DISUSUN OLEH:
Nurintan (2040100184)
DOSEN PENGAMPU
Ferri Alfadri,S.E.I,.M.E.
T.A. 2021/2022
A. Konsep Dasar Ekonomi Makkro Islam
Ekonomi makro islam merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebijakan
ekonomi secara makro yang sesuai dengan ajaran islam.
Menurut perspektif ekonomi islam yaitu sesungguhnya ekonomi islam
berpedoman kepada akidah islam yang sumbernya dari al-quran,As-sunnah,Ijma’
dan Qiyas. Sebelum mengkaji lebih dalam bagaimana makro ekonomi menurut
perspektif islam maka sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan ekonomi islam.Ada beberapa pengertian ekonomi islam
yang dikemukakan oleh para ahli,yaitu:
1. Umer Chapra, ilmu ekonomi Islam merupakan suatu pengetahuan yang bisa
membantu kemaslahatan manusia melalui distribusi sumber daya yang
terbatas yang berada di koridor yang menjurus kepada pengajaran islam
dengan tidak memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro yang
berhubungan dan tanpa ketidakseimbangan.
2. Muhammad Abdul Manan, ilmu ekonomi Islam merupakan sebuah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari permasalahan ekonomi dalam
masyarakat yang diilhami dari nilai-nilai islam.
3. M. Akrar Kan, ekonomi islam itu bertujuan untuk melakukan kajian tentang
kebagahiaan dari hidup manusia yang akan dicapai dengan cara
mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan atas dasar
partisipasi.
4. Muhammad nejatullah Ash-Sidiqy, ilmu ekonomi Islam itu merupakan
tanggapan pemikir muslim terhadap tantangan dari ekonomi pada masa
tertentu dengan cara dibantu oleh Al-Quran,Sunnah,Ijtihad dan pengalaman.1
1
Jamaluddin dan Reza Syafrizal”Konsep Dasar Ekonomi Menurut Syariat Islam”
Muamalatuna Jurnal Hukum Ekonomi Syariah,Vol.12 No. 1, Januari-Juni 2020, hlm 35.
1
1. Pengertian Ekonomi Makro Islam
Ekonomi makro merupakan mengenai perekonomian dengan menyeluruh
yang meliputi analisis perilaku dengan perekonomian secara luas, seperti
pada perubahan agregat,perubahan harga secara umum, dan pada tingkat
pengangguran.
Sikap-sikap ataupun karakteristik mengacu pada perilaku rumah tangga
dan perusahaan,contohmya pada saat membahas pasar dalam pasar terjadi
interaksi antar pasar itu,seperti pasar tenaga kerja, komoditas, dan pasar
keuangan, bukan hanya pasar satu macam barang seperti ekonomi mikro,pada
ekonomi makro semua pasar berinteraksi satu sama lain. Jadi output data
tentang pengangguran dan tingkat harga menjadi data dari ekonomi makro.
Ekonomi makro mencakup semua permasalahan ekonomi secara
menyeluruh. Artinya semua data yang terkait masalah ekonomi merupakan
permasalahan dari ekonomi makro.
Ekonomi mikro hanya berpusat pada satu pasar, misalnya pasar keuangan
maka ekonomi mikro tersebut hanya membahas soal keuangan. Tetapi dalam
ekonomi makro membahas semua permasalahan karena keterkaitan antar
pasar. Tidak hanya masalah pasar, tetapi ekonomi makro juga mencakup
sampai kepada tingkat pengangguran dan perubahan harga.
2
rendanhnya dan menargetkan keuntungan yang sebesar-besar nya. Tetapi di
dalam islam kita jga harus memperhatikan aspek kegunaan dan harus
memastikan bahwa produk yang kita produksi merupakan produk halal. Hal
ini tentunya tidak hanya memikirkan tentang keuntungan saja, tetapi juga
bagaimana agar produk itu dapat berguna bagi ummat.
3
Rizal Muttaqin,”Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam’’Maro Jurnal Ekonomi
Syariah Dan Bisnis, Vol. 1 , No. 2 ( November 2018 ) hlm 39
3
Krisis ekonomi pada penelitian Chapra sudah menunjukkan dengan jelas
atas kelemahan logika Hukum Say dan konsep laissez faire. Ini telah
dibuktikan dengan ekonomi pasar yang sudah hampir tidak mampu lagi
secaar konstan mencapai tingkat full employment dan kemakmuran.
