Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MUNCULNYA TEORI EKONOMI MAKRO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Ekonomi Makro

Dosen Pengampu:
H. HERFANDI, SE, M.Si

Disusun oleh:

Fitri Laila Sitta 3322107


Saputri Ningsih 3322109
Gina Anifah Khairunnisa 3322112

PS-4C 2022

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SJECH M, DJAMBIL DJAMBEK BUKITTINGGI
TAHUN 2024-2025
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan Rahmat yang dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul Munculnya Teori Ekonomi Makro dengan
baik. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada nabi Muhammad Saw
yang telah membawa kita dari alam jahiliyah kealam yang berilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan saat ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu bapak H.
HERFANDI, SE, M.Si yang membimbing mata kuliahEkonomi Makro, tak lupa
kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan
ditulisnya makalah ini diharapkan para pembaca mengetahui tentang “munculnya
teori ekonomi makro” dan bisa bermanfaat serta dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masi hada
kekurangan baik dari sagi susunan kalimat maupun tata bahasa, kami meminta
maaf. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
Penulis berharap semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Bukittinggi, 5 maret 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................1


BAB I ..............................................................................................................3
PENDAHULUAN .............................................................................................3
A. Latar Belakang .........................................................................................3
B. Rumusan Masalah .....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................3
BAB II .............................................................................................................4
Pembahasan .....................................................................................................4
A. Definisi dan Ruang Lingkup Ekonomi Makro ..................................................4
B. Mazhab Klasik ..........................................................................................6
C. Pada Tahun 1930 .......................................................................................7
D. Mazhab Modern .......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan,dan pasar. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk menganalisis secara terbaik untuk mempengaruhi target-target
kebijakan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkeseimbangan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua
área penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari
sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan neraca jangka pendek (siklus bisnis),
dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka
panjang (peningkatan pendapatan nacional). Model makro-ekonomi yang ada dan
prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar
untuk membantu perkembangan dan evaluasi lebijakan ekonomi dan trategi
bisnis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori ekonomi makro pada Mazhab Klasik.
2. Teori ekonomi makro pada tahun 1930.
3. Bagaimana teori ekonomi makro pada Mazhab Modern.

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami teori ekonomi makro pada Mazhab Klasik.
2. Memahami Teori ekonomi makro pada tahun 1930.
3. Dapat memahami teori ekonomi makro pada Mazhab Modern.

3
BAB II

Pembahasan

A. Definisi dan Ruang Lingkup Ekonomi Makro


Istilah “ekonomi” berasal dari bahasa yunani yang berarti pihak yang
mengelola rumah tangga. Arti tersebut sepintas memang tidak ada kaitannya
dengan ilmu ekonomi namun jika kita telaah lebih jauh, dalam sebuah rumah
tangga dihadapkan pada banyak keputusan yang harus diambil dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada keseluruh anggota keluarganya. Seperti
tugas mencuci dan menyetrika, membersihkan kamar, memasak mencari nafkah
dan sebagainya. Seperti halnya ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
pengalokasian sumber daya yang langka.
Jadi ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang dari ilmu social yang
menitikberatkan perhatiannya pada masalah pemanfaatan sumber daya yang
langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan tak terbatas
sifatnya. Rumusan lain yang lebih sering kita kenal adalah yang diungkapkan oleh
Alfred Marshall yaitu bahwa ilmu ekonomi merupakan studi tentang umat
manusia dalam kehidupan sehari-hari.1
Ekonomi Makro berasal dari kata yunani yaituMakro yang artinya “besar”.
Dalam skala ekonomi, sesuatu yang besar dalam ekonomi, artinya bagian bagian
ekonomi yang besar. Sebagian yang telah diutarakan, ekonomi makro,
mempelajari seluruh ekonomi, dengan fokus pada keputusan dan masalah skala
besar. Ekonomi Makro mencakup studi tentang faktor-faktor ekonomi secara luas
seperti pengaruh kenaikan harga atau inflasi pada perekonomian skala besar.
Dengan kata lain ekonomi Makro menganalisis ekonomi sebagai sistem yang di
dalamnya terdapat produksi, konsumsi,tabungan, dan investasi berinteraksi, dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya: penggunaan sumber daya tenaga kerja,

1
Mohammad Khusaini, Ekonomi Makro, (Malang: Universitas Briwijaya Press, 2013), hal.
1

4
modal dan tanah, inflasi mata uang, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan publik
yang berdampak pada masing-masing elemen.2
Ekonomi Makro merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
perekonomian secara keseluruhan atau secara agregat. Ruang lingkup ekonomi
Makro meliputi kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa perekonomian,
dan laju pertumbuhan output, laju inflasi, dan pengangguran, neraca pembayaran
dan nilai kurs. Dalam menelaah dan mengkaji ekonomi secara menyeluruh, maka
ekonomi Makro memberi penekanan pada perilaku dan kebijakan ekonomi yang
dapat memengaruhi kondisi-kondisi prilaku konsumsi dan investasi, faktor
penentu perubahan, upah dan harga, kebijakan fisikal dan moneter, stok uang
beredar, anggaran belanja pemerintah, suku bunga dan uang pemerintah. Dengan
demikian, fokus bahasa ekonomi Makro menyangkut berbagai persoalan inti
perekonomian secara aktual.
Ekonomi Makro jelas sekali merupakan subjek yang sangat penting karena
menyentuh semua aspek kehidupan dan kepentingan masyarakat di mana pun,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila porsi liputan di media masa terhadap persoalan-oersoalan
ekonomi Makro cukup dominan sepanjang waktu. Meskipun antara ekonomi
mikro dan ekonomi makro memiliki perbedan, namun sesunggunya kedua teori
tersebut tidak ditemukan pertentangan yang bersifat sangat mendasar. Dapat kita
pahami, bahwa perekonomian secara agreget tidak lain merupakan penjumlahan
dari pasar yang tercakup didalamnya. Jadi, perbedaan antara ekonomi mikro dan
ekonomi makro terutama terletak padda penekanan dan penyajiannya.
Análisis-analisis dalam teori ekonomi mikro secara umum mencakup
bagian-bagian kecil dari kegiatan perekonomian secara keseluruhan, kegiatan
seorang konsumen, suatu perusahaan, atau suatu pasar merupakan bagian-bagian
yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro, sedangkan dalam teori ekonomi
makro tindakan konsumen lebih global atau kegiatan keseluruhan pengusaha dan
perubahan-perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi. Selain itu, ekonomi mikro

2
Asnah, Dyanasari, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: Grup Penerbitan CV
Budi Utama), hal. 10

5
menekenkan pada analisis membuat pilihan untuk mewujudkan efisiensi dalam
penggunaan sumber daya dan mencapai kepuasan yang maksimum. Analisis
ekonomi makro menjekaskan tentang sisi-sisi permintaan dan penawaran yang
menentukan tingkat kegiatan perekonomian, masalah-masalah utama yang
dihadapi dalam setiap perekonomian, dan kebijakan serta campur tangan
pemerintah dalam mengatasi ekonomi yang dihadapi.3

B. Mazhab Klasik
Dalam evolusi ilmu ekonomi, akar dari gagasan yang menjadi fondasi
pengembangan ilmu ekonomi berasal dari Adam Smith pada tahun 1770. Ia adalah
tokoh pendiri atau pionir dalam aliran klasik yang memusatkan pendekatannya
pada produsen. Salah satu sumbangsih terkenal Adam Smith adalah bukunya yang
berjudul "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations". Ia
diakui sebagai bapak ilmu ekonomi dengan fondasi pemikiran bahwa pasar selalu
berada dalam kondisi persaingan yang sempurna. Teori klasik yang dijelaskan
menekankan bahwa negara sebaiknya tidak campur tangan, atau disebut "No
Intervention", karena dianggap akan menghasilkan keseimbangan ekonomi yang
optimal dengan asumsi bahwa yang terbaik akan muncul. Prinsip permintaan dan
penawaran berdasarkan hukum say (Jean Baptise Say) menyatakan bahwa "setiap
barang yang diproduksi selalu ada yang membutuhkannya" (supply creates its
own demand).

Dalam segi produk dan pasokan tenaga kerja, aliran klasik menganggap
bahwa perekonomian selalu mencapai kesetimbangan pada kondisi penuh
pemanfaatan, manfaat penuh, dan tidak ada sisa. Prinsip ekonomi klasik juga
mengusung konsep "invisible hand" atau "tangan tak terlihat" yang secara
otomatis akan menjaga keseimbangan pasar. Dari perspektif kebijakan ekonomi,
hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak perlu campur tangan atau intervensi.
Jika terjadi resesi atau depresi (penurunan PDB dan pengangguran), dianggap
cukup untuk membiarkan proses penyesuaian ekonomi berlangsung, dan
keseimbangan pasar akan tercapai dengan sendirinya.

