Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Tauhid vs Syirik”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Aqidah

Dosen Pengampu : Maulana Ishak

Kelas : 2D

Disusun Oleh :

(Kelompok 1)

1. Akiel Demas Denry 2106015073


2. Muthia Hanifah 2106015286
3. Alvian Aqil Putra Pratama 2106015349

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telahmemberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya.Salawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yangmembimbing umat nya degan suri
tauladan-Nya yang baik.Dan segalah Syukur kehadiran Allah SWT yang telah
memberikananugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini merupakan pengetahuan tentang tauhid dengan syirik, dan meyakini tauhid
sebagai jalan kebaikan hidup. Semua ini di rangkap dalam makalah ini, agar pemahaman
terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat. Sistematika makalah
ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas
dalam bab tersebut. Selanjutnya, masuk pada pendahuluan, pembahasaan dan di akhiri dengan
kesimpulan, saran dari makalah ini.

Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang tauhid dengan


syirik, kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 16 Maret 2022

ii
Tim Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1 Hidup Sengsara dengann Syirik......................................................................................4


2.2 Hidup Bahagia dengan Tauhid......................................................................................10
2.3 Profil Manusia Berbasis Tauhid dan Syirik..................................................................13
2.4 Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqamah..................................................................15

BAB III PENUTUP..................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................18
3.2 Saran..............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tauhid dari segi bahasa‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu
esa’. Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul , 39).
Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan
sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau
bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah
sebagai satu-satunya sesembahan saja.
Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu
atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut
dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang mempersekutukan.
Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu,
kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa
kedalam kemusyrikan.Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat berubah
menjadi syirik besar.
Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang yang benar
tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Tauhid yang
tidak benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan. Kesyirikan merupakan
dosa yang akan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 48, “Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi
orang-orang yang Allah kehendaki”.
Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui bahwa Allah itu
Esa,tidak bersekutu istilah ini yang disebut Tauhid. Tauhid adalah kunci dari makna
hidup, bahkan manusia dan jin diciptakan hanya untuk bertauhid kepada Allah semata
seperti yang telah dijelaskan dalam Firman Allah melalui (QS. Al-Ikhlas:1-4 ) yang
sudah jelas jika Allah adalah satu dan kita wajib beribadah kepada Allah SWT serta

iv
janganlah menyutukan-Nya. Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling
urgen dalam Agama Islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam
membentuk pribadi-pribadi yang tangguh.
Kehidupan setiap manusia tidak akan lepas dri unsur sosial yang mempengaruhi
pola pikir dan cara pandangnya. Dalam hal ini berkaitan erat dengan unsur warisan
kebudayaan yang berhubungan dengan suatu tradisi yang masih dipercayai oleh
masyarakat. Tradisi dalam sekelompok masyarakat merupakan sesuatu yang sudah
mendarah daging dari keturunan – keturunan sebelumnya. Akan tetapi seiring
berjalannya waktu sebuah tradisi bisa menjadi malapetaka apabila menyimpang dari
ajaran agama, terutama agama islam. Perbuatan itu adalah menuhankan sesuatu selain
Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau
melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan, kecuali hanya kepada Allah SWT.
Salah satu contohnya adalah sebuah tradisi yang mempercayai atau menganggap sebuah
benda mempunyai kekuatan. Tradisi ini merupakan suatu tindakan syirik atau
menyekutukan Allah.

Berdasarkan uraian di atas, penting kiranya agar kita meyakini bahwa tauhid
sebagai jalan kebaikan hidup agar kita terhindar dari perbuatan syirik atau
menyekutukan Allah. Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas hal-hal
mengenai Tauhid vs Syirik.

v
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Tauhid vs Syirik”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari
meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini permasalahannya dibatasi pada :
1. Hidup Sengsara dengan Syirik
2. Hidup Bahagia dengan Tauhid
3. Profil Manusia Berbasis Tauhid dan Syirik
4. Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqamah

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah di atas maka diambil beberapa tujuan diantaranya sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui Hidup Sengsara dengan Syirik
2. Untuk Mengetahui Hidup Bahagia dengan Tauhid
3. Untuk Mengetahui Profil Manusia Berbasis Tauhid dan Syirik
4. Untuk Mengetahui Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqamah

vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hidup Sengsara dengan Syirik
Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan
yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik
disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk
(manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah
seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan
kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan
kecuali hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah SWT:"
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-
Nisaa’: 48) "
Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar untuk dikenali
daripada jejak semut yang merayap diatas batu hitam ditengah kegelapan malam.

