Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGENALAN DIKSI

Dosen Pengampu : Syaiful Abid,M.Pd

Disusun oleh:

Jingga Prakasi 101230022

Sakila Tunggal Dewi 101230024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, 14 Oktober 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertian Diksi.................................................................................... 3
B. Denotasi dan Konotasi.......................................................................... 3
C. Makna Umum dan Khusus................................................................... 5
D. Kata Konkret dan Abstark.................................................................... 5
E. Sinonim................................................................................................. 6
F. Idiomatik............................................................................................... 8
BAB 3 PENUTUP............................................................................................ 9
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan
tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama
dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang
dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.
Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-
kaidah yang benar.
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan suatu
maksud tertentu. Pemilihan kata yang tepat ini bertujuan agar suatu maksud
bisatersampaikan dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi salah paham
diantara beberapa pihak yang nantinya akan terlibat. Pemilihan diksi
merupakan suatuhal yang penting karena jika suatu maksud tidak bisa
dipahami oleh salah satu pihak, nantinya akan menimbulkan perpecahan. Oleh
karena itu pembahasan inisangat penting untuk kita selaku mahasiswa agar bisa
menyampaikan suatumaksud tertentu tanpa adanya kesalahan dan tentunya
dipahami oleh semua pihak yang terlibat.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian diksi ?
2. Apa yang dimaksud dengan denotasi dan konotasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan makna umum dan khusus ?
4. Apa yang dimaksud dengan konkrit dan kata abstrak ?
5. Apa yang dimaksud dengan sinonim ?
6. Apa yang dimaksud dengan idiomatik ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian diksi
2. Mengetahui yang dimaksud dengan denotasi dan konotasi
3. Mengetahui yang dimaksud dengan makna umum dan khusus
4. Mengetahui yang dimaksud dengan konkrit dan kata abstrak
5. Mengetahui yang dimaksud dengan sinonim
6. Mengetahui yang dimaksud dengan idiomatik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Artinya kita memilih kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu. "Istilah diksi tidak hanya digunakan untu menyatakan kata-
kata mana yang dipakai mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga
persoalan frasa, gaya bahasa, dan ungkapan" (Awalludin, 2017:19).
Menurut KBBI (Depdikbud 1990: 205), diksi adalah pemilihan kata yang
bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau
pendengar pilihan kata–kata. Artinya diksi atau pilihan kata adalah upaya untuk
memilih kata untuk yang tepat untuk menyatakan sesuatu sesuai dengan situasi
dan tempat katakata tersebut digunakan.
Menurut Keraf (dalam Awalludin, 2017:19), memberikan tiga simpulan
utama mengenai diksi. Pertama, diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang
dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan ungkapan yang
tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam satu situasi. Kedua, diksi
adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan
yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Ketiga, diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Dari ketiga
pengertian diksi di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang
tepat digunakan untuk menyatakan sesuatu dalam tuturan bahasa dengan
memerhatikan tempat dan dituasi.

B. Denotasi dan Konotasi


Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti makna
denotasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna
referen, atau makna proposisional. Disebut makna denotasional referenial,
konseptual, atau ideasional, karena makna itu menunjuk (denote) kepada suatu

3
referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif
karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau pengetahuan stimulus (dari
pihak pembicara) dan respons (dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang
dapat diserap pancaindria (kesadaran) dan rasio manusia. Dan makna ini disebut
juga makna proposisional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau
pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang diacu dengan
bermacam-macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.
Dalam bentuk yang murni, makna denotatif dihubungkan dengan bahasa
ilmiah. Seorang penulis yang hanya ingin menyampaikan informasi kepada kita,
dalam hal ini khususnya bidang ilmiah, akan berkecenderungan untuk
mempergunakan kata-kata yang denotatif. Sebab pengarahan yang jelas terhadap
fakta yang khusus adalah tujuan utamanya; ia tidak menginginkan interpretasi
tambahan dari tiap pembaca, dan tidak akan membiarkan interpretasi itu dengan
memilih kata-kata konotatif. Sebab itu untuk menghindari interpretasi yang
mungkin timbul, penulis akan berusaha memilih kata dan konteks yang relatif
bebas interpretasi.
Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau
makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya. Contoh makna denotasi:
a. Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
b. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna
ematif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna di mana
stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif
sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak
setuju, senang-tidak senang dan sebaginya pada pihak pendengar, di pihak lain,
kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaraannya juga memendam
perasaan yang sama.
Memilih konotasi, seperti sudah disinggungkan di atas, adalah masalah yang
jauh lebih berat bila dibandingkan dengan memilih denotasi. Oleh karena itu,

4
pilihan kata atau diksi lebih banyak bertalian dengan pilihan kata yang bersifat
konotatif. Bila sebuah kata mengandung konotasi yang salah, misalnya kurus-
kering untuk menggantikan kata ramping dalam sebuah konteks yang saling
melengkapi, maka kesalahan macam itu mudah diketahui dan diperbaiki.
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-
asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di
samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna
kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna konotasi:
a. Rumah itu luas sekali.
b. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu

C. Makna Umum dan Khusus


Makna umum dipahami sebagai kata yang digunakan oleh hampir seluruh
masyarakat pemakai bahasa tersebut. Dengan kata lain, kosakata umum adalah
kata kata umum yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Di samping itu,
kosa kata umum bermakna umum dan dipahami secara luas sehingga sering
digunakan dalam berkomunikasi. Makna umum mempunyai cakupan ruang
lingkup yang luas. kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada
himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh kata umum: binatang, tumbuh-
tumbuhan, penjahat, kendaraan.
Makna khusus adalah kata yang memiliki makna khusus. kata-kata yang
mengacu kepada pengarahanpengarahan yang khusus. Kosakata ini digunakan
dalam bidang ilmu atau lingkungan tertentu. Penguasaan kosakata khusus dapat
dilakukan melalui kamus bidang ilmu tertentu. Contoh berikut menampakkan
perbedaan antara kosakata umum dan khusus, kata burung memiliki makna umum
karena memiliki makna yang luas, belum ada spesifikasi jenis apa. Namun, kalau
kita menyebutkan, misalnya merpati, beo, dan cendrawasih, kata-kata tersebut
termasuk kosakata khusus karena sudah mengacu pada satu jenis burung.
D. Kata Konkret dan Abstrak
Kata konkret adalah kata yang acuannya nyata atau dapat dicerap oleh
pancaindera, misalnya buku, rumah, dan dingin. Kata-kata tersebut dapat

5
dirasakan keberadaannya melalui indera kita. Sebaliknya, kata abstrak adalah kata
yang acuannya tidak dapat dicerap oleh pancaindera, misalnya demokrasi,
reformasi, dan karunia.
Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan yang rumit. Di
samping itu, kata abstrak dapat membedakan gagasan yang bersifat teknis dan
khusus. Akan tetapi, dalam karangan ilmiah senantiasa digunakan kata konkret
untuk menghindari acuan yang samar dan tidak cermat.
E. Sinonim
Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna
antara satu satuan ujaran dan satuan ujaran lainnya. Relasi sinonim ini bersifat dua
arah. Maksudnya, kalau satu satuan ujaran A bersinonim dengan satuan ujaran B,
tentu satuan ujaran B itu bersinonim dengan satuan ujaran A. Secara konkret,
kalau kata jelek bersinonim dengan kata buruk, dengan demikian, kata buruk juga
bersinonim dengan kata jelek. Contoh lain, kata benar bersinonim dengan kata
betul, dan kata betul juga bersinonim dengan benar (Karim dkk., 2013).
Hubungan sinonimi ditandai oleh kemampuan dua leksem yang bisa saling
menggantikan sebagai pengisi gatra di dalam kalimat tanpa mengubah makna.
Sinonim yang tidak mengubah makna itu disebut sinonim mutlak (absolute
synonym). Namun, sinonim mutlak jarang sekali ditemukan dalam bahasa karena
setiap kata memiliki makna tersendiri.
Menurut Soedjito (1989), sinonimi adalah persamaan arti atau makna, atau dua
kata atau lebih yang memiliki makna sama. Sinonim ialah dua kata atau lebih
yang maknanya (1) sama atau (2) hampir sama atau mirip. Misalnya, dua kata atau
lebih yang mempunyai makna sama, yaitu buku – kitab, telinga – kuping, dapat –
bisa, ayah – bapak, pintar – cerdas, dan sebagainya. Adapun dua kata atau lebih
yang mempunyai makna hampir sama (mirip) adalah semua – seluruh – segala;
cinta – kasih – sayang, mati – meninggal – wafat – gugur, dan sebagainya.
1. Sinonim Mutlak yang Berskala
Sinonim mutlak adalah pasangan kata yang mengandung semacam kemiripan
semantik satu sama lain.
Sinonim mutlak dalam bahasa Indonesia, sebenarnya dapat berupa
(1) sinonim lengkap dan mutlak, misalnya surat kabar dan koran;

6
(2) sinonim lengkap dan tidak mutlak, misalnya orang dan manusia;
(3) sinonim tidak lengkap dan mutlak, misalnya wanita dan perempuan;
(4) sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak, misalnya gadis dan cewek.
Jadi, sinonim absolut (absolute synonym) adalah pasangan kata atau frasa yang
memiliki makna benar-benar sama dalam segala konteks. Akan tetapi, tidak
ada sinonim yang benar-benar punya makna yang sama dalam semua konteks
atau level sosial suatu Bahasa.
2. Sinonim Kognitif
Yang dimaksud dengan sinonim kognitif adalah kata-kata yang memiliki kelas
kata atau fungsi sintaksis yang sama, seperti nomina atau verba, yang dalam satu
konteks kalimat maknanya sama, tetapi dalam konteks yang lain maknanya tidak
sama.
Contoh :
-Meninggal dan mati
Pada kalimat "Nenekku meninggal kemarin" dan "Nenekku mati kemarin"
mengandung sinonim kognitif. Kata "mati" dan "meninggal" sebenarnya punya
makna yang sama, tapi terdapat perbedaan pada kondisinya. Kata "meninggal"
lebih halus daripada kata "mati".
3. Plesionim
Plesionim adalah jenis sinonim yang menegaskan sesuatu, sekaligus
menyangkal sesuatu yang lain. Jadi, plesionim atau ‘hampir sinonim’ adalah
pasangan kata atau frasa yang menghasilkan kalimat dengan kondisi kebenaran
yang berbeda. Plesionim adalah pasangan kata atau frasa yang berbeda pada
Capital trait, tetapi sama dalam Subordinate traits. Misalnya, ungkapan sakit
hati (lever) harus diobati dokter bedah yang berbeda maknanya dengan sakit
hati yang bersifat kejiwaan, yang harus diobati dengan keikhlasan dan
memaafkan oraang yang menyakiti” kita. Sebenarnya, kedua pasang ungkapan
tersebut hanya memiliki kesamaan fonologis, dan tidak memiliki kesamaan
semantis.
4. Sinonim Selaras
Menurut Cruse (1995), sinonim selaras terjadi pada sinonim kognitif dan
plesionim yang saling berhubungan. Dalam sinonim kognitif dan plesionim

