Anda di halaman 1dari 19

DASAR-DASAR EKONOMI MAKRO ISLAM

DISUSUN OLEH:

Munardi Siregar (2040100164)

Khoirunnisa Pardede (2040100189)

Nurintan (2040100184)

Nurhasanah Harahap (2040100167)

Asri Sakinah Harahap (1940100175)

DOSEN PENGAMPU

Ferri Alfadri,S.E.I,.M.E.

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PADANGSIDIMPUAN

T.A. 2021/2022
A. Konsep Dasar Ekonomi Makkro Islam
Ekonomi makro islam merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebijakan
ekonomi secara makro yang sesuai dengan ajaran islam.
Menurut perspektif ekonomi islam yaitu sesungguhnya ekonomi islam
berpedoman kepada akidah islam yang sumbernya dari al-quran,As-sunnah,Ijma’
dan Qiyas. Sebelum mengkaji lebih dalam bagaimana makro ekonomi menurut
perspektif islam maka sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan ekonomi islam.Ada beberapa pengertian ekonomi islam
yang dikemukakan oleh para ahli,yaitu:
1. Umer Chapra, ilmu ekonomi Islam merupakan suatu pengetahuan yang bisa
membantu kemaslahatan manusia melalui distribusi sumber daya yang
terbatas yang berada di koridor yang menjurus kepada pengajaran islam
dengan tidak memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro yang
berhubungan dan tanpa ketidakseimbangan.
2. Muhammad Abdul Manan, ilmu ekonomi Islam merupakan sebuah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari permasalahan ekonomi dalam
masyarakat yang diilhami dari nilai-nilai islam.
3. M. Akrar Kan, ekonomi islam itu bertujuan untuk melakukan kajian tentang
kebagahiaan dari hidup manusia yang akan dicapai dengan cara
mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan atas dasar
partisipasi.
4. Muhammad nejatullah Ash-Sidiqy, ilmu ekonomi Islam itu merupakan
tanggapan pemikir muslim terhadap tantangan dari ekonomi pada masa
tertentu dengan cara dibantu oleh Al-Quran,Sunnah,Ijtihad dan pengalaman.1

1
Jamaluddin dan Reza Syafrizal”Konsep Dasar Ekonomi Menurut Syariat Islam”
Muamalatuna Jurnal Hukum Ekonomi Syariah,Vol.12 No. 1, Januari-Juni 2020, hlm 35.

1
1. Pengertian Ekonomi Makro Islam
Ekonomi makro merupakan mengenai perekonomian dengan menyeluruh
yang meliputi analisis perilaku dengan perekonomian secara luas, seperti
pada perubahan agregat,perubahan harga secara umum, dan pada tingkat
pengangguran.
Sikap-sikap ataupun karakteristik mengacu pada perilaku rumah tangga
dan perusahaan,contohmya pada saat membahas pasar dalam pasar terjadi
interaksi antar pasar itu,seperti pasar tenaga kerja, komoditas, dan pasar
keuangan, bukan hanya pasar satu macam barang seperti ekonomi mikro,pada
ekonomi makro semua pasar berinteraksi satu sama lain. Jadi output data
tentang pengangguran dan tingkat harga menjadi data dari ekonomi makro.
Ekonomi makro mencakup semua permasalahan ekonomi secara
menyeluruh. Artinya semua data yang terkait masalah ekonomi merupakan
permasalahan dari ekonomi makro.

Ekonomi mikro hanya berpusat pada satu pasar, misalnya pasar keuangan
maka ekonomi mikro tersebut hanya membahas soal keuangan. Tetapi dalam
ekonomi makro membahas semua permasalahan karena keterkaitan antar
pasar. Tidak hanya masalah pasar, tetapi ekonomi makro juga mencakup
sampai kepada tingkat pengangguran dan perubahan harga.

Tetapi dalam perekonomian pastinya banyak sekali masalah yang datang,


dari berbagai segi termasuk produksi, distribusi dan konsumsi. Tentunya
untuk mengatasi masalah ini kita membutuhkan system ekonomi yang kuat
agar masalah-masalah yg berdatang dapat terselesaikan.

