Anda di halaman 1dari 19

TAUHID VS SYIRIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah


Dosen Pengampu: Toto Tohari S.Th.I., M.Ag

Disusun Oleh: Kelompok 2


1. Muhammad Habibullah (2102055025)
2. Shelviani Dwi Putri (2102055037)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat yang diberikan-Nya sehingga kami mendapatkan kesempatan
untuk menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Dan berkat nikmat-Nya
pula kami dapat menyelesaikan Makalah Aqidah ini dengan Judul “TAUHID VS
AQIDAH”.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan serta hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini
kami menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Toto Tohari selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Aqidah kelas 2A


Ekonomi Islam.
2. Teman-teman Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta yang telah
banyak memberikan dukungan serta bantuan sehingga kami termotivasi
untuk menjadi lebih baik lagi di masa yang akan mendatang.

Demikian apabila ada kesalahan serta kekurangan di dalam penulisan


makalah ini oleh karenanya kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran agar
dapat melengkapi segala kekurangan dari makalah ini di masa yang akan
mendatang. Besar harapan bagi kami, kami harap makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Jakarta, 14 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Tauhid dan Syirik.....................................................................................3
B. Macam-macam Tauhid dan Syirik..............................................................................3
C. Hidup Sengsara dengan Syirik...................................................................................4
D. Hidup Bahagia dengan Tauhid...................................................................................6
E. Profil Manusia Berbasis Tauhid dan Syirik................................................................10
F. Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqomah..............................................................12
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
Kesimpulan...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi seperti ini, ke tauhidan harus dipertahankan agar


kita senantiasa jauh dari berbagi bentuk kemusyrikan. Kedudukan tauhid dalam
Islam sangatlah fundamental, karena dari pemahaman tentang tauhid itulah
keimanan seorang muslim mulai tumbuh dan terhindar dari kemusyrikan.
Konsep tauhid dalam Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak
dapat diganggu gugat dan sangat berpengaruh terhadap keislaman seseorang.
Apabila pemahaman tentang tauhid seseorang tidak kuat, maka akan goyah
pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh.
Dengan memperdalam pemahaman terhadap ilmu tauhid, maka diharapkan
seorang muslim mempunyai landasan kuat dalam mengimplementasikan
kewajiban-kewajiban menyembah Allah dan menghindari perbuatan-perbuatan
yang menuju pada kemusyrikan. Dengan keyakinan yang kuat tentang keesaan
Allah, maka akan semakin ringan seorang muslim melaksanakan seluruh
ibadah yang diwajibkan kepadanya. Tidak ada lagi rasa malas, dan
menganggap bahwa semua kewajiban yang harus dijalaninya tersebut
merupakan kebutuhan untuk bertemu dengan penciptanya, Allah SWT.
Tentunya kebahagiaan bisa didapatkan dengan betauhid, sebaliknya jika kita
melakukan syirik seperti segelintir orang yang saat ini berbuat demikian, maka
kesengsaraan itu nyata baginya.
Maka berdasarkan uraian di atas, penulis akan menjelaskan bagaimana
kehidupan seseorang yang bertauhid dan yang melakukan syirik. Diharapkan
keimanan penulis dan pembaca akan tetap teguh dan meningkat tentang
keesaan Allah dan pada akhirnya meningkatkan pula ibadah kepada Allah
SWT.

1
B. Rumusan Masalah

Dalam hal ini, penulis menuliskan rumusan masalah yang akan


dibahas sebagai berikut :

1. Apa pengertian tauhid dan syirik?

2. Apa saja macam-macam tauhid dan syirik

3. Apa saja akibat dari syirik?

4. Apa saja keutamaan dari tauhid?

5. Bagaimana ciri manusia yang bertauhid dan syirik?

6. Bagaimana urgensi tauhid yang murni dan isiqomah?

C. Tujuan

Penulisan ini memiliki tujuan agar sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan tauhid dan syirik.

