Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH OBSERVASI

“Peran Bank Syariah Mandiri Manis Mata Dalam Membangun Istem Ekonomi Islam”
“study kasus pembiayaan yang dilakukan bank mandiri Syariah cabang manis mata ke UMKM dalam hal ini usaha pak asan”

Dosen pengampu :
NURHAYATI, SE.,MM

Disusunoleh :
Tulus Saktiawan E2A019147

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI S1 MANAJEMEN
SEMARANG
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya secara layak, baik dalam bentuk produksi, konsumsi, distribusi,
maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Bagi umat Islam, kegiatan ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari tugasnya sebagai khalifah dan beribadah kepada Allah.
Karena itu kegiatan tersebut harus dilandasi dan diikat oleh nilai dan prinsip yang
terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah Rasul.

Islam adalah suatu keyakinan universal yang sederhana, mudah dan logis
untuk dipahami, serta applicable. Hal ini karena selain memiliki postulat iman, juga
memiliki postulat ibadah yang berisi interaksi vertikal antara manusia dengan
Penciptanya. Dan interaksi horizontal antarsesama manusia, serta postulat akhlak
yang menjadi built in control dalam diri seorang Muslim.

Kita telah mengenal beberapa sistem ekonomi di dunia antara lain sistem
ekonomi kapitalis, sosialis maupun sistem ekonomi campuran. Akan tetapi semua
sistem ekonomi yang ada dinilai telah gagal dalam menyelesaikan persoalam ekonomi
modern pada masa kini. Sehingga apa yang salah dalam sistem ekonominya.

Maka dari itu Islamisasi ilmu pengetahuan dalam membangun ekonomi Islam,
harus dilakukan sistem ekonomi yang berbasis pada masyarakat atau umat dengan
melalui sistem perbankan Islam atau ekonomi Islam yang dikembangkan di dalam
masyarakat. Sistem ekonomi Islam dalam kehidupan umat, merupakan salah satu
piranti dan paling banyak digunakan dalam praktik perekonomian manusia saat ini.

sekarang ini, umat Islam tentunya tak bisa lepas begitu saja dari sistem
ekonomi maupun perbankan konvensional yang telah eksis. Akan tetapi, dengan
memahami sistem ekonomi Islam ini diharapkan dapat menjadi solusi terbaik bagi
umat Islam, paling bisa mengambil sikap secara tepat dan bijak ketika harus
bersinggungan dengan masalah-masalah kehidupan ekonomi global saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi Syariah?
2. Apa perbedaaan system ekonomi Syariah dengan system ekonomi yang lain?
3. Bagaimana Peran pemerintah dalam membangun system ekonomi Syariah?
4. Bagaimana Peran bank Syariah mandiri dalam membangun system ekonomi
islam? (“study kasus pembiayaan yang dilakukan bank mandiri Syariah cabang
manis mata ke UMKM dalam hal ini usaha pak asan”)
1.3 Tujuan
a. Memahami Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi Syariah.
2. Untuk mengetahui perbedaaan system ekonomi Syariah dengan system ekonomi
yang lain.
3. Untuk mengetahui Peran pemerintah dalam membangun system ekonomi Syariah.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Peran bank Syariah mandiri dalam membangun
system ekonomi islam.( study kasus malakukan bembiayaan ke UMKM dalam hal
ini usaha pak asan)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Ekonomi Syariah


Menurut Bonnie Soeherman dan Marion Pinontoan sistem merupakan serangkaian
komponen-konponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan menurut Jogiyanto sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan-tujuan. Sistem merupakan suatu kesatuan yang
dijadikan landasan untuk melakukan sesuatu. Sistem seringkali juga disebut cara
melakukan sesuatu. Sistem pula yang membedakan apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dilakukan. Sedangkan ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Jadi sistem
ekonomi islam merupakan ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek (penerapan
ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, maupun
pemerintah/penguasa dalam rangka mengorganisasi faktor produksi, distribusi, dan
pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam
peraturan/perundangundangan islam (sunnatullah). Salah satu aspek penting yang terkait
dengan hubungan antara manusia adalah ekonomi. Ekonomi Islam memiliki prinsip yang
bersumber dari Al-quran dan Al-hadits. Prinsip tersebut bersifat abadi seperti prinsip
tauhid, adil, maslahat, kebebasan dan tangung jawab, persaudaraan, dan sebagainya.
Prinsip ini menjadi landasan kegiatan ekonomi islam yang secara teknis operasional
selalu berkembang dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban
yang dihadapi manusia. Contoh variabel yang dapat berkembang antara lain aplikasi
prinsip mudhamalah (interaksi). Dalam aktivitas ekonomi Al-Quran dalam surat Al-
baqarah ayat 188 memberi pesan :

ِ َ‫َواَل تَأْ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬


‫اط ِل‬
Artinya: “Dan janganlah kamu sekalian makan atau melakukan interaksi ekonomi di
antara kamu dengan jalan yang bathil ”.

Sistem ekonomi Islam memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,


memberikan rasa keadilan, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Sistem ekonomi Islam didasarkan
pada 3 pondasi utama yaitu tauhid, syariah dan akhlak. Pengamalan syariah dan akhlak
merupakan refleksi dari tauhid. Landasan tauhid yang tidak kokoh akan mengakibatkan
implementasi syariah dan akhlak terganggu. Dasar syariah adalah membimbing aktivitas
ekonomi sehingga sesuai dengan kaidah-kaidah syariah. Sedangkan akhlak membimbing
aktivitas ekonomi manusia agar senantiasa mengedepankan moralitas dan etika untuk
mencapai tujuan. Akhlak yang terpancar dari iman akan membentuk integritas yang
membentuk good corporate governance dan market disciplin yang baik. Dari pondasi ini
muncul 6 prinsip ekonomi Islam.

