Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN TUTORIAL

Laporan Tutorial ini Disusun Untuk Memenuhi Terstruktur Tugas Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Wine Prawira Negara 314221072 Wulan Nurkartikasari 314221044
Debora Yudiati Purba 314221137 Yeni Laila Wardani 314221049
Nisa Salsabila Zahran 314221158 Astri Widianti 314221104
Shalziah Nur Kholizah 314221094 Yulianti Dwina Putri 314221085
Sunarti Nopiyanti 314221122 Maya Fitri Rahayu 314221087
Elsa Shalsabila 314221056

DOSEN TUTOR:
Dr. Rika Nurhasanah, M.Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tutorial ini
Dalam penyusunan laporan ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dan melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapatkan imbalan
dari Allah SWT, dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini masih belum sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Cimahi, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN
1. Sinopsis Kasus............................................................................................................3
2. Resuming Hasil Brainstorming...................................................................................4
3. Learning Objective (LO).............................................................................................5
B. TINJAUAN TEORI
1. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan TM III........................................7
2. Perubahan Psikologis pada Kehamilan TM III.........................................................11
3. Ketidaknyamanan pada Kehamilan TM III..............................................................14
4. Tanda dan Gejala Persalinan.....................................................................................18
5. Tanda Bahaya pada Kehamilan TM III.....................................................................21
6. Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan TM III..............................................................23
7. Rasionalisasi Penegakkan Diagnosa.........................................................................41
C. CONCEPT MAP ........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA

ii
A. PENDAHULUAN
1. Sinopsis Kasus
Seorang perempuan, hamil usia 28 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan pada
tanggal 19 November 2021 bersama suaminya untuk dilakukan pemeriksaan karena ibu
mengeluh sering merasa mengalami kram pada kakinya serta mulai merasakan adanya
mules. Ibu mengaku saat ini hamil anak kedua dan belum pernah keguguran. Ibu
mengatakan usia kehamilannya sudah 9 bulan, ibu merasa cemas atas kondisinya
tersebut.
Hasil anamnesis: HPHT tanggal 7 Maret 2021, gerakan janin aktif dirasakan
terakhir dirasakan 5 menit yang lalu. Kram kaki sering dirasakan ibu setiap malam saat
sedang tidur. Mules kadang dirasakan setiap 2 jam sekali. Ibu sudah 4 kali
memeriksakan kehamilannya, sudah 3 kali mendapatkan imunisasi TT (1x sebelum
menikah dan 2x pada saat hamil ke-1). Ibu masih aktif bekerja sebagai sekretaris
disebuah kantor swasta. Ibu tidak memiliki makanan pantangan. Obat-obatan yang
diberikan bidan sebelumnya sudah habis sejak 1 minggu yang lalu. Ibu tidak mengalami
tanda-tanda bahaya kehamilan dan belum merasakan tanda-tanda persalinan.
Hasil anamnesis lanjutan:
BB sebelum hamil 50 kg. Anak pertama laki-laki usia 20 bulan, lahir normal di bidan
saat usia kehamilan 9 bulan, tidak mengalami kegawatan, BB dan PB bayi lahir 2500
gram/49 cm.
Hasil pemeriksaan fisik:
KU baik, TD 110/70 mmHg, R 22 x/m. BB 56 kg. TB 155 cm. Muka tidak oedema,
mata; konjungtiva merah muda, sklera putih, dada dalam batas normal. Abdomen; TFU
28 cm, 3 jari di bawah pusat. Presentasi janin kepala dan belum masuk pintu atas
panggul. Saat pemeriksaan, tidak didapatkan adanya kontraksi, DJJ 138 x/m. terdapat
oedema pada kaki, tidak ada varises, genital dan punggung dalam batas normal.

3
4

2. Resuming Hasil Brainstorming


a. Case Finding
Seorang perempuan usia 28 tahun hamil anak kedua datang ke Praktik Mandiri
Bidan pada tanggal 19 November 2021 usia kehamilan 9 bulan belum pernah
keguguran. Anak pertama usia 20 bulan.
b. Identifikasi Masalah
1) Data Subjektif
a) Sering merasa kram pada kaki setiap malam
b) Adanya mulas
c) Cemas
d) Mulas setiap 2 jam sekali
e) Ibu masih aktif bekerja di kantor swasta
f) Ibu baru mendapat imunisasi TT 3 kali
g) Obat habis 1 minggu yang lalu
h) Ibu tidak mengalami tanda bahaya kehamilan dan tanda persalinan
i) Ibu tidak memiliki makanan pantangan
j) Pemeriksaan kehamilan 4 kali
k) HPHT 7 Maret 2021
l) Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
2) Data Objektif
a) Terdapat oedema pada kaki
b) Rekomendasi kenaikan BB tidak mencukupi
c) TFU 28 cm dengan usia kehamilan
c. Hipotesis
1) Kram berhubungan dengan ketidaknyamanan ibu
2) Kram
3) berhubungan dengan penyakit yang diderita
5

4) Kram berhubungan dengan aktivitas ibu


5) Kecemasan berhubungan dengan adaptasi psikologis
6) Kecemasan berhubungan dengan adanya rasa mulas
7) Kecemasan berhubungan dengan patologis (gangguan psikologis)
8) Mulas berhubungan dengan tanda persalinan
9) Mulas berhubungan dengan kondisi fisiologis (brackton hicks)
d. Diagnosis
G2P1A0 gravida 36 mgg 3 hari, janin hidup tunggal intrauterin dengan presentasi
kepala
e. Asuhan Kebidanan
1) Dukungan mengenai kecemasan
2) Pola aktivitas
3) Nutrisi
4) Konseling tanda persalinan
5) Konseling KB
6) Ketidaknyamanan
7) Teknik relaksasi
3. Learning Objective (LO)
a. Perubahan fisiologis dan psikologis TM 3
b. Ketidaknyamanan TM 3 + patofisiologi
c. Tanda- tanda persalinan
d. Tanda bahaya TM 3
e. Pemenuhan kebutuhan TM 3
f. Rasionalisasi penentuan diagnosa
B. TINJAUAN TEORI
1. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan TM III
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat
hipertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura
TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut ini (Sulistyawati,
2010:59). Penyebab pembesaran uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah, hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan desidua
(Kumalasari, 2015:4)
Tabel 2.1 Penambahan Ukuran TFU
Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(minggu)
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xipoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)
Sumber : (Sulistyawati, 2010: 60)
b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
akhir bulan (Sulistyawati, 2010:60).
(1) Posisi rahim dalam kehamilan
(a) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi
(b) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis

6
7

(c) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam


pembesarannya dapat mencapai batas hati
(d) Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60).
2) Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Setelah plasenta terbentuk
korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron (Kumalasari, 2015:5)
b. Sistem Kardiovaskuler atau Hemodinamik
Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai 15
denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin naik selama
kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang sama
organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan apeks
jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal dan
membesarnya ukuran bayangan jantung yang ditemukan pada radiograf (Dewi dkk,
2011:93)
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga
terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga
dipengaruhi faktor keturunan. Selain itu kram timbul karena sirkulasi darah yang
menurun, atau karena kekurangan kalsium.
Sakit di kaki ini pada beberapa kasus bisa jadi pertanda awal adanya stroke atau
serangan jantung yang membahayakan. Pasalnya, kram kaki bisa jadi tanda adanya
penyakit arteri perifer yang bisa berisiko pada kesehatan jantung dan otak.
Seseorang yang mengalami penyakit arteri perifer merasa sakit karena adanya
8

simpanan lemak di arteri kaki yang menghambat aliran darah ke otot. Hal ini juga
terjadi pada arteri yang mengalir ke jantung dan otak. Masalah ini menyebabkan
seseorang penderita penyakit jantung perifer lebih berisiko mengalami serangan
jantung atau stroke dibanding orang lain.
c. Sistem Pernafasan
Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena uterus yang
tertekan ke arah diagfragma akibat pembesaran rahim. Volume tidal (volume udara
yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini
dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2
dalam darah meningkat (Kumalasari, 2015:5). Selain itu, karena adanya perubahan
hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36
minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh
adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang
membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini
biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil
akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya
juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.
d. Sistem Perkemihan
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi
(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada trimester III kehamilan dan di
akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke
rongga panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015:5)
9

e. Sistem Endokrin
Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan
progesteron dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua hormon
tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif
menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi),
keringat berlebihan dan perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid ukurannya
meningkat karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35.
Pada pankreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)
f. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan
menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian. Pada
kehamilan trimester II dan III hormon progesterone dan hormon relaksasi jaringan
ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir kehamilan.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar
dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih
tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih
lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita (Dewi dkk,
2011:103).
g. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Wanita hamil sering mengalami hearthburn
(rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih
lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian
bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan
(Kumalasari, 2015:7)
h. Perubahan Sistem Integumen
10

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormon Melanophore


Stimulating Hormone di lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
(Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka
terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka
dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang membentang dari
simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Line Nigra
(Dewi dkk, 2011:99). Pada primigravida panjang linea nigra mulai terlihat pada
bulan ketiga dan terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada
Muligravida keseluruhan garis munculnya sebelum bulan ketiga (Kamariyah dkk,
2014:34). Striae Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk akibat serabut-serabut
elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus
atau rasa gatal (Kumalasari, 2015:6).
Kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna agak
hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone yang
berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan timbul
pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan setelah partus
berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat pada payudara,
perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)
2. Perubahan Psikologis pada Kehamilan TM III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya
jelek. Di samping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan (Dewi dkk,
2011:110)
11

Cemas Pada Ibu Hamil


Hampir semua calon orang tua terutama ibu, dikelilingi oleh kecemasan terhadap
bayinya, khususnya pada trimester terakhir. Semua perasaan tersebut merupakan hal
wajar karena semua wanita mengalaminya. Semua wanita hamil pada beberapa tahap
merasa khawatir, hal berkaitan dengan khayalan kehilangan bayi dari rahim.
Cara Mengatasi Kecemasan pada Ibu Hamil Kecemasan sesorang dapat dikurangi
dengan melakukan respon peilaku adaptif/positif lewat sebuah pembelajaran, sehinga
seseorang dapat belajar dan beradaptasi. Terapi-terapi tersebut dikenal dengan terapi
komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan dengan mencitakan
suasana relaksasi, diantaranya adalah relaksasi otot pregresif visualisasi, Massage/pijat
kehamilan, yoga, meditasi, terapi musik, pernapasan diafragma.
a. Relaksasi Relaksasi seni melepaskan ketegangan otot adalah kunci dari kenyamanan
selama proses persalinan. Sangatlah penting untuk tetap relaks selama kontraksi.
Latihan relaksasi sangat berpengaruh untuk menurunkan tingkat kecemasan ibu
hamil trimester III. Ada pun manfaat dari relaksasi yaitu:
1) Menyimpan energy dan mengurangi kelelahan
2) Menenangkan pikiran dan mengurangi stress Tubuh yang relaks membuat
pikiran relaks, yang pada gilirannya membantu mengurangi respon stress. Ada
bukti bahwa distres pada wanita yang sedang mengalami persalinan disebabkan
oleh kecemasan, amarah, ketakutan.
3) Mengurangi nyeri Relaksasi mengurangi keregangan dan kelelahan yang
mengintensifkan nyeri yang dirasakan selama kehamilan juga memungkinkan
ketersediakan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga
mengurangi nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim berkontraksi)
menjadi sakit jika kekurangan oksigen. Selain itu, konsentrasi mental yang
terjadi saat merelakskan otot membantu mengalihkan perhatian ibu hamil dari
rasa sakit waktu kontraksi.
12

4) Massage pregnancy/pijat kehamilan Masase/pijat pada ibu hamil berupa


sentuhan lembut tanpa tekanan. Sentuhan yang diberikan secara alami membuat
hormon endorphin (hormon untuk merasa lebih baik) mengalir ke dalam sistem
tubuh yang sangat bermanfaat untuk proses persalinan. Pijat kehamilan biasanya
berlangsung selama satu jam, dengan tempat khusus untuk ibu hamil sehingga
perut ibu dapat dibaringkan dengan nyaman, dan bantal/guling khusus untuk
mendukung posisi ibu, sehingga ibu merasa nyaman saat berbaring miring pada
saat pemijatan. Pijat kehamilan hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang sudah
diakui kemampuannya. Ibu hamil harus segera menghentikan pemijatan apabila
ibu merasa tidak nyaman. Ada beberapa hal/beberapa tempat yang harus
dihindari dalam pemijatan kehamilan, yaitu memberikan tekanan dititik sekitar
pergelangan kaki, tendon echilles, atara ibu jari dan jari. Pijatan harus dilakukan
dengan lembut dan tekanan rendah pada bagian bawah kaki untuk menghindari
tercabutnya pembekuan darah apapun yang mungkin telah terbentuk dikaki. Ibu
dengan risiko tinggi harus melakukan konsultasi dengan dokter sebelum
melakukan pijat kehamilan.
5) Yoga prenatal Yoga memiliki banyak manfaat, yoga mampu menurunkan
kecemasan, mendorong relaksasi dan istirahat, meningkatkan fleksibilitas dan
sirkulasi, serta memperkuat otot sendi dengan aman, lembut dan efektif.
Disamping itu yoga membatu mengurangi insomnia dan gangguan pencernaan
akibat kehamilan. Yoga dapat menjadi latihan yang aman bagi ibu hamil,
meskipun pada ibu hamil risiko tinggi tidak dianjurkan untuk melakukan
olahraga secara bersama- sama, sebaiknya memulai latihan yoga pada trimester
kedua. Pose yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pose kupu-kupu, sapi dan
segitiga diperpanjang. Ibu hamil harus menghindari berolahraga dengan pose di
daerah punggung ibu, terutama pada trimester kedua dan ketiga karena dapat
mengurangi aliran darah ke rahim.
13

