Anda di halaman 1dari 30

PHANTOM KEBIDANAN

“PERSALINAN KALA I”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

DWI CAHYANINGSIH ISMAIL 751540117008


HILMI MAIMUN LUKMAN 751540117013
MELSANDI HULINGGI 751540117017
RAHMATIA YAHYA 751540117027
SITI NADIRA R. KURUNE 751540117030
SRI NANDA DAUD 751540117033
WANDA FEBRINA DJAFAR 751540117039
SRI DIANITA NGAU 751540116111

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


PRODI D-III KEBIDANAN
KELAS IIIA
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah yang berjudul “Persalinan Kala I” ini dengan baik dan tepat pada

waktunya.

Harapan kami, semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna bagi semua

orang dan dapat dijadikan sebagai penambah ilmu pengetahuan, baik anda yang

membacanya maupun kami yang membuatnya. Kami menyadari bahwa makalah

yang kami buat ini belum sempurna dan masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................2

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2

C. Tujuan ...........................................................................................................2

D. Manfaat .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

A. Pengertian Persalinan .....................................................................................3

B. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan .................................................................3

C. Tanda-Tanda Persalinan .................................................................................5

D. Kala I Persalinan ............................................................................................8

E. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil ...............................................10

F. Pengenalan Dini Terhadap Masalah dan Penyulit .........................................13

G. Persiapan Asuhan Persalinan .........................................................................15

H. Partograf .........................................................................................................22

BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................................23

BAB IV PENUTUP .................................................................................................26

A. Kesimpulan ...................................................................................................26

B. Saran ..............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin dengan tanda-tanda rasa sakit oleh adanya his yang datang

lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show ) yang

lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang

ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar

dan pembukaan telah ada (Saifuddin, 2006).

Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan

sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013).

Persalinan Kala 1 merupakan sebagai permulaan kontraksi persalinan

sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri

dengan pembukaan lengkap (10 sentimeter). Hal ini dikenal sebagai tahap

pembukaan serviks (Varney, 2007). Persalinan Kala 1 merupakan pembukaan

yang berlangsung antara nol sampai pembukaan lengkap. Lama Kala 1 untuk

primigravida sekitar 12 jam sedangkan pada multigravida berlangsung selama

8 jam. Berdasarkan kurve friedman pembukaan primi 1 cm/ jam dan multi 2

cm/jam (Manuaba, 2007).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari persalinan?

2. Apa sebab mulainya persalinan?

3. Bagaimana tanda-tanda persalinan?

4. Apa pengertian dari kala 1 persalinan?

5. Bagaimana anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin?

6. Bagaimana pengenalan dini terhadap masalah dan penyulit?

7. Bagaimana persiapan asuhan persalinan?

8. Apa pengertian dari partograf?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari persalinan

2. Untuk mengetahui sebab mulainya persalinan

3. Untuk mengetahui tanda-tanda persalinan

4. Untuk mengetahui pengertian dari kala 1 persalinan

5. Untuk mengetahui anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin

6. Untuk mengetahui pengenalan dini terhadap masalah dan penyulit

7. Untuk mengetahui persiapan asuhan persalinan

8. Untuk mengetahui pengertian dari partograf.

D. Manfaat

Untuk menambah pengetahuan mahasiswi khususnya kebidanan,

mengenai mata kuliah Phantom Kebidanan yaitu pemantauan persalinan

pada kala 1 persalinan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persalinan

Menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secra

spontan, beresiko rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian selama

proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang

kepala pada usia kehamilan antara 37 minggu sampai dengan 42 minggu

lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat

(Johan, dkk., 2017). Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta

secara lengkap (APN, 2014).

B. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak

faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.

Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori

oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin.

Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai

berikut :

1. Penurunan kadar progesterone

Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi

pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.

3
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami

penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.

Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesterone tertentu.

2. Teori oxitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah

sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin

bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu

terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.

3. Kerengangan otot-otot

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan

dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila

dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi

untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan

majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin

rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah

keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.

