Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAUHID vs SYIRIK

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Aqidah

Dosen Pengampu Amirullah, S.Pd.I., M.A.

Disusun oleh Kelompok 1

Nama Anggota Kelompok:

1. Annisa Aulia 2101025127

2. Annisa Aulia Rahmadita 2101025260

3. Dhyta Syafira Nur Zahra Kuswandi 2101025086

4. Nisaa Nur Insyira 2101025066

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

i
2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya tim penulis dapat menyelesaiakan makalah tentang

“Tauhid vs Syirik”

Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Aqidah. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1) Bapak Amirullah, S.Pd.I., M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Aqidah
2) Teman-teman yang telah membantu dalam penyusun makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, khususnya dari dosen mata
kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.

Jakarta, Maret 2022

Tim Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................................. iii

BAB I ................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3

a. Hidup Sengsara dengan Syirik ....................................................................................... 3

b. Hidup Bahagia dengan Tauhid ....................................................................................... 7

c. Profil Manusia berbasis Tauhid dan Syirik ..................................................................... 9

d. Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqomah .................................................................. 11

BAB III............................................................................................................................... 13

PENUTUP .......................................................................................................................... 13

a) Kesimpulan ................................................................................................................. 13

b) Saran dan Masukan ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tauhid secara bahasa berasal dari kata “wahhada – yuwahhidu” yang artinya
menjadikan sesuatu satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa).

Secara istilah syar’i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal Mencipta, Menguasai,
Mengatur dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya,
meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma’ul Husna
(Nama-nama yang Bagus) dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang Tinggi) bagi-Nya dan
mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.

Penyebab salah satu perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman).
Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takutkepada
Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkanoleh hawa
nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbingoleh hawa nafsunya,
maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan- perbuatan syirik seperti
memohon kepada pohonan besar karena ingin segerakaya, datang ke kuburan para wali
untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para
dukun untuk suapaya penampilannyatetap memikat hati orang banyak.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah kami berkaitan dengan judul dari makalah kami, yaitu
berkaitan dengan tauhid vs syirik yang meliputi:

1. Bagaimana keadaan hidup sengsara dengan syirik?

2. Bagaimana keadaan hidup bahagia dengan tauhid?

3. Bagaimana profil manusia berbasis tauhid dan syirik?

4. Apakah urgensi tauhid yang murni dan istiqomah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan pengetahuan taudid bagi
pembaca

2. Mampu membantu mengimplementasikan tauhid

3. Membantu menghindari hal-hal yang dikategorikan ke dalam syirik

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban dalam tugas
perkuliahan serta dapat memahami pembahasan materi tentang tauhid, syirik, profil
manusia berbasis tauhid dan syirik, serta urgensi tauhid yang murni dan istiqomah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

a. Hidup Sengsara dengan Syirik


1. Pengertian Syirik

Syirik adalah tindakan mempersekutukan 1 Allah SWT. Pelakunya disebut


musyrik. Menurut etimologi, syirik berasal dari kata syaraka yang berarti sekutu atau
serikat 2 . Syirik dalam terminologi adalah menjadikan sekutu bagi Allah dalam
rububiyah dan uluhiyah.

Syirik adalah menyekutukan Allah dalam rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya,


asma‟ (nama-nama) dan sifat-Nya, atau salah satunya. Jika seorang hamba meyakini
bahwa ada sang Pencipta atau sang Penolong selain Allah, maka termasuk musyrik. Jika
berkeyakinan bahwa ada Tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah, maka
termasuk musyrik. Dan jika ia berkeyakinan bahwa ada yang menyerupai Allah dalam
asma‟ (nama) dan sifat-Nya, maka ia telah musyrik.

Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik.

Firman Allah SWT:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia


mengampunisegala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-
Nya.Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar.” (QS. An-Nisaa’: 48)

2. Klasifikasi Dosa Syirik

Syirik adalah memalingkan bentuk peribadatan kepada selain Allah SWT, atau
menyerupakan Allah SWT dengan makhluk-Nya, dalam hal-hal yang hanya mutlak
bagi Allah SWT. Syirik adalah lawan dari tauhid dan terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1
Mempersekutukan artinya mempercayai bahwa ada tuhan lain selain Allah SWT, dan menyembah
selain Allah SWT.
2
Serikat artinya perkumpulan atau perhimpunan
3
➢ Syirik Besar (asy-syirku al-akbar), adalah menjadikan bagi Allah sekutu
(niddan) dia berdoa kepada hanya seperti berdoa kepada Allah. Ia takut, harap,
dan cinta kepadanya seperti ibadah kepada Allah, segala sesuatu yang
mengandung pemalingan semua atau sebagian bentuk ibadah kepada selain
Allah SWT, atau mengandung penolakan terhadap salah satu kewajiban yang
ditetapkan Allah SWT sebagai perkara yang mendasar dalam Islam, atau
mengandung penolakan terhadap hal-hal yang diharamkan Allah SWT yang
telah diketahui kemudharatannya3 dalam Islam.

Syirik besar adalah perbuatan syirik yang mengakibatkan pelakunya keluar


dari agama Islam, pelakunya kekal di neraka4 apabila sampai meninggal tidak
bertaubat. Menghapus semua amal perbuatan baiknya, serta memasukkan
pelakunya kekal di neraka jika meninggal dunia dalam keadaan belum
bertaubat dari kesyirikannya. Syirik besar adalah memalingkan ibadah atau
sebagian dari ibadah kepada selain Allah seperti berdoa kepada selain Allah,
berkorban dan bernazar5 kepada selain Allah seperti kepada penghuni kubur,
jin, setan dan lain-lainnya.

Bentuk-bentuk syirik besar (akbar), yaitu:

a. Syirik do’a, yaitu di samping ia berdo’a kepada Allah, ia juga berdoa kepada
selain-Nya.

b. Syirik niat, keinginan dan tujuan, yaitu menunjukan suatu bentuk ibadah
untuk selain Allah.

c. Syirik ketaatan, yaitu mentaati selain Allah dalam hal maksiat kepada Allah.

d. Syirik mahabbah6, yaitu menyamakan Allah dengan hal selainnya selain-


Nya dalam hal kecintaan

➢ Syirik Kecil (asy-syirku al-asgar), dapat mengurangi nilai tauhid seseorang,


akan tetapi pelakunya tidak dikeluarkan dari agama. Syirik kecil merupakan

3
Kemudharatan artinya suatu kondisi yang harus segera dihilangkan oleh setiap subjek hukum agar
terhindar dari sesuatu yang membahayakandan merugikan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
4
Neraka artinya tempat penyiksaan atau kesengsaraaan di alam akhirat yang diyakini oleh penganut
beberapa agaam dan aliran kepercayaan
5
Nazar artinya janji seorang muslim yang wajib dipenuhi.
6
Mahabbah artinya prinsipil yang menghubungkan antara hamba dengan Tuhannya, sehingga ia patuh,
tunduk, membenci sikap yang menghalangi cintanya, dan sepi hatinya dari sesuatu selain Allah SWT.
4
sarana yang akan mengantarkan kepada syirik besar, pelakunya akan mendapat
siksaan, namun tidak kekal di neraka sebagaimana kekalnya orang-orang kafir.
Syirik besar menghapus segala amal yang bersamaan dengannya, seperti orang
yang melakukan amal perbuatan yang diperintahkan Allah untuk mendapatkan
pujian dari manusia, seperti membaguskan shalat, bersedekah, berpuasa atau
berzikir kepada Allah dengan tujuan upaya disaksikan, didengar atau dipuji
manusia.

Bentuk-bentuk syirik kecil (Asghar), yaitu:

1. Ucapan : bersumpah dengan selain nama Allah SWT.

2. Perbuatan : mendatangi dukun dan membenarkan ramalannya

3. Keyakinan: riya’ 7 (beramal untuk dilihat dan dipuji orang lain), sum’ah
8
(beramal agar didengar dan dipuji). Dan melakukan sebagian amal
kebaikan dengan tujuan mendapat kenikmatan duniawi.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengklasifikasi syirik terbagi menjadi 2, yaitu:

- Syirik pada rububiyyah Allah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur
sesuatu baik itu bumi, urusan rezeki, urusan ajal, dan lain sebagainya.

- Syirik pada uluhiyyah Allah, yaitu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah


dalam hal ibadah, cinta, takut, harapan, dan taubat. Menurutnya, itulah syirik yang
tidak diampuni oleh Allah kecuali pelakunya bertaubat.

Dari kedua model syririk tersebut hukumnya haram9, tidak diampuni pelakunya
jika ia tidak bertaubat sebab kesyirikan seperti itu dipraktekkan juga oleh orang-orang
musyrik terdahulu, mereka meyakini adanya tandingan-tandingan bagi Allah pada
urusan rububiyyah dan uluhiyyahNya. Padahal inilah bentuk kesyirikan yang
diharamkan oleh Allah dalam banyak firman-Nya dan hadits-hadits Nabi. Sebab kedua

7
Riya’ artinya memperlihatkan diri kepada orang lain agar keberadaannya baik ucapan, tulisan, sikap,
maupun amal perbuatannya diketahui.
8
Sum’ah artinya perbuatan memperdengarkan perkataannya yang secara dhohir untuk Allah Shubhanahu
wa Taala akan tetapi mempunyai tujuan untuk selain untuk Allah.
9
Haram artinya segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt. untuk digunakan/dikonsumsi umat Islam.
5
model syirik tersebut adalah merupakan keistimewaan dan hak prerogatif 10Allah yang
tidak boleh diganggu-gugat.

3. Perilaku – Perilaku Syirik

Ada beberapa perilaku atau perbuatan syirik yang sering terjadi di masyarakat, antara
lain:

a) Riya,

Riya artinya beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji atau dilihat
orang. Riya termasuk perbuatan syirik.

b) Sihir,

Sihir yaitu kejadian luar biasa ( khariqul 'adah ) yang sifatnya menipu dan disadari
ilmu-ilmu hitam dengan tujuan kejahatan. Mereka yang melakukan sihir atau
mendatangi dukun untuk menelakakan orang lain dengan cara gunaguna, tenung,
santet11, dan yang lainnya. sihir haram hukumnya dilakukan karena meyakini selain
Allah sebagai penolong

c) Meramal,

Ucapan yang menyebutkan suatu peristiwa akan terjadi pada masa yang akan datang
dengan dasar pada zhan ( perasangkaan ) dan petunjuk atau tandatanda yang bukan
dari Allah. Perbuatan ini termasuk syirik karena masa depan sifatnya Ghaib.
Meramal peristiwa-peristiwa yang masih ghaib juga termasuk perbuatan syirik
karena percaya bahwa dukun atau peramal itu lebih mengetahui dari Allah

d) Nusyrah,
Pengobatan yang dilakukan terhadap orang yang diduga kemasukan jin atau terkena
sihir dengan menggunakan kekuatan janji. Maksudnya kekuatan yang ditimbulkan
dengan bantuan makhluk tertentu dengan suatu ikatan perjanjian

10
Hak Prerogatif artinya hak istimewa yang dimiliki kepala negara mengenai hukum dan undang-undang
di luar kekuasaan badan-badan perwakilan.
11
Santet artinya upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu
hitam.
6
4. Dampak Negatif dari Syirik

Adapun dampak negative yang ditimbulkan dari perbuatan syirik, antara lain:

- Sulit menerima kebenaran

- Munculnya perasaan bimbang dan ragu

- Hanya akan memperoleh kesenangan sementara

- Amalan dan harta yang dinafkahkan akan sia-sia - Orang musyrik dinilai
sebagai makhluk terburuk

- Menjadi musuh Allah SWT, karena perbuatan musyrik menyebabkan murka


Allah SWT

- Dijanjikan mendapatkan siksa neraka

5. Hikmah menghindari perbuatan syirik

Yang membebaskan diri dari perbuatan syirik memiliki pengaruh dalam


kehidupanmanusia secara nyata yaitu:

• Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia


• Mengalirkan rasa kesederhanandan kesehajaan
• Membuat manusia menjadi suci dan benar
• Memunculkan kepercayaan yang teguh
• Tidak mudah putus asa
• Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan

b. Hidup Bahagia dengan Tauhid


Tauhid dalam bahasa arab merupakan mashdar (kata suatu benda dari sebuah
kata kerja) berasal dari kata wahhada. yang dimaksud wahhadasyai’a berarti
menjadikan sesuatu itu menjadi satu.

7
Sedangkan menurut ilmu syariat tauhid mempunyai arti mengesakan12 terhadap
Allah dalam sesuatu hal yang merupakan kekhususan bagi-Nya, yaitu yang berupa
Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ Wa Shifat. Maka, makna harfiah tauhid adalah
“menyatukan,” atau “mengesakan.” Bahkan dalam makna generiknya juga digunakan
untuk arti mempersatukan hal-hal yang terserak-serak atau terpecah-pecah, seperti
penggunaan dalam bahasa Arab “tauhid alkalimah” yang kurang lebih berarti
“mempersatukan paham”, dan dalam ungkapan “tauhid alquwwah,” berarti
“mempersatukan kekuatan.”

Pembagian pemahaman tauhid di kalangan para ulama dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

 Tauhid Rububiyyah

Tauhid Rububiyyah artinya adalah mengesakan Allah di dalam hal penciptaan,


kepemilikan serta pengurusan. Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini di dalam
firman Allah: “Ingatlah, yang menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak bagi
Allah” (Al- A’raf: 54).

 Tauhid Uluhiyah ataupun Tauhid Ibadah

Disebut tauhid uluhiyah dikarenakan penisbatanya kepada Allah Subhanahu Wa


Ta’ala dan disebut tauhid ibadah dikarenakan penisbatannya kepada makhluknya
atau hambanya. Adapun maksud tersebut ialah pengesaan Allah dalam hal ibadah,
yakni bahwasanya hanya Allah lah satu-satunya yang berhak untuk diibadahi. Allah
Ta’ala berfirman:

Artinya: ”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hakiki dan


sesungguhnya yang mereka seru selain Allah adalah yang batil” (Luqman: 30).

 Tauhid Asma’ wa Shifat

Maksud dari hal ini adalah pengesaan terhadap Allah ‘Azza wa Jalla dengan nama
dan sifat-sifat yang jadi milik-Nya.Tauhid ini mewakili dua hal yaitu ketetapan dan

12
Mengesakan artinya mengimani bahwa SWT itu Maha Esa; tiada tuhan selain-Nya; tidak ada sekutu
bagi-Nya
8
kenafian, berarti kita harus menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah seperti
halnya yang ditetapkan bagi diri-Nya.

Kalimat tauhid sebagai identitas seorang muslim yang di ucapkan dengan lisan
dan di yakini dengan hati. Adapun kalimat tauhid yaitu kalimat “la ilahaillallah
Muhammadur Rosulullah”

Mengapa dengan tauhid? Karena tauhid merupakan fitrah 13 manusia yang


mencocoki dasar dan tujuan penciptaan makhluk. Tauhid adalah sumber keamanan dan
jaminan hidayah bagi seorang hamba, karena tauhid merupakan pokok kebaikan dan
kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Tauhid adalah hal yang mengukuhkan 14
seorang hamba dalam kehidupannya di dunia, di alam kubur, dan diakhirat. Tauhid
adalah perintah pertama dalam Al-Qur`an. Orang-orang yang bertauhid, bila
dimasukkan ke dalam neraka karena dosa, maka ia tidak akan kekal di dalam neraka
dan pasti akan dimasukkan ke dalam surga, Syafa’at15, yang merupakan kemuliaan dari
Allah SWT. untuk hamba pada hari kiamat16, hanya diberikan kepada orang-orangyang
bertauhid.

c. Profil Manusia berbasis Tauhid dan Syirik


Manusia yang mengunakan tauhid hatinya akan merasa lebih bersyukur,
menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan teguh dalam segala hal. Selain itu, menjadi
seseorang yang taat dalam beribadah dan patuh dengan hukum-hukum Allah dan
menjauhkan segala larangannya.

Dan orang yang dekat dengan kesyirikan maka hatinya akan gundah dan tidak
merasa aman. Orang yang berbuat syirik tidak mengalami ketenangan dalam hidupnya
dan tidak akan mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW. Orang yang berbuat
syirik diharamkan oleh Allah SWT untuk masuk ke dalam Surga.