System ekonomi islam hadir untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi


baik itu dari segi produksi, distribusi atau konsumsi. Masyarakat berusaha
untuk mengolah dan mengelola sumber daya alam untuk menghasilkan
pendapatan yang tinggi.2 Jika kita tinjau dari segi produksi, prinsip utama
produksi bagi ekonomi konvensional adalah modal yang serendah-
2
Naili Nuril Aufa Manik dkk, “Perspektif Ekonomi Makro Islam Terhadap Pemanfaatan
Sumber Daya Alam”, Ulil Albab: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 1, No.1, (Desember, 2021).

2
rendanhnya dan menargetkan keuntungan yang sebesar-besar nya. Tetapi di
dalam islam kita jga harus memperhatikan aspek kegunaan dan harus
memastikan bahwa produk yang kita produksi merupakan produk halal. Hal
ini tentunya tidak hanya memikirkan tentang keuntungan saja, tetapi juga
bagaimana agar produk itu dapat berguna bagi ummat.

2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Dalam Islam


Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian yang paling penting dalam
kebijakan ekonomi maupun sistem ekonomi dimanapun. Secara keseluruhan
hal ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan membawa pada
peluang dan pemerataan ekonomi yang lebih besar. Satu fakta yang tidak
terpatahkan,pertumbuhan ekonomi di dunia selam kurang lebih dua abad ini
telah menimbulkan dua efek yang sangat penting,yaitu:
Pertama, semakin meningkatnya kemakmuran ataupun taraf hidup yang
digapai oleh masyarakat dunia.
Kedua,terbukanya kesempatan kerja baru untuk penduduk yang semakin
hari semakin bertambah jumlahnya. Meskipun itu, sekarang ditengah
pesatnya perkembangan pada bidang industri, sains, dan revolusi teknologi,
di negara maju kemiakinan absolut dan beberapa masalah ekonomi yang lain
masih terjadi. Sedangkan pada negara berkembang, kondisinya bahkan lebih
parah lagi. Sampai dengan sekarang kesenjangan pendapatan, pengangguran,
kekurangan pangan dan masih banyak lagi kesenjangan hidup masih banayk
di sebagian besar penduduk dunia. Dan situasi ini malah di perparah lagi
dengan terjadinya krisis keuangan global yang justru memperburuk situasi
ekonomi di beberapa negara.
Terjadinya krisis ekonomi ini dalam pandangan islam tentu saja tidak
akan terlepas dari pelaksanaan ekonomi yang berlawanan dengan nilai-nilai
islam, misalnya perilaku riba, monopoli, korupsi, dan tindakan lainnya.3

3
Rizal Muttaqin,”Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam’’Maro Jurnal Ekonomi
Syariah Dan Bisnis, Vol. 1 , No. 2 ( November 2018 ) hlm 39

3
Krisis ekonomi pada penelitian Chapra sudah menunjukkan dengan jelas
atas kelemahan logika Hukum Say dan konsep laissez faire. Ini telah
dibuktikan dengan ekonomi pasar yang sudah hampir tidak mampu lagi
secaar konstan mencapai tingkat full employment dan kemakmuran.
Ironisnya, dibalik kemajuan ilmu ekonomi yang sudah begitu pesat, penuh
inovasi, dilengkapai juga dengan metedologi yang semakin tajam, model-
model matematika dan ekonometri yang sudah semakin luas untuk
melakukan evaluasi dan prediksi, ternyata ilmu ekonomi tetap memiliki
keterbatasan untuk mendesain, menganalisa maupun memproteksikan
kecenderungan perilaku ekonomi dalam pandangan waktu jangan pendek.
Kejanggalan-kejanggalan premis ekonomi konvensional menjadi salah
satu sumber paradoks antara pertumbuhan dan distribusi ekonomi. Oleh
sebab itu, dalam pandangan ekonomi syriah paradox ini diperkecil dengan
mengganti paradigma konflik antara pertumbuhan dengan distribusi, melalui
penciptaan berbagai isntrumen dan mekanisme yang dapat menjamin
perkembanga ekonomi di satu sisi, dan terciotanya distribusi di sisi lain.
Konsep ini terpaparkan dalam kesatuan bangunan di antara tiga sector di
perkeonomian syariah, yaitu sektor riil, sector keuangan syariah dan sektor
Ziswaf.
Untuk mewujudkan pemerataan, menurut pendapat M. Umer Chapra,
setidaknya ada 5 unsur yang utama yang harus dilaksanakan. Pertama,
mengadakan pelatihan dan juga menyediakan lowongan pekerjaan bagi
pencari kerja, sehingga terlaksananya full employment. Kedua, dengan
memberikan sistem upah yang pantas untuk seluruh karyawan. Ketiga,
mempersiapkan asuransi dengan wajib guna mengurangi risiko
pengangguran, kecelakaan kerjam tunjangan hari tua dan keuntungan-
keuntungan lainnya. Keempat, memberikan bantuan untuk meraka yang
mengalami caca mental dan fisik, agar mereka bisa hidup dengan layak.4

