus kembali ke UUD 1945 sebagai konstitusi dan memahami
peran masing-masing yang proporsional. Antara pekerja dan perusahaan
penting memerhatikan secara detail aturan yang dibuat pemerintah pada
masa covid 19 untuk menghadapi situasi konkret yang dihadapi oleh
kedua pihak. Nah, bagaimana cara mengatasi pengagguran pada masa
pandemi seperti ini?
Salah satunya adalah dengan program padat karya, ketika krisis
moneter dulu melanda dan pemerintah melakukan program padat karya
supaya orang-orang bisa mendapat penghasilan sebagaimana tujuan

9
Siti Aisyah, ” Aktualisasi Kebijakan Moneter Islam Dalam Permasalahan Makro Ekonomi
Islam,” Jurnal Syariah, Vol. 7, No. 2, Oktober 2019

12
utama program padat karya adalah untuk membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat khususnya yang mengalami kehilangan penghasilan atau
pekerjaan tetap. Di tahun 2022 ini Direktorat Jendral (ditjen) Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau (PUPR)
membutuhkan tenaga kerja untuk program Infra Struktur Berbasis
Masyarakat / Padat Karya Tunai (IBM / PKT) sebanyak 60.466 orang.
Ketimpangan dimasa pandemi covid 19 diduga terjadi karena sebagai
masyarakat memperoleh suatu peluang untuk meningkatkan peningkatan
pendapatan, dan bagi sekelompok masyarakat lainnya menurunkan
pendapatan. Mereka yang mampu meningkatkan pendapatannya supaya
mampu beradaptasi dengan kondisi dimasa pandemi, misalnya berinovasi
mencari peluang ekonomi dan aktivitas secara daring. Pandemi covid 19
mempengaruhi ketimpangan dan kemiskinan di Indonesia ketika
pemerintah memberlakukan aturan sosial distensing dan pembatasan
pergerakan manusia, penomena ini menyebabkan ketimpangan dalam
akses dunia digital saat ada kebijakan bekerja dan sekolah dari rumah
(WFH) aktivitas manuia pun berubah total, karna pergerakan disemua
sektor atau tempat menjadi menurun sehingga penurunan aktivitas orang
berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi.
Dikalangan masyarakat kelompok bawah dalam melakukan pekerjaannya
sulit dilakukan dari rumah, karena mereka memiliki sumber daya
manusianya rendah, aset fisik dan finansial maupun keahliannya sangat
rendah. Adanya pandemi ini mereka jadi sulit dan tidak bisa bekerja
untuk menghasilkan uang. Ditambah dengan rendahnya akses terhadap
internet yang berinplikasi penghasilannya menurun. Sementara
dikalangan orang kaya justru sebaliknya mereka dapat dan tetap
menghasilkan uang ditengah situasi pandemi covid 19. Mengapa? Karna
mereka masih dapat bekerja dari rumah dan mempunyai akses yang
penuh terhadap internet sehingga ketimpangan akan semakin tinggi.
Sehingga menunjukkan kekayaan pejabat naik disebabkan dia tidak
kemana-mana, penghasilan jalan, biaya turun sedangkan masyarakat
dibawah yang dirugikan dan kesejahteraannya menurun.