2. Mengetahui macam-macam tauhid dan syirik.

3. Mengetahui kesengsaraan hidup akibat syirik.

4. Mengetahui kebahagiaan hidup dengan bertauhid.

5. Mengatahui ciri manusia yang bertauhid dan syirik.

6. Mengetahui urgensi tauhid yang murni dan istiqomah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tauhid dan Syirik

Tauhid secara bahasa Arab merupakan bentuk masdar dari kata wahhada-
yuwahhidu, yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin
Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan
penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu
saja, kemudian baru menetapkannya”. Sedangkan pengertian secara istilah
tauhid ialah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar
dengan segala kekhususan-Nya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).

Syirik berasal dari kata syarika yang berarti: berserikat, bersekutu,


mencampurkan dua atau lebih benda, hal yang tidak sama seolah-olah sama.
Sedangkan menurut istilah ialah mempersekutukan Allah SWT dengan
makhluk-Nya, baik dalam dimensi rubiyah, mulkiyah, maupun ilahiyah. Secara
langsung atau tidak, secara nyata atau terselubung. (Maulida, 2017)

B. Macam-macam Tauhid dan Syirik

Tauhid terbagi 3:

1. Tauhid Rububiyah
Mentauhidkan Allah dalam segala sesuatu perbuatan. Seperti
menciptakan dan mengatur alam semesta, menghidupkan dan
menghidupkan, mendatangkan bahaya dan manfaat, memberi rizki dll.
2. Tauhid Uluhiyah
Mengesakan Allah dalam beribadah. Seperti berdoa, bernadzar,
berkurban, sholat, puasa, zakat, haji, dll.
3. Tauhid Asma’ wassifat
Menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa
yang telah disifati oleh Allah untuk dirinya di dalam Al quran atau yang

3
telah ditetapkan oleh Rosulullah SAW. Di dalam assunnah yang shohih,
tanpa takwil yaitu menyelewengkan makna, tanpa tafwid menyerahkan
makna, tanpa tamtsil menyamakan dengan makhluk, dan tanpa tadhil.

Syirik terbagi 2:
1. Syirik Akbar (Besar)
Menjadikan selain daripada Allah SWT sebagai tujuan dalam
beribadah. Seperti menyembah berhala, binatang, bulan, matahari, batu,
gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia dll.
2. Syirik Asghar (Kecil)
Syirik asghar termasuk perbuatan dosa besar, tetapi masih terdapat
peluang diampuni Allah SWT jika pelakunya segera bertobat. Seperti
bersumpah dengan nama selain Allah SWT, memakai jimat, mantra, sihir,
peramalan, dukun, riya, bernadzar kepada selain Allah (Yuda, 2021).

C. Hidup Sengsara dengan Syirik

Syirik adalah sebesar-besarnya dosa yang wajib kita jauhi, karena


perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya
yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Diantara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:

1. Merendahkan eksistensi kemanusiaan


Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan
martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di
muka bumi. Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu
menundukkan baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah
telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad
raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat
dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan
dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.

4
2. Sumber dari segala ketakutan dan kecemasan
Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan
mempercayai kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia
menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah
dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan,
putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan
banyak terjadi.
Allah berfirman: “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang
kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu.
Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat
tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)
3. Menyebabkan pelakunya kekal di dalam neraka
Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di
akhirat menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah
Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolong
pun”. (Al-Maidah: 72) (RI, 2014).
4. Sulit menerima kebenaran
Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah telah mengunci hati dan
pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan
mendapat adzab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik
yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir,
ketertutupan hati orang syirik itu lantaran dari sifat kesombongan dan
penentangannya terhadap kebenaran yang disampaikan kepadanya. Orang-
orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah diberi peringatan atau tidak
sama saja bagi mereka, karena hati mereka buta.

5
5. Munculnya perasaan bimbang dan ragu
Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah
perasaan bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang
menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang, merasa
tidak puas dengan harta, jabatan yang mereka miliki.
6. Hanya akan memperoleh kesenangan sementara
Kesenangan hidup di dunia yang diperoleh orang-orang musyrik
sifatnya sementara, di akhirat kelak akan mendapatkan siksa yang pedih.
Meskipun ketika hidup di dunia mereka dalam keadaan miskin dan
sengsara, lebih-lebih jika mereka kaya, bagi mereka hal itu tetap
merupakan keuntungan dan kesenangan karena mereka mengikuti hawa
nafsunya (3, 2022).