Ironisnya, dibalik kemajuan ilmu ekonomi yang sudah begitu pesat, penuh
inovasi, dilengkapai juga dengan metedologi yang semakin tajam, model-
model matematika dan ekonometri yang sudah semakin luas untuk
melakukan evaluasi dan prediksi, ternyata ilmu ekonomi tetap memiliki
keterbatasan untuk mendesain, menganalisa maupun memproteksikan
kecenderungan perilaku ekonomi dalam pandangan waktu jangan pendek.
Kejanggalan-kejanggalan premis ekonomi konvensional menjadi salah
satu sumber paradoks antara pertumbuhan dan distribusi ekonomi. Oleh
sebab itu, dalam pandangan ekonomi syriah paradox ini diperkecil dengan
mengganti paradigma konflik antara pertumbuhan dengan distribusi, melalui
penciptaan berbagai isntrumen dan mekanisme yang dapat menjamin
perkembanga ekonomi di satu sisi, dan terciotanya distribusi di sisi lain.
Konsep ini terpaparkan dalam kesatuan bangunan di antara tiga sector di
perkeonomian syariah, yaitu sektor riil, sector keuangan syariah dan sektor
Ziswaf.
Untuk mewujudkan pemerataan, menurut pendapat M. Umer Chapra,
setidaknya ada 5 unsur yang utama yang harus dilaksanakan. Pertama,
mengadakan pelatihan dan juga menyediakan lowongan pekerjaan bagi
pencari kerja, sehingga terlaksananya full employment. Kedua, dengan
memberikan sistem upah yang pantas untuk seluruh karyawan. Ketiga,
mempersiapkan asuransi dengan wajib guna mengurangi risiko
pengangguran, kecelakaan kerjam tunjangan hari tua dan keuntungan-
keuntungan lainnya. Keempat, memberikan bantuan untuk meraka yang
mengalami caca mental dan fisik, agar mereka bisa hidup dengan layak.4
4
Rizal Muttaqin, Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam” Maro Jurnal Ekonomi
Syariah dan Bisnis , Vol 1 . No. 2 ( November 2018 ), hlm, 120
4
3. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Dalam Islam
Islam mempunyai beberapa karakteristik yang mendefensisikan
pertumbuhan ekonominya, sebagai berikut :
a. Komprehensif
Menurut Abdul Husein apabila beberapa aturan yang dibuat oleh
manusia, terkhusus antara kontemporer dalam kontribusinya untuk
menciptakan sebuah aturan yang bisa mencegah permasalahan, yaitu
secara umum tidak beranjak dari aturannya untuk menciptakan aturan
yang berpatokan dari distribusi barang-barang yang ekonomis untuk
kelompok-kelompok masyarakat tertentu dalam bentuk distribusi dengan
menyisakan kesenjangan antara kelompok-kelomok itu.
Sama halnya dengan adanya deskriminasi hukum yang sudah
berlaku pada beberapa kasus, karena tidak adanya akses untuk distribusi
ini, maka dari itu isalam sesungguhnya sudah menciptakan 1 mekanisme
distribusi barang-barang ekonomis untuk hasil dan bagia yang di
distribusikan manusia dengan tidak adanya diskrimansi, baik atas dasar
suku, rasm, maupun agama.
Dengan hal ini dikarenakan adanya satu ketetapan bahwa
pelaksanaan acuan didalam aturan-aturan yang diatur oleh manusia
kadang-kadang menimbulkan akibat gradasi kemudahan untuk
masyarakat miskin. Abdul Husein menambahkan pendapat komprenshif
didalam pekembangan ekonomi menuntut agar pertumbuhan ekonomi ini
mengandung jaminan terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia dengan
sempurna, baik pangan, sandang, papan, buahbuahan, pendidikan,
kesehatan, rekreasi, hak atas pekerjaan, kebebasan dalm beraktivitas,
pengajaran agama, dan sebagainya, dimana islam tidak bisa menerima
perkembangan model kapastitas yang hanya memperdulikan kebebasan
beraktivitas akan tetapi tidak menjamin adanya pemerataan.
5
b. Berimbang
Pertumbuhan pada ekonomi islam tidak hanya diorientasikan
untuk menciptakan partambahan, akan tetapi di tujukan dengsn
berlandaskan asas keadilan distribusi. Keadilan dilakukan dengan cara
memberlakukan kebaikan untuk semua manusia dengan kondisi apapun.
Tujuan pertumbuhan ekonomi dalam pandangan islam merupakan adanya
kesempatan seluruh anggota masyarakat apapun ras, agama, karakternya
untuk mendapatkan kecukupan, bukan kekurangan. Posisi berimbang ini
dalam pertumbuhan ekonomi membutuhkan adanaya keberimbangan
usaha-usaha pertumbuhan.
