Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Dr. A. Heris Hermawan, M.Ag.
Oleh
Kelompok 8
Semester VI/ Kelas A
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini
kami ucapkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-
Nya makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
A. Heris Hermawan, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Filsafat Manajemen Pendidikan Islam
yang telah membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.
Penulisan makalah yang berjudul “filosofi regulasi manajemen pendidikan Islam” ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Manajemen Pendidikan Islam.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah ini, masih terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan berbagai saran dan kritik yang bersifat membangun dan bermanfaat khususnya
bagi penyusun, umumnya bagi pembaca. Namun, penyusun berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.
Atas terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. Kesimpulan............................................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia itu sifatnya rasional, logik, dan selalu berkembang. Oleh karena adanya sifat
yang ingin terus berkembang muncullah ide-ide inovasi dari berbagai kelompok manusia
itu sendiri. Secara tidak langsung dan dalam kurun waktu tertentu ide-ide tersebut akan
terkumpul melalui media yang ada dan menjadi suatu bahan pemikiran sekelompok
manusia. Ide-ide yang ada dimungkinkan memiliki gagasan yang sama dan mengarah
pada tujuan dan ambisi yang sama pula.
Dengan adanya tujuan yang sama dalam proses meraih sebuah pencapaian dibutuhkan
suatu kerja sama dan wadahnya yaitu sebuah organisasi. Dimana kerjasama diharapkan
akan melengkapi kekurangan yang satu dengan yang lainnya. Kerjasama yang terdiri dari
pemikiran-pemikiran yang berbeda, di situlah akan tertuang pendapat-pendapat yang
memiliki kekuatan dan prinsip masing-masing.
Dalam suatu organisasi, muncullah keluhan-keluhan yang sering dikeluarkan oleh
sementara orang yang mendapatkan layanan dari kinerja organisasi tersebut antara lain
urusannya lambat karena pengaturannya buruk, agar usahannya dapat maksimal perlu
pengaturan terlebih dahulu dan suatu perusahaan yang kacau itu artinya salah urus.
Berangkat dari keluhan-keluhan di atas dan pendapat-pendapat yang tersirat akan
disatukan untuk dijadikan satu kekuatan besar dalam peraihan tujuan. Untuk
mengedalikan kekuatan tersebut perlu adanya pengaturan demi jalannya kerjasama yang
lancar. Pengaturan yaitu suatu pedoman atau aturan yang berfungsi mengatur hal-hal yang
merupakan keharusan atau wajib dilakukan yang telah disepakati secara bersama. Dari hal
tersebut muncullah istilah asing dalam bahasa Inggris manage yang berarti mengatur
dan management berarti pengaturan. Dalam bahasa Indonesia dari unsur serapan asing
tersebut muncullah istilah manajemen.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran filosofi pendidikan islam dari beberapa tokoh filsafat
islam?
2. Bagaimana filosofi manajemen pendidikan islam?
3. Apa saja filosofi prinsip-prinsip manajemen pendidikan islam dan penjelaannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pemikiran filosofi pendidikan islam dari beberapa tokoh
filsafat islam
2. Untuk mengetahui filosofi manajemen pendidikan islam
3. Untuk mengetahui filosofi prinsip-prinsip manajemen pendidikan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemikiran Para Tokoh tentang Filosofi Pendidikan Islam
Kata filosofi atau filsafat berasal dari kata philos artinya cinta dan shopos
artinya kebijakan. Jadi, filsafat adalah cinta terhadap kebijakan. Secara umum filsafat
adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat tentang kebenaran
sesuatu.
Pendidikan islam adalah pendidikan islami, pendidikan yang punya
karakteristik dan sifat keislaman, yakni pendidikan yang didirikan dan dikembangkan
di atas dasar ajaran islam.1 Dasar filosofis pendidikan Islam merupakan kajian
filosofis mengenai pendidikan Islam yang didasarkan al-Qur’an dan al-Hadits dan
pendapat para ahli, khususnya para sahabat nabi SAW sebagai sumber. Berikut
beberapa ayat dan hadis yang didalamnya terdapat penjelasan tentang dasar atau
landasan dalam Pendidikan Islam :
a) Surat al-Baqarah: 129
َ َك َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ٱل ِك ٰت
ب َوٱل ِحك َمةَ َويُزَ ِّكي ِهم ِإنَّكَ َأنتَ ٱل َع ِزي ُزٱل َح ِكي ُم ْ َُربَّنَا َوٱب َعث فِي ِهم َرسُوال ِّمنهُم يَتل
َ ِوا َعلَي ِهم َءا ٰيَت
Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah)
serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 129)
b) Hadis nabi muhammad SAW
كتاب هللا و سنة نبي: فلن تضلوا بعدي أبدا،يا أيها الناس أني قد تركت فيكم ما إن اعتصمتم به
Artinya: “Wahai manusia sesungguhnya aku (Muhammad SAW) telah
meninggalkan wasiat kepada kalian, barangsiapa yang berpegang teguh
kepadanya maka ia tidak akan pernah tersesat selamanya, wasiat itu adalah
Kitabullah dan Sunnah nabi-Nya” (HR. Bukhori dan Muslim)2
3
4
Syed M. Naquib Al-Attas ibn Ali ibn Abdullah ibn Muhsin al-Attas
lahir pada 5 September 1931 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Al-Attas adalah
anak kedua dari 3 bersaudara dan keturunan melayu juga. Dari keluarganya di
bogor, dia memperoleh pendidikan dalam disiplin ilmu-ilmu keislaman,
sedangkan dari keluarganya di johor, dia memperoleh pendidikan yang sangat
bermanfaat baginya dalam mengembangkan dasar-dasar bahasa,sastra, dan
kebudayaan melayu.
menghindari suatu perbuatan yang tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap
pekerjaan yang mereka lakukan.
3) Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir pada tanggal 22 Februari 1873 dilahirkan di
Punjab, lebih tepatnya di Sialkot, Pakistan. Keluarganya dari kasta Brahmana
Kasmir yang telah memeluk agama islam sejak 3 abad sebelum ia di lahirkan.
Kakeknya adalah Muhammad Rafiq, seorang sufi terkenal. Ayahnya
Muhammad Noer seorang muslim yang sangat disiplin dalam kehidupan sufi.
Dalam perspektif Iqbal, pendidikan tidak semestinya mengenal
klasifikasi pendidikan timur dan barat atau agama dan sebagainya, karena
justru akan semakin menjauhkan dari tujuan sebenarnya sebuah pendidikan.
Iqbal memang tidak merumuskan teknik dan metode pendidikan secara
operasional.5 Namun, lebih berharga dari itu Iqbal telah membimbing
perhatian kita pada prinsip-prinsip yang mendasar tentang pendidikan dan
melandasi setiap pemikiran serta praktik pendidikan secara tepat.
Tujuan pendidikan islam menurut Muhammad Iqbal,yakni pendidikan
manusia seutuhnya yang tidak saja memperhatikan aspek rohani juga jasmani
dan akal. Dengan kata lain adalah pendidikan yang meletakkan landasan
keseimbangan dan keserasian dari seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan
memandang bahwa tidak ada dikotomi(pembagian yang bertentangan) antara
ilmu agama dan ilmu lain.
4) Imam Al- Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al
Ghazali di lahirkan di Thus, sebuah kota di Khurasan, Persia. Pada tahun 450
H atau 1058 masehi. Al-Ghazali adalah seorang yang cerdas dan mampu
mendebat segala sesuatu yang tidak sesuai dengan penalaran yang jernih
sehingga imam Al juwaini sempat memberi predikat beliau itu sebagai seorang
yang memiliki ilmu yang sangat luas.
Pengertian pendidikan menurut al-Ghazali adalah menghilangkan
akhlak buruk dan menanamkan akhlak yang baik.6 Seorang guru dapat
pendidikan itu menjadi bagian kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi
orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.
Dari berbagai sudut pandang tentang manajemen islam dan pendidikan islam,
diperoleh suatu pemahaman bahwa manajemen pendidikan islam adalah berbagai
upaya yang dilakukan secara efektif dan efisiensi dengan di dasarkan pada prinsip
iman dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam yaitu membentuk manusia
seutuhnya, akal dan hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu: Al-Qur’an,
As-Sunnah serta perundang-undang yang berlaku di Indonesia.9
1. Al-Qur’an
Banyak Ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa menjadi dasar tentang
manajemen pendidikan Islam.Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat
dijadikan dasar manajemen pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
ِّين َولِيُ ْن ِذرُوا قَوْ َمهُ ْم ِإ َذاِ َو َما َكانَ ْال ُمْؤ ِمنُونَ لِيَ ْنفِرُوا َكافَّةً ۚ فَلَوْ اَل نَفَ َر ِم ْن ُك ِّل فِرْ قَ ٍة ِم ْنهُ ْم طَاِئفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الد
ََر َجعُوا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُون
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan tentang
pentingnya manajemen, di antaranya manajemen pendidikan, lebih khusus lagi
manajemen sumber daya manusia.
2. As-Sunnah
Rasulullah SAW adalah juru didik dan beliau juga menjunjung tinggi
terhadap pendidikan dan memotivasi umatnya agar berkiprah dalam
pendidikan dan pengajaran. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang
menyembunyikan ilmunya maka Allah akan mengekangnya dengan kekang
berapi ( HR. Ibnu Majah).
Berdasarkan pada hadits di atas, Rasulullah SAW memiliki perhatian
yang besar terhadap pendidikan.
3. Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan dalam Pasal 30 ayat 1 bahwa:“Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk
agama, sesuai dengan peraturan perundangundangan”. Disebutkan pula dalam
Pasal 30 ayat 2 bahwa “Pendidikan keagamaan berfungsi menyiapkan peserta
9 https://media.neliti.com/media/publications/58080-ID-konsep-manajemenpendidikan-islam-
perspe.pdf
9
Kata filosofi atau filsafat berasal dari kata philos artinya cinta dan shopos artinya
kebijakan. Jadi, filsafat adalah cinta terhadap kebijakan. Secara umum filsafat adalah ilmu
yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat tentang kebenaran sesuatu.
Pendidikan islam adalah pendidikan islami, pendidikan yang punya karakteristik dan
sifat keislaman, yakni pendidikan yang didirikan dan dikembangkan di atas dasar ajaran
islam. Dasar filosofis pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai pendidikan
Islam yang didasarkan al-Qur’an dan al-Hadits dan pendapat para ahli, khususnya para
sahabat nabi SAW sebagai sumber.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran pembaca diharapkan demi kesempurnaanya ke depan.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahnih.blogspot.co.id/2014/06/dasar-filosofis-pendidikan-islam.html
https://media.neliti.com/media/publications/58080-ID-konsep-manajemen-pendidikan-islam-
perspe.pdf
11