13
Fitrah artinya kesucian jiwa dan rohani, yaitu bahwa manusia sejak lahir dalam keadaan suci dalam
artian tidak memiliki dosa.
14
Mengukuhkan artinya memperkuat supaya tidak goyah atau rusak
15
Syafa’at artinya pertolongan yang, antara lain, diberikan oleh malaikat, para nabi, atau orang-orang
mukmin pilihan atas izin Allah Swt. untuk meringankan azab atau beban seseorang di akhirat.
16
Hari Kiamat artinya akhir dari semua aktivitas di alam semesta. Hari kiamat pun digambarkan sebagai
kehancuran, keonaran, bencana, hingga penderitaan.
9
1) Profil Manusia berbasis Tauhid

 Menjadikan manusia dalam memiliki pandangan yang luas berkaitan dengan


kehidupan, misalnya pandangan terhadap agama, pengetahuan sains, dan
pandangan sosial.

 Mengangkat derajat manusia, Allah SWT senantiasa mengangkat derajat


manusia yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya

 Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan, hidup dengan


kesederhanaan dan kesahajaan tanpa ada campur tangandari tindakan syirik
yang menjadikan hidup menjadi lebih bermakna.

 Membuat manusia menjadi suci dan benar, apabila selalu mengingat Allah
Swt, menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

 Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, adanya optimisme


yang tinggi dalam segala bidang apabila kita percaya kepada sang Kholiq
serta selalu mengingatnya dengan beribadah kepadanya,

 Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang sedang dihadapi, selalu sabar
dan tabah dalam menghadapi cobaan yang diberikan AllahSWT, karena
dalam setiap cobaan yang ada pasti akan ada hikmah yang bisa diambil.g.

 Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia, dengan menghindari syirik


maka akan ada rasa keberanian dan optimis yang tinggi dalam menjalani
hidup agar tidak tersesat ke jalan yang salah.

 Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, tumbuhnya rasa cinta dan
damai dalam kehidupan apaibila kita selalu mengingat Allah SWT dengan
menjalankan segala perintahnya danmenjauhi segala larangannya.i.

 Menjadi taat dan patuh dengan hukum-hukum Allah, yaitu dengan selalu
beribadah kepadaNya dengan menjalankan segala perintahnya serta
menjauhi segala larangannya.

10
2) Profil Manusia berbasis Syirik atau Hikmah Manusia dalam Menghindari Syirik

Seseorang yang dapat membebaskan dirinya dari perbuatan syirik memiliki


pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara lain:

 Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan muia.

 Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.


 Membuat manusia menjadi suci dan benar

 Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidakmempunyai


hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya
iman.

 Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.

 Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini adadua


hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan
pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat
mencabut nyawanya.

 Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasacemburu,


dengki, dan iri hati.

 Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah

d. Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqomah


Tidak diragukan lagi bahwasanya tauhid merupakan perkara yang sangat
penting bagi manusia. Bahkan tauhid adalah penentu selamat dan tidaknya seorang
manusia dari api neraka. Maka dari itu, setiap orang yang menginginkandirinya selamat
dari api neraka ia harus mengaplikasikan tauhid di kehidupannyasehari-hari.

Karena pentingnya masalah tauhid, maka para ulama pun telah mejelaskan kepada
kita tentang urgensi atau pentingnya tauhid di dalam kehidupan kita. Diantara urgensi
tauhid yang disebutkan oleh para ulama adalah:

11
1. Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia,

Mentauhidkan allah berarti mengesakannya dengan apa-apa yang


menjadikekhususanbaginya baik itu dalam masalah rububiyyah, uluhiyyah ataupun
asma wasifat allah SWT

2. Tauhid adalah inti dakwah para rasul

Mengabarkan kepada kita bahwa hujjahnya telah ditegakan kepada setiap umat
manusia, baik itu umat terdahulu maupun umat dizaman sekarang

3. Tauhid merupakan hal yang pertama diperintahkan oleh Allahkepada


hambaNya sebelum kewajiban yang lainnya

Dalam surah al-isra allah SWT memerintah kita tauhid terlebih dahulu dengan
berfirman “jangan menyembah selain dia”

4. Tauhid adalah hak Allah SWT atas hamba-Nya

Hak allah atas hambahnya adalah agar merekatidak menyekutukannya dengan suatu
apapun