Oleh karena itu, Abdul Husein mengatakan islam tidak menerima
langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan pedeasaan,
industri yang juga megabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan
tersier dan sekunder diatas kebuutuhan pokok ataupun primer,
mendahulukan industri berat dibandingkan dengan indistri ringan,
ataupun dengan memfokuskan pembangunan program tertentu dengan
mangabaikan sarana dan prasarana umum dan pokok lainnya.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa pertumbuhan ekonomi yang
tidak diseimbangi keberimbangan di negara-negara islam merupakan
sumber yang akan menyenbakan ketidakmertaan ekonomi negara.
Bahkan, pertumbuhann itu sebenarnya merupkan pertumbuhan mundur
dikarenakan semakin maraknya ketidakmerataan di tengah masyarakat.
c. Realistis
Realistis itu merupakan suatu pandangan terhadap permasalahan
yang sesuai kenyataan. Pembahasan tentang sifat realistis islam dalam
bidang pertunbuhan ekonomi diperuntukkan untuk mencapai keadaan
yang paling baik dan juga produksi yang paling sempurna yang mungkin
dicapai manusia dalam perekonomiannya.
Sifat realistis ini dalam bidang pertumbuhan ekonomi
memaparkan bahwasanya islama juga melihat permasalahan ekonomi dan
6
sosial yang mungkin bisa terjadi di masyarakat islam dengan tawaran
solusi yang juga realistis.
d. Keadilan
Menurut Abdul Husein islam menegakkakan hukum-hukumnya
berdasarkan atas landasan keadilan diantara manusia. Islam juga telah
menjamin tercapainya keadilan di antara manusia dalam usaha untuk
memperbanyak pemasukan dan distribusinya antara orang-orang muslim
dengan orang-orang non muslim.
e. Bertanggung Jawab
Adanya tanggung jawab sebagai salah satu tiang yang paling
penting dikemukakan secara jelas dalam syariah islam. Apabila kita
mengikuti ssyariah ini, maka kita bisa menyimpulkan bahwa adanya
tanggung jawab mencakup 2 sisi yaitu :
1.) Tanggung jawab antara anggota masyarakat dan golongan lainnya.
2.) Tanggung jawab negara kepada masyarakat. Setiap orang mempunyai
tanggung jawab, masyarakat mempunyai tanggung jawab, dan negara
juga mempunyai tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan yang
dipaparkan oleh Rasulullah saw.
f. Mencukupi
Islam tidak hanya menetapkan adanya karakteristik tanggung
jawab seperti yang sudah dikemukakan, namun tanggung jawab itu
seharusnya mutlak dan bisa mencakup realisasi kecukupan untuk semua
manusia. Karena tujuan tanggung jawab itu bukan hanya kewajiban orang
mampu kepada golongan orang kurang mampu, akan tetapi juga di
peruntukkkan untuk menghapuskan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan
di masyarakat islam.
Menurut Abdul Husein para ahli fiqh sudah enerapkan di bidang
pengaplikasian harta dengan ukuran yang bisa memenuhi kebutuhan
seperti pangan, sandang, papan dalam batas seharusnya. Mereka juga
mentapkann apabila terdapat seorang shabat yang sedang membutuhkan
pekerjaan, maka sahabat lainnya yang bekecukupan wajib untuk
7
memberikan pekerjaan dan memberikan upah yang sepadan dan harus di
bayarkan.
g. Berfokus pada manusia
Karakter ini sama halnya dengan posisi manusia yang merupakan
duta Allah dimuka bumi ini yang bertujuan dan pengaruh pertumbuhan
ekonomi didalam islam. Pertumbuhan ekonomi islam tidak lain yaitu
manusia agar tidak diperbudak oleh materi sebagaimana dalam ekonomi
kapitalis dan menjadi hina karena tidak mempunyai kebebasan bertabur
kemuliaan untuk kesejahteraan dunia dan menghidupkannya dengan
kegiatan yang penuh nilai guna. Kemudian dapat dgunakakn hak sebagai
duta Allah di bumi.
Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat yang
tinggi sebagai hamba allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk
sebaik-baiknya. Allah juga menundukkan alam semesta agar bisa
membantu manusia dengan memposisikan manusia sebagai alat dan
tujuan, oleh karena itu islam datang untuk menghilangkan karakter-
karakter negatif didalam diri setiap orang untuk menjadi manusia yang
baik dan generasi yang baik bagi maysrakat yang baik dan juga menjadi
alat yang baik untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.5
4. Faktor-Farktor Pertumbuhan Ekonomi Islam
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu
1.) Faktor Sumber daya manusia
Pertumbuhan ekonomi ini juga bisa dipengaruhi oleh
sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan aspek
yang paling utama dalam pembangunan, cepat atau lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya
manusia itu sebagai subjek untuk pembangunan dan memiliki
kemampuan cukup dalam melakukan proses pembangunan.
