Anda di halaman 1dari 21

ASPEK ASPEK AJARAN ISLAM

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agam Islam


Dosen Pengampu

Dr.H. LASRI NIJAL, M.H., MTA

Disusun Oleh:

SYADILA ARYANI (2346201003)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karenaatas


limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, saya dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul ”Aspek aspek ajaran islam”. Salawat dan salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari
penghabisan.

Atas bimbingan dari dosen pengampu disusunlah makalah ini,


semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kita semua
dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan agama islam dan
semogasegala yang tertuang dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah
keilmuan.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu saya
berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para
pembaca guna perbaikan langkah langkah selanjutnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena


kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Rumusan Masalah........................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................2

A. Aspek Akidah...............................................................................2
B. Aspek Syariah..............................................................................6
C. Aspek Akhlaq...............................................................................9
D. Aspek ibadah..............................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................16

A.Kesimpulan................................................................................16

B. Saran..........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A .Belakang

Ajaran Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan


universalyang terangkum dalam 4 hal pokok; Aqidah, Syariah, Akhlak
dan ibadah. Artinya seluruh ajaran Islam bermuara pada empat hal
ini.pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam.unsur
tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan, karena unsur
tersebut merupakan pondasi atau kerangka dasar dari Agama Islam.

Ajaran Agama Islam yang seharusnya bersumber pada Al-Qur’an


dan sunnah telah banyak yang melenceng. Hal itu dapat dilihat dengan
banyaknya bermunculan aliran-aliran sesat atau yang sifatnya bid’ah.
Selain itu, kasus-kasus kriminalitas yang semakin merajalela pada saat
sekarang ini merupakan suatu cerminan keruntuhan akhlak pada umat
Islam saat ini. Untuk itulah, kita selaku umat &asulullah SAW perlu
mengetahui serta mempelajari tentang Ilmu yang membahas unsur yang
menjadi kerangka dasar ajaran agama Islam tersebut agar kita tidak
tersesat dan tetap berada di jalan yang benar.
B .Rumusan Masalah
a) Apa Pengertian Aspek Akidah?
b) Apa Pengertian Aspek Syariah?
c) Apa Pengertian Aspek Akhlaq?
d) Apa Pengertian Aspek Ibadah?

C .Tujuan Penulisan
a) Untuk Mengetahui Aspek Akidah.
b) Untuk Mengetahui Aspek Syariah.
c) Untuk Mengetahui Aspek Akhlaq.
d) Untuk Mengetahui Aspek Ibadah.

1
BAB II

PMBAHASAN

A. Aspek Aqidah

Aqidah merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, yaitu al


‘aqdu yang memiliki arti ikatan, pengesahan, penguatan, menjadi
kokoh, pengikatan dengan kuat, keyakinan, dan penetapan. Menurut
istilah, aqidah adalah persoalan yang wajib dibenarkan oleh hati dan
jiwa menjadi tentram, sehingga menjadi suatu kekayaan yang teguh dan
kokoh, yang tidak dicampuri dengan keraguan dan kebimbangan.
Aqidah Islam membahas mengenai keyakinan nama, sifat dan perbuatan
Allah, malaikat dan makhluk gaib lainnya, wahyu Allah dalam bentuk
kitab-kitab, sifat dan mukjizat rasul-rasul, hari akhir, serta takdir.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian


Aqidah,yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Hasan Al-banna dalam kitab Majmu’ah Ar-rasail, aqidah
adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenerannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
2. Menurut Abu Bakar Jabir Al-jazairi dalam kitab Aqidah Al-mukmin,
aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah.
3. Menurut Mahmud Syaltut, aqidah Islam adalah suatu system
kepercayaan dalam Islam.

2
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting
bagaikan suatu fondasi bangunan. Selain itu dapat diibaratkan seperti
ibadah dan akhlak merupakan bangunan di bagian atasnya. Sebab pada
dasarnya manusia telah mengetahui Allah walupun secara global, maka
para Rasul utusan Allah SWT diutus bukan untuk memperkenalkan
Allah SWT semata.