6) Pernapasan diafragma Pernapasan diafragma merupakan teknik pernapasan


dasar dari semua teknik pernapasan yoga (pranayama), dilakukan dengan pelan,
sadar dan dalam. Menghirup napas dalam hitungan empat detik, lalu tahan dan
hembuskan sampai hitungan ke sepuluh. Mengambil napas dalam-dalam
membatu paru - paru untuk meningkatkan kejenuhan oksigen sampai 100% dari
98%, Mampu melepaskan ketegangan dengan peningkatan penyaluran sistem
limfa yang mengeluarkan racun dari tubuh

3. Ketidaknyamanan pada Kehamilan TM III


a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus karena
turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas kandung
kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat .
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana terjadi
peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester III kandung kemih tertarik
keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai
7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa
hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan
berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus
menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air kecil
yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria. Untuk mengantisipasi
terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum air putih yang cukup
14

(± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu hamil perlu
mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan
kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk
yang bersih serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III dengan keluhan
sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing, kosongkan kadung
kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum
di malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis,
berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak perlu
menggunakan obat farmakologis.
b. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada kehamilan
lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan
spasmus.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas
terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain
itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat
duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki
yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan
edema karena preeklamsi.
e. Nyeri ulu hati
15

Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga
trimester III.
Penyebab:
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang
kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.
Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar.
f. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi konstipasi.
Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat oleh
tingginya kadar progesterone Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan
produksi progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada
sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang
polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga
feses menjadi keras. Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat
menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan
menyumbat lubang bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut anorektal.
Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau
feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar. Skibala juga mengiritasi
mukosa rectum, kemudian terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui
selasela dari feses yang impaksi. Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil
dengan keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air
putih setiap hari dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat,
16

istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air
besar secara teratus dan segera setelah ada dorongan.
g. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi
bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf median
dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.

h. Insomnia
Insomnia Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.
(Maiti & Bidinger, 2017)
i. Kram Kaki
Kram kaki saat hamil biasanya disebabkan oleh peningkatan hormon yang
mengakibatkan penumpukan cairan tubuh. Karena adanya pengaruh gravitasi, maka
cairan akan terkumpul di bagian kaki, sehingga kaki mengalami bengkak. Kondisi
ini dapat menyebabkan ibu hamil rentan mengalami kram kaki. Selain karena
penumpukan cairan, kram kaki saat hamil juga bisa disebabkan oleh bertambahnya
berat badan.
Ada beberapa cara yang dapat ibu hamil lakukan untuk meredakan kram kaki, yaitu:
1) Lakukan Peregangan
Lakukan peregangan dengan meluruskan kaki secara perlahan. Hal ini awalnya
mungkin akan membuat kaki terasa sakit. Namun tidak lama setelah itu, kram
yang dirasakan akan berkurang. Selain itu, juga bisa mengangkat kaki sekitar
15-20 menit untuk melancarkan peredaran darah. bisa menggunakan bantal atau
menyandarkan kaki ke tembok. Hindari memutar pergelangan kaki ke dalam
17

dan keluar saat sedang kram, karena akan membuat kram yang dirasakan
semakin parah.
2) Pijat kaki
Meskipun terasa sakit, Bumil bisa pelan-pelan memijat kaki dan melakukan
relaksasi pada kaki yang terasa kram. Bumil bisa memijat kaki yang kram
menggunakan campuran minyak esensial, seperti chamomile dan lavender.

3) Kompres air hangat


Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi kram kaki adalah dengan
mengompresnya menggunakan botol yang berisi air hangat. Cara ini dapat
mengurangi ketegangan pada otot. 
4. Tanda dan Gejala Persalinan
a. Gejala persalinan sudah dekat
1) Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya
menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa
bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri
pada anggota bawah.
2) Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor,
fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai
masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing
tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut
Pollakisuria.
3) False labor
18

Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:
a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
b) Tidak teratur
c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila
dibawa jalan malah sering berkurang
d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix

4) Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix
yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih
lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
Perubahan ini berbeda untuk masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudah
terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam
keadaan tertutup.
5) Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum
persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik
karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan
dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang
dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang
kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.
6) Gastrointestinal Upsets
19

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi,


mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.
b. Tanda-tanda persalinan
1) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai
sifat sebagai berikut:
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin
besar
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam
10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan
dan pembukaan serviks
2) Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan
darah sebagai tanda pemula.
3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai
dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair
darah terputus.
4) Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir.
Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya
pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
20

keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang


ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin
robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan
mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar (Kurniarum, 2016).
5. Tanda Bahaya pada Kehamilan TM III
Menurut (Prawiroharjo, 2016) pada umumnya 80 - 90% kehamilan akan
berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau
berkembang menjadi kehamilan patologis. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama
kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius
terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya
penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan
berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap
kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.
1) Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya
disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas
plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat implementasi
plasenta tersebut. (Prawiroharjo, 2016)
2) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. (Sulistyawati, 2009)
3) Penglihatan kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau terbayang secara
mendadak. (Sulistyawati, 2009)
4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
21

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai keluhan fisik yang lain.
(Sulistyawati, 2009)
5) Keluar cairan pervaginam
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti
yang keluar adalah air ketuban. (Sulistyawati, 2009)
6) Gerakan janin tidak terasa
Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada usia
kehamilan 20-24 minggu. Hal yang paling penting bahwa ibu hamil perlu waspada
terhadap jumlah gerakan janin, ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi
penurunan/gerakan janin yang terhenti. (Sulistyawati, 2009)

a) Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)


b) Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik dengan
pengobatan umum.
c) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau atau
berkunang-kunang.
d) Nyeri epigastrik.
e) Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/24 jam)
f) Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10 - 20 mmHg di atas
normal. Proreinuria (di atas positif 3)
g) Edema menyeluruh.
7) Nyeri Hebat di Daerah Abdomen
Menurut (Prawiroharjo, 2016) apabila hal tersebut terjadi pada kehamilan trimester
kedua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka
diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai
perdarahan (revealed) maupun tersembunyi (concealed):
22

a) Trauma abdomen
b) Preeklampsia
c) Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
d) Bagian-bagian janin sulit diraba
e) Uterus tegang dan nyeri
f) Janin mati dalam rahim
Beberapa gejala dan anda lain yang terkait dengan gangguan serius selama
kehamilan adalah sebagai berikut.
a) Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan.
b) Disuria
c) Menggigil atau demam
d) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
e) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
6. Kebutuhan Nutrisi pada Kehamilan TM III
Nutrisi ibu hamil yang sesuai dengan kebutuhan selama kehamilan dapat

mencegah terjadinya penyakit atau komplikasi kehamilan akibat status gizi yang kurang

baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012, h.134) yang menyatakan

bahwa salah satu perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintanance) yaitu perilaku

gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara serta

meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat

menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang bahkan dapat mendatangkan

penyakit.