4. Pengaruh janin

4
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang

peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa,

karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat

menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.

5. Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan

oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang

diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi

miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat

hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi

dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya

persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin

yang ting gi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu

hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.

C. Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Kurniarum (2016), tanda-tanda persalinan terbagi atas dua yaitu

tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat dan tanda pasti persalinan.

1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat

a. Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa

keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi

5
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering

diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

b. Polakisuria

Pada akhir bulan kesembilan hasil pemeriksaan didapatkan

epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada

kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu

atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan

sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut

Polakisuria.

c. False labor

Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu

oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan

dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:

1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.

2) Tidak teratur

3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya

waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang.

4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix.

d. Perubahan cervix

Pada akhir bulan kesembilan hasil pemeriksaan cervix

menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan

kurang lunak. Menjadi: lebih lembut, beberapa menunjukkan telah

terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk

6
masing-masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi

pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam

keadaan tertutup.

e. Energy Sport

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28

jam sebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari sebelumnya

merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati

satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan

energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti

membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan

pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga

menjelang kelahiran bayi, persalinan menjadi panjang dan sulit.

2. Tanda-tanda persalinan

Yang merupakan tanda pasti persalinan:

a. Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya

sebagai berikut:

1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.

2) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya.

3) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat

4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan

cervix.

b. Penipisan dan pembukaan servix

7
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya

pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.

c. Bloody show (Lendir disertai darah dari jalan lahir)

Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis

keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini

disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen

bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus, hal ini karena

adanya pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.

d. Premature Rupture of Membrane

Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari

jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin

robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau

hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda

yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada

pembukaan kecil,malahan kadang-kadang selaput janin robek

sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan

mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

D. Kala I Persalinan

Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap atau 10 cm. Dimulai

dengan timbulnya his dan bloody show. Dibutuhkan sekitar 10-14 jam di

primigravida dan sekitar 6-8 jam di multipara.

1. Penyebab dilatasi serviks

8
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke

depan dan ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa

yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus kontraksi

berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke

rongga pelvik. Kelembutan serviks yang terjadi selama kehamilan

memudahkan dilatasi dan penipisan serviks.

2. Mekanisme dilatasi serviks

a. Primigravida

Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka terlebih

dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian

ostium uteri eksternum membuka.

b. Multigravida

Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka.

Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran

serviks terjadi dalam saat yang sama.

3. Fase dilatasi serviks

a. Fase laten

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap. Pada umumnya, fase laten

berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

1) Pada primigravida fase ini membutuhkan waktu sekitar 6 sampai

8 jam

2) Pada multigravida fase ini membutuhkan waktu sekitar 4 jam.

9
b. Fase aktif

Fase aktif berlangsung ketika pembukaan serviks mulai dari 4 cm

sampai lengkap atau 10 cm. Frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat (kontraksi adekuat/memadai 3 kali atau lebih

10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari

pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm.

Fase ini dibagi menjadi 3 subfase atau periode.

1) Periode akselerasi. Pembukaan berlangsung lambat dari

pembukaan 3-4 cm. Periode ini berlangsung 2 jam.

2) Periode dilatasi maksimal. Pembukaan berlangsung super

cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm. periode ini

berlangsung 2 jam.

3) Periode deselerasi. Periode ini berlangsung sangat lambat dari

pembukaan 9 cm menjadi lengkap (10 cm). Periode ini

berlangsung 2 jam.

Penurunan bagian terbawah janin fase aktif pada nulipara atau

primigravida terjadi rata-rata 1 cm per jam sedangkan pada multipara

lebih dari 1 cm hingga 2 cm per jam.

E. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ibu Bersalin

Anamnesis dan pemeriksaaan fisik secara seksama merupakan bagian dari

asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan. Pertama, sapa ibu

dan beritahukan apa yang akan anda lakukan. Jelaskan pada ibu tujuan

anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jawab dengan baik setiap pertanyaan yang

10
diajukan oleh ibu. Sambil melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik,

perhatikan adanya tanda-tanda penyulit atau kondisi gawatdarurat dan segera

lakukan tindakan yang sesuai apabila diperlukan untuk memastikan proses

persalinan akan berlangsung secara aman. Catatkan semua temuan hasil

anamnesis dan pemeriksaan fisik secara seksama dan lengkap. Jelaskan

makna temuan dan kesimpulannya kepada ibu dan keluarganya.

1. Anamnesis

Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat

kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam

proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan

mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.

2. Pemeriksaan Fisik

Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu

dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi dari

hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diramu/diolah untuk membuat

keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana

asuhan atau keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu.

Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik:

a. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan fisik.

b. Tunjukkan sikap ramah dan sopan, tenteramkan hati dan bantu ibu

agar merasa nyaman. Minta ibu menarik napas perlahan dan dalam

jika ia merasa tegang/gelisah.

11
c. Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya (jika perlu,

periksa jumlah urin dan adanya protein dan aseton dalam urin).

d. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat

kegelisahan atau nyeri kontraksi, warna konjungtiva, kebersihan,

status gizi dan kecukupan cairan tubuh.

e. Nilai tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, nadi dan

pernapasan). Untuk akurasi penilaian tekanan darah dan nadi ibu,

lakukan pemeriksaan itu di antara dua kontraksi.

f. Lakukan pemeriksaan abdomen

g. Lakukan periksa dalam

3. Mencatat dan Mengkaji Hasil Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

a. Catatkan semua temuan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik

secara teliti dan lengkap.

b. Gunakan informasi yang ada untuk menentukan apakah ibu sudah

inpartu, tahapan dan fase persalinan. Jika pembukaan serviks kurang

dari 4 cm, berarti ibu berada dalam fase laten kala satu persalinan

dan perlu penilain ulang 4 jam kemudian. Jika pembukaan telah

mencapai atau lebih dari 4 cm maka ibu berada dalam fase aktif kala

satu persalinan sehingga perlu dimulai pemantauan kemajuan

persalinan dengan menggunakan partograf.

c. Tentukan ada-tidaknya masalah atau penyulit yang harus

ditatalaksana secara khusus.

12
d. Setiap kali selesai melakukan penilaian, lakukan kajian data yang

terkumpul, dan buat diagnosis berdasarkan informasi tersebut. Susun

rencana penatalaksanaan dan asuhan ibu bersalin. Penatalaksanaan

harus didasarkan pada kajian hasil temuan dan diagnosis.

e. Jelaskan temuan, diagnosis dan rencana penatalaksanaan kepada ibu

dan keluarganya sehingga mereka mengerti tentang tujuan asuhan

yang akan diberikan.

F. Pengenalan Dini Terhadap Masalah dan Penyulit

Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu

waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Ingat

bahwa menunda pemberian asuhan kegawat daruratan akan meningkatkan

risiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Langkah dan tindakan

yang akan dipilih sebaiknya dapat memberi manfaat dan memastikan bahwa

proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga akan

berdampak baik terhadap keselamatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan.

Rujuk ibu, apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut:

1. Riwayat bedah sesar

2. Perdarahan per vaginam selain lendir bercampur darah

3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

4. Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental

5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)

6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari

37 minggu)

13
7. Ikterus

8. Anemia berat

9. Tanda/gejala infeksi

a. Suhu badan lebih dari 38°C

b. Mengigil

c. Nyeri abdomen

d. Cairan ketuban berbau

10. Pre-eklampsia / Hipertensi dalam kehamilan

Tekanan darah sistole lebih dari 160 mmHg dan diastole lebih dari

110 mmHg atau terdapat proteinuria.

11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion,

kehamilan ganda)

12. Gawat janin

Denyut jantung janin kurang dari 100 atau lebih dari 180 x/menit pada

dua kali penilaian dengan jarak 5 menit.

13. Primipara dalam fase aktif kala satu persalinan dan kepala janin masih

5/5

14. Presentasi bukan belakang kepala

15. Presentasi ganda (majemuk)

Adanya bagian lain dari janin. Misalnya: lengan atau tangan,

bersamaan dengan presesntasi belakang kepala.

