Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN EKONOMI MAKRO


DAN MIKRO DALAM ISLAM
DOSEN PENGAMPU : RAMSITO SE. ME

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


FAQIHUDIN ARSYAD
ZAKI ZAINAL MUTTAQIN
MUHAMMAD ZAKI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-BAHJAH


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

1
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunianya
sehingga kita di mudahkan dalam menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“pengertian dan perbedaan ekonomi makro dan mikro” dan sholawat serta salam
semoga terlimpahkan kepada kekasih kita nabi Muhammad SAW yang telah
mengajarkan kita dalam segala hal yang baik salah satunya untuk selalu baik dalam
bermu’amalah.
Kami menyadari dalam pembuataan makalah ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan dan kesalahan dalam penggunaan dan penetapan kata yang baik dan
benar, dan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam membuat makalah kami
meminta kritik dan saran dari teman-teman agar kami dapat evaluasi dalam membuat
makalah selanjutnya .
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat memahami permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini. Semoga Allah
SWT membalas kebaikan kita semua. Aamin

2
DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
Latar Belakang............................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................4
TUJUAN PENULISAN.............................................................................................5
BAB II............................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
Pengertian Ekonomi Makro Dalam Islam..................................................................6
Masalah-Masalah Dalam Ekonomi Makro Islam.......................................................7
Konsep Dasar Ekonomi Makro Islam........................................................................8
Kebijakan Ekonomi Makro Pada Masa Rasulullah SAW........................................10
Kebijakan Ekonomi Makro Pada Masa Khulafaur Rasyidin...................................10
BAB III.........................................................................................................................14
A. Pengertian Ekonomi Mikro Dalam Islam............Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
B. Permasalahan Ekonomi (Islam Versus Konvesional)..........................................16
BAB IV........................................................................................................................18
A. Perbedaan Ekonomi Makro Dan Mikro Dalam Islam.........................................19
KESIMPULAN:...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam studi ekonomi,dua konsep utama yang sering dibahas adalah ekonomi
makro dan mikro. Ekonomi makro mempertimbangkan aspek ekonomi secara
keseluruhan, sementara ekonomi mikro meneliti unit ekonomi individual. Dalam
konstek islam, kedua konsep ini memiliki impikasi yang mendalam terhadap
prinsip prinsip ekonnomi yang di atur oleh aturan agama.

Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara


keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target
kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Makro ekonomi memfokuskan kajian pada kinerja perekonomian secara


keseluruhan, seperti total produksi, kesempatan kerja, tingkat harga, dan
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi makro adalah adalah pemikiran ekonomi
secara keseluruhan yang meliputi kinerja agregat ekonomi, PDB
keseluruhan, surplus perdagangan atau defisit, dan inflasi. Adapun ekonomi
makro islam atau syariah adalah pengetahuan yang membantu upaya
realisasi distribusi sumber daya yang berada dalam koridor Islam
untuk memengaruhi kebijaksanaan, seperti pertumbuhan ekonomi,
stabiliotas harga, tenaga kerja, dan pencapaian keseimbangan neraca
yang berkesinambungan menurut syariat Islam

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ekonomi makro dan mikro dalam islam.


2. Masalah-masalah dalam ekonomi makro islam.
3. Konsep dasar ekonomi makro islam.

4
4. Kebijakan ekonomi makro pada masa rasulullah dan pada masa
khulafaurrasyidin.
5. Perbedaan Ekonomi Makro Dan Mikro Dalam Islam.

Dengan merumuskan masalah masalah tersebut anda dapat melakukan


penelitian atau eksplorasi lebih lanjut untuk memahami perbedaan antara
ekonomi makro dan mikro serta dampaknya dalam konteks ekonomi.

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk lebih memahami dan


membandingkan konsep dan prinsip ekonomi makro dan mikro dalam islam
dengan ekonomi konvesional secara lebih detail karena mencakup dari berbagai
sumber juga untuk memnuhi tugas ekonomi makro Untuk mencapai
kesejahteraan dunia dan akhirat serta mewujudkan Masyarakat yang adil ,
Sejahtera, dan berakhlak mulia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Makro Dalam Islam


