Anda di halaman 1dari 22

i

DIKSI DALAM BAHASA INDONESIA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Terstruktur Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Kelompok 5/Kelas B

1. Wulan Nurkartikasari
2. Yeni Lailawardani
3. Astri Widianti
4. Yatni Oktaviani
5. Deviena Octavia J
6. Febi Luzyantari

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) LINTAS JALUR

FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “DIKSI DALAM BAHASA
INDONESIA’’.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dan melalui kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Cimahi, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1
D. Manfaat...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
1. Pengertian Diksi.............................................................................3
2. Pengertian Diksi Menurut para ahli...............................................3
3. Syarat Diksi....................................................................................4
4. Tujuan Diksi...................................................................................5
5. Diksi dan Gaya Bahasa..................................................................6
6. Fungsi Diksi...................................................................................6
7. Ciri-Ciri Diksi................................................................................6
8. Penggunaan Kata............................................................................7
B. PEMBAHASAN..............................................................................13
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN......................................................................................15
B. SARAN.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran
terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda
menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan
dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami
dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik.
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata sesuka hati,
tetapi yang harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi)
yang menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Untuk itu penulis
atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan
kosakata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosakata yang
merupakan bagian dari diksi. Ketetapan diksi dalam membuat suatu tulisan
atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah
dimengerti. Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam
menggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi
tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang,
tetapi juga meliputi gaya bahasa, dan ungkapan-ungkapan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu diksi atau pilihan kata?
2. Apa saja jenis-jenis diksi?
3. Apa fungsi diksi/pilihan kata?
4. Bagaimana syarat-syarat diksi yang baik
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu diksi.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis diksi.
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi diksi.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat penggunaan diksi.

1
2

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk
mengkaji lebih dalam mengenai diksi atau pilihan kata dalam kehidupan
sehari-hari.
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang paling tepat untuk
menyampaikan suatu maksud. Pemilihan kata yang tepat bertujuan untuk
memberikan kesan serta pesan agar mudah diterima dengan lawan bicara.
Diksi sangat berguna dalam penulisan karya tulis seperti puisi, novel, laporan
dan sebagainya. (Setiawan, 2021)
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk
menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata
melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa
tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan
sebagainya. (Setiawan, 2021)
2. Pengertian Diksi Menurut para ahli
a. Menurut Keraf (2008: 22-23)
Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang
dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja
dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk
mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi,
gaya bahasa, dan ungkapan.
b. Menurut Widyamartaya (1990: 45)
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikannya dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan
pendengar atau pembaca.
c. Menurut Enre (1988: 102)

4
Diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili
pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.

5
6

d. Menurut Achmadi (1990: 136)


Diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan
dan perasaan.
e. Menurut Mustakim (1994: 41)
Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat
mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau
tindakan tersebut. (Setiawan, 2021)
3. Syarat Diksi
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka
diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti:
a. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu
kata yang bermakna lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi
dapat menimbulkan dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam,
lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
b. Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata
yang hampir bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam
pemakainnya berbeda-beda.
c. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya,
misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling mempengaruhi),
sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan).
d. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat
sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus
menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering
diartikan secara subjektive canggih menurut kamus modern berarti terbaru
atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak
mengetahui, bergaya intelektual.
e. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami
maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi,
koordinir seharusnya koordinasi.
f. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7

g. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk


mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya
menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata
khusus, sedan buatan toyota).
h. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu
(berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu
(dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar
angin, desas-desus).
i. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-
laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab); berhomofoni; misalnya bang
dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel
buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)
j. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak
(konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern)
dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan
berenang). (Dosen Pendidikan, 2021)
4. Tujuan Diksi
Tujuan diksi (pemilihan kata) adalah untuk memperoleh keindahan
guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika
pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar
tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar
tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah.
Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita
tersebut. (Dosen Pendidikan, 2021)
8

