Anda di halaman 1dari 19

OBSTETRI

Fisiologi Kehamilan
Dosen Pengampu : Sri Widatiningsih, M.Mid

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. P1337424523001 Diah Novita Sari
2. P1337424523002 Syifa Tsany Ingga Rini
3. P1337424523003 Safira Azzahra Askal Askiyah
4. P1337424523004 Dyanita Cucu Tiara
5. P1337424523005 Firyal Adiibah Al Wafa

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Sri Widatiningsih, M.Mid sebagai
dosen pengampu mata kuliah Obstetri yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Magelang, 15 Januari 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................................2
2.1 Sistem Reproduksi.......................................................................................................2
2.2 Payudara......................................................................................................................3
2.3 Sistem Endokrin..........................................................................................................4
2.4 Sistem Kekebalan........................................................................................................5
2.5 Perkemihan..................................................................................................................7
2.6 Sistem Pencernaan.......................................................................................................8
2.7 Muskuloskeletal...........................................................................................................8
2.8 Kardiovaskuler dan Hematologi..................................................................................9
2.9 Sistem Integumen......................................................................................................10
2.10 Sistem Pernafasan......................................................................................................10
2.11 Sistem Persarafan......................................................................................................11
2.12 Perubahan Psikologis.................................................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan proses fisiologis yang hampir terjadi pada setiap wanita.
Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh serta berkembang di
dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu. Selama kehamilan
berlangsung perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita. Untuk itu diperlukan waktu
untuk dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi selama hamil dan
perubahan tersebut tentu akan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Ketidaknyamanan fisiologis yang terjadi pada trimester III seperti nyeri punggung bagian
bawah, kelelahan dan sering kencing.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa penyebab perubahan pernapasan pada ibu hamil?
b. Bagaimana proses adaptasi fisiologis dalam masa kehamilan pada sistem
pernapasan?
c. Jelaskan langkah-langkah untuk mengatasi ketidaknyamanan sistem pencernaan
pada ibu hamil?
d. Mengapa sistem pernapasan yang dipengaruhi oleh volume uterus membesar?
e. Jelaskan apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penyebab perubahan pernapasan pada ibu hamil.
b. Untuk mengetahui proses adaptasi fisiologis dalam masa kehamilan pada sistem
pernapasan.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk mengatasi ketidaknyamanan sistem
pencernaan pada ibu hamil.
d. Untuk mengetahui sistem pernapasan yang dipengaruhi oleh volume uterus
membesar.
e. Untuk mengetahui perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

1.4 Sistem Reproduksi


1. Uterus
Pada wanita yang tidak hamil, uterus merupakan struktur yang hampir padat
dengan berat kurang lebih 70 g serta rongga bervolume 10 ml atau kurang. Selama
masa kehamilan, uterus berubah bentuk menjadi sebuah organ muskular
berdinding relatif tipis dengan kapasitas yang cukup untuk menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion. Volume total isi uterus saat aterm rata-rata sekitar 5
liter, tetapi dapat mencapai 20 liter atau lebih, sehingga pada akhir kehamilan
kapasitas uterus telah mencapai 500 sampai 1000 kali lebih besar daripada saat
tidak hamil. Terjadi penambahan berat uterus yang berkaitan dengan hal tersebut
diatas, dan saat aterm, berat uterus adalah sekitar 1100 g. (Chunningham, 2013)
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena pengaruh estrogen
dan progesteron yang meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar.
Minggu pertama istmus rahim bertambah Panjang dan hipertropi sehingga terasa
lebih lunak (tanda hegar). Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi
cairan ketuban, dinding rahim tipis sehingga bagian-bagian anak dapat diraba
melalui dinding perut, terbentuk segmen atas rahim dan segmen bawah rahim.
Posisi rahim dalam kehamilan: awal kehamilan ante atau retrofleksi, akhir
bulan kedua uterus teraba 1-2 jari di atas simpisis pubis. Uterus sering
berkontraksi tanpa rasa nyeri, konsistensi lunak, kontraksi ini disebut braxton
hiks. Kontraksi ini merupakan tanda kemungkinan hamil dan kontraksi sampai
akhir kehamilan menjadi his.
2. Serviks Uteri
Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan sehingga serviks
menjadi lunak dan berwarna biru. Perubahan serviks terutama terdiri atas jaringan
fibrosa. Glandula servikalis mensekresikan lebih banyak plak mucus yang akan
menutupi kanalis servikalis. Fungsi utama dari plak mucus ini adalah untuk
menutup kanalis servikalis dan untuk memperkecil risiko infeksi genital yang
meluas keatas. Menjelang akhir kehamilan kadar hormon relaksin memberikan
pengaruh perlunakan kandungan kolagen pada serviks.

