Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ILMU TAUHID

KUFUR DAN YANG BERKAITANNYA

Disusun untuk memnuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tauhid

yang diampu oleh Bapak Drs. H. Karsidi Diningrat, M. Ag.

Disusun oleh :

Reyditha Amelia (1224020128)

Rian Permana (1224020129)

Shilvia Agustiani (1224020143)

Siti Aisyah (1224020144)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1. 3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1
1. 4 Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kufur ........................................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Kufur ........................................................................................................... 4
2.3 Perbedaan Kufur Besar dan Kufur Kecil..................................................................... 10
2.4 Faktor-Faktor Penyebab Kufur ................................................................................... 11
2.5 Sebab Kufurnya Seseorang ......................................................................................... 12
2.6 Perbandingan Iman dan Kufr ...................................................................................... 13
2.7 Ciri-Ciri Kufr............................................................................................................... 15
BAB III.................................................................................................................................... 19
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur selalu penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun tugas Makalah
Ilmu Tauhid dengan judul Kufur dan yang berkaitannya.
Penulis selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H.
Karsidi Diningrat, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Tauhid yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Makalah Kufur dan yang
berkaitannya ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Ilmu Tauhid.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah di masa yang akan datang.

Bandung, 25 April 2023

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Islam merupakan agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw., agama
ini turun dimuka bumi kurang lebih empat belas abad yang lalu ditengah hiruk pikuk
kejahiliyahan masyarakat jazirah arab pada saat itu yang menyembah berhala.
Ketika Nabi Muhammad Saw. datang membawa risalah kenabian, banyak pro
kontra dimasyarakat jazirah Arab. Namun dari klasifikasi turunnya ayat Al-Qur’an
dapat diketahui bahwa periode Nabi di Makkah merupakan periode pengenalan
masyarakat arab terhadap kebenaran Islam, sosok Tuhan yang paling pantas disembah,
sedangkan periode Madinah merupakan periode perluasan dakwah dan penyusunan
norma-norma dan aturan-aturan kemayarakatan hal ini dibuktikan banyaknya ayat-ayat
muamalah yang turun di Madinah.
Periode Nabi Muhammad Saw. di Makkah berdakwah dalam sejarah tidak
ditemui istilah kaum munafikin yang merongrong Islam dari dalam namun hanya
ditemui sisi permusuhan dan perlawanan kafir Quraisy, oleh karena itu adanya sifat
kufur, nifaq, syirik serta iman lebih banyak ditemui dalam sejarah saat dakwah sudah
memasuki periode Madinah. Untuk itu penulis akan membahas mengenai Kufur dan
hal-hal yang berkaitannya.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kufur?
2. Apa saja jenis-jenis kufur?
3. Apa perbedaan kufur besar dan kufur kecil?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab kufur?
5. Apa saja sebab kufurnya seseorang?
6. Apa itu perbandingan iman dan kufur?
7. Apa saja ciri-ciri kufur?

1. 3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kufur.
2. Untuk mengetahui saja jenis-jenis kufur.

1
3. Untuk mengetahui perbedaan kufur besar dan kufur kecil.
4. Untuk mengetahui saja faktor-faktor penyebab kufur.
5. Untuk mengetahui saja sebab kufurnya seseorang.
6. Untuk mengetahui itu perbandingan iman dan kufur.
7. Untuk mengetahui saja ciri-ciri kufur.

1. 4 Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun agar mampu memberikan manfaat kepada pembaca sehingga dapat
menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan serta dapat mengambil ibrah dan
senantiasa menjaga keimanan kita sebagai muslim juga untuk pelajaran dimasa kini dan
yang akan datang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kufur


Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’, kufur adalah
tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak
mendustakannya. Kata kufur atau kafir mempunyai lebih dari satu arti. Kufur dalam
banyak pengertian sering diantagoniskan atau sebagai keadaan yang berlawanan
dengan iman. Adapun yang dimaksud kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan
tidak beriman kepada Allah Swt. Maka orang yang kufur atau kafir adalah orang
yang tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah baik orang tersebut bertuhan
selain Allah maupun tidak bertuhan, seperti paham komunis (ateis).
Kufr dalam bahasa arab ialah kafara – yakfuru – kufr yang berarti menutupi,
melepaskan diri, ‘denda’ karena melanggar salah satu ketentuan Allah. Di dalam al-
Qur’an, kata Kufr dan seasal dengannya disebut 525 kali. Secara istilah (terminology)
para ulama tidak setuju dalam menetapkan batasan-batasan Kufr tersebut di atas, tetapi
Kufr diartikan dengan pendustaan terhadap Rasulullah saw. dan ajaran-ajaran beliau.
Inilah batasan yang paling umum dan sering terpakai dalam buku-buku akidah,
khususnya lagi yang beraliran Ahlu sunnah wa al-Jama‘ah dan lebih khususnya aliran
Asy‘ariah. Terkadang Kufr berarti menutup-nutupi nikmat Tuhan atau tidak berterima
kasih atas nikmat yang diperoleh dalam hidup ini.
Kekafiran jelas sangat bertentangan dengan akidah Islam atau tauhid
mengenai kepercayaan dan keimanan atau keyakinan akan adanya Allah Swt. Orang
kafir, sering melakukan bantahan terhadap ketentuan-ketentuan syariat Allah atau
menentang AllahSwt. Mereka selau beupaya agar Islam dan kepercayaannya lenyap
dari permukaan bumi dengan berbagai jalan.
Dengan demikian, kufur merupakan keadaan di mana seseorang tidak
mengikuti ketentuan-ketentuan syariat yang telah digariskan oleh Allah Swt. Oleh
sebab itu, kufur mempunyai lubang-lubang yang kalau tidak hati-hati seorang
manusia akan terjerumus ke dalam lubang yang menyesatkan, seperti syirik, nifak,
mjurtad, tidak mau bersyukur, dan sebagainya.
Allah berfirman dalam Surah Al-Bayyinah ayat 1.