Dalam menentukan ruang lingkup aqidah, para ahli menyusun


sistematika.Berikut merupakan sistematika ruang lingkup aqidah
menurut Hasan Al-banna:

1. Ilahiyat merupakan pembahasan mengenai segala sesuatu yang


berhubungan dengan illah (Allah, Tuhan), seperti wujud Allah, nama
dan sifat-sifat Allah, serta perbuatan Allah (af’al).

2. Nubuwwat merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang


berhubungan dengan nabi atau rasul, termasuk pembicaraan mengenai
kitab-kitab Allah dan mukjizat.

3. Ruhaniyat merupakan pembahasan mengenai segala sesuatu yang


berhubungan dengan alam metafisika (ghaib), seperti malaikat, jin, iblis,
setan, dan roh.

4. Sam’iyyat merupakan pembahasan segala sesuatu yang hanya bisa


diketahui dengan cara didengar, yaitu dalil naqli berupa Al-qur’an dan
As-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat,surga dan neraka.

Pada definisi aqidah dapat disebut sebagai perkataan kepercayaan


atau keimanan. Hal ini disebabkan karena iman merupakan unsur utama
aqidah.Iman berasal dari bahasa Arab yang berarti percaya dan diakui
dengan lidah,dibenarkan dengan hati, dan dilakukan dengan perbuatan.

3
1. Iman kepada Allah
Definisi dari beriman kepada Allah ialah meyakini dengan
sepenuh hati dan dengan sadar bahwa Allah adalah Dzat yang harus
disembah. Sebab Allah SWT yang menciptakan, membina, mendidik,
dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia dan makhluk
hidup-Nya.

2. Iman kepada Malaikat


Beriman kepada malaikat artinya meyakini dengan sepenuh hati
dan dengan penuh kesadaran bahwa hanya Allah yang menciptakan
makhluk dari cahaya. Malaikat memiliki karakteristik, yaitu:

a. selalu patuh dan taat,


b. sebagai penyampai wahyu Allah,
c. diciptakan dari cahaya,
d. mempunyai kemampuan yang luar biasa, dan
e. beriman kepada kitab suci.

3. Iman kepada Kitab Allah


Beriman kepada kitab Allah ialah meyakini dengan sepenuh hati
kepada kitab-kitab Allah. Kitab Allah yang wajib diimani ada empat (4),
yaitu:
a. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa as.
b. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud as.
c. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa as.
d. Kitab Al-qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

4. Iman kepada Nabi dan Rasul


Allah mengutus para nabi dan rasul untuk membawa kabar baik
kepada seluruh umat manusia, memberi sikap teladan, dan berpegang
teguh terhadap ajaran Allah. Nabi dan rasul memiliki perbedaan, yaitu
Nabi menerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri, sedangkan
Rasul
menerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri dan disampaikan
kepada seluruh umatnya.

4
5. Iman kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir ialah meyakini jika manusia akan
mengalami kesudahan dan diminta pertanggung jawaban di kemudian
hari.Hari akhir adalah hari dimana berakhirnya kehidupan di dunia dan
bermulanya kehidupan di alam akhirat. Al-qur’an selalu menggugah hati
dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa hari
kiamat dengan nama yang unik, seperti Al-zalzalah, Al-qari’ah, An-
naba,dan Al-qiyamah. Istilah-istilah itu merupakan gambaran mengenai
peristiwa dan keadaan yang akan dihadapi manusia pada hari itu.

6. Iman kepada Qada dan Qadar


Menurut bahasa Qada artinya hukum, ketetapan, perintah,
kehendak,pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah
artinya ketetapan Allah sejak jaman azali sesuai dengan iradah-Nya
mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk. Qadar adalah
kejadian suatu penciptaan yang sesuai dengan penetapan. Iman kepada
qada dan qadar ialah percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa
Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluk-Nya.

Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam, yaitu:

a. Takdir mu’allaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar


(usaha)
manusia, misalnya: orang yang sebelumnya susah secara ekonomi
menjadi kaya atas kerja keras dan do’a.

b. Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan
tidak
dapat diubah, misalnya: kematian, kelahiran, dan jenis kelamin.

5
B.Aspek Syariah

Pengertian Syariah Islam Dalam Kehidupan Syariah adalah


ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi manusia di
dalam hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidupnya dalam rangka
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat mencapai keridhoan Allah
SWT yang dirumuskan dalam Al-Qur’an, yaitu :
Surat Asy-Syura ayat 13 Artinya :
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kamu wahyukan
kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang
yang kembali (kepada-Nya) (Quran surat Asy-Syura ayat 13)
Sedangkan pengertian syariah Islam menurut Mahmud Syaltut
adalah:
syariah menurut bahasa ialah tempat yang didatangi atau yang
dituju oleh manusia dan hewan guna meminum air. Menurut istilah ialah
hukum-hukum dan aturan Allah disyariahkan buat hambanya untuk
diikuti dan hubungan mereka sesama manusia. Di sini dimaksudkan
Makna secara istilah yaitu syariah tertuju kepada hukum yang
didatangkan al-Qur’an dan Rasul-Nya, kemudian yang disepakati para
sahabat dari hukum-hukum yang tidak datang mengenai urusannya
sesuatu nas dari al-Qur’an atau sunah.Kemudian hukum yang
diistinbatkan dengan jalan ijtihad, dan masuk ke ruang ijtihad
menetapkan hukum dengan perantara kias, karinah, tanda-tanda dan
dalil-dalil.

6
Ruang lingkup syari’ah yang sesungguhnya yaitu mencakup keseluruhan ajaran
Islam, baik yang berkaitan dengan akidah, ibadah, akhlaq dan termasuk
diantaranya adalah muamalah yang mengatur tentang peraturan atau
system kehidupan manusia. Ruang lingkup syariah lain mencakup
peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan


langsung dengan Allah SWT (ritual), yang terdiri dari :

a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat,


zakat, puasa, dan haji.

b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam.


Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudlu, mandi,
tayamum, pengaturan menghilangkan najis, peraturan air,
istinja, adzan, qomat, I’tikaf, do’a, sholawat, umroh, tasbih,
istighfar, khitan, pengurusan mayit, dan lain-lain.
Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah,
wakaf, fidyah, hibbah, dan lain-lain.

2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang


dengan yang lainnya dalam hal tukar-menukar harta (jual beli dan
yang searti), diantaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-
menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan, pengupahan,
rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat,
nafkah, titipan, jizah, pesanan, dan lain-lain.

3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang


dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang
berhubungan dengannya), diantaranya: perkawinan, perceraian,
pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara anak, pergaulan
suami istri, mas kawin, berkabung dari suami yang wafat,
meminang, khulu’, li’am dzilar, ilam walimah, wasiyat,dan lain-
lain.

7
4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya :
qishsash, diyat, kifarat, pembunuhan, zinah, minuman keras,
murtad, khianat dalam perjuangan, kesaksian dan lain-lain.

5. Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan


(politik), diantaranya : ukhuwa (persaudaraan) musyawarah
(persamaan), ‘adalah (keadilan), ta’awun (tolong menolong),
tasamu (toleransi), takafulul ijtimah (tanggung jawab sosial),
zi’amah (kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.

6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya :


syukur, sabar, tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah
(konsekwen), syaja’ah (berani), birrul walidain (berbuat baik pada
ayah ibu), dan lain-lain.

7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman,


sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan kemiskinan,
pemeliharaan anak yatim, mesjid, da’wah, perang, dan lain-lain.

Sumber-sumber Syariah :

1. Al-Qur’an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,


dan merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-
hukum pokok.

