Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini tidak bisa
selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. Kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Muhammad Hidayat S.Hum, S. Sos., MA atas tugas yang telah diberikan. Dengan
tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui penelitian dalam makalah ini.

Makalah dengan judul “Aqidah sebagai ajaran pokok agama islam” disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca bisa mendapatkan ilmu dan perspektif baru.
Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap dapat memberikan manfaat bagi orang
lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang akan kita nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, 25 Februari 2024

Padang, 25 Februari 2024


DAFTAR ISI

1. . Kata penghantar…………………………………………………………………… iii


2. Daftar isi ………………………………………………………………………….. v
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………. 1
1. Latar belakang …………………………………………………..…….. 1
2. Rumusan masalah ………………………………………………...…… 2
3. Tujuan makalah ……………………………………………………..… 2
4. BAB II Pembahasan ……………………………………………………….....…..... 3
1. Pengertian ……………………………….………………………....…. 3
2. Ruang lingkup aqidah ………………………………………………….. 4
3. Dalil-dalil aqidah islam …………………………………………………. 5
4. Aqidah yang benar dalam islam …………………………….…………... 7
5. Aqidah ala ahlus sunah …………………………………….……….....… 9
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ……………………………..…………. 10
5. . BAB III Penutup ………………………………………………………………..….. 12
1. Kesimpulan ………………………………………………………..…... 12
2. Saran ……………………………………………………………..….... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Nilai suatu ilmu itu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat
nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang
mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi
Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di
Mekkah pada bagian ini, karena aqidah adafah landasan semua tindakan.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah suatu
keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi syarat (agama)
yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan
kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni disebut Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dari pangkal utama. Pertama : Aqidah adalah keyakinan pada
rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah). Bagian
ini disebut pokok. Kedua : Perbuatan yakni cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan
seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau
tidaknya bergantung yang pertama.
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhlas karena Allah SWT yaitu
berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk
Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu syarat saja, umpamanya ikhlas
saja tidak mengikuti petunjuk Rasulullah SAW tertolak atau mengikuti Rasulullah SAW saja tapi tidak
ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar
memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang
artinya :Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang shaleh dan janganlah ia me.mpersekutukan. seorangpun cialam befibadah kepada Tuhannya. “
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita sebagai
manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman (mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara otomatis, sebab
proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak
semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?
3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?
4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?
5. Bagaimana aqidah ala ahlus sunah ?
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ?

3. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah.
3. Menerangkan dalil-dalil tentang aqidah islam.
4. Memaparkan aqidah yang benar dalam islam.
5. Menyampaikan dalil yang benar tentang aqidah
6. Memaparkan manfaat aqidah bagi umat islam.
BAB II
Pembahasan

1. Pengertian
· Arti kata aqidah berasal dari bahasa Arab al-'aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti
keimanan atau keyakinan yang kuat, al-'ihkaamu yang berarti menguatkan dan ar-rabthu buqw-wah
yang berarti kuat. mengikat.·
· Pengertian istilah aqidah adalah keyakinan yang teguh dan teguh bahwa orang yang merugikannya
tidak mempunyai keraguan sedikit pun.·
· Kata aqidah dalam arti syara' adalah keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya , Miliknya.
para nabi dan hari akhir serta qada dan qadars.
· Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab)
ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat
beralih dari padanya.
· Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama
dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh
dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
· Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih
dari kebimbangan dan keragu-raguan.
· Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.
· Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti menurut
pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-
kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.

Jadi Aqidah Islam adalah keimanan yang kokoh kepada Tuhan, di mana segala kewajiban
ditunaikan, tauhid dan ketaatan kepada-Nya, beriman kepada para malaikat dan rasul-Nya, hari akhir,
hikmah baik dan buruk, serta pengharapan terhadap segala sesuatu yang sahih. prinsip agama, hal-hal
gaib..