4
Rizal Muttaqin, Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam” Maro Jurnal Ekonomi
Syariah dan Bisnis , Vol 1 . No. 2 ( November 2018 ), hlm, 120

4
3. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Dalam Islam
Islam mempunyai beberapa karakteristik yang mendefensisikan
pertumbuhan ekonominya, sebagai berikut :
a. Komprehensif
Menurut Abdul Husein apabila beberapa aturan yang dibuat oleh
manusia, terkhusus antara kontemporer dalam kontribusinya untuk
menciptakan sebuah aturan yang bisa mencegah permasalahan, yaitu
secara umum tidak beranjak dari aturannya untuk menciptakan aturan
yang berpatokan dari distribusi barang-barang yang ekonomis untuk
kelompok-kelompok masyarakat tertentu dalam bentuk distribusi dengan
menyisakan kesenjangan antara kelompok-kelomok itu.
Sama halnya dengan adanya deskriminasi hukum yang sudah
berlaku pada beberapa kasus, karena tidak adanya akses untuk distribusi
ini, maka dari itu isalam sesungguhnya sudah menciptakan 1 mekanisme
distribusi barang-barang ekonomis untuk hasil dan bagia yang di
distribusikan manusia dengan tidak adanya diskrimansi, baik atas dasar
suku, rasm, maupun agama.
Dengan hal ini dikarenakan adanya satu ketetapan bahwa
pelaksanaan acuan didalam aturan-aturan yang diatur oleh manusia
kadang-kadang menimbulkan akibat gradasi kemudahan untuk
masyarakat miskin. Abdul Husein menambahkan pendapat komprenshif
didalam pekembangan ekonomi menuntut agar pertumbuhan ekonomi ini
mengandung jaminan terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia dengan
sempurna, baik pangan, sandang, papan, buahbuahan, pendidikan,
kesehatan, rekreasi, hak atas pekerjaan, kebebasan dalm beraktivitas,
pengajaran agama, dan sebagainya, dimana islam tidak bisa menerima
perkembangan model kapastitas yang hanya memperdulikan kebebasan
beraktivitas akan tetapi tidak menjamin adanya pemerataan.