2.) Faktor sumber daya alam
5
Moch Zainuddin, “ Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam” ISTITHMAR,Vol. 1,
No. 2 (Juli,2017 ) ,hlm, 125
8
Sumber daya alam umunya merupakan tumpuan dari
negara yang sedang berkembang dalam menjalankan proses
pembangunan di negaranya. Tetapi, keberhasilan dari suatu proses
pembangunan itu tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya alam,
jika tidak diikuti dengan kinerja sumber daya manusianya di
negera tersebut untuk memanfaat sumber daya alam yang ada.
Sumber daya alam tersebut seperti hasil tambang, kekayaan
mineral, kekayaan laut, kekayaan hutan, dan kesuburan tanah.
3.) Faktor Teknologu dan ilmu pengetahuan
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat
mendukung kelancaran proses pembangunan, perubahan pada
sistem pekerjaan yang awalnya memaki tenaga manusia dan
digantikan dengan tenga mesin-mesin yang canggih yang
membantu dalam proses pembangunan.
4.) Faktor budaya
Aspek budaya juhaa dapat memberikan pengaruh khusu
dalam pembangunan ekonomi yang akan dilaksanakan, dimana
aspek tersebut berperan sebagai pendorong proses pembangunan
akan tetapi bisa juga sebagai penghambat pembangunan.6
5. Prinsip Produksi Dalam Ekonomi Islam
Pada prinsipnya kegiatan produksi seluruhnya terkait dengan ajara
islam, yaitu seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujaun dari
konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilaksanakan untuk mencari
kebahagiaan , demikian juga produksi itu dilakukan untuk menyediakan
barang-barang dan jasa untuk kebahagiaan tersebut.
Adapun pedoman-pedoman dalam berproduksi yaitu sebagai berikut :
a. Memproduksi barang maupun jasa dengan cara yang halal pada
setiap tahapannya.
6
Darwis Harahap dan Ferri Alfadri , Pengantar Ekonomi Makro, ( Jakarta: Kencana,
Desember 2020 ), hlm, 164
9
b. Berusaha mencegah kerusakan di bumi, misalnya membatasi
polusi memelihara keserasian dan ketersediaan sumber daya alam.
c. Produksi tersebut dimaksudkan untuk memnuhi kebutuhan
individu maupun masyarakat dan juga mencapai kemakmuran.
d. Produksi menurut islam tidak bisa dipisahkan dari tujuan
kemandirian umat. Oleh karena itu seharusnya umat mempunyai
kemampuan ataupun keahlian yang memungkinkan akan
memenuhi kebutuhan spritual dan materialnya.
1. Rumah tangga
2. Produsen
3. Pemerintah
4. Lembaga-lembaga keuangan
5. Negara-negara lain
7
Misbahul Ali ‘’Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam’’Jurnal Lisan Al- hal,
Vol. 7 , No. 1, ( Juni 2013 ) hlm, 26
10
1. Kegaiatan kelompok rumah tangga
11
yang mengedepankan hubungan kepercayaan antara pihak bank
dan juga nasabah.8
5. Permasalahan Ekonomi Makro
a. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga yang terjadi
secara terus-menerus. Inflasi ini akan membawa pengaruh negatif
ataupun menghancurkan suatu negara apabila terjadi secara terus-
menerus. Inflasi jadi masalah perekonomian karena inflasi dapat
mengakibatkan redistribusi pendapatan masyarakat. Inflasi juga dapat
menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja ke dalam
masyarakat.
b. Masalah Pengangguran
Penganguran disebabkan karena jumlah tenaga kerja lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat kesempatan kerja yang tersedia.
Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu :
kekurangan agregat, Menganggur karena mencari pekerjaan yang
lebih baik, Pengusaha menggunakan peralatan modern dan
mengurangi penggunakan tenaga kerja.
8
Fajar Fairuzi Sadrinata, “ Analisis perbandingan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi
Terhadap Stabilitas Bank Syariah Dan Konvensioanal Di Indonesia Periode Tahun 2010-2017 “
12
c. Masalah ketimpangan
Neraca merupakan informasi keadaan keungan suatu negara
secara umum. Jika kondisi keuangan suatu negara surplus maka
negara tersebut mempunyai cadangan devisa yang besar9.
