Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERSALINAN KALA I
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan

Dosen Pengampu: Hj. Wati Mulyawati.,S.ST., S.IP., M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Agustin Yuniava Sidiq Helfi Oktavia

Ajeng Nanda Andaresta Herlin Hardita

Calista Diva CK Lustantia Nur SD

Altsani Demeta Marwah D Nyimas Nur Sindyani

Anisa Meliyani Pitriani

Fayza Tanzil Rensa ristiani

Firli Agustina Resty Anggraeni

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini memuat tentang “Persalinan Kala 1”. Yang kami sajikan dari berbagai sumber,
dalam penyusunan makalah ini kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih
sangat terbatas.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar makalah ini lebih
baik dan bermanfaat, terimakasih.

Sukabumi, 13 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN KALA I PERSALINAN..................................................................................6
B. FISIOLOGI KALA I.................................................................................................................7
C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU BERSALIN KALA I.............................................8
D. MANAJEMEN KALA 1.........................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
A. Kesimpulan............................................................................................................................16
B. Saran.......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian
pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).

Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut :

1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan

yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).

2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali

dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi

sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini

akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).

3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).

4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Prawirohardjo, 2002).

Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Klinis dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul
his dan ibu mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show).

Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase
laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari
pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif masih dibagi
menjadi 3 fase lagi, yaitu: fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3
menjadi 4 cm; fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm; dan fase deselerasi, dimana pembukaan
menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Persalinan Kala 1?
2. Apa saja Fase Persalinan Kala 1?
3. Apa saja Fisiologi Persalinan Kala 1?
4. Apa saja perubahan Psikologis Persalinan Kala 1?
5. Apa saja Manajemen Persalinan Kala 1?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Persalinan Kala 1
2. Untuk mengetahui Fase pada Persalinan Kala 1
3. Untuk mengetahui Fisiologi Persalinan Kala 1
4. Untuk mengetahui Perubahan Psikologis Persalinan Kala 1
5. Untuk mengetahui Manajemen Persalinan Kala 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KALA I PERSALINAN


Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi
menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.

 Fase laten persalinan

Fase laten terjadi ketika kontraksi mulai menyebabkan pembukaan serviks sampai ukuran
0,5 hingga 0,7 sentimeter dalam satu jam. Tidak ada waktu pasti berapa lama pembukaan
ini akan berlangsung, fase laten bahkan bisa terjadi selama 20 jam. Namun, biasanya akan
lebih singkat pada wanita yang sudah pernah melahirkan sebelumnya. Pada fase ini, calon
ibu mungkin akan mengalami rasa sakit, kelelahan, hingga kebingungan dan tidak tahu
apa yang harus dilakukan. Pada tahap ini pula, leher rahim biasanya sudah melebar
hingga 1 sentimeter.

Seiring waktu, lebar bukaan akan terus bertambah, yaitu seukuran diameter buah
blueberry (1 sentimeter), seukuran buah ceri merah (2 sentimeter) pada pembukaan dua,
dan berukuran 3 sentimeter pada pembukaan tiga. Pada fase ini, kontraksi akan terus
berlangsung. Saat ukuran leher rahim sudah mencapai 4 sentimeter, proses kelahiran
sudah memasuki fase aktif. Selanjutnya, masuk ke fase dua, yaitu persalinan.

a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servix
secara bertahap
b) Pembukaan servix kurang dari 4 cm
c) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam

 Fase aktif persalinan

Pada fase kedua, yaitu fase aktif persalinan, pembukaan serviks akan terjadi dengan lebih
cepat. Pada fase ini, pembukaan serviks sudah mencapai ukuran 4 sentimeter di
pembukaan keempat, 5 sentimeter pada pembukaan lima, 6 sentimeter pada pembukaan
enam, dan berlanjut sampai 7 sentimeter pada pembukaan ketujuh. Semakin bertambah
lebar pembukaan, maka akan semakin intens kontraksi yang dialami ibu. Sampai pada
akhirnya ukuran leher rahim mencapai 8 sentimeter, 9 sentimeter, dan 10 sentimeter yaitu
pembukaan 10.

Saat ibu sudah mengalami pembukaan 10, berarti sudah saatnya mengejan untuk
membantu mendorong bayi keluar. Akhir fase persalinan aktif ditandai dengan keluarnya
bayi dari rahim. Jika proses mengejan tidak berlangsung mulus dan bayi tidak keluar, ada
opsi yang biasanya ditawarkan, seperti operasi caesar atau induksi.

Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan deselerasi

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap


adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih
b) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam
hingga permbukaan lengkap (10 cm)
c) Terjadi penurunan bagian terendah janin

B. FISIOLOGI KALA I
Uterus

Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan ke bawah abdomen.
Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus
kontraksi berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke rongga pelvik

Serviks

Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut:

a) Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan


penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir kehamilan normal berubah – ubah
(beberapa mm sampai 3 cm). Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks
berkurang secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh.
b) Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks. Untuk mengukur
dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter dengan menggunakan jari
tangan saat peeriksaan dalam. Serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai
diameter 10 cm.
c) Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan darah sedikit atau
sedang dari serviks.

Faal ligamentum rotundum

Faal ligamentum rotundum terletak pada sisi uterus yaitu di bawah dan di depan insersi
tuba Fallopi. ligamentum ini melintasi atau bersilangan pada lipatan paritoneum,
melewati saluran pencernaan dan memasuki bagian depan labia mayora pada sisi atas
parinem. Perubahan yang terjadi pada ligamentum rotundum ini adalah sebagai berikut.

a) Pada saat kontraksi fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung
berpindah ke depan mendesak dinding perut ke arah depan. Perubahan letak uterus
pada waktu kontraksi ini penting karena menyebabkan sumbu rahim menjadi
searah dengan sumbu jalan lahir.
b) Kontraksi yang terjadi pada ligamentum rotundum tersebut menyebabkan fundus
uteri terhambat sehingga virus tidak dapat naik ke atas.

Perubahan sistem urinaria

Pada akhir bulan ke-9, pemeriksaan fundus uteri menjadi lebih rendah, kepala janin
mulai masuk pintu atas panggul, dan menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing. Pada kala 1, adanya kontraksi uterus menyebabkan
kandung kencing semakin tertekan. Poliuria sering terjadi selama persalinan. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus. dan
peningkatan aliran plasma ginjal. poliuria akan berkurang pada posisi terlentang.

Wanita bersalin mungkin tidak menyadari bahwa kandung kemih penuh karena intensitas
kontraksi uterus dan tekanan bagian presentasi janin atau efek anestesi lokal. kandung
kemih yang penuh dapat menahan penurunan kepala janin dan dapat memicu trauma
mukosa kandung kemih selama proses persalinan. Pencegahan yang dapat dilakukan
dengan meningkatkan ibu bersalin untuk buang air kecil sesering mungkin.

Perubahan Vagina dan Dasar Panggul

Pada kala 1, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina sehingga dapat dilalui bayi.
Setelah ketuban pecah, segala perubahan yang ditimbulkan oleh baglan depan bayi pada
dasar panggul menjadi sebuah saluran dengan bagian dinding yang tipis. Ketika kepala
sampai ke vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar peregangan oleh
bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis, sedangkan anus
menjadi terbuka. Regangan yang kuat tersebut disebabkan oleh bertambahnya pembuluh
darah pada bagian vagina dan dasar panggul, tetapi kalau jaringan tersebut robek akan
menimbulkan pendarahan yang banyak.

Perubahan pada Metabolisme Karbohidrat dan Basal Metabolisme Rate

Pada saat mulai persalinan, terjadi penurunan hormon progesteron yang mengakibatkan
perubahan pada sistem pencernaan menjadi lebih lambat. Hal ini menyebabkan makanan
menjadi lama di lambung sehingga banyak ibu bersalin yang mengalami obstivasi atau
peningkatan getah lambung yang kemudian akan sering mual dan muntah. Metabolisme
aerob dan anaerob meningkat secara perlahan akibat adanya aktivitas otot rangka dan
kecemasan ibu. Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu badan, nadi,
pernapasan, cardiac output, dan hilangnya cairan pada ibu bersalin. Pada basal
metabilisme rate (BMR), dengan adanya kontralsi dan tenaga mengejan yang
membutuhkan energi yang besar, maka pembuangan juga akan lebih tinggi dan. suhu
tubuh meningkat. Suhu tubuh akan sedikit meningkat (0,5-1 C) selama proses persalinan
dan akan turun setelah proses persalinan selesai. Hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan metabolisme tubuh.

