Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OBJEK STUDY ISLAM

Dosen pengampu:

Riska Khusnawal Mala, M.Pd.

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

1. Desy Dwi Lesfira


2. Enggar Rahmadhani
3. Malita Rundaty Isrin
4. Mey Febriani
5. Muhammad Vika Ma’ali

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL MUSILHUUN

TLOGO-KANIGORO-BLITAR

TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “OBJEK STUDY ISLAM”. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Pengantar Study Islam yang telah
membingbing kami untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, kami
juga ingin mengucapkan terimakasih terhadap pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,


namun demikian telah memberikan manfaat bagi peunulis. Akhir kata penulis
berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Blitar, 06 Oktober 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan penulisan......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

A. Definisi dan pengertian aqidah.................................................................3


B. Ruang lingkup pembahasan aqidah..........................................................4
C. Definisi dan pengertian syari’ah...............................................................5
D. Ruang lingkup pembahasan syari’ah........................................................5
E. Definisi dan pengertian akhlaq.................................................................7
F. Ruang lingkup akhlaq...............................................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................9

A. Kesimpulan...............................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ajaran Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan universal


yang memiliki tiga unsur yaitu, aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya
merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat
dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut merupakan
pondasi atau kerangka dari agama Islam.

Ajaran agama Islam yang seharusnya bersumber pada Al-Qur’an dan As-
Sunah telah banyak yang melenceng. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya
bermunculan aliran-aliran sesat. Selain itu, kasus-kasus kriminalitas yang
merajalela pada saat sekarang ini merupakan suatu cerminan keruntuhan akhlak
pada umat islam saat ini. Untuk itulah, kita selaku umat Rasulullah SAW perlu
mengetahui serta mempelajari tentang ilmu yang membahas ketiga unsur yang
menjadi kerangka dasar ajaran agama islam tersebut agar kita tidak tersesat dan
tetap berada di jalan yang benar.

Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami membahas tentang ketiga unsur
tersebut yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Dengan memepelajari dan mengambil
esensi dari ketiga unsur ini semoga Allah memberikan kita petunjuk agar selamat
di dunia dan di akhirat.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas,maka bisa dirumuskan beberapa


masalah berikut ini :

1. Apa definisi dan pengertian aqidah?


2. Apa saja ruang lingkup pembahasan aqidah?
3. Apa definisi dan pengertian syari’ah?
4. Apa saja ruang lingkup pembahasan syari’ah?
5. Apa definisi dan pengertian akhlaq?
6. Bagaimana ruang lingkup akhlaq?

iv
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan. Maka, berikut ini
tujuan penulisan makalah:
1. Mengetahui pengertian aqidah beserta ruang lingkup pembahasannya.
2. Mengetahui pengertian syari’ah beserta ruang lingkup pembahasannya.
3. Mengetahui pengertian akhlaq beserta ruang lingkup pembahasannya.
D. Manfaat Penulisan
1. Membantu pembaca dalam memahami definisi aqidah, syari’ah, dan
akhlak
2. Membantu pembaca dalam memahami ruang lingkup pembahasan
aqidah, syari’ah, dan akhlak.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aqidah

1) Pengertian Aqidah.

Kata aqidah dalam bahasa Arab adalah ‘aqidah, yang diambil dari kata
dasar ‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan, ‘aqidatan, yang berarti simpul, ikatan perjanjian.
Setelah berbentuk manjadi aqidah, maka ia bermakna keyakinan. Dengan
demikian, aqidah, yang berhubungan dengan kata ‘aqdan, menjadi bermakna
keyakinan yang kokoh dihati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.1

Dalam kamus bahasa indonesia, akidah (aqidah) berarti yang dipercayai


hati. Kata akidah ini juga seakar dengan kata “al-‘aqdu yang memiliki arti sama
dengan kata :

1. Ar-rabth (ikatan).
2. Al-ibran (pengesahan).
3. Al-ihkam (pengetahuan)
4. At-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat)
5. Al-syaddu bi quwwah (pengikat dengan kuat)
6. At-tamasuk (pengokohan) dan al-itsbat (penetapan)
Dengan demikian, kata aqidah dapat dimaknai sebagai ketetapan hati yang
tidak ada keraguan pada orang yang mengembil keputusan.2

Pengertian aqidah secara istilah (dalam agama) berarti perkara yang wajib
dibenarkan oleh hati, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh,
tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Pendapat serupa juga dkemukakan oleh Hasan al Banna, dimana ia


mengatakan : “aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keraguan”.