2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan


penjelasan dan rincian terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang
bersifat umum.
3. Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-
Sunnah untuk menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

8
C. Aspek akhlak

Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis berarti
adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, atau tabiat.Sedangkan secara terminologis, akhaq adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,sehingga dia akan muncul
secara spontan bilamana diperlukan,tanpa memerlukan pemikiran atau
pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Akhlaq itu haruslah bersifat konsisten, spontan, tidak temporer, dan


tidak memikirkan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari
luar.sumber akhlaq yaitu Al Quran dan As sunnah, bukan akal pikiran
maupun pandangan masyarakat seperti etika dan moral. Dalam konsep
akhlaq , segala sesuatu bernilai baik ataupun buruk berdasarkan pada Al
Quran dan As sunnah sebagai acuannya.

Pembahasan akhlaq meliputi wilayah yang luas, mencakup seluruh


aspek kehidupan, baik secara vertical maupun secara horizontal. Akhlaq
meliputi hal hal berikut :

a) Akhlaq terhadap Allah Swt

Pola hubungan antara manusia dengan Allah Swt diantaranya, adalah :

 Mentauhidkan Allah, yaitu mengesakan – Nya baik dalam zat,


asma was shifat maupul a’fal (perbuatan – Nya) serta menjauhkan
diri dri perbuaatan syirik yang bisa menghancurkan sendi sendi
moral dan kehidupan manusia.

 Bertaqwa,yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan


menjalakansegala perintah dan menjauhi larangan – Nya.Cinta dan
ridha, bagi seorang mukmin cinta pertama dan utama
diberikan kepada Allah Swt.

9
 Ikhlas, adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata mata
mengharapkan ridha Allah Swt

 Tawakal, adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan


kepada selain Allah dan menyerahkan segala keputusan haanya
kepada Allah.

 Syukur, adalah memuji si pemberi nikmat aatas kebaikan yang


telah dilakukannya.

 Muraqobah, artinya menjaga, mengawal, menanti dan mengamati.

 Taubat,adalah sebuah kebijakan Allah untuk menerima kembali


hamba – Nya yang telah menjauhkan diri – Nya dan menginginkan
untuk kembali ke jalan yang benar setelah melakukan kesalahan
kesalahan.

b) Akhlaq terhadap Rasulullah Saw

Contoh akhlaq terhadap Rasulullah adalah dengan mencintai dan


memuliakannya.Kemudian menghormati dan memuliakan beliau lebih
daripada menghormati dan memuliakan tokoh manapun dalaam sejarah
umat manusia.

c) Akhlaq pribadi

a) Sidiq, artinya benar atau jujur.


b) Amanah, artinya dipercaya seakar dengan kata iman.
c) Istiqomah, secara etimologis berarti tegak lurus.
d) Iffah, secara etimologis berarti menjauhkan diri dari hal hal
yang tidak baik
e) Tawadlu , artinya rendah hati , kebalikan dari sombong atau
takabur.

10
f) Malu, adalah sikap menahan segala kecenderungan untuk
berbuat buruk , dzalim, keji, sewenang wenang, dan maksiat
lainnya
g) Sabar, secara etimologis berarti menahan dan mengekang.
h) Pemaaf, adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan
orang lain tanpa harus menunggu orang yang bersalah
meminta maaf kepadadirinya.

d) Akhlaq terhadap sesame manusia

a) Akhlaq terhadap ibu dan bapak


b) Akhlaq terhadap keluarga
c) Akhlaq terhadap masyarakat

e) Akhlaq terhadap lingkungan

Manusia diberikan anugrah berupa kekayaan alam yang melimpah


untuk dimanfaatkan sebaik mungkin bagi kepentingan dan kesejahteraan
seluruh makhluk hidup yang ada didalamnya. Oleh karena itu, manusia
sebagai khalifah di muka bumi yaitu wakil Allah yang bertugas
memakmurkan, mengelola, dan melestarikan alam dengan melakukan
pengelolaan alam dan lingkungan dengan baik sehingga tidak terjadi
kerusakan.