Perubahan Pada Sistem Pernapasan

Pada saat persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak karbondioksida dalam setiap
napasnya. Selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi dan kedalaman pernapasan juga
semakin meningkat. Peningkatan frekuensi pernapasan ini sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen akibat bertambahnya laju metabolik. Rata-rata PACO,
menurun dari 32 mm hg pada awal persalinan menjadi 22 mm hg pada akhir kala l.
Masalah yang umum terjadi ketika perubahan sistem pernapasan ini adalah hiperventilasi
meternal. Hiperventilasi maternal ini menyebabkan kadar PaCO, menurun di bawah 16
sampai 18 mm hg. Kondisi ini dapat dimanifestasikan dengan kesemutan pada tangan dan
kaki yang diaami ibu bersalin. Jika pernapasan dangkal dan berlebihan, maka situasi
kebalikan dapat terjadi kare tingkat volume yang rendah. Mengejan yang berlebihan atau
berkepanjangan selama kala II dapat menyebabkan penurunan oksigen sebagai akibat
sekunder dari mehanan napas. Pernapasan sedikit meningkat karena adanya kontraksi
uterus dan peningkatan metabolisme dan diafragma tertekan oleh janin.

Perubahan Pada Hematologi

Hemoglobin akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2 gr % dan akan kembali pada
tingkat seperti sebelum persalinan pada hari pertama pasca persalinan kecuali terjadi
perdarahan.

Peningkatan leukosit secara progresif pada awal kala I (5.000) hingga mencapai ukuran
jumlah maksimal pada pembukaan lengkap (15.000). Haemoglobin akan meningkat
selama persalinan sebesar 1,2 gr % dan akan kembali pada tìngkat seperti sebelum
persalinan pada hari pertama pasca persalinan kecuali terjadi perdarahan. Peningkatan
leukosit terjadi secara progresif pada awal kala I (5.000) hingga mencapai ukuran jumlah
maksimal pada pembukaan lengkap (15.000). Selama persalinan waktu pembekuan darah
sedikit menurun, tetapi kadar fibrinogen plasma meningkat. Gula darah akan turun selama
persalinan dan semakin menurun pada persalinan lama, hal ini disebabkan aktivitas uterus
dan muskulus skeletal.

Nyeri

Nyeri dalam proses persalinan merupakan bagian dari respon fisiologis yang normal
terhadap beberapa faktor. Selama kala I persalinan, nyeri yang terjadi disebabkan oleh
dilatasi serviks dan distensisegmen uterus bawah. Pada kala II nyeri yang terjadi
disebabkan oleh distensi dan kemungkinan gangguan pada bagian bawah vagina dan
perineum.

C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU BERSALIN KALA I


Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus, umumnya ibu dalam keadaan santai,
tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam
persalinan kala I adalah:

 Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan sendiri.


Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan dalam
keadaan cacat, serta takhayul lain. Walaupun pada jaman ini kepercayaan pada
ketakutan-ketakutan gaib selama proses reproduksi sudah sangat berkurang sebab
secara biologis, anatomis, dan fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus bisa
dijelaskan dengan alasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas (keluarbiasaan).
Tetapi masih ada perempuan yang diliputi rasa ketakutan akan takhayul.
 Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal ini
disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam kandungan yang dapat
mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur
nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya
diwaktu kehamilannya.
 Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta tidak sabaran
sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya menjadi terganggu. Ini
disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya
kontraksikontraksi pada rahim sehingga bayi yang semula diharapkan dan dicintai
secara psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai beban yang amat
berat.
 Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan bayi yang merupakan
hambatan dalam proses persalinan:
a) Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa sebab
sebab yang jelas.
b) Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-debar.
c) Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan
d) Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan takikardi

 Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Relasi
ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga popularitas AKU-KAMU (aku sebagai
pribadi ibu dan kamu sebagai bayi) menjadi semakin jelas. Timbullah dualitas
perasaan yaitu:
a) Harapan cinta kasih
b) Impuls bermusuhan dan kebencian
 Sikap bermusuhan terhadap bayinya
a) Keinginan untuk memiliki janin yang unggul
b) Cemas kalau bayinya tidak aman di luar Rahim
c) Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu.
 Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
a) Takut mati
b) Trauma kelahiran
c) Perasaan bersalah
d) Ketakutan rill