16. Kehamilan ganda atau gemeli

17. Tali pusat menumbung

14
18. Syok

19. Fase laten memanjang dan partus lama

G. Persiapan Asuhan Persalinan

1. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi

Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai.

Laksanakan upaya pencegahan infeksi (PI) sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan. Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi,

diperlukan hal-hal pokok seperti berikut ini:

a. Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik

dan terlindung dari tiupan angin.

b. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan

ibu sebelum dan sesudah melahirkan.

c. Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan dan didinginkan)

untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum dilakukan periksa

dalam dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.

d. Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan

sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan,

dekontaminasi dan proses peralatan.

e. Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong

persalinan. Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah

didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5%, dibersihkan dengan

deterjen dan air sebelum persalinan dimulai (untuk melindungi ibu

15
dari risiko infeksi), dan setelah bayi lahir (untuk melindungi

keluarga dari risiko infeksi melalui darah dan sekresi tubuh ibu).

f. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat

persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu

dan bayinya setelah persalinan. Pastikan bahwa ibu mendapatkan

privasi yang diinginkannya.

g. Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam hari.

h. Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastik atau

lembaran yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama

persalinan atau kelahiran bayi.

i. Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.

j. Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.

k. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir

2. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan

Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan

serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.

Ketidak-mampuan untuk menyediakan semua perlengkapan, bahan-

bahan dan obat-obat esensial pada saat diperlukan akan meningkatkan

risiko terjadinya penyulit pada ibu dan bayi baru lahir sehingga keadaan

ini dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka. Pada setiap

persalinan dan kelahiran bayi:

a. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan.

Segera ganti peralatan yang hilang atau rusak.

16
b. Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah

menolong ibu bersalin dan melahirkan bayinya. Segera ganti obat

apapun yang telah digunakan atau hilang.

c. Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan

siap pakai. Partus set, peralatan untuk melakukan penjahitan, dan

peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir sudah dalam keadaan

disinfeksi tingkat tinggi atau steril.

3. Persiapan rujukan

Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang

sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya. Jika perlu dirujuk,

siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan/perawatan yang

telah diberikan dan semua hasil penilaian (termasuk partograf) untuk

dibawa ke fasilitas rujukan.

4. Memberikan asuhan sayang ibu

Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah

emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang

menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi

gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan tersebut

sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan

proses kelahiran bayinya.

a. Memberikan dukungan emosional

Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain

untuk mendampingi ibu selama persalinan dan proses kelahiran

17
bayinya. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung

dan mengenali berbagai upaya yang mungkin sangat membantu

kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman

atau saudara yang secara khusus diminta untuk menemaninya (Enkin,

et al, 2000). Dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat diberikan

dengan cara:

1) Memberikan sugesti positif

Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin

diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa

proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan

normal, ucapkan hal tersebut berulang kali untuk

memberikan keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan

baik-baik saja. Contoh yang lain, misal saat terjadi

his/kontraksi, bidan membimbing ibu untuk melakukan teknik

relaksasi dan memberikan sugesti bahwa dengan menarik dan

menghembuskan nafas, seiring dengan proses pengeluaran nafas,

rasa sakit ibu akan berkurang.

2) Mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan

ketidaknyamanan selama persalinan

Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi

selama proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa

sakit yang sebenarnya. Upaya yang dapat dilakukan bidan

dan pendamping persalinan untuk mengalihkan perhatian ibu

18
dari rasa sakit selama persalinan misalnya adalah dengan

mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau,

mendengarkan musik kesukaannya.

3) Membangun kepercayaan dengan komunikasi yang efektif

Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting

dalam membangun citra diri positif ibu dan membangun

sugesti positif dari bidan. Ibu bersalin yang memiliki

kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan

secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang

dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara psikologis

telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap

dan berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung

sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu.

b. Mengatur posisi

Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama

persalinan dan melahirkan bayi serta anjurkan suami dan

pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh

berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak.

Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu

turunnya kepala bayi dan seringkali memperpendek waktu persalinan.

Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan.

Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring telentang lebih dari 10

menit. Jika ibu berbaring terlentang akan menekan vena cava inferior.

19
Hal ini akan mengakibatkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu

ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan hipoksia atau

kekurangan pasokan oksigen pada janin.

c. Pemberian cairan dan nutrisi

Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan

minum air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Sebagian

ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah

memasuki fase aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja.

Anjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin menawarkan

minum dan makanan ringan selama proses persalinan. Makanan

ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan

memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi

bisa memperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi

tidak teratur dan kurang efektif.

d. Keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur

Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara

rutin selama persalinan, ibu harus berkemih sedikitnya setiap 2 jam,

atau lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung

kemih terasa penuh. Periksa kandung kemih sebelum memeriksa

denyut jantung janin (amati atau lakukan palpasi tepat di atas

simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh).

Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi. Jika ibu

tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah urin. Selama

20
persalinan berlangsung, tidak dianjurkan untuk melakukan

kateterisasi kandung kemih secara rutin.

Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan jika kandung kemih

penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri. Kateterisasi

menimbulkan rasa nyeri, meningkatkan risiko infeksi dan perlukaan

saluran kemih ibu. Hindarkan terjadinya kandung kemih yang penuh

karena berpotensi untuk:

1) Memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan

persalinan

2) Menyebabkan ibu tidak nyaman

3) Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang

disebabkan oleh atonia uteri

4) Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu

5) Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.

e. Pencegahan Infeksi

Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam

mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya.

Hal ini merupakan unsur penting dalam asuhan sayang ibu.

Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik pencegahan infeksi

yang baik, juga akan melindungi penolong persalinan dan keluarga

ibu dari infeksi.

Ikuti praktik-praktik pencegahan infeksi yang telah ditetapkan

untuk mempersiapkan persalinan dan proses kelahiran bayi.

21
Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum

dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.

Pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan

kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan untuk

melaksanakan prosedur pencegahan infeksi secara baik dan benar

juga dapat melindungi penolong persalinan terhadap risiko infeksi.

H. Partograf

Partograf adalah alat untuk mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik

ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat utama dalam mengambil

keputusan klinik khususnya pada persalinan kala 1. Kegunanaan partograf:

1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa

pembukaaan serviks berdasarkan hasil pemeriksaan dalam,

2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal,dengan

demikian dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus

lama.hal ini merupakan bagian terpenting dari proses pengambilan

keputusan klinik persalinan kala 1.

22
BAB III

TINJAUAN KASUS

Ny. ND umur 25 tahun G1P0A0 dengan kehamilan 40 minggu datang ke

Puskesmas Z masuk pada tanggal 11 juni 2019 pukul 13.00 wita, dengan keluhan

merasakan nyeri perut bagian bawah menjalar sampai ke bagian belakang, disertai

pengeluaran lendir bercampur darah dari vagina sejak pukul 05.00 wita. Setelah

dilakukan anamnesis secara seksama dan melakukan pemeriksaan fisik. Bidan

Desi menemukan bahwa kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala

(verteks), dengan penurunan kepala janin 4/5, kontraksi uterus 3x dalam 10 menit,

setiap kontraksi berlangsung 19 detik, dan DJJ 125 kali/menit. Pembukaan serviks

3 cm, tidak ada penyusupan dan selaput ketuban utuh. Tekanan darah 120/70

mmHg, nadi 80, temperature tubuh 36,5°C. Ibu berkemih 200 ml sebelum

pemeriksaan dalam, tidak ditemui protein dan aseton dalam urin.

Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 13.00, bidan dessi

membuat diagnosis bahwa ibu N.D adalah primi gravida, dalam fase laten

persalinan dengan DJJ normal, pembukaan serviks 3 cm, 3 kontraksi dalam 10

menit, setiap kontraksinya berlangsung kurang dari 20 detik. Bidan desi

menentramkan hati ibu N.D dan menganjurkannya untuk berjalan-jalan ditemani

oleh suaminya dan banyak minum. Bidan desi menuliskan tanggal dan waktu serta

mencatat semua temuan dan asuhannya pada catatan kemajuan persalinan.