Sementara itu menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy, aqidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal,
wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dimunculkan oleh manusia dalam hati, diyakini
1
H.Hammis Syafaq, dkk, Pengantar Study Islam, (Surabaya:IAIN Sunan Ampel press, 2011) hal
57
2
H. Hammis Syafaq, dkk, Pengantar Study Islam, (Surabaya:IAIN SunannAmpel press, 2011) hal
57-58

vi
kebenarannya secara pasti serta ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.

Mahmud Syaltut, mantan Rektor al-Azhar Mesir, mendefinisikan aqidah


sebagai suatu sistem kepercayaan dalam islam, diyakini sebelum apapun dan
sebelum melakukan apapun, tanpa ada keraguan sedikitpun dan tanpa ada unsur
yang menggangu kebersihan keyakinan itu.3

Yusuf al-Qardlawi menguraikan beberapa prinsip aqidah, di antaranya


adalah :

1. Tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan.


2. Mendatangkan ketentraman jiwa.
3. Menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran.4

2) Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah.

Ruang lingkup pembahasan aqidah adalah :

1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan


dengan Allah SWT, seperti wujud Allah SWT, sifat-sifat Allah SWT,
perbuatan Allah SWT dan lain-lain.
2. Mubuat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah
SWT, mu’jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, iblis, Syaitan, Roh, dan
lain sebagainya.
4. Sam’yyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat dalil naqli berupa al-Qur’an dan Sunnah, seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga-neraka dan
lainnya.5

3
H. Hammis Syafaq, dkk. Op.cit hal: 59
4
H. Hammis Syafaq, dkk. Op.cit hal: 59
5
H. Hammis Syafaq, dkk. Op.cit hal: 60

vii
B. Syari’ah.

1) Definisi syari’ah.

Syari’ah dalam konteks kajian hukum islam lebih menggambarkan


kumpulan norma-norma hukum yang merupakan hasil dari proses tasyri’. Maka
dalam membahas Syari’ah diawali dengan membahas tasyri’. Tasyri’ adalah
menciptakan dan menerapkan Syari’ah.Dalam kajian hukum islam, tasyri’ sering
didefinisikan sebagai penetapan norma-norma hukum untuk menata kehidupan
manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan umat manusia
lainnya.6

Sesuai dengan obyek penerapannya, maka para ‘ulama membagi tasyri’


kedalam dua bentuk : tasyri’ samawi dan tasyri’ wadh’i.7

Tasyri’ samawi adalah penetapan hukum yang dilakukan langsung oleh


Allah dan Rasul-Nya dalam al-quran dan sunnah. Ketentuan-ketentuan tersebut
bersifat abadi dan tidak berubah karena tidak ada yang kompeten untuk
merubahnya selain Allah sendiri. Contoh tasyri’ samawi termasuk hukum-hukum
sholat, puasa, zakat, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan perkawinan dan
perceraian.

Sedangkan, tasyri’ wadh’i adalah ketentuan hukum yang dilakukan


langsung oleh para mujtahid. Ketentuan-ketentuan hukum hasil kajian mereka ini
tidak memiliki sifat keabadian dan bisa berubah-ubah karena merupakan hasil
kajian nalar para ulama yang tidak ma’sum sebagaimana rasulullah. Contoh
tasyri’ wadh’i termasuk hukum perbankan islam, kontrak modern, dan aturan lalu
lintas.