13
C. Ekonomi Makro Islam Dengan Riba Dan Zakat
Zakat termasuk salah satu pilar dari pikar islam yang 5. Allah swt telah
mewajibkan bagi semua umat muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci
untuk harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai pada
nisab ( batas terendah wajibnya zakat ) dan telah melwati atas kepemilikan harta
tersebut masa haul ( satu tahun untuk harta simpanan dan niaga, atau pada saat
memanen hasil pertanian ).
Sedangakan riba termasuk sistem yang dapat menghancurkan umat, ekonomi
juga budaya islam, jangan jadikan riba sebagai pola hidup dan budayakan
kembali ekonomi islam. Maka demikian, zakat dan riba mempunyai perbedaan
yang tidak bisa disatukan.Zakat yang kita fahami selama ini berarti tumbuh, suci.
Dan riba ini bermakna ziyadah ( bertambah ). Akan tetapi makna yang telah di
defensikan oleh fuqaha berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Rata-rata
masayarakat memahami zakat berarti mengurangi harta yang dimiliki.
Menurut yang dengan mengeluarkan sedikit harta berkurang tetapi disisi
Allah bertambah. Hal ini sangat bertolak belakang dengan riba. Masyarakat
membahami bahwa apabila seseorang menabung uangnya dan akan diiming-
imingi uangnya akan bertambah. Padahal faktanya tidak, menurut si penabung
bertmabah akan tetapi disisi Allah swt tidak bertambah.
Riba secara bahasa riba berarti tambahan.Sedangkan secara terminologis riba
adalah tambahan yang diambil oleh pemberi hutang dari penghutang sebagai
perumbangan dari masa (meminjam). Al- Jurnali mendefenisikan riba itu sebagai
tambahan atau kelebihan yang tidak ada bandingnya bagi salah satu orang yang
berakad. Akan tetapi Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitab fiqh menjelaskan
bahwa riba menurut istilah merupakan salah satu dua barang yang sejenis yang
ditukar tanpa ada imbalan dari tambahan tersebut.
Dalam madzhab Syafi‟i, riba dimaknai sebagai transaksi dengan imbalan
tertentu yang tidak diketahui kesamaan takarannya maupun ukuran waktunya
kapan terjadi transaksi dengan penundaan penyerahan kedua barang yang
dipertukarkan atau salah satunya.
Segala jenis riba itu diharamkan berdasarkan nash dari Al-quran maupun as-
sunnah. Al-quran mempertegas riba bukan hanya konteks mikro, akan tetapi juga

14
makro yang telah sistematik dan akan menimbulkan dampak yang sangat luas
serta akan membahayakan perekonomian secara menyeluruh.
Oleh karena itu, ayat-ayat yang berbicara tentang riba tidak turun sekaligus,
akan tetapi bertahap melaluiempat tahapan, seolah halini mengidikasikan bahwa
untuk menghapuskan riba yang sistematik tidak bisa seklaogus, tetapi perlu
proses dan strategi yang sudah terencana dengan matang.
Diantara strategi yang Allah sebutkan langsung berbarengan dengan riba
merupakan zakat dan sedekah. Oleh karena itu, bisa diartikan untuk menghadapi
sistem ribawi yang sudah menjadi istrumen ekonomi secara massif sangat perlu
ditekankan sedekah dan zakat. Karena riba dan zakat memiliki sifat yang sangat
bertentangan. Dalam zakat atauapun sekedah lebih mengutamakan keikhlasan
sedangkan riba lebih ke pemerasan.
Orang-orang yang musyrik selalu menyamakan riba dengan jual-beli, karena
keduanya memang menghasilkan keuntungan. Tambahan riba diambil apabila
berakhirnya tempo hutang sama dengan jual beli yang harganya dimabil di awal
transaksi. Mereka tidak mengenal transaksi kecuali transaksi modelan seperti ini.
Dan hal itu sudah mendarah daging di dalam jiwa mereka sehingga
mempergunakan itu sebagai dasar transaksi ekonomi.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa keduanya sangatlah berbeda dengan
mengatakan “ padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba’’ yang artinya bahwa jual beli terjadi dosebabkan adanya kebutuhan dan
tidak ada unsur tidak adilan di dalamnya. Sedangakan riba hanya untuk
memanfaatkan kebutuha yang terpaksa tanpa adanya imbalan yang seimbang.
Menurut pandangan kebanyakan manusia pinjaman dengan sitem bunga itu
akan membantu ekonomi masyarakat yang akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi rakyat.
Pendapat tersebut telah menjadi keyakinan kuat setiap manusia baik ekonom,
pemerintah, ataupun praktisi. Oleh karena itu, sangat banyak ataupun rata-rata
pejabat negara direktur perbankan dengan bangganya melaporkan jumlah kredit
yang dikucurkan untuk pengusaha kecil sekian puluh triliun rupiah. Begitulah
pandangan maupun keyakinan manusia dalam memandang sitem kredit dengan
bunga.

