Dosen Pengampu:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, Sang pencipta langit dan bumi serta
segala isinya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta kasih sayang-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tanpa ada halangan apapun sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis panjatkan
kepada Rasulullah Muhammad yang telah diutus ke bumi sebagai lentara bagi hati manusia,
Nabi yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan
pengetahuan yang luar biasa seperti saat ini.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah
ini yang tak luput dari kekurangan. Sehingga dibutuhkan saran dan kritik yang membangun
untuk menciptakan karya yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT
menilai ibadah yang penulis kerjakan dan senantiasa membimbing kita ke jalan yang
diridhoiNya. Amin.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi.............................................................................................4
B. Macam-macam Diksi.....................................................................................5
C. Ciri-ciri Diksi.................................................................................................6
D. Fungsi Diksi...................................................................................................7
E. Syarat-syarat Ketetapan Diksi........................................................................8
F. Kata Serapan .................................................................................................9
G. Penulisan Unsur Serapan dari Bahasa Sansekerta..........................................10
H. Kata Ilmiah, Kata Populer dari Bahasa Sanskerta..........................................11
I. Tujuan Pemilihan Kata...................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci
pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti
dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata – kata dengan sesuka hati, tetapi
harus mengikuti kaidah – kaidah yang benar.Memang harus diakui, kecenderungan orang
semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara
pemilihan kata atau diksi.Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan
bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan
wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi atau
pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk
menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik
berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frase atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai
dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga
penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu
masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi
dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai
Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam
1
bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata
kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian
dan kata poluler
2. Untuk Mengetahui Penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
3. Untuk Mengetahui Pembahagian Diksi (Pilihan Kata)
4. Untuk Mengetahui Pengertian Kata Serapan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian DIKSI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang tepat
dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan). Pengertian diksi menurut Keraf (2016:24) adalah
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan
yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Berbeda dengan
pendapat Keraf, Enre (1988:102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan
kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaaan yang ingin dinyatakan dalam pola
suatu kalimat. Pedoman penulisan kata meliputi sebelas hal,yaitu kata dasar; kata
berimbuhan; bentuk ulang; gabungan kata; suku kata; kata depan di, ke, dan dari; partikel;
singkatan dan akronim; angka dan bimbingan; kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu,dan –nya; serta
kata si dan sang. Menurut Lamuddin (2018:129) “Diksi adalah pilihan kata yang dekat
dengan pembaca dan pendengar”
Istilah ”kata turunan” dalam EYD diubah menjadi “kata berimbuhan” dalam PUEBI,
sedangkan “suku kata”dalam EYD diubah menjadi “pemenggalan kata” dalam PUEBI. Diksi
yang digunakan oleh pengarang antara lain kata konotasi, kata asing, idiom, dan kata
sapaan.Diksi adalah penentuan kata-kata seorang pengarang untuk mengungkapkan
gagasannya.Selain itu, diksi dapat juga diartikan sebagai pilihan kata-kata yang dilakukan
oleh pengarang dalam karyanya guna menciptakan efek makna tertentu (Al-Ma’ruf, 2012:49).
Seorang penulis harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai
maksud tersebut.
Diksi digunakan pengarang untuk memilih kata yang tepat untuk menciptakan makna
tertentu dalam karya sastra.Dengan diksi itulah pengarang dapat menyusun kata demi kata
dalam tulisannya.Diksi juga digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan dari
pengarang.Diksi adalah pemilihan kata.Ungkapan kata yang ditulis haruslah dipahami oleh
pembaca dengan tepat. Untuk itulah, seorang penulis harus bisa memilih diksi yang tepat
untuk tulisannya.Selain itu pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik
dalam dunia karang mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Diksi merupakan
kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin
3
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok atau pendengar.
