Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KELOMPOK TUTORIAL ASKEB KEHAMILAN

Tugas Kelompok Tutorial 2a


Laporan Tutorial ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kehamilan

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4

DOSEN TUTOR:
Dr. Noviyanti, M.Keb., MH.Kes

PRODI KEBIDANAN (S-1)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan ridho-Nya laporan tutorial 2 a ini dapat tersusun setelah melakukan beberapa pembahasan.
Pembuatan laporan ini didasarkan pada hasil pelaksanaan tutorial yang menggunakan metode
seven jump.
Agar hasil tutorial yang telah penulis laksanakan dengan anggota kelompok yang lain
dapat bermanfaat, maka dibuatlah laporan ini agar dapat dipelajari kembali.
Atas terselesaikannya laporan ini, penyusun mengucapkan terima kasih atas kerjasama
dan keaktifan rekan-rekan satu kelompok serta kepada tutor yang telah membimbing penyusun.
Laporan ini telah diupayakan sebisa mungkin dengan mengacu pada bebera materi dan diskusi
kelompok, namun demikian harus diakui masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan
sehinga kritik dan saran perbaikan sangat penyusun harapkan untuk menyempurnakan laporan
ini.

Bandung, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 1
C. Data Tutorial ............................................................................................. 1
D. Resume Hasil Brainstorming ...................................................................... 2
E. Leraning Objective ..................................................................................... 3
BAB II : TINJAUAN TEORI ............................................................................... 7
A. Ketidaknyamanan Trimester III .................................................................. 6
B. Tanda dan Bahaya Trimester III.................................................................. 13
C. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Trimester III ...................................... 17
D. Tanda-tanda Persalinan ............................................................................... 21
E. Nutrisi Kehamilan Trimester III .................................................................. 23
F. Asuhan Kehamilan Trimester III................................................................. 27
CONCEPT MAP ..................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Blok Asuhan Kehamilan adalah blok pertama pada semester I. Pembelajaran
Blok ini sangat penting untuk dipelajari dalam komponen pendidikan Blok di
Jurusan S1 Kebidanan Universitas Jendral Achmad Yani Cimahi.
Pada kesempatan kali ini dilaksanakan tutorial studi kasus scenario 1 sampai 3
yang memaparkan kasus yang berhubungan dengan asuhan kehamilan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan dari system
pembelajaran di Program S1 Kebidanan.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada scenario dengan metode seven
jump steps.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

C. DATA TUTORIAL
Adapun data tutorial asuhan kebidanan kehamilan kali ini adalah :
Tutor : Dr. Noviyanti, M.Keb., MH.Kes
Ketua : Yayah
Sekertaris : Nur Wachiniah Mawwada
Hari : Sabtu, 6 November 2021
Kamis, 11 November 2021
Peraturan :
1. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat.
2. Menyalakan microphone jika ingin memberikan pendapat
3. Berbicara dengan sopan dan penuh tata karma
D. RESUME KASUS
1. Skenario 1
Seorang perempuan, hamil usia 28 tahun dating ke Praktik Mandiri Bidan
pada tanggal 19 November 2021 bersama suaminya untuk dilakukan
pemeriksaan karena ibu mengeluh sering merasa mengalami kram pada kakinya
serta mulai merasakan adanya mules. Ibu mengaku saat ini hamil anak kedua
dan belum pernah keguguran. Ibu mengatakan usia kehamilannya sudah 9
bulan, ibu merasa cemas atas kondisinya tersebut.

2. Skenario 2
Hasil anamnesis : HPHT tanggal 7 Maret 2021, gerakan aktif dirasakan
terakhir 5 menit yang lalu. Kam kaki dirasakan ibu setiap malamsaat sedang
tidur. Mules kadang dirasakan setiap 2 jam sekali. Ibu sudah 4 kali
memeriksakan kehamilannya, sudah 3 kali mendapatkan imunisasi TT (1x
sebelum menikah dan 2x pada saat hamil ke 1). Ibu masih aktif bekerja sebagai
sekretaris disebuah kantor swasta. Ibu tidak memiliki makanan pantangan.
Obat-obatan yang diberikan bidan sebelumnya sudah habis sejak 1 minggu yang
lalu. Ibu tidak mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan dan belum merasakan
tanda-tanda persalinan.

3. Skenario 3
Hasil anamnesis lanjutan :
BB sebelum hamil 50 kg. anak pertama laki-laki usia 20 bulan, lahir
normal di bidan saat usia kehamilan 9 bulan, tidak mengalami kegwatan, BB
dan PB bayi lahir 2500 gram/49 cm.
Hasil pemeriksaan fisik :
KU baik, TD 110/70 mmHg, S : 37oC, R 22 x/m N 82 x/m BB: 56 kg TB :
155 cm. Muka tidak oedema, mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, dada
dalam batas normal. Abdomen : TFU : 28 cm, 3 jari di bawah Px, presentasi

2
janin kepala dan belum masuk pintu atas panggul. Saat pemeriksaan, tidak
terdapat adanya kontraksi, DJJ 138 x/m. terdapat oedema pada kaki, tidak ada
varises, genital dan punggung dalam keadaan normal.

E. RESUME HASIL BRAINSTORMING (SEVEN JUMP STEP)


1. Identifikasi bahasa asing
Tidak ada

2. Identifikasi Masalah
a. Skenario 1
1) Ibu berusia 28 tahun, tanggal berkunjung 19 November 2021 bersama
suami
2) Hamil anak ke 2 dan belum pernah keguguran
3) Ibu mengatakan usia kehamilan 9 bulan
4) Ibu mengeluh sering merasa kram pada kakinya
5) Ibu mulai merasakan adanya mules
6) Ibu merasa cemas atas kondisinya tersebut (psikologis)