3
)١( ُ‫ب َو ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ ُم ْنفَ ِ ِّكيْنَ َحتّٰى تَأْتِيَ ُه ُم ْالبَيِِّنَة‬
ِ ‫لَ ْم يَ ُك ِن الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا ِم ْن اَ ْه ِل ْال ِك ٰت‬

Artinya:
“Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik
tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka
bukti yang nyata."

2.2 Jenis-Jenis Kufur


Ayat-ayat awal Surat Al-Baqarah menyinggung orang kafir yang dihadapi oleh
Nabi Muhammad SAW. Surat Al-Baqarah ayat 6-7 menjelaskan bahwa orang kafir
tidak akan beriman meski diperingatkan atau tidak oleh nabi Muhammad. Pasalnya,
Allah telah menutup hati mereka. Pendengaran dan penglihatan mereka juga terhalang.
Dalam menjelaskan Surat Al-Baqarah ayat 6, Imam Al-Baghowi dalam
tafsirnya Ma’alimut Tanzil menyebut jenis-jenis kufur, yaitu:
1. Kufur/kafir al-ingkar.
Kufur ingkar adalah kekafiran orang yang tidak mengenal Allah dan tidak
mengakui-Nya sama sekali. Ini mengingkari Allah dengan lisan, tindakan, tidak
mengenal ketauhidan. Kufr yang mengingkari secara lahir dan batin, Rasul-rasul-
Nya serta ajaran yang dibawanya (Rasulullah saw.). Mereka menolak hal-hal yang
bersifat gaib dan mengingkari eksistensi Allah sebagai zat pencipta, pemelihara,
dan pengatur alam ini. Ciri yang sangat menonjol dari orang-orang Kufr jenis ini
adalah orientasi mereka yang hanya terfokus pada dunia saja. Seluruh waktu,
tenaga, fikiran, dan umur mereka dihabiskan untuk mencari kenikmatan dunia.
2. Kufur/kafir juhud.
Kufur juhud adalah Kufr yang membenarkan dengan hati akan adanya Allah dan
Rasul-rasul-Nya serta ajaran yang dibawanya, tetapi tidak mau mengikrarkan
kebenaran yang diakuinya itu dengan lisan. Ciri yang sangat menonjol dari orang
Kufr jenis ini adalah penolakan itu semata-mata berlandaskan atas kesombongan,
keangkuhan, kedengkian dan semacamnya, meskipun dalam hati si pengikar, hal
ini diingkari dan ditolaknya itu dia yakni atau, paling tidak dia ketahui akan
kebenarannya.
3. Kufur/kafir al-mua’nadat.

4
Kufur inad adalah kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya,
mengakui-Nya secara lisan, tetapi enggan memeluk agama-Nya. Mereka yang
masuk dalam kategori kufur ini adalah salah satunya adalah Abu Thalib. Abu
Thalib pernah mengatakan, “Aku tahu bahwa agama (yang disampaikan)
Muhammad adalah sebaik-baik agama manusia. Kalau tidak ada hinaan dan
menghindari cacian, kau akan mendapatiku toleran jelas dengan itu.”
4. Kufur/kafir an-nifaq
Kufur nifaq adalah kekafiran orang yang mengikrarkan Islam secara lisan, tetapi
batinnya tidak mengakuinya. Kufr yang secara lahiriah tampaknya beriman, tetapi
batinnya mengingkari Allah, orang-orang ini disebut munafik. Di antar ciri ciri
orang munafik adalah berkepribadian goyah dan tidak memiliki pendirian tetap,
khususnya dalam bidang akidah. Meraka adalah orang-orang yang hidup dalam
suasana kebimbangan, ketidak pastian, dan kegelisahan. Mereka yang masuk
dalam kategori kufur ini adalah sebagian Yahudi Madinah seperti keterangan Al-
Baqarah ayat 8 dan seterusnya.

ُ‫اح ٍد ِم ْن َها ََل يُ ْغف َُر لَه‬


ِ ‫َّللاَ تَ َعالَى ِب َو‬
َّ ‫ي‬ َ ‫س َوا ٌء ِفي أَ َّن َم ْن لَ ِق‬
َ ِ‫َو َج ِمي ُع َه ِذ ِه ْاْل َ ْن َواع‬

Artinya, “Orang yang mati dalam keadaan salah satu dari empat jenis kafir ini tidak
akan diampuni.” (Al-Baghowi, Ma’alimut Tanzil).

Adapun orang beriman yang masuk ke dalam kategori kufur nikmat, memiliki salah
satu sifat dari tiga tanda orang munafik (seperti disebutkan dalam hadits, yaitu
berdusta, berkhianat, dan mengingkari janji), atau orang Islam yang melakukan
dosa besar tidak tergolong ke dalam kategori kufur, menurut aqidah Ahlussunnah
wal Jamaah (Aswaja).