a. Pilihan kata berarti kemampuan seseorang untuk memilih bentuk kata yang sesuai
dengan konsep/gagasan yang diinginkan. Dalam pengertian ini seseorang dituntut untuk
memilih kata secara tepat mengingat hubungan antara bentuk kata dan makna kata tidak
selalu satu berbanding satu. Seringkali sebuah konsep (makna) diwujudkan dalam
beberapa bentuk, misalnya konsep ‘gembira’ yang dilambangkan dengan bentuk senang,
suka, sukacita, sukaria, bahagia, dan gembira. Sebaliknya, sebuah bentuk kata seringkali
mewakili lebih dari satu konsep (makna), misalnya kata diam yang mewakili konsep
‘tidak bicara, tidak bergerak, tidak bersikap’. Dalam pengertian yang pertama ini pilihan
kata akan berhadapan dengan kata yang bersinonim, kata yang berhiponim, dan kata yang
berhomonim.
b. Pilihan kata berarti kemampuan sesorang memilih kata yang tepat dan segi kaidah
pembentukan kata dan dan segi ejaan/penulisan (untuk ragam tulis). Dua kaidah utama
yang harus dicermati dalam pembentukan kata adalah (i) kaidah gabungan kata, yang
lazim kita kenal dengan hukum DM dan (ii) kaidah peluluhan dalam pengimbuhan.
Prinsip kaidah DM--terutama berlaku untuk kata benda--adalah menempatkan kata yang
diterangkan (D) di depan kata yang menerangkan (M). Pembentukan kata Kelapa Gading
Mall tidak tepat dan segi kaidah DM karena Mall sebagai yang diterangkan diletakkan di
belakang dan Kelapa Gading sebagai unsur yang menerangkan berada di awal. Bentuk
yang tepat adalah Mal Kelapa Gading (penghilangan huruf l pada Mall menjadi Mal
adalah penyesuain ejaan). Kaidah peluluhan dalam pengimbuhan berhubungan dengan
jenis-jenis kata tertentu yang harus luluh jika bertemu dengan imbuhan. Kata-kata yang
harus luluh jika bertemu dengan imbuhan adalah kata-kata yang berawal bunyi /k, p t, s/,
misalnya kata sukses jika ditambah awalan me- akan menjadi menyukses(kan).
Sementara itu, kaidah ejaan meliputi pelambangan bunyi, penulisan huruf, penulisan kata,
dan penulisan kalimat.
c. Pilihan kata berarti kemampuan seseorang memilih kata sesuai dengan situasi dan
gaya. Situasi ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang baik, yang dipengaruhi oleh,
4
antara lain, waktu, tempat, lawan bicara, dan materi pembicaraan. Sebagai contoh, jika
lawan bicara adalah orang yang mempunyai status lebih tinggi, kita tidak baik
menggunakan kata kamu, lebih baik kita gunakan kata Bapak atau Ibu. Gaya berkaitan
dengan tujuan orang berbahasa. Bahasa yang dipakai untuk surat menyurat memerlukan
bahasa yang halus sopan, yang berbeda dengan bahasa untuk laporan penelitian atau
skripsi yang bersifat netral. Bahasa surat sangat mempertimbangkan siapa yang akan
membaca tulisan kita. Sebaliknya, dalam bahasa ragam ilmiah kita tidak perlu tahu status
sosial pembacanya.