D. MANAJEMEN KALA 1
Beberapa perubahan yang terjadi pada kala I mengharuskan seorang bidan untuk dapat
menangani dan menanggapi kondisi pasiennya dengan balk. Beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam penanganan persalinan kala I ini adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk menilai tingkat


kesehatan dan kenyamanan fisik ibu dan bayinya sebagai dasar untuk menentukan
keputusan klinik. Selain itu, juga untuk menentukan diagnosis serta
mengembangkan rencana asuhan yang paling sesuai dengan kondisi ibu bersalin
dan bayinya, Hal-hal yang diperiksa adalah sebagai berikut.
a. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan
TFU, memantau kontraksi uterus, memantau DJJ, menentukan presentasi,
dan menentukan penurunan bagian terbawah janin.
b. Menentukan TFU Pada saat akan menentukan TFU, pastikan tidal ada
kontraksi. Bidan mulai mengukur TFU dengan pita pengukur mulai dari
atas simpisis rentangkan hingga fundus uteri mengikuti aksisi atau linea
medialis pada abdomen.
c. Memantau Kontraksi Uterus Proses pemantauan kontraksi uterus
dilakukan dengan menggunakan jarum detík. Letakkan tangan di atas
uterus dan rasakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10
menit. Tentukan durasi setiap kontraksi yang berlangsung. Pada fase aktif,
minimal terjadi 2x kontraksi dalam 10 menit, lama kontraksi kira- kira 40
detik atau lebih.
2. Pemeriksaan Janin
Pemeriksaan janin ini dilakukan untuk mengetahui kon- disi janin yang ada di
kandungan ibu. Pemeriksaan tersebut di antaranya.
a. Pemantauan DJJ
Pemantauan DJJ dilakukan dengan menggunakan jarum detik dan sebuah
feteskop pinard atau dopler. Fetestop digunakan untuk mendengarkan DJJ
yang dihantarkan melalui dinding abdomen. Selanjutnya, bidan
menentukan punctum maximum dari DJJ. Berilah penilaian terhadap DJJ
selama kontraksi uterus terjadi. Dengarkan DJJ selama minimal 60 detik.
Jika DIJ kurang dari 120 atau lebih dari 160 kemungkinan ada ganggunan
sirkulasi uteroplacenter pada janin. Namun, apabila DJJ kurang dari 100
atau lebih dari 180, bidan harus segera membaringkan ibu ke sisi kiri dan
anjurkan ibu untuk santai. Lakukan penilaian ulang DJJ selama 15 menit
kemudian untuk menentukan apakah DJJ tetap abnormal. Apabila selama
waktu itu DJJ belum mengalam perbaikan, maka siapkan untuk segera
dirujuk.

Dalam menentukan presentasi, bidan hendaknya melakukan langkalh-langkah sebagai


berikut.

1) Pemeriksaan dflakukab dengan berdiri di samping ibu, menghadap ke arah kepalanya,


dan lutut ditekuk
2) Pegang bagian bawah abdomen ibu tepat di atas sympisis pubis dengan ibu jarf dan
jari tengah dari satu tangan. Dengan demikian, bagian bawah janin atau persentasi
dapat diraba.
3) Jika bagian bawah janin belum masuk PAP, bagian tersebut masih dapat
digoyangkan. Sebaliknya, jika bagian bawah janin sudah masuk PAP maka bagian
tersebut tidak dapat digoyangkan lagi.
4) Pertimbangkan bentuk, ukuran, dan kepadatan bagian tersebut untuk menentukan
bagian bawah janin. Jika bulat, keras, dan mudah digoyangkan mungkin presentasi
kepala. Jika tidak beraturan, lebih besar, tidak keras & sulit digoyangkan mungkin
bokong. Presentasi sungsang berarti terbalik dan diidentifikasi dengan bokong sebagai
kebalikan kepala.
5) Jika presentasi bukan kepala, lihat kewenangan bidan dan nilai kemampuan diri
sendiri.
b. Menentukan Bagian Terendah Janin Bidan seharusnya melakukan
penilaian terhadap penurunan kepala janin (jika presentasi kepala) dengan
hitungan perlima bagian kepala janin yang busa dipalpasi di atas sympisis
pubis. Kepala janin dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Bagian 5/5, jika seluruh kepala janin dapat diraba di atas symphisis pubis.
2) Bagian 4/5, jika sebagian besar kepala janin berada diatas symphisis pubis (dapat
diraba 4 jari).
3) Bagian 3/5, jika 3 jari bagian kepala janin berada diatas sympisis
4) Bagian 2/5, jika 2 jari bagian kepala janin berada diatas symphisis berarti hampir
seluruh kepala turun kedalam panggul (bulatnya tidak dapat diraha dan kepala janin
sudah tidak dapat digoyangkan),
5) Bagian 1/5, jika hanya 1 jari bagian kepala janin teraba diatas sympisis.
6) Bagian, 0/5, jika kepala sudah tidak teraba dar luar (seluruh kepala sudah masuk
panggul). Pada tahapan ini apabila ibu mengalami beberapa kesu- litan. Misalnya,
mempunyai riwayat bedah sesar perdarahan pervaginaan, persalinan kurang bulan,
ketuban pecah dengan meconium kental, ketuban pecah terlalu lama, ketuban pecah
pada persalinan kurang bulan, icterus, anemia berat. Tanda gejala infeksi, preklamsia
atau hipertensi dalam kehamilan, TFU 40 cm atau lebih, gawat janin, primipara dalam
fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5, presentasi majemuk,
presentasi bukan belakang kepala, kehamilan ganda, tali pusat menumbang, dan syok
maka ibu bersalin harus segera dirujuk.
c. Menentukan Diagnosa atau Menetapkan Normalitas Kehamilan
Setelah pemeriksan selesai, tentukan diagnosa. Pada pemeriksaan
kehamilan tidak cukup kita membuat diagnosa kehamilan saja, tetapi kita
harus dapat menja- wab pertanyaan sebagai berikut.
1) Hamil atau tidak.
2) Primi atau multigravida.
3) Tuanya kehamilan.
4) Anak hidup atau mati.
5) Anak tunggal atau kembar.
6) Letak anak.
7) Anak intra uterin atau ekstra uterin.
8) Keadaan jalan lahir.
9) Keadaan unmum penderita.
d. Hamil atau Tidak