Namun demikian, dalam pandangan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, orang kafir
dalam masa transisi kerasulan atau ahli fatrah di masa kekosongan rasul tidak akan
mendapat siksa dari Allah sebagaimana keterangan Surat Al-Isra ayat 15. Tetapi,
adabnya kita harus berinteraksi dengan baik kepada mereka yang termasuk ke
dalam empat kategori kafir ini.

5
5. Kufur ni’mah
Kufr Ni’mah adalah salah satu jenis Kufr yang tidak menyebabkan seseorang
keluar dari Islam, namun keKufran semacam ini pun mendapat ancaman siksaan
yang sangat pedih dari Allah. Kufr ni’mah merupakan penyalagunaan nikmat-
nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka.
6. Kufur syirik
Kufr ini adalah jenis kekufran yang menodai sifat yang paling esensial bagi Allah,
yakni keesaan, yang merusak kemahasempurnaan Allah. Meskipun mereka tidak
mengingkari eksistensi Allah sebagai pencipta alam ini, mereka mempercayai
banyak tuhan dan menggantungkan nasibnya kepada tuhan-tuhan itu. Praktek
syirik bisa berbentuk amalan qalb bisa juga berupa perbuatan anggota badan.

Kufur juga terbagi ke dalam 2 macam, yaitu:


1. Kufur Besar
Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur besar ada lima
macam, yaitu sebagai berikut.
a. Kufur karena mendustakan
Firmal Allah Swt.:

ۗ ‫ق لَ َّما َج ۤا َء ٗه‬
ِ ِّ ‫ب ِب ْال َح‬
َ َّ‫َّللا َك ِذبًا اَ ْو َكذ‬ ْ َ‫َو َم ْن ا‬
َ ‫ظلَ ُم ِم َّم ِن ا ْفت َٰرى‬
ِ ّٰ ‫علَى‬
َ‫ْس فِ ْي َج َهنَّ َم َمثْ ًوى ِلِّ ْل ٰك ِف ِريْن‬
َ ‫اَلَي‬

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan


dusta terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang
kepadanya? Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-
orang yang kafir?” [Al-Ankabut/29: 68]

b. Kufur karena enggan dan sombong, padahal membenarkan.


Firman Allah Swt.:

َ‫يس أَبَ ٰى َوا ْستَ ْكبَ َر َو َكانَ ِمنَ ْالكَافِ ِرين‬ َ َ‫َوإِ ْذ قُ ْلنَا ِل ْل َم ََلئِ َك ِة ا ْس ُجدُوا ِِلدَ َم ف‬
َ ‫س َجدُوا إِ ََّل إِ ْب ِل‬

6
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah
kamu kepada Adam’. Lalu mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak
dan adalah ia termasuk orang-orang kafir” [Al-Baqarah/2: 34]

c. Kufur karena ragu


Firman Allah Swt.:

.‫ظ ُّن أَ ْن تَبِيدَ ٰ َه ِذ ِه أَبَدًا‬


ُ َ‫ظا ِل ٌم ِلنَ ْف ِس ِه قَا َل َما أ‬
َ ‫َودَ َخ َل َجنَّتَهُ َوه َُو‬
.‫عةَ قَائِ َمةً َولَئِ ْن ُر ِددْتُ ِإلَ ٰى َربِِّي َْل َ ِجدَ َّن َخي ًْرا ِم ْن َها ُم ْنقَلَبًا‬ ُ َ‫َو َما أ‬
َ ‫ظ ُّن السَّا‬
.‫س َّواكَ َر ُج ًَل‬ ْ ُ‫ب ث ُ َّم ِم ْن ن‬
َ ‫طفَ ٍة ث ُ َّم‬ ٍ ‫احبُهُ َوه َُو يُ َحا ِو ُرهُ أَ َكف َْرتَ ِبالَّذِي َخلَقَكَ ِم ْن ت ُ َرا‬
ِ ‫ص‬ َ ُ‫قَا َل لَه‬
َّ ‫ٰلَ ِكنَّا ه َُو‬
.‫َّللاُ َر ِبِّي َو ََل أ ُ ْش ِركُ ِب َر ِبِّي أَ َحدًا‬

“Dan ia memasuki kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri; ia


berkata, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak
mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan
kepada Rabbku, niscaya akan kudapati tempat kembali yang baik” Temannya
(yang mukmin) berkata kepadanya, ‘Apakah engkau kafir kepada (Rabb) yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu seorang laki-laki? Tapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah
Rabbku dan aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun”
[Al-Kahfi/18: 35-38]

d. Kufur karena berpaling


Firman Allah Swt.:

َ‫ع َّما أ ُ ْنذ ُِروا ُم ْع ِرضُون‬


َ ‫َوالَّذِينَ َكف َُروا‬

“Dan orang-orang itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada


mereka” [Al-Ahqaf/46: 3]

e. Kufur karena nifaq


Firman Allah Swt.:

7
َ‫ع ٰلى قُلُ ْوبِ ِه ْم فَ ُه ْم ََل يَ ْفقَ ُه ْون‬ ُ َ‫ٰذلِكَ بِاَنَّ ُه ْم ٰا َمنُ ْوا ث ُ َّم َكف َُر ْوا ف‬
َ ‫طبِ َع‬

“Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu kafir
(secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak
dapat mengerti” [Al-Munafiqun/63: 3]

2. Kufur Kecil
Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam,
dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat
kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya.