Bidan desi meneruskan untuk memantau DJJ, kontraksi serta nadi dan

kontraksi uterus ibu N.D setiap jam. DJJ, nadi dan kontraksinya tetap normal.

Bidan desi mengukur produksi urin ibu N.D setiap kali ia berkemih. Bidan desi

23
meneruskan pencatatan temuan-temuannya di catatan kemajuan persalinan. Bidan

desi terus memberikan dukungan persalinan dan menentramkan hati ibu N.D.

Pemeriksaan kedua dilakukan pukul 17.00. ibu N.D melaporkan bahwa

kontraksinya terasa lebih kuat dan lebih nyeri. Bidan desi melakukan pemeriksaan

abdomen dan pemeriksaan dalam yang kedua. Ibu N.D mengalami 4 kontraksi

dalam 10 menit, masing-masing lamanya antara 20-40 detik, DJJ 130 kali/menit.

Penurunan bagian terbawah janin 3/5, pembukaan serviks 5 cm, tidak ada

penyusupan kepala janin dan selaput ketubannya masih utuh. Tekanan darah ibu

N.D 120/80 mmHg, nadinya 88, dan temperatur tubuhnya 37 0C. ia berkemih 100

ml sebelum pemeriksaan dilakukan.

Pada pukul 17.00 ibu N.D berada dalam fase aktif persalinan dan bidan desi

mulai mencatat pada partograf. Ia mencatatkan pembukaan serviks pada garis

waspada dan semua temuan lainnya di garis waktu yang sesuai. Bidan desi mulai

menilai DJJ, kondisi uterus dan nadi ibu N.D setiap 30 menit dan menilai

temperature tubuhnya setiap 2 jam. Semua temuan dicatat di lembar partograf.

1. Pukul 17.30, DJJ 144x/menit, kontraksi 4x dalam 10 menit selama 45 detik,

N 80x/m.

2. Pukul 18.00, DJJ 144/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45

detik, nadi 88/menit.

3. Pukul 18.30, DJJ 140/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45

detik, nadi 90/menit.

4. Pukul 19.00, DJJ 134/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45

detik, nadi 97/menit, suhu 36,8 0C, urin 150 ml.

24
5. Pukul 19.30, DJJ 128/menit, kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45

detik, nadi 88/menit.

6. Pukul 20.00, DJJ 128x/menit, kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45

detik, nadi 88/menit.

7. Pukul 20.30, DJJ 128x/menit, kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45

detik, nadi 90/menit, urin 80 ml.

Pada pukul 21.00, bidan desi melakukan periksa ulang abdomen dan panggul.

Hasilnya : DJJ 135kali/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit berlangsung masing-

masing lebih dari 45 detik, penurunan kepala janin 1/5. Pembukaan serviks 10 cm,

tidak ada penyusunan kepala janin, selaput ketuban pecah sesaat sebelum

pemeriksaan jam 20.45, dan cairan ketubah jernih. Tekanan darah ibu 120/80

mmHg, temperatur tubuh 37°C, dan nadinya 80 kali/menit.

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan

sendiri). Menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai

secra spontan, beresiko rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian

selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi

belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 minggu sampai dengan 42

minggu lengkap.

Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm). Pada permulaan

his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih

dapat berjalan-jalan

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna, sehingga penulis megharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dan menyempurnakan makalah selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia.2018. Kebidanan Teori dan Asuhan,


Vol.2. Jakarta: EGC

Johan, Herni dkk. 2017. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Penerbit Andi

Kurniarum.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Jakarta


Selatan: PPSDMK

Suhartika. 2017. Volume 2 Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: EGC

Tim. 2014. Paket Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

Walyani, Elisabeth Siwi, dan Endang Purwoastuti. 2016. Asuhan Persalinan


Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka baru press

27

Anda mungkin juga menyukai