Menurut Huliana (2001) peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu hamil sebesar 15

%, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air
23

ketuban dan pertumbuhan rahim. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan

untuk pertumbuhan janin sebesar 40 %, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan ibu

sebesar 60 %. Peningkatan kebutuhan makanan bergizi ini tentu juga akan berdampak

pada kenaikan berat badan si Ibu, biasanya kenaikan berat badan sebelum hamil dan

mendekati persalinan berkisar antara 12-15 kilogram. Pada tahap trimester ketiga,

ketika usia kehamilan mencapai 7 - 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk

mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi

janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya.

Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil mengandung tiga golongan

utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang

didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang,

umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mie, minyak, mentega; sumber zat

pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan

kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral

didapat dari sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu,

ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi

padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan

lemak.

Selama kehamilan membutuhkan penambahan zat-zat gizi sebagai berikut:

Nutrisi Ibu
24

1. Kalori

Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara dan cadangan lemak.

Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal. Tambahan energi yang

diperlukan selama hamil yaitu 27.000-80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan

energi yang dibutuhkan oleh janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-

95 Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg.

Pada awal kehamilan trimester pertama kebutuhan energi masih sedikit dan

terjadi sedikit peningkatan pada trimester dua. Pada trimester dua, energi digunakan

untuk penambahan darah, perkembangan uterus, pertumbuhan jaringan mammae

dan penimbunan lemak. Pada trimester tiga energi digunakan untuk pertumbuhan

janin dan plasenta.

Berdasarkan rekomendasi yang dilakukan oleh NRC (National Reserch Council)

pemberian tambahan energi untuk 2000 Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50 tahun

dengan tambahan 300Kkal bagi ibu yang sedang hamil. Sumber energi didapatkan

dari beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi kayu dan sagu.

2. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang

dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam

kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang


25

dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti gandum, kentang, serealia, nasi

dan pasta.

Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga

meningkatkan asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah

terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar atau wasir (hemoroid). Ibu hamil

membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori. Bahan makanan yang merupakan

sumber karbohidrat adalah serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang,

umbi dan jagung.

3. Protein

Kebutuhan protein bertambah 17 gram setiap trimesternya atau 68% gram per

hari. Kebutuhan protein meningkat sekitar 34% dari wanita normal yang tidak hamil

dengan usia yang sama (Almatsier, 2011). Protein merupakan zat pembangun yang

berfungsi membentuk dan memperbaiki jaringan tubuh dan sangat diperlukan

khususnya oleh wanita hamil (Purwitasari, 2009). Protein digunakan sebagai

pembentuk jaringan baru pada janin, pertumbuhan organ-organ janin, pertumbuhan

plasenta, cairan amnion dan penambahan volume darah. Ibu hamil yang kekurangan

protein berisiko melahirkan bayi lebih kecil atau berat badan lahir rendah, kelainan

pada bayi seperti bibir sumbing dan kekurangan ASI saat laktasi (Irianto, 2014).
26

Secara keseluruhan jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil yaitu

kurang lebih 60-76 gram setiap hari atau sekitar 925 gram dari total protein yang

dibutuhkan selama kehamilan. Wanita hamil membutuhkan protein 10-15 gram

lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Sumber protein didapatkan

melalui protein hewani dan nabati. Protein hewani meliputi daging, ikan, unggas,

telur dan kerang.

Sedangkan protein nabati meliputi kacang-kacangan seperti tahu, tempe,

oncom dan selai kacang. Selain itu, karena protein yang berasal dari ternak juga

kaya dengan lemak, maka seimbangkan asupan protein hewani dan nabati. Pilih

bahan makanan protein hewani yang berlemak rendah.

4. Zat Besi (Fe)

Pada saat kehamilan asupan zat besi jarang dapat memenuhi kebutuhan ibu

hamil selama kehamilan secara optimal, sehingga perlu adanya suplementasi seperti

zat besi (Fe). Zat besi digunakan untuk pertumbuhan janin dan mencegah anemia

gizi besi (Irianto, 2014). Kebutuhan Fe lebih tinggi daripada rata-rata asupan yang

diserap tubuh. Penelitian ini ditemukan bahwa 25,7% ibu hamil memiliki asupan Fe

kurang. Terlahir 5 bayi BBLR dari ibu hamil yang kurang asupan Fe. Karena

kekurangan Fe dapat menimbulkan gangguan pada pertumbuhan janin baik pada sel
27

tubuh maupun sel otak. Zat besi banyak terdapat pada sayuran hijau, daging merah

dan ikan (Asupan et al., 2014).

5. Vitamin

a. Vitamin A

Vitamin A berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan, gigi serta tulang,

juga penting untuk kesehatan mata, kulit, rambut dan juga mencegah kelainan

bawaan. Bila kelebihan vitamin A dapat mengakibatkan cacat tulang wajah,

kepala, otak dan jantung. Sumber vitamin A banyak terdapat pada minyak ikan,

kuning telur, hati, wortel, labu kuning, bayam, kangkung dan buahbuahan

berwarna merah. Kebutuhan vitamin A ibu hamil 200 RE (Retinol

Ekivalen)/hari lebih tinggi daripada ibu tidak hamil.

b. Vitamin D

Selama kehamilan, mengonsumsi vitamin D akan dapat mencegah

hipokalsemia karena vitamin D dapat membantu penyerapan kalsium dan fosfor

yang berguna untuk mineralisasi tulang dan gigi. Sumber vitamin D banyak

terdapat pada kuning telur, susu, produk susu dan juga dibuat sendiri oleh tubuh

dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D dapat menembus plasenta sehingga

kebutuhan vitamin D pada janin dapat terpenuhi. Bila terjadi defisiensi vitamin
28

D akan menimbulkan ketidak normalan gigi dan lapisan luar gigi menjadi

buruk. (Serri, 2013)

c. Vitamin E

Vitamin E berfungsi pada pertumbuhan sel, jaringan dan integrasi sel

darah merah. Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi vitamin E melebihi 2 mg/hari.