َ‫َّللا ث ُ َّم يُ ْن ِك ُر ْونَ َها َواَ ْكثَ ُر ُه ُم ْال ٰك ِف ُر ْون‬


ِ ّٰ َ‫يَ ْع ِرفُ ْونَ نِ ْع َمت‬

“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan


kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir” [An-Nahl/16: 83]

Termasuk juga membunuh orang muslim, sebagaimana yang disebutkan dalam


sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫وق َوقِتَالُهُ ُك ْف ٌر‬


ٌ ‫س‬ُ ُ‫اب ْال ُم ْس ِل ِم ف‬
ُ َ‫ِسب‬

“Mencaci orang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu
kekufuran” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]

Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫ض‬ َ َ‫ض ُك ْم ِرق‬


ٍ ‫اب بَ ْع‬ ُ ‫ب بَ ْع‬ ً َّ‫ََل ت َْرتَدُّوا بَ ْعدِي ُكف‬
ُ ‫ارا يَض ِْر‬

“Janganlah kalian sepeninggalku kembali lagi menjadi orang-orang kafir, sebagian


kalian memenggel leher sebagian yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]

8
Termasuk juga bersumpah dengan nama selain Allah.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

‫َّللا فَقَ ْد َكف ََر أَ ْو أَ ْش َر‬ َ َ‫َم ْن َحل‬


ِ َّ ‫ف ِبغَي ِْر‬

“Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur
atau syirik” [At-Tirmidzi dan dihasankannya, serta dishahihkan oleh Al-Hakim]

Yang demikian itu karena Allah tetap menjadikan para pelaku dosa sebagai orang-
orang mukmin. Allah berfirman.

‫اص فِى ْالقَتْ ٰل ۗى‬


ُ ‫ص‬َ ‫علَ ْي ُك ُم ْال ِق‬ َ ِ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُكت‬
َ ‫ب‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenan dengan
orang-orang yang dibunuh” [Al-Baqarah/2 : 178]

Allah tidak mengeluarkan orang yang membunuh dari golongan orang-orang


beriman, bahkan menjadikannya sebagai saudara bagi wali yang (berhak
melakukan) qishash.

Qishash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishash itu tidak dilakukan bila
yang membunuh mendapat pemaafan dari ahlis waris yang terbunuh yaitu dengan
membayar diat (ganti rugi) yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik,
umpanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh
hendaknya membayar dengan baik, umpanya dengan tidak menangguh-
nagguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Allah menjelaskan hukum-hukum
ini membunuh yang bukan si pembunuh atau membunuh si pembunuh setelah
menerima diat maka terhadapnya di dunia di ambil qishah dan di akhirat dia
mendapat siksa yang pedih.

Allah berfirman:
‫ان‬
ٍ ‫س‬َ ْ‫ف َواَ َد ۤا ٌء اِلَ ْي ِه ِباِح‬
ِ ‫ش ْي ٌء فَا ِت ِّ َباعٌ ۢ ِب ْال َم ْع ُر ْو‬
َ ‫ي لَهٗ ِم ْن اَ ِخ ْي ِه‬ ُ ‫فَ َم ْن‬
َ ‫ع ِف‬

9
“Maka barangsiapa mendapat suatu pemaafan dari saudarnya, hendaklah (yang
memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af)
membayar (diat) kepada yangmemberi maaf dengan cara yang baik (pula)” [Al-
Baqarah/2: 178]

Yang dimaksud dengan saudara dalam ayat di atas –tanpa diargukan lagi- adalah
saudara seagama, berdasarkan firman Allah.

‫علَى ْاَلُ ْخ ٰرى فَقَاتِلُوا الَّتِ ْي‬ َ ‫َت اِحْ ٰدى ُه َما‬ ْ ‫ص ِل ُح ْوا بَ ْينَ ُه َم ۚا فَا ۢ ِْن بَغ‬
ْ َ ‫ط ۤا ِٕىفَ ٰت ِن ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ ا ْقتَتَلُ ْوا فَا‬ َ ‫َوا ِْن‬
ٰٓ
ِ ‫َّللاَ ي ُِحبُّ ْال ُم ْقس‬
َ‫ِطيْن‬ ُ ‫ص ِل ُح ْوا بَ ْينَ ُه َما ِب ْال َع ْد ِل َواَ ْق ِس‬
ّٰ ‫ط ْوا ۗا َِّن‬ ْ َ ‫ت َفا‬ ِ ّٰ ‫تَ ْب ِغ ْي َحتّٰى تَ ِف ۤ ْي َء ا ِٰلى اَ ْم ِر‬
ْ ‫َّللا ۖ َفا ِْن َف ۤا َء‬
َ‫َّللاَ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُم ْون‬ ْ َ ‫– اِنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ ا ِْخ َوة ٌ فَا‬
ّٰ ‫ص ِل ُح ْوا بَيْنَ اَخ ََو ْي ُك ْم َواتَّقُوا‬
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat
aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah, jika golongan itu
telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan
adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang berlaku adil.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat” [Al-Hujurat/49: 9-10]

2.3 Perbedaan Kufur Besar dan Kufur Kecil


1. Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menghapuskan
(pahala) amalnya, sedangkan kufur kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari
agama Islam, juga tidak menghapuskan (pahala)nya sesuai dengan kadar
kekufurannya, dan pelakunya tetap dihadapkan dengan ancaman.
2. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal dalam neraka, sedankan kufur kecil, jika
pelakunya masuk neraka maka ia tidak kekal di dalamnya, dan bisa saja Allah
memberikan ampunan kepada pelakunya, sehingga ia tiada masuk neraka sama
sekali.
3. Kufur besar menjadikan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan kufur kecil
tidak demikian.