2
Dalam persiapan persalinan, estrogen dan hormon plasenta relaksin membuat
serviks lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut operculum terbentuk dari sekresi
kelenjar serviks pada kehamilan minggu ke-8. Sumbat mucus tetap berada dalam
serviks sampai persalinan dimulai dan pada saat itu dilatasi serviks menyebabkan
sumbat tersebut terlepas. Mucus serviks merupakan salah satu tanda awal
persalinan.
3. Vagina dan Vulva
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah dan agak kebiruan (livide) disebut tanda chadwick. Vagina membiru karena
pelebaran pembuluh darah, pH 3,5-6 merupakan akibat meningkatnya produksi
asam laktat karena kerja laktobaci acidophilus, keputihan, selaput lendir vagina
mengalami edematus, hypertrophy, lebih sensitif meningkat seksual terutama
triwulan III, warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat
kerja hormon progesteron.
Kehamilan dengan kadar estrogen dan glukosa yang tinggi dalam sirkulasi
darah merupakan kondisi yang mendukung pertumbuhan candida dan peningkatan
pertumbuhan jamur. Hal ini menyebabkan iritasi lokal, produksi sedikit sekret
yang berwarna kuning.
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta pada kehamilan 16 minggu. Ditemukan pada awal ovulasi
hormon relaxing-suatu immunoreaktif inhibin dalam sirkulasi maternal. Relaxin
mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik
hingga aterm,
Proses ovulasi terhenti, dan masih terdapat luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan
prodesteron.
1.5 Payudara
Pada awal kehamilan, ibu hamil akan merasa payudaranya mejadi lebih lunak. Setelah
bulan kedua, payudara akan bertambah besar dan vena-vena dibawah kulit akan lebih
terlihat, putting payudara akan lebih besar dan tegak. Setelah bulan pertama, kolostrum
(cairan kekuningan) dapat keluar, areola akan menjadi
besar dan kehitaman.

3
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomatropin, estrogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk
lemak sehingga payudara menjadi lebih besar, areola mengalami hiperpigmentasi. Pada
kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu dapat keluar cairan berwarna putih jernih
disebut colostrum.
Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi disebabkan oleh
peningkatan kadar estrogen, progesteron, laktogen plasental dan prolaktin. Stimulasi
hormonal ini menimbulkan proliferasi jaringan- dilatasi pembuluh darah dan perubahan
sekretorik pada payudara. Payudara terus tumbuh pada sepanjang kehamilan dan ukuran
beratnya meningkat hingga mencapai 500 gram untuk masing-masing payudara.

1.6 Sistem Endokrin


Perubahan besar pada sistem endokrin yang esensial terjadi untuk. mempertahankan
kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan. pemulihan pascapartum
a. Kelenjar tiroid
Selama masa hamil, pembesaran kelenjar tiroid merupakan akibat hiperplasia
jaringan grandular dan peningkatan vaskularitas (cuningham, 1993).
b. Kelenjar paratiroid
Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi
peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D.
c. Pankreas

4
Seiring dengan peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara
progresif memproduksi hormon dalam jumlah besar (misalnya, human placental
lactogen [hPL], estrogen, dan progresteron). Produksi kortisol oleh kelenjar
adrenal juga meningkatk. Estrogen, progresteron, hPL, dan kortisol secara kolektif
menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan insulin. Akibatnya, tubuh
wanita hamil membutuhkn lebih banyak insulin. Selsel beta normal pulau
langerhans di pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin yang secara kontinu
tetap meningkat sampai aterm
d. Prolaktin hipofise
Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat pada trimester pertama dn
meningkat secara progresif sampai aterm. Secara umum diyakini bahwa walaupun
semua unsur hormonal yang diperlukan untuk pertumbuhan payudara dan
produksi susu terdapat pada kadar yang meningkat selama kehamilan, kadar
estrogen yang tinggi dapat menghambat sekresi alveolar aktif dengan
menghambat pengikatan prolaktin pada jaringan payudara, sehingga menghambat
efek prolaktin pada epitel target.
Korpus luteum dalam ovarium pada minggu pertama menghasilkan estrogen
dan progesteron, yang dalam stadium ini memiliki fungsi utama untuk
mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta
pembebasan desidua tersebut. Sel-sel trofoblast menghasilkan hormon korionik
gonadotropin yang akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta
berkembang penuh dan mengambil alih produksi estrogen dan progesteron dari
korpus luteum.
Estrogen merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan fetus,
pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium, pelepasan hormon
hipofiseSementara itu, progesteron memengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot
polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan
alveoli, perubahan sekretorik dalam payudara.
Plasenta menghasilkan dua hormon spesifik lainnya, yaitu hormon laktogenik
dan relaksin. Hormon laktogenik meningkatkan pertumbuhan, menstimulasi
perkembangan payudara dan mempunyai peranan yang penting dalam
metabolisme lemak maternal, sedangkan hormon relaxin memberikan efek
relaksan khususnya pada jaringan ikat.