b. Skenario 2
1) Kram kaki sering dirasakan ibu setiap malam saat sedang tidur
2) Mulas kadang dirasakan setip 2 jam sekali tapi belum merasakan tanda-
tanda persalinan
3) Berapa usia kehamilan dan taksiran persalinan (HPHT 7- 3-2021)
4) Obat-obat yang diberikan bidan sudah habis
5) Ibu masih aktif bekerja sebagai sekretaris
6) Ibu sudah ANC 4 kali dalam kehamilan ini
7) Ibu sudah dapat 3 kali imunisasi TT (1x sebelum menikah dan 2x pada
saat hamil ke 1)

c. Skenario 3

3
1) Terdapat Oedem pada kaki
2) Kenaikan berat badan 6 kg sejak sebelum hamil
3) Riwayat persalinan terdahulu BB bayi hanya 2500 gram
4) Anak pertama usia 20 bulan, jarak persalinan kurang dari 2 tahun
5) Ketidaknyamanan trimester 3

d. Perbaiakan Identifikasi Masalah Skenario 1 sampai 3


1) Kram pada kaki dirasakan ibu setiap malam saat sedang tidur karena ada
oedem pada kaki dan ibu masih bekerja
2) Mulas kadang dirasakan setip 2 jam sekali tapi belum merasakan tanda-
tanda persalinan
3) Ibu merasa cemas atas kondisinya tersebut (psikologis)
4) Anak pertama usia 20 bulan, jarak persalinan kurang dari 2 tahun (Jarak
terlalu dekat)
5) Kenaikan berat badan 6 kg sejak sebelum hamil (Sebelum hamil : 50 kg,
hamil 9 bulan /saat ini : 56 kg)
6) Usia kehamilan 36-37 minggu, TFU 28 cm dan kepala belum masuk
pintu panggul

3. Hipotesis
a. Skenario 1
1) Kram kaki kemungkinan karena ibu sudah menginjak trimester ke 3
2) Kram kaki kemungkinan karena ibu mengalami kekurangan kalsium
3) Adanya mulas kemungkinan kemungkinan karena ibu sudah hamil 9
bulan
4) Adanya mules kemungkinan karena tanda bersalin
5) Kecemasan yang dialami ibu kemungkinan karena kecemasan
menghadapi persalinan
6) Kecemasan kemungkinan terjadi karena hal yang tidak diinginkan (spt :
kelahiran anak cacat, lahir anak meninggal, persalinan lama, dll)

4
7) Kram kaki kemungkinan karena kurangnya peregangan otot-otot / olah
raga pada masa kehamilan

b. Skenario 2
1) Kram kaki dirasakan pada malam hari saat sedang tidur kemungkinan
dirasakan karena ibu masih bekerja
2) Mules yang dirasakan ibu kemungkinan dikarenakan tanda persalinan
3) Obat-obat yang sudah habis kemungkinan menyebabkan kram pada
kaki ibu
4) Mulas yang dirasakan ibu kemungkinan adalah his palsu

4. Informasi Lebih Lanjut


a. Skenario 1
1) HPHT dan TP
2) Pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaan data penunjang
4) Ketidaknyamanan trimester 3
5) Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu
6) Perubahan fisiologis trimester 3
7) Anamnesa (mulainya terasa mulas, dll)
8) Riwayat pemeriksaan ANC saat ini
9) Buku KIA

b. Skenario 2
1) Menghitung usia kehamilan dan TP
2) Pemeriksaan fisik (TTV, Leopold, TFU, DJJ, Pemeriksaan his)

5. Diagnosa
G2P1A0 gravida 36-37 minggu, janin tunggal hidup presentasi kepala
intrauterine dengan suspek IUGR

5
F. LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswi mampu menjelaskan :
1. Menjelaskan ketidaknyamanan trimester III
2. Menjelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III
3. Menjelaskan perubahan fisiologi dan psikologis trimester III
4. Menjelaskan tanda-tanda persalinan
5. Memberikan penjelasan mengenai nutrisi pada masa kehamilan trimester III
6. Memberikan asuhan kehamilan trimester ke III (termasuk senam hamil)

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KETIDAKNYAMANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER III


Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke – 28
sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk.
Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai.
(Manuaba, 2010)
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu dimana
merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua ,
seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai
periode penantian. (Vivian, 2011)
Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III,
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Frekuensi Berkemih
Frekuensi berkemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami
wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightening yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan
langsung pada kandung kemih. Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan
oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung
kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan
frekuensi berkemih meningkat. (Manuaba, 2010)
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana
terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya
merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester III
kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah
abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser
kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia
kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa
kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih

7
dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai
sekitar 1500 ml. Pada 9 saat yang sama pembesaran uterus menekan
kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air
kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria. Untuk
mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu dengan
minum air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan
disekitar alat kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat
kelamin yaitu dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai
berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk yang bersih serta
selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III
dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing,
kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada
siang hari dan kurangi minum di malam haru jika mengganggu tidur, hindari
minum kopi atau teh sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk
meningkatkan diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis.
(Hani, 2011 : 59)
2. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada
kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan
perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan
sikap ini dapat menimbulkan spasmus.
3. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak
nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma. Selain itu diaf ragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm
selama kehamilan. Sesak nafas bisa dikurangi dengan melakukan latihan

8
pernafasan atau pegang kedua tangan di atas kepala yang akan memberikan
ruang bernafas lebih luas.
4. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul
pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.
Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan
harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi. Salah satu cara untuk
mengurangi kaki eodem yaitu dengan mengenakan pakaian longgar dan
nyaman untuk mengatasi kaki bengkak saat hamil. Sebab, menggunakan
pakaian ketat terutama pada bagian pergelangan tangan, pinggang, dan
pergelangan kaki dapat memperburuk kondisi pembengkakan. Hal ini
membuat sirkulasi darah tidak lancar dan menghambatnya di dalam tubuh.
5. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III. Penyebab :
a. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
b. Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot
halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron
dan tekanan uterus.
c. Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat
dan penekanan oleh uterus yang membesar.
Cara mengatasinya mengatasi dengan makan sedikit-sedikit tapi sering,
hindari makanan yang pedas, makanan berminyak, hindari makan berat atau
makanan lengkap sesaat sebelum tidur, tinggikan bagian kepala tempat
tidur.
6. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan

9
pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas
bawah. Salah satu cara untuk mengatasi kram pada tungkai yaitu perbanyak
makanan yang mengandung kalsium dan fospor, anjurkan elevasi kaki
secara teratur.
7. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang
semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga
terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus
diperlambat oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron
yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem
pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot
yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar
meningkat sehingga feses menjadi keras. (Pantiawati, 2010)
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat
menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala).
Skibala akan menyumbat lubang bawah anus dan menybabkan perubahan
besar sudut anorektal. Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat
membedakan antara flatus, cairan atau feses. Akibatnya feses yang cair akan
merembes keluar . skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian
terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui selasela dari feses
yang impaksi (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan
konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap
hari dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat,
istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil,
buang air besar secara teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 :
55).

10
8. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur
dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan
penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan
kesemutan dan baal pada jari-jari.
9. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan. dengan menganjurkan ibu untuk minum air hangat sebelum
tidur, dapat mandi dengan menggunakan air hangat, ambil posisi relaksasi.
10. Keputihan
Flour albus adalah cairan yang keluar belebihan dari vagina bukan
merupakan darah. Menurut Wiknjosastro (2002), Flour Albus adalah nama
gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat alat genetalia
yang tidak berupa darah.
Leukorea berasal dari kata Leuco yang berarti benda putih yang disertai
dengan akhiran –rrhea yang berarti aliran atau cairan yang mengalir.
Leukorea atau flour albous atau keputihan atau vaginal discharge
merupakan semua pengeluaran dari kemaluan yang bukan darah. Keputihan
merupakan salah satu tanda dari proses ovulasi yang terjadi di dalam tubuh.
Selain itu, keputihan juga merupakan salah satu tanda dari suatu penyakit.
Keputihan ada yang bersifat fisiologi dan patologis. Keputihan bersifat
fisiologis yaitu keputihan yang timbul akibat proses alami dalam tubuh.
Keputihan bersifat patologis yaitu keputihan yang timbul karena infeksi dari
jamur, bakteri dan virus. Keputihan patologis merupakan tanda dari adanya
kelainan alat repoduksi sehingga jumlah, warna, dan baunya perlu
diperhatikan (Marhaeni, 2016)
Ini merupakan ketidaknyaman yang terjadi pada ibu hamil Trimester
pertama hingga ketiga, bahkan pada wanita yang tidak hamil pun
mengalami keputihan ini. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini, yaitu :

11
• Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
• Memakai pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap
• Tingkatkan daya tahan tubuh dengan buah dan sayur
11. Varises Pada Kaki
Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Akibat
tekanan pembuluh vena besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik
dari tubuh bagian bawah terhambat dan menyebabkan peningkatn tekanan
pembuluh vena, akibatnya muncul varises. Vena membesar dan terasa nyeri.
Lokasi tersering munculnya adalah betis, paha dan vagina. Sehingga
dianjurkan untuk jangan berdiri lama, berbaringlah dengan posisi miring atau
duduk dengan kaki ditinggikan. Cara mengatasinya , yaitu :
• Tinggikan kaki sewaktu berbaring
• Jaga agar kaki tidak bersilang
• Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
• Lakukan senam untuk melancarkan peredaran darah
• Hindari pakaian atau korset yang ketat

B. TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III


Adapun tanda dan bahaya kehamilan trimester III adalah sebagai berikut :
1. Penglihatan kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi edema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur dapat menjadi tanda
preeklamsia. Masalah visual yang menidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya

12
penglihatan kabur atau terbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-
kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia, dan amblyopia merupakan
tandatanda yang menunjukkan adanya preeklamsia berat yang mengarah pada
eklamsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks serebri atau didalam retina (edema retina dan spasme
pembuluh darah) (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
2. Keluar cairan pervaginam
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Tanda ketuban pecah yaitu jika keluarnya cairan ibu tidak terasa,
berbau amis, dan berwarna putih keruh. Jika kehamilan belum cukup bulan,
dapat mengakibatkan persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum
(Syaiful dan Fatmawati, 2019)
3. Perdarahan vagina
Perdarahan antepartum atau perdarahan pada kehamilan lanjut adalah
perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai dilahirkan. Pada kehamilan
lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang
tapi tidak selalu disertai rasa nyeri (Hutahaean, 2013)
4. Nyeri perut hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat
disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir (Hutahaean, 2013).
5. Edema pada muka, tangan, dan kaki
Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Bengkak biasanya menunjukkan
adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan. Hal ini dapat

13
disebabkan adanya pertanda anemia, gagal jantung, dan preeklamsia
(Hutahaean, 2013).

Dalam beberapa sumber lain dijelaksan bahwa tanda bahaya lainnya dapat
terjadi karena adanya komplikasi pada kehamilan trimester III. Komplikasi yang
dapat membahayakan ibu atau janin yaitu :
1. Plasenta previa
Prasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian
atau seluruh permukaan jalan lahir (Ostinum Uteri Internum) dan bagian
terendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggul (PAP) atau dapat
menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal plasenta
umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau belakang agak kearah
fundus uteri (Putri dan Hastina, 2020)

2. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implementasi
yang normalnya (uterus) sebelum janin dilahirkan. Terjadi pada masa gestasi di
atas 22 minggu atau berat badan janin diatas 500 gram. Pelepasan sebagian
atau seluruh seluruh plasenta dapat menyebabkan perdarahan, baik ibu maupun
janin (Hutahaean, 2013).
3. Persalinan prematuritas
Persalinan prematuritas (premature) adalah persalinan yang terjadi di
antara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5
kg dan alat-alat vital belum sempurna (Hutahaean 2013).
4. Preeklamsia
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam trimester III