10
4. Kufur besar mengharuskan adanya permusuhan yang sesungguhnya, antara
pelakunya dengan orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin tidak boleh
mencintai dan setia kepadanya, betapun ia adalah keluarga terdekat. Adapun kufur
kecil, maka ia tidak melarang secara mutlak adanya kesetiaan, tetapi pelakunya
dicintai dan diberi kesetiaan sesuai dengan kadar keimananny, dan dibenci serta
dimusuhi sesuai dengan kemaksiatannya.

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Kufur


1. Faktor Internal
a. Kepicikan dan kebodohan
Kepicikan dan kebodohan merupakan penyebab manusia mengingkari
Allah Swt., ini mungkin bisa disebabkan belum sampainya risalah ketauhidan
seorang secara naluriah, kurangnya mengenal Allah Swt. disebabkan
kondisi yang mengitarinya tidak mendukung. Selain itu ada juga yang tidak
mengenal Allah Swt. bukan karena belum tersampainya risalah ketauhidan
namun karenan ketidakmauannya mentaati Allah Swt.
b. Kesombongan dan keangkuhan
Kesombongan dan keangkuhan telah membawa sifat ekslusif yang
memandang dirinya lebih dari yang lain, keadaan ini mendorong sifat egoistis
dan dapat menjerumuskan seseorang ke lembah kekafiran.
c. Keputusasaan dalam hidup
Keputusasaan dapat menjadikan seseorang merasa rendah diri, bersifat tidak
optimis memandang sebuah kehidupan dan mendorong seseorang untuk ingkar
kepada Allah Swt.
d. Kesuksesan dan kesenangan dunia
Kesuksesan dan kesenangan dunia dapat dipahami dari dua sisi, satu sisi
manusia bisa bersyukur atas nikmat-nikmat Allah Swt., di lain pihak bisa
menjadi kufur iman akan nikmat yang diberikan Allah Swt.

2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan

11
Faktor ini sangat besar pengaruhnya bahkan dominan dalam menentukan
aqidah seseorang, lingkungan yang kurang baik menghasilkan pembakangan
dan penolakan apriori terhadap kebenaran.
b. Faktor kemiskinan arah politik dan budaya.
Faktor ini menentukan bagaimana karakter keimanan seseorang. Dewasa ini
dapat dilihat bagaimana kondisi lingkunga sulitnya lapangan pekerjaan
dan budaya malas telah membawa kepada kemiskinan, yang dari
sini akan mempengaruhi perpolitikan dan budaya bangsa.

2.5 Sebab Kufurnya Seseorang


Hal-hal yang mengotori seseorang antara lain:
1. Nifak
Menampakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung didalam hati.
Orang nifak disebut Munafik. Nifak dibagi menjadi dua yaitu : bertalian dengan
aqidah dan bertalian dengan perkataan dan perbuatan Didalam surat At-Taubah
ayat 68 “Allah telah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan peremuan dan
orang-orang kafir dengan neraka jahanan, mereka kekal didalamnya, cukuplah bagi
mereka. dan Allah melaknati mereka dan bagi mereka azab yang kekal.Tanda-
tanda munafik berbicara dusta, berjanji mengingkari, dan dipercaya berkhianat.
2. Syirik
Pekerjaan syirik menyekutukan Allah dengan ucapan dan perbuatan. Orang yang
telah syirik di sebut Musyrik, syirik dibagi menjadi dua Syirik jali terang-terangan
dan syirik khofi samar-samar. Syirik jali disebut juga dengan syirik akbar (besar)
syirik terang-terangan mempersekutukan tuhan dan syirik khofi disebut syirik kecil
atau syirik tersembunyi yakni melakukan amalan-amalan keagamaan bukan
berdasar keichlasan. Syirik khofi disebut juga ria seorang melakukan perbuatan
untuk dilihat dan dipuji orang. Dalam hadits dijelaskan “ Barangsiapa yang
mendidirkan sholat karena ria maka ia telah berbuat syirik, barangsiapa yang
berpuasa karena ria maka ia telah berbuat syirik dan barang siapa yang bersedekah
karena ria maka ia telah berbuat syirik.
3. Dosa besar

12
Dosa besar meliputi, membunuh, berbuat zina, bunuh diri dan minum khomer.
Durhaka kepada kedua orang tua. Dosa kecil bila dilakukan terus menerus sangat
berpotensi menjadi dosa besar. karena seorang muslim yang sempurna berusaha
menghindar dari dosa-dosa kecil.Dosa adalah suatu perbuatan yang dikerjakan
tetapi bila pekerjaan itu diketahui orang lain mengakibatkan yang mengerjakan
merasa malu dan menimbulkan kegelisahan yang mendalam, dosa merupakan
prilaku yang menyimpang dari aturan-aturan agamaa Allah. Ganjaran perbuatan
dosa disamping akan mendapatkan sangsi di akhirat, juga sangsi di dunia seprti
kegelisahan tampa sebab yang pasti, musibah yang beruntun, penyakit yang tidak
kunjung sembuh.
4. Murtad
Murtad adalah seseorang yang pindah agama yaitu dari agama islam keagama lain,
murtad juga merupakan dosa yang sangat besar, karena keimanan kepada Allah
swt. telah hilang sehingga ia memilih alternative lain yaitu dengan berpindah
agama, murtad salah satu bentuk tidak percayaan atas segala bentuk apapun yang
telah diturunkan oleh Allah swt. sebab yang melatar belakangi seseorang yang
murtad adalah keimanan tidak kuat serta didorong dengan kemiskinan dengan
mempertimbangkan agama islam dengan agama lain. Yang mendorong seseorang
murtad dikarenakan tidak teguhnya pendirian terhadap keyakinannya.