5
Sekresi kelenjar hipofise menurun dan selanjutkan akan meningkatkan sekresi
semua kelenjar endokrin (kelenjar thyriod, paratiroid, adrenal). Prolaktin
meningkat secara berangsur-angsur menjelang akhir kehamilan, namun fungsi
prolaktin dalam memicu laktasi disupresi sampai plasenta dilahirkan dan kadar
estrogen menurun
1.7 Sistem Kekebalan
Perubahan sistem imun selama kehamilan terjadi pada mukosa uterus (decidua) dan
respons imun perifer. Baik cell-mediated immunity ataupun imunitas humoral. Perubahan
ini berperan untuk menjaga lingkungan mikro uterus dan melindungi ibu dan janin dari
infeksi virus atau patogen lainnya.
Beberapa wanita hamil cenderung lebih sensitif terhadap infeksi meskipun tidak
mengalami perubahan secara dramatis. Beberapa penyakit mungkin disebabkan oleh virus
polio, hepatitis A, cytomegalovirus, virus herpes simpleks dan malaria. Wanita hamil juga
lebih rentan terhadap penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis atau sistemik lupus
erythematous.
Wanita hamil dapat dianggap sebagai kelompok khusus karena cenderung lebih rentan
terhadap beberapa penyakit menular. Kondisi ini merupakan reaksi imunologis yang
disebabkan oleh kehamilan. Gambar di atas menunjukkan bahwa respons imun ibu hamil
merupakan suatu sistem imun terintegrasi. Respons imun ibu akan bekerja untuk
mengenali patogen, berkomunikasi, dan memperbaiki sistem untuk menjaga kehamilan.
Sedangkan janin dan plasenta akan mengembangkan sistem imun aktif yang dapat
memodifikasi respons imun ibu terhadap lingkungannya sehingga akan menciptakan
sistem imun khusus selama kehamilan.
Perubahan sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil pada trimester I, II, dan III
a) Trimester I :
Peningkatan pH sekresi vagina pada wanita hamil menyebabkan lebih rentan
terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap
utuh dan kadar imunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.
b) Trimester II :
Infeksi virus Parvovirus pada wanita hamil akan menyebabkan abortus, hidrop
nonimun, dan kematian janin yang dapat menyebabkan kegagalan kehamilan
sebesar 10 persen.
c) Trimester III :

6
Hormon HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar
Imunoglobulin G, Imunoglobulin A, dan Imunoglobulin M serum menurun mulai
dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30
dan tetap berada pada kadar ini hingga aterm.

1.8 Perkemihan
Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot polos menyebabkan
terjadinya dilatasi, pemanjangan, dan penekukan ureter. Penumpukan urine terjadi dalam
ureter bagian bawah dan penurunan tonus kandung kemih dapat menimbulkan
pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas sehingga sering terjadi pielonefritis.
Ketidakmampuan untuk mengendalikan aliran urine, khususnya akibat desakan yang
ditimbulkan oleh peningkatan tekanan intra abdomen dapat terjadi menjelang akhir
kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot pada dasar panggul (akibat
progesteron) dan peningkatan tekanan akibat penambahan isi uterus. Akibat perubahan ini
pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing
akan timbul kembali karena kandung kemih mulai tertekan. Di samping sering kencing,
terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di
ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%.
Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam
urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
Setelah melahirkan, ibu biasanya mengalami kesulitan buang air kecil pada 24 jam
pertama. Kemungkinan penyebab kondisi ini antara lain kejang sfingter dan
pembengkakan leher kandung kemih setelah bagian tersebut mengalami kompresi
(tekanan) antara kepala janin dan tulang kemaluan saat persalinan. Urin dalam jumlah