Syirik adalah menyamakan hal lain selain Allah SWT. dengan Allah SWT.dalam
Rububiyyah dan Uluhiyyah serta Asma dan Sifat-Nya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
berkata:
1. Jenis Syirik Kaitannya dengan pembagian Tauhid
a. Syirik dalam Rububiyyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur
alam semesta, sebagaimana firman Allah yang artinya:

vii
“Katakanlah: ‘Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai ilah) selain Allah,
mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka
tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali
tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi- Nya.’” [Saba’: 22]

b. Syirik dalam Uluhiyyah, yaitu beribadah (berdo’a) kepada selain Allah,


baik dalam bentuk do’a ibadah maupun do’a masalah .”

Umumnya yang dilakukan manusia adalah menyekutukan dalam Uluhiyyah


Allah adalah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti
berdo’a kepada selain Allah di samping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan
suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a, dan
sebagainya kepada selain-Nya.
Karena itu, barang siapa menyembah dan berdo’a kepada selain Allah
berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada
yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar -benar kezhaliman yang


besar.” [ [Q.S.Luqman: 13].

viii
2. Bentuk-Bentuk Syirik
a. Sihir
Allah SWT. Telah menyuruh kita berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam
firman-Nya, “Katakanlah, (Aku berlindung)…dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir
yang mengembus pada buhul-buhul.” (QS. Al Falaq 113: 1 dan 4). Zaman dahulu, profesi
sihir banyak digeluti wanita. Tidak heran kalau dalam cerita anak-anak, lebih terkenal
nenek sihir ketimbang kakek sihir. Karenanya, pada ayat ini pun yang disebut adalah
wanita-wanita tukang sihir.
Kalau ingin memutuskan ikatan pernikahan, tali persaudaraan, hubungan bisnis,
dan lain-lain. Salah satu cara yang populer pada zaman itu adalah dengan membuat
ikatan-ikatan (Buhul), meniup-niupnya, kemudian membukanya. Dengan cara demikian,
objek menjadi saling bermusuhan; rumah tangga jadi berantakan, persahabatan menjadi
permusuhan, hubungan bisnis pun bisa porak poranda.
Zaman berkembang, kini sihir bukan hanya didominasi kaum hawa, tapi juga
digeluti kaum adam. Cara sihir pun sudah dipoles dengan alat-alat modern. Gelar penyihir
pun sudah berkembang. Dahulu disebut tukang sihir sekarang digelari dukun, paranormal,
orang pintar, dan lain-lain.
Islam mengharamkan segala sesuatu yang terlibat dalam perbuatan sihir. Semua
yang berhubungan dengan sihir dikategorikan ke dalam perbuatan syirik. Jadi, yang
masuk kategori orang musyrik (orang yang berbuat syirik, menyekutukan Allah) bukan
hanya dukun, paranormal atau orang pintarnya saja, tetapi para pengguna atau pasien
yang mempercayainya pun digolongkan ke dalam golongan orang-orang musyrik.
“Siapa yang datang kepada paranormal, kemudian bertanya tentang sesuatu dan
membenarkan/meyakini apa yang dikatakannya, maka tidak akan diterima shalatnya
selama 40 hari.” (HR. Bukhari).