5. Diksi dan Gaya Bahasa


Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan
pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif.
Sehingga gaya bahasa membentuk suasana kejujuran, kesopanan,
kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya bahasa yang
dihasilkan oleh pilihan kata terbagi tiga yaitu, gaya sederhana, gaya
menengah dan gaya mulia.
6. Fungsi Diksi
Adapun untuk fungsi diksi sendiri yaitu:
a. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi
lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
b. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
c. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis
ataupun terucap”.
d. Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat
menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.
e. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
f. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
g. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
h. Menciptakan suasana yang tepat.
i. Mencegah perbedaan penafsiran.
j. Mencegah salah pemahaman.
k. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
7. Ciri-Ciri Diksi
Adapun ciri-ciri diksi yaitu:
a. Tepat dalam pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang
diamanatkan.
b. Dapat digunakan untuk membedakan secara tepat nuansa makna dan
bentuk yang sesuai dengan gagasan dan situasi serta nilai rasa pembaca.
9

c. Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki masyarakat bahasanya


dan dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi
jaring kata yang jelas.
8. Penggunaan Kata
a. Ketepatan Memilih Kata
1) Kata Bermakna Denotasi dan Kata Bermakna Konotasi
Makna denotasi ialah makna yang sesungguhnya dari kata tersebut,
sedangkan makna konotasi ialah makna yang bukan makna
sesungguhnya dari makna kata itu sendiri.
Contoh:
a) Ibu membuatkan aku kopi yang sangat nikmat pagi ini (Denotasi kata
kopi menunjukan makna sebenarnya).
b) Kulit Budi terlihat seperti kopi (konotasi negatif, kata kopi
menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sindiran).
c) Dewi memang cantik seperti matahari (konotasi positif kata matahari
menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sanjungan).
2) Kata Bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama atau
hampir sama. Banyak kata bersinonim yang berdenotasi sama, tetapi
konotasinya berbeda. Akibatnya, kata-kata yang bersinonim itu dalam
pemakiannya tidak sepenuhnya dapat saling menggantikan. Kata-kata
mati, meninggal, gugur, wafat, mangat, mampus, dan berpulang
memiliki makna denotasi yang sama, yaitu nyawa lepas dari raga,
tetapi makna konotasi berbeda. Relakah Saudara kepada orang yang
sangat Saudara hormati atau Saudara cintai mengatakan Dia telah
mampus kemarin, sebaliknya kepada binatang Saudara mengatakan
kambing itu telah wafat kemarin.
Dengan contoh tersebut jelas bagi kita bahwa kata dapat memiliki
kekhususan dalam pemakaiannya walaupun kata yang digunakan
memiliki makna denotasi yang sama. (Suhara, 2021)
10

3) Kata Bermakna Leksikal dan Gramatikal


Leksikal ialah makna kata yang berdasarkan kamus, leksikal dapat
disebut juga leksikon atau makna kata berdefinisi. contoh: miskin
ialah ketika seseorang tidak mampu dan kekurangan secara finansial.
Gramatikal ialah makna kata yang terjadi karena:
a) Terdapat imbuhan contoh: pelukis, lukisan, dilukis, pelukisan.
b) Diletakan pada frase, klausa atau diberi intonasi.
Contoh:
Pelukis itu merupakan orang yang sangat terkenal (pe- pada lukis
menunjukan orang).
4) Kata Bermakna Referensial Dan Nonreferensial
Makna referensial ialah makna kata yang menunjukan sesuatu
misalnya “kantor Bupati terletak di jalan Jend, Sudirman “kata jalan
menunjukan kepada sesuatu tempat”. Sedangkan makna
nonreferensial ialah makna kebalikan dari referensial.
Contoh:
“Aku baru saja pulang dari kantor bupati akan tetapi aku lupa
alamatnya” “kata tetapi mengacu pada kata nonreferensional”.
5) Kata Bermakna Konseptual Dan Asosiatif
Makna konseptual ialah makna kata yang mendeskripsikan kata itu
sendiri. Contoh: “minggu ini aku dan keluarga akan berlibur ke
puncak” (kata puncak mendeskripsikan daerah dataran tinggi).
Sedangkan makna asosiatif ialah makna kata yang menunjukan
hubungan terkait dengan makna kata tersebut.
Contoh:
“Hati orang itu sangatlah putih” (kata putih memiliki hubungan
dengan bersih dan suci).
6) Makna Kata Dan Makna Istilah
Makna kata ialah makna yang akan terlihat maknanya ketika
terdapat pada suatu kalimat. Contoh: kata “panas” dapat menunjukan
cuaca dapat menunjukan suhu, dapat menunjukan benda. Sedangkan
11