7
terdapat korelasi (hubungan) keselarasan, bahkan berkorelasi sempurna. Secara
sederhana, sinonim selaras adalah beberapa kata atau ungkapan yang memiliki
komponen makna yang sama, tetapi satu di antaranya memiliki komponen
makna yang agak luas (berkaitan dengan luas dan sempitnya makna).
Contoh:
-Senjata dan Pistol
Kata senjata memiliki acuan yang lebih luas daripada kata bedil karena makna
senjata telah mencakupi makna pisau, bedil, atau pistol atau senjata tidak hanya
terdiri atas ketiga jenis benda yang disebutkan terakhir itu. Sebaliknya, pistol
pasti termasuk jenis senjata dan begitu pula halnya dengan bedil dan pisau.
Perhatikan contoh berikut.
(1) Semua pengunjung tidak boleh membawa senjata. (termasuk pisau, bedil,
pistol)
(2) Semua pengunjung tidak boleh membawa pistol. (tidak termasuk pisau dan
bedil)
F. Idiomatik
Dalam tatanan ilmu semantik terdapat pula istilah Idiomatik. Idiomatik adalah
makna leksikal terbentuk dari beberapa kata. Kata-kata yang disusun dengan
kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna yang berlainan. Jadi,
idiomatik adalah gabungan kata yang penafsiran maknanya berbeda. Makna
idiomatikal juga dapat diartikan sebagai kata-kata yang disusun dengan kombinasi
kata lain, menghasilkan makna yang berlainan dengan kata-kata yang menjadi
konstituennya.
Menurut Abdul Chaer makna idiomatik atau idiomatikal ialah maknanya tidak
dapat diramalkan dari makna unsurunsurnya baik secara leksikal maupun secara
gramatikal. Adapun contoh dari makna idiomatik, yaitu gerak langkah, tangkap
basah, tutup usia, buka suara, arah melintang, lupa daratan, tangan kanan, gigit
jari, gulung tikar, angkat tangan, makan waktu, kabar dengkul, benang merah dan
sebagainya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih


kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis,
sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau
penulis. Jenis diksi dibedakan menjadi dua, yaitu diksi berdasarkan makna
kalimatnya dan jenis diksi berdasarkan luas tidaknya makna. Bentuk diksi
berdasarkan makna kalimatnya mencakup denotasi dan konotasi. Sementara itu,
diksi berdasarkan luas tidaknya makna mencakup kata umum dan kata khusus.
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Kata yang
tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.
Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami
dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
Pemilihan kata yang tepat ini bertujuan agar suatu maksud bisa tersampaikan
dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi salah paham diantara beberapa pihak
yang nantinya akan terlibat.
B. Saran

Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi
atau pemilihan kata, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini. Melalui
makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga
dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Penulis
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak, untuk dapat menulis makalah yang lebih baik
lagi kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2015, November 1). Jurnal Dan Bahasa. Dipetik Oktober 13, 2023, Dari
Ojs Unas : Http://Journal.Unas.Ac.Id/Pujangga/Article/View/141/66

Lizentiya, L. (2022, Juni). Analisis Penggunaan Idiomatik Pada Berita. Dipetik


Oktober 13, 2023, Dari Repository Iain Bengkulu: Http://Repository.Iainb
engkulu.Ac.Id/10126/1/B5%20skripsi%20full%20lizentiya.Pdf

Tri, K. I. (2014, Januari 1). Kata Dan Pilihan Kata. Dipetik 0ktober 12,
2023,Dariacademia.Edu:Https://Www.Academia.Edu/17117092/Kata_Da
n_Pilihan_Kata

Umayni, U. (2021). Bab Ii Tinjauan Pustaka. Dipetik Oktober 13, 2023, Dari
Universitas Muhammadiyah Pringsewu: Http://Repository.Umpri.Ac.Id/
828/3/Bab%20ii.Pdf

Diksi ( Pilihan Kata ). (T.Thn.). Dipetik Oktober 12, 2023, Dari Elib
Unikom: Https://Elib.Unikom.Ac.Id/Download.Php?Id=104193

10

Anda mungkin juga menyukai