ix
Allah SWT mengklasifikasikan syirik sebagai dosa besar dan Dia tidak akan
mengampuni dosa syirik kalau terbawa mati. Karena itu, bergegaslah tobat apabila kita
pernah meminta bantuan dukun, paranormal, atau orang pintar untuk melakukan santet,
pelet, nyegik, meramal nasib, perbaikan nasib, kesembuhan, dll.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An
Nisa 4:48)
b. Nusyrah
Nusyrah menurut Ibnul Atsir adalah pengobatan yang dilakukan terhadap orang
yang diduga kemasukan Jin. Nusyrah juga bermakna mengeluarkan sihir dari seseorang
yang terkena sihir. Ada dua sihir nusyrah. Pertama, penyembuhan orang yang terkena
sihir dengan doa yang terdapat pada al Quran dan sunah. Ini hukummnya mubah atau
boleh. Kedua, menyembuhkan orang yang terkena sihir dengan sihir lain. Ini hukumnya
haram. Rasulullah SAW ditanya tentang nusyrah. Beliau menjawab, “Hal itu adalah
pekerjaan setan.” (HR. Ahmad dan Abu Daud) maksudnya, nusyrah dengan cara
mengeluarkan jin dengan bantuan jin adalah haram karena masuk kategori perbuatan
syirik.
c. Tanjim (Perbintangan)
Kata tanjim dalam terminologi syariat diartikan sebagai upaya mengetahui
sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang. Tanjim terbagi menjadi dua bagian.
Pertama, Ilmu Tasy’ir. Yaitu menjadikan bintang dan benda-benda angkasa
sebagai petunjuk penentuan arah mata angin, cuaca, dan letak geografis suatu negara
dan semacamnya. Jenis ini dibolehkan dalam Islam.
Kedua, Ilmu Ta’tsir. Maksudnya, upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti
isyarat bintang-bintang dan biasa disebut ramalan bintang, misalnya leo, scorpio, dan
lain-lainl. Ilmu Ta’tsir dalam terminologi sekarang adalah astrologi. Jenis ramalan
bintang seperti ini hukumnya jelas haram sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW,
“Barangsiapa yang mengambil pancaran sinar dari sekumpulan bintang dan

x
menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi, maka sungguh ia telah
mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir.” (HR. Abu Daud).
Kalimat “…dan menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi…”
menggambarkan bahwa kalau bintang-bintang itu dijadikan isyarat untuk meramal hal-
hal gaib seperti kematian, jodooh, rezeki, dan sebagainya. Hukumnya haram.

d. Thiyarah
Pada masyarakat kita ada keyakinan kalau di rumah ada kupu-kupu, itu pertanda
akan kedatangan tamu, kalau mata berdenyut tandanya akan menangis, dan lain-lain.
Keyakinan seperti itu disebut thiyarah. Thiyarah hukumnya syirik sebagaimana
disabdakan Rasulullah SAW “Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, Thiyarah itu
syirik.” (HR. Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud)
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, apa kifaratnya (penebusnya)
bagi orang yang melakukan thiyarah?” Beliau menjawab, “Hendaklah salah seorang
dari mereka berkata, ‘Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-MU, tidak ada
kesialan kecuali kesialan-Mu. Tidak ada Tuhan selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)
e. Tama’im (Jimat)
Tama’im adalah bentuk jamak dari tamaimah, yaitu sesuatu yang dikalungkan ke
leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat atau
menolak bala (bahaya). Bentuk jimat bisa berupa cincin, keris, tongkat, bahkan ada juga
lembaran yang bertuliskan sejumlah ayat Al Quran.
Bagaimana kalau jimat itu berisi ayat al Quran? Ibrahim al-Nakha’i berkata,
“Jimat itu haram, baik yang berasarl dari Al Quran maupun yang bukan dari Al Quran.
Al Quran diturunkan bukan untuk jimat tapi sebagai petunjuk ke jalan yang benar.”
Zaman jahiliyah, orang-orang arab biasa menggunakan jimat bagi anak-anak
mereka sebagai perlindungan dari sihir atau guna-guna dan semacamnya. Hukum
memakai jimat adalah syirik sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Sesungguhnya
jampi, jimat, dan mantra-mantra adalah syirik.” (HR. Ibnu Majah)
Jimat diharamkan oleh syariat islam karena ia mengandung makna keterkaitan
hati dan tawakal kepada selain Allah dan membuka pintu bagi masuknya kepecayaan-

xi
kepercayaan yang dapat mengantarkan seseorang pada syirik besar. Rasulullah SAW
bersabda “Barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu, maka Allah akan
menyerahkan urusannya kepada sesuatu itu.” (HR. Tirmidzi dan Imam Ahmad).

3. Dampak Negatif Dari Syirik


a. Sulit Menerima Kebeneran
Firman Allah SWT yang artinya :

“Allah SWT. telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan
mereka telah ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).

Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik yangdatangnya


dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang syirik itu lantaran
dari sifat kesombongan dan penentangannya terhadap kebenaran yang disampaikan
kepadanya.Orang-orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah diberi peringatan atau
tidak sama saja bagi mereka, karena hati mereka buta.

b. Munculnya Perasaan Bimbang dan Ragu


Firman Allah SWT yang artinya :
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnyaitu, dan
mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta.” (QS.Al-Baqarah:10).

Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah perasaan
bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan mereka
merasa gelisah. Hatinya tidak perna htenang, merasa tidak puas dengan harta, jabatan
yang mereka miliki.
Hanya akan memperoleh kesenangan sementara. Kesenangan hidup di dunia yang
diperoleh orang-orang musyrik sifatnya sementara, di akhirat kelah akan mendapatkan

xii
siksa yang pedih. Meskipun ketika hidup di dunia mereka dalam keadaan miskin dan
sengsara, lebih-lebih jika mereka kaya, bagi mereka hal itu tetap merupakan keuntungan
dan kesenangan karena mereka mengikuti hawa nafsunya.

c. Amalan dan Harta yang dinafkahkan sia-sia


Amalan yang dinafkahkan orang-orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi pahala
oleh Allah), apa yang dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk menebus siksa di
akhirat kelak,
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya :
“Perumpaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang
mengandung hawa sangat dingin yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang
menzalimi diri sendiri, lalu angin itumerusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi
mereka yang menzalimi diri sendiri.” (QS. Ali Imran: 117).
Orang musyrik dinilai sebagai makhluk terburuk. Allah menilai orang-orang
musyrik dengan penilaian yang sangat rendah. Orang-orang musyrik itu seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih rendahdan sesat daripada binatang.

d. Menjadi Musuh Allah


Perbuatan musyrik menyebabkan murka Allah SWT, sebagaimana firman Allah
SWT yang artinya :
Artinya: “…..maka sesungguhnya Allah SWT. musuh bagi orang- orang kafir.”
(QS. Al -Baqarah: 98). Dijanjikan mendapat siksa neraka. Allah SWT menerangkan
dalam firman Nya yang artinya :
“Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam
muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitan muram (kepada mereka dikatakan),
mengapa kamu syirik setelah beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan
kekafiranmu itu.” (QS. Ali Imran: 106).

2.2 Hidup Bahagia dengan Tauhid


Tauhid secara etimologis berasal dari kata-kata wahhadah, yuwahhidu,tauhidan.
Yang artinya Mengesakan, Menyatukan. Jadi, tauhid adalah suatu agama yang

xiii
mengesakan Allah. Kalimat tauhid sebagai identitas seorang muslim yang di ucapkan
dengan lisan dan di yakini dengan hati adapun kaimat tauhid yaitu kalimat la
ilahaillallah Muhammadur Rosulullah.
Penting sekali bahwa manusia bertauhid mengembalikan seluruh norma kepada
Allah. Karena orang modern sudah pintar dan sok aksi. Maka, dalam kecongkakan
manusia modern, lantas ditawarkanlah apa yang dinamakan moralitas gaya baru yang
norma-normanya dikembalikan kepada manusia sendiri, bukan kepada Allah. Padahal
semua itu atas karunia dan kehendak Allah. Mereka sungguh tidak akan mendapatkan
kebahagian dengan mereka yang merasa itu karena usaha dirinya bukan karena Allah.
Sedangkan kebahagiaan merupakan dambaan setiap insan yang hidup diatas muka
bumi ini, merupakan tuntutan dalam sebuah masyarakat. Dan banyak kaum muslimin
yang lalai bahwa sumber kebahagian dan keamanan itu semuanya berakar dan
bercabang dari keimanan kepada Allah dan menauhidkan-Nya.
Walaupun Sesungguhnya tauhid tertanam pada jiwa manusia secara fitroh.
Namun asal fitroh ini dirusak oleh bujuk rayu syaithan yang memalingkan dari tauhid
dan menjerumuskan ke dalam syirik. Para syaithan baik dari kalangan jin dan manusia
bahu-membahu untuk menyesatkan umat dengan ucapan-ucapan yang indah.
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap -tiap nabi itu musuh, yaitu syaithan-
syaithan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan
kepada sebahagian yang lain perkataan-pekataan yang indah-indah untuk menipu
manusia” (Al-An’aam:112)
Mengapa dengan tauhid? Karena tauhid merupakan fitrah manusia yang
mencocoki dasar dan tujuan penciptaan makhluk, tauhid adalah sumber keamanan dan
jaminan hidayah bagi seorang hamba, karena tauhid merupakan pokok kebaikan dan
kesejahteraan dalam kehidupan manusia, tauhid adalah hal yang mengukuhkan seorang
hamba dalam kehidupannya di dunia, di alam kubur, dan diakhirat. Tauhid adalah
perintah pertama dalam Al-Qur`an, tauhid adalah jaminan bagi seorang hamba untuk
dimasukkan ke dalam surga Allah SWT. , tauhid adalah sebab pengampunan dosa yang
terkuat, orang-orang yang bertauhid, bila dimasukkan ke dalam neraka karena dosa,
tidak akan kekal di dalam neraka dan pasti akan dimasukkan ke dalam surga, syafa’at,