Ekonomi makro dalam islam adalah cabang ekonomi yang focus pada analisis
system ekonomi islam dalam sekala besar. Ekonomi makro islam berbeda dengan
ekonomi makro konvesional yang lebih focus pada aspek-aspek materialisik
semata. Dalam makro ekonomi islam, ada pandangan menyeluruh yang
memperhatikan aspek keadialan, moralitas, keberkahan dan kesejahteraan dunia
dan akhirat. Pengetahuan dalam ekonomi makro islam dapat digunakan sebagai
landasan untuk membangun system ekonomi yang berkeadilan, berkesinambungan,
dan berorientasi pada kemaslahatan umat manusia.
Dalam kamus ekonomi, definisi ilmu ekonomi adalah kajian tentang produksi,
distribusi dan konsumsi kekayaan di dalam masyarakat dunia. Definisi lain ilmu
ekonomi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan
pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul
karena perbuatan manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan atau untuk
mencapai kemakmuran. Jadi jika dikaitkan dengan definisi ilmu ekonomi makro
adalah cabang dari ilmu ekonomi, yang membahas permasalahan kebijaksanaan
makro, yakni berupa pengelolaan dan pengendalian umum perekonomian secara
nasional, sehingga bisa tumbuh secara seimbang, dan terhindar dari keadaan-
keadaan yang mengganggu keseimbangan tersebut.
Menurut Prof. Samuelson bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara
orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan
uang, dalam menggunakan sumber daya produksi yang terbatas akan tetapi dapat
dipergunakan kembalidalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis
komoditas dari waktu ke waktu dan mendistribusikan untuk keperluan konsumsi
sekarang atau dimasa datang kepada berbagai orang atau kelompok di dalam
masyarakat.
Ada juga definisi ekonomi yang sederhana namun padat makna seperti yang
didefinisikan oleh Robbins dari aliran Neo Klasik menyebutkan: Ilmu Ekonomi

6
adalah kajian tentang perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan-tujuan dan
alat-alat pemuas yang langka yang mengandung pilihan dalam penggunaannya.
Namun ada literasi lain mengatakan “Pilihan dan Penggunaan Sumberdaya”
Dengan demikian yang perlu dijawab ilmu ini adalah bagaimana mengatasi
kelangkaan itu. Tentu saja kajian tentang perilaku manusia atau bagaimana
menentukan pilihan dan penggunaan barang dan jasa sangat berhubungan erat
dengan cara pandang seseorang terhadap sesuatu serta nilai-nilai apa yang ada pada
dirinya. Disinilah persoalan spiritual (religi) menjadi menarik sekaligus merupakan
peluang bagi Islam agar dapat memberikan jawaban terhadap tujuan-tujuan, pihan-
pilihan dan penggunaan sumber daya tersebut. Beberapa pokok pembahasan dalam
ekonomi makro islam meliputi:

1. Zakat dan Infaq: prinsip zakat (pajak penghasilan) dan infaq (sumbangan)
menjadi bagian integral dalam ekonomi makro islam. Zakat adalah kewajiban
bagi umat muslim untuk memberikan sebagian dari pendapatan mereka kepada
yang membutuhkan.

2. Perbankan syariah: sistem perbankan yang berlandaskn prinsip syariah


memainkan peran penting dalam eonomi makro islam. Transaksi yang
melibatkan riba (bunga) dilarang, dan prinsip keadilan dan keberlanjutan
ditekankan.

3. Keadilan sosial: prinsip keadilan sosial dalam distribusi pendapatan dan


kekayaan adalah landasan ekonomi makro islam. Ada penekanan pada
pengurangan kesenjangan sosial dan perlindungan bagi elompok-kelompok
yang lebih lemah.

B. Masalah-Masalah Dalam Ekonomi Makro Islam


Ada dua permasalahan yang sering terjadi dalam ekonomi makro islam:
a) Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi: Masalah ini berkaitan dengan
bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dari bulan ke bulan, dari triwulan
ke triwulan atau dari tahun ke tahun, agar terhindar dari tiga penyakit:
1) Inflasi
2) Penganggguran
3) Ketimpangan dalam neraca pembayaran

7
b) Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah
mengenai bagaimana “menyetir” perekonomian agar ada keserasian antara
pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana
untuk investasi. Tujuannya agar terhindar dari 3 penyakit di atas hanya saja
waktunya panjang ( 5 tahun, 10 tahun bahkan 50 tahun)
Yang akan kita bahas disini adalah masalah pertama; yakni stabilisasi,
masalah kedua akan dibahas selanjutnya (jika waktu memungkinkan). Dalam
analisa jangka pendek faktor- faktor berikut kita anggap tidak berubah atau
tidak bisa kita ubah:
a) Kapasitas total dari perekonomian kita
b) Jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja
c) Lembaga-lembaga sosial, politik dan ekonomi yang ada.

Dalam “menyetir” perekonomian jangka pendek, kita harus melakukan


kebijaksanaan dalam jangka pendek pula, misalnya:
– Menambah jumlah uang yang beredar
– Menurunkan suku bunga kredit (sistem ekonomi konvensional) (nisbah bagi
hasil dalam sistem ekonomi Islam)
– Mengenakan pajak impor
– Menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan
– Menambah pengeluaran pemerintah
– Mengeluarkan obligasi negara dll (dalam sistem ekonomi harus bebas riba dan
ghara)
Catatan: di negara-negara berkembang; masalah jangka pendek dan jangka
penjang sangat berkaitan erat, sehingga tidak otomatis dapat menyelesaikan masalah
jangka pendek dengan kebjiakan jangka pendek; semata, contol masih brengseknya
lembaga sosial/ekonomi.
C. Konsep Dasar Ekonomi Makro Islam
Ekonomi Makro Islam adalah ilmu yang membahas permasalahan kebijakan
ekonomi secara makro, berupa pengelolaan dan pengendalian, sesuai dengan ajaran
Islam.
Dalam membahas perspektif Ekonomi Islam, ada satu titik awal yang benar-
benar harus kita perhatikan, yaitu : ekonomi dalam islam itu sesungguhnya
bermuara kepada akidah islam, yang bersumber dari syariatnya. Dan hal ini baru

8
dari satu sisi. Sedangkan dari sisi lain adalah Al-Qur’an al-Karim dan As-Sunnah
Nabawiyah yang berbahasa Arab. Karena itu, berbagai terminologi dan substansi
ekonomi yang sudah ada, haruslah dibentuk dan disesuaikan terlebih dahulu dalam
kerangka Islami. Atau dengan kata lain, harus digunakan kata dan kalimat dalam
bingkailughawi. Supaya dapat disadari pentingnya titik permasalahan ini.
Karena dengan gemblang, tegas dan jelas mampu member pengertian yang benar
tentang istilah kebutuhan, keinginan, dan kelangkaan (al nudrat) dalam upaya
memecahkan problematika ekonomi manusia. Sebelum kita mengkaji lebih jauh
tentang hakikat ekonomi Islam, maka ada baiknya diberikan beberapa pengertian
tentang ekonomi islam yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi islam.
1. M. Akram Khan
Islamic economics aims the study of the human falah (well-being) achieved by
organizing the resources of the earth on the basic of cooperation and
participation. Secara lepas dapat diartikan bahwa ilmu ekonomi makro Islam
bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang
dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama
dan partisipasi.
2. Muhammad Abdul Manan
Islamic economics is a social science which studies the economics problems
of a people imbued with the values of Islam. Jadi, menurut Manan ilmu ekonomi
makro Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
3. M. Umar Chapra
Islamic economics was defined as that branch of knowledge which helps
realize human well-being through an allocation and distribution of scarce
resources that is in conformity with Islamic teaching without unduly curbing
individual freedom or creating continued macro economics and ecological
imbalances. Jadi, menurut Chapra ekomi makro Islam adalah sebuah
pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui
alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor
yang mengacu pada pengajaran islam tanpa memberikan kebebasan individu
atau tanpa perilaku makro-ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa
ketidakseimbangan lingkungan.

9
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, kita dapat memunculkan suatu
pertanyaan apakah ilmu ekonomi makro islam bersifat positif atau normatif?
Menurut Chapra, ekonomi Islam jangan terjebak oleh pendekatan positif dan
normatif. Karena sesungguhnya pendekatan itu saling melengkapi dan bukan
saling menafikan.
Sedangkan Manan mengatakan bahwa, ilmu ekonomi makro Islam adalah
ilmu ekonomi positif dan normatif. Jika ada kecenderungan beberapa ekonomi
yang sangat mementingkan positivisme dan sama sekali tidak mengajukan
pendekatan normatif atau sebalikya, tentu sangat disayangkan.

