Anda di halaman 1dari 10

KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM

Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok matakuliah AIK III

Dosen pengampu: MUSTAKIM MUHALLIM, S. Ag.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1

ROSNIANI PUTRI (105401114221)

FITRIANI MALIK (105401114821)

RAFIDAH MUTHMAINNAH (105401115621)

AIDAL FITRI MUNAWARAH (105401116421)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM ini tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah AIK III.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak MUSTAKIM
MUHALLIM, S. Ag. yang senantiasa membimbing penulis dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
penulis megharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan kita semua.

Wassalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 24 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1
D. Manfaat ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

A. Pengertian Ruang Lingkup dan Sumber Aqidah Islam ....................................... 2


B. Hubungan Aqidah dengan Ibadah dan Akhlak .................................................... 3

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 6

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT. Hanya saja
kesempurnaan Islam ini hanya bisa kita rasakan dalam kehidupan jika kita pun
melaksanakannya secara sempurna. Jika kita hanya melaksanakan Islam secara
setengah-setengah, atau sebagiannya saja, maka kita tidak akan bisa merasakan
kesempurnaan Islam itu sendiri.
Kita hanya akan bisa merasakan sebagian saja dari kesempurnaan itu. Dan yang
lebih penting, kita hanya akan bisa menjadi muslim yang seutuhnya jika kita masuk
kedalam Islam secara keseluruhan. Jika kita masuk kedalam Islam secara setengah-
setengah, kita pun akan menjadi muslim yang setengah-setengah.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda ‘Telah aku tinggalkan dua perkara, selama
kalian (umat islam) berpegang teguh, kalian tidak akan sesat, yaitu Kitabulloh (Al-
Qur’an dan Sunah Nabi (Al-Hadist).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ruang lingkup dan sumber aqidah islam?
2. Apa hubungan aqidah dengan ibadah dan akhlak?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ruang lingkup dan sumber aqidah islam
2. Mengetahui hubungan aqidah dengan ibadah dan akhlak

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep
aqidah islam
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis penulisan ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat
dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang konsep aqidah islam
b. Bagi pembaca penulisan ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan
wawasan tentang konsep aqidah islam

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ruang Lingkup dan Sumber Aqidah Islam
1. Pengertian aqidah
Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan, adalah
keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu.
Kata ‘aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam,
dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada istilah aqidah
Islam, aqidah nasrani, ada aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau
menyimpang.
Dalam ajaran agama Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan
keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu
keyakinan kepadaAllah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,
serta taqdir baik dan buruk.

2. Ruang lingkup aqidah


Hasan Al-Banna pernah membuat sistematika ruang lingkup aqidah, yaitu sebagai
berikut.
a. Ilahiyyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan
Allah, seperti wujud Allah, sifat Allah, nama dan sifat Allah dan sebagainya.
b. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi
dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa para Rasul,
mu’jizat rasul dan lain sebagainya.
c. Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam ghoib
seperti jin, iblis, syaitan, roh, malaikat dan lain sebagainya.
d. Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam barzkah,
akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb

3. Sumber aqidah islam


Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya wajib
diimani (diyakini dan diamalkan). Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi
hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan
mencoba kalau diperlukan untuk membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa
kemampuan akal sangat terbatas.
Aqidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak mungkin ada
peluang bagi seseorang untuk meragukannya. Dan untuk mencapai tingkat keyakinan
ini, aqidah Islam wajiblah bersumber pada dua warisan tersebut (Al-Qur’an Hadits)

2
yang tidak ada keraguan sedikit pun padanya. Dan akal bukanlah bagian dari sumber
yang tidak ada keraguan padanya. Dengan kata lain, untuk menjadi sumber aqidah,
maka asal dan indikasinya haruslah pasti dan meyakinkan, tidak mengandung sedikut
pun keraguan.

B. Hubungan Aqidah dengan Ibadah dan Akhlak


1. Hubungan aqidah dengan ibadah
Aqidah menempati posisi terpenting dalam ajaran agama Islam. Ibarat sebuah
bangunan, maka perlu adanya pondasi yang kuat yang mampu menopang bangunan
tersebut sehingga bangunan tersebut bisa berdiri dengan kokoh. Demikianlah urgensi
aqidah dalam Islam, Aqidah seseorang merupakan pondasi utama yang menopang
bangunan keislaman pada diri orang tersebut. Apabila pondasinya tidak kuat maka
bangunan yang berdiri diatasnya pun akan mudah dirobohkan.
Selanjutnya Ibadah yang merupakan bentuk realisasi keimanan seseorang, tidak
akan dinilai benar apabila dilakukan atas dasar aqidah yang salah. Hal ini tidak lain
karena tingkat keimanan seseorang adalah sangat bergantung pada kuat tidaknya serta
benar salahnya aqidah yang diyakini orang tersebut. Sehingga dalam diri seorang
muslim antara aqidah, keimanan serta amal ibadah mempunyai keterkaitan yang sangat
kuat antara ketiganya.
Muslim apabila aqidahnya telah kokoh maka keimanannya akan semakin kuat,
sehingga dalam pelaksanaan praktek ibadah tidak akan terjerumus pada praktek ibadah
yang salah. Sebaliknya apabila aqidah seseorang telah melenceng maka dalam praktek
ibadahnya pun akan salah kaprah, yang demikian inilah akan mengakibatkan lemahnya
keimanan.
Pondasi aktifitas manusia itu tidak selamanya bisa tetap tegak berdiri, maka
dibutuhkan adanya sarana untuk memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah merupakan
bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada allah. Ibadah dilakukan dalam rangka
mendekatkan diri kepada allah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap
allah.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, sejak kelahirnya telah dibekali
dengan akal pikiran serta perasaan (hati). Manusia dengan akal pikiran dan hatinya
tersebut dapat membedakan mana yang baik dan mana yang benar, dapat mempelajari
bukti-bukti kekuasaan Allah, sehingga dengannya dapat membawa diri mereka pada
keyakinan akan keberadaan-Nya. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi manusia untuk
tidak mengakui keberadaan Allah SWT. karena selain kedua bekal yang dimiliki oleh
mereka sejak lahir, Allah juga telah memberikan petunjuk berupa ajaran agama yang
didalamnya berisikan tuntunan serta tujuan dari hidup mereka di dunia.
Ibadah mempunyai hubungan yang erat dengan aqidah. Diantaranya:
a. Ibadah adalah hasil daripada aqidah yaitu keimanan terhadap Allah sebenarnya
yang telah membawa manusia untuk beribadat kepada Allah swt.
b. Aqidah adalah asas penerimaan ibadah yaitu tanpa aqidah perbuatan seseorang
manusia bagaimana baik pun tidak akan diterima oleh Allah swt.

3
c. Aqidah merupakan tenaga penggerak yang mendorong manusia melakukan ibadah
serta menghadapi segala cabaran dan rintangan.

Aqidah merupakan pondasi utama kehidupan keislaman seseorang. Apabila


pondasi utamanya kuat, maka bangunan keimanan yang terealisasikan dalam bentuk
amal ibadah orang tersebut pun akan kuat pula. Amal ibadah tidak akan bisa benar tanpa
dilandasi aqidah yang benar. Amal ibadah dinilai benar apabila dilakukan hanya untuk
Allah semata dengan ittiba’ Rasul SAW. Manusia diberi bekali akal pikiran agar
dengan akal pikiran tersebut mereka dapat membedakan mana yang hak dan mana yang
batil, mempelajari tanda-tanda kekuasaan Allah, menganalisa hakikat kehidupannya
sehingga dia tahu arah dan tujuan dirinya diciptakan di dunia. Akal pikiran dan perasaan
inilah yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lain. Oelh karena itu
manusia dipercaya untuk menjadi khalifah Allah di Bumi.

2. Hubungan aqidah dengan akhlak


Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia.
Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan
tujuan hidupnya sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini dijadikan pula sebagai
pondasi dari seluruh bangunan aktifitas manusia.
“Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak”. Dasar pendidikan akhlak bagi
seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak
tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah
dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula
sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.
ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menjelaskan yang seharusnya dilakukan
manusia kepada yang lainya, yang disebut dengan akhlak. Dengan akhlak yang baik
seseorang akan bisa memperkuat aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan
benar. Ibadah yang dijalankan dinilai baik apabila telah sesuai dengan muamalah.
Muamalah bisa dijalankan dengan baik apabila seseorang telah memiliki akhlak yang
baik.
Contohnya:
Jika berjanji harus ditepati yaitu apabila seorang berjanji maka harus ditepati. Jika orang
menepati janji maka seseorang telah menjalankan aqidahnya dengan baik. Dengan
menepati janji seseorang juga telah melakukan ibadah. Pada dasarnya setiap perbuatan
yang dilakukan manusia arus didasari denga aqidah yang baik.

Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya
terhadap alam juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui sang pencipta
dengan benar, niscahya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah
allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku
yang telah ditetapkanya. Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar
merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus
mempraktikanya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang menghantarkan

4
mereka mendapatkan ridha allah dan atau membawa mereka mendapatkan balasan
kebaikan dari allah
Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang berhubungan dengan aqidah. Jujur
dapat terwujud apabila seseorang telah memegang konsep-konsep yang berhubungan
dengan aqidah. Dengan dijalankanya konsep-konsep aqidah tersebut maka seseorang
akan memiliki akhlak yang baik. Sehingga orang akan takut dalam melakukan
perbuatan dosa.
Jika perbedaan dalam fiqih dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan, maka
kesalehan tentu saja bukan dalam menjalankan fiqih, betapapun sulitnya. Yang paling
saleh diantara kita bukanlah orang yang bersedekap pada waktu berdiri shalat, bukan
juga yang meluruskan tangannya, karena kedua cara shalat itu merupakan ijtihat para
ulama dengan merujuk pada hadis yang berbeda. Yang durhaka juga bukan yang mandi
janabah sebelum tidur, atau yang tidur dulu baru mandi janabah, karena kedua-duanya
dijalankan Rasullah Saw. Fiqih tidak bisa dijadikan ukuran kemuliaan, tetapi kemuliaan
seseorang di lihat dari kemuliaan akhlaknya

5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan, adalah
keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Ruang
lingkup aqidah ada 4 yaitu: Ilahiyyat, Nubuwat, Ruhaniyat dan Sam'iyyat. Sumber
aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja yang disampaikan oleh
Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau diamalkan. akal pikiran tidaklah
jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam
kedua sumber tersebut.
Aqidah merupakan pondasi utama kehidupan keislaman seseorang. Apabila
pondasi utamanya kuat, maka bangunan keimanan yang terealisasikan dalam bentuk
amal ibadah orang tersebut pun akan kuat pula. Amal ibadah tidak akan bisa benar tanpa
dilandasi aqidah yang benar. Ibadah yang merupakan bentuk realisasi keimanan
seseorang, tidak akan dinilai benar apabila dilakukan atas dasar aqidah yang salah. Hal
ini tidak lain karena tingkat keimanan seseorang adalah sangat bergantung pada kuat
tidaknya serta benar salahnya aqidah yang diyakini orang tersebut. Sehingga dalam diri
seorang muslim antara aqidah, keimanan serta amal ibadah mempunyai keterkaitan
yang sangat kuat antara ketiganya.
“Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak”. Dasar pendidikan akhlak bagi
seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak
tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah
dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula
sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah. Dengan akhlak yang baik
seseorang akan bisa memperkuat aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan
benar. Ibadah yang dijalankan dinilai baik apabila telah sesuai dengan muamalah.
Muamalah bisa dijalankan dengan baik apabila seseorang telah memiliki akhlak yang
baik.

B. Saran
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman tentang konsep aqidah
islam. Dan bagi penulis-penulis lain diharapkan agar makalah ini dapat dikembangkan
lebih lanjut guna menyempurnakan makalah yang telah dibuat sebelumnya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Jubaidah, S. (2022). Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah
Akhlaq (Studi di Daar Al-Ilmi Kota Serang) (Doctoral dissertation, UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten).

MATERI, P. P. (2022). BAB 4 AQIDAH ISLAMIYAH. Pendidikan Agama Islam: Berbasis


General Education, 67.

Uyun, N. (2021). PERAN AQIDAH TERHADAP AKHLAK BERMASYARAKAT,


BERBANGSA DAN BERNEGARA.

Anda mungkin juga menyukai