Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUMBER AJARAN ISLAM PELENGKAP (ARRA’YU)

Dosen Pengampu :
Ahmad Hariandi, S.Pd.I., M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Indah Suprihatin (A1D118068)
Nur Rohayati (A1D118129)
Tria Rapika Wahyuni (A1D118105)
Euis Arissah (A1D118154)
Annisa Fitrah (A1D118178)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Sumber Pelengkap Arra’yu..................................................................... 3
2.2 Kerasulan Nabi Muhammad SAW........................................................ 5
2.3 Akhlak dan Fungsi Kenabian Muhammad SAW................................. 7
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 11
3.2 Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Muara Bulian, September 2018

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman
syariat islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari
Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah.
Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah dan
akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat runtuk
mengembangkannya.
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap
muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal
pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan seluruh kemampuan
akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang memenuhi syarat untuk mengkaji
dan memahami wahyu dan sunnah serta mengalirkan ajaran, termasuk ajaran mengenai
hukum (fikih) Islam dari keduanya.
Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu
dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif.
Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman ke Islaman seseorang akan
mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan ke Islaman yang bersangkutan. Untuk itu
uraian di bawah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Islam1.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa saja sumber – sumber ajaran Agama Islam?
 Apa itu ijtihad?

1.3 Tujuan Penulisan


 Memamaparkan dan menjelaskan sumber-sumber ajaran islam
 Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan akan sumber – sumber ajaran
Agama Islam


Pendidikan Agama Islam

1
1.4 Manfaat Penulisan
 Bagi penulis dapat menciptakan kreatifitas dalam penulisan karya ilmiah.
 Bagi masyarakat luas diharapkaan mampu mengetahui tentang sumber ajaran
agama islam.


Pendidikan Agama islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber pelengkap (AR-RA’YU)


Secara garis besar ayat –ayat Al-Qur’an dibedakan atas ayat muhkamat dan ayat
mutasyabihat. Ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang sudah jelas dan terang maksudnya dan
hukum yang dikandungnya tidak memerlukan penafsiran. Pada umumnya bersifat perintah,
seperti penegakan shalat, puasa, zakat dan haji.
Sedangkan ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang memerlukan penafsiran
lebih lanjut walaupun dalam bunyinya sudah jelas mempunyai arti, seperti ayat mengenai
gejala alam yang terjadi setiap hari. Adanya ayat mutasyabihat mengisyaratkan manusia utuk
mempergunakan akalnya dengan benar serta berpikir mengenai ketetapan hukum peristiwa
tertentu yang tidak disebutkan secara ekspilit dalam AL-Qur’an maupun Sunnah Rasulullah
SAW. Pola berfikir seperti ini disebut Ijtihad.
Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti mencurahkan tenaga dan pikiran atau
bekerja semaksimal mungkin.sedangkan ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala
kemampuan berpikir untuk mengeluarkan hukum syara’ dari dalildalil syara’, yaitu Al-
Qur’an dan hadist. Orang yang menetapkan hukum dengan jalan ini disebut mujtahid. Hasil
dari ijtihad merupakan sumber hukum islam yang ketiga setelah AL-Qur’an dan Hadist.
Walaupun islam adalah agama yang berdasarkan wahyu dari Allah SWT, islam sangat
menghargai akal. Hal ini terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang memerintahkan
manusia untuk mengunakan akal pikirannya, seperti pada surat An-nahl ayat 67 yang artinya:
“...Sesunguhnya pada yang demikian itu bear-benar terdapat tanda kebesaran Allah bagi orag
yang memikirnya”.
Oleh karena itu apabila, apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat
didalam Al-Qur’an maupun hadist, maka diperintahkan untuk berijtihad dengan
menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu pada Al-Qur’an dan hadist.
Adapun macam-macam bentuk ijtihad yang dikenal dalam syari’at islam, yaitu:
a. Ijma’, menurut bahasa artinya sepakat, setuju atau sependapat. Sedangkan menurut
istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat nabi Muhammad SAW sesudah
beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara


Pendidikan Agama Islam

3
musyawarah, hasil dari ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan
ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
b. Qiyaz, yang berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan dengan
meyamakannya. Dengan kata lain qiyaz dapat diartikan pula sebagai suatu upaya
untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok
masalah atau sebab akibat yang sama. Contohnya adalah pada surat Al-isra” ayat 23
dikatakan bahwa perkataan”ah”,”cis”atau “hus”. Kepada orang tua tidak
diperbolehkan karena dianggap meremehkan ataumenghina, maka qiyas yang
diambil adalah berkata seperti itu saja tidak diperbolehkan, apalagi sampai memukul
karena sama-sama menyakiti hati orang tua.
c. Istihsan, yang berarti suatu proses perpindahan dari suatu qiyas kepada qiyas
lainnnya yang lebh kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima
untuk mencega kemudharatan atau dapat diafrtikan pula menetapkanhukum suatu
perkara yang menurut logika dapat dibenarkan. contohnya, menurut aturan syara’
kita dilarang mengadakan jual beli yang barngnya belum ada saat terjadinya
akad.akan tetapi menurut istihsan, syara’ memberikan rukhsah (kemudahan atau
keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan sistem pembayar diawal,
sedangkan baranya dikirimkan kemudian.
d. Mashlah murshalah, menurut bahasa berarti kejesahteraan umum. Adapun meurut
istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemashalatan manusia.
Contohnya, dalam Al-qur’an maupun hadist tidak terdapat dalil yang
memerintahkan untu membukukan ayat-ayat Al-qur’an. Akan tetapi, hal ini
dilakuakan pleh umat islam demi kemashalatan umat
e. Sudutz dzariah, mennurut bahasa berati menutup jalan, sedangkan menurut istilah
adalaah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atuau haram demi
kepetingan umat. Contohnya adalah adanya larangan meminum minuman keras
walaupun hanya seteguk,padahal minum seteguk tidak memabukkan. Laranga
seperti ini untuk menjaga agar jangan sampai orang tersebut minum banyak higga
mabuk bahakan menjadi kebiasaan.
f. Istishaf, yang berarti melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah
ditetapkan dimasa lalu hingga ada dalil yang menggubah kedudukan hukum tersebut.
Contohya, seseorag yag ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Disaat


Pendidikan Agama Islam

4
seperti ini, ia harus berpegan atau byakin pada keadaa sebelum berwudhu sehingaa
ia harus berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak berudhu.

g. Urf, berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat) bak berupa perkataan
maupun perbuatan. Contohnya adalah da;am hal jual beli. Si pembeli menyerahkan
uang sebagai pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa mengatakan ijab
kabul karena harga telah dimaklumi bersama antara pejual dan pembeli.

Ijtihad mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam dan merupakan
sumber hukum islam yang ketiga setelah Al-Qur’an dan hadist. Dengan ijtihad itu umat islam
menyelesaikan persoalan-persoalan yang hukumnya tidak ada dalam hukum Al-Qu’an
maupun Hadist. Setelah Rasulullah SA wafat, tidak ada lagi sosok yang dapat ditanya secara
langsung tentang masalah-masalah islam. Oleh karena itu, ijtihad dijadikan jalan keluar untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan tetap mengacu pada All-Qur’an dan hadist.

2.2 KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW


Nabi muhammad SAW adalah pembawa risalah di ajaran islam dan diyakini sebagai
nabi Allah (rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional muslim (dalam bahasa arab
disebut sirah ), ia lahir diperkirakan sekitar 20 april 571 masehi, di Mekkah (“Makkah”) dan
wafat pada 8 juni 632 M dimadinah, kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (arab saudi
saat ini)
 Etimologi
“Muhammad” dalam bahasa Arab berarti “dia yang terpuji” muslim mepercayai
bahwa ajaran islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW adalah peyempurnaan dari
agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan gelar
Rasulul Allah, dan menambahkan kalimat Sallallahu Alaihi Wasallam, yang berarti “semoga
Allah memberi kebahgiaan dan keselamatan kepadanya”; sering disingkat “S .A.W” atau
“SAW” setelah namanya. Selain itu Al-Qur’an dalam surat as-Saff/61 menyebut nama
muhammad dengan nama “Ahmad” yang alam bahsa arab juga berarti “terpuji”
 Geneolgi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali atu berttemu pada datuknya
yang kelima yakni kitab bin Murrahbin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin


Pendidikan Agama Islam Berbasis karakter

5
Malik bin An-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin
Mudar bin Nizar bin Mu’ad bin Adnan. Dimana Adnan merupakan keturunan laki-laki
ketujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh, Muhammad lahir dihari senin,
12 Rabi’ ul awal tahun 571 masehi (lebih dikenal Tahun Gajah).
 Kerasulan Nabi Muhammad
Pada usia 40 tahun, yang disebut oleh Al-Qur’an dalam surah Al-Ahqaf ayat 15
sebagai usia kesempurnaan, Muhammad SAW diangkat menjadi nabi. Ditandai dengan
turunnya ahyu pertama iqra’ (bacalah). Sebelumnya beliau tidak pernah menduga akan
mendapat tugas dan kedudukan yang demikian terhormat. Karena itu ditemukan ayat-ayat
AlQur’an yang menguraikan sikap beliau terhadap wahyu dan memberi kesan baha pada
mulanya beliau sendiri “Ragu” dan gelisah mengenai hal yang dialaminya Q.S Yunus/10:94
mengisyaratkan bahwa;
“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami
turunkan kepadamu maka tayakanlah kepada orag yang membaca kitab sebelummu,.
Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari tuhanmu maka janganlah sekali-
kali engkau termasuk orang yang ragu-ragu”.

Kegelisahan itu bertambah besar setelah wahyu pertama yang beliau terima,
kemudian pada saat wahyu berikutya yang beliau nanti-nantikan tidak kujung datang, hingga
menurut beberapa riwayat beliau sangat gelisah. Rupanya Allah SWT bermaksud menjadikan
beliau lebih merindukan lagi “sang kekasih dan firman-firman-Nya” agar semakin mantap
cinta beliau kepada-Nya surat Adh-Dhuha menyatakan sekelumit hal itu,sekaligus sekilas
kedudukan beliau disisi Allah SWT.
Surat ini turun berkenaan dengan kegelisaha nabi Muhammad SAW karena
ketidakhadiran malaikat jibril membawa wahyu yang kesekian kali sebelumnya datang.
“Demi adh-dhuha dan malam apbila bening tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak
pula membenci siapapun”, mengapa ad-dhuha yaki “matahari ketika naik sepenggalan” yang
dipilih berkaitan dengan wahyu-wahyu yang diterima oleh nabi Muhammad SAW, atau
apakah adh-dhuha ada kaitannya dengan ketidakhadiran wahyu-wahyu ilahi? Ketika matahri
itu sepenggalah, cahayanya tidak terlalu terik, sehingga tidak menyebabkan gangguan
sedikitpun, bahkan panasnya memberikan kesegaran, kenyamanan, dan kesehatan.


Pendidikan Agama Islam berbasis karakter

6
Dapat juga dikatakan baha kterketidakhadiran wahyu justru pada saat nabi
Muhammad SAW menanti-nantikannya, membuktikan bahwa wahyu adalah wewenang
Tuhan sendiri. Walaupun keingian nabi Muhammad SAW meluap-luap menantikan
kehadirannya namun jika tuhan tidak menghendaki, wahyu tidak akan datang. Ini
membuktika baha wahyu bukan merupakan hasil renungan atau bisikan jiwa Kenabian
muhammad SAW bukan merupakan hal yang baru bagi umat manusia, nabi Muhammad
SAW secara tegas diperintahkan untuk menyatakan hal itu, sebagaiman Firman Allah SWT:

Katakanlah (Muhammad), “Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul,


dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah
mengikuti apa yang diahyukan kepadaku, dan aku hanyalah pemberi peringatan yang
menjelaskan.” (QS.Al-Ahqaf/46;9)
Namun demikian, kenabian Muhammada SAW berbeda dengan kenabian utusan
tuhan yang lain. Sebelum beliau, para Nabi dan Rasul diutus untuk masyarakat dari waktu
tertentu, tetapi Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh manusia di setiap waktu dan
tempat , “katakanlah (hai Muhammad), wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah
bagi kamu semua” (qs Al-a’raf/7:158).

2.3 Akhlak dan Fungsi Kenabian Muhammad SAW


Al-Qur’an mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak
yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan bahwa pengangatan beliau sebagai nabi adalah
keluhuran akhlak dan budi pekertinya. Hal ini dipahami dari wahyu ketiga antara lain
menyatakan bahwa:

7
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas akhlak yang agung” (QS.Al-
Qalam/68:4)

Kata “di atas” tentu mempunyai makna yang sangat dalam, melebihi kata lain,
misalnya, pada tahap/dalam keadaan akhlak mulia seperti dikemukan di atas, Al-Qur’an surat
Al’An’am ayat 90 menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayatnya 18 nama Nabi/Rasul, setelah
kedelapan belas nama disebut, Allah SWT berpesan kepada Nabi Muhammad SAW.,
“mereka itulah yang telah memperoleh petunjuk dari Allah, maka hendaknya kamu
meneladani petunjuk yang mereka peroleh”
Ulama–ulama tafsir menyatakan bahwa nabi SAW pasti memperhatikan benar pesan
ini. Hal itu terbukti antara lain, ketika salah seorang pengikutnya mengecam kebijaksanan
beliau saat membagi harta rampasan perang, beliau menahan amarahnya dan menyabarkan
diri dengan berkata, “Semoga Allah SWT merahmati Nabi Musa AS”. Dia telah diganggu
melebihi ganguan yang kualam ini dan dia bersabar.” Karena itu pula sebagian ulama tafsir
menyimpulkan, bahwa pastilah Nabi Muhammad SAW telah meneladani sifat-sifat terpuji
para nabi sebelum beliau.
Nabi Nuh AS dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Nabi
Ibrahim AS dikenal sebagai seorang yang amat pemurah, sert amat tekun bermujahadah
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi Daud dikenal sebagai nabi yang amat menaruh
rasa syukur serta penghargaannya terhadap nikmat Allah SWT. Nabi Zakaria AS, Nabi
Yahya AS, dan Nabi Isa AS, adalah nabi-nabi yang berupaya menghindari kenikmatan dunia
demi mendekatkan diri kepada Allah SWT, Nabi Yusuf AS terkenal gagah, dan amat
bersyukur dalam nikmat dan bersabar menahan cobaan. Nabi Yunus AS diketahui sebagai
nabi yang sangat khusu’ ketika berdo’a. Nabi Musa AS terbukti sebagai nabi yang berani dan
memiliki ketegasan. Nabi Harun AS sebalikya, adalah nabi yang penuh dengan kelembut-
lembutan. Demikian seterusnya, dan Nabi Muhammad SAW meneladani semua
keistimewaan para Nabi tersebut


Pendidikan Agama Islam berbasis karakter

8
Ada beberapa sifat Nabi Muhammad SAW yang ditekankan oleh Al-Qur,an Antara
lain;

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat
terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keamanan dan keselamatan) bagi
kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka
Berpaling (dari keimanan) maka katakanlah ‘Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain
Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang
agung.” (At-Taubah ayat 128-129)
Begitu besar perhatiannya kepada umat manusia, sehingga hampir-hampir saja ia
mencelakakan diri demi mengajak menjadi beriman (baca QS asy-syu’ara/26;3) begitu luas
rahmat dan kasih sayang yang dibawanya, sehingga menyentuh manusia, binatang, tumbuh-
tumbuhan, dan makhluk tak bernyawa.
Sebelum Eropa memperkenalkan Organisasi pecinta binatang, Nabi Muhammad
SAW telah mengajarkan, bertakwalah kepada Allah dalm memperlakukan terhadap binatang-
binatang, kendarailah dan makanlah dengan baik.” Seorang wanita terjerumus kedalam
neraka karena seekor kucing yang dikurungnya” “seorang wanita yang bergelimang dosa
diampuni tuhan karena memberi minum seekor anjing yang kehausan” rahmat dan kasih
sayang yang dicurahkannya sampai pula pada benda-benda tak bernyawa.
Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang lahir seperti manusia yang lain dalam
naluri, fungsi fisik dan kebutuhannya, tetapi bukan dalam sifatnya dan keagungannya karena
beliau mendapat bimbingan tuhan dan kedudukan istimewa di sisi-Nya, sedang yang lain
tidak demikian seperti halnya permata adalah jenis batu yang sama jenisnya dengan batu
yang ada di jalan, tetapi ia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh batu-batu lain.
Atas dasar sifat-sifat yang agung dan meyeluruh itu, Allah SWT menjadikan beliau
teladan yang baik sekaligus sebagi pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan


Pendidikan Agama Islam berbasis karakter

9
ٰ ْ ‫ّٰللاَ َو ْاليَ ْو َم‬
‫اْل ِخ َر و‬ َ ‫ّٰللاِ أ ُ ْس َوة ٌ َح‬
‫سنَةٌ ِلِّ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ه‬ ُ ‫ّٰللاَََلَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
‫س ْو ِل ه‬ ‫ذَ َك َر ه‬
٢١ۗ ‫َك ِثي ًْرا‬
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah. (QS Al-Ahzab/33;21)
Keteladan tersebut dapat dilakukan oleh setiap manusia, karena beliau telah memiliki
semua sifat terpuji yang dapat dimiliki oleh semua manusia. dalam konteks ini, Abban Al-
Aqqad, seorang pakar Muslim Komtemporer menguraikan bahwa manusia dapat
diklasifikasikan kedalam empat tipe: seniman, pemikir, pekerja, dan yang tekun beribadah.
Sejarah hidup nabi Muhammad SAW membuktikan bahwa beliau menghimpun dan mecapai
puncak keempat macam klasifikasi manusia ini. Karya-karyanya, ibadahnya, seni bahasa
yang dikuasainya, serta pemikiran–pemikirannya sungguh megagumkan setiap orang yang
bersikap objektif. Karena itu pada seorang Muslim akan kagum berganda kepada beliau ,
sekali pada saat memandanginya melalui kacamata ilmu dan kemanusiaan, dan kedua kali
pada saat memandaginya dengan kacamata iman dan agama.
Banyak fungsi yang ditetapkan Allah SWT bagi Nabi Muhammad SAW, antara lain
sebagai syahid (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan) (QS. Al-Fath/48; 8), yang
pada akhirnya bermuara pada penyebarluasan rahmat bagi alam semesta.

َ‫علَ ْي ُك ْم ش َِهيدًا ۗ َو َما َجعَ ْلنَا ا ْل ِق ْبلَة‬ َٰ


َ ‫سو ُل‬ َّ َ‫علَى النَّا ِس َويَكُون‬
ُ ‫الر‬ َ ‫ش َهدَا َء‬ َ ‫َو َكذَ ِلكَ َجعَ ْلنَا ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
ُ ‫س ًطا ِلتَكُونُوا‬
‫علَى الَّ ِذينَ َهدَى‬
َ ‫يرةً إِ ََّّل‬
َ ‫ع ِقبَ ْي ِه ۚ َو ِإ ْن كَانَتْ لَ َك ِب‬
َ ‫علَ َٰى‬ ُ ‫سو َل ِم َّم ْن يَ ْنقَ ِل‬
َ ‫ب‬ َّ ‫علَ ْي َها ِإ ََّّل ِلنَ ْعلَ َم َم ْن يَتَّبِ ُع‬
ُ ‫الر‬ َ َ‫الَّتِي ُك ْنت‬
ٌ ‫اس لَ َر ُء‬
‫وف َر ِحي ٌم‬ ِ َّ‫َّللاَ ِبالن‬
َّ َّ‫َّللاُ ِليُ ِضي َع إِي َمانَ ُك ْم ۚ إِن‬
َّ َ‫َّللاُ ۗ َو َما َكان‬
َّ

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu
(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan
siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia (QS,
Al-Baqarah/2:143)


Pendidikan Agama Islam berbasis karakter

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber islam merupakan hal yang penting bagi kita,karna sumber islam merupakan
petunjuk kita untuk menjalani hidup. Ada pun yang dinamakan dengan sumber hukum islam
yaitu segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan
yang bersifat engikat yang apabila di langgar akan menmbulkan sangsi yang tegas dan nyata
sumber ajaran islam dirumuskan dengan jelas oleh Rasululah SAW, yakni terdiri dari 3
sumber, yaitu kitabuallah(Al-Quran), As-Sunnah ( Hadis) dan Ra’yu atau akal fikiran
manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad.

3.2 Saran
Saran dari penulis adalah marilah kita mengamalkan dan menjadikan Al-Qur’an dan
Al-Sunnah sebagai pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari yang merupakan sumber dari
hukum agama islam dan sekaligus dapat membuat kita bahagia baik itu di dunia maupun di
akhirat nanti.


Pendidikan Agama Islam berbasis karakter

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim
Abbas, Arifin, 1997), ilmu tasawuf, cet.l, Jakarta, pustaka Aman press
Ahmadi, Abu dan Noor Salimi (2004), Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT
bumi Aksara.
Al-A’jam, Rafiq, (1983), ushul Islamiyah Manhajuha wa ab’aduha, Beirut, Dar al-ilmi
Alfandi, Safuan, (2006), Wejangan Penyejuk Iman Syekh Abdul Qodir Jaelani Pembebasan
Manusia Dari Bahaya Syirik, Solo, sendang Ilmu

12

Anda mungkin juga menyukai