D. Kebijakan Ekonomi Makro Pada Masa Rasulullah SAW

Perkembangan ekonomi islam menjadi suatu yang tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan sejarah islam. Pemikiran islam diawali sejak Nabi Muhammad
SAW dipilih sebagai Rasul. Rasulullah saw mengeluarkan sejumlah kebijakan
yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan,
selain masalah hukum, politik, dan juga masalah perniagaan atau ekonomi.
Masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian utama Rasulullah saw, karena
masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan yang harus diperhatikan.
Adapun perkembangan pemikiran pada masa-masa tersebut salah satunya adalah:
Kebijakan Fiskal pada Masa Rasulullah SAW
Pada zaman Rasulullah saw pemikiran dan mekanisme kehidupan politik di
negara islam bersumber dan berpijak pada nilai-nilai aqidah. Lahirnya kebijakan
fiskal di dalam dunia islam dipengaruhi oleh banyak factor, salah satunya karena
fiskal merupakan bagaian dari instrument ekonomi public. Untuk itu factor-faktor
seperti social, budaya dan politik termasuk di dalamnya.Tantangan Rasulullah saw
sangat besar dimana beliau dihadapkan pada kehidupan yang tidak menentu baik
dari kelompok internal maupun eksternal, dalam kelompok internal Rasulullah saw
harus menyelesaikan masalah bagaimana menyatukan antara kaum ansar dan kaum
muhajirin paska hijrah dari mekkah ke madinah.
Sementara tantangan dari kelompo eksternal yaitu bagaimana Rasul bisa
mengimbangi ronrongan dari kaum kafir quraisy. Akan tetapi Rasulullah saw dapat
mengatasi semua permasalahanya berkat pertolongan Allah swt. Di dalam sejarah

10
islam keuangan publik berkembang bersamaan dengan pengembangan masyarakat
muslim dan pembentukan warga Negara islam oleh Rasulullah saw paska hijrah.
E. Kebijakan Ekonomi Makro Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Setelah rasulullah wafat tampuk kepemimpinan pemerintah, negara dan


keagamaan diserahkan kepada empat sahabat pilihan, yaitu:
1. Masa Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a (11-13 H/631-635 M)
Sejak menjadi khalifah, kebutuhan keluarga Abu Bakar diurus dengan harta
baitul maal, dua setenagh dirham tiap hari ditambah daging domba dan pakaian
biasa. Karena kurang mencukupi kemudian dinaikkan menjadi 2000 atau 2500
dirham, pada riwayat lain 6000 dirham per tahun. Namun demikian beberapa saat
menjelang ajalnya, negara kesulitan dalam mengumpulkan pendapatan kemudian
beliau memerintahkan untuk memberikan tunjangan sebesar 8000 dirham dan
menjual sebagian besar tanah yang dimilikinya untuk negara. Beliau sangat akurat
dalam penghitungan dan pengumpulan zakat kemudian ditampung di baitul maal
dan didistribusikan dalam jangka waktu yang tidak lama sampai habis tidak tersisa.
Pembagiannya sama rata antara sahabat yang masuk Islam terlebih dahulu maupun
yang belakangan, pria maupun wanita. Beliau juga membagikan sebagian tanah
taklukan, dan sebagian yang lain tetap menjadi milik negara.
Dan juga mengambil alih tanah orang-orang yang murtad untuk kepentingan
umat Islam. Ketika beliau wafat hanya ditemukan 1 dirham dalam perbendaharaan
negara karena memang harta yang sudah dikumpulkan langsung dibagikan,
sehingga tidak ada penumpukan harta di baitul maal.
Langkah-langkah yang dilakukan abu bakar dalam menyempurnakan islam
adalah;
a. melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau membayar zakat.
b. Abu Bakar terkenal dengan keakuratan dan ketelitian dalam mengola dan
menghitung zakat.
c. Mengembangkan baitul maal dan mengangkat penanggung jawab baitul maal.
d. Menerapkan konsep balance budget policy pada baitul maal.
e. Secara individu abu bakar adalah seorang prakrisi akad-akad perdagangan.
2. Masa Kekhalifahan ‘Umar Ibn Khaththab r.a (13-23 H/634-644 M)
Umar bin Khatab r.a memerintah hanya selama sepuluh tahun, akan tetapi
dalam periode yang singkat itu banyak kemajuan yang dialami umat islam, kalau

11
boleh dikatakan pemerintahan umar bin khatab r.a merupakan masa keemasan
dalam sejarah islam. Dalam aspek ekonomi, system ekonomi yang dikembangkan
berdasrkan keadilan dan kebersamaan, system tersebut didasarkan pada prinsip
pengembalian sebagian kekayaan orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-
orang miskin.

12
Adapun hal dan prestasi yang berhasil dilakukan selama beliau memimpin adalah:
A. Kebijakan Ekonomi
Strategi yang dipakai adalah dengan cara penanganan urusan kekayaan
negara, disamping urusan pemerintahan. Beliau memimpin dengan
menggunakan 3 dasar, yaitu
a. Negara islam mengambil kekayaan umum dengan benar.
b. Negara memberikan hak atas kekayaan umum dan tidak ada pengeluaran
kecuali dengan haknya.
c. Negara tidak menerima harta kekayaan dari hasil yang kotor.