2.6 Perbandingan Iman dan Kufr


Dalam agama Islam, adanya kepercayaan harus mendorong pemeluknya dengan
keyakinan dan kesadarannya untuk berbuat baik dan menjauhi larangan Tuhan. Oleh
sebab itu, seseorang baru dianggap sempurna Imannya apabila betul-betul telah
diyakinkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Artinya dengan keimanan yang ada pada diri manusia pastilah meraka akan berusaha
untuk membangun amal saleh berdasarkan dengan apa yang telah dicontohkan atau
diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Sedangkan Kufr adalah orang yang mengingkari
Tauhid, kenabian, Ma’ad, atau ragu terhadap kejadiannya, atau mengingkari pesan dan
hukum para nabi yang sudah diketahui kedatangannya dari sisi Allah swt., artinya
bahwa Kufr memanglah sifat yang bertentangan dengan Iman, karena dengan
mempercayainya adalah beriman sedangkan dengan mengingkarinya adalah Kufr

13
Manurut Al-Wasit perbandingan antara Iman dan Kufr ibarat dunia dan akhirat,
maksudnya perbandingan Iman dan Kufr ibarat dunia dan akhirat adalah keadaan Iman
sangatlah berbeda dengan Kufr sebab iman merupakan sesuatu yang diperintahkan
Allah kepada manusia sedangkan Kufr merupakan sesuatu yang dilarang Allah dan
harus dijauhi. Iman merupakan kenikamatan akhirat walaupun di dunia cenderung
sengsara, sebaliknya Kufr menganggap dunia adalah surganya walaupun tidak semua
orang Kufr merasakan kenikmatannya namun mereka sama saja yaitu tidak percaya
adanya akhirat. Dalam ilmu kalam perbandingan tentang iman dan Kufr berlawanan
arti dan perbuatan. Jika iman adalah percaya atau membenarkan adanya Tuhan beserta
seluruh kekuasaan-Nya., maka Kufr merupakan arti yang sebaliknya yang tidak percaya
atau membenarkan adanya Tuhan.
Orang Kufr selalu melakukan bantahan ketentuan syariat Allah swt., mereka
selalu berdaya upaya agar islam dan kepercayaannya lenyap dari permukaan bumi. Hal
ini terjaadi karena keadaan hati yang rusak yang tidak mau menerima kebenaran Allah
dan ketentuaannya. Dalam diri manusia yang tidak terdapat iman sehinnga dapat
mengakibatkan keKufran, dengan demikian Kufr merupakan keadaan dimana
seseorang tidak mengikuti ketentuan-ketentuan syariat yang telah digariskan Allah
swt., oleh sebab itu Kufr memiliki hubungan dengan syirik, nifak, murtad, dan tidak
bersyukur.
Sifat –sifat diatas hendaklah seseorang jauhi sebab apabila sifat diatas melekat
pada diri seseorang, maka orang tersebut akan tergolong orang-orang yang Kufr.
Dengan penuh keimanan yang berpengang teguh pada hukum Allah swt. dan senantiasa
menjauhu sifat-sifat diatas. Adapun bebarapa contoh tentang perbandiangan iman dan
Kufr:
1. Rubbubiyyah adalah sifat mentauhidkan Allah swt. dan beri’tikad bahwa Allah
swt. adalah Tuhan yang menciptakan alam, memilikinya, segala galanya di bawah
pengetahuan, kehendak dan kebijaksanaan-Nya yang tak terhingga. Dengan
mengingkari bahwa makhluk itu ciptaan Allah swt., menganggap Allah tidak tahu
terhadap makhluk setelah dijadikan-Nya, menganggap adanya rezeki yang bukan
dari Allah swt., dan menganggap sifat itu dipunyai juga oleh yang lain dari pada
Allah swt. seperti yang dilakukan oleh fir’aun maka adalah orang-orang yang Kufr.
2. Iman kepada Asma’ Allah san sifat-sifat-Nya yaitu mempercayai Asma’ Allah dan
sifat-sifat-Nya seperti apa yang telah dinyatakan oleh Rasulullah. Sedangkan Kufr

14
adalah menafikan Asma’ Allah dan sifat-sifatNya. Adapun mengKufrkan sifat-sifat
Allah dan Asma’Nya itu dengan dua cara, Yaitu Kufr Nafi dan Ithbat. Setiap
I’tikad, perkataan yang mengingkari dan mencela peribadi dan kerasulan
Rasulullah serta apa yang disampaikannya mereka ini adalah termasuk orang-orang
Kufr. Sedangkan orang-orang yang beriman selalu berbuat mengikuti apa yang
sesuai dengan disampaikan oleh Rasulullah Saw.