1. Tauhid
Tauhid merupakan pondasi utama seluruh ajaran Islam, dengan demikian tauhid
menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik di bidang ekonomi,
politik, sosial maupun budaya. Tauhid menekankan bahwa:
a. Harta benda yang kita miliki adalah sebagai amanah dari Allah sebagai pemilik
hakiki. Kita harus memperoleh dan mengelolanya dengan baik (at-thayyibat) dan
mencari karunia Allah (ibtigha min fadhlillah).
b. Manusia dapat berhubungan langsung dengan Allah. Ekonomi Islam adalah
ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah,
bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari
syari’at Allah.
2. Keadilan
Prinsip keadilan merupakan pilar penting dalam ekonomi Islam, penegakkan keadilan
telah ditekankan oleh Al-Qur’an sebagai misi utama para nabi yang diutus oleh Allah.
Tujuan keadilan sosiol ekonomi dan pemerataan pendapatan atau kesejahteraan,
dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari moral Islam.
3. Kebebasan dan tanggung jawab
Islam menjunjung tinggi hak-hak individu, namun tidak dalam pengertian yang
sebebas-bebasnya. Kebebasam individu diatur oleh syariat islam, dimana ia memiliki
batasan-batasan yang harus ditaati. Kebebasan individu akan ditempatkan dalam
kerangka harmoni sosial, dan inilah salah satu dari pengertian keadilan. Kebebasan
yang diberikan Allah kepada manusia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat
kelak. Jadi, kebebasan membawa implikasi kepada pertanggungjawaban.
Pertanggungjawaban meliputi beragam aspek, yakni: pertanggungjawaban antara
individu dengan individu (mas’uliyah al-afrad), pertanggungjawaban dengan
masyarakat (mas’uliyah al-mujtama’). Manusia dalam masyarakat diwajibkan
melaksanakan kewajibannya demi terciptanya kesejahteraan anggota masyarakat
secara keseluruhan serta tanggung jawab pemerintah (mas’uliyah ad-daulah).
Tanggung jawab ini berkaitan dengan baitul mal.
4. Maslahah
Maslahah adalah tujuan syariah Islam dan menjadi inti utama syariah Islam itu
sendiri. Secara umum maslahah diartikan sebagai kebaikan (kesejahtraan) dunia dan
akhirat. Para ahli ushul fiqh mendefinisikannya sebagai segala sesuatu yang
mengandung manfaat, kegunaan, kebaikan dan menghindarkan mudharat, kerusakan
dan mafsadah. Imam Al-Ghazali menyimpukan bahwa maslahah adalah upaya
mewujudkan dan memelihara lima kebutuhan dasar, yakni agama (hifdzu ad-ddin),
jiwa (hifdzu an-nafs), akal (hifdzu al-aql), keturunan (hifdzu an-nasl) dan harta (hifdzu
al-mal). Maslahah sebagai salah satu model pendekatan dalam ijtihad menjadi sangat
vital dalam pengembangan ekonomi Islam dan kebijakan ekonomi. Maslahah adalah
tujuan yang ingin diwujudkan oleh syariat. Maslahah merupakan esensi dari kebijakan-
kebijakan syariah dalam merespon dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Maslahah al-
`ammah (kemaslahatan umum) merupakan landasan muamalah, yaitu kemaslahatan
yang dibingkai secara syar’i, bukan semata-mata profit oriented dan material
rentability sebagaimana dalam ekonomi konvensional.
5. Keseimbangan (Al-Wasathiyyah)
Syariat Islam mengakui hak pribadi dengan batas-batas tertentu. Syari’at menentukan
keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Hal ini tampak dari
beberapa firman Allah:
‫َو اَل تَ ْج َع ْل يَ َد كَ َم ْغ لُ ول ًَة إِ ل َٰى ُع ُن ِق كَ َو اَل تَ ْب ُس ْط هَ ا ُك لَّ ْال بَ سْ طِ فَتَ ْق ُع دَ َم لُ و ًم ا َم ْح ُس وا‬

Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan
menyesal” (Qs. Alisra>’: 29)

‫ان ال َّشي ْٰطنُ ل َِربِّهٖ َكفُ ْورً ا‬ َ ‫اِنَّ ْال ُم َب ِّذ ِري َْن َكا ُن ْٓوا ا ِْخ َو‬
ِ ‫ان ال َّش ٰيطِ ي‬
َ ‫ْن َۗو َك‬

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan


syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Qs.Al-Isra’: 27)

َّ ‫الزرْ َع م ُْخ َتلِ ًفا ا ُ ُكلُ ٗه َو‬


َ ‫الز ْي ُت ْو َن َوالرُّ م‬
‫َّان‬ َّ ‫ت َّوال َّن ْخ َل َو‬ ٍ ‫ت َّو َغي َْر َمعْ ر ُْو ٰش‬ ٍ ‫ت مَّعْ ر ُْو ٰش‬ ٍ ‫ِي اَ ْن َشا َ َج ٰ ّن‬
ْٓ ‫َوه َُو الَّذ‬
‫صاد ِٖۖه َواَل ُتسْ ِرفُ ْوا ۗ ِا َّن ٗه اَل ُيحِبُّ ْالمُسْ ِرفِي ۙ َْن‬َ ‫ُم َت َش ِابهًا َّو َغي َْر ُم َت َش ِاب ۗ ٍه ُكلُ ْوا مِنْ َث َم ِرهٖ ٓ ِا َذٓا اَ ْث َم َر َو ٰا ُت ْوا َح َّق ٗه َي ْو َم َح‬

Artinya “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”
(Qs.Al-An’am: 141)

6. Kejujuran dan kebenaran. Prinsip ini merupakan sendi akhlakul karimah.


a. Prinsip transaksi yang meragukan dilarang, akad transaksi harus tegas,
jelas dan pasti. Baik benda yang menjadi objek akad, maupun harga
barang yang diakadkan itu.
b. Prinsip transaksi yang merugikan dilarang. Setiap transaksi yang
merugikan diri sendiri maupun pihak kedua dan pihak ketiga dilarang.
Sebagaimana sabda nabi Saw:

‫ال ضرر و ال ضرار‬

Artinya: “Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri dan


tidak boleh membahayakan (merugikan) pihak lain.
c. Prinsip mengutamakan kepentingan sosial. Prinsip ini menekankan
pentingnya kepentingan bersama yang harus didahulukan tanpa
menyebabkan kerugian individu.
d. Prinsip manfaat. Objek transaksi harus memiliki manfaat, transaksi
terhadap objek yang tidak bermanfaat menurut syariat dilarang.
e. Prinsip transaksi yang mengandung riba dilarang.
f. Prinsip suka sama suka atau saling rela (‘an -taradhin). Prinsip ini
berlandaskan pada firman Allah Swt :
َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َتأْ ُكلُ ْٓوا اَم َْوالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ِآاَّل اَنْ َت ُك ْو َن ت َِج‬
ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬
‫اض‬
‫هّٰللا‬
‫ان ِب ُك ْم َر ِح ْيمًا‬ َ ‫ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِنَّ َ َك‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu..”
(Qs.An-Nisa’: 29).
g. Prinsip kepemilikan yang jelas (milkiyyah)
h. Prinsip kebebasan (tiada paksaan). Setiap orang memiliki kehendak
yang bebas dalam menetapkan akad, tanpa tunduk kepada paksaan
transaksi apapun, kecuali hal yang diharuskan oleh norma keadilan dan
kemaslahatan masyarakat.