(Serri, 2013).

d. Vitamin K

Bila terjadi kekurangan dapat mengakibatkan gangguan perdarahan pada

bayi.

e. Vitamin C

Asupan vitamin C dapat mencegah anemia, berperan dalam pembentukan

kolagen interseluler dan proses penyembuhan luka. Selain itu, untuk

membangun kekuatan plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap

infeksi dan stress, serta membantu penyerapan zat besi. Sumber vitamin C

adalah buah dan sayuran segar, antara lain jeruk, kiwi, pepaya, bayam, kol,

brokoli dan tomat

Vitamin C berperan untuk membantu meningkatkan absorbsi zat besi.

Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan keracunan kehamilan, ketuban

pecah dini (KPD). Vitamin C berguna untuk mencegah terjadinya raptur

membran, sebagai bahan jaringan ikat dan pembuluh darah. Fungsi lain dapat
29

mengakibatkan absorbsi besi non hem, meingkatkan absorbsi suplemen besi

dan profilaksis pendarahan postpartum. Kebutuhan vitamin C 10 mg/hari lebih

tinggi dari ibu tidak hamil. Sumber vitamin C berada pada buah – buahan

seperti jeruk, papaya, stoberi dan lain sebagainya (Farah Paramita, S.Gz, 2019).

f. Vitamin B12

Vitamin B12 merupakan faktor penting pada metabolisme protein. Dalam

bahan makanan asam folat dapat diperoleh dari hati, sereal, kacang kering,

bayam, jus jeruk dan padi-padian. Asam folat dianjurkan untuk dikonsumsi

sebanyak 300-400 mcg/hari untuk mencegah anemia megaloblastik serta

mengurangi risiko defek tabung neural jika dikonsumsi sebelum dan selama 6

minggu pertama kehamilan.

g. Vitamin B6

Vitamin B6 diberikan untuk mengurangi keluhan mual-mual pada ibu

hamil.

6. Mineral

a. Kalsium

RDA (Recommended Daily Allowance) untuk kalsium selama kehamilan

adalah 1.200 mg. Kebutuhan kalsium meningkat dari 800 mg menjadi

1.200/1.500 mg/hari. Kalsium mengandung mineral yang penting untuk

pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta punggung. Kalsium


30

dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak

usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 kali lipat sebelum

hamil, yaitu sekitar 900 mg. Sumber kalsium adalah susu dan produk susu

lainnya, seperti keju, yogurt, teri, udang kecil dan kacang-kacangan.

b. Magnesium

Janin memerlukan 1 gr magnesium. Konsentrasi magnesium meningkat

selama kehamilan dengan RDA 320 mg dan 50% dari magnesium diserap oleh

ibu. Magnesium dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan

lunak.

c. Fosfor

Fosfor berfungsi pada pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan

metabolisme kalsium ibu. Jika jumlah di dalam tubuh tidak seimbang sering

mengakibatkan kram pada tungkai. RDA sama dengan wanita tidak hamil yaitu

1.250 mg/hari untuk wanita hamil di bawah 19 tahun dan 700 mg/hari untuk

wanita yang lebih dari 19 tahun.

d. Seng

RDA wanita hamil mencapai 15 mg/hari ini menunjukan terdapat

peningkatan 3 mg lebih tinggi dari wanita tidak hamil. Selama kehamilan dan

menyusui, kebutuhan seng meningkat 50%. Seng juga diperlukan untuk

mengembangkan jaringan tisu, terutama otak dan jenis kelamin.


31

e. Sodium

Selama kehamilan naik 5.000-10.000 meq/hari sehubungan dengan

peningkatan volume darah maternal.

Tabel 2.2 Takaran Perbandingan Kecukupan Gizi Pada Wanita Dewasa dan Ibu
Hamil
No Zat gizi satuan Wanita Ibu hamil
dewasa
1 Energi Kal 2.200 2.485
2 Protein G 48 60
3 Vitamin A RE 500 700
4 Vitamin D µg 5 15
5 Vitamin E Mg 8 18
6 Vitamin K Mg 65 130
7 Thiamin Mg 1,0 1,2
8 Riboflavin Mg 1,2 1,4
9 Niacin Mg 9 9,1
10 Vitamin B12 Mg 1,0 1,3
11 Asam folat µg 150 300
12 Piridoksin Mg 1,6 3,8
13 Vitamin C Mg 60 70
14 Kalsium Mg 500 900
15 Fosfor Mg 450 650
16 Zat besi Mg 26 46
17 Seng Mg 15 20
18 Yodium µg 150 175
19 Selium µg 55 70

Tabel 2.3 Tambahan kecukupan gizi untuk ibu hamil


Zat Usia Kehamilan
Trimester I Trimester II Trimester III
Energi (kkal) 180 300 300
Protein (g) 20 20 20
Vitamin A (RE) 300 300 350
Vitamin C (mg) 10 10 10
Besi (mg) 0 9 13
Kalsium (mg) 200 200 200
32

Asam folat (µg) 200 200 200


Vitamin B12 (µg) 0,2 0,2 0,2
Iodium (µg) 70 70 70

Tabel 2.4 Contoh makanan tambahan ibu hamil per trimester


Periode Trimester I Trimester II Trimester III
Bahan dasar Kacang hijau Ubi ungu Kentang
Jenis makanan Milkshake Fillo ubi goring, Sandwich wafel
cokelat, Nugget Pastel tutup ubi kentang, Pansit isi
ayam, kacang ungu isi ragout salat kentang,
hijau pudding daging, pancake Pananda kentang
kacang hijau ubi ungu isi ragout ikan
tenggiri

Tabel 2.6 Tanda Kecukupan Gizi Pada Ibu Hamil


No Kategori Penampilan
1 Keadaan umum Responsif dan gesit
2 Berat badan Normal sesuai dengan tinggi badan dan bentuk
tubuh
3 Postur tubuh Tegak, tungkai dan lengan lurus
4 Otot Kenyal, kuat, sedikit lemak di bawah kulit
5 Saraf Perhatian baik, tidak mudah tesinggung, refleks
normal dan mental stabil
6 Pencernaan Nafsu makan baik
7 jantung Detak dan irama jantung serta tekanan darah
normal
8 Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup istirahat dan
penuh semangat
9 Rambut Mengkilat, kuat, tidak mudah rontok dan kulit
kepala normal
10 Kulit Licin, lembap dan segar
11 Muka dan leher Warna sama (tidak ada perubahan warna), licin,
tampak sehat dan segar
12 Bibir Licin, lembap, tidak pucat dan tidak bengkak
13 Mulut Tidak ada luka an selaput merah
14 Gusi Merah normal dan tidak ada perdarahan
15 lidah Merah normal, licin dan tidak ada luka
16 Gigi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, bersih,
tidak ada perdarahan dan lurus dagu normal
33