2.7 Ciri-Ciri Kufr


Orang-orang yang Kafir yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik akan
masuk ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-
buruk makhluk. Berikut ini adalah enam kebiasaan orang-orang kafir yang harus
diwaspadai:
a. Menyesatkan Orang Beriman
Orang-orang kafir sebenarnya mereka menghendaki kesesatan bagi kalian, agar
kalian sama dengan mereka dalam kesesatan hal tersebut tidak lain karena kerasnya
permusuhan mereka dan kebencian mereka terhadap orang-orang mukmin.
Sebagaimana dalam QS al-Nisa/4:89:

ۗ ‫َّللا‬
ِ ّٰ ‫سبِ ْي ِل‬ ِ ‫س َو ۤا ًء فَ ََل تَت َّ ِخذُ ْوا ِم ْن ُه ْم اَ ْو ِليَ ۤا َء َحتّٰى يُ َه‬
َ ‫اج ُر ْوا فِ ْي‬ َ َ‫َود ُّْوا لَ ْو تَ ْكفُ ُر ْونَ َك َما َكف َُر ْوا فَتَ ُك ْونُ ْون‬
ُ ‫فَا ِْن ت ََولَّ ْوا فَ ُخذُ ْو ُه ْم َوا ْقتُلُ ْو ُه ْم َحي‬
ِ ‫ْث َو َج ْدت ُّ ُم ْو ُه ْم ۖ َو ََل تَت َّ ِخذُ ْوا ِم ْن ُه ْم َو ِليًّا َّو ََل ن‬
‫َصي ًْرا‬

Terjemahnya:
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir,
lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara
mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka
jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu
menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi
pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong.
b. Mengingkari Nikmat Allah Swt.
Kenikmatan yang telah dimiliki oleh orang-orang mereka (kafir) akan mengingkari
bahwa kenikmatan tersebut hasil dari usahanya sendiri bukan dari Allah swt.
sebagaimana dalam QS. an-Nahl/16:83:

15
ࣖ َ‫َّللا ث ُ َّم يُ ْن ِك ُر ْونَ َها َواَ ْكثَ ُر ُه ُم ْال ٰك ِف ُر ْون‬
ِ ّٰ َ‫يَ ْع ِرفُ ْونَ نِ ْع َمت‬

Terjemahnya:
Mereka mengetahui nikmat Allâh, kemudian mereka mengingkarinya dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang Kufr.

c. Melalaikan Negeri Akhirat


Yakni orang-orang kafir itu hanya mengetahui cara meramaikan dunia, sedangkan
mengenai urusan agama mereka bodoh sama sekali. Artinya, Kebanyakan manusia
tidak memiliki ilmu melainkan hanya yang menyangkut masalah dunia, mata
pencahariannya dan semua urusannya. Mereka benar-benar cerdik dalam meraih
dan menciptakan berbagai macam pekerjaannya, sedangkan terhadap perkara-
perkara agama dan hal-hal yan bermanfaat bagi mereka di negeri akhirat nanti,
mereka lalai. Sebagaimana dalam QS. ar-Rum/30/ 7 :

َ‫اَل ِخ َر ِة ُه ْم ٰغ ِفلُ ْون‬ َ ‫ظاه ًِرا ِ ِّمنَ ْال َح ٰيو ِة الدُّ ْن َي ۖا َو ُه ْم‬
ٰ ْ ‫ع ِن‬ َ َ‫َي ْعلَ ُم ْون‬

Terjemahnya:
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.

d. Memiliki Hati Yang Terkunci Mati


Karena kejahatan mereka yang luar biasa dan kekurangajaran mereka kepada Nabi-
nabi Allah swt. sehingga mereka berani membunuh nabi dari kalangan mereka,
bahwa meraka tidak dapat memahami apa yang dikatakan rasul karena hati mereka
bahkan telah terkunci mati dan tertutup. Dengan kata lain, hati mereka terbiasa
dengan kekufuran dan kezaliman. Sebagaimana dalam QS. an-Nisa/4: 155 yang
berbunyi:

ُ‫َّللا‬ ٌ ‫غ ْل‬
َ ‫ف ۗ بَ ْل‬
ّٰ ‫طبَ َع‬ ٍ ِّ ‫َّللا َوقَتْ ِل ِه ُم ْاَلَ ۢ ْنبِيَ ۤا َء بِغَي ِْر َح‬
ُ ‫ق َّوقَ ْو ِل ِه ْم قُلُ ْوبُنَا‬ ِ ّٰ ‫ت‬ ِ ‫ض ِه ْم ِ ِّم ْيثَاقَ ُه ْم َو ُك ْف ِر ِه ْم بِ ٰا ٰي‬
ِ ‫فَبِ َما نَ ْق‬
ۖ ً ‫علَ ْي َها بِ ُك ْف ِر ِه ْم فَ ََل يُؤْ ِمنُ ْونَ ا ََِّل قَ ِلي‬
‫َْل‬ َ

16
Terjemahnya:
Maka (kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan) disebabkan mereka
melanggar Perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap
keterangan keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan)
yang benar dan mengatakan: "Hati Kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah
mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman
kecuali sebahagian kecil dari mereka.