2.2 Perbedaaan System Ekonomi Syariah Dengan System Ekonomi Yang Lain
Pada dasarnya sistem ekonomi islam berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis. Dan dalam beberapa hal merupakan pertentangan antara keduanya dan berada
diantara kedua sistem yang ekstrim tersebut. Sistem ekonomi islam memiliki
kebaikankebaikan yang ada pada sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, tetapi bebas dari
pada kelemahan yang terdapat pada kedua sistem tersebut.Islam memandang masalah
ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis yang memberikan kebebasan serta hak
pemilikan kepada individu dan menggalakkan usaha secara perorangan.Tidak pula dari
sudut pandang sosialis yang ingin menghapuskan semua hak individu dan menjadikan
mereka seperti budak ekonomi yang dikendalikan oleh negara.Tetapi islam membenarkan
sikap mementingkan diri sendiri tanpa membiarkannya merusak masyarakat.Untuk lebih
jelasnya bagaimana perbandingan antara sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Sistem Ekonomi Islam Sistem Ekonomi Kapitalis Sistem Ekonomi Sosialis


Kebebasan Kebebasan Ekonomi Terpimpin
Islam memberikan kebebasan Setiap individu berhak untuk Semua bentuk produksi
kepada individu untuk mendirikan, mengorganisir, dan dimiliki dan dikelola oleh
melakukan kegiatan ekonomi mengelola perusahaan yang Negara. Semua keuntungan
memiliki dan menikmati hasil diinginkan. Negara tidak boleh yang diperoleh akan digunakan
yang diperoleh dari usahanya. melakukan intervensi/campur untuk kepentingan masyarakat.
Namun, islam memberikan tangan dalam semua kegiatan
aturan yang tegas. Misalnya ekonomi.
usaha yang dilakukan adalah
usaha yang halal dan sah, bukan
usaha yang mengandung unsur
eksploitasi terhadap orang lain.
Kebebasan yang diberikan islam
kepada setiap individu bukanlah
kebebasan mutlak, tetapi
kebebasan yang diiringi dengan
nilai-nilai syari,at.
Hak Terhadap Harta Hak Terhadap Harta Pemilik Harta Oleh Negara

Islam mengakui hak individu Setiap individu dapat memiliki Individu secara perorangan
untuk memiliki harta. Islam harta secara perorangan, tidak mempunyai hak untuk
memberikan kepada individu membeli dan menjual hartanya memiliki dan memanfaatkan
hak kepemilikan perorangan dan menurut yang dikehendakinya sumber-sumber produksi. Di
hak untuk menikmati tanpa batas. Individu dalam sistem ini tidak ada
kekayaannya. Islam mengikat mempunyai kuasa penuh yang namanya hak milik
hak-hak tersebut dengan ikatan terhadap hartanya dan bebas perorangan. Hak individu
moral supaya kekayaan tidak menggunakan sumber-sumber untuk memiliki harta atau
menumpuk pada satu kelompok ekonomi menurut cara yang memanfaatkan hasil produksi
( kaya ). Misalnya kewajiban dikehendakinya tidak diperbolehkan.
mengeluarkan zakat.

Ketidaksamaan ekonomi Ketimpangan sosial Kesamaan ekonomi


dalam batas yang wajar
Persaingan bebas Sistem ekonomi sosialis
Islam mengakui adanya mengakibatkan munculnya menyatakan bahwa hak-hak
ketidaksamaan ekonomi di semangat persaingan di antara individu dalam suatu bidang
antara orang perorangan dalam individu-individu. Kekayaan ekonomi ditentukan oleh
batas-batas yang wajar. Adanya hanya dimiliki oleh sebagian prinsip kesamaan.
orang kaya dan miskin dalam kecil individu , mereka akan
kehidupan merupakan menggunakannya untuk
sunnatullah. Orang kaya kepentingan diri sendiri dan
mempunyai kewajiban akan mengorbankan
menyerahkan sebagian hartanya kepentingan masyarakat
kepada orang miskin dalam semata-mata untuk memenuhi
bentuk zakat. kepentingan individu,
Sistem Ekonomi Islam Sistem Ekonomi Kapitalis Sistem Ekonomi Sosialis
Jaminan sosial Jaminan sosial

Setiap individu mempunyai ------------- Setiap individu disediakan


hak untuk hidup dalam kebutuhan hidup menurut
negara islam, setiap warga keperluan masing-masing.
negara dijamin untuk Di samping itu setiap warga
memperoleh kebutuhan negara disediakan
pokoknya masing-masing. kebutuhan pokonya.
Menjadi tugas dan
tanggungjawab Negara islam
untuk menjamin setiap warga
Negara dalam memenuhi
kebutuhan sesuai dengan
prinsip hak untuk hidup.
Distribusi kekayaan secara Konsentrasi kekayaan Konsentrasi kekayaan
meluas pada kaum kapitalis pada pemerintah

Sistem ekonomi islam Kekayaan dan alat-alat Seluruh bentuk produksi dan
mencegah penumpukan produksi menumpuk pada sumber pendapatan
kekayaan pada kelompok sekelompok orang tertentu bertumpu pada Negara atau
tertentu ( orang kaya ), ia saja, yakni orang yang masyarakat keseluruhan.
menganjurkan distribusi memiliki kekuasaan dan
kekayaan kepada semua modal yang besar.
lapisan masyarakat. Misalnya
kewajiban mengeluarkan
zakat.
Kesejahteraan individu dan Persaingan bebas Perencanaan kegiatan
masyarakat ekonomi oleh pemerintah
Persaingan bebas di antara
Islam mengakui individu-individu akan Semua pekerjaan dalam
kesejahteraan individu dan mewujudkan tahap produksi bidang produksi dan
kesejahteraan social dan dan tingkat harga pada penggunaannya
masyarakat yang saling tingkat yang wajar. dilaksanakan berdasarkan
melengkapi satu dengan Persaingan bebas akan perencanaan yang
lainnnya bukan saling mempertahankan tahap sempurna.
bersaing dan bertentangan di keuntungan dan upah pada
antara mereka. Islam tingkat yang sederhana dan
meredakan konflik dan rasional.
mewujudkan kemaslahatan
bersama.

2.3 Peran Pemerintah Dalam Membangun System Ekonomi Syariah


Untuk dapat terus membantu perkembangan ekonomi Syariah terutamanya pada
system ekonomi Syariah di Indonesia, sangat dibutuhkan peran pemeriantah dalam aspek
kebijakan yang koperhensif yang dapat dijadikan sebagi landasan pengembangan
ekonomi Syariah secara menyeluruh sebagi sector.
Dalam diskursus kajian di bidang hukum islam. Para ahli fikih telah banyak
memperkenalkan stelsesl hukum yang memberikan supremasi kekuasaan negara
(pemeriantah) dengan tugas utamanya sebagai imam (penguasa) di bidang eksekutif,
sebagi ahl al-hallil wa al-‘aqdi (legislatif), dan qadhi (yudikatif).
Sementara itu rakyat merupakan supjek hukum yang tunduk di bawah tiga kekuasaan
tersebut, sehingga ada kesan bahwa stelsel fikih merupakan konsep yang serat muatan
kekuasaan negara, kurang memberikan kekuasaan dan kurang berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat. Konsep inilah yang kemudian dikenal dengan al-siayasah al-
syariyyah atau disebut figh siyasi. Figh siyasi, merupakan keputusan politik yang bersisi
ketentuan tentang siapa yang menjadi sumber kekuasaan, siapa pelaksana, apa dasar dan
bagaimana cara ia melaksanakan kekuasaan itu, dan kepada siapa kekuasaan itu
dipertanggung jawabkan.
Ibnu Taimiyah mengatakan, para penguasa merupakan orang-orang yang ditugaskan
Allah untuk mengurusi para hamba-Nya. Mereka merupakan wakil-wakil dari rakyat
untuk mengurusi diri mereka, bahkan segala urusan rakyat berada sepenuhnya di tangan
mereka sesuai dengan kemaslahatan mereka, seperti dikatakan A Wahab Khallaf
(1977:h.29). Atas dasar ini maka kemaslahatan rakyat harus selalu menjadi acuan
penguasa dalam menyelenggarakan kekuasaan dan membuat segala kebijakan,