D.Aspek Ibadah

Pengetian ibadah secara bahasa adalah tunduk atau merendahkan


diri.Sedangkan secara istilah atau syara’, ibadah merupakan suatu
ketaatan yang dilakukan dan dilaksanakan sesuai perintah-Nya,
merendahkan diri kepada Allah SWT dengan kecintaan yang sangat
tinggi dan mencakup atas segala apa yang Allah ridhai baik yang berupa
ucapan atau perkataan maupun perbuatan yang dhahir atau pun bathin.

11
Pada dasarnya ibadah dapat di bagi dalam tiga kategori utama antara
lain:

1) Ibadah hati (qalbiah) adalah ketika seseorang telah memiliki rasa


takut, rasa cinta(mahabbah), mengharap (raja’), senang (raghbah),
ikhlas, tawakkal.

2) Ibadah lisan & hati (lisaniyah wa qalbiyah) adalah dalam bentuk


dzikir, tasbih,tahlil, tahmid, takbir, syukur, berdoa, membaca ayat Al-
qur’an.

3) Ibadah perbuatan fisik dan hati (badaniyah wa qalbiyah) adalah yang


dilaksanakan dalam bentuk sholat, zakat, haji, berjihad, berpuasa.

Adapun pengertian Ibadah secara istilah (terminologi) adalah


penghambaanseorang manusia kepada Allah untuk dapat mendekatkan
diri kepada-Nya sebagairealisasi dari pelaksanaan tugas hidup selaku
makhluk yang diciptakan Allah.

Pengertian ibadah secara bahasa (etomologis) berasal dari bahasa Arab


dengan asal kata ‘abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun.
‘Abid,berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki
apa-apa, hatta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh
aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan
menghindarkan murkanya.

Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an pada surah al-Dzariyat ayat


56 yang artinya:

“Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku” (QS. al-Dzariyat: 56).

12
Pembagian ibadah dalam ajaran agama Islam berdasarkan jenisnya
dapat
di bagi dalam dua hal antara lain adalah:
a) Ibadah Mahdah(Ibadah dengan ketentuan pasti)
Ibadah Mahdah adalah penghambaan yang murni hanya hubungan
hamba dengan Allah. Ibadah Mahdah memiliki 4 prinsip :
1) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah
yang berdasarkan baik dari Al-Quran maupun Al-Sunnnah.
2) Bersifat supra rasional (diatas jangkauan akal) Yang berarti
ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan
wilayah akal, melainkan wilayah wahyu. Akal hanya
berfungsi memahami rahasia dibaliknya yang disebut
hikmah at-tasyri.
3) Azasnya “taat” yang dituntut dari hamba dalam
melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaan.
4) Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan
Allah, semata untuk kebahagiaan hamba, bukan untuk
Allah, dan salag satu misi utama diutus Rasul adalah untuk
dipatuhi.

b) Ibadah Ghairu Mahdah (Ibadah dengan ketentuan tidak pasti)


Ibadah Ghairu Mahdah (tidak murni semata hubungan dengan
Allah)Pengertian dari ibadah ghairu mahdhah ialah segala amalan
yang diizinkan oleh Allah yang tata cara dan perincian-
perinciannya tidak ditetapkan dengan jelas. Dengan prinsip:
Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang,
selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk
ini boleh dilakukan.