Dalam konteks Pasar Tenaga Kerja, kaum klasik berpendapat bahwa,


seperti di pasar barang, apabila harga tenaga kerja (upah) cukup fleksibel, maka
permintaan dan penawaran tenaga kerja akan selalu seimbang. Dalam pengertian
ini, tidak mungkin ada pengangguran sukarela. Artinya, pada tingkat upah nyata
yang berlaku di pasar tenaga kerja, semua individu yang bersedia bekerja pada
tingkat upah tersebut akan mendapatkan pekerjaan.Oleh karena itu, individu-

3
Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro, (Jakarta: Kencana), hal. 1-3

6
individu yang tidak memiliki pekerjaan adalah mereka yang enggan menerima
pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku.

Ini berarti mereka merupakan pengangguran secara sukarela. Pengangguran jenis


ini hanya terjadi dalam jangka waktu yang singkat. Sejalan dengan proses
penyesuaian dalam pasar barang, ketika jumlah barang mencapai posisi
keseimbangan, situasi penuh pekerjaan (full employment) akan kembali tercapai.
Dalam kondisi ini, seluruh angkatan kerja akan dapat bekerja pada tingkat upah
nyata yang ada sebelumnya.Adapun tugas negara menurut teori klasik hanyalah
sebagai berikut :

1. Pertahanan keamanan
2. Law and Justice (keadilan dan hukum)
3. Public goods dan infrastructure

C. Pada Tahun 1930


Teori makroekonomi ini muncul sebagai dampak dari Great Depression
yang pertama kali melanda Amerika Serikat. Lama berlangsungnya depresi ini
menggoyahkan keyakinan global terhadap hipotesis ekonomi klasik yang
mengasumsikan bahwa "invisible hand" akan secara otomatis mengatur
keseimbangan pasar. Fakta menunjukkan bahwa asumsi ekonomi klasik ini tidak
terbukti.Dari peristiwa ini, muncul revolusi pemikiran ekonomi oleh John
Maynard Keynes, seorang ekonom Inggris, yang ditandai dengan penerbitan
bukunya yang berjudul "The General Theory of Employment, Interest and
Money" pada tahun 1936. Keynes menyatakan bahwa pemerintah harus terlibat
dalam menjaga keseimbangan ekonomi.

Sebagai ekonom yang mengadopsi teori merkantilis, Keynes menekankan


perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatur stabilitas ekonomi negara.
Menurut Keynes, pemerintah perlu melakukan investasi dalam bentuk fasilitas
publik sebagai langkah untuk menghindari dan mengatasi krisis yang bisa terjadi
kapan saja.Namun demikian, strategi ini tidak selalu berhasil, karena peningkatan
nilai investasi yang tidak diiringi dengan peningkatan daya beli yang sejajar
dengan tingkat produksi bisa berujung pada krisis ekonomi. Oleh karena itu, perlu
adanya keseimbangan dengan kondisi ekonomi saat ini dalam suatu periode
tertentu. Hubungan antara investasi dan konsumsi ini digambarkan oleh Keynes
dalam model siklus ekonomi, di mana keduanya dipengaruhi oleh pendapatan. Di
sisi lain, Keynes juga berusaha menjelaskan tentang alur investasi pemerintah
yang mengarah kepada tabungan. Tabungan dapat dianggap sebagai bentuk
investasi ketika terkait dengan suku bunga.

7
Jika tabungan cukup untuk mendukung investasi, maka suku bunga akan
cenderung turun dan menghasilkan peluang investasi yang menguntungkan.
Namun, jika tabungan tidak mencukupi untuk investasi, suku bunga akan naik dan
mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya. Dalam karyanya, Keynes
mengemukakan pandangannya untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang
dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Dalam "The General Theory,"
Keynes membahas dua hal pokok, yaitu: 1. Kritik terhadap kelemahan Teori
Klasik yang berkaitan dengan asumsi tentang pasar, serta penekanan yang terlalu
besar pada aspek penawaran dalam masalah ekonomi. 2. Usulan mengenai
pemulihan ekonomi dengan mengintegrasikan peran Pemerintah dalam kegiatan
ekonomi, sebagai upaya untuk merangsang sisi permintaan. Dua pokok pikiran
yang diusulkan oleh Keynes ini membawa perubahan mendasar dalam ilmu
ekonomi. Perubahan tersebut melibatkan:

1. Meningkatnya perhatian pada dimensi global atau agregat (makro) dalam


analisis ilmu ekonomi. Ini mendorong perkembangan ilmu ekonomi
menjadi disiplin ilmu ekonomi makro
2. Inklusi peran pemerintah dalam analisis ekonomi, yang menghasilkan
pemahaman akan pentingnya analisis kebijakan (Analisis Kebijakan).
3. Karena kebutuhan untuk analisis kebijakan, maka studi empiris menjadi
penting, khususnya terkait dengan kajian ekonomi makro.