17 Mata Bersinar, bersih, konjungtiva tidak pucat dan tidak


ada perdarahan
18 Kelenjar Tidak ada perdarahan dan pembesaran

Menentukan status gizi ibu hamil dengan IMT dan LILA


Penambahan berat badan ibu hamil normalnya yaitu 9-12 Kg selama masa
kehamilannya, penambahan berat badan ibu saat hamil ditentukan dengan berat badan
ibu sebelum kehamilan, adapun variasi penambahan berat badan ibu hamil di jelaskan
pada tabel 2.7 Variasi Penambahan Berat Badan Ibu Hamil (Fathonah, 2016)
Tabel 2.7 Variasi Penambahan Berat Badan Ibu Hamil
Kategori Berat Badan
Berat Badan Kurang (<45kg) 12,5-18 kg
Trimester Kedua (45-65 kg) 12-15 kg
Trimester Ketiga (>65 kg) 7,5-11,5 kg

Penambahan berat badan ibu hamil yang diharapkan berdasrkan nilai Indeks Massa
Tubuh (IMT) sebelum hamil menurut Than Shot Yen (2012:134) disajikan pada tabel
1.3 Penambahan berat badan berdasarkan nilai IMT
Tabel 2.8 Penambahan Berat Badan Ibu Hamil Yang Diharapkan Berdasarkan Nilai
IMT Sebelum Hamil
IMT Penambahan Berat Badan (kg)
<18,50 12 -18
18,50-24,99 11 – 15
25,00 -29,99 6 – 11
>30,00 5-9
Sumber: Tan Shot Yen (2012).

Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) merupakan salah satu pemeriksaan


antropometrik yang di gunakan untuk menilai status gizi pada ibu hamil, ibu hamil
yang memiliki LILA < 23,5 cm dinyatakan KEK(Kekurangan Energi Kronis) yang
beresiko melahirkan bayi BBLR (Ekasari & Natali 2019).

Tabel 2.9 Penambahan Berat Badan Pertrimester


34

Kategori Berat Badan


Timester Pertama 0,5 kg/bulan
Trimester Kedua 0,5 kg/bulan
Trimester Ketiga 0,5-1 kg/bulan

Tabel 2.10 kategori status gizi penduduk dewasa berdasarkan perhitungan IMT
Kategori IMT menurut IMT Klasifikasi IMT Indonesia
WHO Asia
BB Kurang <18,50 <18,50 <18,5
Normal 18,50-24,99 18,50-24,99 >18,5-<24,9
BB Berlebih >25,00 >23,00 >25,0-<27,0
Pra-Obesitas 25,00-29,99 23,00-27,49 -
Obesitas 30,00-34,99 >27,5 >27,5
(Sumber: Kementrian Kesehatan RI (2013))

Malnutrisi pada ibu hamil


Malnutrisi atau kurang gizi yaitu ketidakseimbangan antara asupan dan
kebutuhan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya defisit energi, protein, dan
mikronutrien, yang berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan
(Kurniasari, et.al., 2017).
Ibu hamil yang menderita malnutrisi selama minggu pertama kehamilan atau
sebelum kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan kerusakan otak dan sumsum
tulang belakang, karena sistem saraf pusat sangat peka pad minggu ke 2-5 pertama
kehamilan. Ibu yang mengalami malnutrisi selama minggu terakhir kehamilan maka
ibu akan melahirkan bayi dengan BBLR ( < 2500 gram) ( Azizah, et.al., 2017).
Ibu yang mengalami kekurangan nutrisi selama kehamilan akan menimbulkan
masalah pada ibu ataupun pada janin seperti, masalah pada ibu, masalah terhadap
persalinan, masalah terhadap janin, anemia pada ibu hamil, dan beresiko pada Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) (K, Sukarni, 2017:123)
TFU Normal dan kenaikan BB terhadap BBLR
Berat bayi lahir (BBL) dan panjang bayi lahir (PBL) merupakan salah satu
indikator kesehatan bayi baru lahir yang sehat dan cukup bulan. Menurut Survei
35

Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, Angka Kematian Bayi (AKB) 34


kematian/1000 kelahiran hidup. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar, penyebab kematian
bayi adalah sepsis 20.5%, kelainan kongenital 18.1%, pnumonia 15.4%, prematuritas
dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 12.8%, dan respiratory disorder 12.8%. BBLR
merupakan penyebab langsung kematian bayi.
Secara umum berat bayi lahir yang normal adalah 2.500 - 4.000 gram, di bawah
atau kurang dari 2.500gram dikatakan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR
dianggap sebagai indikator status kesehatan masyaraka, yang berhubungan dengan
angka kematian, kesakitan bayi, dan kejadian gizi kurang di kemudian hari yaitu pada
periode balita. Panjang Bayi Lahir (PBL) normal 45 ±50 cm, dibawah 45 cm dikatakan
Panjang Bayi Lahir Pendek (PBLP). PBLP memiliki risiko 2,8 kali mengalami stunting
dibanding bayi dengan panjang lahir normal.
Faktor ±faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir dan panjang bayi lahir
adalah faktor lingkungan internal (umur ibu, asupan zat gizi, kadar hemoglobin, tinggi
fundus uteri, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan), faktor
lingkungan eksternal (kondisi lingkungan, dan tingkat social ekonomi ibu hamil),
faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan
kehamilan atau antenatal care.
Asupan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein dapat
mempengaruhi berat dan panjang bayi lahir. Panjang bayi lahir menggambarkan
pertumbuhan linier bayi selama dalam kandungan. Ukuran linier yang rendah
biasanya menunjukkan keadaan gizi yang diderita waktu lampau. Akibat kekurangan
gizi diawali dengan perlambatan atau retardasi pertumbuhan janin yang dikenal sebagai
Intra Uterine Growth Restriction (IUGR).
Di Negara berkembang kurang gizi pada pra-hamil dan ibu hamil berdampak pada
lahirnya anak IUGR dan BBLR. Kondisi IUGR hampir separuhnya terkait dengan
status gizi ibu dan penyakit hipertensi dalam kehamilan. Faktor sebelum dan saat
36