7
besar diproduksi dalam 12-36 jam setelah lahir. Tingkat estrogen, yang menahan air,
menurun secara signifikan. Kondisi ini disebut diuresis. Ureter melebar kembali normal
dalam waktu 6 minggu.
Ada pembengkakan dan hiperemia pada dinding kandung kemih, terkadang edema
trigonal, menyebabkan allostasis uretra, mengakibatkan retensi urin. Saat melahirkan,
sensitivitas kandung kemih menurun dan kapasitasnya meningkat, meninggalkan sisa urin
(biasanya sekitar 15 cc) setiap buang air kecil. Dalam hal ini, sisa urin dan trauma pada
kandung kemih selama persalinan dapat menyebabkan infeksi
1.9 Sistem Pencernaan
A. Trimester 1
Pada awal kehamilan 1 per 3 dari wanita hamil mengalami mual dam muntah atau
morning sickness akibat hormon estrogen yang meningkat dan peningkatan kadar HCG
dalam darah. Bulan-bulan awal kehamilan juga dapat menyebabkan penurunan asam
lambung yang melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi
karena lebih banyak feses terdapat dalam usus. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan
uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada masa
kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah karena saliva yang bersifat asam selama
kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada
bulan-bulan terakhir trimester 1 terasa nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam)
merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan ke atas dari perbesaran uterus.
B. Trimester 2
Mulut dan gusi terus hiperemia, sensitif terhadap zat iritan. Pada esofagus dan
lambung terjadi peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
intestine dan menurunnya motilitas. Pada trimester 2 juga terjadi penurunan pengosongan
lambung dan terjadi regulasi esofagus. Liver mengalami peningkatan hormon estrogen
dan progesteron yang mengakibatkan gejala gatal-gatal (pruritus gravidum).
C. Trimester 3
Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus. Terjadi
penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang menyebabkan waktu
pengosongan lambung menjadi lebih lama. Terjadi juga konstipasi dan naiknya tekanan
vena di bawah uterus yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid. Gusi cenderung
melunak dan mudah berdarah (hiperemi) karena pengaruh dari kadar estrogen yang

8
meningkat yang menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan
ikat.
1.10 Muskuloskeletal
Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan. Normal. Untuk
mengkompensasi posisi anterior uterus yang membesar, lordosis menggeser pusat
gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka, sakro coksigeal
dan sendi pubis bertambah besar dan karena itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada
punggung bagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan.
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya tarik bumi dan
garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk untuk mengimbangi
pembesaran abdomen dan menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang
memperlihatkan postur tubuh yang khas (lordosis). Demikian juga jaringan ikat pada
persendian panggul akan melunak dalam mempersiapkan persalinan
1.11 Kardiovaskuler dan Hematologi
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada masa kehamilan ditandai dengan adanya
peningkatan volume darah, curah jantung, denyut jantung , isi sekuncup, dan penurunan
resistensi vaskuler. Hemodinamik yang pertama kali berubah pada masa kehamilan
adalah terjadinya peningkatan denyut jantung. Isi sekuncup dan denyut jantung
meningkat saat usia awal kehailan dan menurun pasca persalinan. Peningkatan curah
jantung pada awal kehamilan dipengaruhi oleh estrogen dan menyebabkan banyak bagian
dari system kardiovaskuler yang mengalami dilatasi, seperti dilatasi jantung, dilatasi
aorta, resistensi pembuluh datah ginjal resistensi plasenta, dan dilatasi system vena.
Adaptasi system kardiovaskular selama kehamilan meningkatkan resiko terjadinya
kelainan kardiovaskular, atau pada beberapa kasus ibu hamil dengan riwayat penyakit
jantung sebelum hamil dapat berpotensi menjadi gagal jantung.
Konsentrasi haemoglobin dan hematokrit selama kehamilan akan berkurang
disebabkan oleh bertambahnya plasma dalam sirkulasi darah. Konsentrasi hb normal pada
ibu hamil TM 3 adalah 12,5 g/dl. Volume darah meningkat pada awal kehamilan karena
akibat perubahan osmoregulasi dan system renin angiotensin yang menyebabkan
terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body water menjadi 8,5 liter.
Bagaimanapun transportasi oksigen tidak terganggu oleh anemia relatif ini karena tubuh
sang ibu memberikan kompensasi dengan cara meningkatkan curah jantung. Kehamilan
sering diasosiasikan dengan keadaan hiperkoagulasi yang memberikan keuntungan dalam
membatasi terjadinya kehilangan darah saat proses persalinan. Konsentrasi fibrinogen

9
yang mungkin mengalami penurunan. Fibrinolisis secara cepat dapat diobservasi pada
trimester ketiga. Sebagai efek dari anemia dilusi, leukositosis, dan penurunan dari jumlah
platelet sebanyak 10% mungkin saja terjadi selama trimester ketiga. Oleh karena
kebutuhan fetus, anemia defisiensi folat dan zat besi mungkin saja terjadi jika
suplementasi dari zat gizi ini tidak terpenuhi. Imunitas sel ditandai mengalami penurunan
dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi viral (Morgan, 2006).