14
kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca
persalinan (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
5. Anemia kehamilan
Anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglobin <11 gr/dL pada
trimester 1 dan III, atau jika kadar hemoglobin <10,5 gr/dL pada trimester II.
Adapun klasifikasi anemia yaitu anemia ringan 9-10 gr/dL, anemia sedang 7-8
gr/dL, dan anemia berat <7gr/dL (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
6. Demam atau panas tinggi
Saat demam tinggi ibu hamil tidak disarankan untuk minum obat
penurun panas, sebaiknya cukup diberikan air putih. Jika demam tidak turun
atau suhu semakin meningkat, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kepada
dokter untuk mengurangi adanya komplikasi pada ibu dan janin.
7. Gerakan Janin Tidak Terasa
Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur
gerakannya akan melemah. Gerakan janin yang kurang dari 10 kali per 12 jam
(Kemenkes, 2016), gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring
atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Yang termasuk
tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama
sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian janin dalam rahim. Kematian
janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan
tetapi sebelum permulaan persalinan. Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar
1 % kehamilan. Penyebab yang berakitan antara lain komplikasi plasenta dan
tali pusat, penyakit hipertensi, komplikasi medis, anomali bawaan, infeksi
dalam rahim dan lain-lain.
8. Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau disebut juga Intra Uterine
Growth Reterderdation (IUGR) adalah berat badan bayi kurang dari persentil
10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih
kecil dengan usia kehamilannya. Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan

15
yang tidak adekuat dan faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat
badan janin. Kenaikan berat tidak adekuat selama kehamilan dapat
menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sebaiknya 9-16
kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus ditingkatkan sampai berat
badan ideal ditambah dengan 10-12 kg (Kemenkes, 2016).
Secara klinik pemeriksaan tinggi fundus umumnya dalam sentimeter
akan sesuai dengan usia kehamilan. Bila lebih rendah 3 cm, patut dicurigai
adanya PJT.
Tabel Fundus Uteri Menurut Mc. Donald
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

22-28 minggu 24-25 cm diatas sympisis

28 minggu 26.7 cm diatas sympisis

30 minggu 29.5-30 cm diatas sympisis

32 minggu 29.5-30 cm diatas sympisis

34 minggu 31cm diatas sympisis

36 minggu 32 cm diatas sympisis

38 minggu 33 cm diatas sympisis

40 minggu 37 cm diatas sympisis

Sumber : (Sari, Anggrita, dkk.2015)

C. PERUBAHAN ANATOMIS, FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA


KEHAMILAN TRIMESTER III
1. PERUBAHAN ANATOMIS
a. Uterus
Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava dan
aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi

16
kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks). Itmus uteri
menjadi bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim
yang lebih lebar dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah
dimasuki dengan satu jari pada akhir kehamilan.
b. Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi
Volume darah meningkat 25% dengan puncak pada kehamilan 32 minggu
diikuti pompa jantung meningkat 30%. Ibu hamil sering mengeluh sesak
nafas akibat pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah diafragma.
c. Traktus digestivus.
Ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan regurgitasi karena terjadi
tekanan keatas
d. Traktus urinarius.
Bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil akan kembali
mengeluh sering kencing.
e. Sistem muskulus skeletal.
Membesarnya uterus sendi pelvik pada saat hamil sedikit bergerak untuk
mengkompensasi perubahan bahu lbh tertarik ke belakang, lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur sehingga mengakibatnya
nyeri punggung
f. Kulit.
Terdapat striae gravidarum, mengeluh gatal, kelenjar sebacea lebih aktif.
Berat badan akan mengalami kenaikan sekitar 5,5 kg
g. Metabolisme
Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan metabolisme basal sebesar
15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga, penurunan
keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
akibat hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat

17
badan atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari
karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil
seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari dan 30-40 gram untuk pembentukan
tulang janin, Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, Zat besi 800 mg atau
30-50 mg per hari dan air yang cukup.
h. Perubahan Kardiovaskuler.
Volume darah total ibu hamil meningkat 30- 50%, yaitu kombinasi antara
plasma 75% dan sel darah merah 33% dari uterus. Sedangkan pelebaran
pembuluh darah pada rectum, bisa terjadi nilai sebelum hamil. Peningkatan
volume darah mengalami puncaknya pada pertenahan kehamilan dan
berakhir pada usia kehamilan 32 minggu, setelah itu relative stabil.
Postur dan posisi ibu hamil mepengaruhi tekanan arteri dan tekanan vena.
Posisi terlentang pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat dapat
menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung menurun.
Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu tekanan
sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan tekanan diastolic mengalami
penurunan sekitar 12 poin. Pada kehamilan juga terjadi peningkatan aliran
darah ke kulit sehingga memungkinkan penyebaran panas yang dihasilkan
dari metabolisme.

2. PERUBAHAN FISIOLOGIS
Adapun Perubahan Pisiologis Pada Kehamilan Trimester III menurut Usia
Kehamilan diantaranya;
1) Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah sekitar 25 cm
dan berat janin sekitar 1.100 g (Dewi dkk, 2010:79). Masuk trimester ke-3,
dimana terdapat perkembangan otak yang cepat, sistem saraf
mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata mulai membuka (Saifudin,
2010: 158). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu,

18
rambut kepala makin panjang, kukukuku jari mulai terlihat (Varney,
2007:511).
2) Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan panjang
ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar 1.800 gr Mulai
menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor. (Dewi dkk, 2010:80). Bila bayi
dilahirkan ada kemungkinan hidup 50-70 % (Saifuddin, 2010:159)

3) Minggu ke-36
Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35
minggu paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan
(Saifuddin, 2010:159). Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak
bisa bergerak atau berputar banyak. (Dewi dkk, 2010:80). Kulit menjadi
halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak
montok. Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke skrotum
(Varney, 2007:511)
4) Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi
seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas
normal (Saifuddin, 2010:159). (Alwan et al., 2018)

3. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu
akan bayinya.
Kadang kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu
waktu .Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinnan. Ibu seringkali merasa khawatir

19
atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.Kebanyakan
ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan
pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek
.Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah
ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi
yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang
akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif
untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga
tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan
mirip siapa. (Fatimah & Nuryaningsih, 2018)

