Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Diksi
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Moch. Junaidi Abdillah, M.H

Oleh :
1. Rima Nella Hanova (2320110091)
2. Devika Nadifatul Asfa (2320110092)
3 .Maya Ilsya Herawati (2320110093)

PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia.

Kami bersyukur dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Inddonesia yaitu Bapak Moch. Junaidi Abdillah, M.H
yang telah memberikan dukumgam serta ilmunya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-
teman semua.

Kudus , 28 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

MAKALAH
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian diksi ...................................................................................... 6
B. Tujuan diksi............................................................................................ 6
C. Ketepatan diksi dan kesesuaian diksi ..................................................... 8
D. Makna konotasi dan denotasi diksi ........................................................ 9
E. Kata baku dan non baku ....................................................................... 10

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14

3
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan suatu maksud
tertentu. Pemilihan kata yang tepat ini bertujuan agar suatu maksud bisa tersampaikan
dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi salah paham di antara beberapa pihak yang
nantinya akan terlibat. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf,
dan wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman


penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Dengan demikian,
kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami. Kata sebagai unsur
bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata
tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

Diksi atau pemilihan kata merupakan sarana pendukung dan penentu


keberhasilan dalam berkomunikasi. Diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, pembahasan ini sangat penting untuk kita
selaku mahasiswa agar bisa menyampaikan suatu maksud tertentu tanpa adanya
kesalahan dan tentunya dipahami oleh semua pihak terlibat.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :


1. Apa pengertiaan diksi?
2. Apa saja tujuan diksi?
3. Apa perbedaan makna konotatif dan makna denotatif?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian diksi


2. Untuk mengetahui tujuan diksi
3. Untuk mengetahui perbedaan makna konotatif dan makna denotatif

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.
Diksi juga dapat berarti memilih kata atau bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca. Selanjutnya, Keraf
(2006) mengatakan diksi mencakup kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu
gagasan, cara menggabungkan kata yang tepat, dan gaya yang paling baik digunakan
dalam situasi tertentu.
Dalam setiap penulisan kalimat, selalu membutuhkan diksi. Pemilihan kata atau
diksi penting untuk merangkai kata kesesuaian dalam kalimat serta memberikan
ekspresi pada kalimat penulis. Diksi dapat menentukan gaya bahasa pada suatu tulisan.
Setiap kalimat, paragraf bahkan wacana membutuhkan gaya bahasa.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan
kata yang sesuai dengan konteks kalimat untuk menyampaikan pesan atau gagasan oleh
penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar yang sesuai dengan kondisi
dan rasa bahasa tertentu.

B. Tujuan Diksi
Adapun tujuan pilihan kata meliputi: (1) mewujudkan kecermatan berbahasa,
(2) penggunaan kata praktis, (3) penggunaan kata yang tepat, (4) penggunaan kata yang
sesuai situasi (selaras), (5) penggabungan dua kata menjadi satu dengan kata 'yang', dan
(6) penambahan kata hubung sebagai perangkai.
1. Mewujudkan Kecermatan berbahasa
Kecermatan ini mempunyai arti tidak menggunakan kata yang berlebihan,
sebagaimana contoh penggunaan kata berlebihan berikut ini.
Penyerangan pasukan Amerika terhadap pasukan Irak telah menelan banyak korban
berjatuhan yang tidak berdosa mulai anak-anak, orang tua, dan orang tidak berdosa
hingga saat ini masih berlangsung secara tragis dan mencemaskan.Kalimat ini
menjadi cermat seperti contoh berikut ini. Amerika menyerang Irak dengan tragis
menelan ribuan korban
2. Penggunaan kata praktis
Maksud kepraktisan ini adalah penggunaan kalimat yang singkat dan padat
sebagaimana kalimat tidak praktis berikut ini. Perjuangan para pejuang Mujahidin
di Afganistan perlu diabadikan namanya menjadi nama jalan raya di negara itu dan
pejuang itu namanya perlu diberi anugerah berupa penghargaan dari Organisasi
Konfrensi Islam (OKI) sebagai bukti penghargaan yang setimpal.Kalimat itu
menjadi praktis berbentuk seperti berikut ini. b. Nama pejuang Mujahidin
Afganistan diabadikan menjadi nama jalan raya sebagai bukti penghargaan.
3. Penggunaan kata yang tepat
Ketepatan kata berupa penggunaan kata yang sesuai kondisi subjek objek kalimat.
Kalimat berikut ini berbentuk kalimat tidak tepat.

5
a. Karena terlambat mengambil telepon, maka ia terlambat informasi. Mengakses
Ketepatan dapat dilihat sebagaimana kalimat berikut ini.
Karena terlambat mengangkat telepon, maka ia terlambat mengakses informasi.
b. Penggunaan kata yang sesuai dengan situasi kesesuaian
Situasi ukurannya adalah kontraproduktif dengan situasi dan kondisi,
sebagaimana kalimat berikut ini :
“Hadirin yang berbahagia di mohon berdiri, karena jenazah akan dikebumikan.”
Kalimat tersebut menjadi sesuai dengan situasi jika diubah menjadi berikut ini:
“Hadirin yang berduka di mohon berdiri, karena jenazah akan dikebumikan,
atau Hadirin di mohon berdiri, karena jenazah akan dikebumikan.”
c. Penggabungan dua kata yang sama menjadi satu
Dengan menggantikan yang Seperti contoh berikut ini.
Tawanan perang Irak berjumlah ribuan Tawanan perang Irak membuat Lembaga
Pemasyarakatan tidak dapat menampung
Menjadi: Tawanan perang Irak berjumlah ribuan membuat
LembagaPemasyarakatan tidak dapat menampung
d. Penambahan kata hubung sebagai perangkai
Jika kita membuat karangan, kalimat yang terlalu panjang kadang- Jadang harus
dihindari. Akan tetapi, kalimat yang pendek-pendek harus tetap berpautan agar
kohesif. Kekohesifan kalimat tersebut digunakan ungkapan penghubung
antarkalimat. Sebagaimana kalimat berikut ini. la tidak mempunyai bekal yang
cukup untuk mengikuti perkemahan. Ia tetap akan berangkat Kalimat tersebut
mendapatkan kata hubung berupa 'meskipun demikian atau biarpun demikian,
sehingga menjadi kohesif. bla tidak mempunyai bekal yang cukup untuk
mengikuti perkemahan. Meskipun demikian, ia tetap berangkat.1

C. Ketepatan diksi dan kesesuaian diksi


1. Ketepatan diksi
Ketepatan penggunaan diksi ini dipengaruhi oleh kemampuan penggunaan
bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan
menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan
secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada
pembaca atau pendengar. Menurut Widjono (2007:98), indikator ketepatan diksi ini,
antara lain:
a. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan diksi yang tepat dan sesuai kaidah
bahasa Indonesia.
b. Menghasilkan komunikasi yang paling efektif tanpa salah penafsiran atau salah
makna.
c. Menghasilkan respons pembaca atau pendengar sesuai harapan penulis atau
pembicara.
d. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

1 Moh. (Rosyid 2004). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi-Pengertian Diksi. diakses pada 29 September 2023

6
Keraf (2008:88-89) mengemukakan syarat-syarat ketepatan diksi sebagai
berikut:
a. Membedakan makna denotasi dan makna konotasi secara tepat.
b. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Misalnya, kata sarat dan
syarat, sah dan syah, dan lain-lain.
c. Menghindari kata-kata ciptaan sendiri.
d. Menggunakan kata umum dan kata khusus dengan cermat.
e. Memerhatikan kelangsungan diksi. Yang dimaksud dengan kelangsungan diksi
ini adalah teknik memilih kata sedemikian rupa, sehingga maksud atau pikiran
seseorang dapat disampaikan secara tepat.
2. Kesesuaian diksi
Selain ketepatan diksi, pengguna bahasa harus pula memerhatikan
kesesuaian diksi agar kata-kata yang digunakan tidak akan mengganggu suasana,
dan tidak akan menimbulkan ketegangan antara pembicara dan pendengar. Keraf
(2008: 103-104) mengemukakan syarat-syarat kesesuaian diksi tersebut sebagai
berikut:
a. Hindari sejauh mungkin penggunaan bahasa substandar (bahasa yang tidak
baku) dalam situasi yang formal.
b. Gunakan kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang
umum hendaknya digunakan kata-kata yang populer.
c. Hindarilah penggunaan jargon (suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap
kurang sopan atau aneh) dalam tulisan untuk pembaca umum. 2

D. Makna Konotasi dan Knotasi Diksi


1. Pengertian konotasi
Konotasi adalah sebuah kata yang mengandung makna kias atau bukan makna
sebenarnya. Sedangkan menurut KBBI konotasi adalah kata yang mempunyai makna
lain di baliknya atau sesuatu makna yang berkaitan dengan sebuah kata. Atau biasa di
sebut kata yang menimbulkan beberapa makna:
A. Ciri ciri kata konotasi
1. Makna tidak sebenarnya
2. Makna tambahan yang di kenakan pada sebuah makna konseptual
3. Makna tambahan berupa nilai rasa
4. Konotasi biasanya sering kita jumpai pada sebuah pantun,cerpen, dan
beberapa karya sastra lainnya.

B. Contoh konotasi
1. Rumah paijo hangus di lalap si jago merah. ( jago merah : api )
2. Para pedagang tersebut gulung tikar. ( gulung tikar : bangkrut )
3. Mukhlis hidup sebatang kara. ( sebatang kara : sendirian )

2Awalludin. (2017). Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi- Mendeskripsikan Ketepatan Diksi dan
Kesesuaian Diksi. diakses pada 28 September 2023

7
2. Pengertian Denotasi
Denotasi adalah sebuah kata yang memiliki arti sebenarnya dan apa adanya
seperti yang kita gunakan sehari hari. Sedangkan menurut KBBI denotasi adalah
makna kata atau kelompok kata yang di dasarkan atas penunjukan yang lugas atau
tidak bermakna ganda.
A. Ciri ciri kata denotasi
1. Makna kata sesuai apa adanya
2. Makna kata sesuai hasil observasi
3. Makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna katanya
B. Contoh denotasI
1. Alibaba menyeduh kopi dengan air panas. ( Panas : suhu air yang
tinggi )
2. Padi di sawah pak Ahmad masih hijau. ( hijau : muda )
3. Adi memiliki seekor sapi perah. ( perah : sapi yang bisa di ambil
susunya )3