5
b. Berimbang
Pertumbuhan pada ekonomi islam tidak hanya diorientasikan
untuk menciptakan partambahan, akan tetapi di tujukan dengsn
berlandaskan asas keadilan distribusi. Keadilan dilakukan dengan cara
memberlakukan kebaikan untuk semua manusia dengan kondisi apapun.
Tujuan pertumbuhan ekonomi dalam pandangan islam merupakan adanya
kesempatan seluruh anggota masyarakat apapun ras, agama, karakternya
untuk mendapatkan kecukupan, bukan kekurangan. Posisi berimbang ini
dalam pertumbuhan ekonomi membutuhkan adanaya keberimbangan
usaha-usaha pertumbuhan.
Oleh karena itu, Abdul Husein mengatakan islam tidak menerima
langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan pedeasaan,
industri yang juga megabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan
tersier dan sekunder diatas kebuutuhan pokok ataupun primer,
mendahulukan industri berat dibandingkan dengan indistri ringan,
ataupun dengan memfokuskan pembangunan program tertentu dengan
mangabaikan sarana dan prasarana umum dan pokok lainnya.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa pertumbuhan ekonomi yang
tidak diseimbangi keberimbangan di negara-negara islam merupakan
sumber yang akan menyenbakan ketidakmertaan ekonomi negara.
Bahkan, pertumbuhann itu sebenarnya merupkan pertumbuhan mundur
dikarenakan semakin maraknya ketidakmerataan di tengah masyarakat.
c. Realistis
Realistis itu merupakan suatu pandangan terhadap permasalahan
yang sesuai kenyataan. Pembahasan tentang sifat realistis islam dalam
bidang pertunbuhan ekonomi diperuntukkan untuk mencapai keadaan
yang paling baik dan juga produksi yang paling sempurna yang mungkin
dicapai manusia dalam perekonomiannya.
Sifat realistis ini dalam bidang pertumbuhan ekonomi
memaparkan bahwasanya islama juga melihat permasalahan ekonomi dan

6
sosial yang mungkin bisa terjadi di masyarakat islam dengan tawaran
solusi yang juga realistis.
d. Keadilan
Menurut Abdul Husein islam menegakkakan hukum-hukumnya
berdasarkan atas landasan keadilan diantara manusia. Islam juga telah
menjamin tercapainya keadilan di antara manusia dalam usaha untuk
memperbanyak pemasukan dan distribusinya antara orang-orang muslim
dengan orang-orang non muslim.
e. Bertanggung Jawab
Adanya tanggung jawab sebagai salah satu tiang yang paling
penting dikemukakan secara jelas dalam syariah islam. Apabila kita
mengikuti ssyariah ini, maka kita bisa menyimpulkan bahwa adanya
tanggung jawab mencakup 2 sisi yaitu :
1.) Tanggung jawab antara anggota masyarakat dan golongan lainnya.
2.) Tanggung jawab negara kepada masyarakat. Setiap orang mempunyai
tanggung jawab, masyarakat mempunyai tanggung jawab, dan negara
juga mempunyai tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan yang
dipaparkan oleh Rasulullah saw.
f. Mencukupi
Islam tidak hanya menetapkan adanya karakteristik tanggung
jawab seperti yang sudah dikemukakan, namun tanggung jawab itu
seharusnya mutlak dan bisa mencakup realisasi kecukupan untuk semua
manusia. Karena tujuan tanggung jawab itu bukan hanya kewajiban orang
mampu kepada golongan orang kurang mampu, akan tetapi juga di
peruntukkkan untuk menghapuskan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan
di masyarakat islam.
Menurut Abdul Husein para ahli fiqh sudah enerapkan di bidang
pengaplikasian harta dengan ukuran yang bisa memenuhi kebutuhan
seperti pangan, sandang, papan dalam batas seharusnya. Mereka juga
mentapkann apabila terdapat seorang shabat yang sedang membutuhkan
pekerjaan, maka sahabat lainnya yang bekecukupan wajib untuk

7
memberikan pekerjaan dan memberikan upah yang sepadan dan harus di
bayarkan.
g. Berfokus pada manusia
Karakter ini sama halnya dengan posisi manusia yang merupakan
duta Allah dimuka bumi ini yang bertujuan dan pengaruh pertumbuhan
ekonomi didalam islam. Pertumbuhan ekonomi islam tidak lain yaitu
manusia agar tidak diperbudak oleh materi sebagaimana dalam ekonomi
kapitalis dan menjadi hina karena tidak mempunyai kebebasan bertabur
kemuliaan untuk kesejahteraan dunia dan menghidupkannya dengan
kegiatan yang penuh nilai guna. Kemudian dapat dgunakakn hak sebagai
duta Allah di bumi.
Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat yang
tinggi sebagai hamba allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk
sebaik-baiknya. Allah juga menundukkan alam semesta agar bisa
membantu manusia dengan memposisikan manusia sebagai alat dan
tujuan, oleh karena itu islam datang untuk menghilangkan karakter-
karakter negatif didalam diri setiap orang untuk menjadi manusia yang
baik dan generasi yang baik bagi maysrakat yang baik dan juga menjadi
alat yang baik untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.5
4. Faktor-Farktor Pertumbuhan Ekonomi Islam
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu
1.) Faktor Sumber daya manusia
Pertumbuhan ekonomi ini juga bisa dipengaruhi oleh
sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan aspek
yang paling utama dalam pembangunan, cepat atau lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya
manusia itu sebagai subjek untuk pembangunan dan memiliki
kemampuan cukup dalam melakukan proses pembangunan.
2.) Faktor sumber daya alam