D. TANDA-TANDA PERSALINAN
1. Tanda- tanda permulaan persalinan
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadanyaanya menjadi lebih enteng, ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalanan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollakisuria
Kepala janin sudah mulai masuk pintu atas panggul. Keadaan ini
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk
sering kencing yang disebut pollakisuria
c. Fase labor

20
3 atau 4 minggu sebelum persalinan. Calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi
braxton hicks
Ciri- ciri his palsu adalah :
• Tidak teratur, tidak menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan
lipatan
paha.
• Tidak menyebabkan nyeri memancar dari pinggang ke perut bagian
bawah.
• Lama kontraksi pendek dan tidak begitu kuat, bila dibawa berjalan
kontraksi biasanya menghilang.
• Tidak bertambah kuat seiring dengan bertambahnya waktu
• Tidak ada pengaruh pada pembukaan mulut rahim.ri braxton hiks /
His palsu
d. His asli
• Teratur
• Interval makin pendek
• Semakin lama semakin kuat
• Sakit di daerah punggung
• Intensitas makin kuat ketika berjalan
• Serviks membuka dan menipis
e. Cara mengatasi
• Saat mersakan tanda-tanda kontraksi palsu saat sedang beraktivitas,
lekaslah beristirahat. Baringkan tubuh Mama, atur nafas dalam-dalam
untuk mengurangi kepanikan dan menciptakan rasa nyaman pada
pikiran dan tubuh Mama.
• Jika kontraksi palsu dirasakan tiba-tiba saat Mama dalam keadaan
diam bahkan tidur, ubahlah posisi tubuh Mama, bisa dengan berjalan-
jalan kecil.

21
• Minum segelas air hangat, teh, atau mengonsumsi makanan dalam
porsi kecil untuk mengatasi rasa nggak nyaman saat terjadi kontraksi
palsu. Mandi air hangat selama 20-30 menit juga bisa membuat tubuh
Mama rileks saat mengalami kontraksi palsu
f. Perubahan serviks
Pada akhir bulan Ke-IX hasil pemeriksaan serviks menunjukan bahwa
serviks yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak namun menjadi :
lebih lembut, beberapa menunjukan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
g. Energi sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam
sebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu akan mendapati satu hari
sebelum persalinan dengan energi yang penuh
h. Gustrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi
mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem
pencernaan (Yanti, 2010)

2. Tanda-tanda Inpartu
a. Rasa nyeri oleh adanya hisyang datang lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluar lendi bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatardan telah ada pembukaan

E. NUTRISI PADA KEHAMILAN TRIMESTER 3


Asupan gizi selama kehamilan merupakan hal penting karena dapat
mengurangi resiko kesehatan pada janin dan ibu. Kurangnya asupan gizi ibu hamil
selama kehamilan berakibat buruk bagi ibu dan janin. Resiko bagi janin dapat
terjadi kecacatan, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), keguguran, bayi

22
lahir prematur dan kematian neonatal. Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat
menderita kurang energi kronis (KEK), kelemahan fisik, anemia, perdarahan, berat
badan ibu tidak bertambah. Ibu hamil dengan status gizi kurang akan beresiko
melahirkan bayi berat badan rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu
dengan status gizi baik, kemungkinan bayi meninggal sebesar 1,5 kali
(Marlenywati, 2010).
Masalah gizi merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara tidak
langsung. Gizi yang baik dapat memperbaiki kondisi ibu dan janin, meminimalkan
risiko perdarahan sebagai salah satu akibat dari kekurangan zat besi. Rendahnya
asupan gizi dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil selama kehamilan. Resiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR
memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan
lahir di atas 2500 gram. Pengawasan ibu hamil dilakukan untuk menemukan dan
memperbaiki 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
dan neonates.
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan masa kehamilan, karena
faktor gizi sangat berpengaruh terhadap 15 status kesehatan ibu selama hamil serta
guna pertumbuhan dan perkembangan janin
Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada ibu hamil berkaitan dengan
kekurangan energi kronik (KEK). KEK merupakan masalah yang sering terjadi
pada ibu hamil. LLA < 23,5 cm harus mendapatkan penanganan agar tidak terjadi
komplikasi pada janin. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu, seperti anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak
bertambah secara normal serta terkena penyakit infeksi. Ibu yang mengalami KEK
akan lebih berisiko melahirkan BBLR.

23
Tabel 11.1 Klasifikasi Nilai IMT
IMT Status Gizi Kategori
< 17.0 Gizi Kurang Sangat Kurus
17.0 - 18.5 Gizi Kurang Kurus
18.5 - 25.0 GiziBaik Normal
25.0 - 27.0 GiziLebih Gemuk
> 27.0 GiziLebih Sangat Gemuk

Pemenuhan gizi ibu hamil bukan pada kuantitas, tetapi juga ditekankan pada
kualitas dan keseimbangan komposisi gizi yang cukup. Asupan makanan ibu hamil
perlu memperhatikan anjuran untuk tidak melakukan program diet, meminum
minuman beralkohol dan kafein, maupun obat-obat herbal (jamu) tanpa konsultasi
dokter, olahraga bagi ibu hamil tetap dapat dilakukan dengan pantauan dokter.(Ipa
& Di, 2017)
Kehamilan trimester ke tiga, nafsu makan sangat baik dan kebutuhan gizi
semakin meningkat terutama pada kebutuhan protein, kalori, vitamin dan asupan
zat besi. Mineral lain yang dibutuhkan adalah iodium yang berfungsi membantu
mengontrol metabolisme sel dan jika kekurangan iodium menyebabkan bayi lahir
kerdil dan pertumbuhannya terhambat (Sutomo 2010).
Pada umur kehamilan 6-7 bulan, dimana pada trimester ini makanan harus
disesuaikan dengan keadaan ibu, bila ibu hamil mempunyai berat badan lebih,
maka makanlah yang mengandung sumber energy dan lemak harus dikurangi dan
memperbanyak mengkomsumsi sayur dan buah segar. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gizi ibu kurang yaitu dengan memantau
status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil,
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan mengukur kadar Hb. Pertambahan
berat badan selama hamil sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I pertambahan
kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. 24

24
kenaikan tersebut disebabkan Karena adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air
ketuban (Chomariah, 2012)
Kebutuhan nutrisi ibu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu
hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung Gizi pada waktu
hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup
cairan (menu seimbang), yaitu :
a. Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang
banyak banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian
(misalnya beras dan jagung), golongan umbi- umbian (misalnya ubi dan
singkong), dan sagu.
b. Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir
lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu.
Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas,
telur dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti
kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).
c. Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari yaitu buah-
buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi
dengan makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan
suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari
dan pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan
60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu.
Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.

d. Vitamin

25
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-buahan,
tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti
mencegah kecacatan pada bayi.
e. Zink
Pada trimester ketiga, kebutuhan zink atau zat seng Anda sedikit meningkat
dibanding trimester sebelumnya, yaitu sebesar 20 mg. Kebutuhan zat seng yang
terpenuhi dengan baik selama kehamilan dapat mencegah bayi dari kelahiran
prematur. Anda bisa memenuhi kebutuhan zat seng ini dari daging merah,
seafood, sayuran hijau (seperti bayam dan brokoli), dan kacang-kacangan
f. Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi,
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan
sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu hamil
sekitar 1000 miligram per hari. Sumber kalsium didapat dari ikan teri, susu,
keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.

F. MEMBERIKAN ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER KE 3 (TERMASUK


SENAM HAMIL )
Asuhan Kehamilan Pada TM III
Antenatal care atau asuhan antenatal merupakan suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan
memuaskan (Marmi, 2011). Antenatal care merupakan kunjungan ibu hamil dengan
tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanana kesehatan ANC sesuai dengan
standard yang ditetapkan. (Astutik dkk,2017).
Asuhan Kehamilan pada TM III diantaranya ;

a. Pengkajian
Data subyektif meliputi anamnesa yang di dalamnya terdapat data tentang
biodata pasien, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan obstetric,

26
riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat psikososial, spiritual dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Data obyektif meliputi pemeriksaan fisik sesuai
kebutuhan dan tanda vital, pemeriksaan penunjang (Laboratorium, USG,
Radiologi) (Varney, 2006).
b. Interpretasi Data
Mengidentifikasi terhadap masalah atau diagnose kebidanan berdasarkan
interpretasi data yang telah di kumpulkan dirumuskan diagnose spesifik,
masalah psikososial berkaitan dengan hal-hal yang sedang di alami wanita
tersebut. Diagnosa kebidanan merupakan yang di tegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan merupakan pemenuhan standar nomenklatur
diagnose kebidanan (Varney 2008)
c. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini berdasarkandiagnose atau masalah yang sudah terindetifikasi,
langkah ini membutuhkan suatu antisipasi seorang bidan untuk mencegah
diagnose atau masalah yang muncul, bahkan bisa memungkinkan untuk siaga
menghadapi masalah yang terjadi, langkah ini sangat penting demi melakukan
asuhan yang aman(Varney2008)
d. Identifikasi Penanganan Segera
Berdasarkan Data baru harus tetap dikumpulkan dan dievaluasi terlebih dahulu.
Bidan harus segera bertindak untuk keselamatan ibu dan bayi untuk
mengidentifikasi. Perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter untuk di
konsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Data
baru mungkin dapat dikumpulkan dan dievaluasi sehingga dapat di tentukan
tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya (Varney2008).

e. Perencanaan Tindakan
Menerapkan rencana asuhan yang menyeluruh dimana bila data dan informasi
kurang lengkap dapat dilengkapi, perencanaan asuhan secara menyeluruh
meliputi yang sudah terindentifikasi atau setiap masalah yang di berikan

27
dengan kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut dengan nasional
seperti terapi dan asuhan, pendidikan dan konseling, rujukan, kolaborasi,
tindakan lanjut (Varney, 2008)
Standar asuhan kehamilan
a. Trimester I (sebelum minggu ke 14)
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia,
kekurangan zat besi dan pengguanaan praktek yang merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan dsb
b. Trimester II (sebelum minggu ke 28)
1) Sama dengan di atas
2) Kewaspadaan khusus mengenai preeklampsi (tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi oedem, periksa untuk
mengetaahui protein urin)
c. Trimester III (antara minggu 28 sampai 36 minggu)
1) Sama dengan di atas
2) Palpasi abdominal apakah ada kehamilan ganda
d. Trimester III (setelah 36 minggu)
1) Sama dengan di atas
2) Deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang tidak normal
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
Asuhan kehamilan adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan (Sarwono, 2016).
Menurut Kusmiyati (2017), tujuan asuhan kehamilan adalah:
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan
pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.

28
2. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau obstetri
selama kehamilan
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas
normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial
Dasar dalam pemantauan pada trimester III diantaranya:
1. Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu;
2. Pemeriksaan tekanan darah;
3. Pemeriksaan tinggi fundus dan penentuan berat badan janin;
4. Penentuan letak janin dengan palpasi abdominal;
5. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin;
6. Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan;
7. Kebutuhan exercise ibu yaitu dengan senam hamil;
8. Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi;
9. Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester III;
10. Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester III dan melakukan tindakan
kolaborasi dana tau rujukan secara tepat;
11. Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan;
12. Persiapan laktasi;
13. Persiapan persalinan;
14. Melakukan kolaborasi pemeriksaan USG jika ditemukan kemungkinan
kelainan letak janin, letak plasenta atau penurunan kesejahteraan janin
15. Lakukan rujukan jika ditemukan tanda-tanda patologi pada trimester III.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2016), menyatakan dalam melakukan


pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat

29
badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1
kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis
adanya faktor pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion)
2. Ukur Tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg)
pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah; dan atau proteinuria)
3. Tentukan status gizi (Ukur Lila)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis
(KEK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm.
ibu hamil dengan KEK akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4. Ukur tinggi fundus uteri