Maka peran pemerintah sangat menentukan dalam perkembangan akselerasi ekonomi


syariah.

a) Aspek Kebijakan Memenuhi Regulasi Undang-undang


Regulasi (regulation-ge) : peraturan Perundang-undangan. Secara juridis
regulasi ekonomi Islam di Indonesia diwakili oleh perbankan Syariah sebagai
pionir pelaksanaan sistem ekonomi Islam secara real dan legal. Untuk menjawab
kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah,
pemerintah telah memasukkan kemungkinan terlaksananya sistem tersebut dalam
undang-undang. Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan secara
implisit, telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar
operasional sistem "bagi hasi?” yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.
Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum
beroperasinya bank syariah di Indonesia, yang menandai dimulainya era sistem
perbankan ganda (dual banking system) di Indonesia. Perbankan ganda atau dual
banking system, yaitu penggunaan perbankan konvensional dan syariah yang
berjalan secara paralel. Keberadaan dua sistem perbankan yang berkembang
secara paralel dan mempunyai hubungan keuangan yang terbatas satu sama lain
akan menciptakan diversifikasi risiko keuangan secara beragam, yang akhirnya
dapat mengurangi problem risiko sistemik pada saat terjadi krisis keuangan.
Artinya pengembangan bank syariah dapat meningkatkan ketahanan sistem
perbankan nasional, Namun di' sisi lain, dalam operasionalnya, dapat membawa
konsekuensi terjadinya benturan hukum yang disebabkan adanya perbedaan yang
prinsip antara ketentuan hukum yang berlaku bagi bank konvensional dengan
bank syariah, Kegiatan bisnis perbankan syariah di luar aspek syariah-mencakup
berbagai aspek hukum termasuk hukum perbankan, hukum perusahaan dan hukum
dagang. benturan hukum yang disebabkan adanya perbedaan yang prinsip antara
ketentuan hukum yang berlaku bagi bank konvensional dengan bank syariah,
Kegiatan bisnis perbankan syariah di luar aspek syariah-mencakup berbagai aspek
hukum termasuk hukum perbankan, hukum perusahaan dan hukum dagang.
Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia, secara informal telah
dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan
operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan
beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi
hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan
masyarakat terhadap hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan
jasa keuangan yang sesuai dengan system syariah. Perkembangan bank syariah di
Indonesia dimulai pada awal tahun 1980 yaitu dengan terbentuknya Baitul
Tamwil-Salman di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta, yang dimotori
oleh Karnaen A, Perwata Atmadja, Dawam Rahardjo, AM Snefuddin, M. Amin
Rais dan lain-lain. Berdasarkan hasil Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di
Cisarua Bogor, pada tanggal 18-20 Agustus 1990 dan Musyawarah Nasional Ke-
IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta,
pada tanggal 22-25 Agustus 1990 direkomendasikan untuk segera dibentuk bank
syariah di Indonesia. Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan hasil kerja Tim
Perbankan MUI" yang diketuai oleh M, Amin Aziz” bertugas melakukan
pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait. Hasil kerja tim tersebut,
berdiri Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 Nopember 199 di Jakarta.
Pada tanggal 1 November 1999 berdiri Bank Syariah Mandiri (BSM), yang
memiliki 18 Kantor Cabang (6 kantor di Jakarta dan 12 Cabang di Jawa dan Luar
Jawa). BSM bersinergi dengan bank Mandiri dengan menggunakan lebih dari 520
jaringan mesin ATM Mandiri. Dengan dibolehkannya konversi cabang bank
umum konvensional menjadi cabang syariah, maka sekarang muncul cabang
syariah seperti dilakukan oleh Bank IFI, Bank Niaga, Bank BNI 46, Bank BTN,
Bank Mega, Bank BRI, Bank Bukopin, BPD Jabar, BPD Aceh." Dalam periode
1992 sampai dengan 1998, hanya terdapat satu bank Bank Muamalat Indonesia
dan 78 bank perkreditan rakyat telah beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan
Undang-Undang No, 10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari Undang Undang
No. Tahun 1992 tentang Perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih
kuat bagi keber-adaan sistem perbankan syariah. Pada tahun 1999 dikeluarkan
Undang Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memberikan
kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugas-nya
berdasarkan prinsip syariah. Industri perbankan syariah berkembang lebih cepat
setelah kedua perangkat perundang-undangan tersebut diberlakukan. Setelah
dikeluarkan ketentuan perundang-undangan tersebut, sistem perbankan Syariah
sejak tahun 1998 telah menunjukkan perkemban yaitu sekitar 74% pertumbuhan
aset per tahun.
Selama periode krisis ekonomi tersebut, yang terjadi di Indonesia pada kurun
waktu 1997-1998 merupakan suatu pukulan yang sangat berat bank syariah masih
dapat menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan lembaga
perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif lebih rendahnya
penyaluran pembiayaan yang bermasalah (non perfirming loan) pada bank syariah
dan tidak terjadinya negative spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut
dapat dipahami mengingat tingkat pe-ngembalian pada bank syariah tidak
mengacu pada tingkat suku bunga dan pada akhirnya dapat menyediakan dana
investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah kepada masyarakat. Data
menunjukan bahwa bank syariah relatif lebih dapat sektor produksi dengan LDR
berkisar antara 113-117.
Pengalaman historis tersebut telah memberikan harapan kepada masyarakat
akan hadirnya sistem perbankan syariah sebagai alternatif system perbankan yang
selain memenuhi harapan masyarakat dalam aspek syariah juga dapat memberikan
manfaat yang luas dalam kegiatan perekonomian. Indonesia yang secara perlahan
tapi pasti telah mengikuti sistem pasar bebas, dimana pasar ditentukan oleh para
pelaku pasar. Berkembangnya kelembagaan ekonomi Islam secara pesat di
Indonesia membuktikan, bahwa sistem ekonomi' Islam telah memberi harapan
positif baik bagi para pebisnis maupun bagi para konsumen. Pengambilan
keputusan oleh para pebisnis maupun para konsumen: terhadap sistem ekonomi
Islam ini, dengan memperhatikan para pelakunya yang tidak hanya umat Muslim,
membuktikan bahwa sistem ekonomi tetelah menawarkan keuntungan yang
signifikan bagi para pebisnis.
Peluang kemajuan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia masih tinggi
karena terdapat Peraturan yang dapat diketahui tujuan dikembangkan bank syariah
adalah untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak
menerima konsep bunga. Dalam perkembangan selanjutnya, praktik ekonomi
syarf'ah tidak hanya terbatas kepada praktik pendirian dan operasional perbankan
saja, tetapi lebih meluas kepada kegiatan ekonomi syariah lainnya, seperti
pembiayaan dan lembaga keuangan non bank lainnya. Kegiatan ekonomi syariah
yang dikembangkan tersebut antara lain adalah Baitul Maal wa Tamwil, asuransi
syart'ah, pegadaian syariah, reksa dana syari'ah dan obligasi syari'ah, dan lain-lain.