B. Macam-macam DIKSI
a. Alibaba menyeduh kopi dengan air panas. (panas: suhu air yang tinggi)
b. Kaca itu jatuh dan hancur berkeping-keping. (hancur: rusak menjadi
pecahan-pecahan kecil)
c. Padi di sawah bu Yusda masih hijau. (hijau: muda)
d. Sungai yang berada di belakang rumah Anggi meluap akibat hujan tadi
malam. (meluap: melimpah dengan banyak )
e. Adik kecilku sangat suka menggigit jari. (menggigit jari: memasukkan jari
ke mulut dan di gigit)
f. Zakiyan memiliki seekor sapi perah. (sapi perah: sapi yang diambil air
susunya)
g. Ibu Andi pergi dini hari tadi ke rumah nenek. (dini: pagi sekali)
h. Tangan Reno terbakar ketika bermain api. (bermain api: melakukan
permainan dengan api)
i. Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa. (kursi empuk: kursi
yang nyaman diduduki)
j. Suasana hari ini terasa sangat panas. (panas: keadaan pada suhu tinggi)
k. Neny sedang menggulung tikar. (tikar: anyaman yang biasanya digunakan
untuk tempat duduk)
l. Warga Jamruj berhasil menangkap pencuri kambing bandot milik Andi.
(menangkap: memegang pencuri dan tidak melepaskan)
m. Ayam itu tenggelam di sungai. (tenggelam: masuk terbenam ke dalam air)
n. Makanan ini terasa pahit di mulut. (pahit: rasa tidak sedap seperti rasa
empedu)
5
o. Anakku Ahmad, jangan banting tulang ayamnya ya! (banting tulang:
kegiatan membanting tulang)
2) Makna Konotasi
Makna Konotasi,, adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif,
atau makna evaluatif. Makna konotatif merupakan suatu jenis makna di mana
stimulus dan respons mengandng nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian
terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju atau tidak disetuju,
senang atau tidak senang, dan sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain,
kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam
perasaan yang sama (Keraf, 2009:29). Menurut KBBI konotasi adalah tautan
pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan
sebuah kata. Makna yang ditambahkan dalam makna denotasi. Contonya:
a. Fadlan tak ingin sombong, meski berada di kursi empuk di kantornya.
(kursi empuk: jabatan yang bagus)
b. Mukhlis hidup sebatang kara. (sebatang kara: sendirian/tanpa keluarga)
c. Rumah Paijo hangus di lalap si jago merah. (jago merah: Api)
d. Para pedagang tersebut gulung tikar. (gulung tikar: bangkrut)
e. Benny orang yang pandai bersilat lidah. (bersilat lidah: pandai
berbicara/pandai mencari alasan)
f. Dian hanya sebagai sapi perah bagi bosnya. (sapi perah: dimanfaatkan
saja)
g. Irfan merupakan keturunan darah biru. (darah biru: bangsawan/terhormat)
h. Anisa menjadi buah bibir semenjak sukses mendirikan toko kue (buah
bibir: pembicaraan orang banyak)
i. Ahmad angkat kaki dari kosnya. (Angkat kaki: pindah/keluar)
j. Kenaikan BBM bukan hanya kabar angin. (kabar angin: isu/tidak pasti
kebenarannya)
k. Ternyata dia adalah maling kelas kakap yang sudah insyaf (kelas kakap:
hebat/berkuasa)
l. Didin sudah tahu akal bulus Bejo. (akal bulus: licik/ penipu)
m. Dian bisa kerja di kantor tersebut karena ada orang dalam. (orang dalam:
kerabat atau kenalan yang berwenang )
n. Rossi sangat lihai menunggangi kuda besinya. (kuda besi = motor balap)
o. Pengalaman pahit yang aku rasakan, menjadi penyemangat kesuksesanku.
(pahit: tidak menyenangkan hati)
6
1) Sinonim, Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain.
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna.
Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya,
a. Bahagia = Senang,
b. Lezat = Enak,
c. Pintar = Pandai,
d. kredit = mencicil
e. berdusta = berbohong
f. rajin = giat
g. haus = dahaga
h. baju = pakaian
i. bunga = kembang
j. bertemu = berjumpa
k. buruk = jelek
l. bunga = kembang
m. mati = wafat, hulubalang
n. komandanaku = saya
o. melihat = melirik
2) Antonim, Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain.