Pengukuran ini menggunakan pita ukur pada usia 24 minggu, sebelum 24
minggu menggunakan jari. Pengukuran ini untuk mendeteksi pertumbuhan
janin dengan melihat TBJ janin dengan menghitung rumus yang ada.
5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut jantung janin.
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala belum masuk
panggul kemungkinan ada kelainan letak. Bila denyut jantung janin kurang dari
120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit maka menunjukan gawat janin.
6. Pemberian imunisasi TT
Imunisasi TT adalah imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Untuk mencegah terjadinya tetanus
neonaturum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama,
ibu hamil diskrining status imunisasi ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki

30
status imunisasi TT2 agar mendapat perlindungan terhadap imunisasi infeksi
tetanus. I
7. Pemberian tablet besi (Fe)
Pemberian Fe adalah upaya untuk mencegah anemi dan untuk
pertumbuhan otak bayi. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah
(tablet zat besi) dan minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Pemeriksaan Labolatorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu
golongan darah, hemoglobin darah dan pemeriksaan spesifik daerah endemis
(malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil
yang melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan golongan darah
b. Pemeriksaan kadar Hemoglobin darah (Hb)
c. Pemeriksaan protein dalam urin
d. Pemeriksaan kadar gula darah
e. Pemeriksaan tes sifilis
f. Pemeriksaan HIV(human immun)
9. Tata laksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan
standar kewenangan tenaga kesehatan. Kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan.
10. Temu wicara termasuk P4K serta KB pasca salin
Dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :
a. Kesehatan ibu
b. Perilaku hidup sehat dan bersih

31
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
e. Asupan gizi seimbang
f. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
g. KB paska bersalin
h. Imunisasi
11. Senam hamil
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu
hamil dalam rangka mengencangkan system tubuh dan menyiapkan otot-otot
yang diperlukan sebagai tambahan yang harus dialami selama kehamilan
meskipun aktivitas rutin tetap dilakukan misalnya tenis, renang, golf, dan
menyetir mobil yang tidak menimbulkan ketegangan bisa terus dilakukan secara
aman menurut (Fauziah & Sutejo, 2012)
Senam pada ibu hamil diperlukan untuk menguatkan dan
mengencangkan otot perut, tungkai serta dasar panggul yang akan membantu
proses persalinan, selain itu senam hamil juga membantu ibu mendapatkan pola
pernafasan yang baik, serta tekhnik istirahat yang benar menurut (Purwaningsih
& Siti Fatmawati, 2010).
Alasan Mengikuti Senam Hamil Menurut (Maryunani, A. dan Sukaryati,
2011) senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil dengan alasan antara
lain sebagai berikut :
a. Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil nyaman
dan mudah dalam persalinan
b. Senam hamil mengakibatkan peningkatan kadar norepinefrin di dalam otak,
sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi rasa tegang.
Tujuan Senam Hamil Menurut (Fauziah & Sutejo, 2012) tujuan senam hamil
adalah :
a. Mencapai persalinan yang fisiologi, alami, nyaman, dengan ibu serta
bayinya.

32
b. Mempersiapkan mental dan fisik ibu hamil.
c. Mencapai keadekuatan kontraksi otot-otot dasar panggul dan saat mengejan.
d. Mencapai rileksasi optimal selama kehamilan sampai persalinan baik fisik
maupun psikologis.
Menurut (Maryunani, A. dan Sukaryati, 2011) tujuan senam hamil adalah :
a. Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan.
b. Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan
c. Membangun daya
d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi
e. Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan
keseimbangan
f. Meredakan ketegangan dan membantu relaks
g. Membentuk kebiasaan bernapas yang baik h. Memperoleh kepercayaan dan
sikap mental yang baik
Pedoman Keselamatan untuk Senam Hamil Menurut (Maryunani, A. dan
Sukaryati, 2011) pedoman yang harus di perhatikan dalam pelaksanaan senam
hamil :
a. Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang sudah
terbiasa di lakukan oleh seorang wanita.
b. Minum yang cukup sebelum, selama dan setelah melakukan adalah sangat
penting dimana wanita/ibu hamil hendaknya mengkonsumsi satu sampai dua
liter air dalam sehari.
c. Senam aerobik pada bagian kaki terbatas 20-30 menit bagi wanita/ibu yang
merasa kurang fit dan 30-45 menit bagi wanita/ ibu yang merasa lebih fit.
d. Hindari senam jika sudah terjadi pendarahan, ancaman persalinan kurang
bulan, serviks yang tidak kuat (kompeten), pertumbuhan janin intrauterine
lambat/terhambat dan demam.
e. Senam ringan hingga sedang dan teratur (3 kali seminggu), lebih di sukai
kegiatan senam secara aktif sesekali.

33
f. Hindari senam terlentang dengan kaki lurus, melompat atau menyentak,
pengangkatan kaki secara lurus dan sit-up (duduk) penuh.
g. Jangan meregangkan otot hingga melampaui retensi maksimum oleh karena
efek hormonal dari kehamilan atas relaksasi ligamen.
h. Warming-up (pemanasan) dan cooling down harus secara berangsur-angsur,
dimana sebelum memulai senam hamil, lakukan dulu gerakan pemanasan
sehingga peredaran darah dalam tubuh akan meningkat dan oksigen yang di
angkut ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah banyak. Dapat juga
mengurangi kemungkinan terjadinya kejang/luka karna telah di siapkan
sebelumnya untuk melakukan gerakan yang lebih aktif. Begitu juga setelah
senam, lakukan gerakan pendinginan.
i. Bangkit dari lantai hendaknya di lakukan secara perlahan untuk
menghindari hipotensi orthostati

34
CONCEPT MAP
Ny. A / Usia 28 Th
Tujuan Pemeriksaan
Kehamilan Pemeriksaan Fisik

Kram kaki sering dirasakan


ibu setiap malam saat sedang KU baik, TD 110/70 mmhg. R. 22 x/menit, N 82x/m. BB 48 kg, PB 155 cm, muka tidak oedem, mata :
tidur. Mules kadang conjungtiva merah muda, sclera putih, dada dalam batas normal, Abdomen TFU 28 cm, 3 jari dibawah Px.
dirasakan setiap 2 jam sekali. Presentasi janin kepala dan belum masuk pintu atas panggul. Saat pemeriksaan, terdapat oedem pada kaki,
Iu sudah 4 kali memeriksakan
kehamilannya, sudah 3 kali tidak ada varices, genital dan punggung dalam keadaan normal
mendapatkan imunisasi TT (1 DJJ 138x/menit
Gerakan janin aktif
dirasakan terkhir 5 Ibu tidak memiliki makanan
menit
G2P1A0 yang lalu
gravida 36-37 minggu, pantangan. Obat-obatan yang
Ibu masih aktif bekerja sebagai janin hidup tunggal presentasi tidak didapatkan diberikan bidan sebelumnya sudah
sekertaris disebuah kantor swasta kepala intrauterine dengan suspek adanya habis sejak 1 minggu yang lalu.
IUGR kontraksi.,

Status Gizi
Mulas kadang Kecemasan
IBU HAMIL dirasakan setip 2 Menjaga Berat Badan
TR III jam sekali tapi Ibu merasa cemas Menjelaskan tanda- Ideal
belum merasakan atas kondisinya tanda persalinan
tanda-tanda tersebut (psikologis)
Intervensi Mandiri persalinan Bekerrjasama
Jarak persalinan
dengan ahli gizi
1.Memberikan KIE resiko yg kurang dari 2 th
Bloody show
muncul selama kehamilan Induksi / Persalinan
Normal cemas
2Menganjurkan ibu untuk Lender bercampur Menjaga Pola Hidup
melakukan ANC sesuai Dampak darah Bersih dan Sehat
jadwal dan senam hamil Intervensi dan
Kolaborasi Mempersiapkan
Merangsang
Pembentukan Pola Nutri yang baik
hormone oksitosin
ketolamin atau untuk persiapan
Persalinan bersih & normal hormon kehamilan
Asuhan
Asuhan
PERSALINAN -mengaatur pola makan
BBL +Kotakolamin-> Pemeriksaan
aliran darah yang
seharusnya -Minum air hangat
Inspeksi
kerahim dan
placenta beralih -Menghindari kofein
Palpasi
keparu-paru, otak
BBL BBL otot
Patholo Fisiolo Ketidaknyamanan
Asuhan Kebidanan
gi ibu hamil TR III
Ketidaknyamanan
Pasokan O2 ke rahim & TR III
placenta berkurang
Penatalakaan 1 Perbanyak minum
BBL Normal Ketidaknyamanan
Rujuk TR III disiang hari
Memperlambat kemajuan
proses persalinan 1 Sering bak 2 Peregangan
sebelum tidur
Asuhan Persalinan 2 sakit punggung
atas dan bawah 3 olah raga ringan
1Memberikan dukungan Senam ibu hamil
emosional 1 memperkuat jaringan otot dan 4 istirahat dan tidur
2 Pendampingan keluarga 3 konstipasi
panggul serta
selama persalinan 2 membuat otot semakin lentur menghilangkan
4 kram kakiIbu hamil dgn Hipertensi
3 Menghargai keinginan ibu 3 mengontrol berat badan stress
untuk memilih pendamping 1 KIE factor yg muncul
4 mensatabilkan djj pada janin 5 Pusing
selama persalinan 2 menganjurkan ibu utk tirah baring
5 perlindungan terhadap organ 5 Melakukan
4 Peran aktif anggota bila TD naik
6 Mudah lelah
vascular pada janin pemeriksaan kadar
keluarga selama persalinan
35 3 pemeriksaan TD setiap minggu
zat besi
5Memberikan cairan nutrisi Intervensi Kolaborasi
dan hidrasi Pemberian obat HT oleh dr/bd

6 Pencegahan infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. (2018). Gerakan Pencegahan Stunting melalui pemberdayaan masyarakat di


kecamatan jatinangor kabupaten sumedang. Dharmakarya, 7(3), 185–188.
Hadijanto, B. (2008). Pendarahan pada Kehamilan Muda. Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo, 459–473.
Kartikasari, B. W., Mifbakhuddin, M., & Mustika, D. N. (2013). Hubungan pendidikan, paritas,
dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangetayu
Kecamatan Genuk Kota Semarang tahun 2011. Jurnal Kebidanan, 1(1), 9–18.
Hartinah, D., Karyati, S., dan Rokhani, S. (2019). Hubungan Pola Aktivitas Fisik dengan
Konstipasi pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Gribing Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus Tahun 2017. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 1(2), hal. 350-
357.
Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika
Hutahean. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta'. Salemba Medika.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. https://pusdatin.kemkes.go.id/
Lombogia, M. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Konsep, Teori, dan Modul
Praktikum). Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Palifiana, D A dan Wulandari, S. (2018). Hubungan Ketidaknymanan dalam Kehamilan dengan
Kulaitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di Klinik Pratama Asih Waluyo Jati. Prosding
Seminar Nasional Seri 8: Universitas Islam Indonesia
Purnamasari, Kurniati, D dan Widyawati, M. (2019). Gambaran Nyeri Punggung pada Ibu Hamil
Trimester III. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(2), hal. 352-261. Poltekkes Kemenkes
Semarang.
Ratnawati, A. (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Reeder, S., Martin, L., dan Griffin, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan
Reeder, S., Martin, L., dan Griffin, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi,
dan Keluarga Vol 1. Alih Bahasa: Afiyanti, Rachmawati, dan Djuwitaningsih. Jakarta:
EGC.
Romauli, S. (2011). Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
Syaiful, Y dan Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya: CV Jakad
Publishing.
Wanita, Bayi, dan Keluarga Vol 1. Alih Bahasa: Afiyanti, Rachmawati, dan Djuwitaningsih.
Jakarta: EGC.
Wiknjosastro. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi
1 Cetakan 12. Jakarta: Bina Pustaka
KEMENKES, R. I. (2010). Pedoman pelayanan antenatal terpadu. Direktur Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Prawirohardjo, S., SAIFUDDIN, A. B., RACHIMHADHI, T., & WIKNJOSASTRO, G. H.
(2008). Ilmu kebidanan

Anda mungkin juga menyukai