15
Zakat termasuk intrumen wajib dalam sistem ekonomi islam, maka dari itu
dalam pengaplikasiannya dilakukan oleh lembaga-lembaga legal yang memiliki
kekuatan hukum. Dengan hal tersbut dilakukan dalam proses perencanaan,
pengumpulan, pengelolaan, penditribusian bisa sistematik dan terukur. Zakat
dalam sejarah islam sudah menjadi bagian dari peradaban islam, manfaat bagi
perekonomian yaitu :
Zakat dapat menjadi solusi untuk masyarakat yang kekurangan.
a. Zakat dapat menjadi solusi untuk mengatasi kesenganjangan dalam
msyarakat.
b. Zakat dapat mengurangi masalah sosial, krimilitas, pelacuran, pengemis,
gelandangan dan lain sebagainya.
c. Zakat dapat menjaga kestabilan ekonomi.
Melalui zakat bisa menjaga tingkat konsumsi, sehingga perekonomian
akan terus berjalan dengan lancar dan akan tercapai pemerataan.
Dalam pembahasan masalah riba dan bunga bank seharusnya kita
dapat menemukan kata kuncinya, karena hal inilah yang menentukan apa
tujuan syariat islam yang menjadi tujuan pokok syariat islam, yang menjadi
latar belakang dalam pelarangan riba.
Dalam riba ada ayat-ayat yang berkaitan dengan riba, terdapat
pendapat penting yang layak dijadikan pedoman hukum sebagai kata kunci
dalam membahas tentang masalah ini, yakni dipenghujung surah Al- Baqarah
ayat 279 yang artinya “kalian tidak merugikan dan juga tidak dirugikan”.dari
pengertian tersebut dipahami bahwa tujuan pokok dari syariat islam atas
pelarangan riba adalah supaya tidak ada pihak manapun yang akan
dirugikan .sehingga riba adalah segala yang mengalami penambahan akibat
dari adanya utang piutang yang dapat merugikan orang lain.
Maka dalam penerapan sistim bunga dalam transaksinya itu
tergantung kepada pengetahua pemahaman dan kecukupan orang yang
bersangkutan terhadap hukum bunga bank. Jikalau dia yakin haramnya bunga
bank sebab di dalam persepsi dinamakan riba, zakat hasil bunga bank
menjadi haram, akan tetapi jika dia yakin bahwa bunga bank itu tidak sama
dengan riba dan tidak haram asal tidak terdapat yang namnya pemerasan ,

16
maka zakat hasil bunga bank adalah halal atau tidak haram. Zakat yang
asalnya dari bunga tergantung kepada pemahaman orang yang bersangkutan
dengan bunga bank, apabila ia mengatakan bunga bank dan riba itu sama,
oleh karena itu zakat hasil dari bunga bank juga akan haram hukumnya. Jika
beranggapan bahwa bunga bank itu bukan riba kecuali ada unsur pmerasaan
maka itu hukumnya tidak haram.
Melalui praktek riba fungsi sosial harta kekayaan itu menjadi tidak
ada sehingga diantara si kaya dan simiskin ada kesenjangan yang menonjol.
Adapun dalam zakat dan sedekah, fungsi sosial harta itu diperankan sehingga
terjalin hubungan yang baik antara si kaya dan si miskin. Riba secara nyata
dapat dibedakan atau dibandingkan dengan zakat terdapat isyarat yang mesti
dipahami bahwa sanya keduanya memiliki sifat yang saling bertentangan
dalam zakat terkandung pada pemberiaan keihklasan sedangkan dalam riba
terkandung unsur pemerasan.
Dalam pandangan kebanyakan manusia pada umumnya pinjaman
dengan adanya sistim bunga yakin dapat membantu ekonomi masyarakat dan
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat inipinjaman dalam sistem
bunga tidak akan meningkatkan perekonomiaan masyarakat secara
menyeluruh dan adil.10