B. Unsur-Unsur Kebujakan Fiskal


a. Baitul maal
b. Kepemilikan tanah
c. Zakat
d. Ushr: zakat dari pertanian termasuk buah-buahan
e. Sadaqah untuk non muslim
f. Koin
g. Klasifikasi pendapatan negara
h. Pengeluaran

3. Masa Kekhalifahan ‘Utsman Ibn ‘Affan r.a (23-35 H/644-656 M)


Tidak ada perubahan yang signifikan pada situasi ekonomi secara keseluruhan
selama kekhalifahan beliau, Dalam sejarah, pada awal pemerintahanya hanya
melanjutkan dan mengembangkan kebijakan yang sudah diterapkan oleh khalifah
Umar bin khatab r.a. tetapi, ketika menemukan kesulitan, dia mulai menyimpang
dari kebijakan yang telah diterapkan oleh pendahulunya yang terbukti lebih fatal
darinya dan juga bagi islam.
Permasalahan Ekonomi dimasa khalifah Usman bin Affan r.a semakin rumit,
sejalan dengan semakin luasnya wilayah Negara islam. Pemasukan Negara dari
zakat, jizyah, dan juga rampasan perang semakin besar. Pada enam tahun pertama
kepemimpinannya, Balkh, Kabul, Ghazni Kerman, dan Sistan ditaklukan. Untuk
menata pendataan baru, kebijakan Umar bin khatab diikuti. Tidak lama kemudian,
islam mengakui empat kontrak dagang setelah Negara-negara tersebut ditaklukan,

13
lalu tindakan efektif diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam.
hal-hal yang dilakukan beliau, diantaranya:
a. Pembangunanpengairan
b. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.
c. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja persia kepada individu dan hasilnya
mengalami peningkatan bila dibandingkan pada masa umar. Pembangunan
gedung pengadilan, guna penegakan hukum.

4. Masa Kekhalifahan ‘Ali Ibn Thalib r.a (35-40 H/656-661 M)


Setelah menjadi khalifah, Ali bin Abi thalib menempatkan kembali kondisi
baitul maal di tempat pada posisi sebelumnya. Antara lain: memecat beberapa
pajabat yang diangkat Usman bin affan r.a, mambagikan tanah yang dibagikan
Usman kepada keluarganya tanpa alasan yang benar, memberikan tunjangan
kepada muslimin berupa tunjangan yang diambil baitul maal , mangatur kembali
tata laksana pemerintahan untuk mengembalikan kepentingan umat serta
memindah pusat pemerintahan ke kuffah dari madinah.
Menurut sebuah riwayat, beliau secara sukarela manarik dirinya dari daftar
penerima dana baitul maal, bahkan menurut yang lainya beliau memberikan 5.000
dirham setiap tahunya. Ketika berkobar peperangan antara Ali bin Abi thalib
dengan Muawiyahbin Abi Sufyan, orang-orang yang dekat disekitar Ali agar
mengambil dana dari baitul maal sebagai hadiah dari orang-orang yang
membantunya. Tujuanya untuk mempertahankan diri Ali sendiri dan kaum
muslimin.
Khalifah Ali memiliki konsep yang jelas tentang pemerintahanya, administrasi
umum dan masalah-masalah yang berkaitan denganya. Konsep ini dijelaskan
dalam suratnya yang ditujukan kepada Malik Ashter bin Harith. Surat itu antara
lain mendeskripsikan tugas kuwajiban dan tanggung jawab penguasa, menyusun
prioritas dalam melakukan despensasi dalam keadilan, control atas pejabat tinggi
dan staf,menjelaskan kebaikan dan kekurangan jasa, hakim, abdi hukum,
pengiraian pegawai administrasi dan pengadaan bendahara.
Jadi, pada khalifah ali bin abi thalib berkaitan dengan kebijakan yang
dilakukanya selama enam tahun kepemimpinannya adalah :
a. Pendistribusian seluruh pedapatan yang ada pada baitul maal berbeda dengan
umar yang menyisihkan untuk cadangan.
14
b. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan.
c. Adanya kebijakan pengetatan anggaran.
d. Dan hal yang sangat monumental adalah pencetakan mata uang sendiri atas
nama pemerintahan islam, dimana sebelumnya kekhalifahan islam
menggunakan mata uang dinar dari Romawi dan dirham dari Persia.
Pemerintahan Ali bin Abi thalib berakhir dengan terbunuhnya beliau di tangan
Ibnu Muljam dari kelompok khawarij.