5. Tauhid merupakan tugas seorang muslim sepanjang hidupnya

Tauhid merupakan tugas dan kewajiban seorang muslim selama hidupnya, seorang
muslim memulai hidupnyadengan tauhid, karena tauhidlah yang bisa menyatukan orang
yang beriman dan menghimpun mereka semuadi atas kalimat tauhid “laa ilaha illalah”.
Itulah beberapa urgensitauhid yang disebutkan oleh para ulama. Mempermudah kita
untuk bisa mengaplikasikan tauhid didalam kesehariankita dan menjadikan kalimat
tauhid sebagai akhir dari ucapankita di dunia ini.

Tauhid merupakan tugas dan kewajiban seorang muslim selama hidupnya.Seorang


muslim memulai hidupnya dengan tauhid, dan mengakhirinya dengantauhid pula. Dan
tugasnya di dunia ini adalah menegakan tauhid dan senantiasamengajak manusia
kepada tauhid. Karena tauhidlah yang bisa menyatukan orang- orang yang beriman, dan
menghimpun mereka semua di atas kalimat tauhid “laailaha illallah”

12
BAB III

PENUTUP
a) Kesimpulan
Syirik adalah tindakan mempersekutukan Allah SWT. Pelakunya disebut musyrik.
Menurut etimologi, syirik berasal dari kata syaraka yang berarti sekutu atau serikat.
Syirik dalam terminologi adalah menjadikan sekutu bagi Allah dalam rububiyah dan
uluhiyah. Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosayang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik.

Tauhid adalah “menyatukan,” atau “mengesakan.” Bahkan dalam makna generiknya


juga digunakan untuk arti mempersatukan hal-hal yang terserak-serak atau
terpecahpecah, seperti penggunaan dalam bahasa Arab “tauhid alkalimah”yang kurang
lebih berarti “mempersatukan paham”, dan dalam ungkapan “tauhid alquwwah,” berarti

“mempersatukan kekuatan.”

b) Saran dan Masukan


Syirik seperti yang disinggung sebelumnya, baik syirik kecil maupun syirik besar,
tersembunyi dan terang-terangan, secara umum merupakan dosa terbesar yang tidak akan
diampuni. Maka seyogyanya manusia sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah
kepada Allah tidak disertai dengan menyekutuan (syirik) kepada-Nya.

Jadikanlah kitab suci Al-quran dan Hadits Nabi sebagai kitab pembimbing demi
mencapainya nur Al-quran ke dalam jiwa manusia. Sehingga menjadi seorang muslim
mencukupi arti kata nur Alquran itu sendiri. Setiap orang hendaknya bersabar dalam
meniti jalan tauhid dan senantiasa menjaga diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan
syirik

13
DAFTAR PUSTAKA

SARIAMAH, S. (2012). SYIRIK DALAM ISLAM (Doctoral dissertation, UIN Raden


Fatah Palembang). URL:
http://repository.radenfatah.ac.id/12274/3/BAB%20III%20REVISI%20SKRIPSI%20
Baru.pdf

Sobar, Khaerul. (2007). Tauhid Studi Islam. Dipetik Maret 2022, 15, dari Wordpress:
https://khaerulsobar.wordpress.com/makalah/makalah-tentang-tauhid-studi-islam-i/

Tujang, B. (2016). Pengaruh Pemikiran Ibnu Taimiyah Terhadap Pemikiran Ibnu

Abdulwahhab Tentang Syirik (Studi Komparasi). Al-Majaalis: Jurnal Dirasat

Islamiyah, 3(2), 77-110. URL: http://ejournal.stdiis.ac.id/index.php/Al-

Majalis/article/download/41/36

Badarudin, H. (2017). Konskuensi konsep syirik dalam Al Quran: studi komperatif


penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Kutb atas ayat-ayat tentang syirik (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya). URL:
http://digilib.uinsby.ac.id/16949/6/Bab%202.pdf

Barus, E. E. (2016). Tauhid Sebagai Fundamental Filsafah Ekonomi Islam. JPED

(Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam)(Darussalam Journal of Economic


Perspectives), 2(1), 69-79. URL:

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPED/article/viewFile/6648/5498

14

Anda mungkin juga menyukai