D. Hidup Bahagia dengan Tauhid

Kebahagiaan hidup adalah dambaan setiap insan yang hidup di atas muka
bumi ini, merupakan tuntutan dalam sebuah masyarakat, serta sebuah pondasi
dasar untuk sebuah negeri. Upaya manusia dalam mencapai kebahagiaan juga
sangatlah beraneka ragam, berbagai pandangan manusia dalam memaknai
kebahagiaan. Namun, banyak kaum muslimin yang lalai bahwa sumber
kebahagiaan dan keamanan itu semuanya berakar dan bercabang dari keimanan
kepada Allah SWT. dan menauhidkan-Nya.

Sungguh, dalam memurnikan ibadah kepada Allah, terdapat kebebasan


bagi hamba akan perbudakan terhadap dirinya sendiri dan kepada syaithan.
Dengan tauhid, seorang hamba terbebas dari ketergantungan dan mengharap
kepada makhluk, dari takut terhadap mereka, serta dari beramal untuk mereka.
Orang yang bertauhid hanya bergantung kepada Allah serta takut dan
mengharap hanya kepada-Nya. Inilah hakikat kebahagian abadi dan kemuliaan
sejati.

6
Berikut beberapa keutamaan orang yang bertauhid dan memurnikan
ibadahnya hanya untuk Allah agar seorang hamba merenungi keindahan dan
kebahagian hidup dengan bertauhid.

1. Tauhid adalah fitrah manusia yang mencocoki dasar dan tujuan


penciptaan makhluk. Allah berfirman yang artinya: “Dan tidaklah
Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah
kepada-Ku.” [Adz-Dzâriyât: 56]

2. Tauhid adalah sumber keamanan dan jaminan hidayah bagi


seorang hamba. Allah ‘Azza wa Jalla mengingatkan: “Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan
kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat hidayah.” [Al-An’âm: 82]

3. Karena tauhid merupakan pokok kebaikan dan kesejahteraan


dalam kehidupan manusia, Allah mengutus para nabi dan rasul
dengan misi tauhid ini. Allah Berfirman yang artinya: “Dan
sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk
menyerukan),‘Beribadahlah kepada Allah (semata) dan jauhilah
thaghut (segala sesuatu yang diibadahi selain Allah).’.” [An-Nahl: 36]

4. Tauhid adalah hal yang mengukuhkan seorang hamba dalam


kehidupannya di dunia, di alam kubur, dan di akhirat. Allah
berfirmanyang artinya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh itu (kalimat tauhid) dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat.” [Ibrahîm: 27]

5. Tauhid adalah perintah pertama dalam Al-Qur`an. Allah


Berfirman yang artinya: “Wahai manusia, beribadahlah kepada Rabb
kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian
agar kalian bertakwa.” [Al-Baqarah: 21]

7
6. Tauhid adalah syarat untuk keamanan suatu negeri. Bahkan, tidak
akan tercipta keamanan dalam suatu negeri tanpa membersihkan
segala jenis kesyirikan dan memurnikan ibadah hanya kepada Allah.

7. Tauhid adalah syarat kejayaan umat Islam. Allah mengingatkan


dalam firman-Nya yang artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal shalih bahwa
Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka
bumi sebagaimana Dia telah menjadikan berkuasa orang-orang
sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah Dia ridhai untuk mereka, serta Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan,
menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, mereka itulah orang-orang fasik.” [An-
Nûr: 55]

8. Hidup dengan menauhidkan Allah adalah penunaian hak Allah


terhadap diri seorang hamba.
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya:
‘Hak Allah terhadap para hamba ialah mereka beribadah kepada-Nya
semata dan tidak berbuat syirik sedikit pun terhadap-Nya, sedang hak
para hamba atas Allah adalah bahwa Allah tidak akan mengadzab
orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun terhadap-Nya.’.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim]