e. Memiliki Dada Yang Sempit


Salah satu ciri orang kafir tidak dapat menampung sesuatu pun hidayah dan tidak
ada sesuatu pun yang bermanfaat dapat menembusnya, yaitu berupa iman.
Maksudnya, iman tidak dapat menembus hatinya. Sebagaimana Allah menjadikan
dada orang yang Dia kehendaki kesesatannya menjadi sesak lagi sempit kepada
orang-orang yang menolak untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
Sebagaimana dalam QS. al-An’am/6:125:

‫ض ِِّيقًا َح َر ًجا َكاَنَّ َما‬ َ ‫ُّضلَّهٗ َيجْ َع ْل‬


َ ‫صد َْر ٗه‬ ِ ْ ‫صد َْر ٗه ِل‬
ِ ‫َلس ََْل ِۚم َو َم ْن ي ُِّر ْد اَ ْن ي‬ َ ْ‫َّللاُ اَ ْن َّي ْه ِد َيهٗ َي ْش َرح‬
ّٰ ‫فَ َم ْن ي ُِّر ِد‬
َ‫علَى الَّ ِذيْنَ ََل يُؤْ ِمنُ ْون‬ َ ‫س‬ َ ْ‫الرج‬ ّٰ ‫س َم ۤا ۗ ِء ك َٰذلِكَ يَجْ عَ ُل‬
ِّ ِ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صعَّدُ فِى ال‬ َّ َ‫ي‬

Terjemahnya:
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan
Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.

f. Sombong
Orang sombong sibuk dalam prilaku berlebih-lebihan dan mencari perhatian dalam
cara berjalan, berbicara, dan berbusana. Tanda kesombongan mereka terutama
pada cara berjalan. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. al-Isra’/17:37:

‫ط ْو ًَل‬ َ ‫ض َم َر ًح ۚا اِنَّكَ لَ ْن ت َْخ ِرقَ ْاَلَ ْر‬


ُ ‫ض َولَ ْن تَ ْبلُ َغ ْال ِجبَا َل‬ ِ ‫َو ََل ت َْم ِش فِى ْاَلَ ْر‬

17
Terjemahnya:
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung.

18
BAB III

KESIMPULAN

Dalam Islam Iman adalah pembenaran secara Qath’i terhadap apa disampaikan yang
diwajibkan oleh Rasul yang berkaitan dengan kebesaran Allah, dan mempercayai tentang
keberadaan Allah., hukumnya adalah wajib tanpa mempertanyakan bagaImana cara berIman
terhadap-Nya padahal kita sama sekali tidak pernah melihatnya atau sukar dibenarkan oleh
akal. Persoalan Iman bukan soal kepuasan fikiran, melainkan soal perasaan dan hati. Namun
bukanlah berarti dala soal Iman meniadakan sama sekali penggunaan, melainkan akal bukanlah
faktor pertama akan tetapi hanya pelengkap. Sedangkan Kafir adalah orang yang mengingkari
tauhid, keNabian, ma’ad, atau ragu terhadap kejadianya, atau mengingkari pesan dan hukum
para Nabi yang sudah diketahui kedatangannya dari sisi Allah Swt., artinya bahwa Kafir
memangnya sifat yang bertentangan dengan Iman, karena dengan mempercayainya adalah
berIman sedangkan dengan mengingkarinya adalah Kafir.
Dalam QS. al-Kahfi menjelaskan Allah swt. memberi kita pilihan yang mau kufr atau
beriman, dan keduanya merupakan hal yang bertentangan, bahwa jika kita beriman tentunya
kita menjadi ummat yang patuh terhadap perintah Allah dan Rasulnya, dan akan di tempatkan
di surganya kelak. Sebaliknya jika kita menjadi orang yang kufr tentu kita akan jauh dari
perintah Allah dan rasulnya sebagai jalan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia maupun
kahirat kelak.
Kesimpulan yang dapat diambil dari faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi
beriman dan Kafir adalah dasar dari pemikiran mereka itu sendiri. Karena 79 pemikiran adalah
dasar dan kunci bagi segala kebaikan dan keburukan dari perbuatan seseorang. Untuk itu,
berfikirlah hingga dapat mengalihkan dari kematian kecerdasan kepada kehidupan nyata dari
hasrat dan tekat, dari penjara dunia kepada keleluasaan akhirat, dari sempitnya kebodohan
kepada keluasan dan kelapangan ilmu, dari penyakit hawa nafsu duniawi kepada kemsembuhan
bertobat kepada Allah swt. dan menghindarkan diri dari dunia yang memperdayakan, musibah
buta, tuli dan bisu atas nikmat penglihatan, pendengaran dan pemahaman serta kesadaran
penuh tentang Allah swt, dan dari penyakit syubhat pada sejuknya keyakinan dan dada yang
lapang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Al-Fauzan, Shaleh bin Fauzan bin Abdullah. (1998). Kitab Tauhid. Jakarta: Akafa.
Haeifuddin, Cawindu. (1991). Konsep Kufr dalam Al-Qur‟an. Jakarta: Penerbit Bulan
Bintang.
Jalil, M. (2019). Falsafah Hakikat Iman Islam Dan Kufur. Ath Thariq: Jurnal Dakwah dan
Komunikasi, 2(2), 389-405.
Pupitaningrum, Yuni. (2020). 28-41 Konsep Iman, Kufur, dan Nifaq. Ta’dib: Jurnal
Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial, 18(2), 28-41.
Wahab, Zulkifli. (2016). Iman dan Kufr (Kajian Tahlili terhadap QS. al-Kahfi/18: 29).
Makassar: Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.

20

Anda mungkin juga menyukai