2.4 Peran bank mandiri Syariah dalam membangun istem ekonomi Syariah (study
kasus malakukan bembiayaan ke UMKM dalam hal ini usaha pak asan)
Bank Syariah Mandiri (nama dagang sebagai Mandiri Syariah) adalah lembaga
perbankan di Indonesia. Bank ini berdiri pada 1955 dengan nama Bank Industri
Nasional. 
Visi dari bank mandiri Syariah :
“BSM merupakan bank pilihan yang memberikan manfaat, menenteramkan dan
memakmurkan”

Misi dari bank mandiri Syariah :

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang


berkesinambungan.
2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui
harapan nasabah.
3. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen
ritel.
4. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
5. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
6. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkung

Sedangkan tujuan dari didirikannya bank Syariah ini sendiri adalah Mengarahkan Kegiatan
ekonomi umat untuk bermuamalat secara Islam,khususnya Muamalah yang berhubungan
dengan perbankan, agar terhindar dari praktik-praktek riba atau jenis usaha lainnya yang
mengandung unsur Gharar (tipuan).

Jadi disini peran bank sayriah dalam hal ini adalah mandiri Syariah sanggat memiliki
pengaruh dalam hal mengembangkan system ekonomi islam, yaitu dalam menigkatkan
jumlah teransaksi masyarakat yang sesuai dengan perinsip-prinsip ke islaman, keberadaan
bank Syariah juga berpengaruh pada kegiatan ekonomi masyarakat, contohnya dalam hal
pembiayaan dan perantara masyarakat dalam berinvestasi dalam hal ini deposito Syariah,
bank Syariah juga mendorong adanya unit unit usaha yang menerapkan prinsip perinsip
Syariah dalam kegiatan usahanya, yaitu dalam hal ini bank memberikan pembiayaan pada
unit usaha yang berperinsip secara Syariah agar menigkatkan unit usahanya. Sehingga
mendorong masyarakat untuk meniggalkan unit usaha yang tidak perperinsip secara Syariah
dengan membuat unit usaha yang baru dalam hal ini yang sesuai dengan prinsip prinsip
ekonomi Syariah.

STUDY KASUS

Dalam Observasi / Penelitian ini saya sebagai penulis memilih bank Syariah mandiri
sebagai subyeknya.

Bank Syariah mandiri disini yang saya jadikan subyek adalah bank Syariah mandiri Manis
Mata, Manis Mata. 45.56 km. dari Sukamara, 57.17 km. dari Ketapang. 77.89 km. dari
Kotawaringin Barat.

 
Bagaimana prinsip oprasional yang dijalankan oleh bank Syariah mandiri cabang
manis mata :
Mengawali pembahasan tentang prinsip operasional Bank Syariah mandiri,  Sistem
keuangan dan perbankan Islam sendiri adalah merupakan bagian dari konsep yang lebih luas
tentang ekonomi Islam, yang tujuannya memperkenalkan sistem nilai dan etika Islam ke
dalam lingkungan ekonomi. Karena dasar etika ini maka keuangan dan perbankan Islam bagi
kebanyakan muslim adalah bukan sekedar sistem transaksi komersial, tapi juga merupakan
wadah masyarakat muslim untuk menerapkan prinsip keislaman disemua aspek kehidupan
termasuk dalam kegiatan ekonomi mereka. Dibawah ini beberapa prinsip dari operasional
Bank Syariah mandiri.
Sistem Operasional Bank Syariah mandiri, sistem keuangan dan perbankan modern telah
berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya
sendiri, melainkan dengan dana orang lain, baik dalam bentuk penyertaan (equity financing)
maupun dalam bentuk pinjamanan (debt financing). Islam mempunyai hukum sendiri untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu melalui akad-akad bagi hasil (Profit and Loss Sharing),
sebagai metode pemenuhan kebutuhan permodalan (equity financing), dan akad-akad jual-
beli (al bai’) untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan (debt financing) dengan produk produk
Bank Syariah yang sudah kita ketahui dan banyak kita kaji.
Lalu mengenai prinsip dasar kegiatan usahanya Bank Syariah mempunyai batasan-
batasan yang harus menjalankan usahanya berdasarkan pada syariat Islam, akibatnya Bank
Syariah juga harus menetapkan dan menerapkan serta menjaga prinsip-prinsip yang tidak
bertentangan dengan syariat Islam.
a. Produk Pembiayaan 
1. Musyarakah (Joint Venture Profit Sharing)
2. Mudharabah (Trustee Profit Sharing)
3. Al Murabahah
4. Al Bai’
5. Bai’ as Salam
6. Bai’ al Istishna’
7. Sewa dan Sewa-beli (Ijarah dan Ijarah wa Iqtina)
8. Al Qard al Hasan
b. Produk Penghimpunan Dana (Funding)
1. Rekening Koran
Sedikit kami singgung mengenai Rekening Koran yakni jasa simpanan dana dalam
bentuk Rekening Koran diberikan oleh bank Islam dengan prinsip Al Wadi’ah yad
Dhamanah, di mana penerima simpanan bertanggung jawab penuh atas segala
kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. Dengan prinsip ini,
bank menerima simpanan dana dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dengan
kebebasan mutlak untuk menariknya kembali sewaktu-waktu.
1. Rekening Tabungan (prinsip Wadi’ah)
2. Rekening Investasi Umum (prinsip mudharabah mutlaqah)
3. Rekening investasi khusus (simpanan dari pemerintah, atau nasabah korporasi
dengan prinsip mudharabah)
c. Produk Jasa-jasa
1. Rahn
2. Wakalah
3. Kafalah
4. Hawalah
5. Sharf (transaksi pertukaran antara emas dengan perak atau pertukaran valuta asing)

Proses Pembiayaan yang diberikan Bank Mandiri Syariah :