xiv
yang merupakan kemuliaan dari Allah SWT. untuk hamba pada hari kiamat, hanya
diberikan kepada orang-orang yang bertauhid.
Macam-Macam Tauhid
Pertama : Tauhid Rububiyah. Artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam hal perbuatanNya. Seperti mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan
mematikan, mendatangkan bahaya, memberi manfaat, dan lain-lain yang merupakan
perbuatan-perbuatan khusus Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim haruslah
meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memiliki sekutu dalam
RububiyahNya.
Kedua : Tauhid Uluhiyah Artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam
jenis-jenis peribadatan yang telah disyariatkan. Seperti ; shalat, puasa, zakat, haji, do’a,
nadzar, sembelihan, berharap, cemas, takut, dan sebagainya yang tergolong jenis ibadah.
Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal-hal tersebut dinamakan Tauhid
Uluhiyah ; dan tauhid jenis inilah yang dituntut oleh Allah Subhanhu wa Ta’ala dari
hamba-hambaNya. Karena tauhid jenis pertama, yaitu Tauhid Rububiyah, setiap orang
(termasuk jin) mengakuinya, sekalipun orang-orang musyrik yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala utus Rasulullah kepada mereka. Mereka mayakini Tauhid Rububiyah ini,
sebagaiman tersebut dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, Siapakah yang menciptakan mereka
? niscaya mereka menjawab Allah. Maka bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari
menyembah Allah)“. [Al-Zukhruf/43 : 87]

“Katakanlah, Siapakah yang mempunyai tujuh langit dan mempunyai Arsy yang
besar ? Mereka akan menjawab, Kepunyaan Allah. Katakanlah, Mengapa kamu tidak
bertaqwa?” [Al-Mu’minun/23 : 86-87]

Masih banyak ayat-ayat yang menunjukkan bahwa orang-orang musyrik meyakini


Tauhid Rububiyah. Akan tetapi, sebenarnya yang dituntut dari mereka adalah

xv
mengesakan Allah dalam hal ibadah. Jika mereka mengikrarkan Tauhid Rububiyah,
maka hendaknya juga mengakui Tauhid Uluhiyah (ibadah). Sungguh, Rasulullah (diutus
untuk)menyeru mereka agar meyakini Tauhid Uluhiyah. Hal ini disebutkan dalam
firmanNya Subhanahu wa Ta’ala.

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan), Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut, lalu diantara umat-umat
itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula orang-orang yang
telah dipastikan sesat. Oleh karena itu, berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (para rasul)”
[An-Nahl /16:36] Setiap rasul menyeru manusia agar meyakini Tauhid Uluhiyah.
Adapun Tauhid Rububiyah, karena merupakan fitrah, maka belumlah cukup kalau
seseorang hanya meyakini tauhid ini saja.
Ketiga : Tauhid Asma was Sifat Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-saifat untuk
Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk
diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ;
serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah
terhadap diriNya, dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.

2.3 Profil Manusia Berbasis Tauhid dan Syirik


Manusia yang mengunakan tauhid hatinya akan lebih bersyukur, menjadi pribadi
yang lebih percaya diri dan teguh dalam segala hal, menjadi seorang yang taat dalam
beribadah dan patuh dengan hukum-hukum Allah dan menjauhkan segala larangannya.
Dan orang yang dekat dengan kesyirikan maka hatinya akan gundah, tidakaman,
Orang yang berbuat syirik tidak mengalami ketenangan dalamhidupnya.Orang yang
berbuat syirik tidak mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Orang yang berbuat syirik diharamkan oleh AllahAzza wa Jalla untuk masuk
Surga.
1. Profil manusia berbasis tauhid :
a. Menjadikan manusia memiliki pandangan yang luas

xvi
Maksudnya ialah manusia akan mempunyai pandangan yang luas tentang hal- hal
yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya pengetahuan sains, agama, sosial yang
lebih. b. Mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan mulia
Allah senantiasa mengangkat derajat manusia yang beriman dan bertaqwa
kepadaNya.
c. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan
Hidup dengan kesederhanaan dan kesahajaan tanpa ada campur tangan dari
tindakan syirik yang menjadikan hidup menjadi lebih bermakna.
d. Membuat manusia menjadi suci dan benar
Manusia akan menjadi bersih, suci, dan benar apabila selalu mengingat Allah Swt,
menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segalalarangannya.
e. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal
Adanya optimisme yang tinggi dalam segala bidang apabila kita percaya kepada
sang Kholiq serta selalu mengingatnya dengan beribadah kepadanya.
f. Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi
Selalu sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan yang diberikan Allah SWT,
karena dalam setiap cobaan yang ada pasti akan ada hikmah yang bisa diambil.
g. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia
Dengan menghindari syirik maka akan ada rasa keberanian dan optimis yang
tinggi dalam menjalani hidup agar tidak tersesat ke jalan yang salah.
h. Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan
Tumbuhnya rasa cinta dan damai dalam kehidupan apaibila kita selalu mengingat
Allah SWT dengan menjalankan segala perintahnya danmenjauhi segala larangannya.
i. Menjadi taat dan patuh dengan hukum-hukum Allah
Selalu beribadah kepadaNya dengan menjalankan segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya.

2. Hikmah menghindari perbuatan syirik :


Seseorang yang dapat membebaskan dirinya dari perbuatan syirik memiliki
pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara lain:
1. Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.

xvii
2. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
3. Membuat manusia menjadi suci dan benar
4. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan
khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman.
5. Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
6. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada dua hal yang
membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan pemikiran yang menyatakan
bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat mencabut nyawanya.
7. Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki,
dan iri hati.
8. Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah.

2.4 Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqamah


Tidak diragukan lagi bahwasanya tauhid merupakan perkara yang sangat penting
bagi manusia. Bahkan tauhid adalah penentu selamat dan tidaknya seorang manusia dari
api neraka. Maka dari itu, setiap orang yang menginginkan dirinya selamat dari api
neraka ia harus mengaplikasikan tauhid di kehidupannya sehari-hari.
Karena pentingnya masalah tauhid, maka para ulama pun telah mejelaskan kepada
kita tentang urgensi atau pentingnya tauhid di dalam kehidupan kita. Diantara urgensi
tauhid yang disebutkan oleh para ulama adalah:
1. Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia
Allah Swt. berfriman :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekaberibadah
kepadaKu.” (QS. adz-Dzaariyat [51]: 56)

Maksud dari ayat ini adalah:


“ Dan tidaklah Aku (Allah SWT.) menciptakan jin dan manusia kecuali agar
mereka mentauhidkanKu”.(al- Jami’ Li Ahkamil Quranal-Karim, Imam al-Qurthubi,
57/17).

xviii
Sedangkan mentauhidkan Allah berarti mengesakanNya dengan apa-apa yang
menjadi kekhususan bagiNya baik itu dalam masalah rububiyyah, uluhiyyah ataupun
asma wa sifat Allah SWT. (al-Qaul al-Mufid‘ala Kitab at-Tauhid Syaikh Muhammad
bin Shalih al-‘Utsaimin, cetakan Dar Ibnu al-Jauziy, Riyadh1419 H, hal 8)
2. Tauhid merupakan inti dakwah para rasul
Allah SWT. berfirman:

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah SWT. (saja), dan jauhilah Thaghut””. (QS. an- Nahl
[16]: 36)
Di dalam ayat tersebut Allah SWT. mengabarkan kepada kita bahwa hujjahNya
telah ditegakan kepada setiap umat manusia, baik itu umat terdahulu maupun umat di
zaman sekarang. Yaitu bahwasanya telah diutus kepada setiap mereka seorang rasul.
Dan mereka (para rasul) seluruhnya menyeru umatnya kepada satuhal yaitu: (seruan
untuk) beribadah hanya kepada Allah saja tanpa menyekutukanNya dengan sesuatu
apapun.
Di dalam ayat yang lain, Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan


Kamiwahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Aku, maka sembahlah Aku”. (QS. al-Anbiyaa [21]: 25).

xix
3. Tauhid merupakan hal yang pertama diperintahkan oleh Allah kepada
hambaNya sebelum kewajiaban yang lainnya
Allah SWT. berfirman:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS.
al-Isra [17]: 23).
Dalam ayat ini, Allah SWT. memerintahkan kita untuk bertauhid terlebih dahulu
yaitu dengan berfirman:“Jangan menyembah selain Dia”. Baru setelah itu Allah
SWT. memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua kita.
Ketika Rasulullah SAW.mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu‘anhu ke
negri Yaman, beliau berwasiat:
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahli kitab,
maka hendaknya hal yang pertama kali engkau dakwahkan kepada mereka adalah
syahadat“laa ilaha illallah”. Dan diriwayat lain disebutkan: “Agar mereka
mentauhidkan Allah ta’ala”. (HR. al-Bukhari no. 1458, Muslim no. 19).

4. Tauhid adalah hak Allah SWT. atas hambaNya


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pernah bertanya kepada sahabat Mu’adz
bin Jabal radhiyallahu ‘anhu: ”Apakah hak Allah atas hambaNya?”, beliau
menjawab: “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahuinya”. Kemudian Rasulullah SAW.
bersabda:

“Hak Allah atas hambanya adalah agar mereka beribadah kepadaNya dan
agarmereka tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun.” (HR. al-Bukhari
danMuslim)

xx
5. Tauhid merupakan tugas seorang muslim sepanjang hidupnya
Tauhid merupakan tugas dan kewajiban seorang muslim selama hidupnya.
Seorang muslim memulai hidupnya dengan tauhid, dan mengakhirinya dengan tauhid
pula. Dan tugasnya di dunia ini adalah menegakan tauhid dan senantiasa mengajak
manusia kepada tauhid. Karena tauhid lah yang bisa menyatukan orang-orang yang
beriman, dan menghimpun mereka semua di atas kalimat tauhid “laailaha illallah”.
Itulah beberapa urgensi tauhid yan g disebutkan oleh para ulama. Semoga Allah
SWT. mempermudah kita untuk bisa mengaplikasikan tauhid di dalam keseharian
kita dan menjadikan kalimat tauhid sebagai akhir dari ucapan kita didunia ini.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin
.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tauhid dari segi bahasa‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu
esa’.Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Sedangkan Syirik yaitu
kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga
mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut
dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan. Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah
Islam
Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang yang benar
tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Tauhid yang
tidak benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan. Kesyirikan merupakan
dosa yang akan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 48, “Sesungguhnya Allah

xxi
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu
bagi orang-orang yang Allah kehendaki”.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat tentang ”Tauhid vs Syirik ini” semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan,
silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah, khilaf, dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA

M. Amien Rais, Okkie F. Muttaqie (1998). Tauhid Sosial. Bandung: Mizan.


Sobar, Khaerul. (2007). Tauhid Studi Islam. Dipetik Maret 2019, 15, dari
Wordpress:https://khaerulsobar.wordpress.com/makalah/makalah-tentang-tauhid-
studi-islam-i/
Subhani, Ja'far. (1996). Tauhid dan Syirik. Bandung: Mizan.
Sekarwuln, Annisa. 2018. Aqidah. https://www.academia.edu/40604849/AQIDAH , diakses
pada 16 Maret 2022
Karela, Arvina Frida. 2015. Makalah Aqidah Akhlak.
https://www.slideshare.net/Karellagaemgyu/makalah-aqidah-akhlak , diakses pada
16 Maret 2022

xxii
xxiii

Anda mungkin juga menyukai