5
Moch Zainuddin, “ Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam” ISTITHMAR,Vol. 1,
No. 2 (Juli,2017 ) ,hlm, 125

8
Sumber daya alam umunya merupakan tumpuan dari
negara yang sedang berkembang dalam menjalankan proses
pembangunan di negaranya. Tetapi, keberhasilan dari suatu proses
pembangunan itu tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya alam,
jika tidak diikuti dengan kinerja sumber daya manusianya di
negera tersebut untuk memanfaat sumber daya alam yang ada.
Sumber daya alam tersebut seperti hasil tambang, kekayaan
mineral, kekayaan laut, kekayaan hutan, dan kesuburan tanah.
3.) Faktor Teknologu dan ilmu pengetahuan
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat
mendukung kelancaran proses pembangunan, perubahan pada
sistem pekerjaan yang awalnya memaki tenaga manusia dan
digantikan dengan tenga mesin-mesin yang canggih yang
membantu dalam proses pembangunan.
4.) Faktor budaya
Aspek budaya juhaa dapat memberikan pengaruh khusu
dalam pembangunan ekonomi yang akan dilaksanakan, dimana
aspek tersebut berperan sebagai pendorong proses pembangunan
akan tetapi bisa juga sebagai penghambat pembangunan.6
5. Prinsip Produksi Dalam Ekonomi Islam
Pada prinsipnya kegiatan produksi seluruhnya terkait dengan ajara
islam, yaitu seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujaun dari
konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilaksanakan untuk mencari
kebahagiaan , demikian juga produksi itu dilakukan untuk menyediakan
barang-barang dan jasa untuk kebahagiaan tersebut.
Adapun pedoman-pedoman dalam berproduksi yaitu sebagai berikut :
a. Memproduksi barang maupun jasa dengan cara yang halal pada
setiap tahapannya.

6
Darwis Harahap dan Ferri Alfadri , Pengantar Ekonomi Makro, ( Jakarta: Kencana,
Desember 2020 ), hlm, 164

9
b. Berusaha mencegah kerusakan di bumi, misalnya membatasi
polusi memelihara keserasian dan ketersediaan sumber daya alam.
c. Produksi tersebut dimaksudkan untuk memnuhi kebutuhan
individu maupun masyarakat dan juga mencapai kemakmuran.
d. Produksi menurut islam tidak bisa dipisahkan dari tujuan
kemandirian umat. Oleh karena itu seharusnya umat mempunyai
kemampuan ataupun keahlian yang memungkinkan akan
memenuhi kebutuhan spritual dan materialnya.

Bagi islam, memproduksi sesutu bukanlah hanya semata-mata untuk


konsusi diir sendiri ataupun dijaul kepasar. Kedua motivasi ini tidak
akan cukup karena masih sangat terbatas pada fungsi ekonomi. Islam
juga mempertegas bahwa setiap kegiatan produksi harus juga
mewujudkan fungsi sosial.7

B. Perbedaan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional

Dalam teori makro, kita dapat menggolongkan orang-orang ataupu


lembaga-lembaga yang melaksanakan kegiatan ekonomi menajadi lima bagian
yaitu :

1. Rumah tangga
2. Produsen
3. Pemerintah
4. Lembaga-lembaga keuangan
5. Negara-negara lain

Kegiatan dari kelima kelompok tersebut akan dijelaskan perbedaan antara


ekonomi makro islam dengan ekonomi makro konvensional yaitu :