hamil yang mempengaruhi keberhasilan kehamilan adalah status gizi ibu hamil.
Asupan gizi yang adekuat membantu pertumbuhan ibu dan janin.
Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis dapat memberikan informasi yang
bermanfaat tentang besarnya bayi yang berada dalam kandungan. Pada usia antara 20-
21 minggu kehamilan, tinggi fundus uteri dalam centimeter (cm) sama dengan usia
kehamilan dalam minggu. Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan sangat menjurus kepada keadaan pertumbuhan janin yang terhambat.
Pengukuran tinggi fundus uteri secara tepat dilakukan lebih objektif dengan skala
centimeter. Tinggi fundus uteri mempunyai hubungan dengan berat badan bayi dan
merefleksikan pertumbuhan janin serta ukuran fetus lebih akurat. Terdapat beberapa
rumus untuk mengetahui perkiraan berat badan lahir bayi diantaranya rumus
Johnson Tohsach. Rumus Johnson Tohsach menggunakan metode untuk menaksir
berat badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri, yaitu mengukur jarak antara
tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan
uterus, memakai pita pengukur serta melakukan pemeriksaan dalam vaginal toucher
(VT) untuk mengetahui penurunan bagian terendah.
Tinggi fundus uteri dan asupan gizi ibu hamil berpengaruh terhadap berat bayi lahir
dan erat hubungannya dengan tingkat kesehatan bayi dan angka kematian bayi. Angka
kematian ibu dan bayi, serta kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil.
Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami KEK (kurang energi kronis)
cenderung melahirkan bayi BBLR yang dihadapkan pada risiko kematian yang lebih
besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan berat badan yang normal.
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir salah satu masyarakat.
Tingginya pendidikan masyarakat menjadi penunjang dalam mempermudah untuk
mencerna informasi yang diterima untuk dapat dimengarti termasuk untuk
menyebar luaskan program penurunan angka kematian bayi dengan menekan angka
37

kejadian BBLR. Pekerjaan yang ditanggung oleh ibu hamil dapat memberikan peluang
besar untuk terjadinya persalinan dengan BBLR. Keadaan yang demikian terutama
terjadi pada sosial ekonomi yang rendah. Sehingga diperlukan peran serta dari
masyarakat terkait dalam upaya meningkatkan pendidikan ibu hamil yaitu
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu
selama kehamilan dengan memeriksakan kehamilannya di petugas kesehatan.
a. TFU
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri dengan Mc. Donald adalah cara mengukur TFU
menggunakan alat ukur panjang mulai dari tepi atas simpisis pubis sampai fundus
uteri atau sebaliknya. Pengukuran TFU menurut Mc. Donald dimulai dengan usia
kehamilan lebih kurang 22 minggu. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam mengukur TFU dengan teknik Mc. Donald adalah:
1) Alat ukur panjang (meteran) yang digunakan tidak boleh elastis
2) Saat pengukuran TFU, Kandung kemih ibu harus dikosongkan.
3) Posisi ibu saat diukur kakinya ditekukkan.

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan Mc. Donald adalah menentukan umur


kehamilan berdasarkan minggu, dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil
anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT). TFU dalam sentimeter (cm), yang
normal harus sama dengan usia kehamilan dalam minggu yang ditentukan
berdasarkan hari pertama haid terakhir.
Jika hasil pengukuran berbeda 1-2 cm, masih bisa ditoleransi, tetapi jika deviasi
lebih kecil dari 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin, sedangkan bila deviasi besar dari 2 cm kemungkinan terjadi
bayi kembar, polihidramnion, janin besar (Mandriwati, 2008).
Menurut Mc. Donald, Tinggi Fundus Uteri berdasarkan usia kehamilan sebagai
berikut (Manuaba, 2007).
Tabel 2.11 TFU Berdasarkan Usia Kehamilan
38

Tinggi Fundus Uteri (TFU) Usia Kehamilan


20 5
23 6
26 7
30 8
33 9

Menurut Ari Sulistyawati tahun 2009, pertambahan ukuran TFU per tiga jari
dicermati dalam tabel berikut:
Tabel 2.12 TFU Menurut Pertambahan Tiga Jari
Usia Kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari diatas simpisis
16 Pertengahan pusat-simpisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-px
36 3 jari di bawah pux
40 Pertengahan px-pusat

Nutrisi Janin
M.Ibrahim, et.al., (2017), Nutrisi sangat penting untuk perkembangan janin yang
dapat memperkecil resiko terhambatnya perkembangan janin, meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan janin normal, dapat menciptakan daya tahan tubuh
yang baik, memberikan cadangan nutrisi yang baik, meminimalkan resiko stilibrirths,
cacat dan kematian bayi.
Berat badan janin yang normal dalam kandungan ibu sesuai dengan usia
kehamilan. Berikut rata-rata berat janin yang normal pada usia kehamilan dengan
rician :
1. Usia kehamilan 20 minggu : berat badan 0,5 kg.
2. Usia kehamilan 36 minggu : berat janin 2,5 kg.
3. Usia kehamilan minggu terakhir : berat janin 3-3,5 kg
39

Pada prinsipnya, penambahan berat badan ditunjukan untuk pertumbuhan janin


selama kurang lebih 40 minggu dan persiapan menyusui. Penambahan berat badan
terbesar terjadi pada trimester ketiga. Penambahan berat badan ibu hamil yang normal
adalah 9-12 kg selama masa kehamilan. Penambahan tersebut dapat bervariasi
tergantung berat badan selama hamil.
Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12
kg. pada trimester 1 kenaikan berat badan mencapai 1kg, namun setelah mencapai
trimester 2 penambahan berat badan mencapai 3kg dan pada trimester 3 mencapai 6 kg.
kenaikan tersebut disebabkan adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban.
Adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban, maka ibu hamil mengalami
perubahan kebutuhan gizi.
1. Nutrisi untuk otak
Nutrisi yang dibutuhkan untuk ibu dan janin agar terhindar dari resiko seperti
salah satunya Neutral Tube Defects (NTD) atau cacat pada otak dan tabung syaraf
janin. Adapun nutrisi yang dibutuhkan untuk janin diantaranya : DHA, gangliosida
(GA), folat (vitamin B9), Fe, EPA, dan kolin.
Asam folat mampu mengurangi resiko kejadian bayi lahir dengan Neunatal
Tube Defects (NTD), cacat bawaan, bibir sumbing, BBLR, down’s dan menurunkan
hemocystein dalam darah, kadar syndrome, keduduran, mencegah anemia
megaloblastik hemocystein yang tinggi dikaitkan dengan preeklamasi, kelahiran
prematur dan lahir dengan keadaan mati.
Selain asam folat nutrisi Gangliosida (GA) juga dibutuhkan janin dalam
pertumbuhan semasa didalam kandungan, gangliosida berperan sejak proses migrasi
sel-sel otak. Gangliosida (GA) berperan penting untuk perkembangan daya ingat,
sel syaraf, pembentukan sinapsis dan koneksi antar sel.
Selain folat dan gangliosida, nutrisi DHA juga berperan penting dalam
pembentukan sel saraf pusat. Tablet Fe memiliki mamfaat untuk pembentukan sel
40