1.12 Sistem Integumen


Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Kulit terdiri dari tiga lapisan,
yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan. Pada ibu
hamil mengalami perubahan sistem pada integument pada kulit dinding perut akan terjadi
perubahan warna menjadi kemerahan dan kusam. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum. Garis putih tipis yang membentang dari symphisis pubis– atas fundus garis
tengah (Linea Alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan (Linea Nigra) dan pigmentasi
berkurang sedikit demi sedikit setelah masa kehamilan. Tingginya kadar hormone yang
tersirkulasi dalam darah dan peningkatan regangan kulit abdomen, paha, payudara
bertanggung jawab pada timbulnya garis-garis yang berwarna merah muda atau kecoklatan
pada daerah tersebut dan tanda ini biasa dikenal dengan striae gravidarum dan bisa menjadi
warna gelap atau hitam. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpegmentasi yang
disebabkan oleh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningka dan hormone
ini dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Diastasis Rekti, otot dinding abdomen tidak
dapat menahan tegangan dan muskuli rekti terpisah di garis tengah sehingga membentuk
diastasis rekti dengan lebar dan bervariasi.

Terkadang pada wajah dan leher hal ini disebut dengan chloasma atau pigmentasi
berlebihan dan akan memudar setelah melahirkan dan Kembali normal. Pada sekeliling
puting susu akan berwarna lebih hitam, putting susu juga menghitam dan membesar, lebih
menonjol. Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan, keluar cairan jernih
(kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap Kelenjar Montgomery
menonjol keluar.

Perubahan sistem integumen yang dirasakan ibu hamil :

1. Trimester 1

10
a) Palmar eritema ( kemerahan di telapak tangan) dan spider nevi
b) Linea alba atau nigra
2. Trimester II dan III
a) Chloasma dan perubahan warna areola

1.13 Sistem Pernafasan


Pada kehamilan terjadi perubahan sistem respirasi untuk bisa memenuhi kebutuhan
O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma akibat dorongan rahim yang membesar pada
usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan
O2 yang meningkat ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari
biasanya.
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik
dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan
oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar esterogen
menyebabkan ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada
meningkat. Wanita hamil bernapas lebih dalam tetapi frekuensi napasnya hanya sedikit
meningkat. Penigkatan pernapasan yang berhubungan dengan frekuensi napas normal
menyebabkan peningkatan volume napas satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume
napas satu menit disebut hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi karbon
dioksida di alveoli menurun. Selain itu pada kehamilan terjadi juga perubahan system
respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu terjadi desakan rahim
yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu sebagai kompensasi terjadi desakan
rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat.
Karena adanya penurunan tekanan CO, seorang wanita hamil sering mengeluhkan
sesak napas sehingga meningkatkan usaha bernapas. Pada 32 minggu keatas karena usus-
usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak mengakibatkan wanita hamil kesulitan bernapas.
1.14 Sistem Persarafan
Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala
neurologi dan neuromuscular berikut :
1) Kompresi saraf panggul atau statis vascular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
2) Lordosis dorso lumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau
kompresi akar saraf.

11
3) Edema yang melibatkan saraf periver dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome
selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median bagian bawah
ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini di tandai oleh paresthesia
(sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem
saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.
4) Akroestesia (gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk.
Dirasakan pada beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan
tarikan pada segmen fleksus drakialis.
5) Nyeri kapala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi
pada awal kehamilan karena ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural atau
hipoglikemi.
6) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu mersa cemas dan tidak
pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan
gangguan penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis atau migran.
1.15 Perubahan Psikologis
Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada trimester I meliputi
ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir. Pada trimester II, perubahan meliputi perasaan
lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin
meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri. Pada trimester III,
perubahan yang terjadi meliputi memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert, dan
merefleksikan pengalaman masa lalu.
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan ibu adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang
mengandung. Penerimaan kenyataan ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang
paling penting. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan
bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan,
kecemasan, depresi, dan kesedihan. Hingga kini, masih diragukan bahwa seorang wanita
lajang dan bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau telah berusaha
keras untuk tidak hamil
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan atau telah
berusaha keras untuk hamil, mereka suka cita dan tidak percaya bahwa dirinya telah
hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap perubahannya. Trimester pertama sering
menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat
berkembang dengan baik. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara

12
wanita yang satu dengan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan
seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunan
libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan
masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar tanpa cinta
kasih dan seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nause, depresi,
payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah lain
yang merupakan normal pada trimester pertama.
Pada awal kehamilan, wanita terkadang merasa senang dan sedih. Biasanya juga
dipengaruhi oleh rasa lelah, mual dan sering kencing. Perubahan yang terjadi tersebut
sering kali menampakan episode penuh dengan air mata dan menjadi sangat peka. Untuk
itu, wanita yang sebelumnya memiliki cara pandang terhadap dirinya atau jika ada
beberapa masalah yang muncul pada awal kehamilan, maka masa ini adalah masa yang
mencemaskan.
Trimester pertama adalah saat yang spesial karena seorang ibu akan menyadari
kehamilannya. Seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa
dirinya memang hamil, segala perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama juga akan mengalami ketakutan dan fantasi selama
kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap
perubahan fisik dan psikologisnya. Jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan
dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, di mana
hal ini sangat mengganggu. Mimpinya sering kali tentang bayinya yang bisa diartikan
oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan
Trimester II (Periode sehat):
 Bumil merasa sehat sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi; berkurang
ketidaknyamanan karena hamil, perut ibu belum terlalu besar shg belum dirasakan
sebagai beban.
 Ibu sudah menerima kehamilannya Mulai dapat menggunakan energi &
pikirannya secara lebih konstruktif.
 Sudah dapat merasakan gerakan bayinya dan mulai merasakan kehadiran bayi
sebagai 'individu lain' yang ada di dalam dirinya
 Merasa terlepas dari rasa kecemasan & ketidaknyaman yang dialaminya pada TM
I.
Libido: merasakan peningkatan libido.

13
Trimester III (Periode Menunggu & Waspada)
 Tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
 Gerakan janin & membesarnya perut mengingatkan akan janinnya.
 Khawatir akan lahir sewaktu-waktu waspada thd gejala & tanda persalinan.
 Kekhawatiran kalau bayinya tdk normal /cacat lebih sering muncul.
 Bersikap melindungi bayi dari hal-hal yg membahayakan, menghindari orang,
benda atau apa saja yang dianggap membahayakan.
 Takut terhadap rasa sakit saat melahirkan.
 Timbul kembali rasa tidak nyaman fisik akibat hamil.
 Gangguan body image merasa dirinya aneh & jelek.
 Merasa sedih akan berpisah dg bayinya dan akan kehilangan perhatian khusus yg
diterima selama hamil.
 Pada TM ini Ibu memerlukan dukungan lebih dari suami, keluarga dan bidan.
 Meningkatnya ketergantungan dengan orang lain.
 Persiapan aktif utk kelahiran bayi (nesting behaviour)
 Menduga-duga jenis kelamin bayi & kemiripan
 Waktu dirasakan sangat lama
 Memilih nama
 Ketertarikan bumil cenderung pada persalinan, dan perawatan bayi.
Libido sexual: menurun

14
BAB III
PENUTUP
1.16 Kesimpulan
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang hampir terjadi pada setiap wanita.
Selama kehamilan berlangsung, banyak perubahan yang terjadi pada tubuh wanita. Untuk
itu, diperlukan waktu dan solusi agar dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan yang
terjadi selama hamil.
1.17 Saran
Diharapkan kita sebagai mahasiswa terutama bidan dapat memahami Fisiologi
Kehamilan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat kehamilan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hj. Saminem, SKM. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC
Gulton, Lusiana dan Julietta Hutabarat. 2020. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo:
Zifatama Jawara
Putri, Yesi dkk. 2022. Buku Ajar Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir. Pekalongan: Penerbit Nem
Dartiwen dan Yati Nurhayati. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:
Penerbit ANDI
Riezqy Ariendha, Dian Soekmawaty. 2023. Adaptasi Anatomi dan Fisiologi Dalam
Kehamilan. Purbalingga: Penerbit CV Eureka Media Aksara

16

Anda mungkin juga menyukai