Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan serta hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini
kami menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Tauhid dan Syirik.....................................................................................3
B. Macam-macam Tauhid dan Syirik..............................................................................3
C. Hidup Sengsara dengan Syirik...................................................................................4
D. Hidup Bahagia dengan Tauhid...................................................................................6
E. Profil Manusia Berbasis Tauhid dan Syirik................................................................10
F. Urgensi Tauhid yang Murni dan Istiqomah..............................................................12
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
Kesimpulan...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tauhid secara bahasa Arab merupakan bentuk masdar dari kata wahhada-
yuwahhidu, yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin
Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan
penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu
saja, kemudian baru menetapkannya”. Sedangkan pengertian secara istilah
tauhid ialah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar
dengan segala kekhususan-Nya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
Tauhid terbagi 3:
1. Tauhid Rububiyah
Mentauhidkan Allah dalam segala sesuatu perbuatan. Seperti
menciptakan dan mengatur alam semesta, menghidupkan dan
menghidupkan, mendatangkan bahaya dan manfaat, memberi rizki dll.
2. Tauhid Uluhiyah
Mengesakan Allah dalam beribadah. Seperti berdoa, bernadzar,
berkurban, sholat, puasa, zakat, haji, dll.
3. Tauhid Asma’ wassifat
Menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa
yang telah disifati oleh Allah untuk dirinya di dalam Al quran atau yang
3
telah ditetapkan oleh Rosulullah SAW. Di dalam assunnah yang shohih,
tanpa takwil yaitu menyelewengkan makna, tanpa tafwid menyerahkan
makna, tanpa tamtsil menyamakan dengan makhluk, dan tanpa tadhil.
Syirik terbagi 2:
1. Syirik Akbar (Besar)
Menjadikan selain daripada Allah SWT sebagai tujuan dalam
beribadah. Seperti menyembah berhala, binatang, bulan, matahari, batu,
gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia dll.
2. Syirik Asghar (Kecil)
Syirik asghar termasuk perbuatan dosa besar, tetapi masih terdapat
peluang diampuni Allah SWT jika pelakunya segera bertobat. Seperti
bersumpah dengan nama selain Allah SWT, memakai jimat, mantra, sihir,
peramalan, dukun, riya, bernadzar kepada selain Allah (Yuda, 2021).
4
2. Sumber dari segala ketakutan dan kecemasan
Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan
mempercayai kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia
menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah
dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan,
putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan
banyak terjadi.
Allah berfirman: “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang
kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu.
Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat
tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151)
3. Menyebabkan pelakunya kekal di dalam neraka
Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di
akhirat menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah
Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolong
pun”. (Al-Maidah: 72) (RI, 2014).
4. Sulit menerima kebenaran
Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah telah mengunci hati dan
pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan
mendapat adzab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik
yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir,
ketertutupan hati orang syirik itu lantaran dari sifat kesombongan dan
penentangannya terhadap kebenaran yang disampaikan kepadanya. Orang-
orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah diberi peringatan atau tidak
sama saja bagi mereka, karena hati mereka buta.
5
5. Munculnya perasaan bimbang dan ragu
Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah
perasaan bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang
menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang, merasa
tidak puas dengan harta, jabatan yang mereka miliki.
6. Hanya akan memperoleh kesenangan sementara
Kesenangan hidup di dunia yang diperoleh orang-orang musyrik
sifatnya sementara, di akhirat kelak akan mendapatkan siksa yang pedih.
Meskipun ketika hidup di dunia mereka dalam keadaan miskin dan
sengsara, lebih-lebih jika mereka kaya, bagi mereka hal itu tetap
merupakan keuntungan dan kesenangan karena mereka mengikuti hawa
nafsunya (3, 2022).
Kebahagiaan hidup adalah dambaan setiap insan yang hidup di atas muka
bumi ini, merupakan tuntutan dalam sebuah masyarakat, serta sebuah pondasi
dasar untuk sebuah negeri. Upaya manusia dalam mencapai kebahagiaan juga
sangatlah beraneka ragam, berbagai pandangan manusia dalam memaknai
kebahagiaan. Namun, banyak kaum muslimin yang lalai bahwa sumber
kebahagiaan dan keamanan itu semuanya berakar dan bercabang dari keimanan
kepada Allah SWT. dan menauhidkan-Nya.
6
Berikut beberapa keutamaan orang yang bertauhid dan memurnikan
ibadahnya hanya untuk Allah agar seorang hamba merenungi keindahan dan
kebahagian hidup dengan bertauhid.
7
6. Tauhid adalah syarat untuk keamanan suatu negeri. Bahkan, tidak
akan tercipta keamanan dalam suatu negeri tanpa membersihkan
segala jenis kesyirikan dan memurnikan ibadah hanya kepada Allah.
8
bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya dan kalimat-Nya yang
Dia sampaikan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan bahwa surga
adalah benar adanya juga neraka adalah benar adanya, Allah pasti
memasukkan dia ke dalam surga betapapun amal yang telah dia
perbuat.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari ‘Ubâdah
bin Ash-Shâmit radhiyallâhu ‘anhu]
10. Tauhid adalah sebab pengampunan dosa yang terkuat. Allah SWT
memerintah kepada Nabi-Nya untuk memohon ampunan setelah tugas
mengetahui tauhid, Allah berfirman: “Maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya tidak ada ilah ‘sembahan’ (yang berhak diibadahi),
kecuali Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu serta bagi (dosa)
orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan.”[Muhammad: 19]
9
orang yang berucap ‘Lâ Ilâha Illallâh’ dengan keikhlasan dari
dirinya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry]
10
Tema perumpaman di atas, yaitu tauhid dan syirik merupakan persoalan
yang mendapat perhatian semua agama. Keduanya itu diserupakan dengan
langit dan jatuh darinya.