makna istilah ialah makna kata yang bersifat mutlak karena hanya
digunakan pada bagian-bagian tertentu saja.
Contoh:
Kata “panas” hanya dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu
makanan yang baru saja matang.
7) Makna Kias Dan Makna Lugas
Makna kias ialah kata yang digunakan untuk mengutarakan makan
secara tidak langsung, Contoh: gadis itu seperti bunga yang
bermekaran. “Kata bunga menunjukan makna cantok jelita”. Makna
lugas ialah jelas atau makna yang berlawanan dengan makna kias.
Contoh:
Bunga di halaman rumahku sangatlah indah “kata bunga menunjukan
makna yang jelas”.
8) Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar atau membaca
kata yang bermakna kabur akibat kandungan makna yang terlalu luas.
Kata seperti itu sering mengganggu kelancaran dalam berkomunikasi.
Karena itu, agar komunikasi berlangsung dengan baik, kita harus
dengan cermat menggunkan kata yang bermakna umum dan bermakna
khusus secara tepat. jika tidak, komunikasi terhambat dan
kesalahpahaman mungkin muncul.
Kata bermakna umum mencakup kata bermakna khusus, kata
bermakna umum dapat menjadi kata bermakna khusus jika dibatasi.
Kata bermakna umum digunakan dalam mengungkapkan gagasan
yang bersifat umum sedangkan kata bermakna khusus digunakan
untuk menyatakan gagasan yang bersifat khusus atau terbatas.
a) Dia memiliki kendaraan
b) Dia memiliki mobil
c) Dia memiliki sedan
12

Kata sedan dirasakan lebih khusus daripada kata mobil. Kata


mobil lebih khusus daripada kata kendaraan. Demikian pula halnya
dalam kata beruntun ini binatang¸ peliharaan, kucing. (Suhara, 2021)
9) Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Sejarah perkembangan kehidupan manusia dapat memengaruhi
sejarah perkembangan makna kata. Dalam Bahasa Indonesia, juga
dalam bahasa lain, terdapat kata yang mengalami penyempitan makna,
perluasan makna, perubahan makna.
Kata sejarah dan pendeta merupakan contoh kata yang menalami
penyempitan makna. Kata sarjana semula digunakan untuk menyebut
semua cendikiawan. Kini kata tersebut hanya digunakan untuk
cendikiawan yang telah menamatkan pendidiknya diperguruan tinggi.
Kata pendeta semua memiliki arti orang yang berilmu, kini hanya
digunkan untuk menyebut guru/pemimpin agama Kristen.
Kata berlayar, bapak, ibu, saudara, dan putra-putri merupakan
contoh kata yang mengalami perluasan makna. Kat berlayar semula
digunkan dengan makna bergerak di laut menggunakna perahu layar.
Kini maknanya menjadi luas, yaitu bepergian di atas laut, baik
memakai perahu layar maupun transportasu lain. Kata bapak, ibu, dan
saudara. Semula hanya digunkan dalam hubungan kekerabatan. Kini
ketiga kata tersebut digunakan juga untuk menyebutkan atau menyapa
orang lain yang bukan keluarga, bukan kerabat. Begitu pula halnya
kata putra-putri. Semula kata ini hanya digunakan untuk menyebut
anak raja. Kini anak siapa pun berhak dan boleh disebut putra-putri.
(Suhara, 2021)
13

b. Kesesuaian Pilihan Kata


Kesesuaian pilihan kata berkaitan dengan pertimbangan
pengungkapan gagasan atau ide dengan memperhatikan situasi bicara dan
kondisi pendengar atau pembaca. Dalam pembicaraan yang bersifat resmi
atau formal, kita harus menggunakan kata-kata baku. Sebaliknya, dalam
menulis dengan menggunkan kata-kata baku untuk menjaga keakraban.
(Suhara, 2021)
1) Kata Baku dan Takbaku
Kata baku adalah kata yang tidak bercirikan bahasa daerah
ataubahasa asing. Baik dalam penulisan maupun dalam pengucapannya
harus bercirikan bahasa Indonesia. Dengan perkataan lain, kata baku
adalah kata yang sesuai dengan kaidah mengenai kata dalam bahasa
Indonesia. kita perhatikan beberapa contoh berikut. (Suhara, 2021)

Kata Baku Kata Takbaku

Pikir, paham Fakir, faham

Nasihat Nasihat

Ijazah Ijasah

Jadwal Jadual

Kualitas, kuantitas, kuitansi Kwalitas, kwantitas, kwitansi


14

2) Kata Ilmiah dan Kata Populer


Kata ilmiah adalah kata yang biasa digunakan di lingkungann
ilmuwan dan dunia pendidikan umumnya. Kata populer adalah kata yang
biasa digunkan di kalangan masyarakat umum. Kita lihat beberapa contoh
berikut. (Suhara, 2021)