Selesai menetapkan normalitas kehamilan, bidan selanjutnya menentukan


apakah pasien hamil atau tidak. Hamil tidaknya seseorang dapat dikenall
dengan tanda- tanda di bawah ini.
1) Tanda pasti, yaitu didapatkan setelah didapatkan hasil yang obyektif dari
pemeriksaan. Tanda-tanda- nya adalah mendengar D]J, melihat, meraba, mende- ngar
pergerakan janin, dan melihat rangka janin melalui USG.
2) Tanda mungkin, yaitu yang dilkenall dari hal-hal yang terjadi di luar tanda pasti.
Tanda-tanda mungkin kehamilan di antaranya.
a) Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim, uterus membesar,
bentuk rahim bundar, konsistensi menjadi lunak disebut tanda hegar.
b) Perubahan pada serviks: menjadi lunak, diluar kehamilan: keras.
c) Kontraksi Braxton Hicks: saat palpasi atau VT; rahim yang.lunak tiba-tiba
menjadi keras karena berkontraksi.
d) Ballotement: pada bulan ke 4 dan 5: janin kecil dibanding dgn banyaknya air
ketuban, bila rahim digoyang tiba2 akan melenting, karena seluruh badan janin
yang melenting disebut ballotement intoto.
e) Meraba bag anak: dapat dilakukan bila anak sudah besar, kadang-kadang
tumor padat seperti: myoma, fibroma dll dapat menyerupai bentuk anak.
f) Pembesaran perut.
g) Cioasma gravidarum.
h) adanya amenorrhoe: bisa disebabkan oleh hal hal lain seperti : TBC, tifus, dan
psikis.
i) Mual da muntah, ibu merasakan pergerakan janin.
j) sering kencing
k) perasaan dada berisi dan agak nyeri
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan merupakan rangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan dengan kekuatan ibu sendiri (Sulistyawati, 2012).

Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Klinis dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul his
dan ibu mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show).

Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten
(8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari
pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif masih dibagi menjadi 3
fase lagi, yaitu: fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 menjadi 4 cm; fase
dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari
pembukaan 4 cm menjadi 9 cm; dan fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat
kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

B. Saran
1) Ibu bersalin sebaiknya selalu didampingi oleh suami dan keluarganya agar proses
persalinanya berjalan lancar.
2) Petugas kesehatan diharapakan selalu memberikan Pendidikan kesehatan kepada
masyarakat tentang manfaat pendampingan suami bagi proses persalinan ibu.
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-
Persalinan-dan-BBL-Komprehensif.pdf

https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-tahap-pembukaan-dalam-proses-persalinan

American Pregnancy Association. Diakses pada 2021. First Stage of Labor.

Healthline. Diakses pada 2021. Cervix Dilation Chart: The Stages of Labor

Medical News Today. Diakses pada 2021. Cervical dilation through the stages of labor.

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Stages of labor and birth: Baby, it's time!

Anda mungkin juga menyukai