7
Misbahul Ali ‘’Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam’’Jurnal Lisan Al- hal,
Vol. 7 , No. 1, ( Juni 2013 ) hlm, 26

10
1. Kegaiatan kelompok rumah tangga

Kegiatan kelompok rumah tangga ini melaksanakan kegiatan-


kegiaatan pokok yaitu :Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa
bunga dari simpanan-simpanan mereka

a. Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang atau jasa


b. Menyisakan sisa dari pengahsilan tersebut pada lembaga-lembaga
keuangan.
c. Memabayarkan pajak kepada pemerintah( Pada masyarakat muslim,
pemgahasilan juga disishkan untuk zakat, imfaq, dan sedekah. )
2. Kegiatan kelompok perusahaan
Kelompok produsen melalukan kegiatan-kegiatan pokok yaitu :
a. Memproduksi dan mmemasarkan barang-barang dan jasa ( Dalam
ekonomi islam memproduksi dan menjual barang dan jasa harus berupa
barang ataupun jasa yang halal )
b. Membayar pajak ( Dalam ekonomi islam selain pajak perusahaan juga
akan melakukan pembayaran zakat perusahaan )
3. Kegiatan kelompok pemerintah ( Goverment )
a. Meminjam uang dari luar negri. ( dalam ekonomi islam pinjaman
adalah pembiayaan yang sesuai dengan syariah islam dan bebas dari
riba )
4. Kegiatan keompok negara- negara lain ( Ekspor-Impor )
a. Menyediakan kebutuhan barang impor.( Dalam ekonomi islam barang
impor yang terikat harus dengan status kehalalannya )
Bank syariah apabila dilihat dari prinsipnya yang di pegang
meiliki perbedaan yang sangat mencolok dibanding dengan
konvensonal. Bank konvensional menggunakan sistem bunga
(riba) sedangakn bank syariah mengguanakan sistem bagi hasil

11
yang mengedepankan hubungan kepercayaan antara pihak bank
dan juga nasabah.8
5. Permasalahan Ekonomi Makro

Seperti apa yang telah disampaikan Boediono tujuan dari ilmu


ekonomi itu merupakan memberikan petunjuk mengenai kebijakan apa saja
yang akan diambil untuk mengurangi permasalahan ekonomi tertentu.
Permasalahan makro ekonomi mencakup dua permasalahan utama yaitu
masalah pada jangka pendek ataupun masalah stabilisasi dan juga masalah
jangka panjang dan masalah pertumbuhan.

Masalah jangka pendek atau masalah stabilitas ini meliputi :

a. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga yang terjadi
secara terus-menerus. Inflasi ini akan membawa pengaruh negatif
ataupun menghancurkan suatu negara apabila terjadi secara terus-
menerus. Inflasi jadi masalah perekonomian karena inflasi dapat
mengakibatkan redistribusi pendapatan masyarakat. Inflasi juga dapat
menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja ke dalam
masyarakat.
b. Masalah Pengangguran
Penganguran disebabkan karena jumlah tenaga kerja lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat kesempatan kerja yang tersedia.
Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu :
kekurangan agregat, Menganggur karena mencari pekerjaan yang
lebih baik, Pengusaha menggunakan peralatan modern dan
mengurangi penggunakan tenaga kerja.

8
Fajar Fairuzi Sadrinata, “ Analisis perbandingan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi
Terhadap Stabilitas Bank Syariah Dan Konvensioanal Di Indonesia Periode Tahun 2010-2017 “

12
c. Masalah ketimpangan
Neraca merupakan informasi keadaan keungan suatu negara
secara umum. Jika kondisi keuangan suatu negara surplus maka
negara tersebut mempunyai cadangan devisa yang besar9.

C. Ekonomi Makro Islam Dengan Riba Dan Zakat

Zakat termasuk salah satu pilar dari pikar islam yang 5. Allah swt telah
mewajibkan bagi semua umat muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci
untuk harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai pada
nisab ( batas terendah wajibnya zakat ) dan telah melwati atas kepemilikan harta
tersebut masa haul ( satu tahun untuk harta simpanan dan niaga, atau pada saat
memanen hasil pertanian ).