9. Tauhid adalah jaminan bagi seorang hamba untuk dimasukkan


ke dalam surga Allah. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada sembahan yang
benar, kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa
Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya, serta (bersaksi)

8
bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya dan kalimat-Nya yang
Dia sampaikan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan bahwa surga
adalah benar adanya juga neraka adalah benar adanya, Allah pasti
memasukkan dia ke dalam surga betapapun amal yang telah dia
perbuat.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari ‘Ubâdah
bin Ash-Shâmit radhiyallâhu ‘anhu]

10. Tauhid adalah sebab pengampunan dosa yang terkuat. Allah SWT
memerintah kepada Nabi-Nya untuk memohon ampunan setelah tugas
mengetahui tauhid, Allah berfirman: “Maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya tidak ada ilah ‘sembahan’ (yang berhak diibadahi),
kecuali Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu serta bagi (dosa)
orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan.”[Muhammad: 19]

11. Orang-orang yang bertauhid, bila dimasukkan ke dalam neraka


karena dosa, tidak akan kekal di dalam neraka dan pasti akan
dimasukkan ke dalam surga. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Akan keluar dari api neraka, orang yang berucap
‘Lâ Ilâha Illallâh’, sedang dalam hatinya terdapat kebaikan seberat
jelai. Akan keluar dari api neraka, orang yang berucap ‘Lâ Ilâha
Illallâh’, sedang dalam hatinya terdapat kebaikan seberat gandum.
Akan keluar dari api neraka, orang yang berucap ‘Lâ Ilâha Illallâh’,
sedang dalam hatinya terdapat kebaikan seberat dzarrah.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Anas bin Malik
radhiyallâhu ‘anhu]

12. Syafa’at, yang merupakan kemuliaan dari Allah untuk hamba


pada hari kiamat, hanya diberikan kepada orang-orang yang
bertauhid. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Manusia
yang berbahagia mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat adalah

9
orang yang berucap ‘Lâ Ilâha Illallâh’ dengan keikhlasan dari
dirinya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry]

13. Tauhid adalah penyelamat hamba dari bahaya dan kesulitan,


serta memberi jalan keluar bagi seorang hamba menuju
kebaikannya. Seperti Nabi Yunus ‘alaihis salâm yang diselamatkan
dari perut ikan lantaran kalimat tauhid dalam doanya. (Hasna, 2012)

E. Profil Manusia Berbasis Tauhid dan Syirik

Ciri-ciri orang yang bertauhid:

1. Hatinya selalu mengingat Allah


2. Selalu merasa berdosa
3. Jika diberi nikmat akan bersyukur dengan ucapan dan amal
4. Jika ditimpa musibah akan bersabar dan tetap bersyukur
5. Selalu membalas keburukan dengan kebaikan
6. Tidak terlalu mencintai dunia (editor, 2019)

Ciri-ciri orang yang syirik:


1. Menyekutukan Allah
2. Beramal tapi riya‘
3. Menggatungkan sesuatu tidak kepada Allah
4. Ibadah tidak untuk Allah
5. Mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah (Iko, 2021).

Tauhid merupakan pembahasan yang paling penting di dalam al-Qur’an


al-Karim dan seluruh kitab-kitab samawi. Para nabi dan para washi telah
mengajak umat manusia kepada ketauhidan dan memberi peringatan kepada
mereka dari bahaya syirik dan menyembah berhala. "Barangsiapa yang
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit
lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh".

10
Tema perumpaman di atas, yaitu tauhid dan syirik  merupakan persoalan
yang mendapat perhatian semua agama. Keduanya itu diserupakan dengan
langit dan jatuh darinya.

Di dalam ayat ini tauhid diserupakan dengan langit dan syirik diserupakan
dengan jatuh dari langit yang memiliki matahari, bulan dan bintang yang
merupakan sumber cahaya, sinar dan keberkahan. Di samping itu bahwa langit
itu sendiri memiliki keindahan dan keagungan tertentu. Tauhid merupakan
sumber cahaya dan keagungan Tuhan dan mendatangkan keberkahan dan sinar
penerang bagi monoteisme. Adapun syirik sebagaimana jatuh dari langit
tauhid.

Dengan memperhatikan mukaddimah ini, ayat di atas berkata: "Mereka


yang menolak untuk bertauhid kepada Allah Swt dan menjadikan syarik
(teman) bagi-Nya dan keluar dari barisan monoteisme, sama dengan orang
yang jatuh dari langit". Sudah pasti orang yang jatuh dari langit ke bumi itu
tidak mungkin hidup lagi. Allah Swt berfirman : "Lalu disambar oleh burung,
atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh". Seorang musyrik yang jatuh
dari langit ke bumi tidak akan selamat, karena -ketika tergantung di udara-
hanya ada satu di antara dua jalan yang pada akhirnya mati atau hancur. Dua
jalan tersebut ialah:

Pertama: Dia menjadi mangsa burung-burung buas pemakan daging dan


bangkai yang terbang di udara. Masing-masing burung itu akan memakan
sebagian daging yang ada di tubuhnya, sehingga ia tidak sampai ke bumi
kecuali tinggal tulangnya saja.

Kedua: Dia akan ditiup angin kencang yang akan  melemparkannya ke


tempat yang jauh yang tidak ada manusia untuk menyelamatkannya.

Kesimpulannya bahwa seorang musyrik itu di dalam ayat ini diserupakan


dengan seseorang yang jatuh dari langit ke bumi dan di tengah perjalanannya
itu ia disergap burung-burung pemangsa daging dan bangkai atau ia akan

11
ditiup oleh angin kencang ke tempat yang jauh yang tidak  mungkin dijangkau
oleh manusia.

F. Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqomah


Nabi memberikan isyarat tentang esensi sesungguhnya dari sifat istiqamah
di dalam sebuah hadits. Sesungguhnya amalan-amalan itu terletak pada
penghabisan (umur) nya. Dapat dipahami bahwa esensi dari istiqamah adalah
komitmen dengan aqidah tauhid dengan berbagai tuntutan dan konsewensinya
sampai akhir hayat. Orang yang mati dalam keadaan seperti ini disebut juga
dengan “Husnul Khatimah”.

Sesuatu yang harus dipegang teguh (istiqamah) tentu memiliki nilai dan
urgensi yang sangat penting, karena itu maka Aqidah Tauhid memiliki
beberapa keutamaan dan peranan yang sangat penting yang harus dipegang
teguh sampai Allah mewafatkan kita.

1. Aqidah Tauhid merupakan landasan utama diterimanya suatu amal.


Seseorang yang beramal dengan sebaik apapun amalnya dan sebesar
apapun manfaatnya, namun ia tidak beraqidah tauhid maka amalan
tersebut hanya akan menjadi sia-sia belaka, amalan tersebut tidak akan
dinilai oleh Allah. Karena pada dasarnya orang yang tidak beraqidah
tauhid adalah Musyrik.
2. Tauhid adalah tujuan jin dan manusia diciptakan (Mukhadasin, 2013).

3. Tauhid adalah inti dakwah para nabi dan rasul

4. Tauhid adalah intisari ajaran islam

5. Kunci keselamatan. Tauhid adalah kunci keselamatan hidup, terutama


kehidupan di akhirat. Tanpa bertauhid, seseorang akan celaka, kekal abadi
di neraka.

6. Kunci keamanan dan petunjuk. Tauhid adalah kunci keamanan dan


petunjuk. Seseorang yang mentauhidkan Allah, di dunia mereka

12
merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki dan di akhirat mereka aman
dari siksa yang pedih. Dengan bertauhid, seseorang akan mendapat
petunjuk Allah untuk melakukan kebaikan-kebaikan berikutnya yang tidak
didapatkan orang-orang yang menyekutukan-Nya.

7. Kunci masuk surga. Tauhid adalah kunci masuk surga. Tanpa tauhid,
seseorang tak bisa memasukinya. Sebaliknya, sebanyak apa pun dosa
seseorang, jika ia bertauhid kepada Allah, niscaya ia akan masuk surga
meskipun terlebih dahulu harus mempertanggungjawabkan doa-dosa yang
belum mendapat ampunan. Ketika dosanya Allah ampuni, ia akan masuk
surga dan abadi di sana.
8. Kunci ampunan Allah. Seseorang yang meninggal dalam kondisi
bertauhid tanpa menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dosa-dosanya
akan Allah ampuni. Meskipun dosa itu sebesar langit dan bumi.

9. Keutamaan besar. Kalimat tauhid laa ilaaha illallah memiliki keutamaan


yang sangat besar. Di hadapan Allah, kalimat thayyibah ini lebih berat
timbangannya daripada tujuh langit dan bumi (Yulian Purnama, 2018).

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tauhid secara bahasa Arab merupakan bentuk masdar dari kata wahhada-
yuwahhidu, yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syirik berasal dari kata
syarika yang berarti: berserikat, bersekutu, mencampurkan dua atau lebih benda,
hal yang tidak sama seolah-olah sama. Syirik adalah sebesar-besarnya dosa yang
wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan
kerusakan dan bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
kehidupan bermasyarakat.

Kebahagiaan hidup adalah dambaan setiap insan yang hidup di atas muka
bumi ini, merupakan tuntutan dalam sebuah masyarakat, serta sebuah pondasi
dasar untuk sebuah negeri. Upaya manusia dalam mencapai kebahagiaan juga
sangatlah beraneka ragam, berbagai pandangan manusia dalam memaknai
kebahagiaan. Namun, banyak kaum muslimin yang lalai bahwa sumber
kebahagiaan dan keamanan itu semuanya berakar dan bercabang dari keimanan
kepada Allah SWT. dan menauhidkan-Nya.

Seorang musyrik itu diserupakan dengan seseorang yang jatuh dari langit
ke bumi dan di tengah perjalanannya itu ia disergap burung-burung pemangsa
daging dan bangkai atau ia akan ditiup oleh angin kencang ke tempat yang jauh
yang tidak  mungkin dijangkau oleh mansuia.

14
DAFTAR PUSTAKA

3, D. P. (2022, Januari 11). Syirik adalah. Diambil kembali dari dosenpendidikan.co.id:


https://www.dosenpendidikan.co.id/syirik-adalah/

editor, T. (2019, juli 13). Ciri orang yang bertauhid. Diambil kembali dari abadikini.com:
https://www.abadikini.com/2019/07/13/6-ciri-orang-yang-benar-benar-
bertauhid/

Hasna, A. N. (2012, September 19). Hidup Bahagia Dengan Bertauhid. Diambil kembali
dari abunamira.wordpress.com:
https://abunamira.wordpress.com/2012/09/19/hidup-bahagia-dengan-
bertauhid/

Iko. (2021, Oktober 26). Ciri orang yang menyekutukan Allah. Diambil kembali dari
pinhome.id: https://www.pinhome.id/blog/contoh-orang-musyrik/

Maulida, D. (2017, Oktober 1). Tauhid Vs Syirik. Diambil kembali dari id.scribd.com:
https://id.scribd.com/document/360385385/Tauhid-vs-Syirik

Mukhadasin, M. (2013, November 26). Urgensi Tauhid. Diambil kembali dari


muadz.com: https://www.muadz.com/urgensi-tauhid/

RI, K. (2014, Desember 22). Dampak syirik bagi umat islam. Diambil kembali dari
kemhan.go.id: https://www.kemhan.go.id/renhan/2014/12/22/dampak-syirik-
bagi-umat-islam.html

Yuda, A. (2021, November 15). Macam-Macam Syirik dalam Islam. Diambil kembali dari
www.bola.com: https://www.bola.com/ragam/read/4710853/macam-macam-
syirik-dalam-islam-yang-wajib-dihindari-umat-muslim

Yulian Purnama, S. (2018, Oktober 13). Urgensi Tauhid. Diambil kembali dari
muslim.or.id: https://muslim.or.id/41194-urgensi-tauhid.html

15

Anda mungkin juga menyukai