“Akidah Islam”
DISUSUN OLEH :
ZULFRIYADI
19 222 076
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2020
KATA PENGANTAR
ZULFRIYADI
19 222 076
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?
3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?
4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?
5. Bagaimana aqidah ala ahlus sunah ?
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ?
Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah.
3. Menerangkan dalil-dalil tentang aqidah islam.
4. Memaparkan aqidah yang benar dalam islam.
5. Menyampaikan dalil yang benar tentang aqidah
6. Memaparkan manfaat aqidah bagi umat islam.
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian
Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya
mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya,
dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab)
ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat
beralih dari padanya.
Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama
dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh
dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih
dari kebimbangan dan keragu-raguan.
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh
manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.
Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti menurut
pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dangan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada malaikatnya
dan rasul-rasulnya, hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa yang telah shahih
tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.
2. Ruang lingkup Aqidah
Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara
formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu,
sebagian para ulama dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka mengikuti sistematika
rukun iman yaitu: iman kepada Allah, iman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang
makhluk ruhani seperti jin, iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada
Nabi dan rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan sistematika sebagai
berikut:
1. Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan,
Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-perbuatan (af’al)
Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan
Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.
3. Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
4. Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sama’,
yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebaginya.
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis arkanul iman yaitu
1. Iman keppada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepad Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar
3. Dalil-dalil Aqidah Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan
hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal. Aqidah Islam juga menuntut hanya nabi Muhammad saw sebagai
satu-satunya panutan di antara semua makhluk yang ada. Tidak boleh mengikuti selain
Rasulullah Muhammad, dan tidak diterima selain dari beliau. Beliaulah yang telah
menyampaikan syari’at Rabbnya. Tidak diperkenankan mengambil syari’at selain dari beliau
(siapapun orangnya), atau dari agama dan ideologi selain Islam, atau dari para pakar hukum.
Seorang muslim wajib mengikuti dan mengambil hukum hanya dari Rasul saw berdasarkan
firman Allah Swt:
َ سو َل فَقَ ْد َأطَا َع هَّللا
ُ َمنْ يُ ِط ِع ال َّر
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
ُ َوَأ ِطي ُعوا ال َّر
َسو َل لَ َعلَّ ُك ْم ت ُْر َح ُمون
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”
(QS.An-Nuur:56)
Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:
ول ِإاَّل
ِ س ُ قُ ْل َأ ِطي ُعوا هَّللا َ َوَأ ِطي ُعوا ال َّر
ُ سو َل فَِإنْ تَ َولَّ ْوا فَِإنَّ َما َعلَ ْي ِه َما ُح ِّم َل َو َعلَ ْي ُك ْم َما ُح ِّم ْلتُ ْم َوِإنْ تُ ِطي ُعوهُ تَ ْهتَدُوا َو َما َعلَى ال َّر
ُا ْلبَاَل ُغ ا ْل ُمبِين
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
ُ قُ ْل َأ ِطي ُعوا هَّللا َ َوال َّر
َسو َل فَِإنْ تَ َولَّ ْوا فَِإنَّ هَّللا َ اَل يُ ِح ُّب ا ْل َكافِ ِرين
“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya
Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan
dalam banyak tempat (dalam al-qur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:
قُ ْل ِإنْ ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّونَ هَّللا َ فَاتَّبِ ُعونِي يُ ْحبِ ْب ُك ُم هَّللا ُ َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.Ali Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
َسولِ ِه النَّبِ ِّي اُأْل ِّم ِّي الَّ ِذي يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو َكلِ َماتِ ِه َواتَّبِ ُعوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَدُون
ُ فَآ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو َر
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat
petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
َو َما َءاتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
Akidah Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan
totalitas. Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian
lainnya, atau menerapkannya secara bertahap.
Kita tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya.
Seluruh hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu hukum zakat. Disamping itu
Allah Swt mengancam orang-orang yang membeda-bedakan antara satu hukum dengan
hukum yang lain, atau orang-orang yang beriman terhadap sebagian dari Kitabullah dan kufur
terhadap sebagian lainnya. Mereka diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang pedih
di akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah, antara lain
pembuktian adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan adanya Rasul dan
pembuktian bahwa al-Qur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw adalah seorang
Rasul. Semua itu dibahas berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli yang berasal dari al-Qur’an dan
Hadits mutawatir. Meraka telah membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal
kepada Allah, serta perkara hidayah (petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).