Bank Mandiri Syariah adalah sebuah Kantor Cabang Syariah (KCS) yang secara
legalitas dan materi telah mampu berdiri sebagai Bank Umum Syariah guna memfasilitasi
masyarakat yang membutuhkan transaksi perbankan secara syar’i dan mensosialisasikan bank
syariah.
Berdasarkan dari hasil interview dengan salah satu pegawai bank Mandiri Syariah, kami
bertanya seputar layanan pembiayaan serta keunggulan seperti apa yang ditawarkan oleh
Bank Mandiri Syariah kepada para masyarakat/Nasabah dan apakah sudah sesuai dengan
prinsip syariah?
Jawaban dari pertanyaan yang kami diatas adalah pembiayaan dengan akad Musyarakah
dengan 70% modal dari Nasabah dan 30% modal ditanggung Bank Mandiri Syariah,
keunggulan  dalam hal pembiayaan dari Bank Mandiri Syariah adalah :

a.       Prinsip dan akad (Musyarakah) sesuai dengan syariah


b.      Persyaratan ringan
c.       Proses pembiayaan cepat
d.      Angsuran ringan dan disesuaikan dengan price dari record penjualan atas usaha yang
dijalankan Nasabah
e.       Pembiayaan mulai dari 2.000.000,- sampai dengan 100.000.000,-
Dari pembiayaan tersebut kami mendapatkn informasi tentang pembiayaan yang
ditawarkan juga memberikan pembiayaan kepada usaha mikro, yang limit pembiayaannya
minimal 2.000.000 sampai dengan 10.000.000,-  Dan ini kami rasa sangat menarik bagi
pengusaha mikro yang mau meminjam dana dari bank syariah Mandiri. Karena kendala yang
sering kali dihadapi pengusaha mikro adalah masalah permodalan. Dalam penjelasan yang
diuraikan kepada bapak Friman Maghfirah Hidayah, modal usaha ini merupakan fasilitas
pembiayaan yang dapat diberika kepada semua pemilik usaha mikro, baik berbentuk
perorangan, perusahaan, maupun kelompok usaha/badan usaha. Dengan demikian fasilitas ini
dapat diharapkan akan membantu usaha mikro memperoleh modal usaha.
Salah satu kriteria bagi penyaluran pembiayaan adalah penghasilan setiap keluarga
prasejahtera ini maksimal Rp 1.5 juta tiap bulannya serta telah melakukan kegiatan usahanya
paling sedikit 2 tahun. jadi jika setiap keluarga pendapatanya kurang dari 1,5 juta perbulanya
maka pengajuan untuk pinjaman bank tersebut kami rasa tidak dapat dikabulkan oleh pihak
bank, karena dianggap belum memenuhi kriteria. Hal ini kami rasa pada bank syariah syariah
tersebut, telah mengingkari dari asas yang digunakan selama ini yaitu qardhul hasan untuk
kebaikan. Jika si penerima pembiayaan tersebut tidak mempunyai penghasilan seperti yang
ditargetkan oleh bank berarti si pihak bank tersebut tidak dapat membantu kepada pengusaha
mikro, sama halnya dengan pihak bank tidak mau mengambil resiko dimana si peminjam
ditakutkan tidak dapat mengembalikan uang tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan
bahwa bank syariah tersebut masih menggunakan unsur investasi seperti bank konvensional
kepada para pengusaha yang notabene pangusaha makro dan mereka semakin berlomba
untuk membiayai perusahaan tersebut jika mereka tahu bahwa usaha mereka telah
berkembang/maju. Jadi kesimpulan yang dapat kami ambil pada pembiayaan tersebut masih
kurang memenuhi unsur diterapkannya qardhul hasan seperti yang ada pada teori bank
syariah tersebut.
Hal seperti diatas dilakukan Bank Syariah untuk menanggulangi Resiko Operasional
dari segi Proses Internalnya, dimana pelanggaran prosedur seperti tidak terpenuhinya kriteria
penerima pembiayaan akan mempengaruhi sistem operasional bank dan merugikan setiap
aktivitas fungsional perbankan itu sendiri.
Kami akan melampirkan beberapa syarat pengajuan pembiayaan, Tabel Angsuran
Pembiayaan Konsumtif (Taspen), Profil Pembiayaan Warung Mikro, dan Pembiayaan Kredit
Usaha Rakyat (KUR), serta produk dan layanan dari Bank Mandiri Syariah.
Beberapa layanan pembiayaan yang ditawarkan Bank Mandiri Syariah, diantaranya :

Kredit Modal Kerja


a.   Musyarakah
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari
modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
a. Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil
b. Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.
Fasilitas:
a. Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus
diakhir periode)
b. Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
c. Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.

Persyaratan Pembiayaan
Keterangan Badan Usaha Perorangan
Identitas diri dan pasangan - v
Kartu keluarga dan surat nikah - v
Copy rekening bank 3 bulan
v v
terakhir
Akte pendirian usaha v -
Identitas pengurus v -
Legalitas usaha v v
Laporan keuangan 2 tahun
v v
terakhir
Past performance 2 tahun
v v
terakhir
Rencana usaha 12 bulan yang
v v
akan datang
Data obyek pembiayaan v v

b.   Pembiayaan Dana Berputar


Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip
musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan
riil nasabah.
Akad Pembiayaan:
a. Akad yang digunakan adalah akad musyarakah
b. Akad musyarakah adalah akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau lebih
pemiliki modal (syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha
(masyru) yang halal dan produktif.
Manfaat:
a. Membantu menanggulangi kesulitan likuiditas nasabah terutama kebutuhan dana
jangka pendek
b. Nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai dengan
kebutuhan riil dengan cara melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan.
Fitur:
a. Jenis pembiayaan adalah pembiayaan modal kerja
b. Peruntukan pembiayaan adalah perorangan dan perusahaan
c. Jangka waktu pembiayaan 1 tahun dan dapat diperpanjang
d. Menggunakan 2 (dua) rekening, yaitu rekening giro dan rekening pembiayaan
e. Penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek/BG. Transfer
dengan menyertakan cek/BG.
Persyaratan:
1.      Merupakan nasabah komersial kecil, menengah, besar dan korporasi
2.      Nasabah harus membuat laporan penggunaan dana selama 1 (satu) bulan
3.      Fasilitas diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementara dan bukan
untuk Permanent Working Capital, dimana bersifat self liquidating
4.      seiring dengan menurunnya aktifitas bisnis pada masa bersangkutan
5.      Setiap periode penggunaan fasilitas Pembiayaan Dana Berputar harus digunakan untuk
pencapaian realisasi salessehingga bagi hasil dapat
6.      Memiliki aktifitas rekening koran yang aktif berkaitan dengan kegiatan bisnisnya.
c.       Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang
dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
a. Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah
b. Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah
c. Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi usaha nasabah
(revenue sharing).
Fasilitas:
a. Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US Dollar
b. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan
c. Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus
diakhir periode)
d. Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
e. Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.
Persyaratan Pembiayaan
Keterangan Badan Usaha Perorangan
Identitas diri dan pasangan - v
Kartu keluarga dan surat nikah - v
Copy rekening bank 3 bulan
v v
terakhir
Akte pendirian usaha v -
Identitas pengurus v -
Legalitas usaha v v
Laporan keuangan 2 tahun
v v
terakhir
Past performance 2 tahun terakhir v v
Rencana usaha 12 bulan yang
v v
akan datang
Data obyek pembiayaan v v