Zakat termasuk salah satu pilar dari pikar islam yang 5. Allah swt telah
mewajibkan bagi semua umat muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci
untuk harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai pada
nisab ( batas terendah wajibnya zakat ) dan telah melwati atas kepemilikan harta
tersebut masa haul ( satu tahun untuk harta simpanan dan niaga, atau pada saat
memanen hasil pertanian ).
Zakat yang kita fahami selama ini berarti tumbuh, suci. Dan riba ini
bermakna ziyadah ( bertambah ). Akan tetapi makna yang telah di defensikan
oleh fuqaha berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Rata-rata masayarakat
memahami zakat berarti mengurangi harta yang dimiliki.
9
Siti Aisyah, Aktualisasi Kebijakan Moneter Islam Dalam Permasalahan Makro Ekonomi
Islam, Jurnal Syariah, Vol. 7, No. 2, Oktober 2019
13
imingi uangnya akan bertambah. Padahal faktanya tidak, menurut si penabung
bertmabah akan tetapi disisi Allah swt tidak bertambah.
Al- Jurnali mendefenisikan riba itu sebagai tambahan atau kelebihan yang
tidak ada bandingnya bagi salah satu orang yang berakad. Akan tetapi
Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitab fiqh menjelaskan bahwa riba menurut istilah
merupakan salah satu dua barang yang sejenis yang ditukar tanpa ada imbalan
dari tambahan tersebut.
Segala jenis riba itu diharamkan berdasarkan nash dari Al-quran maupun
as-sunnah. Al-quran mempertegas riba bukan hanya konteks mikro, akan tetapi
juga makro yang telah sistematik dan akan menimbulkan dampak yang sangat
luas serta akan membahayakan perekonomian secara menyeluruh. Oleh karena
itu, ayat-ayat yang berbicara tentang riba tidak turun sekaligus, akan tetapi
bertahap melalui empat tahapan, seolah hal ini mengidikasikan bahwa untuk
menghapuskan riba yang sistematik tidak bisa seklaogus, tetapi perlu proses dan
strategi yang sudah terencana dengan matang.
14
Orang-orang yang musyrik selalu menyamakan riba dengan jual-beli,
karena keduanya memang menghasilkan keuntungan. Tambahan riba diambil
apabila berakhirnya tempo hutang sama dengan jual beli yang harganya dimabil
di awal transaksi. Mereka tidak mengenal transaksi kecuali transaksi modelan
seperti ini. Dan hal itu sudah mendarah daging di dalam jiwa mereka sehingga
mempergunakan itu sebagai dasar transaksi ekonomi.
10
Ali Ridlo, “ Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Al-A’dl,
Vol. 7 No. 1 , Januari 2017
15
A. Kesimpulan
Ekonomi makro tidak hanya sebatas mencakup pasar saja, tetapi dalam
ekonomi makro juga termasuk data pengangguran.
Bukti dari efektifitas ekonomi syariah lebih efisien dari pada ekonomi
konvensial dapat kita lihat pada saat krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998.
Banyak lembaga keuangan yang terpaksa ditutup karena inflasi, turunnya harga
rupiah menjadi factor utamanya.
Tetapi bank syariah yang sudah lahir sebelum krisis moneter tersebut
tidak mengalami hal yang serupa. Bahkan bank syariah pada masa itu masih
bertahan sampai sekarang.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Ali Misbahul, 2013, “Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam” Jurnal
Lisan Al-hal, Vol. 7, No. 1, Juni 2013
Baim Nirmala Dan Fitri Rahmawati, 2020, “Teori Ekonomi Makro Dalam
Literatur Islam Klasik”,An-nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah, Vol.07,
No .07.
Harahap Darwis dam Ferri Alfadri, 2020, Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta,
Kencana
Khoerullah Abdul Kholik dkk, 2020, “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam
Perspektif Ekonomi Makro Islam.
Manik Naili Nuril Aufa dkk, 2021, “Perspektif Ekonomi Makro Islam Terhadap
Pemanfaatan Sumber Daya Alam”, ULIL ALBAB: Jurnal
Ilmiahultidisiplin, Vol.1 ,No. 1. Januari 2017
Ridho Ali, 2017, Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Al-A’dl,
17
Sadrinata Fajar Fairuzy, 2019, “Analisis Perbandingan Pengaruh Variable Makro
Ekonomi Terhadap Stabilitas Bank Syariah Dan Konvensional Di
IndonesiaPeriode Tahun2010-2017”. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan
Terapan, Vol.6, No.10.
18