Contohnya:
a. Naik x Turun
b. Besar x Kecil
c. Banyak x Sedikit
d. Cepat x Lambat
e. tinggi x rendah
f. sedih x senang
g. hemat x boros
3) Homonim, Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun
artinya berbeda satu sama lain. Contohnya:
a. Bulan terlihat bulat penuh malam ini x semua karyawan mendapatkan gaji
setiap bulan.
7
b. seperti bulan yang memiliki dua makna, yaitu pertama satelit Bumi dan kedua
sebagai penunjuk waktu bulan.
c. Bulan (kalender) dan bulan (satelit bumi)
d. Bisa (mampu atau dapat) dan bisa (zat beracun)
e. Hak (milik) dan hak (bagian sepatu)
f. Genting (atap) dan genting (darurat)
4) Homofon, Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda,
namun lafal sama. Contohn:
a. Anton menabung uangnya di Bank secara rutin x Bang Anton bekerja di
perusahaan pembiayaan. Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas
memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.
5) Homograf, Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda,
namun ejaannya sama. Contohnya:
a. Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x Wanita itu tidak tahu kalau
hari ini libur Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti
yang berbeda. Pada kalimat pertama, kata tahu bermakna nama makanan,
sedangkan pada kalimat kedua kata tahu bermakna mengetahui suatu hal.
6) Polisemi, Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya:
a. para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan x
Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik. Kata “Bunga” pada
kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang
sama.
7) Hipernim dan Hiponim, Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata
lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim.
Contohnya:
a. Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa,
buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan
hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.
8
C. Ciri-ciri DIKSI
1. Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang
digunakan untuk mengungkapkan gagasan
2. Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna,kata,dan bentuk
yang sesuai dengan ide atau gagasan,situasi,dan nilai rasa pembaca maupun
pendengar
3. Menggunakan kata yang dapat menggerakkan dan memberdayakan kekayaan
tersebut menjadi jaring kata yang jelas
D. Fungsi DIKSI
9
E. Syarat-syarat Ketetapan DIKSI
F. Kata Serapan
10
h. Halal = Halal
i. Haram = Haram
j. Sains = Sains
k. Lafage = Pengucapan
l. Sting = Lalim
m. Macalatoon = Dokumen
n. Rizqi = Mata Pencaharian
11
z. Bom = Bom
aa. Bus = Bus
bb. Bos = Bos
cc. Balon = Balon
dd. Bisnis = Bisnis
ee. Buku = Buku
ff. Kalkulator = Kalkulator
gg. Kartun = Kartun
hh. Sel = Sel
a) Adaptasi, merupakan unsur serapan yang disesuaikan pada ejaan dan lafal
Indonesia. Contoh:
a. bisnis (dari bahasa Inggris: business)
b. mentega (dari bahasa Portugis: manteiga)
c. baca (dari bahasa Sanskerta: vaca)
b) Pungutan atau Terjemahan, Menurut Soedjito (1990), Perubahan atau
penyesuaian kata-kata asing ini bergantung pada sistem fonologi dan morfologi
bahasa Indonesia. Contoh
4. Syarat-syarat Penyerapan
Menurut buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah, mengatakan bahwa proses
penyerapan suatu kata kedalam bahasa Indonesia bisa dilakukan bila memenuhi
beberapa syarat, diantaranya:
a. Istilah serapan yang ditentukan berdasarkan konotasi yang sesuai.
b. Istilah serapan yang ditentukan lebih singkat daripada terjemahan bahasa
Indonesia.
12
c. Istilah serapan yang ditentukan dapat memudahkan tercapainya kesepakatan
bila istilah Indonesia memiliki banyak sekali sinonim.