d.   Pembiayaan Resi Gudang


Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi komersial dari suatu
komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa
komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol
secara independen (independently controlled warehouse).
Peruntukkan:
a. Perorangan
b. Badan Usaha.
Akad Pembiayaan:
Disesuaikan dengan skema usaha nasabah (tailor made), dapat berupa:
1. Murabahah
2. Mudharabah
3. Musyarakah.
2.      Kredit Investasi
a.   Murabahah
Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara
bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah
sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.
Manfaat:
a. Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang konsumsi seperti
rumah, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi, pabrik dan lain-
lain
b. Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak
akan berubah selama masa perjanjian.
Fasilitas:
a. Periode kontrak ditentukan nasabah
b. Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US dollar

Persyaratan Pembiayaan
Keterangan Konsumer Produktif
Pegawai Wirausah Pegawai Wirausaha
a
Identitas diri dan
v v - v
pasangan
Kartu keluarga
v v - v
dan surat nikah
Slip gaji 2 bulan
v - - -
terakhir
SK pengangkatan
v - - v
terakhir
Copy rekening
bank 3 bulan v v - v
terakhir
Akte pendirian
- - v -
usaha
Identitas
- - v -
pengurus
Legalitas usaha - v v v
Laporan
keuangan 2 tahun - v v v
terakhir
Past performance
- v v v
2 tahun terakhir
Rencana usaha 12
bulan yang akan - v v v
dating
Data obyek
v v v v
pembiayaan

b.   Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang
dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
a. Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah
b. Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah
c. Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi usaha nasabah
(revenue sharing).
Fasilitas:
a. Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US Dollar
b. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan
c. Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus
diakhir periode)
d. Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
e. Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.
Persyaratan Pembiayaan
Badan
Keterangan Perorangan
Usaha
Identitas diri dan pasangan - v
Kartu keluarga dan surat nikah - v
Copy rekening bank 3 bulan
v v
terakhir
Akte pendirian usaha v -
Identitas pengurus v -
Legalitas usaha v v
Laporan keuangan 2 tahun terakhir v v
Past performance 2 tahun terakhir v v
Rencana usaha 12 bulan yang akan
v v
dating
Data obyek pembiayaan v v
c.   Musyarakah
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari
modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
a. Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil
b. Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.
Fasilitas:
c. Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus
diakhir periode)
d. Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
e. Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.
Persyaratan Pembiayaan
Badan
Keterangan Perorangan
Usaha
Identitas diri dan pasangan - v
Kartu keluarga dan surat nikah - v
Copy rekening bank 3 bulan
v v
terakhir
Akte pendirian usaha v -
Identitas pengurus v -
Legalitas usaha v v
Laporan keuangan 2 tahun terakhir v v
Past performance 2 tahun terakhir v v
Rencana usaha 12 bulan yang akan
v v
datang
Data obyek pembiayaan v v

Dalam Observasi / Penelitian ini untuk lebih memperkuat study kasus saya sebagai
penulis ,juga mewawancarai Mantan Nasabah dari Jasa bank Syariah mandiri manis
mata yaitu pak asan sebagai Obyek.
Pak asan menuturkan bahwa beliau adalah mantan nasabah dari bank Syariah mandiri,
beliau menuturkan dulu ia penah mengajukan pinjaman, jadi disini pak asan melakukan
pengajuan pinjaman pada bank Syariah mandiri cabang manis mata, Ketapang untuk
mengembangkan usaha makanan dalam hal ini makanan bakso, mie ayam dan nasi goreng,
pak asan menuturkan pada saat itu ia inggin menambah jumlah unit usaha namun pak asan
keterbatasan modal untuk membeli barang barang yang dibutuhkan warung makannya
contohnya beliau belum memiliki gerobak sebagai tempat memasak nasi goreng, mie ayam
dan bakso sehingga membuat pak asan harus mengajukan pinjaman kepada bank Syariah
mandiri, lalu saya menanyakan kenapa pak asan memilih bank Syariah mandiri cabang manis
mata untuk memberikan pinjaman, beliau menuturkan bair lebih aman aja mas soalnya saya
pernah pinjam uang kepada bank keliling dan saya sangat tergangu dengan cara dan
perlakuannya terhadap saya terlalu kasar tutur pak asan. Setelah itu pak asan langsung dating
ke kantor bank Syariah mandiri caban manis mata untuk pengajuan pinjaman, disitu pak asan
disambut oleh pegawai bank Syariah mandiri cabang manis mata dengan ramah, setelah itu
pak asan menuju meja resepsionis lalu pegawai bank sayariah mandirimenanyakan maksut
dan tujuan pak asan datang, lalu pak asan menurutkan bahwa ia butuh modal untuk
mengembangkan unit usaha makanan yang ia jalankan, lalu resepsionis menanyakan pakah
pak asan pernah malakukan pinjaman sebelumnya pada bank Syariah mandiri cabang manis
mata sebelumnya, pak asan menjawab belum pernah sebelumnya, lalu pesepsionis
menjelaskan akad bembiayaan dan peroduk bembiayaan yang disediakan bank Syariah
cabang manis mata, jadi di bank Syariah mandiri cabang manis mata menyediakan dua
produk jasa pembiayaan bagi nasabah yaitu system bembiayaan Mudharabah beliau
menjelaskan kepada saya (pak asan) pembiayaan Mudharabah adalah bentuk kerja sama
anatara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal kepada pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam paduan
kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal (bank Syariah mandiri)  dan keahlian
dari mudharib. Sedangkan bembiayaan musyarakah adalah pembiayaan Sebagian karena
pihak nasabah sudah memiliki Sebagian modal yang ada tapi belum mencukupi. Pihak
resepsionis juga menjelaskan pebedanaan dari dua pembiayaan yang ada, Perbedaan yang
essensial dari musyarakah dan mudharabah terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen
dan keuangan atau salah satu di anatara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari
satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih. Setelah itu
pak asan juga menuturkan bahwa ia juga sudah memiliki Sebagian modal yang ada, dan
hanya belum memiliki bebera alat masak serta gerobak sebagi tempat memesak nantinya,
kemudia pihak bank menyarankan pak asan untuk mengambil pembiayaan musyarakah, lalu
pak asan menyetujuinya, pada saat itu saya (pak asan) belum membawa dokumen persyaratan
untuk mengajukan pembiyaaan dan teler bank menyarankan pak asan untuk datang pada
keesokan hari dengan membawa dokumen pelegkap seperti; Identitas diri dan pasangan,
Kartu keluarga dan surat nikah, Slip gaji 2 bulan terakhir atau pendapatan, Copy rekening
bank 3 bulan terakhir, Akte pendirian usaha, Identitas pengurus, Legalitas usaha, Laporan
keuangan 2 tahun terakhir, Past performance 2 tahun terakhir, Rencana usaha 12 bulan yang
akan dating. Kemudian pak asan datang pada keesokan harinya untuk memberikan dokumen
sebagai data pelegkap, kemudian pihak bank mengatakan pembiayaan yang bapak (pak asan )
ajukan akan dikaji terlebih dahulu, jika sudah memenuhi persyaratan lain akan kami kabari
secepatnya, dan pada akhirnya pengajuan pembiayaan yang diajukan pak asan disetujui dan
pihak bank Syariah mandiri memberikan barang-barang yang yang diajukan dalam proses
pembiayaan seperti gerobak dan alat masak.
Tujuan pihak bank Syariah madiri memberikan layanan produk pinjaman pada unit usaha
adalah karena :
a. Peningkatan eknomi umat
Artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya
pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi.
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha
Artinya: untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas pembiayaaan. Pihak yang surplus dana
menyalurkan kepada pihakyang kekurangan dana, sehingga dapat digulirkan
c. Meningkatkan produktivitas
Artinya: adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat agar mampu
meningkatkan daya produksinya.
d. Membuka lapangan kerja baru
Artinya: dengan dibukanya sector-sektor usaha melalui penmbahan dana
pembiayaan, maka sector usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.
e. Terjadinya distribusi pendapatan
Artinya: masyarakat usaha produktif mampu melakuakan aktivitas kerja, berarti
mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.