Kata Ilmiah Kata Populer

Dampak Akibat

Kendala Hambatan

Formasi Susunan

Frustasi Kecewa

3) Kata Percakapan dan kata/Ungkapan Asing


Kata percakapan biasanya digunkan dalam bahasa lisan. Kata-kata
ini umumnya memiliki kaidah sendiri ynag berbeda dengan kata-kata yang
digunkan dalam tulisan. Kata-kata percakapan, di antaranya memiliki ciri
kedaerahan (dialek), tidak ajeg menggunakan kaidah yang dikemukakan di
sini, misalnya nggak, ngerti, dapet, sikon, gini, gitu. Kata-kata percakapan
sebaiknya dihindarkan dalanm tulisan atau pembicaraan resmi karena
dapat mengganggu keresmian atau keilmiahan.karena itu, berhati-hatilah
menggunakn kata percakapan ini.
Ungkapan yang masih dipahami oleh umum dapat digunkan untuk
menghidupkan suasana pembicaraan atau tulisan. Akan tetapi, ungkapan
yang sudah using tidak lagi mempunyai kekuatan harus dihindarkan
karena dapat membosankan dan melemahkan pembicaraan atau tulisan
kita. (Suhara, 2021)
15

B. PEMBAHASAN
Pemakaian bahasa yang dapat mengungkapkan gagasan, pendapat, pikiran,
atau pengalaman secara tepat, harus memperhatikan kriteria pemilihan kata. Tiga
kriteria dalam diksi yaitu ketepatan, kecermatan, dan keserasian. (Widjono, 2007)
1. Ketepatan
Indikator ketepatan pilihan kata tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan
sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Menghasilkan penafsiran atau pemaknaan yang tepat, tidak ambigu, dan
tidak menyebabkan salah paham
c. Menghasilkan respons pembaca atau pendengar sesuai harapan penulis
atau pembicara
d. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
2. Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berhubungan dengan penggunaan kata
yang diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Pemakai bahasa
harus mampu menggunakan bahasa yang singkat sehingga menghemat
penggunaan kata. Penggunaan diksi yang cermat akan mengurangi jumlah
kata sehingga tulisan menjadi ringkas dan tidak ada kata yang bersifat
mubazir. Selain itu, pemakai bahasa harus mampu memahami penyebab
terjadinya kemubaziran kata. Kemubaziran kata merupakan penggunaan kata-
kata yang kehadirannya dalam konteks pemakaian bahasa tidak diperlukan.
Pemahaman terhadap kemubaziran kata dapat menghindari penggunaan kata
yang tidak perlu dalam konteks tertentu. (Widjono, 2007)
3. Keserasian
Keserasian dalam diksi berkaitan dengan kesesuaian penggunaan kata-kata
yang sesuai dengan konteks pemakaiannya. Konteks pemakaian dalam diksi
berkaitan dengan faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Faktor
kebahasaan ini meliputi kesesuaian kata dengan konteks kalimat dan
16

penggunaan bentuk gramatikal. Selain itu, faktor kebahasaaan juga berkaitan


dengan penggunaan idiom dan penggunaan kata yang lazim. Sedangkan
faktor nonkebahasaan yang berkaitan dengan diksi yaitu situasi pembicaraan,
teman bicara atau lawan bicara, sarana pembicaraan, kelayakan tempat
berbicara, dan kelayakan penggunaan waktu selama pembicaraan
berlangsung. (Widjono, 2007)
17
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi
persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.
Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat
penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi
mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu
di hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami
maksud dan tujuan penulis.

B. SARAN
Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari
pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi
diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah
dipahami dengan baik. Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan, Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan, Dosen. 2021. Diksi-pengertian, contoh, ciri, jenis, syarat, fungsi dan
tujuannya. https://www.dosenpendidikan.co.id/diksi/, diakses pada 20 September
2021 pukul 13.00 WIB.
Setiawan, Samhis. 2021. Diksi (Pilihan kata) pengertian dan (fungsi–syarat –
contoh). https://www.gurupendidikan.co.id/diksi/, diakses pada 20 September
2021 pukul 13.05 WIB.
Suhara, Alfa Mitri. 2021. Modul Diksi atau Pilihan Kata
Widjono, Hs (2007). Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi). Jakarta: PT. Grasindo. hlm. 98–99

Anda mungkin juga menyukai