Proses penyerapan tersebut dapat dilakukan tanpa adanya pengubahan. Dapat pula
dilakukan dengan pengubahan berupa penyesuaian ejaan atau lafal.
c. Kata perubahan
sesuai kaidah bahasa Indonesia. Perubahan itu berupa ejaan, penulisan maupun
pelafalan. Contoh serapan adaptasi. Serapan Adaptasi. Adaptasi merupakan proses
penyerapan kosakata asing ke bahasa Indonesia dengan adanya.
a) Aktor berasal dari bahasa Inggris yaitu actor.
b) Baca berasal dari bahasa Sansekerta yaitu vaca.
c) Bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu bhasa.
d) Mentega berasal dari bahasa Portugis yaitu manteiga.
e) Dosen berasal dari bahasa Belanda yaitu docent.
f) Bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu business.
13
e. Kata Serapan Kreasi
Penyerapan kosakata dengan cara kreasi serupa dengan cara terjemahan atau
pungutan. Perbedaanya hanyalah pada bentuknya yang tidak dituntut sama dengan kata
asalnya. Misalnya, bila kata asalnya berjumlah satu kata, kata serapan dapat menjadi dua
kata. Contoh kata serapan kreasi, diantaranya:
a) Berhasil guna berasal dari bahasa Inggris yakni effective.
b) Daring atau dalam jaringan berasal dari bahasa Inggris yakni online.
c) Luring atau luar jaringan berasal dari bahasa Inggris yakni offline.
Bahasa Sanskerta adalah bahasa sastra bagi pemeluk Hindu di India. Sebagai salah
satu anggota rumpun bahasa Indo-Eropa, bahasa Sanskerta secara historis dibedakan atas
bahasa Sanskerta Veda dan bahasa Sanskerta Klasik. Bahasa Sanskerta masuk ke Nusantara
bersamaan dengan masuknya Hindu sekitar abad IV (Cooper, 2004). Terdapat sejumlah
14
kaidah penulisan kata serapan dari bahasa Sansekerta. Berikut merupakan jumlah kaidah
penulisan kata serapan dari bahasa Sansekerta yang dikutip dari berbagai sumber, diantaranya
a) Vokal Panjang
Kata-kata dari bahasa sansekerta yang memiliki vokal panjang bila diserap ke bahasa
Indonesia menjadi vokal pendek. Hal itu disebabkan bahasa Indonesia tidak ada vokal
panjang. Contoh kata serapan dari bahasa sansekerta yang mengandung vokal panjang,
diantaranya:
a) Kata Mudha, bila diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi muda
b) Kata Nama, bila diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi nama.
b) Huruf
Kata-kata dari bahasa sansekerta yang mengandung huruf c bila diserap kedalam bahasa
Indonesia menjadi huruf s. Contoh kata serapan dari bahasa sansekerta yang mengandung
huruf c, diantaranya:
a) Kata cabda, jika diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi sabda.
b) Kata castra, jika diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi sastra.
1 Prefiks a-
Prefiks a- atau biasa dikenal dengan nama awalan diserap kedalam bahasa
Sansekerta dengan mengandung makna tidak. Contoh imbuhan serapan a- ada pada
kata “amoral” artinya tidak mempunyai moral.
2 Prefiks tuna
Berdasarkan Eddy (1989), mengatakan bahwa prefiks tuna- sebetulnya tidak
termasuk ke dalam prefiks asli. Sebab kata tuna dapat berdiri sendiri menjadi morfem
bebas. Tetapi dalam bahasa Indonesia pemakaian kata tuna selalu dilekatkan dengan
kata dasar sehingga kata ini bertujuan sebagai awalan atau prefiks.Contoh imbuhan
15
serapan dari Prefiks tuna contohnya imbuhan ini ada pada kata tuna aksara artinya
tidak dapat membaca dan menulis.
3 Sufiks -man
Sufiks -man atau biasa dikenal dengan nama akhiran berfungsi sebagai pembentuk
dari kata nominal. Sufiks -man mengandung sebuah makna yaitu orang yang ahli
maupun orang yang memiliki. Contoh imbuhan serapan man ada pada kata seniman.