Sementara itu, kata Syari’ah bermakna jalan tempat keluarnya air untuk
minum (murid al-ma). Dalam kajian hukum islam, Syari’ah diartikan sebagai
segala sesuatu yang disyari’atkan oleh Allah kepada seluruh manusia, agar mereka
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

2) Pembahasan Ruang Lingkup Syariah

Ruang lingkup syari’ah antara lain berikut:

1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung


dengan Allah SWT (ritual), yang terdiri dari:

6
Muhammad Faruq Naban, al-madkhal lli Tasyri’ al-islami(Beirut:Dar al-qalam,1982)hal 11
7
H.Hammis Syafaq,dkk,op. Cit,hal 61

viii
a. Rukun Islam: mengucapkan syahadat, mengerjakan sholat, zakat,
puasa dan haji.
b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam
 Badani (bersifat fisik): bersuci meliputi: wudlu, mandi,
tayamum, penghilangan najis, istinja’, adzan, iqomah,
i’tikaf, doa, sholawat, umroh, khitan, pengurusan mayit,
dll.
 Mali (bersifat harta): kurban, aqiqah, wakaf, fidiyah,
hibah, dll.
2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan
yang lainnya dalam hal tukar menukar harta (jual beli),diantaranya :
dagang, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerjasama dagang, simpanan,
penemuan, pengupahan, rampasan perang, utang-piutang, pungutan,
warisan wasiat, nafkah, titipan, pesanan, dll.
3. Munahakat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseoang dengan
orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan
dengannya) diantaranya: perkawinan, percerain, pengaturan nafkah,
penyusunan, memelihara anak, pergaulan suami istri, mas kawin / mahar,
meminang, lamaran, dll.

4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya: qisas, diat,


kufarat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khianat dalam
perjuangan, kesaksian, dll.

5. Siyasat, yaitu yang mencakup masalah-masalah kemasyarakatan ‘adalah


(keadilan), ta’awun (tolong menolong), tasamuh (toleransi), takhaful
ijtima’ (tanggung jawab sosial), zi’amah (kepemimpinan) pemerintahan,
dll.

6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya: syukur,


sabar, tawadu’ (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsisten),
syaja’ah (berani), birrul walidain, dll.

7. Peraturan-peraturan lainnya seperti: makanan, minuman, sembelihan,


berburu, nazar, pemberatasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim,
masjid, dakwah, peranhg, dll.

ix
C. AKHLAK

1) Definisi Akhlak

Akhlak secara etimologis berarti budi pekerti, tingkah laku, atau tabiat 8.
Secara terminologis akhlak berarti tingkah laku seseorang yang di dorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Muhammad Al-Ghazali,


dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada
diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan
pikiran terlebih dahulu9. Tingkah laku itu dilakukan secara berulang-ulang tidak
cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik atau hanya sewaktu-waktu saja.
Maka seseoreang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya, di
dorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan dengan banyak pertimbangan
pemikiran, apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan
sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan
terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

Sementara itu, ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan
yang dilakukan oleh manusia dan mengajarkan perbuatan baik yang harus
dilakukan oleh manusia dan perbuatan buruk yang harus dihindari dalam
kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengertian diatas, maka terdapat empat hal yang menjadi syarat
apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak:

1. Perbuatan yang baik

2. Kemampuan melakukan perbuatan

3. Kesadaran akan perbutan itu

4. Kondisi jiwa yang cenderung melakukan perbutan baik atau buruk.

Akhlak bersumber pada agama .Perangai senderi mengandung pengertian


sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan
perangai kearah baik atau buruk ,ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri
maupun luar,yaitu kondisi lingkungannya.Lingkungan yang paling kecil adalah
keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk.

8
Abu Hamid al-Ghazali,llya’ ulum al-din(Beurit:Dar al-Fikr,1989) vol III, 98
9
H.Hammis Syafaq,dkk, op. Cit,Hal 65

x
Secara terminologis ,akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinnginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang
baik .Muhammad Al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbutan baik tanpa
mempertimbangkann pikiran terlebih dahulu. Perangai sendiri mengandung
pengertian suatu sifat dan watak yang merupkan bawaan seseorang.

2) Pembahasan Ruang lingkup Akhlak

Ruang lingkup akhlak antara lain:

1. Akhlak dalam berhubungan dengan Allah SWT

Bentuknya adalah dengan menjalankan segala perintahnya dan


menjauhi segala laranganNya.Mencintai Allah SWT dan mensyukuri segala
nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.Mengakui keagungan Allah
SWT sehingga mempunyai rasa malu untuk berbuat maksiat .Mengakui
rahmat Allah SWT dalam segala hal, sehingga memiliki kemauan keras untuk
berdoa kepadaNya dan mencari ridho Allah SWT serta tidak memiliki sifat
putus asa.Menerima segala keputusan Allah SWT dengan sikap sabar,
sehingga tidak akan memiliki prasanka yang buruk kepada Allah SWT.

2. Akhlak dalam berhubungan dengan sesama manusia

Bentuknya adalah dengan saling menjalin silaturahmi, saling


menghormati, dan menghargai, saling tolong menolong, saling
menasehati.Tidak menyakiti orang lain,baik dalam bentuk
perkataan,perbuatan maupun sikap.Tidak bersikap sombong dihadapan orang
lain. Mengedepankan sikap maaf jika terjadi perselisihan.

3. Akhlak dalam berhubungan dengan alam

Bentuknya adalah dengan menjaga kelestarian alam, karena alam


juga makhluk Allah SWT yang berhak hidup seperti manusia. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara menyadari bahwa diri manusia dicptakan dari junsur
alam, yaitu tanah .Dengan demikian alam adalah bagian dari diri manusia.

xi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
1. Kata Aqidah dalam bahasa Arab adalah ‘aqidah, yang diambil dari
kata dasar ‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan, ‘aqidatan, yang berarti simpul,
ikatan, perjanjian. Pengertian aqidah secara istilah (dalam agama)
berarti perkara yang wajib dibenarkan oleh hati, sehingga menjadi
suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, tdak tercampuri oleh
keraguan dan kebimbangan.
2. Ruang lingkup pembahasan aqidah adalah : ilahiyat, nubuwat,
ruhaniyat, dan sam’iyat.
3. Para ‘ulama membagi tasyri’ kedalam dua bentuk yaitu : tasyri’
samaw dan tasyri’ wadl’i.
4. Aspek syar’iah itu mencangkup aturan tentang hubungan antara
manusia dengan Allah, yang disebut dengan ubudiyah, dan
mencangkup aturan tentang hubungan antara manusia dengan
sesama manusia, yang disebut dengan mualamah/ijtima’iyah.
5. Tiga pakar dibidang akhlaq yaitu ibnu Miskawaih, Muhammad al-
Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlaq adalah
peranga yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangan pikiran
teerlebih dahulu.
B. Saran
Berakhirnya makalah tentang pokok-pokok ajaran Islam ini, kami
berharap kepada para mahasiswa untuk lebih mempelajari secara
mendalam. Karena kami merasa makalah kami kurang lengkap dan
kurang sempurna.Untuk kesempurnaan makalah ini, penulis menerima
kritikan dan saran yang membangun dari pembaca.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Syafaq, Hamis, dkk. 2011.Pengantar Study Islam: IAIN Sunan Ampel press. Hal:
57-61.

Nabhan, Muhammad Faruq.1982, Al-Madkhal lli Tasyri’ al-Islami, Beirut: Dar al-
Qalam. Hal: 11

Al-Ghazali, Abu Hamid. 1989. llya’ Ulum al-Din. Beirut: Dar al-Fikr

Amin Abdullah.2001. Study Islam. Yogyakarta: Normatifitas atau historisitas


pustaka belajar.

Amin Abdullah. 2006. Islamic Studies di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: pustaka


belajar

xiii

Anda mungkin juga menyukai