13
Oleh karena itu dalam ibadah ghairu mahdhah, jangan bertanya
mana dalil yang memerintahkannya.Tapi tanyakan dalil mana
yang melarangnya.
contoh ibadah ghairu mahdhah antara lain: Masalah-masalah furu,
seperti shalat subuh dengan qunut atau tidak, dzikir, dakwah,
tolong menolong dll.dalam ibadah ghairu mahdhah ini justru
terbuka lebar terhadap inovasi.
Dalam literatur dakwah Islamiyah, secara umum ditegaskan bahwa
tujuan keberadaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah
swt.
Prinsip-prinsip ibadah antara lain sebagai
berikut:
1. Hanya menyembah kepada Allah semata.
2. Ibadah dilaksanakan tanpa perantara
3. Ibadah harus dilaksanakan dengan ikhlas karena Allah
4. Ibadah harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad
SAW
5. Ibadah yang dilaksanakan harus seimbang antara unsur
jasmani dan ruhani.
6. Ibadah mudah dan meringankan

Ibadah dalam Islam merupakan suatu hal yang diperintahkan oleh


Allah SWT dan memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi
manusia. Fungsi ibadah adalahmembentuk manusia muslim yang
bertaqwa.

14
Ibadah adalah sesuatu perkara yang wajib ditunaikan oleh seorang
hamba Allah di dunia baik yang wajib maupun sunnah. Sebab di
dalamnya terdapat hikmah-hikmah yang semestinya diketahui oleh
hamba-Nya. Hikmah-hikmah tersebut sebagai berikut:

1. Tidak menyekutukan Allah SWT.


2. Memiliki ketakwaan yang kuat
3. Senantiasa terhindar dari segala perbuatan maksiat.

15
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Aqidah merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, yaitu


al-‘aqdu yang memiliki arti ikatan, pengesahan, penguatan,
menjadi kokoh, pengikatan dengan kuat, keyakinan, dan
penetapan. Pada definisi aqidah dapat disebut sebagai perkataan
kepercayaan atau keimanan.Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki
kedudukan yang sangat penting bagaikan suatu fondasi bangunan.
Syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan
pegangan bagi manusia di dalam hidupnya untuk meningkatkan
kwalitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat mencapai keridhoan Allah SWT yang dirumuskan dalam
Al-Qur’an.
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis
berarti adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat.sumber akhlaq yaitu Al Quran
dan As sunnah, bukan akal pikiran maupun pandangan
masyarakat seperti etika dan moral. Dalam konsep akhlaq , segala
sesuatu bernilai baik ataupun buruk berdasarkan pada Al Quran
dan As sunnah sebagai acuannya.
Ibadah merupakan suatu ketaatan yang dilakukan dan
dilaksanakan sesuai perintah-Nya, merendahkan diri kepada Allah
SWT dengan kecintaan yang sangat tinggi dan mencakup atas
segala apa yang Allah ridhai baik yang berupa ucapan atau
perkataan maupun perbuatan yang dhahir ataupun bathin.
B.Saran
Semoga penulisan makalah tentang “Konsep Ketuhanan Dalam
Islam” ini,diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi
penulis dan pembaca untuk lebih memahami mengenai Konsep
Ketuhanan Dalam Islam” serta mengamalkannya di kehidupan
sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Drs. Abu Zakki. 1996. 477 Tanya Jawab Agama Islam.
Jakarta: Penerbit Rica Grafika.

Mannan, Audah. 2012. Aqidah Islamiyah. Makasar: Alauddin


University Press.

Rozak, Dr. H. Abd., dkk. 2019. Studi Islam di Tengah Masyarakat


Majemuk (Islam Rahmatan Iil ‘Alamin). Tangerang Selatan: Penerbit
Yayasan Asy Syriah Modern Indonesia.

Setyawati, dkk. t. Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah Kelas X.


Jakarta: Penerbit Swadaya Murni.

Khoiruman, K. (2019). ASPEK IBADAH, LATIHAN SPRITUAL


DAN AJARAN

MORAL (Studi Pemikiran Harun Nasution tentang Pokok-Pokok


Ajaran Islam). El-

Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis, 8(1), 39-60.

Sumarto, Y. (2019). Tinjauan Teologis Tentang Ibadah Bagi


Pelaksanaan Misi

Allah. Jurnal Jaffray, 17(1), 57-72.

Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum.Fiqh Ibadah dan Mu’amalah,


Yogyakarta: LP3M, 2017

44 halaman
17

Anda mungkin juga menyukai