Di dalam ayat ini tauhid diserupakan dengan langit dan syirik diserupakan
dengan jatuh dari langit yang memiliki matahari, bulan dan bintang yang
merupakan sumber cahaya, sinar dan keberkahan. Di samping itu bahwa langit
itu sendiri memiliki keindahan dan keagungan tertentu. Tauhid merupakan
sumber cahaya dan keagungan Tuhan dan mendatangkan keberkahan dan sinar
penerang bagi monoteisme. Adapun syirik sebagaimana jatuh dari langit
tauhid.
11
ditiup oleh angin kencang ke tempat yang jauh yang tidak mungkin dijangkau
oleh manusia.
Sesuatu yang harus dipegang teguh (istiqamah) tentu memiliki nilai dan
urgensi yang sangat penting, karena itu maka Aqidah Tauhid memiliki
beberapa keutamaan dan peranan yang sangat penting yang harus dipegang
teguh sampai Allah mewafatkan kita.
12
merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki dan di akhirat mereka aman
dari siksa yang pedih. Dengan bertauhid, seseorang akan mendapat
petunjuk Allah untuk melakukan kebaikan-kebaikan berikutnya yang tidak
didapatkan orang-orang yang menyekutukan-Nya.
7. Kunci masuk surga. Tauhid adalah kunci masuk surga. Tanpa tauhid,
seseorang tak bisa memasukinya. Sebaliknya, sebanyak apa pun dosa
seseorang, jika ia bertauhid kepada Allah, niscaya ia akan masuk surga
meskipun terlebih dahulu harus mempertanggungjawabkan doa-dosa yang
belum mendapat ampunan. Ketika dosanya Allah ampuni, ia akan masuk
surga dan abadi di sana.
8. Kunci ampunan Allah. Seseorang yang meninggal dalam kondisi
bertauhid tanpa menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dosa-dosanya
akan Allah ampuni. Meskipun dosa itu sebesar langit dan bumi.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tauhid secara bahasa Arab merupakan bentuk masdar dari kata wahhada-
yuwahhidu, yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syirik berasal dari kata
syarika yang berarti: berserikat, bersekutu, mencampurkan dua atau lebih benda,
hal yang tidak sama seolah-olah sama. Syirik adalah sebesar-besarnya dosa yang
wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan
kerusakan dan bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kebahagiaan hidup adalah dambaan setiap insan yang hidup di atas muka
bumi ini, merupakan tuntutan dalam sebuah masyarakat, serta sebuah pondasi
dasar untuk sebuah negeri. Upaya manusia dalam mencapai kebahagiaan juga
sangatlah beraneka ragam, berbagai pandangan manusia dalam memaknai
kebahagiaan. Namun, banyak kaum muslimin yang lalai bahwa sumber
kebahagiaan dan keamanan itu semuanya berakar dan bercabang dari keimanan
kepada Allah SWT. dan menauhidkan-Nya.
Seorang musyrik itu diserupakan dengan seseorang yang jatuh dari langit
ke bumi dan di tengah perjalanannya itu ia disergap burung-burung pemangsa
daging dan bangkai atau ia akan ditiup oleh angin kencang ke tempat yang jauh
yang tidak mungkin dijangkau oleh mansuia.
14
DAFTAR PUSTAKA
editor, T. (2019, juli 13). Ciri orang yang bertauhid. Diambil kembali dari abadikini.com:
https://www.abadikini.com/2019/07/13/6-ciri-orang-yang-benar-benar-
bertauhid/
Hasna, A. N. (2012, September 19). Hidup Bahagia Dengan Bertauhid. Diambil kembali
dari abunamira.wordpress.com:
https://abunamira.wordpress.com/2012/09/19/hidup-bahagia-dengan-
bertauhid/
Iko. (2021, Oktober 26). Ciri orang yang menyekutukan Allah. Diambil kembali dari
pinhome.id: https://www.pinhome.id/blog/contoh-orang-musyrik/
Maulida, D. (2017, Oktober 1). Tauhid Vs Syirik. Diambil kembali dari id.scribd.com:
https://id.scribd.com/document/360385385/Tauhid-vs-Syirik
RI, K. (2014, Desember 22). Dampak syirik bagi umat islam. Diambil kembali dari
kemhan.go.id: https://www.kemhan.go.id/renhan/2014/12/22/dampak-syirik-
bagi-umat-islam.html
Yuda, A. (2021, November 15). Macam-Macam Syirik dalam Islam. Diambil kembali dari
www.bola.com: https://www.bola.com/ragam/read/4710853/macam-macam-
syirik-dalam-islam-yang-wajib-dihindari-umat-muslim
Yulian Purnama, S. (2018, Oktober 13). Urgensi Tauhid. Diambil kembali dari
muslim.or.id: https://muslim.or.id/41194-urgensi-tauhid.html
15