2. Ruang lingkup Aqidah


Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam. Oleh karena itu, ajaran pokoknya
terangkum secara formal dalam Rukun Iman Keenam. dalam pembahasan atau kajian aqidah, sebagian
ulama mengikuti sistematika rukun iman, yaitu beriman kepada Tuhan, beriman kepada malaikat
(termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani seperti jin, iblis, dan setan), beriman kepada kitab-
kitab tuhan. , beriman kepada Nabi dan Rasul Allah, beriman kepada hari akhir, dan beriman kepada
qadha dan al qadar Allah
Pada saat yang sama, para ahli agama Islam menggunakan sistematika berikut

1. Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan,
Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-perbuatan (af’al)
Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan
Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.
3. Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
4. Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sama’,
yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebaginya.
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis arkanul iman yaitu
1. Iman keppada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepad Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar

3. Dalil-dalil Aqidah Islam


Aqidah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Sebagai sebuah
bangunan, aqidah merupakan fondasinya, sedangkan ajaran Islam lainnya seperti ibadah dan akhlak
dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi merupakan struktur yang sangat rapuh..
Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung
beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal. Aqidah Islam juga menuntut hanya nabi Muhammad saw sebagai
satu-satunya panutan di antara semua makhluk yang ada. Tidak boleh mengikuti selain
Rasulullah Muhammad, dan tidak diterima selain dari beliau. Beliaulah yang telah
menyampaikan syari’at Rabbnya. Tidak diperkenankan mengambil syari’at selain dari beliau
(siapapun orangnya), atau dari agama dan ideologi selain Islam, atau dari para pakar hukum.
Seorang muslim wajib mengikuti dan mengambil hukum hanya dari Rasul saw berdasarkan
firman Allah Swt:
ْ‫ﷲﱠَ أَطَﺎعَ ﻓَﻘَدْ اﻟرﱠﺳُولَ ﯾُطِﻊِ ﻣَن‬
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
‫ﺗُرْﺣَﻣُونَ ﻟَﻌَﻠﱠﻛُمْ اﻟرﱠﺳُولَ وَأَطِﯾﻌُوا‬
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”
(QS.An-Nuur:56)
Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:
ْ‫إِﻻﱠ اﻟرﱠﺳُولِ ﻋَﻠَﻰ وَﻣَﺎ ﺗَﮭْﺗَدُوا ﺗُطِﯾﻌُوهُ وَإِنْ ﺣُﻣﱢﻠْﺗُمْ ﻣَﺎ وَﻋَﻠَﯾْﻛُمْ ﺣُﻣﱢلَ ﻣَﺎ ﻋَﻠَﯾْﮫِ ﻓَﺈِﻧﱠﻣَﺎ ﺗَوَﻟﱠوْا ﻓَﺈِنْ اﻟرﱠﺳُولَ وَأَطِﯾﻌُوا ﷲﱠَ أَطِﯾﻌُوا ﻗُل‬
ُ‫اﻟْﻣُﺑِﯾنُ اﻟْﺑَﻼَغ‬
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
ْ‫اﻟْﻛَﺎﻓِرِﯾنَ ﯾُﺣِبﱡ ﻻَ ﷲﱠَ ﻓَﺈِنﱠ ﺗَوَﻟﱠوْا ﻓَﺈِنْ وَاﻟرﱠﺳُولَ ﷲﱠَ أَطِﯾﻌُوا ﻗُل‬
“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya
Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan dalam
banyak tempat (dalam al-qur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:
ْ‫رَﺣِﯾمٌ ﻏَﻔُورٌ وَﷲﱠُ ذُﻧُوﺑَﻛُمْ ﻟَﻛُمْ وَﯾَﻐْﻔِرْ ﷲﱠُ ﯾُﺣْﺑِﺑْﻛُمُ ﻓَﺎﺗﱠﺑِﻌُوﻧِﻲ ﷲﱠَ ﺗُﺣِﺑﱡونَ ﻛُﻧْﺗُمْ إِنْ ﻗُل‬
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.Ali Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
‫ﱠِ ﻓَﺂﻣِﻧُوا‬U‫ﱠِ ﯾُؤْﻣِنُ اﻟﱠذِي اﻷُْﻣﱢﻲﱢ اﻟﻧﱠﺑِﻲﱢ وَرَﺳُوﻟِﮫِ ﺑِﺎ‬U‫ﺗَﮭْﺗَدُونَ ﻟَﻌَﻠﱠﻛُمْ وَاﺗﱠﺑِﻌُوهُ وَﻛَﻠِﻣَﺎﺗِﮫِ ﺑِﺎ‬
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
‫وَﻣَﺎ ءَاﺗَﺎﻛُﻢُ اﻟﺮﱠﺳُﻮلُ ﻓَﺨُﺬُوهُ وَﻣَﺎ ﻧَﮭَﺎﻛُﻢْ ﻋَﻨْﮫُ ﻓَﺎﻧْﺘَﮭُﻮا‬
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
Akidah Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan
totalitas. Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian
lainnya, atau menerapkannya secara bertahap.
Kita tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya.
Seluruh hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu hukum zakat. Disamping itu
Allah Swt mengancam orang-orang yang membeda-bedakan antara satu hukum dengan
hukum yang lain, atau orang-orang yang beriman terhadap sebagian dari Kitabullah dan kufur
terhadap sebagian lainnya. Mereka diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di
akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah, antara lain
pembuktian adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan adanya Rasul dan
pembuktian bahwa al-Qur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw adalah seorang
Rasul. Semua itu dibahas berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli yang berasal dari al-Qur’an dan
Hadits mutawatir. Meraka telah membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal
kepada Allah, serta perkara hidayah (petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).

4. Aqidah yang benar dalam islam


Aqidah yang benar dan lurus serta terjaimin dari kontaminasi adalah aqidah yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dijalankan oleh para shahabatnya. Aqidah ini tidak terlalu
rumit serta tidak terjebak dengan perdebatan masalah teologis yang membingungkan. Aqidah
ini bisa dicerna dengan mudah oleh para ilmuwan, filosouf dan rakyat kebanyakan.
Aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah yang diperuntukkan untuk
semua kalangan dan tidak kurang kekuatan ilmiyahnya dari pecahan-pecahannya yang sering
terjebak beradu argumen dengan aliran teologi barat yang cenderung asyik bermain di wilayah
logika semata.
Satu lagi keistimewaaan aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah
ini mampu menanamkan jiwa dan ruh serta kekuatan luar biasa ke dalam hati para
penganutnya, sehingga mampu mengubah kehidupan miskin dan terbelakang menjadi
peradaban besar dunia yang eksis bukan hanya pada masalah ukhrawi tetapi juga masalah
duniawi.
Sedangkan aliran-aliran ilmu kalam itu tidak pernah melahirkan sebuah gerakan besar,
bahkan cenderung melahirkan orang-orang yang berpikir nyeleneh dan menyimpang dari
kehidupan normal. Kadang-kadang mengaku jadi tuhan, kadang-kadang mengatakan bahwa
tuhan menyatu dalam dirinya dan kadang-kadang lagi menyatakan dirinya tidak butuh lagi
dengan nabi dan rasul karena kedudukannya sudah sama.
Sedangkan aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW ini telah sukses mengatarkan
masyarakat gurun yang tadinya menyembah batu dan kurma berubah seratus delapan puluh
derajat menjadi tatanan masyarakat baru yang maju, modern dan berkebudayaan tinggi.
Dengan aqidah ini, seorang budak mampu berdiri tegak di depan raja-raja dunia
sambil menawarkan pilihan untuk masuk Islam, bayar jizyah atau perang.
Dengan aqidah ini, generasi pertama umat ini mampu menaklukkan tiga imperium
besar dunia dan mengantarkan masyarakatnya menuju pintu gerbang kehidupan kosmopolitan
yang besar dan disatukan dalam sebuah khilafah terbesar sepanjang sejarah.
Dan yang tidak kalah penting untuk diketahui, aqidah ini tidak akan pernah hilang di
telan zaman, karena semua doktrin dan ajarannya telah diabadikan dalam kitab suci abadi
hingga akhir zaman.
Dalam istilah baku apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini adalah aqidah ahli
sunnah wal jamaah, yaitu aqidahnya orang yang mengukuti sunnah Rasulullah SAW dan
jamaah shahabatnya atau yang dikenal sebagai ahlus sunah wal jamaah.
5. Aqidah ala ahlus sunah
Adapun ciri-ciri aqidah ahlus sunah adalah sebagai berikut.
1. Sumber pengambilannya bersih dan akurat. Hal ini karena aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah berdasarkan Kitab dan Sunnah serta Ijma’ para Salafush Shalih, yang jauh dari
keruhnya hawa nafsu dan syubhat.
2. Ia adalah aqidah yang berlandaskan penyerahan total kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab
aqidah ini adalah iman kepada sesuatu yang ghaib.
3. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah yang sejalan dengan fithrah dan logika
yang benar, bebas dari syahwat dan syubhat.
4. Sanadnya bersambung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabi’in dan
para imam, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinan
5. Ia adalah aqidah yang mudah dan terang, seterang matahari di siang bolong. Tidak ada yang
rancu, masih samar-samar maupun yang sulit.
6. Selamat dari kekacauan, kontradiksi dan kerancuan karena bersumber pada wahyu ilahi.
7. Ia adalah aqidah yang universal, lengkap dan sesuai dengan setiap zaman, tempat, keadaan
dan umat. Bahkan kehidupan ini tidak akan lurus kecuali dengannya.
8. Ia adalah aqidah yang stabil, tetap dan kekal. Ia tetap teguh menghadapi berbagai benturan
yang terus menerus dilancarkan musuh-musuh Islam, baik dari Yahudi, Nashrani, Majusi
maupun yang lainnya..
9. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah kasih sayang dan persatuan. Karena,
tidaklah umat Islam itu bersatu dalam kalimat yang sama di berbagai masa dan tempat kecuali
karena mereka berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
10. Ia akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran kepada pengikutnya. Jiwa tidak akan
gelisah, tidak akan ada kekacauan dalam pikirannya. Sebab akidah ini menghubungkan antara
orang mukmin dengan Tuhannya. Ia akan rela Allah sebagai Tuhan, Pencipta, Hakim dan
Pembuat Syari’at. Maka hatinya akan merasa aman dengan takdir-Nya, dadanya akan lapang
atas ketentuan-ketentuan hukum-Nya, dan pikirannya akan jernih dengan mengetahui-Nya.
11. Tujuan dan amal pengikut aqidah ini mejadi selamat. Yakni selamat dari penyimpangan
dalam beribadah. Ia tidak akan menyembah selain Allah dan akan mengharapkan kepada
selain-Nya.
12. Ia akan mempengaruhi prilaku, akhlak dan mua’malah. Aqidah ini memerintahkan
pengikutnya melakukan setiap kebaikan dan mencegah mereka melakukan setiap kejahatan. Ia
memerintahkan keadilan dan berlaku lurus serta mencegah mereka dari kezhaliman dan
penyimpangan.
13. Ia mendorong setiap pengikutnya bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam segala sesuatu.
14. Ia membangkitkan jiwa mukmin agar mengagungkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebab ia
mengetahui bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah haq, petunjuk dan rahmat, karena itu
mereka mengagungkan dan berpegang teguh pada keduanya.
15. Ia menjamin kehidupan yang mulia bagi pengikutnya. Di bawah naungan aqidah ini akan
terwujud keamanan dan hidup mulia. Sebab ia tegak atas dasar iman kepada Allah dan
kewajiban beribadah kepada-Nya, dan tidak kepada yang lain
16. Aqidah ini menghimpun semua kebutuhan ruh, hati dan jasmani.
17. Mengakui akal, tetapi membatasi perannya.
18. Mengakui perasaan manusia dan membimbingnya pada jalan yang benar. Ia meluruskan dan
membimbingnya sehingga menjadi sarana perbaikan dan pembangunan, tidak sebagai alat
perusak dan penghancur.
19. Ia menjamin untuk memberi jalan keluar setiap persoalan, baik sosial, politik, ekonomi,
pendidikan atau persoalan lainnya.
6. Manfaat Aqidah Bagi Umat Islam
Aqidah Islam merupakan landasan setiap perilaku orang hidup beragama.Oleh sebab itu
memepelajari aqidah islam sangatlah bermanfa’at. Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari
Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat
yang merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus
yakin kebenaran Aqidah lslamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang
akan menjamin kebahagiannya dunia akherat.
Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya;
1) Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
2) Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan jauh dari
kebenaran.
3) Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin dengan sang
pencipta.
4) Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar,yang kekal adalah akherat.
5) Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan selamat dari
kekalnya Neraka.

Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya:


1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya
kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.
2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun
duka.
3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki,
terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia
penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).
4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada Allah
dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda
antara miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit
putih dan hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana
seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad
Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal
adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha
Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa
kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai
sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad
kita tidak ada guna apa-apa.
2. SARAN
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan. Persoalannya
adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist. Karena dewasa
ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun melenceng dari
tuntunan yang berlaku.
Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban islam yang
baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil
intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang
akan datang.
Daftar Pustaka

Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka Imam
Asy Syafi’i. Jakarta
Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai