Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Kehamilan
Oleh:
Pembimbing Akademik:
Laporan Pendahuluan
Oleh:
LINDA ALIFIA YULIANTI
NIM. P01740523022
Menyetujui,
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Kehamilan. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR PUSTAKA
iv
v
BAB I
TINJAUAN TEORI
1
2
d. Sistem Endokrin
Pada usia kehamilan trimester 3 kadar hormone estrogen akan
meningkat sedangkan progesterone semakin sedikit. Estrogen bersifat
merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron
menjaga otot rahim agar tetap rileks selama kehamilan. Hormon
oksitosin dan prolaktin pada saat kehamilan aterm sampai masa
menyusui akan meningkat berfungsi sebagai perangsang produksi
ASI.
e. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi lordosis progresif pada kehamilan akibat kompensasi
pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya
berat ke belakang ke arah dua tungkai yang akhirnya membuat ibu
merasakan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada
akhir kehamilan.
f. Sistem Kardiovaskuler
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi telentang.
Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena
ke jantung. Akibatnya terjadi penurunan preload. Dan cardiac output,
sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang
dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang
cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
Penekanan pada aorta akan mengurangi penekanna darah
uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi telentang
akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi
miring.
g. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang akan mengenai perut yang
dikenal striae gravidarum.
4
h. Perubahan Metabolik
Selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg, pada
trimester 2 dan trimester 3 pada perempuan gizi baik dianjurkan
menambah kenaikan berat badan sebesar 0,4 kg perminggu,
sementara pada perempuan dengan gizi kurang dianjurkan menaikan
berat badan 0,5 kg per minggu.
i. Sistem Pencernaan
Perubahan akan terjadi pada motilitas otot polos pada traktus
digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di
lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis yang
disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bagian bawah.
j. Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan menghilang dengan semakin tuanya
kehamilan.
B. Konsep dasar Ketidaknyamanan kram
1. Pengertian kram
Kram kaki atau kejang otot pada kaki adalah berkontraksinya otot–
otot betis atau otot–otot telapak kaki secara tiba tiba. Kram kaki pada ibu
hamil merupakan kontraksi yang muncul pada otot kaki dan merupakan
keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil. Saat akan memasuki usia
akhir kehamilan, ibu hamil biasanya akan mengalami kram dan rasa sakit
di kaki. Perut yang bertambah besar menyebabkan beban yang disokong
oleh ibu hamil makin besar. Seringkali setelah berjalan dan berdiri terlalu
lama, ibu hamil mengalami kram pada kaki terutama pada otot-otot. Kram
kaki cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walaupun
singkat,tetapi dapat mengganggu tidur, karena sakit yang menekan betis
atau telapak kaki. Diduga adanya ketidakseimbangan mineral di dalam
tubuh ibu yang memicu gangguan pada sistem persarafan otot-otot tubuh.
Penyebab lainnya adalah, kelelahan yang berkepanjangan, serta tekanan
5
c. Posisi tidur dengan kaki lurus (menunjuk dengan ujung kaki) dapat
meningkatkan kejadian kram kaki, sebaiknya hindari tidur dalam
posisi ini
d. Mengurangi makanan yang mengandung sodium (garam)
e. Meninggikan posisi kaki, termasuk mengganjal kaki dengan bantal
saat tidur
f. Mengurutkan kaki secara teratur dari jari-jari hingga paha
Menurut penelitian dari (Kudarti & Widhayanti, 2019) mengatakan dapat
mengurangi keluhan fisik pada ibu hamil trimester III. Keluhan fisik
tersebut antara lain spasme otot, perut kemnung, kesemutan pada jari
tangan dan kaki, sesak nafas, pusing, kram pada kaki, konstipasi, neri
punggung bagian atas dan bawan, susah tidur. Terjadinya perubahan
keluahn fisik tersebut dikarenakan setelah latihan prenatal yoga tubuh
mengalami peregangan otot lebih rileks sehinggaperedarah darah bekerja
dengan optimal.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
1. Identitas
a. Nama
Untuk mengetahui nama klien berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih
akrab.
b. Umur
Umur perlu dikaji guna mengetahui umur klien yang akan
diberikan asuhan.
c. Agama
Menanyakan agama klien dan berbagai praktik agama yang
dijalani. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan
dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin
tenaga kesehatan dan pada beberapa kasus, penggunaan produk
darah.
d. Pendidikan
Menanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi
ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan
memberi gambaran kemampuan baca tulisnya.
e. Suku/ Bangsa : Ras, etnis, dan keturunan
Harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang
peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau
keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden
yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian
diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining
genetik.
8
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan masih sekolah,
bekerja dan status ekonomi keluarga.
g. Alamat
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui
jarak rumah dengan tempat rujukan.
2. Data Subyektif
a. Alasan Kunjungan
Untuk mengetahui alasan wanita datang ke tempat bidan/ klinik, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri. Tujuan kunjungan biasanya
untuk mendapatkan diagnosis ada/tidaknya kehamilan, mendapatkan
perawatan kehamilan, menentukan usia kehamilan dan perkiraaan
persalinan, menentukan status kesehatan ibu dan janin dan menentukan
rencana pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya.
b. Keluhan Utama
Alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Dituliskan sesuai dengan
yang diungkapkan oleh klien serta menanyakan sejak kapan hal tersebut
dikeluhkan klien. Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk
pemeriksaan.
c. Riwayat Kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda
(warning akan adanya penyulit). Riwayat Kesehatan ini meliputi riwayat
kesehatan klien sekarang dan terdahulu dan riwayat kesehatan keluarga.
d. Riwayat Obstetri :
1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita
haid pertama kali umumnya sekitar 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi
oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan
umum.
9
2) Siklus Haid
Siklus haid adalah jarak antara haid yang dialami dengan haid
berikutnya dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari, siklus
haid yang normal adalah 28 hari.
3) Lamanya Haid
Lamanya haid yang normal adalah ± 7 hari. Apabila sudah
mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya
gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhi.
4) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah yang
dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria banyak,
sedang dan sedikit. Biasanya untuk menggali lebih dalam pasien
ditanya sampai berapa kali ganti pembalut dalam sehari.
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila
darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah menunjukan gejala
kelainan banyaknya darah haid.
b. Pola pemenuhan sehari-hari
1) Nutrisi
Data ini penting untuk diketahui agar bisa mendapatkan bagaimana
pasien mencukupi asupan gizinya
2) Eliminasi
(a) BAB : Dikaji frekuensinya (BAB nya teratur atau tidak, jika
mengatakan terlalu sering dan feses cair bisa dicurigai mengalami
diare dan jika terlalu jarang BAB serta feses kering dan keras,
dicurigai klien mengalami konstipasi), warnanya (normalnya
warna feses berwarna kuning kecoklatan).
(b) BAK : Dikaji frekuensinya (seberapa sering ia berkemih dalam
sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan
meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau juga karena
adanya tekanan dinding vesika urinaria. Warna urine (normalnya
urine berwarna bening, jka urine berwarna keruh dicurigai klien
menderita DM karena urin keruh disebabkan adanya
10
penumpukan glukosa), bau urine (bau urine normalnya seperti
bau Amonia (NH3).
(c) Aktivitas : Data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat
aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah.
(d) Istirahat : Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena istirahat dan
tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani.
(e) Personal Hygiene : Kebersihan jasmani sangat penting karena
saat hamil banyak berkeringat terutama di daerah lipatan kulit.
Mandi 2-3x sehari membantu kebersihan badan dan mengurangi
infeksi. Pakaian sebaiknya dari bahan yang dapat menyerap
keringat, sehingga badan selalu kering terutama di daerah lipatan
kulit.
B. Pengkajian Data Obyektif
Pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi. Langkah-langkah pemeriksaannya adalah sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.
Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah sebagai berikut :
1) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan
dan orang lain serta secara fisik pasien tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan.
2) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain
dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.
c. Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat
melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan
11
komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien
tidak dalam keadaan sadar).
d. Tanda – Tanda Vital
1) Tekanan darah : normal 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
2) Nadi : denyut nadi 60-100 kali per menit.
3) Pernafasan: normal 12 - 20 kali per menit.
4) Suhu : suhu normal 36,5-37,2 derajat Celcius.
5) Berat badan
6) Tinggi badan.
7) LILA : normal ≥ 23,5 cm.
8) IMT : IMT untuk memprediksi derajat lemak tubuh dan
pengukurannya direkomendasikan federal untuk mengklarifikasi
kelebihan berat badan dan obesitas. Cara mengukur IMT dihitung
dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat
tinggi badannya dalam meter (kg/m2).
e. Status Present
1) Kepala
Dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan kepala, kesimetrisan
wajah, lokasi struktur.
2) Rambut
Dikaji warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak.
3) Muka
Dikaji apakah pucat atau tidak.
4) Telinga
Dikaji ada pembesaran atau tidak, ketajaman pendengaran, letak
telinga di kepala, bentuk, ada tonjolan atau tidak, ada rabas pada
aurikula dan autium atau tidak, edema atau tidak, adalesi atau
tidak, adanya sumbatan atau benda asing pada saluran
pendengaran eksterna atau tidak.
12
5) Mata
Dikaji kelopak mata edema atau tidak, ada tanda-tanda infeksi atau
tidak, warna konjungtiva, warna sklera, ukuran dan bentuk serta
kesamaan pupil.
6) Hidung
Dikaji adanya fascuping hidung atau tidak, kesimetrisan, ukuran,
letak, rongga hidung bebas sumbatan atau tidak, ada polip atau
tidak, ada tanda-tanda infeksi atau tidak.
7) Mulut
Dikaji :
(a) Bibir (warna dan integritas jaringan seperti lembab / kering)
(b) Lidah (warna, kebersihan)
(c) Gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut).
8) Leher
Dikaji kesimetrisan, ada/tidaknya nyeri tekan, ada/tidaknya
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfe, dan
ada/tidaknya bendungan vena jugularis.
9) Ketiak
Dikaji tentang ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe.
10) Dada
Dikaji bentuk, simetris atau tidak, bentuk dan keimetrisan
payudara, bunyi/denyut jantung, ada/tidaknya gangguan
pernafasan (auskultasi).
11) Ekstremitas
12) Genitalia eksterna
13) Anus
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah untuk mengetahui
faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella.
13
C. Diagnosa atau Masalah
Pada langkah ini bidan menganalisis data dasar yang diperoleh pada
langkah pertama, menginterpretasikan secara logis sehingga dapat
dirumuskan diagnosa dan masalah. Diagnosa disesuaikan dengan
nomenklatur kebidanan.
D. Rencana Tindakan
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang akan
terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadap klien tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspek asuhan kesehatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan Penyakit dan Kandungan dan Kb untuk
Pendidikan Bidan. Jakatra : EGC: 2016
Tharpe N,dan Farley c. 2008. Kapita selekta Praktik Klinik Kebidanan . Edisi 3.
Jakarta : Buku kedokteran ECG
Susanti, & Ulpawati. (2022). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Buku Pintar
Ibu Hamil. Jawa Tengah: UREKA MEDIA AKSARA.