E. Kata Baku dan Non Baku


1. Pengertian kata baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai aturan atau kaidah berbahasa
Indonesia yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengertian lain dari kata baku ialah kata
yang penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman bahasa Indonesia yang
baik dan benar, bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Selain itu,
penggunaan kata baku dapat dilihat dari penggunaannya yang sudah sesuai PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Penggunaan kata baku ini biasanya
digunakan untuk pengungkapan bahasa yang bersifat resmi, dalam bentuk surat
maupun naskah pidato.
2. Pengertian Kata Tidak Baku
Kata tidak baku merupakan kebalikan dari kata baku. Jadi, kata tidak baku
penggunaannya tidak sesuai aturan dan kaidah berbahasa Indonesia yang sudah
ditentukan sebelumnya. Tidak bakunya sebuah kata atau bahasa tidak hanya ditentukan
dari penulisan yang tidak sesuai pedoman saja, tetapi juga bisa terjadi karena salah
penulisan, pengucapan, dan susunan kalimat. Kalimat tidak baku lebih sering
digunakan dalam percakapan sehari-hari karena terkesan lebih santai dan tidak kaku.
Kata tidak baku juga dapat digunakan saat berdiskusi biasa untuk membahas suatu hal
bersama teman atau keluarga.
3. Ciri-ciri Kata Baku

3Alek, Achmad. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi- Substansi Kajian dan Penerapannya. diakses pada 29
September 2023

8
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah tertentu.
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing.
3. Bukan bahasa percakapan.
4. Pemakaian imbuhan pada kata bersifat eksplisit.
5. Pemakaian kata sesuai dengan konteks kalimat.
6. Kata baku bukan kata rancu

4. Ciri-ciri Kata Tidak Baku


1. Umumnya digunakan dalam bahasa sehari-hari.
2. Dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing tertentu.
3. Dipengaruhi dengan perkembangan zaman.
4. Bentuknya dapat berubah-ubah.
5. Memiliki arti yang sama, meski terlihat beda dengan bahasa baku.

5. Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku


Secara umum, fungsi kata baku dan tidak baku adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian kata baku dan tidak baku dapat mempersatukan sekelompok orang
menjadi satu masyarakat bahasa baik dalam kegiatan resmi ataupun tidak resmi.
2. Pemakaian kata baku dan tidak baku dapat menjadi pembeda dengan pemakaian
bahasa lainnya.
3. Kata baku menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya bahasa seseorang atau
sekelompok orang.4

6. Contoh Kata Baku dan Non Baku


KATA BAKU KATA NON BAKU
Bus Bis
Analisis Analisa
Antre Antri
Detail Detil
Ekstra Extra
Ekosistem Ekosistim
Saksama Seksama
Subjek Subyek
Saraf Syaraf

4Gradianto, Rheza Aditya. (2021). Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku.
https://www.bola.com/ragam/read/4464704/pengertian-kata-baku-dan-tidak-baku-beserta-dengan-contohnya. Diakses pada
29 September 2023

9
Subjektif Subyektif
Teknik Tehnik
Teknologi Tehnologi
Terampil Trampil
Telanjur Terlanjur
Telantar Terlantar
Ubah Rubah
Mengubah Merubah
Utang Hutang
Cinderamata Cinderamata
Karier Karir
Kategori Katagori
Miliar Milyar
Praktik Praktek
Ramadhan Ramadan
Silakan Silahkan
System Sistim

10
BAB III
KESIMPULAN

Diksi adalah pilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat untuk menyampaikan
pesan atau gagasan oleh penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar yang sesuai
dengan kondisi dan rasa bahasa tertentu.
Adapun tujuan pilihan kata meliputi: (1) mewujudkan kecermatan berbahasa, (2)
penggunaan kata praktis, (3) penggunaan kata yang tepat, (4) penggunaan kata yang sesuai
situasi (selaras), (5) penggabungan dua kata menjadi satu dengan kata 'yang', dan (6)
penambahan kata hubung sebagai perangkai.
Konotasi adalah sebuah kata yang mengandung makna kias atau bukan makna
sebenarnya. Sedangkan denotasi adalah sebuah kata yang memiliki arti sebenarnya dan apa
adanya seperti yang kita gunakan dalam sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Moh. (Rosyid 2004). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi-Pengertian Diksi. diakses
pada 29 September 2023
Awalludin. (2017). Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi- Mendeskripsikan
Ketepatan Diksi dan Kesesuaian Diksi. diakses pada 28 September 2023
Alek, Achmad. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi- Substansi Kajian dan
Penerapannya. diakses pada 29 September 2023
Gradianto, Rheza Aditya. (2021). Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku.
https://www.bola.com/ragam/read/4464704/pengertian-kata-baku-dan-tidak-baku-beserta-
dengan-contohnya. Diakses pada 29 September 2023

12

Anda mungkin juga menyukai