AQIDAH ISLAM
DI SUSUN OLEH :
ALDI RAHMAN 2302040014
MUHAMMAD AJIL KHOIR 2302040026
ARIZAL SYAHBANA 2302040032
DOSEN PEMBIMBING :
DRA. HJ.AJENG KARTINI, M. Pd. I
BANJARMASIN 2023
KATA PENGANTAR
1. Pengertian ……………………………….………………………....…. 3
2. Ruang lingkup aqidah ………………………………………………….. 4
3. Dalil-dalil aqidah islam …………………………………………………. 5
4. Aqidah yang benar dalam islam …………………………….…………... 7
5. Aqidah ala ahlus sunah …………………………………….……….....… 9
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ……………………………..…………. 10
1. Kesimpulan ………………………………………………………..…... 12
2. Saran ……………………………………………………………..….... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nilai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan
bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah
ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak
kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh.
Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya?
Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini,
karena aqidah adafah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti
kepatanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi adalah
kepalanya lebih dahulu. Disinitah pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut
kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akherat. Dialah kunci menuju surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia
adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut
terminologi syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab,
Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni disebut
Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan
pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan
(ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau
ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai
perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama.
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhias karena Allah SWT
yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai
dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu
syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasuluflah SAW tertolak atau
mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka
amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang
terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan
janganlah ia me.mpersekutukan. seorangpun cialam befibadah kepada Tuhannya. “
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita sebagai
manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman
(mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara
dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal
manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh
akal manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan
dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan
yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang shahih.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?
3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?
4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?
5. Bagaimana aqidah ala ahlus sunah ?
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ?
3. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah.
3. Menerangkan dalil-dalil tentang aqidah islam.
4. Memaparkan aqidah yang benar dalam islam.
5. Menyampaikan dalil yang benar tentang aqidah
6. Memaparkan manfaat aqidah bagi umat islam.
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian
· Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya
mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
· Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
· Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya,
dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
· Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa
arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak
dapat beralih dari padanya.
· Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-
tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak
boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
· Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih
dari kebimbangan dan keragu-raguan.
· Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.
· Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti
menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-
Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dangan segala
pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada malaikatnya dan
rasul-rasulnya, hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa yang telah shahih
tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.
4. Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebaginya.
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis arkanul iman yaitu
1. Iman keppada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepad Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar
3. Dalil-dalil Aqidah Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi
adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan
untuk sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh
dan hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal. Aqidah Islam juga menuntut hanya nabi Muhammad saw sebagai
satu-satunya panutan di antara semua makhluk yang ada. Tidak boleh mengikuti selain
Rasulullah Muhammad, dan tidak diterima selain dari beliau. Beliaulah yang telah
menyampaikan syari’at Rabbnya. Tidak diperkenankan mengambil syari’at selain dari beliau
(siapapun orangnya), atau dari agama dan ideologi selain Islam, atau dari para pakar hukum.
Seorang muslim wajib mengikuti dan mengambil hukum hanya dari Rasul saw berdasarkan
firman Allah Swt:
َ اع هَّللا
َ سول َ َف َقدْ َأ َط َّ َمنْ ُيطِ ِع
ُ الر
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
َسول َ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْر َح ُمون َّ َوَأطِ ي ُعوا
ُ الر
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”
(QS.An-Nuur:56)
Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:
ول ِإاَّل
ِ س َّ سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإ َّن َما َعلَ ْي ِه َما ُح ِّمل َ َو َعلَ ْي ُك ْم َما ُح ِّم ْل ُت ْم َوِإنْ ُتطِ ي ُعوهُ َت ْه َتدُوا َو َما َعلَى
ُ الر َّ ُقلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َوَأطِ ي ُعوا
ُ الر
ُا ْل َباَل ُغ ا ْل ُم ِبين
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
ُّ سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإنَّ هَّللا َ اَل ُيح
َِب ا ْل َكاف ِِرين َّ ُقلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َو
ُ الر
“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya
Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan
dalam banyak tempat (dalam al-qur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:
ُقلْ ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِح ُّبونَ هَّللا َ َفا َّت ِب ُعونِي ُي ْح ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغف ِْر لَ ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َرحِي ٌم
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
(QS.Ali Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
َسولِ ِه ال َّنبِ ِّي اُأْل ِّم ِّي الَّذِي ُيْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو َكلِ َماتِ ِه َوا َّتبِ ُعوهُ لَ َعلَّ ُك ْم َت ْه َتدُون
ُ َفآ ِم ُنوا بِاهَّلل ِ َو َر
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat
petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
َو َما َءاتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
Akidah Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan
totalitas. Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian
lainnya, atau menerapkannya secara bertahap.
Kita tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya.
Seluruh hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu hukum zakat. Disamping itu
Allah Swt mengancam orang-orang yang membeda-bedakan antara satu hukum dengan
hukum yang lain, atau orang-orang yang beriman terhadap sebagian dari Kitabullah dan
kufur terhadap sebagian lainnya. Mereka diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang
pedih di akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah, antara lain
pembuktian adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan adanya Rasul dan
pembuktian bahwa al-Qur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw adalah seorang
Rasul. Semua itu dibahas berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli yang berasal dari al-Qur’an dan
Hadits mutawatir. Meraka telah membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal,
tawakal kepada Allah, serta perkara hidayah (petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana
seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad
Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan
Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk
mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya
Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa
kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai
sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
2. SARAN
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan.
Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun
melenceng dari tuntunan yang berlaku.
Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban islam yang
baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat
diambil intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di
masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka Imam
Asy Syafi’i. Jakarta
Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta