Dosen Pengampu:
Dr. sunarto,M.Pd.I
Disusun Oleh:
Kelompok 1:
Kelas: i
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita hidayah serta
rahmat sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu
dengan judul “Hadits Sebagai Sumber Ajaran Islam”. Sholawat serta salam
semoga tetap senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad ﷺsemoga
kelak kita mendapatkan syafaatnya di hari yaumil akhir nanti.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN.......................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses berpikir merupakan rangkaian aktifitas manusia di dalam
membentuk peradaban dunia. Maka dengan berpikir dan
berkeinginan, manusia menciptakan konstruksi peradaban di
sepanjang sejarah kehidupannya di dunia. Elaborasi berpikir,
berhasrat, berkemauan inilah yang kemudian akan melahirkan ilmu
sehingga dalam tataran praktis, ilmu tersebut membentuk konstruk
yang menjadi instrument dalam melahirkan peradaban-peradaban,
produk-produk budaya yang hebat di bumi ini. Proses tersebutlah
yang membedakan antara manusia dan makhluk lainnya, sehingga
dalam tataran teologis, Allah swt. menyebutkan manusia sebagai
kreator budaya dan peradaban di Bumi ini yang representatif,
meskipun terjadi proses dialektika ketika itu antara Allah swt. dan
para malaikatNya mengenai pantas dan tidaknya laqab sebagai
khalifah yang diberikan Allah swt. kepada manusia ketika itu.¹ Dalam
proses berpikir tersebut mengalami perkembangan- perkembangan
yang signifikan hingga membentuk beragam aliran- aliran pemikiran.
Aliran-aliran pemikiran tersebut merupakan dinamisasi yang ideal
terjadi di dalam diri seorang pemikir yang lebih dikenal sebagai
filosof. Aliran-aliran pemikiran tersebut juga kemudian menghasilkan
berbagai disiplin ilmu. Salah satunya adalah teologi. Teologi
merupakan produk dari dinamisasi berpikirnya manusia yang
ditempuh melalui aliran pemikiran dalam sebuah perenungan yang
mendalam. Produk pemikiran teologi tersebut kemudian akan menjadi
landasan idiologis dari lahirnya beragam bidang di dalam
kompleksitas kehidupan dunia. Salah satunya adalah bidang
pemikiran pendidikan Islam
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Pemikiran Pendidikan Islam dilihat dari aspek
epistimologi, ontology, dan aksiologi
2. Apa saja tujuan pemikiran Pendidikan islam
3. Apa saja prinsip-prinsip pemikiran Pendidikan islam
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pemikiran Pendidikan
islam
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan pemikiran Pendidikan islam
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip pemikiran
Pendidikan islam
D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian pemikiran
Pendidikan islam dilihat dari aspek epistimologi, ontology, dan
aksiologi
2. Mahasiswa mampu memahami tujuan pemikiran Pendidikan islam
dilihat dari aspek epistimologi, ontology, dan aksiologi
3. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip pemikiran Pendidikan
islam dilihat dari aspek epistimologi, ontology, dan aksiologi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Prinsip ontologi
Ontologi menurut bahasa berasal dari kata "ontos- being" yang
mempunyai arti ada, dan "logos" yang berarti ilmu. Ontologi merupakan
cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat apa yang terjadi.8
Dalam kaitannya dengan pemikiran pendidikan Islam, memberikan arti
bahwa segala sesuatu yang menjadi objek kajian pemikiran tidak
selamanya bersifat realistis, akan tetapi ada kalanya yang bersifat abstrak.
Ketika membicarakan apa tujuan pendidikan Islam yang sesungguhnya,
maka seseorang intelektual muslim harus melihat kedua pendekatan
tersebut secara seksama. Dan juga harus memperhatikan kondisi realitas
yang bersifat kekinian serta eksistensi kemakhlukannya sebagai tujuan
penciptaan Allah. Maka harus mempertimbangkan runtutan kebudayaan
yang unik dan dinamis secara seimbang.
objek kajian ontologi meliputi, ada individu, ada umum, ada terbatas, ada
tidak terbatas, ada universal, ada mutlak-Tuhan Yang Maha Esa. Istilah
ontologi ini lebih banyak digunakan ketika membahas yang ada dalam
konteks filsafat. Dari apa yang telah dipaparkan di atas dapat dipahami
bahwa ontologi adalah hakikat tentang keberadaan yang meliputi
keberadaan segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Untuk lebih
jelasnya mengenai konsep ontologi di sini adalah upaya untuk membahas
tentang pendidikan Islam.
4. Prinsip epistimologi
Epistimologi berasal dari kata yaitu "episteme" yang bearti pengetahuan,
dan "logos" bearti ilmu. Epistimologi secara etimologi berarti teori
pengetahuan. Epistimologi merupakan cabang ilmu filsafat yang
mengkaji secara mendalam tentang asal mula pengetahuan, struktur,
metode, dan validitas pengetahuan." Dalam kaitannya dengan pemikiran
pendidikan Islam, pendekatan tersebut memberi makna tentang
bagaimana proses internalisasi yang efektif dalam mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan sebagai sebuah kebenaran. Proses yang
dilakukan harus mengandung makna, sesuai dengan posisi, fungsi dan
kemampuan peserta didik, baik secara vertikal dan horizontal.
5. Prinsip aksiologi
Aksiologi berasal dari istilah Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau
wajar. Sedangkan logos berari ilmu, akan tetapi aksiologi juga dapat
disebut juga dengan teori nilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu
yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan
bagaimana manusia menggunakan ilmu tersebut. Dalam hal ini yang ingin
dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam
suatu pengetahuan. Jadi aksiologi di sini adalah menyangkut masalah nilai
kegunaan ilmu. Dewasa ini, istilah axios = nilai dan logos = teori istilah
ini sebenarnya lebih akrab dipakai dalam istilah filosofi." Adapun
aksiologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aksiologi adalah
kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia; atau kajian tentang
nilai, khususnya etika.
Lebih lanjut aksiologi meliputi nilai-nilai parameter bagi apa yang disebut
dengan kebenaran atau kenyataan. Sebagaimana kehidupan yang kita
jalani berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materi dan
kawasan simbolik yang masing-masing menunjukkan aspeknya sendiri.
Lebih dari itu, aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus
kita perhatikan di dalam menjalankan ilmu praktis. Dalam pendekatan
aksiologis ini ilmu harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia
dengan cara melihat berbagai aspek kehidupan yang melingkupinya.