15
BAB III

A. Pengertian Ekonomi Mikro Dalam Islam


Devinisi ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh Professor PA. Samuelson yang
merupakan salah satu ahli ekonomi terkemuka yang pernah menerima hadiah
Nobel untuk ilmu ekonomi pada tahun 1970, mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai
“suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan
atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai
jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi
sekarang dan di masa datang kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
sedangkan menurut Mankiw mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai “studi tentang
bagaimana masyarakat mengelola sumber daya-sumber daya yang selalu terbatas
atau langka”.
Jadi, jelas bahwa ilmu ekonomi memusatkan perhatiannya pada bagaimana
perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhannya, untuk mendapatkannya
dibutuhkan pengorbanan karena ketersediaannya yang terbatas atau langka. Kajian
utama ilmu ekonomi menitik beratkan perhatian dan analisis pada barang-barang :
a. Berguna bagi manusia (langsung atau tidak langsung)
b. Langka (Scarcity)
Kesimpulannya, Ilmu ekonomi merupakan studi tentang bagaimana manusia,
secara individu dan berkelompok (masyarakat), membuat pilihan dalam
menggunakan sumber yang terbatas sehingga ia dapat digunakan untuk memenuhi
keinginannya secara maksimal mungkin (mencapai kepuasan dan kemakmuran
yang paling maksimum. Teori mikroekonomi atau ekonomi mikro boleh diartikan
sebagai “ilmu ekonomi kecil”. Berdasarkan kepada pola dan ruang lingkup
analisisnya, teori mikro ekonomi dapat didefinisikan sebagai: satu bidang studi
dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari
keseluruhan kegiatan perekonomian.
Ekonomi mikro konvensional ini didasarkan pada prilaku individu-individu
yang secara nyata terjadi disetiap unit ekonomi, prilaku individu dari setiap unit
ekonomi tersebut akan bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma dan aturan

16
menurut persepsinya masing-masing. Pembahasan prilaku konsumsi ekonomi
mikro konvensional hanya memperhatikan perubahan pada variabel ekonomi,
seperti harga dan pendapatan. Sedangkan dalam pembahasan ekonomi mikro
islam, justru faktor moral dan norma yang terangkum dalam tatanan syari’ah akan
ikut menjadi variabel yang penting dan perlu dijadikan sebagai alat analisis.
Ekonomi mikro islam menjelaskan bagaimana sebuah keputusan diambil oleh
setiap unit ekonomi dengan memasukkan batasan-batasan syari’ah sebagai variabel
yang utama.
Dalam ekonomi mikro islam, kita menganggap bahwa basic ekonomi (variabel-
variabel ekonomi) hanya memenuhi segi necessary condition, sedangkan moral
dan tatanan syari’ah akan memenuhi unsur sufficient condition dalam ruang
lingkup pembahasan ekonomi mikro. Isu pokok yang dianalisis dalam teori
mikroekonomi adalah: bagaimanakah caranya menggunakan faktor-faktor produksi
yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan?
Analisis seperti ini dibuat berdasarkan kepada pemikiran bahwa (i) kebutuhan dan
keinginan manusia tidak terbatas, sedangkan (ii) kemampuan faktor-faktor
produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat adalah terbatas. Berdasarkan kepada kedua pemikiran ini, teori
mikroekonomi bertitik tolak kepada pemisalan bahwa faktor-faktor produksi yang
tersedia selalu sepenuhnya digunakan. Keadaan ini mendorong masyarakat untuk
memikirkan cara yang paling efisien dalam menggunakan faktor-faktor produksi
yang tersedia. Makro berarti besar.

Analisis makroekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan kegiatan


perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak memperhatikan kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam
menganalisis kegiatan pembeli (dalam makroekonomi mereka dinamakan sebagai
konsumen), yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli
tetapi keseluruhan pembeli yang ada dalam perekonomian. Begitu pula, dalam
menganalisis tingkah laku produsen, yang diamati bukanlah kegiatan seorang
produsen tetapi kegiatan keseluruhan produsen dalam perekonomian.

B. Permasalahan Ekonomi (Islam Versus Konvesional)

1. Mazhab Baqir As-sadr

17
Ekonomi konvensional mendefinisikan bahwa masalah ekonomi muncul
karena adanya keinginan manusia yg tidak terbatas, sedangkan sumber daya
yang tersedia untuk memuaskan keingainan manusia jumlahnya terbatas.
Mazhab baqir menolak pernyataan ini. Menurut mereka, islam tidak mengenal
adanya sumber daya yg terbatas. Dalilnya “Allah SWT telah menciptakan
sesuatu sudah terukur dengan sempurna” sebenarnya Allah SWT telah
memberikan sumber daya yang cukup bagi seluruh manusia di dunia. Baqir juga
menolak pendapat yang menyatakan bahwa keinginan manusia tidak terbatas itu
tidak benar faktanya manusia akan berhenti minum jika rasa dahaganya sudah
terpuaskan.

Mazhab ini berpendapat bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya


distribusi yang tidak merata dan adil, sebagai akibat sistem ekonomi yang
membolehkan ekspliotasi pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Pihak
yang kuat memiliki akses terhadap sumber daya sehingga menjadi sangat kaya,
sementara pihak yang lemah tidak memiliki akses terhadap sumber daya
sehingga menjadi sangat miskin. Oleh karena itu, masalah ekonomi muncul
bukan karena sumber daya yang terbatas melainkan karena keserakahan
manusia yang tidak terbatas.

2. Mazhab Mainstream
Mazhab ini justru setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber
daya terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yangg tidak terbatas.
Misalnya total permintaan dan penawaran beras diseluruh dunia berada pada
titik ekuilibrium. Namun jika kita berbicara pada tempat dan waktu tertentu,
maka sangat mungkin terjadi kelangkaan sumber daya. Hal ini sering terjadi
suplai beras di Etiopia dan Bangladesh misalnya lebih langka dibandingkan di
Thailand. Jadi, keterbatasan sumber daya memang ada, bahkan diakui pula oleh
islam, sedangkan keinginan manusia yang tidak terbatas dianggap sebagai hal
yang alamiah. Dalil nya adalah
“bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampi kamu masuk keliang
kubur ..(QS At Takasur 11)
Jadi pandangan mazhab ini hampir tidak ada bedanya dengan konvensional.
Letak perbedaannya dalam cara menyelesaikan masalah. Dilema sumber daya
yang terbatas versus keinginan manusia yang tidak terbatas memaksa manusia

18
untuk melakukan pilihan atas keinginannya. Dari yang paling penting sampai
yang paling tidak penting. Dalam ekonomi konvensional, pilihan dan penentuan
skala prioritas dilakukan berdasarkan selera pribadi masing masing. Manusia
boleh mempertimbangkan tuntutan agama boleh juga mengabaikannya. Dengan
kata lain mempertuhankan hawa nafsunya. Nah di ekonomi islam keputusan
pilihan tidak dapat dilakukan semaunya selalu dipandu oleh alquram dan hadist.

3. Mazhab Alternatif Kritis


Mazhab ini mengkritik kedua mazab sebelumnya.
• Mazhab baqir dikritik sebagai mazhab yang berusaha untuk menemukan
seuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain.
Menghancurkan teori lama kemudian menggantinya dengan teori baru.
• Mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neo-klasik
dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkkan variabel zakat dan niat.
• Mazhab ini adalah mazhab yang kritis, mereka berpendapat analisis kritis
bukan saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme tetapi juga
terhadap ekonomi islam itu sendiri.

Mereka yakin islam pasti benar tetapi ekonomi islam belum tentu benar
karena ekonomi islam adalah hasil tafsiran manusia atas alquran dan as sunnah,
sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak. Proposisi dan teori yang diajukan
oleh ekonomi islam harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang
dilakukan terhadap ekonomi konvesional.

19
20
BAB IV

A. Perbedaan Ekonomi Makro Dan Mikro Dalam Islam


Ekonomi mikro dan ekonomi makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang
teorinya sangat sering dipelajari. Kedua teori ekonomi tersebut bisa dibilang
menggambarkan seluruh kegiatan ekonomi yang setiap harinya pasti terjadi baik
pada individu hingga sekelas perusahaan besar. Namun sekarang ini terdapat istilah
ekonomi mikro dan ekonomi makro Islam yang tentu saja semuanya dipandang
dari sisi agama. Jika ekonomi mikro lebih banyak membahas tentang individu atau
perusahaan yang meliputi produsen, konsumen, pasar, permintaan dan penawaran,
maka ekonomi makro lebih membahas masalah perekonomian yang lebih luas
mulai dari tingkat dalam suatu negara hingga seluruh dunia. Dalam pandangan Islam,
ekonomi mikro dan ekonomi makro memiliki pengertian seperti berikut.

 Ekonomi mikro adalah teori ekonomi yang menjelaskan tentang berbagai


permasalahan dan cara mengambil sebuah keputusan yang dilakukan oleh
setiap unit ekonomi dengan melibatkan unsur syariah sebagai variabel
utamanya.
 Ekonomi makro adalah teori ekonomi yang menjelaskan berbagai
permasalahan kebijakan ekonomi yang cakupannya lebih luas, termasuk
pengelolaan dan pengendalian sistem perekonomian dalam ruang lingkup yang
lebih besar berdasarkan aturan dalam Islam.
Nah, dari pengertian tersebut jelas terlihat bagaimana perbedaan ekonomi mikro
dan makro Islam, baik dari segi ruang lingkupnya maupun aturan yang dipakai.
Berbeda dengan ekonomi mikro dan makro konvensional yang semuanya harus
berdasarkan logika dan teori pada buku, ekonomi mikro dan makro Islam justru
terkadang bisa terjadi di luar nalar dan tentunya hanya bisa dipahami jika
dipandang dari sisi agama.

1. Ruang Lingkup Ekonomi Mikro dan Makro Islam


Meskipun antara ekonomi mikro dan makro Islam berbeda dengan yang
konvensional, namun untuk masalah ruang lingkup tidak memiliki perbedaan
yang signifikan. Berikut ini merupakan ruang lingkup yang termasuk ekonomi
mikro dan makro secara umum.

21
 Ruang lingkup ekonomi mikro meliputi teori produksi, permintaan dan
penawaran, pasar dan mekanisme harga, teori perilaku konsumen dan
elastisitas. Contoh ekonomi mikro antara lain perilaku produsen dan
konsumen, permintaan dan penawaran, biaya, laba dan rugi perusahaan,
distribusi barang dan jasa, monopoli pasar, pemberian gaji karyawan, dan
investasi individu.

 Ruang lingkup ekonomi makro meliputi pendapatan dan pengeluaran, inflasi


dan deflasi serta pengangguran. Adapun contoh ekonomi makro antara lain
tingkat pengangguran, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, pendapatan
per kapita, inflasi dan deflasi, ekspor dan impor, siklus ekonomi, investasi
pemerintahan, kerjasama antar negara di dunia, pendapatan nasional, neraca
pembayaran dan organisasi ekonomi internasional.

Nah, itulah sekilas mengenai perbedaan ekonomi mikro dan makro Islam
yang sedikit berbeda dengan yang konvesional, karena ekonomi mikro dan
makro Islam melibatkan pandangan dan aturan agama dalam menjalankan
setiap kegiatan ekonomi. Karena itu seringkali ekonomi mikro dan makro
Islam tidak sesuai dengan teori baku yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.

22
KESIMPULAN

Dalam konteks islam, baik ekonomii makro maupun mikro memiliki peran yang
penting dalam memastikan bahwa prinsip-prinsip agama diterapkan daam kehidupan
ekonomi umat muslim. Ekonomi makro mencakup aspek-aspek besar ekonomi umat
islam, sementarekonomi mikro membahas periaku individu dan unit-unit ekoonomi
kecil. Dalam keduanya, prinsip-prinsip keadilan, keberlanjutan, dan kepatuhan
terhadap nilai-nilai islam menjadi fokus utama dengan menghormati dan memahami
perbedaan antara ekonomi makro dan mikro dalam islam, masyrakat dapat
mengembangkan sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan sesuai dengan ajaran
agama.

23
DAFTAR PUSTAKA

Al Arif, M. Nur Rianto dan Euis Amalia, Teori MikroEkonomi; Suatu Perbandingan Ekonomi
Islam dan Ekonomi Konvensional, cet. Ke-2, Jakarta: Kencana, 2014 Al Arif, M. Nur
Rianto..Teori Makroekonomi Islam Konsep, Teori, dan Analisis.Bandung:Alfabeta. 2010

Hasyim,Ali Ibrahim.”Ekonomi Makro”, Jakarta: Prenada Media Group, 2016. Huda, Nurul..
Ekonomi Makro Islam. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. 2008

Nasution, Mustafa Edwin..Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta :Kencana Prenada


Media Group. 2006 Putong, Iskandar. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra
Wacana Media.Cet I 2013

24

Anda mungkin juga menyukai