Artinya adalah orang yang ahli dibidang seni.
a. Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia.
b. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-
harImasyarakat umum.
c. Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur
yang dianggap anch kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan
tertentu.Contohnya populasi, volume, abses, H2O, dan sebagainya.
d. Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa
pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-
kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata
biasa.Contohnya: asoy, mana tahan dan sesuatu ya.
16
I. Tujuan Pemilihan Kata
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tujuan utama dari diksi adalah untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Namun, di samping tujuan
utama tersebut penerapan diksi juga dilakukan untuk mencegah ambiguitas.Pasalnya,
ambiguitas bisa memicu terjadinya interpretasi yang berbeda antara penulis dengan
pembaca atau pembicara dengan pendengarnya. Dengan diksi yang tepat hal tersebut akan
lebih terminimalisir.
Selain itu, tujuan diksi yang lain yaitu bisa menimbulkan kesan yang lebih halus, sopan,
tegas, dan sebagainya pada tulisan. Sehingga, penulis bisa menunjukkan perasaan dan
karakternya melalui pemilihan diksi. Tujuan diksi untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Penyampaian sesuatu tentunya akan lebih jelas jika kita
dapat memilih kata yang tepat dan sesuai.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar. Sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasana yang dibangun dalam sebuah karya.
Hal ini juga berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Diksi
adalah pilihan kata yang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar
sosial dalam cerita tersebut.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan singkat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut Kata-kata atau bentuk kebahasaan ini dapat berelasi dan bervalensi secara
baik jika memang ada kebahasaan yang terdapat di sekelilingnya. Kemampuan
berelasi dan bervalensi suatu bentuk kebahasaan yang satu akan sangat berbeda dari
kata atau bentuk kebahasaan lainnya. Misalnya, kata kerja 'makan'. Dia akan berelasi
dan bervalensi secara baik dengan kata 'nasi', sehingga bentuk 'makan nasi' benar-
benar diterima dan dapat diterima oleh setiap warga negara Indonesia. Berbeda
dengan bentuk bentuk itu, kata 'menulis' dengan kata 'durian' sama sekali tidak dapat
berelasi dan bervalensi secara baik, sehingga dalam masyarakat Indonesia bentuk itu
sama sekali tidak dapat diterima. Misalnya bentuk 'makan angin', yang secara
struktural barangkali kedua unsurnya sama sekali tidak bervalensi, tetapi karena
konteksnya terlibat, maka bentuk kebahasaan itu berterima dalam masyarakat
Indonesia. Jadi, jelas bahwa keterlibatan konteks memiliki peran yang sangat besar
dan fungsinya dalam menentukan relasi dan valeni kata, serta dalam menafsirkan arti
atau makna bentuk kebahasaan tertentu.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah penulis menyadari bahwa masih banyak sekali terjadi
kekurangan dalam penyusunan makalah ini maka dari itu dibutuhkan saran pembaca
agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang pilihan kata
(diksi). Semoga makalah ini bisa menambahkan pengetahuan bagi pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://m.liputan6.com/hot/read/4386506/diksi-adalah-pilihan-kata-kenali-ciri-ciri-
jenisdanfungsinya?utm_source=Mobile&utm_medium=&utm_campaign=Share_Top
(diakses pada tanggal 9 september 2022 pukul 13:00)
https://katadata.co.id/agung/berita/6242b7d3b109a/pengertian-diksi-ciri-ciri-dan-jenisnya
(diakses pada tanggal 11 september 2022 pukul 09:12. )
https://www.sastrawacana.id/2018/04/pengertian-diksi-menurut-para-ahli.html?m=1
Husnar, abor. (2020) Diksi adalah pilihan kata, kinali ciri – ciri , jenis, dan fungsinya.
Diakses pada 2 sept 2022, dari
Suryani,dkk. (2020). Analisis diksi dan gaya Bahasa dalam novel London story karya Tisa
Ts.
Jurnal Pembelajaran Bahasa Indonesia, Vol.10 No.2.
19