Akibatnya, sejarah ini mengakui Keynes sebagai tokoh "Bapak" Ilmu


Ekonomi Makro dan juga sebagai pionir ekonomi dalam bidang ini.

D. Mazhab Modern
John Maynard Keynes (1883-1946), seorang ekonom Inggris, dikenal
lewat karyanya "The General Theory of Employment, Interest, and Money" yang
diterbitkan pada tahun 1936. Para ahli ekonomi menganggap Keynes sebagai
tokoh ekonomi modern. Ia menyampaikan bahwa mekanisme pasar bebas tidak
secara otomatis mencapai stabilitas dan keseimbangan ekonomi karena terdapat
keterbatasan dalam berbagai sektor ekonomi. Oleh karena itu, untuk mencapai
stabilitas dan keseimbangan ekonomi, diperlukan campur tangan aktif pemerintah
atau intervensi pemerintah yang meliputi kebijakan fiskal (fiscal policy) dan
kebijakan moneter (monetary policy). Dalam kebijakan fiskal, pemerintah dapat
mengubah pendapatan dan pengeluaran negara guna mencapai stabilitas ekonomi,
memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di sisi
lain, dalam kebijakan moneter, pemerintah bisa mengontrol jumlah uang yang
beredar di pasar melalui Bank Sentral untuk mengendalikan perekonomian.
Keynes mendukung penerapan kebijakan fiskal dan moneter untuk mencegah
dampak negatif dari resesi dan depresi ekonomi.

8
Keynes menolak asumsi dari teori klasik yang menyatakan bahwa
ekonomi selalu dalam keadaan keseimbangan pada kondisi penuh
ketenagakerjaan, pemanfaatan penuh, atau segala hal digunakan sepenuhnya tanpa
ada sisa. Ia berpendapat bahwa ekonomi tidak selalu berada dalam kondisi
keselarasan penuh atau pemanfaatan penuh, dan masih ada sisa, seperti barang dan
jasa yang belum terpakai dan tenaga kerja yang menganggur. Oleh karena itu,
dalam pandangan ekonomi Keynesian, campur tangan pemerintah diperlukan
untuk menstabilkan atau mempercepat pencapaian keseimbangan. Di Indonesia
sebagai contoh, pemerintah menerapkan langkah seperti BPJS Ketenagakerjaan
untuk memberikan perlindungan kepada seluruh pekerja, termasuk mereka yang
ekonominya lemah atau yang saat ini menghadapi keterbatasan akibat situasi
tertentu.

Kemudian, dalam bukunya "The General Theory of Employment, Interest,


and Money" yang diterbitkan pada tahun 1936 atau lebih terkenal sebagai "The
General Theory", Keynes mengemukakan dua inti pernyataan. Pertama, ia
mengkritik keabsahan hipotesis klasik mengenai efisiensi mekanisme pasar yang
telah diyakini sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan Teori
Klasik terletak pada asumsi pasar yang terlalu idealis (utopian) dan penekanan
yang terlalu berlebihan pada sisi penawaran. Sebagai reaksi terhadap kritik
tersebut, Keynes mengungkapkan pandangan kedua yang lebih berfokus pada
pemulihan ekonomi melalui peran pemerintah dalam meeningkatkan sisi
permintaan. Dua pokok pemikiran Keynes ini membawa perubahan signifikan
dalam perkembangan ilmu ekonomi.

Pertama, dimulainya perhatian terhadap dimensi global atau agregat


dalam analisis ekonomi. Oleh karena itu, ilmu ekonomi berevolusi menjadi ilmu
ekonomi makro.

Kedua, dimasukkannya intervensi pemerintah dalam analisis ekonomi


menekankan pentingnya analisis kebijakan.

Ketiga, dengan kebutuhan analisis kebijakan, studi empiris menjadi


penting. Hal ini menghasilkan perubahan dan penyempurnaan dalam analisis
ekonomi.