Sedangakan riba termasuk sistem yang dapat menghancurkan umat,


ekonomi juga budaya islam, jangan jadikan riba sebagai pola hidup dan
budayakan kembali ekonomi islam. Maka demikian, zakat dan riba mempunyai
perbedaan yang tidak bisa disatukan.

Zakat yang kita fahami selama ini berarti tumbuh, suci. Dan riba ini
bermakna ziyadah ( bertambah ). Akan tetapi makna yang telah di defensikan
oleh fuqaha berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Rata-rata masayarakat
memahami zakat berarti mengurangi harta yang dimiliki.

Menurut yang dengan mengeluarkan sedikit harta berkurang tetapi disisi


Allah bertambah. Hal ini sangat bertolak belakang dengan riba. Masyarakat
membahami bahwa apabila seseorang menabung uangnya dan akan diiming-

9
Siti Aisyah, Aktualisasi Kebijakan Moneter Islam Dalam Permasalahan Makro Ekonomi
Islam, Jurnal Syariah, Vol. 7, No. 2, Oktober 2019

13
imingi uangnya akan bertambah. Padahal faktanya tidak, menurut si penabung
bertmabah akan tetapi disisi Allah swt tidak bertambah.

Riba secara bahasa riba berarti tambahan.Sedangkan secara terminologis


riba adalah tambahan yang diambil oleh pemberi hutang dari penghutang sebagai
perumbangan dari masa (meminjam).

Al- Jurnali mendefenisikan riba itu sebagai tambahan atau kelebihan yang
tidak ada bandingnya bagi salah satu orang yang berakad. Akan tetapi
Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitab fiqh menjelaskan bahwa riba menurut istilah
merupakan salah satu dua barang yang sejenis yang ditukar tanpa ada imbalan
dari tambahan tersebut.

Dalam madzhab Syafi‟i, riba dimaknai sebagai transaksi dengan imbalan


tertentu yang tidak diketahui kesamaan takarannya maupun ukuran waktunya
kapan terjadi transaksi dengan penundaan penyerahan kedua barang yang
dipertukarkan atau salah satunya.

Segala jenis riba itu diharamkan berdasarkan nash dari Al-quran maupun
as-sunnah. Al-quran mempertegas riba bukan hanya konteks mikro, akan tetapi
juga makro yang telah sistematik dan akan menimbulkan dampak yang sangat
luas serta akan membahayakan perekonomian secara menyeluruh. Oleh karena
itu, ayat-ayat yang berbicara tentang riba tidak turun sekaligus, akan tetapi
bertahap melalui empat tahapan, seolah hal ini mengidikasikan bahwa untuk
menghapuskan riba yang sistematik tidak bisa seklaogus, tetapi perlu proses dan
strategi yang sudah terencana dengan matang.

Diantara strategi yang Allah sebutkan langsung berbarengan dengan riba


merupakan zakat dan sedekah. Oleh karena itu, bisa diartikan untuk menghadapi
sistem ribawi yang sudah menjadi istrumen ekonomi secara massif sangat perlu
ditekankan sedekah dan zakat. Karena riba dan zakat memiliki sifat yang sangat
bertentangan. Dalam zakat atauapun sekedah lebih mengutamakan keikhlasan
sedangkan riba lebih ke pemerasan.

14
Orang-orang yang musyrik selalu menyamakan riba dengan jual-beli,
karena keduanya memang menghasilkan keuntungan. Tambahan riba diambil
apabila berakhirnya tempo hutang sama dengan jual beli yang harganya dimabil
di awal transaksi. Mereka tidak mengenal transaksi kecuali transaksi modelan
seperti ini. Dan hal itu sudah mendarah daging di dalam jiwa mereka sehingga
mempergunakan itu sebagai dasar transaksi ekonomi.