darah merah janin dan menyimpan zat besi dalam tubuh janin. Nutrisi EPA yang
berperan untuk perkembangan otak bayi pada trimester ke-3 hingga usia 30 bulan
setelah lahir.
Ibu hamil di anjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi lengkap seperti
protein, sayur-sayuran, buah-buahan dan minum susu untuk ibu hamil. Jika ibu
merasa mual makanlah dengan porsi sedikit namun sering, hindari makanan atau
cemilan yang mengandung banyak minyak, gula, lemak tinggi dan jangan memakan
ikan, daging, telur, dan ayam yang dimasak setengah matang. Ibu hamil dilarang
mengonsumsi alkohol,merokok yang dapat membahayakan janin dan ibu, teh, kopi
dan softdrink terlalu banyak.
2. Nutrisi penting bagi tumbuh kembang janin
Bagi wanita yang sedang mempersiapkan kehamilan perlu diperhatikan
kondisi kesehatannya, alangkah lebih bauknya calon ibu dianjurkan mulai
mengonsumsi asupan nutrisi atau zat gizi seperti folat, tiga bulan sebelum
kehamilan. Nutrisi sangat penting dalam pertumbuhan janin, memperkecil
terjadinya anemia megabloblastik dan asam folat untuk mencegah terjadinya cacat
pada otak dan tabung saraf. Beragam zat gizi yang harus dikonsumsi selama
kehamilan diantaranya, omega 3 dan 6 DHA, Asam Folat, Zat Besi, Probiotik FOS,
Kalsium, B6, B12, Vitamin D, Kolin, Gangliosida.

7. Rasionalisasi Penegakkan Diagnosa


Penetapan diagnosa dilakukan setelah menganalisa data subyektif dan obyektif yang
meliputi Gravida, Para, Abortus (GPA), usia kehamilan, hidup, janin tunggal atau
gemelli intrauterin/ekstrauterin, presentasi kepala atau bokong. GPA dan usia
kehamilan didapatkan dari pengkajian data subyektif yang meliputi riwayat kehamilan
dan HPHT klien. Janin dikatakan hidup ketika terdengar DJJ, penentuan tunggal atau
gemelli didapat dari pemeriksaan leopold serta pemeriksaan penunjang USG.
41

Menentukan janin yang hidup intra/ekstrauterin dapat dilakukan dengan USG atau
ketika terjadi kehamilan di luar rahim akan disertai dengan keluhan nyeri oleh klien dan
biasanya tidak dapat bertahan lama. Untuk presentasi janin dapat diketahui dari
pemeriksaan leopold atau USG.
Pada kasus didapat:
Kurangnya kenaikan berat badan ibu saat hamil yang hanya mengalami kenaikan BB
sebanyak 6 kg, ibu dengan IMT normal harus mengalami kenaikan sebesar 11-16 kg
selama masa kehamilan
Diagnosa potensial:
Karena hal tersebut maka ada kemungkinan mengalami BBLR dikarenakan tidak
sesuainya TFU dengan usia kehamilan dan penambahan BB ibu tidak mencukupi,
sehingga diperlukan untuk melakukan kolaborasi dengan dokter agar dapat mendeteksi
dini kegawatdaruratan
KEHAMILAN
42

Trimester
Trimester Trimester
Ginjal bekerja lebih Perubahan Psikologis :
- Terjadinya peningkatan Pada trimester inilah ibu
berat,menyaring darah
deyut nadi istirahat 10-15 memerlukan keterangan Ketidaknyaman
30-50% /lebih,sering
Perubahan anatomi & fisiologi deyut/menit dan dukungan dari suami, Tanda & gejala trimester III:
a. Sistem Reproduksi - Peningkatan volume darah terjadi Miksi. keluarga dan bidan persalinan: - Peningkatan
b. Sistem kardiovaskuler/hemodinamik & aliranya - Gejala persalinan frekuansi berkemih
c. Sistem pernafasan sudah dekat - Sakit punggung atas
d. Sistem perkemihan Korpus luteum mulai - Tanda - tanda bawah
menghasilkan estrogen dan persalinan - Hiperventilasi &
e. Sistem endokrin
progesteron,kelenjar tiroid lebih sesak nafas
f. Perubahan sistem muskulosketal
aktif,Ukuran kelenjar paratiroid
g. Perubahan sistem gastrointestinal - Edema dependen
Sering timbul sesak meningkat.
h. Perubahan sistem integumen - Nyeri ulu hati
akibat penekanan 1. Timbulnya
uterus ke diagfragma 1. Lightening - Konstipasi
kontraksi uterus - Kesemutan dan baal
Pengaruh dari peningkatan 2. Pollikasuria
estrogen, progesteron, dan 2. Penipisan & pada jari
3. False labor
elastin dalam kehamilan pembukaan - Insomnia
4. Perubahan
menyebabkan kelemahan servix - Kram kaki
Sering terjadi servix
1)Uterus jaringan ikat serta 3. Bloody show
sembelit 5. Energi sport
ketidakseimbangan persendian. 4. Prematur
a) Ukuran (konstipasi), 6. Gastrointesti
sering mengalami Rupture of
nal upsets
Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU) hearthburn membran
(minggu) Tanda bahaya pada
Pada kulit terjadinya kehamilan :
28 3 jari diatas pusat
hiperpigmentasi 1. Pendarahan
32 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus
(cloasma pada 2. Sakit kepala hebat
(px)
wajah,linea alba,linea kebutuhan Nutrisi 3. Penglihatan kabur
36 3 jari dibawah prosesus xipoideus (px)
nigra) pada kehamilan
40 Pertengahan pusat-prosesus xipoideus 4. Bengkak di wajah &
TM III:
(px) jari tangan
1. Kalori
5. Keluar cairan
2. Protein
b) Berat (30 gram-1000 gram) pervaginam
3. Zat besi (FE)
2)Ovarium 6. Gerakan janin tidak
4. Vitamin C
terasa
5. Asam folat
7. Nyeri hebat
6. Vitamin B12
didaerah abdomen

Rasionalisasi Penegakan Diagnosa:


1. Definisi Nomenklatur
2. Tata Nama Nomenklatur Diagnosa Kebidanan
dalam Kehamilan

Gambar 2.1 Mind Mapping Kehamilan TM II


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Soetardjo, Susirah dan Soekantri, Moesijanti. 2011. Gizi Seimbang
dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Asupan, H., Dan, G., Gizi, S., Hamil, I. B. U., Iii, T., & No, J. S. (2014). Journal of
Nutrition College , Volume 3 , Nomor 1 , Tahun 2014 , Halaman 192-199
Semarang kesehatan masyarakat yang utama di negara dicegah . Rendahnya asupan
gizi dan status gizi ibu lahir rendah ( BBLR ), yaitu berat badan lahir di badan lahir
di Puskes. Jurnal of Nutrition College, 3, 192–199.
Farah Paramita, S.Gz, M. (2019). GIZI PADA KEHAMILAN. Wineka Media.
Fathonah, S. 2016. Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta : Erlangga
Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta.
Kurniarum, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Kusmiyati, Yuni; Heni P.W; Sujuyatini. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta: Fitramaya; 2009.
Serri H, (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta : Selemba Medika.
Sulistyawati, Ari. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika;
2009

Anda mungkin juga menyukai