10
Ali Ridho, “Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Al-A’dl, Vol. 7, No. 1, Januari 2017

17
A. KESIMPULAN

Ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang mencakup permasalahan lebih


luas ketimbang ekonomi mikro. Dalam objek pasar saja ekonomi mikro hanya
mencakup satu jenis pasar saja, sedangkan ekonomi makro dalam objek pasar,
memiliki beberapa pasar yang saling terhubung satu sama lain.Ekonomi makro
tidak hanya sebatas mencakup pasar saja, tetapi dalam ekonomi makro juga
termasuk data pengangguran.

Bukti dari efektifitas ekonomi syariah lebih efisien dari pada ekonomi
konvensial dapat kita lihat pada saat krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998.
Banyak lembaga keuangan yang terpaksa ditutup karena inflasi, turunnya harga
rupiah menjadi factor utamanya.Tetapi bank syariah yang sudah lahir sebelum
krisis moneter tersebut tidak mengalami hal yang serupa. Bahkan bank syariah
pada masa itu masih bertahan sampai sekarang. Ekonomi makro juga membahas
tentang masalah-masalah pokok yang serng dihadapi pada suatu perekonomian.

Tanpa adanya sistem ekonomi dan teori ekonomi ini tidaklah mungkin
manusia bisa mengatasi permasalahan-permasalahan. Permasalahan ekonomi
makro ada beberapa yaitu pertama, masalah jangka pendek, yaitu inflasi,
pengangguran, dan ketimpangan dalam neraca pembayaran. Kedua yaitu masalah
jangka panjang yaitu pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan yang dapat
digunakan untuk mengatasi inflasi yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain


seperti faktor sumber daya manusia, sumber daya alam, faktor teknologi dan ilmu
pengetahuan, faktor budaya, sumber daya modal. Sedangkan faktor yang
menghambat pertumbuhan ekonomi tersebut yakni korupsi, laju inflasi, tingkat
suku bunga, peningkatan harga bahan bakar minyak, kondisi keamanan yang
tidak mendukung.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, “Aktualisasi Kebijakan Moneter Islam Dalam Permasalahan Makro


Ekonomi Islam’’ Jurnal Syariah, Vol. 7, No. 2, Oktober 2019

Ali Misbahul, “Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam” Jurnal Lisan Al-
hal,Vol. 7, No. 1, Juni 2013

Asngari Imam, “ Pengaruh Kondisi Ekonomi Makro Karakteristik Bank Terhadap


Efisiensi Industri Perbankan Syariah Di Indonesia” , Jurnal Ekonomi Pem-
bangunan, Vol. 11, No. 2, 2013.

Baim Nirmala Dan Fitri Rahmawati, “Teori Ekonomi Makro Dalam Literatur Islam
Klasik”,An-nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah, Vol.07, No .07.

Harahap Darwis dan Ferri Alfadri, “Pengantar Ekonomi Makro” ,Jakarta, Kencana,
2020.

Hermawanti Herni, “Pengaruh Faktor Ekonomi Makro Terhadap Pembiayaan


Bermasalah”, Jurnal Of Islamic Finance And Accounting, Vol.1, No. 1, 2018.

Khoerullah Abdul Kholik dkk, 2020, “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam
Perspektif Ekonomi Makro Islam”.

Manik Naili Nuril Aufa dkk, 2021, “Perspektif Ekonomi Makro Islam Terhadap
Pemanfaatan Sumber Daya Alam”, ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiahultidisiplin, Vol.
1 ,No. 1. Januari 2017

Ridho Ali, 2017, Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Al-A’dl, Vol.7. No,
1. Januari 2017

Sadrinata Fajar Fairuzy, 2019, “Analisis Perbandingan Pengaruh Variable Makro

Ekonomi Terhadap Stabilitas Bank Syariah Dan Konvensional Di IndonesiaPeriode


Tahun2010-2017”. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, Vol.6, No.10.

19

Anda mungkin juga menyukai