Kemudian Allah menjelaskan bahwa keduanya sangatlah berbeda dengan


mengatakan “ padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba’’ yang artinya bahwa jual beli terjadi dosebabkan adanya kebutuhan dan
tidak ada unsur tidak adilan di dalamnya. Sedangakan riba hanya untuk
memanfaatkan kebutuha yang terpaksa tanpa adanya imbalan yang seimbang.

Menurut pandangan kebanyakan manusia pinjaman dengan sitem bunga


itu akan membantu ekonomi masyarakat yang akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi rakyat.

Pendapat tersebut telah menjadi keyakinan kuat setiap manusia baik


ekonom, pemerintah, ataupun praktisi. Oleh karena itu, sangat banyak ataupun
rata-rata pejabat negara direktur perbankan dengan bangganya melaporkan
jumlah kredit yang dikucurkan untuk pengusaha kecil sekian puluh triliun rupiah.
Begitulah pandangan maupun keyakinan manusia dalam memandang sitem kredit
dengan bunga.10

10
Ali Ridlo, “ Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Al-A’dl,
Vol. 7 No. 1 , Januari 2017

15
A. Kesimpulan

Ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang mencakup permasalahan lebih


luas ketimbang ekonomi mikro. Dalam objek pasar saja ekonomi mikro hanya
mencakup satu jenis pasar saja, sedangkan ekonomi makro dalam objek pasar,
memiliki beberapa pasar yang saling terhubung satu sama lain.

Ekonomi makro tidak hanya sebatas mencakup pasar saja, tetapi dalam
ekonomi makro juga termasuk data pengangguran.

Bukti dari efektifitas ekonomi syariah lebih efisien dari pada ekonomi
konvensial dapat kita lihat pada saat krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998.
Banyak lembaga keuangan yang terpaksa ditutup karena inflasi, turunnya harga
rupiah menjadi factor utamanya.

Tetapi bank syariah yang sudah lahir sebelum krisis moneter tersebut
tidak mengalami hal yang serupa. Bahkan bank syariah pada masa itu masih
bertahan sampai sekarang.

B. Saran

Kami menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini, maka


dari itu kritik dan saran kami harapkan agar kami bisa lebih baik lagi
kedepannya, dalam membuat karya tulis ilmiah

16
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, 2019, “Aktualisasi Kebijakan Moneter Islam Dalam


Permasalahan Makro Ekonomi Islam’’ Jurnal Syariah, Vol. 7, No. 2,
Oktober 2019

Ali Misbahul, 2013, “Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam” Jurnal
Lisan Al-hal, Vol. 7, No. 1, Juni 2013

Asngari Imam, 2013, “ Pengaruh Kondisi Ekonomi Makro Karakteristik Bank


Terhadap Efisiensi Industri Perbankan Syariah Di Indonesia” , Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Vol. 11, No. 2

Baim Nirmala Dan Fitri Rahmawati, 2020, “Teori Ekonomi Makro Dalam
Literatur Islam Klasik”,An-nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah, Vol.07,
No .07.

Harahap Darwis dam Ferri Alfadri, 2020, Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta,
Kencana

Hermawanti Herni, 2018, ”Pengaruh Faktor Ekonomi Makro Terhadap


Pembiayaan Bermasalah”, Jurnal Of Islamic Finance And Accounting,
Vol.1, No. 1.

Khoerullah Abdul Kholik dkk, 2020, “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam
Perspektif Ekonomi Makro Islam.

Manik Naili Nuril Aufa dkk, 2021, “Perspektif Ekonomi Makro Islam Terhadap
Pemanfaatan Sumber Daya Alam”, ULIL ALBAB: Jurnal
Ilmiahultidisiplin, Vol.1 ,No. 1. Januari 2017

Ridho Ali, 2017, Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Al-A’dl,

Vol. 7. No, 1. Januari 2017

17
Sadrinata Fajar Fairuzy, 2019, “Analisis Perbandingan Pengaruh Variable Makro
Ekonomi Terhadap Stabilitas Bank Syariah Dan Konvensional Di
IndonesiaPeriode Tahun2010-2017”. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan
Terapan, Vol.6, No.10.

18

Anda mungkin juga menyukai