Secara mikro, pembiayaan diberikan dengan tujuan:


a. Dalam upaya memaksimalkan laba
Artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan
laba usaha. Setiap pengusaha berkeinginan untuk memperoleh laba maksimal. Dalam
usaha mewujudkan usaha tersebut, maka mereka perludukungan dana yang cukup.
b. Upaya meminimalkan resiko
Artinya usaha yang dilakukan bisa menghasilkan laba yang maksimal, maka salah
satu unsurnya ialah dengan cara meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Resiko
kekurangan modal usaha dapat diperoleh dengan cara pembiayaan.
c. Pendayagunaan sumber ekonomi
Artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing
antara sumber daya alam dengan sumber daya manusianya ada, namun sumber daya
modalnya tidak ada, maka dapat dipastikan diperlukan penambahan modal yaitu
dengan cara pembiayaan.
d. Penyaluran kelebihan dana
Artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan
sementara dan ada piak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana,
maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi sarana penghubung dalam
penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus)
kepada pihak yang kekurangan (deficit) dana.
b. Menghindari terjadinya dana menganggur
Dana yang masuk melalui berbagai rekening pada passive bank syariah, harus
segera disalurkan dalam bentuk aktiva produktif. Sehingga terjadi keseimbangan
antara dana yang masuk dan dana keluar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam study kasus pembiayaan kepada bapak asan yang dilakukan pihak bank
Syariah mandiri cabang manis mata, saya selaku penulis dapat mengatakan bahwa
kegiatan bembiayaan yang dilakukan pak asan dan pihak bank Syariah mandiri
cabang manis mata sudah sesuai dengan syariat islam dimana kegiatan pembiayaan
mengunakan akad musyarakah.
Dimana pengunaan akad dalam islam merupakan pertemuan atau keterkaitan
ijab dan kabul yang mendorong munculnya akibat hukum. Karena ijab merupakan
penawaran yang diajukan oleh satu pihak, sedangkan kabul adalah jawaban
persetujuan yang diberikan mitra akad sebagai tanggapan terhadap penawaran pihak
yang pertama.
akad merupakan tindakan hukum dua pihak, karena di dalam akad pertemuan
ijab yang merepresentasikan kehendak dari satu pihak sedangkan kabul yang
menyatakan kehendak pihak lain.
tujuan akad adalah untuk melahirkan suatu akibat hukum. Jelasnya, tujuan
akad adalah maksud bersama yang dituju dan yang hendak diwujudkan oleh para
pihak melalui perbuatan akad. Akibat hukum akad dalam hukum Islam disebut
“hukum akad.”
Dari sini pula saya juga dapat menyimpulkan bahwa kegiata usaha dari bank
Syariah mandiri cabang manis mata memiliki peran yang sangat besar untuk dapat
menigkatkan jumlah transaksi masyarakat yang sesuia dengan prinsip-prinsip islam,
bank Syariah mandiri cabang manis mata juga mendorong adanya unit-unit usaha
yang menerapkan system keislaman dalam kegiatan usaha, dengan memberikan
pembiayaan kepada unit-unit usaha yang ingin mengebangkan usahanya.
Secara singkatnya peran bank Syariah mandiri cabang manis mata inggin
memberitahu kepada masyarakat bahwa ada system ekonomi islam dimana tujuan dari
system ekonomi islam ini sendiri beoreientasi pada kesejahteraan bukan hanya kepada
umat tapi kepada masyarakat umum yang lain.

B. SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan disini adalah kegiatan yang dilakukan oleh
bank Syariah mandiri cabang manis mata sudah sangat mengoptimalisasi atau
membangun system ekonomi islam dengan memperkenalkan system ini kepada
masyarakat umum tetapi dalam pengajuan pembiayaan mungkin pihak bank dapat
mempermudah dan meringkat dokumen yang harus dilegkapi oleh pihak nasabah
untuk mengajukan pembiayaan, hal ini agar jumlah pembiayaan pada unit usaha
sebagi banyak dan system ekonomi islam dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat
manis mata.

DAFTAR ISI
 https://uia.e-journal.id/alrisalah/article/view/396
 https://id.scribd.com/doc/265283274/Makalah-Operasional-Bank-Syariah-dan-
Pembiayaan-di-Bank-Mandiri-Syariah-doc
 https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Konsep-Operasional-
PBS.aspx#:~:text=Mudharabah%20adalah%20bentuk%20kerja%20sama,dengan
%20suatu%20perjanjian%20pembagian%20keuntungan.&text=Dalam
%20mudharabah%2C%20modal%20hanya%20berasal,dari%20dua%20pihak
%20atau%20lebih.
 http://eprints.walisongo.ac.id/7216/3/BAB%20II.pdf
 https://core.ac.uk/download/pdf/229360681.pdf
 02-PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBANGUN EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA-Khusnul
Khotimah.pdf
 308-Article Text-736-1-10-20200312 (1).pdf
 142-434-1-PB.pdf
 1521-2860-1-SP.pdf
 26-Article Text-45-1-10-20151231 (3).pdf
 5062-12010-1-SM.pdf
 44-Article Text-84-1-10-20180417.pdf
 26-Article Text-45-1-10-20151231 (2).pdf

Anda mungkin juga menyukai