Oleh karena itu, tidak berlebihan jika Keynes diakui dan dijuluki sebagai
bapak ilmu ekonomi makro serta pionir ekonomi induktif. Keynes menyatakan
bahwa mekanisme pasar bebas tidak secara otomatis mencapai stabilitas dan
keseimbangan ekonomi, karena adanya keterbatasan dalam berbagai sektor
ekonomi. Oleh karena itu, untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan ekonomi,
diperlukan campur tangan aktif pemerintah atau intervensi pemerintah yang

9
meliputi kebijakan fiskal (fiscal policy) dan kebijakan moneter (monetary policy).
Keynes mendukung penerapan kebijakan fiskal dan moneter untuk mencegah
dampak buruk resesi dan depresi ekonomi.

Menurut Keynes, kondisi makro ekonomi suatu negara ditentukan oleh


bagaimana permintaan agregat masyarakat berperilaku. Jika permintaan agregat
melebihi penawaran agregat (output yang dihasilkan) pada periode tertentu, maka
akan terjadi kekurangan produksi. Pada periode berikutnya, output atau harga
akan naik, atau keduanya terjadi bersamaan. Jika permintaan agregat lebih rendah
daripada penawaran agregat, maka akan terjadi kelebihan produksi. Pada periode
berikutnya, output atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersamaan. Inti
dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa memengaruhi
permintaan agregat, sehingga mendekati posisi Full Employment. Keynes
menolak asumsi klasik bahwa ekonomi selalu berada dalam keadaan
keseimbangan, khususnya dalam hal penggunaan penuh dan penggunaan total
yang tidak ada sisa.

Ia mengatakan bahwa ekonomi tidak selalu mencapai keseimbangan


penuh, baik dalam penggunaan atau pemanfaatan, dan masih ada elemen yang
tersisa. Oleh karena itu, dalam pandangan ekonomi Keynesian, campur tangan
pemerintah diperlukan untuk menjaga atau memulihkan titik keseimbangan. Inti
dari ideologi Keynesianisme adalah bahwa untuk mengatasi krisis ekonomi,
pemerintah harus aktif campur tangan dalam mengelola perekonomian negara.
Meskipun kegiatan produksi dan kepemilikan faktor-faktor produksi tetap di
tangan swasta, pemerintah harus menerapkan kebijakan untuk memengaruhi
perekonomian. Sebagai contoh, dalam masa depresi, pemerintah harus memiliki
langkah-langkah yang langsung dapat menyerap tenaga kerja yang tidak bisa
mendapatkan pekerjaan di sektor swasta, bahkan jika ini berarti adanya defisit
dalam anggaran negara. Keynes tidak percaya pada sistem liberal yang dapat
mengoreksi diri sendiri untuk mencapai penuh ketenagakerjaan secara otomatis.
Penuh ketenagakerjaan hanya dapat dicapai melalui tindakan yang terencana,
bukan secara alami.

Dalam ekonomi modern, pendekatannya lebih mengarah pada konsumsi,


dan setiap pasar saling mempengaruhi satu sama lain. Pendekatan ini mencakup
aspek global atau agregat yang mempertimbangkan berbagai masalah jangka
pendek, seperti inflasi, suku bunga, dan kurs. Berbeda dengan teori klasik yang
mengasumsikan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja
karena fleksibilitas harga, Keynes berpendapat bahwa pasar tenaga kerja jauh dari
keseimbangan. Harga upah tidak fleksibel, sehingga permintaan dan penawaran
jarang berada pada posisi seimbang, dan ini sering menyebabkan pengangguran.

10
Situasi sebaliknya juga mungkin terjadi, yaitu terjadi kelebihan permintaan dan
kekurangan produksi. Sebagai contoh, jika produsen menghitung secara optimis
dan meningkatkan investasi, permintaan agregat akan naik (ingat bahwa investasi
adalah bagian dari Permintaan Agregat). Jika kapasitas pabrik sudah penuh,
peningkatan permintaan ini tidak akan menghasilkan peningkatan produksi. Ini
bisa mengakibatkan kekurangan produksi dan inflasi.4

4
Monika Sutarsa dan Andi Usmar,Evolution Of Ekonomics Macro, vol 1,Jurnal
Ekonomi Bisnis Dan Manajemen,Juni 2023

11
DAFTAR PUSTAKA

Asnah, Dyanasari, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro,Yogyakarta: Grup Penerbitan


CV Budi Utama.
Khusaini Mohammad (2013),Ekonomi Makro, Malang: Universitas Briwijaya.

Ibrahim Ali Hasyim, Ekonomi Makro,Jakarta: Kencana

Sutarsa Monika, Usmar Andi (2023),Evolution Of Ekonomics Macro,Jurnal


Ekonomi Bisnis Dan Manajemen, vol 1

12

Anda mungkin juga menyukai